PERBEDAAN HARGA SAHAM PT. UNILEVER SEBELUM DAN SESUDAH PELANTIKAN JOKOWI

RUTH FELISIA & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

  1. PENDAHULUAN

Latar belakang

Saat ini investasi bukanlah monopoli kaum berduit, karena hampir semua orang dapat melakukan investasi dengan beragam pilihan produk yang dapat disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan. Pada prinsipnya dalam melakukan investasi terdapat beberapa pilihan antara lain produk-produk keuangan seperti deposito, saham, dan reksa dana. Aset berwujud seperti emas, properti, dan benda-benda koleksi juga dapat dijadikan pilihan investasi. Selain itu, membuka usaha secara mandiri juga merupakan investasi (http://www.investasisaham.org/) . Namun, banyak orang memiliki pemikiran bahwa investasi hanya sebatas saham.

Menurut Jogiyanto (2009) klasifikasi saham dibedakan menjadi tiga yaitu saham biasa,  saham preferen, saham treasuri. Selain itu, Menurut Siamat (2005:508) saham biasa dapat dibedakan dalam berbagai jenis antara lain saham unggul (blue chip),  growth stock, emerging growth stock, income stock, cyclical stock, defensive stock.  Defensive stock adalah saham yang perusahaannya dapat bertahan dan tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi. Saham Unilever Indonesia Tbk. merupakan salah satu saham defensif di bidang konsumer. Berdasarkan pasardana.com, Unilever  Indonesia Tbk. merupakan  perusahaan yang memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti perlengkapan mandi, deterjen, margarin, produk perawatan kulit, makanan, dan lain sebagainya.

Beberapa waktu belakangan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan dan penurunan dipengaruhi oleh perekonomian nasional dan global. Tidak hanya perekonomian saja, keputusan-keputusan politik di tingkat atas juga dapat mempengaruhi IHSG. BKPM melaporkan bahwa realisasi investasi sepanjang semester III 2014 mencatat titik tertinggi sepanjang sejarah Indonesia yaitu Rp 119,9 triliun. Hal ini menunjukkan indikator meningkatnya kepercayaan para investor asing terhadap stabilitas perekonomian Indonesia.

Menurut Sukirno (2006) melalui teori ekspektasi rasional (rational expectations) menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. Ketika hasil pemilu pada 9 Juli 2014 menunjukkan Jokowi-Jusuf Kalla memperoleh suara paling tinggi, pasar menunjukkan respon yang positif. IHSG mengalami kenaikan 3,2% ke posisi 4,878. Pada tanggal 22 Juli 2014 ketika Komisi Pemilihan Umum mengumumkan secara resmi IHSG bergejolak tidak terlalu ekstrm. IHSG mengalami penurunan 43,60 poin atau sekitar 0,85%.

Dengan latar belakang IHSG yang bergejolak karena pengaruh kondisi perekonomian Indonesia dan keputsan-keputusan politik, Penulis hendak melakukan penelitian yang berjudul PERBEDAAN HARGA SAHAM PT. UNILEVER SEBELUM DAN SESUDAH PELANTIKAN JOKOWI. Penelitian ini untuk membuktikan apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah pelantikan Jokowi terhadap harga saham PT. Unilever.

Rumusan Masalah

Bagaimana kondisi harga saham PT. Unilever sebelum pelantikan presiden Jokowi?

Bagaimana kondisi harga saham PT. Unilever sesudah pelantikan presiden Jokowi?

Apakah terdapat perbedaan harga saham PT. Uniever sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kondisi harga saham PT. Unilever sebelum pelantikan presiden Jokowi.

Untuk mengetahui kondisi harga saham PT. Unilever sesudah pelantikan presiden Jokowi.

Untuk membuktikan  apakah terdapat perbedaan yang signifikan harga saham PT. Unilever sebelum dan sesudah pelatikan presiden Jokowi.

Manfaat Penelitian

Manfaat bagi Penulis.

Penulis mampu memahami penggunaan SPSS untuk melakukan proses pengujian statistik dan menarik kesimpulan terhadap hipotesis yang telah dibuat.

Manfaat Praktik.

Manfaat praktik dari penelitian ini adalah sebagai referensi mengenai penanaman modal PT.Unilever, apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah pelantikan presiden Jokowi.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Pasar Modal

Pasar modal merupakan sarana yang bagi investor untuk melakukan pilihan investasi pada berbagai alternatif asset. Sedangkan,  bagi perusahaan, pasar modal digunakan untuk mendapatkan tambahan dana jangka panjang guna membiayai kegiatan usahanya. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif investasi yang  berfungsi untuk menyalurkan dana dari lender (pihak yang kelebihan dana) kepada borrower (pihak yang membutuhkan dana) dalam waktu jangka panjang. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Lawrence J. Gitman dalam bukunya Principles of Management Finance (2003: 38). “The capital market is financial relationship created by number of institutions and arrangements that allows the suppliers and demanders of long-term funds transactions”.

Menurut keputusan menteri keuangan RI No.1548/KMK/90, tentang peraturan pasar modal, pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga berupa saham yang beredar.

Sementara, menurut UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal, Pasal 1 ayat 13, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek yang diterbitkannya dan lembaga serta profesi yang berkaitan dengan efek. Efek yang dimaksud dalam definisi di atas adalah setiap surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

2.1.1 Bursa Efek

Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakil. Menurut Siamat (1999) bursa efek berfungsi untuk menjaga komunitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran.

 Agar kegiatan emisi dan transaksi di bursa dapat berlangsung dengan cepat, efisien dan bisa dipercaya maka diperlukan peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal. Menurut Siamat (1999:200) lembaga penunjang pasar modal di Indonesia meliputi lembaga penunjang pasar perdana, lembaga penunjang pasar sekunder, dan lembaga penunjang dalam emisi obligasi.

Stock Index merupakan suatu indikator pasar yang mencatat rata-rata perubahan sebagian atau seluruh harga saham (common stock) yang ditransaksikan di bursa saham. Salah satu dari stock index adalah Indeks Harga Saham Gabungan.  IHSG adalah penggambaran secara keseluruhan keadaan harga-harga saham pada suatu bursa untuk waktu tertentu dibandingkan dengan harga saham secara keseluruhan pada waktu yang berbeda sehingga dapat dilihat kecendrungan kenaikan atau penurunan. IHSG merupakan indeks gabungan dari seluruh saham yang terdaftar, yang dikeluarkan oleh BEI yang bertujuan untuk memudahkan  investor mengukur kinerja portofolio global mereka. Indeks tersebut memasukan hasil-hasil dari perdagangan saham yang telah dikelompokan dalam sektornya masing-masing.

Adapun rumus untuk menghitung IHSG adalah sebagai berikut :

Keterangan :

IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan

ΣPs = Total harga saham

Divisor = Harga dasar saham

2.2 Investasi

Dalam arti luas investasi diartikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Sedangkan dalam arti sempit investasi adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari suatu aset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan atau return.

Investasi dapat dilakukan pada aktiva riil (real assets) dan akiva keuangan (financial assets). Pada aktiva riil, investasi dapat dilakukan baik dalam bentuk berwujud (tangible assets) seperti membangun pabrik, mesin, kantor, kendaraan, maupun dalam bentuk tidak berwujud seperti (intangible assets) seperti merek dagang (trade mark) dan keahlian teknis (technical expertise).

2.2.1 Proses Investasi

Menurut Husnan (1993: 23) terdapat lima langkah yang mendasari pengambilan keputusan dalam  investasi, yaitu:

1. Menentukan Kebijakan Investasi

Pada tahap ini investor perlu menentukan tujuan investasinya dan berapa banyak investasi tersebut dilakukan. Investor harus benar-benar memahami bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat resiko dan return yang akan diperoleh.

2. Analisa Sekuritas

Tahap ini merupakan proses di mana investor melakukan analisis terhadap penilaian sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk dalam kategori luas dari aset finansial yang telah teridentifikasi sebelumnya. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk melakukan identifikasi sekuritas mana yang terlihat salah harga (misspriced). Untuk menganalisis sekuritas, terdapat dua pendekatan yang lazim dipergunakan yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal adalah analisis yang menggunakan data perubahan pada masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga di masa yang akan datang. Sedangkan, analisis fundamental adalah analisis yang mengidentifikasi prospek perusahaan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat  memperkirakan harga saham di masa mendatang.

3. Pembentukan Portofolio

Pada tahap ini investor harus melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis sekuritas yang akan dipilih dan berapa porsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pembentukan portofolio ini bertujuan untuk mengurangi unsystematic yang ditanggung oleh perusahaan dengan kata lain investor melakukan diversifikasi.

4. Revisi Portofolio

Tahap ini merupakan pengurangan periodik dari tahap pembentukan portofolio. Revisi portofolio dimaksudkan untuk melakukan perubahan terhadap jenis portofolio yang telah dimiliki seiring dengan dirubahnya tujuan dari investasi.

5. Evaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini investor melakukan penilaian periodik terhadap kinerja (performance) dari portofolio yang dimiliki. Penilaian ini tidak hanya ditinjau dari return yang diperoleh tapi juga dari resiko yang dihadapi. Oleh karena itu diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan resiko serta standar relevan.

2.2.2 Tujuan Investasi

Tujuan seseorang melakukan investasi menurut Tandelilin (2010) adalah sebagai berikut.

Untuk memiliki kehidupan yang lebik baik di masa depan. Oleh karena itu, sebagian pendapatan yang diterima saat ini digunakan untuk investasi, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidupnya di masa depan.

Agar terhindar dari risiko penurunan nilai kekayaan akibat pengaruh inflasi.

Untuk dapat menghemat pajak yang dibayarkan sehingga beberapa negara mengeluarkan kebijakan untuk mendorong masyarakat melakukan investasi melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada mereka yang berinvestasi pada bidang tertentu,

2.2.3 Risiko Investasi

Dalam melakukan investasi saham, investor akan memperkirakan tingkat penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasinya untuk periode tertentu di masa akan datang. Akan tetapi belum tentu hasil yang diharapkan akan sama dengan hasil yang terealisasi. Hal tersebut dikarenakan adanya suatu ketidakpastian yang oleh investor dianggap sebagai resiko investasi.

Dalam kaitannya dengan investasi, terdapat dua tipe resiko yang harus diperhatikan oleh investor.

1. Resiko Sistematik (systematic risk)

Resiko sistematik atau sering juga disebut market risk adalah bagian dari resiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan. Umumnya resiko ini berasal dari fakta-fakta yang secara sistematik mempengaruhi perusahaan, seperti perang, inflasi, resersi seperti yang terjadi akhir-akhir ini, dan suku bunga yang tinggi. Karena faktor ini cendrung menimbulkan akibat buruk bagi semua saham, maka resiko ini tidak dapat dieleminasi melalui diversifikasi (non deversable risk). Resiko sistematis dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu :

2. Resiko Suku Bunga

Resiko suku bunga merupakan resiko yang timbul dari ketidak pastian dari nilai pasar dan imbal hasil di masa depan yang diakibatkan oleh fluktuasi semua bunga, harga surat berharga, atau pergerakan harga saham yang berkebalikkan dengan suku bunga pasar.

3. Resiko Daya Beli

Resiko daya beli adalah ketidakpastian mengenai daya beli dari penghasilan yang akan diterima di masa yang akan datang sebagai tingkat pengembalian dari suatu investasi. Resiko ini umumnya dikenal sebagai dampak dari inflasi dan deflasi dari suatu investasi. Inflasi adalah kondisi di mana terjadi peningkatan harga tinggi menyebabkan daya beli konsumen menurun, sedangkan deflasi merupakan kondisi yang berbeda seperti dari inflasi, yang merupakan koreksi dari harga tinggi.

4. Resiko Pasar

Resiko pasar adalah ketidakpastian terhadap harga saham yang disebabkan oleh antisipasi masyarakat terhadap tingkat pengembalian dari investasi. Perubahan perilaku masyarakat terhadap return saham dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya iklim politik, sosila budaya, ekonomi, dan juga oleh faktor intangible, yang biasanya disebabkan oleh reaksi masyarakat (semua investor) menuju kejadian yang sebenarnya, misalnya penurunan laba perusahaan, panic selling sehingga menyebabkan para investor menjual sahamnya, yang akan menyebabkan koreksi terhadap harga saham.

5. Resiko Tidak sistematik

Resiko tidak sistematik adalah resiko yang dapat dihilangkan dengan menambahkan jumlah saham yang dimiliki. Resiko ini bersangkutan dengan resiko khusus perusahaan seperti gugatan hukum, pemogokan, program pemasaran yang gagal dan kejadian-kejadian lain yang unik bagi perusahaan tertentu. Karena kejadian tersebut pada hakikatnya adalah bersifat acak, maka pengaruhnya terhadap portofolio dapat dieleminasi melalui diversifikasi (deversifiable risk).

2.3.4 Saham

Saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock).

1. Saham Biasa (common stock)

Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa tidak memiliki jaminan hasil karena deviden yang diberikan perusahaan nilainya tidak tetap sesuai dengan laba yang diperoleh perusahaan. Bila menajemen perusahaan tidak dijalankan dengan baik sehingga harga saham melemah maka kemungkinan terburuk bagi para investor adalah kehilangan investasinya (tidak mendapat pembagian deviden). Akan tetapi bila perusahaan memperoleh kenaikan laba, terdapat kemungkinan adanya peningkatan deviden yang diterima oleh investor.

Menurut Siamat (2005:508) saham biasa dapat dibedakan dalam berbagai jenis antara lain:

1) Saham unggul (blue chip), yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan besar dan terkenal yang lebih lama memperlihatkan kemampuannya memperoleh keuntungan dan pembayaran deviden.

2) Growth stock, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik penjualannya, perolehan labanya, dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan yang lebih cepat dari rata-rata industri.

3) Emerging growth stock, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung.

4) Income stock, yaitu saham yang membayar deviden lebih dari jumlah rata-rata pendapatan.

5) Cyclical stock, yaitu saham perusahaan yang keuntungannya sangat berfluktuasi.

6) Defensive stock, yaitu saham yang perusahaannya dapat bertahan dan tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi.

2. Saham Istimewa (Preferred Stock)

Saham istimewa merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti pada obligasi, pemegang saham preferen juga memberikan hasil (deviden) yang tetap dan jumlahnya tidak akan bertambah walaupun perusahaan mengalami keuntungan. Seperti saham biasa, apabila perusahaan terlikuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi.

Menurut Joesoef (2007:118) saham preferen dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain:

1) Convertible Preferred Stock, yaitu jenis saham preferen yang memungkinkan bagi pemegangnya untuk menukar menjadi saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.

2) Callable Preferred Stock, yaitu bentuk saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai tertentu.

3) Floating/Adjustable Preferred Stock, yaitu saham yang tidak membayar deviden secara tetap, tetapi tingkat deviden yang dibayar tergantung dari tingkat return dari Sekuritas Treasury Bills. Saham ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang baru dikenalkan pada tahun 1982.

  • METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metoda untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini biasanya diukur dengan menggunakan instrumen-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan  prosedur-prosedur statistik. Penelitian ini bersifat induktif, obyektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pertanyaan yang dinilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metoda penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan  (Creswell, 2008). Menurut Sugiyono (2010) pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif menggunakan uji hipotesis, yang bertujuan untuk menjelaskan sifat-sifat dari suatu  hubungan sebab akibat dan memahami hubungan yang ada di antara berbagai variabel.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2007:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertenu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2002: 73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

3.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi yang telah dipilih. Sampel yang diambil harus dapat merepresentasikan populasi yang ada. Metode sampling yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah convience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, sehingga peneliti mempunyai kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan mudah. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah harga saham dari PT. Unilever 30 hari efektif sebelum dan sesudah pelantikan presiden Jokowi.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Di dalam penelitian  ini, peneliti menggunakan jenis data kuantitatif yang merupakan data angka. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010). Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh (Indrianto & Supomo, 2002). Data yang digunakan dalam  penelitian  ini adalah data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber. Adapun data yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

Sebelum PelantikanSesudah Pelantikan
TanggalHarga SahamnTanggalHarga Saham
Sep 8, 201431,850.001Oct 21, 201431,625.00
Sep 9, 201431,300.002Oct 22, 201432,025.00
Sep 10, 201431,150.003Oct 23, 201431,200.00
Sep 11, 201431,175.004Oct 24, 201430,600.00
Sep 12, 201431,300.005Oct 27, 201430,050.00
Sep 15, 201431,325.006Oct 28, 201429,875.00
Sep 16, 201431,600.007Oct 29, 201431,100.00
Sep 17, 201431,900.008Oct 30, 201430,450.00
Sep 18, 201431,975.009Oct 31, 201430,400.00
Sep 19, 201431,750.0010Nov 3, 201430,450.00
Sep 22, 201431,975.0011Nov 4, 201430,375.00
Sep 23, 201431,500.0012Nov 5, 201430,325.00
Sep 24, 201431,325.0013Nov 6, 201430,100.00
Sep 25, 201431,300.0014Nov 7, 201429,800.00
Sep 26, 201431,800.0015Nov 10, 201429,925.00
Sep 29, 201432,000.0016Nov 11, 201430,525.00
Sep 30, 201431,800.0017Nov 12, 201430,550.00
Oct 1, 201431,800.0018Nov 13, 201430,650.00
Oct 2, 201431,650.0019Nov 14, 201430,450.00
Oct 3, 201430,775.0020Nov 17, 201431,050.00
Oct 6, 201430,750.0021Nov 18, 201431,600.00
Oct 7, 201430,650.0022Nov 19, 201431,100.00
Oct 8, 201430,575.0023Nov 20, 201431,400.00
Oct 9, 201430,700.0024Nov 21, 201431,450.00
Oct 10, 201430,800.0025Nov 24, 201431,500.00
Oct 13, 201430,500.0026Nov 25, 201431,700.00
Oct 14, 201430,925.0027Nov 26, 201431,600.00
Oct 15, 201431,100.0028Nov 27, 201432,000.00
Oct 16, 201430,925.0029Nov 28, 201431,800.00
Oct 17, 201431,950.0030Dec 1, 201431,375.00
Oct 20, 201431,175.00   

3.4 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah melakukan analisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik lokasi penelitian responden yang diteliti oleh peneliti. Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dan dimasukkan dalam tabulasi yang kemudian dideskriptifkan.

3.5 Alat Analisis Statistik

3.5.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik  parametrik. Karena data yang berdistribusi normal merupakan syarat dilakukannya tes parametrik. Sedangkan untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal, maka analisisnya menggunakan tes non parametrik. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model uji beda yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov test dengan melihat nilai dari sig. apakah di atas 0,05 atau tidak. Jika diatas nilai tersebut penyebaran data sudah dapat dikatakan normal (lolos uji normalitas). Untuk mendeteksi normalitas dapat juga melihat graik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik (Santoso, 2000: 347).

Data yang mempunyai distribusi yang normal berarti data tersebut memiliki sebaran yang normal pula. Dengan profit data semacam ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi.  Sehingga uji normalitas pada dasarnya melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita.

3.5.2 Paired Sample t Test

Paired sample t test ini dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan (paired). Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah  sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Analisis ini akan melihat perbandingan rata-rata kedua variabel dalam satu grup.

3.5.3 Uji Hipotesis

Penilitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:

Ho: Tidak ada perbedaan nilai harga saham PT. Unilever 30 hari sebelum dan sesudah pelantikan Jokowi

Ha: Terdapat perbedaah nilai harga saham PT. Unilever 30 hari sebelum dan sesudah pelantikan Jokowi

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Jogiyanto HM, MBA, Akt. 009. Analisis dan Desain. Andi. Yogyakarta

Sugiono.(2010). MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif &RND. Bandung :Alfabeta

Singgih Santoso, 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elek Media Komputindo, Jakarta.

http://finance.yahoo.com/

http://www.investasisaham.org/

http://howmoneyindonesia.com/2014/10/20/pengaruh-politik-pelantikan-jokowi-jk-terhadap-ihsg/

http://www.unilever.co.id/id/aboutus/purposeandprinciples/

PENGARUH HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP HARGA SAHAM PT.ASTRA INTERNATIONAL TBK

IKA CAESARINA ERDIANTI & DANIEL SUGAMA STEPHNAUS

MAKALAH MATA KULIAH METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak terutama bahan bakar kendaraan merupakan kebutuhan yang sudah menjadi kebutuhan utama.Selain kebutuhan pokok berupa kebutuhan sandang,papan dan pangan masyarakat sekarang telah menjadikan bahan bakar sebagai kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan tersier seperti kendaran bermotor dan transportasi umum.Keperluan kendaraan bermotor saat ini tidak bisa lepas dari keseharian masyarakat khususnya masyarakat perkotaan.Bahkan pada saat ini setiap individu memerlukan untuk memiliki kendaraan bermotor masing-masing yang digunakan untuk keperluan masing-masing individu.Menurut data dari badan pusat statistik menunjukkan adanya peningkatan kendaraan seperti sepeda motor.Data tahun 2009 menunjukkan 52 767 093 unit sepeda motor yang terjual, tahun 2010 menunjukkan 61 078 188 unit sepeda motor, tahun 2011 menunjukkan 68 839 341 unit yang terjual. Dari data tersebut menunjjukan bahwa semakin tahun kendaraan bermotor semakin meningkat hal ini menunjukkan semakin hari kebutuhan kendaraan bermotor semakin diperlukan bagi masyarakat.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan kendaraan bermotor maka keperluan akan bahan bakar minyakt erutama bahan bakar kendaraan bermotor sangat diperlukan dan dibutuhkan masyarakat masa kini.Tetapi sangat disayangkan bahwa kepemilikan kendaraan bermotor tidak hanya dimiliki oleh masyarakat menengah keatas kebutuhan kendaraan bermotor juga diperlukan untuk masyarakat menengah kebawah sehingga perlunyaKebutuhan subsidi BBM di tahun 2014 dirasakan cukup besar, hal tersebut dikarenakan terjadinya kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional. Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengupayakan pengurangan atau penurunan subsidi BBM melalui peningkatan harga jual BBM. Adanya penurunan subsidi BBM yang dilakukan oleh pemerintah memang akan mengurangi beban pengeluaran pemerintah dalam anggaran negara akan tetapi di sisi lain dengan pengurangan subsidi BBM tersebut maka akan menimbulkan meningkatnya harga BBM yang akan menyebabkan efek spiral.Efek spiral yang muncul adalah adanya kenaikan harga semua varang dan jasa.Sektor yang akan terpengaruh langsung oleh kenaikan harga BBM adalah sektor transportasi dan sektor iindustri.

Pengaruh terhadap sektor transportasi baik angkutan umum maupun hasil produksi kendaraan bermotor tentunya mempengaruhi biaya produksi.Dengan danya peningkatan biaya produksi maka harga jual produk akan mengalami kenaikan sehingga akan mendorong laju inflasi (Handoko dan Susilo,2000)

Kenaikan harga BBM yang terjadi pada 18 November 2014 tidak menyebabkan harga saham menurun drastis seperti pada tabel berikut yang menunjukkan harga saham H-7 dan H+7 setelah kenaikan harga BBM pada PT.Astra International Tbk selaku perusahaan produsen kendaraan bermotor.

Tabel 1. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM

Hari ke-SebelumSesudah
17,0757,200
27,1007,200
37,1007,100
46,9756,925
56,7257,050
66,9257,025
76,9506,925

Dengan berpengaruhnya kenaikan BBM terhadap penjualan maka dapat menyebabkan minat pembelian kendaraan bermotor menurun.Dengan menurunnya minat pembelian dan permintaan kendaraan bermotor maka akan mempengaruhi minat pasar terhadap pembelian kendaraan bermotor.Minat pasar dapat mempengaruhi harga saham dari perusahaan produsen yang bersangkutan.Berpengaruhnya kebijakan fiskal dan moneter dapat mempengaruhi pasar modal.perubahanlingkungan yang dimotori oleh kebijakan-kebijakan makro ekonomi kebijakanmoneter, kebijakan fiskal maupun regulasi pemerintah dalam sektor riil dan keuangan, akan pula mempengaruhi gejolak di Pasar Modal ( Suryawijaya dan Setiawan, 1998).

Berubahnya harga saham karena faktor harga penjualan yang meningkat karen aharga BBM yang naik cukup berpengaruh terhadap industri produsen kendaraan bermotor.Sehingga harga pasar kendaraan bermotor dapat mempengaruhi minat pembelian kendaraan bermotor yang juga akan berpengaruh pada harga saham produsen kendaraan bermotor tersebut.Menurut Suryawijaya dan Setiawan (1998) Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar modal. Para investor dapat juga melakukan pengamatan entang informasi volume perdagangan dikaitan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia et al, 2000). Beberapa peneliti menunjukan hasil yang berbeda, penelitian yang dilakukan Cheng et al, (2001) menyatakan volume perdagangan tidak signifikan mempengaruhi return sahan sementara penelitian yang dilakukan Chenet al, (2001) menunjukan volume perdagangan memunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah pengaruh kenaikan BBM berpengaruh terhadap Harga Saham.

Apakah ada perbedaan harga saham sebelum kenaikan harga BBM dan harga   saham setelah kenaikan harga BBM.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apakah kenaikan BBM mempengaruhi harga saham dari  perusahan produsen kendaraan bermotor.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah kenaikan BBM

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk peneliti, penelitian ini memiliki manfaat untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kenaikan BBM dengan harga saham produsen kendaraan bermotor.

Selain itu penelitian ini bertujuan untuk pengimplementasian pelajaran mata kuliah peneliti.

Untuk dosen mata kuliah ini penelitian ini digunakan sebagai bahan penilaian mata kuliah ekonometrik.

Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mempertimbangkan penetapan keputusan yang berkaitan dengan hargasaham pada pasar modal di Indonesia.

Bagi pihak lain, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kondisi pasar modalIndonesia.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Teori Motivasi

Setiap perusahaan harus memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2001).

Menurut Kotler (2005) ada 6 macam teori motivasi yaitu:

Teori Isi (Content Theory)

Teori ini berkaitan dengan beberapa nama, seperti Moslow, McGregor, Herzberg, Atkinson, dan McCelland. Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman faktor-faktor yang ada di dalam konsumen yang menimbulkan tingkah laku tertentu. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan teori ini adalah:

a. Kebutuhan konsumen sangat bervariasi.

b. Perwujudan kebutuhan adalah tindakan juga sangat bervariasi antara satu konsumen dengan konsumen yang lain.

c. Para konsumen tidak selalu konsisten dengan tindakanya, karena dorongan

  suatu kebutuhan.

2. Teori Proses (Process Theory)

Teori ini menekankan bagaimana dengan tujuan apa setiap konsumen dimotivasi. Menurut teori, kebutuhan hanyalah sebagai salah satu elemen dalam suatu proses, tentang bagaimana konsumen itu bertingkah laku. Dasar dari teori proses mengenai motivasi adalah adanya pengharapan, yaitu apa yang dipercayai oleh konsumen dan apa yang diperoleh dari perilakunya.

3. Teori Penguatan (Reinforcment Theory)

Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam siklus proses belajar. Menurut teori ini konsumen bertingkah laku tertentu karena telah belajar, bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan dan konsumen akan menguasai perilaku yang akan menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan.

4. Teori Motivasi Freud

Teori ini menjelaskan hal terbesar yang membentuk perilaku konsumen adalah

segi psikologisnya. Yang dimaksud di sini adalah konsumen yang tidak mengerti akan motivasinya sendiri dalam melakukan suatu pembelian. Contoh: konsumen A bersantap di Restoran X karena rasa lapar. Di sisi lain, konsumen A bersantap di Restoran X kerena marasa lebih prestis. Di sisi lain lagi, konsumen A bersantap di Restoran X karena membantu dia untuk merasa lebih nyaman dan santai. Ketika konsumen melakukan penilaian singkat mengenai restoran-restoran yang ada di daerahnya, faktor-faktor lokasi, harga suasana, rasa, keanekaragaman menu akan mempengaruhi emosi konsumen dimana hal ini mendukung terjadinya proses pembelian.

5. Teori Motivasi Hezberg

Teori ini menjelaskan dua faktor teori motivasi yaitu teori motivasi yangterdiri dari faktor yang memuaskan konsumen dan teori yang terdiri dari faktor yang berakibat ketidakpuasan konsumen. Contoh: Restoran X menawarkan fasilitas pelayanan yang memuaskan, jika makanan yang telah dipesan belum dihidangkan dalam waktu 15 menit, maka akan diberikan secara cuma-cuma. Jika pesaing Restoran X tidak menawarkan kepada konsumennya hal yang sama, hal ini akan menyebabkan ketidakpuasan konsumen. Pertama, restoranrestoran harus selalu melakukan pelayanan terbaiknya untuk mencegah ketidakpuasan konsumen (contoh: pelayanan yang lama). Kedua, restoran harus mencari tahu variabel-variabel mana yang menjadi motivasi utama konsumen sehingga restoran dapat meningkatkan kualitasnya dengan mencari solusinya.

6. Teori Motivasi Abraham Maslow

Teori Maslow dikenal juga sebagai Teori Hirarki disebutkan darimana kebutuhan manusia dapat disusun secara hirarki. Kebutuhan paling atas menjadi motivator utama jika kebutuhan tingkat bawah semua sudah terbenuhi. Dari teori hirarki kebutuhan tersebut, oleh Maslow dikembangkan atas dasar tiga asumsi pokok, yaitu:

a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginannya

tidak selalu terpenuhi.

b. Kebutuhan yang sudah terpenuhi, tidak akan menjadi pendorong lagi.

c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya  kebutuhan.

Dari teori hirarki kebutuhan tersebut, oleh Maslow dikembangkan atas

dasar tiga asumsi pokok, yaitu:

a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginannya tidak selalu terpenuhi.

b. Kebutuhan yang sudah terpenuhi, tidak akan menjadi pendorong lagi.

c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya kebutuhan.

Menurut Setiadi (2003) kebutuhan manusia oleh Maslow

diklasifikasikan atas lima jenjang yang secara mutlak harus dipenuhi menurut tingkat jenjangnya. Masing-masing tingkat dijelaskan sebagai berikut:

a. Physiological Needs

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan mempertahankan hidup dan bukti yang nyata akan tampak dalam pemenuhanya atas sandang, pangan, dan papan.

b. Safety Needs

Manifestasinya dapat terlihat pada kebutuhan akan keamanan jiwa, keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua.

c. Social Needs

Kebutuhan sosial ini merupakan kebutuhan yang paling penting untuk diperhatikan segera setelah kebutuhan rasa aman dan kebutuhan psikologis sudah terpenuhi.

d. Esteem Needs

Kebutuhan ini lebih bersifat egoistik dan berkaitan erat dengan status seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka akan semakin tinggi pula kebutuhannya akan pengakuan, penghormatan, prestis, dan lain-lain.

e. Self-Actualization Needs

Kubutuhan jenis ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu untuk menunjukkan prestasinya yang maksimal tanpa terlalu menuntut imbalan dari organisasi. Motivasi yang ada pada diri konsumen akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan yang mencapai sasaran kepuasan.

Adanya motivasi seorang konsumen berhubungan dengan keputusan pembelian suatu barang.Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) “Motivation can be described as the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.

2.2 Teori Event Study

Event Study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan saham di pasar

modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1989).Jogiyanto (2000) mengatakan peristiwa (event) yang dimaksud adalah event yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk mengukur kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji pasar bentuk setengah kuat. Jogiyanto (2000) juga mengatakan bahwa pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman.Mac Kinlay (1997) dalam Hasanudin dan Sutapa (2004) mengatakan kegunaan event study adalah memberikan rasionalitas di dalam pasar, bahwa efek suatu peristiwa akan segera dengan cepat terefleksi pada harga suatu surat berharga di pasar modal. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa event study merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk mengukur bagaimana efek suatu peristiwa tertentu semisalkan peristiwa kenaikan BBM terhadap nilai suatu perusahaan yang tercermin dari perubahan harga saham.

Menurut Fama (1991) dalam Suryawijaya dan Setiawan (1998) kecepatan reaksi harga saham terhadap suatu kejadian menggambarkan tingkat efisiensi pasar.

2.3 Teori kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah tidak lepasa dari kebijakan fiskal dan kebijakan moneter pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia .Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan perekonomian dengan mengubah-ubah anggaran penerimaan dan pengeluran pemerintah (Rahardja dan Manurung, 2001). Sedangkan Kebijakan moneter adalah kebijakan pengendalian besaran moneter seperti jumlah uang beredar, tingkat bunga, dan kredit yang dilakukan oleh bank sentral (Warjiyo dan solikin, 2003). Kebijakan fiskal dan kenbijakan moneter melahirkan sebuah yang dapat meneyebabkan kajian tentang kebijakan fiskal dan moneter.Menurut Rahardja, Manurung (2008); Mankiw (2007); Nanga (2001); Nopirin (2000), kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Menurut Rahardja, Manurung (2008), perbandingan nilai penerimaan (T) dan pengeluaran (G), politik anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran tidak berimbangan dan anggaran berimbang. Hasil yang dicapai dari kebijakan fiskal merupakan interaksi dari dampak pajak dan pengeluaran pemerintah terhadap output keseimbangan. Pengaruh perubahan pengeluaran pemerintah terhadap perubahan pendapatan keseimbangan.a. Anggaran defisit (deficit budget) Anggaran tidak berimbang dapat dibedakan lagi menjadi anggaran defisit dan anggaran surplus. Anggaran defisit adalah anggaran yang direncankan untuk defisit , sebab pengeluaran yang direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah, politik anggaran defisit, ditempuh bila pemerintah ingin mengstimulir pertumbuhan ekonomi.

Hal ini dilakukan bila perekonomian berada dalam kondisi resesi. Dengan asumsi kondisi

awal anggaran pemerintah adalah anggaran berimbang , bila pemerintah menempuh

anggaran defisit, maka jika pemerintah menempuh politik anggaran defisit, pemerintah dianggap memiliki kebijakan fiskal ekspasif.

b. Anggaran surplus (surplus budget)

Kebalikan dari anggaran defisit, dalam anggaran surplus pemerintah merencanakan penerimaan lebih besar dari pengeluaran . Atau dapat juga dikatakan pemerintahan menempuh politik anggaran surplus. Karena itu juga, politik anggaran surplus sering diidentikan dengan kebijakan fiskal kontraksi. Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang dalam tahap ekspansif dan terus memanas (overheating). Melalui anggaran surplus pemerintah mengerem pengeluarannya untuk menurunkan tekanan permintaan atau mengurangi daya beli dengan menaikan pajak. Pengaruh anggran surplus terhadap output keseimbangan adalah kebalikan dari pengaruh anggaran defisit.

c. Anggaran berimbang (balanced budget)

Pemerintah dikatakan menempuh politik anggaran berimbang bila pengeluaran direncanakan akan dengan penerimaan  tidak ada ketentuan pokok dalam kondisi ekonomi seperti apa politik anggaran berimbang ditempuh. Namun bila pemerintah memiliki politik anggaran berimabang, dua hal yang ingin dicapai adalah peningkatan disiplin dan kepastian anggaran.

  • METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Cresswell (2003), penelitian kuantitatif adalah metoda-metoda untuk menguji teori-teori terntentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel yang diukur menggunakan instrument-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data adalah data sekunder, alasannya karena data yang disediakan oleh pihak BEI sudah dalam bentuk yang telah diolah sehingga peneliti dapat langsung memakai data yang telah diolah tersebut.

3.3 Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah kenaikan BBM 18 November 2014 yang dilakukan pada masa pemerintahan Jokowi.Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu..Kriteria yang ditentukan pada penelitian ini adalah peneliti menggunakan perusahaan yang mendapat dampak langsung dari kenaikan BBM yaitu perusahaan kendaraan bermotor.Peneliti menggunakan perusahaan PT.Astra International tbk sebagai sampel penelitian karena PT.Astra International merupakan produsen kendaraan bermotor yang tentu saja terpengaruh dengan meningkatnya harga BBM selain itu PT.Astra International merupakan perusahaan kendaraan bermotor yang cukup besar dan berpengaruh di Indonesia.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independent (variabel yang tidak terpengaruh atau variabel yang berdiri sendiri) dan variabel dependent (variabel yang terpengaruh oleh variabel independent).Variabel dependent pada penelitian ini adalah harga saham perusahaan PT.Astra International Tbk.Variabel independent pada penelitian ini adalah kenaikan harga BBM.

3.5 Metode Analisis Data dan Alat Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis event study yang dipakai dalam penelitian-penelitian event study, antara lain oleh Suryawijaya danSetiawan (1998), Affandi, et al (1998), dan Paultje (2001). Langkah pertama yangdilakukan adalah menentukan periode penelitian. Periode penelitian yang digunakan adalah 7 hari harga saham sebelum kenaiaknan BBM 18 November 2014 dan sesudah kenaikan BBM 18 November 2014.

3.6 Uji Hipotesis

Pada penelitian ini peneliti menentukan uji hipotesis sebagai berikut:

Ho : Harga saham sebelum dan sesudah kenaikan BBM sama atau tidak berbeda secara nyata.

H1 : Harga saham sebelum dan seudah kenaikan BBM tidak sama atau berbeda secara nyata

3.7 Tahapan-Tahapan Penelitian

Pada awalnya peneliti melakukan riset harga saham dari PT Astra International Tbk 7 hari sebelum kenaikan BBM dan 7 hari sesudah kenaikan BBM.Lalu peneliti melakukan uji normalitas untuk menentukan apakah data peneliti normal.Lalu selanjutnya peneliti melakukan uji paired sample t-test untuk melihat apakah ada pengaruh kenaikan bbm terhadap harga saham.

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto HM (2000), “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE.

Kotler, Phillip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Paultje, Novi (2001), “Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Kabinet

Baru”, tidak dipublikasikan, Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang

Suryawijaya M A, dan F A Setiawan (1998), “Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri, Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996” Kelola, No. 18/VII/1998, h 137-153

Susilo, Sri Y (2002),” Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM dan

Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap kinerja Ekonomi Makro”, Wahana, Agustus .

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN PEMBAGIAN DIVIDEN (EVENT STUDY PADA SAHAM LQ-45 DI BEI PERIODA AGUSTUS 2013-AGUSTUS 2014)

CINDY MARCELLIA SUDJOKO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMIS DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara salah satunya dapat terlihat dari aktivitas pasar modalnya. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar modal sebagai sarana transaksi jualbeli modal. Efisiensi pasar modal sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan pasar modal perlu mendapatkan pembahasan yang cukup serius. Hal tersebut dikarenakan pengembangan pasar modal yang efisien akan meningkatkan kepercayaan para investor melakukan investasi di pasar modal.

Sebagai pasar yang sedang berkembang, pengumuman pembagian dividen intern perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Battcharya (1979), yang mengembangkan dividend signaling theory mengatakan bahwa perusahaan menggunakan pengumuman pembagian dividen sebagai sinyal mengenai prospek perusahaan. Husnan (1993) mengatakan ketika investor hendak mengetahui hasil investasi, maka dividen dapat digunakan sebagai indikator untuk memperkirakan prospek keuntungan. Informasi mengenai prospek perusahaan yang ada dalam pengumuman dividen dapat juga dijadikan referensi oleh para investor untuk melakukan tarnsaksi di pasar modal. Transaksi yang terjadi merupakan reaksi dari pasar berdasarkan masuknya informasi baru karena berdasarkan efisiensi pasar, jika suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi maka diharapkan akan terjadi reaksi pasar, dimana informasi yang digunakan adalah informasi yang tersedia saat ini, sehingga reaksi yang ditimbulkan tepat dan cepat serta bersifat tidak berkepanjangan. Namun apabila suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi tidak menimbulkan reaksi bagi pasar atau reaksinya lambat, maka pasar dikatakan tidak efisien.

Reaksi pasar dapat diukur dengan abnormal return dan trading volume nactivity. Menurut Anwar (2004), reaksi pasar tercermin dari terjadinya perubahan harga saham dan tingkat perdagangan saham. Abnormal return merupakan return tak wajar yang merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terhadap return normal yaitu return yang diharapkan (Hartono, 2010:579). Volume perdagangan merupakan jumlah saham yang diperdagangkan selama satu hari perdagangan tertentu (Lindrianasari, 2009).

Pengumuman dividen sebagai bahan referensi invetor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang menurun dianggap sebagai suatu bad news oleh pasar, tentunya akan direaksi negatif oleh pasar. Pasar menganggap perusahaan yang bersangkutan memiliki prospek perusahaan yang kurang baik.

Penelitian terdahulu mengenai reaksi pasar terhadap adanya pengumuman dividen telah banyak dilakukan, baik itu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Hasil-hasil studi yang menemukan kandungan informasi dari pengumuman dividen dilakukan oleh Akbar dan Baig (2010), Ammir dan Shah (2011), Octasoni (2009), Nugroho (2008) dan Kosasih (2004). Penelitian yang dilakukan oleh Watts (1973, 1976), Ang (1975), dan Gonedes (1978) dalam Hartono (2010:566), Ali dan Chowdhury (2010), Karim (2010), Nawawi (2010) dan Agriani (2011) tidak menemukan bukti bahwa pengumuman dividen mengandung informasi.

Berdasarkan uraian di atas dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih dalam mengenai “REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN PEMBAGIAN DIVIDEN” (Event Study Pada Saham LQ-45 Di BEI Perioda Agustus 2013-Agustus 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen ?

Apakah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung adalah:

Untuk menguji dan mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen.

Untuk menguji dan mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen ?

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat dari disusunnya penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan pengumuman pembagian dividennya. 

Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi.

Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis pada masa yang akan datang.

Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai media pengembangan dan pengetahuan mengenai reaksi pasar terhadap pengumuman pembagian dividen.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). Mulyadi (2001: 284) menyatakan bahwa “investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.” Investasi juga dapat didefinisikan sebagai penanaman modal atau pemilikan sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa periode akuntansi yang akan datang (Supriyono, 1987). Sedangkan Halim (2003) mendefinisikan investasi sebagai penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2003).

Menurut Halim (2003: 2), pada umumnya investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Investasi pada financial assets

Investasi pada financial assets dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu:

Investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar uang, misalnyaberupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasaruang dan lainnya.

Investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar modal,misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya.

Investasi pada real asset

Investasi pada real asset diwujudkan dalam bentuk pembelian assetproduktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaanperkebunan dan lainnya.

2.1.1 Jenis-Jenis Investasi

Investasi dapat dibagi menjadi empat golongan sebagai berikut ini (Mulyadi, 2001):

Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)

Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karenasyarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaanuntuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.

Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit investment)

Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yangdiharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulituntuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian danpengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.

Replacement investment

Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin danperalatan yang ada. Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalamkeputusan penggantian mesin dan peralatan adalah informasi akuntansidiferensial yang berupa akitva diferensial dan biaya diferensial.Penggantian mesin biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanyapenghematan biaya (biaya diferensial) yang akan diperoleh atau adanyakenaikan produktivitas (pendapatan diferensial) dengan adanyapenggantian tersebut.

Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)

Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitasproduksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untukmemutuskan jenis investasi ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakahaktiva diferensial yang diperlukan untuk perluasan usaha diperkirakanakan menghasilkan laba diferensial (yang merupakan selisih antarapendapatan diferensial dengan biaya diferensial) yang jumlahnyamemadai. Kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah taksiran laba masayang akan datang (yang merupakan selisih pendapatan dengan biaya) dankembalian investasi (return on investment) yang akan diperoleh karenaadanya investasi tersebut.

2.1.2 Tujuan Investasi

Di samping untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, ada beberapa tujuan lain dari sebuah investasi (Tandelilin, 2001), yaitu:

Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

Untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang usaha tertentu.

Proses investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut menurut Tandelilin (2001) adalah sebagai berikut:

1. Penentuan tujuan investasi.

2. Penentuan kebijakan investasi.

3. Pemilihan strategi portofolio.

4. Pemilihan aset.

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

2.1.3 Saham

Rusdin (2008) mengemukakan saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Robert Ang (1997: 2) menyatakan  “Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikkan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan berbentuk Perseroan Tebatas.” Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2006). Sedangkan menurut Husnan (2005: 29),

“Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.

Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Menurut Darmadji (2001: 6), ada beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis-jenis saham yaitu:

Saham ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

Saham Biasa (common stock)

Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaimberdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadilikuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritaspaling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan assetperusahaan. Menurut Siamat (2004), ciri-ciri dari saham biasaadalah sebagai berikut:

Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

Memiliki hak suara (one share one vote).

Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhirapabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetapdan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegangsaham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagianhasil atas penjualan asset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun ciri-ciri dari saham preferen menurut Siamat (2004) adalah:

Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.

Tidak memiliki hak suara.

Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.

Saham ditinjau dari cara peralihan:

Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudahdipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakuisebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapanama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melaluiprosedur tertentu.

Saham ditinjau dari kinerja perdagangan:

Blue Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabildan konsisten dalam membayar dividen.

Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayardividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan padatahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampumenciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teraturmembagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dantidak mementingkan potensi.

Growth Stocks

Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatanyang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyaireputasi tinggi.

Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsistenmemperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapimempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masamendatang, meskipun belum pasti.

Counter Cyclical Stocks

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makromaupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi,harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampumemberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuanemiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masaresesi.

2.2 Pasar Modal

Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal berfungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Pasar modal menurut Tandelilin (2007: 13) adalah sebagai berikut:

“Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, yang memiliki peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return relatif besar adalah  sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar).”

Pendapat lain menyatakan bahwa pasar modal berarti suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana-dana jangka panjang yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri biasanya berbentuk saham (Fuady, 2001). 

Instrumen pasar modal berupa surat berharga (efek). Sedangkan pakar pasar modal Marzuki Usman (1997:11) menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun utang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).

2.2.1 Instrumen Pasar Modal

Objek yang diperjualbelikan dalam pasar modal adalah hak kepemilikan atas suatu perusahaan (modal) dan surat pernyataan utang perusahaan dalam bentuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang. Yang menjadi objek transaksi dalam pasar modal, yang dalam teminologin pasar keuangan disebut efek, selain saham dan obligasi dikenal dengan instrumen derivatif lainnya seperti option, warrant, right.

Instrumen pasar modal pada dasarnya adalah instrumen keuangan jangka panjang atau surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right, warrant, option, atau derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.

Darmadji dan. Fakhrudin (2006: 4) mengklasifikasikan jenis-jenis efek sebagai berikut:

Efek Penyertaan (equity securities), adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang menerbitkan efek tersebut. Efek yang termasuk efek penyertaan adalah saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).

Efek Utang (debt securities, adalah efek dimana penerbitnya mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan diantara pihak-pihak yang bersangkutan. Besarnya bunga dan perioda pembayaran bunga atau kupon yang dibayarkan oleh penerbit sesuai dengan kesepakatan awal. Efek yang termasuk dalam efek utang adalah obligasi (bonds) dan surat utang jangka menengah (medium term note).

Efek Derivatif merupakan efek turunan  dari efek “utama”, baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek “utama” maupun turunan selanjutnya atau turunan kedua. Efek yang termasuk dalam efek derivatif adalah warrant, right, option, futures, forward, swap, dan lain-lain.

Efek lain-lain merupakan efek yang tidak termasuk dalam efek penyertaan, utang, maupun derivatif. Yang termasuk dalam kelompok efek lain-lain adalah Reksa Dana, Sertifikat Penitipan, dan lain-lain.

2.2.2 Peranan Pasar Modal

Rusdin (2008) menyatakan bahwa ada lima peranan pasar modal di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.

Pasar modal sebagai alternatif investasi.

Pasar modal memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik.

Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transaparan.

Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pasar Modal

Husnan (2003), menyatakan bahwa berikut ini adalah aktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal:

Penawaran sekuritas, yang berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.

Permintaan sekuritas, ini berarti bahwa masyarakat harus memiliki dana yang cukup besar untuk digunakan dalam membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan dalam pasar modal.

Kondisi politik dan ekonomi, dimana politik yang stabil akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang akhirnya mempengaruhi penawaran dan permintaan sekuritas.

Hukum dan peraturan, hukum yang jelas akan melindungi pemodal dari informasi yang tidak jelas.

Lembaga-lembaga pendukung pasar modal akan membantu kegiatan pasar modal secara cepat. Lembaga ini antara lain adalah bank kustodian, biro administrasi efek, wali amanat, akuntan, notaries, konsultan hukum, dan penilai.

2.2.4 Efisiensi Pasar Modal

Menurut Suad Husnan (2005) secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut.

“Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti itu disebut dengan pasar efisien” (Jogiyanto, 2003: 369).

Pasar modal dikatakan efisieni bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh para pemodal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya te;ah tercermin dalam harga-harga saham.

Dari pendapat-pendapat pakar keuangan, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan pasar modal yang efisien adalah sebagai berikut:

Pasar menyediakan informasi yang akurat, lengkap, relevan, dan jujur.

Investor tidak dimungkinkan mendapat abnormal return.

Harga sekuritas tidak dapat diprediksi.

2.2.5 Bentuk Efisiensi Pasar Modal

Menurut Jogiyanto (2000), bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau tidak hanya dari segi ketersediaan informasinya saja, tetapi juga dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut efisiensi pasar secara infomasi (informationally efficient market). Kunci utama untuk mengukur pasar modal efisien adalah hubungan antara sekuritas dengan informasi. Dimana informasi yang dapat digunakan untuk menilai pasar efisien adalah informasi yang lama, informasi yang sedang dipublikasikan atau semua informasi termasuk informasi privat. Fama (1970) dalam Jogiyanto (2009) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketia macam bentuk informasi, yaitu:

Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah, jika harga-harga dari sekuritastercemin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masalalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasarsecara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilaisekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalutidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berartibahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapatmenggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yangtidak normal.

Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisien setengah kuat, jika harga-harga sekuritas secarapenuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporankeunangan perusahaan emiten. Semua informasi yang dipublikasikan akantersebar dan diterima oleh pemodal pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga harga secara langsung dan cepat melakukan penyesuaian daninvestor tidak mendapatkan keuntungan yang normal.

Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secarapenuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasiprivat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini berhubungan satu dengan yanglain, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapatmemperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karenamempunyau informasi privat.Salah satu jenis informasi privat adalah jenis informasi yangberasal dari orang dalam (insider information) yang mempunyai akses atasinformasi berharga mengenai keputusan penting yang telah direncanakanoleh perusahaan. Sehingga dengan modal informasi tersebut merekamelakukan analisa dan mengambil posisi transaksi yang sesuai. Pada saatmengumumkan perseroan tersebut dikeluarkan, maka informasi tersebutmenjadi tersedia bagi masyarakat dan akan mendongkrak harga sahamtersebut. Informasi privat yang demikian mampu memberikan keuntunganabnormal yang konsisten bagi para pemodal yang memiliki informasitersebut.

2.3 Dividen

Dividen merupakan pembayaran yang diberikan kepada pemilik perusahaan atau pemegang saham atas modal yang mereka tanamkan di dalam perusahaan. Dalam hubunganya dengan jumlah pajak yang dibayarkan, maka pembayaran dividen berbeda dengan pembayaran bunga karena dividen tidak dapat mengurangi jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan (Syamsuddin, 2011). Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen (Jogiyanto, 1998).

Deviden adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Deviden akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup uang untuk membagi deviden tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan deviden (Sartono, 2001).

Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki (Bardiwan, 1992). Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001) dividen adalah pemabagian sisa laba bersih perusahaan yang didisrtribusikan kepada pemegang saham.

2.3.1 Jenis-Jenis Dividen

Berikut ini merupakan jenis-jenis dividen:

Cash Dividend adalah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen (M. Munandar, 1983).

Script dividend seperti ini biasa dibuat apabila pada waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang tunai yang cukup untuk membayar dividend cash (Arief Suaidi 1994).

Property Dividend

Liquidating Dividend adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba (Cash Dividend) sedangkan sebagian lagi dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan (diinvestasikan) oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut (M. Munandar 1983).

Stock Dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M. Munandar 1983).

2.4 Trading Volume Activity (TVA)

Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman. Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter voulume perdagangan saham (Marwan Asri dan Faisal, 1998). Volume perdaganagn saham (Trading Volume Activity) merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Suad Husnan, 1992).

Jumlah saham yang diterbitkan merupakan jumlah lembar saham saat perusahaan tersebut melakukan emisi saham. Menurut Robert Ang (1997), pendekatan volume perdagangan saham dapat digunakan sebagai proksi reaksi pasar. Dimana volume perdagangan saham lebih merefleksikan aktivitas investor karena adanya suatu informasi baru melalui penjumlahan saham yang diperdagangkan. Sedangkan definisi TVA yang dirumuskan oleh Beaver et. al (1968) adalah keseluruhan nilai transaksi pembelian maupun penjualan saham oleh investor dalam satuan uang. Volume perdagangan saham diukur melalui aktivitas perdagangan relatif.

Pendekatan TVA (Trading Volume Activity) dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien pada bentuk lemah (weak form efficiency), karena pada pasar yang belum efisien perubahan harga belum mencerminkan informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal dengan melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti (Sunur, 2006: 18).

2.5 Abnormal Return

Menurut Jogiyanto (2008), abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return yang merupakan return yang diharapkan oleh investor (expected return). Selisih return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung (Rachmawati, 2005).

  • METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu bertujuan menguji hipotesis melalui pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu, dimana hasil pengujian digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, yakni mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis (Indriantoro & Supomo, 1999: 23). Bentuk penelitian ini adalah penelitian event study, yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2003: 410).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria dalam pemilihan sampel adalah saham-saham teraktif yang masuk dalam perhitungan LQ-45 selama Agustus 2013 sampai Agustus 2013.

Dari populasi dapat diambil sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dengan menggunakan kriteria tersebut, maka diperoleh sampel saham LQ-45 sebanyak 36

No.KodeNama Emiten
1AALIAstra Agro Lestari Tbk
2ADROAdaro Energy Tbk
3AKRAAKR Corporindo Tbk
4ASIIAstra Internasional Tbk
5ASRIAlam Sutera Realty Tbk
6BBCABank Central Asia Tbk
7BBNIBank Negara Indonesia Tbk
8BBRIBank Rakyat Indonesia Tbk
9BBTNBank Tabungan Negara Tbk
 10BDMNBank Danamon Tbk
11BMRIBank Mandiri (Persero) Tbk
12BMTRGlobal Mediacom Tbk
13BSDEBumi Serpong Damai Tbk
14CPINCharoen Pokphand Indonesia Tbk
15EXCLXL Axiata Tbk
16GGRMGudang Garam Tbk
17HRUMHarum Energy Tbk
18ICBPIndofood CBP Sukses Makmur Tbk
19INCOVale Indonesia Tbk
20INDFIndofood Sukses Makmur Tbk
21INTPIndocement Tunggal Prakarsa Tbk
22ITMGIndo Tambangraya Megah Tbk
23JSMRJasa Marga (Persero) Tbk
25KLBFKalbe Farma Tbk
26LPKRLippo Karawaci Tbk
27LSIPPP London Sumatra Tbk
28MNCNMedia Nusantara Citra Tbk
29PGASPerusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
30PTBATambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
31PWONPakuwon Jati Tbk
32SMGRSemen Indonesia (Persero) Tbk
33TLKMTelekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
34UNTRUnited Tractors Tbk
35UNVRUnilever Indonesia Tbk
36WIKAWijaya Karya (Persero) Tbk

Tabel 1. Sampel Perusahaan

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif yang diperoleh melalui sumber data sekunder, yaitu situs resmi Bursa Efek Indonesia http://www.yahoo.finance.com.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metoda dokumentasi. Nawawi (2005) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku mengenai pendapat maupun dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut

Trading volume activity (TVA)

Trading volume activity (TVA) menunjukkan aktivitas perdagangan saham dan mencerminkan seberapa aktif dan likuid suatu saham diperdagangkan di pasar modal. “Perhitungan TVA dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan selama periode penelitian” (Foster dalam Yusuf et.al 2009: 799).

Menurut Jogiyanto (2008), abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return yang merupakan return yang diharapkan oleh investor (expected return). Selisih return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung (Rachmawati, 2005).

3.5 Analisis Data

Studi peristiwa merupakan suatu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa atau informasi yang dipublikasikan. MacKinley (1997) mendefinisikan event study (studi peristiwa) sebagai salah satu metodologi penelitian yang menggunakan data-data pasar keuangan untuk mengukur dampak dari suatu kejadian yang spesifik terhadap nilai perusahaan, biasanya tercermin dari harga saham dan volume transaksinya. Uji T adalah untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2003:411).

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan uji T berpasangan (paired sample t- test) menggunakan bantuan program SPSS. Uji T berpasangan dapat digunakan apabila data berdistribusi normal. Uji Kolmogorov smirnov dapat diterapkan untuk menguji kenormalan suatu data. Apabila sig. yang dihasilkan lebih dari 5% maka dapat dismpulkan bahwa data berdistribusi normal dan sebaliknya. Apabila data yang dimilki tidak berdistribusi normal, maka dapat menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Untuk menguji hipotesis terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) secara signifikan sebelum dan sesudah pembagian dividen, maka digunakan alat uji Paired Sampe t-Test bila data terdistribusi normal. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan alat uji Wilcoxon Signed Rank test. Hipotesis statistik untuk pengujian ini adalah sebagai berikut.

H0: μsebelum – μsesudah= 0

H1: μsebelum– μsesudah≠ 0

Jika Sig. > 0.05 (5%), maka maka H0 diterima.

Untuk menguji hipotesis terdapat perbedaan rata-rata Abnormal Return secara signifikan sebelum dan sesudah pembagian dividen, maka digunakan alat uji One Sample t-Test.

3.7 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mengumpulkan dan mengolah data berupa Trading Volume Activity dan Abnormal Return yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel.

Mengelompokkan data melakukan perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return dengan menggunakanrumus sebagai berikut:

TVA = Saham yang diperdagangkan / Saham yang beredar           …………..(1)

Abnormal Return = Rit – E(Rit) ……………………………………………(2)

AR          : Abnornal Return

Rit           : tingkat pengembalian saham individual I perioda t

E(Rit) : tingkat pengembalian saham yang diharapkan pada perioda t

Melakukan perhitungan rata-rata TVA dan abnormal return.

Menguji normalitas data rata-rata TVA dan abnormal return pada program SPSS.

Menguji hipotesis-hipotesis terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) dengan uji Paired Sample t-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test dan abnormal return dengan uji one sample t-test pada program SPSS.

Melakukan uji volatilitas pada rata-rata Trading Volume Activity dan abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2003). Analisis Investasi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta : BPFE.

Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.

Anwar, Chairul. 2004. Studi Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004 Pada Bursa Efek Jakarta. Dalam Jurnal Ekonomi & Bisnis, Jilid 9 (2): h:98-108.

Bhattacharya, Sudipto. 1979. Imperfect Information, Dividend Policy, and “the Bird in hand” Fallcy. Dalam The Bell Journal of Economics, 10(1): h:259- 270.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Cet. Ke-3. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Ginting, SC &Rahyuda, H. 2012. perbedaan volume perdagangan saham dan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa stock split pada perusahaan di bursa efek indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),Bali

Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Lindrianasari. 2009. Analisis Komparatif Volume Perdagangan Saham dan Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Earnings. Dalam Jurnal Ekonomi Bisnis & Akuntansi Ventura, 12(1): h:49-60.

Lukman Syamsuddin..2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. cetakan ke 1. Jakarta:Salemba Empat.

Rusdin. 2008. Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik. Bandung: ALFABETA.

Suad Husnan. 2003. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (keputusan Jangka Pendek), Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.

Suad Husnan. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi kelima, Yogyakarta: BPFE

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Supriyono, R.A. 1987. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian biaya serta Pembuatan Keputusan. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Tandelilin, Eduardus. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Wardhani, L,S. 2012. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Putaran II 2012  (Event Study pada Saham Anggota Indeks Kompas 100). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang

Analisis Uji Beda Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Dilantiknya Menteri Susi Pudjiastuti Khususnya Pada Industri Perikanan

Muhamad Room Ilham Pambudi & Daniel Sugama Stephanus

Artikel Mata Kuliah Ekenometrika

Prodi Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Ma Chung – Kabupaten Malang

2014

Abstrak

Dewasa ini sumber pendanaan yang digunakan untuk mendanai kegiatan ekonomi perusahaan seperti saham ini terkadang volume perdagangan saham bisa naik dan bisa juga turun yang diakibat oleh beberapa informasi-informasi yang dapat memengaruhi pergerakkan perekonomian di suatu negara.

Di Indonesia beberapa waktu yang lalu telah terlaksananya pelantikkan menteri-menteri yang baru untuk periode pemerintahan yang baru. Dalam daftar nama pelantikkan menteri ini terdapat menteri bernama Susi Pudjiastuti yang diadaulat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Terdapat info yang menurut peneliti menarik untuk diteli yaitu latar belakang pendidikan dari menteri ini yang hanya mengenyang bangku SMP saja. Namun pada kenyataan Susi Pudjiastuti ini seorang pebisnis yang memiliki perusahaan sendiri yang namanya sudah terkenal di industry jasa penerbangan dan hasil laut.

Lewat informasi yang ada peneliti ingin meneliti isu yang ada dengan pergerakkan volume perdagangan saham khususnya perusahaan yang bergerak di industri perikanan melalui penelitian yang berjudul,” Uji Beda Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Dilantiknya Menteri Susi Pudjiastuti Khususnya Pada Industri Perikanan” ini peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan pada volume perdagangan saham pada perusahaan khususnya di indutri perikanan ini terhadap isu pelantikan menteri Susi Pudjiastuti.

Kata-kata kunci: volume perdagangan saham, Pelantikan Susi Pudjiastuti, PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, Central Proteina Prima Tbk, Inti Agri Resources Tbk.

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia baru-baru ini telah melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan telah diumumkan juga hasil dari penghitungan suara tersebut. Lalu setelah pelatikan presiden yang baru yaitu Joko Widodo, ia melakukan perencanaan untuk penempatan nama siapa saja yang akan dimasukkan dalam kabinetnya untuk membantunya dalam melaksanakan tugas negara. Setelah dilakukan pelantikan menteri pada tanggal 27 Oktober 2014 yang lalu, terdapat nama Susi Pudjiastuti yang terdengar miring karena pendidikannya yang dipandang sebelah mata. Akan tetapi beliau patut diacungi jempol dan digunakan sebagai panutan untuk yang ingin memulai suatu usaha dari nol karena ibu Susi Pudjiastuti ini adalah seorang pemilik dari perusahaan yang bergerak dibidang eksportir hasil kelautan dan pemilik perusahaan penerbangan yang terkenal. Karena kegigihannya itu beliau dapat sampai seperti sekarang ini meskipun dengan status pendidikan yang hanya mengeyang bangku SMP saja.

Melihat fakta yang ada setelah dilakukannya pelantikannya menjadi menteri banyak berita miring mengenainya yang hanya memiliki pendidikan sampai SMP saja itu. Dengan fakta yang ada informasi-informasi tersebut dapat membawa pengaruh pada beberapa sektor seperti sektor industry perikanan.

1.2 Masalah Penelitian

1. Data apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini?

2. Bagaimana hipotesis dalam penelitian ini?

3. Apakah ada perbedaan volume perdagangan sahan disaat sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khususnya pada perusahaan dibidang industri perikanan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui data yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.

2. Untuk mengetahui hipotesis yang tepat untuk penelitian ini.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang terjadi pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri pada perusahaan khususnya pada bidang industri perikanan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan penelitian ini dapat menjadi tolak ukur apakah telah tercapainya tujuan perusahaan dalam perdagangan saham tersebut.

2. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan teori-teori yang diterima dalam perkuliahan dalam kasus-kasus nyata sebagai bekal pengalaman dalam profesinya di masa mendatang.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan.Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. (Warren, Reeve, Fees, 2006 : 2)

Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu :

1. Perusahaan manufaktur (manufacturing)

Perusahaan manufaktur mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masiang-masing pelanggan.

2. Perusahaan dagang (merchandising business)

Perusahaan dagang menjual produk ke pelanggan. Namun, tidak memproduksi barangnya sendiri, tetapi membelinya dari perusahaan lain. Dengan kata lain, perusahaan dagang mempertemukan produk dengan pelanggan.

3. Perusahaan jasa (services business)

Perusahaan jasa menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan.

Umumnya terdapat tiga bentuk perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan perorangan, persekutuan, atau korporasi.

4. Perusahaan perorangan

Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh perorangan. Keunggulan bentuk ini adalah karena mudah didirikan dan biaya pengelolaanya yang rendah. Kelemahan utanya adalah sumber daya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi.

5. Persekutuan

Persekutuan dimiliki oleh dua atau lebih individu. Keuntungan bentuk ini adalah modal yang lebih besar dibanding bentuk perorangan.Kelemahan bentuk ini adalah kendali terbatas, karena membutuhkan persetujuan sekutu.

6. Korporasi atau Perseroan

Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah, sebaga suatu badan hukum yang terpisah. Kepemilikan dalam korporasi terbagi dalam lembar saham. Korporasi menerbitkan saham tersebut kepada perorangan atau perusahaan lain yang kemudian menjadi pemiliki atau pemegang saham korporasi tersebut. Keunggulan utama perusahaan bentuk korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitka saham.

2.2 Go Public

Go public merupakan salah satu cara badan usaha untuk memperoleh dana yaitu dengan cara menjual dan menawarkan untuk melepaskan hak atas saham dengan pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual saham baru yang berasal dari modal dasar maupun saham lama yang berasal dari modal yang sudah disetor.

Syarat-syarat perusahaan melakukan Go Public:

1. Badan hukum calon perusahaan tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

2. Pernyataan pendaftaran yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menjadi efektif.

3. Memiliki komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran anggota dewan komisaris, memiliki direktur tidak terafiliasi, memiliki komite audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk komite audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki sekretaris perusahaan.

4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.

5. Calon perusahaan tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.

6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh undang-undang yang berlaku di Indonesia.

7. Khusus calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan dan calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan).

8. persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan pada laporan keuangan audit terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

Berdasarkan evaluasi dan penilaian bursa, bursa menyampaikan penolakan atau memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pencatatan selambat-lambatnya 10 hari bursa sejak bursa memperoleh dokumen dan atau informasi secara lengkap. Dalam proses evaluasi atas permohonan pencatatan tersebut, bursa akan meminta calon perusahaan tercatat melakukan presentasi mengenai rencana pencatatan sahamnya, dan bursa juga melakukan company visit ke calon perusahaan tercatat.

Dalam melakukan penawaran umum, calon perusahaan tercatat perlu melakukan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan untuk melakukan penawaran umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh OJK.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran Umum adalah mencakup tahapan sebagai berikut:

1. Periode pasar perdana yaitu ketika saham atau efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk;

2. Penjatahan saham yaitu pengalokasian saham atau efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia;

3. Pencatatan efek di bursa yaitu pada saat saham atau efek tersebut mulai dicatatkan dan diperdagangan di bursa.

Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap, yakni:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Hal yang pertama kali dilakukan oleh calon perusahaan tercatat adalah melakukan rapat umum pemegang saham untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat persetujuan, calon perusahaan tercatat melakukan penunjukan lembaga dan profesi penunjang pasar modal, antara lain:

 Penjamin Emisi (Underwriter) merupakah pihak yang paling banyak terlibat dalam membantu calon perusahaan tercatat dalam rangka penerbitan saham dengan menyiapkan berbagai dokumen, membantu membuat prospektus dan memberikan penjaminan atas penerbitan efek.

 Akuntan Publik (auditor independen) merupakan pihak yang bertugas untuk melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat.

 Penilai independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian atas aset calon perusahaan tercatat dan memenentukan nilai wajar dari aktiva tersebut.

 Konsultan hukum merupakan pihak yang memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).

 Notaris merupakan pihak yang membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.

 Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan pemesanan saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Dalam tahap ini, calon perusahaan tercatat melengkapi dokumen pendukung untuk menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK sampai dengan OJK menyatakan bahwa pernyataan pedaftaran telah menjadi efektif.

3. Tahap Penawaran Saham

Tahap ini merupakan tahap utama karena calon perusahaan tercatat menawarkan sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat membeli saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja. Perlu diingat bahwa seluruh keinginan investor atas saham calon perusahaan tercatat dapat dipenuhi seluruhnya dalam hal terjadi kelebihan permintaan (oversubsribe). Sebagai contoh, saham yang ditawarkan ke masyarakat melalui pasar perdana sebanyak 100 juta saham, sementara permintaan pembelian saham dari seluruh investor sebesar 150 juta saham. Dalam hal investor tidak mendapatkan saham yang dipesan melalui pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli saham tersebut di pasar sekunder yaitu pasar di mana saham tersebut telah dicatatkan dan diperdagangakan di bursa efek.

4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesainya penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek Indonesia.

2.3 Initial Public Offering (IPO)

Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran umum ( emisi / go public / initial public offering ) adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan, sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor. Manfaat Penawan umum bagi perusahaan diantaranya adalah :

1. Meningkatkan Citra Perusahaan

2. Memperoleh sumber pendanaan baru

3. Meningkatkan nilai perusahaan

4. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.

5. Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan usaha.

2.4 Pasar Modal

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat atau pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Oleh karena itu Pasar modal memiliki pengertian tempat untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

2.5 Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2.6 Hipotesis Teoritis

Pada penelittian ini hipotesis teoritis antara lain:

Ho : Tidak adanya perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khususnya pada industri Perikanan.

Ha : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khusunya pada industri Perikanan

2.7 Rerangka Pikir

Perusahaan Membutuhkan dana Initial Public Offering Pasar Perdana Pasar Sekunder Kebijakan Pemerintah Pelantikan Menteri Volume Perdangan Saham Volume Perdangan Saham Volume Perdangan Saham Paired Sample t test Isu Fundamental

3.  METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka kuantitatif ataupun dengan merubah data bentuk kualitatif menjadi bentuk kuantitiatif.. Menurut pengolahan datanya, penelitian ini menggunakan metoda statistik Induktif. Menurut Santoso (2014:3) metoda statistik induktif berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sample. Tindakan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan besaran populasi, uji hipotesis, peramalan dan sebagainya.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengindentifikasi suatu fenomena (Santoso, 2014 : 4), Populasi pada peneltian ini Perusahaan yang bekerja dalam industri perikanan

3.2.2 Sampel

Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi (Santoso, 2014 : 5). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria, antara lain :

1. Volume perdagangan saham sebelum pelantikan menteri Susi Pudjiastuti pada perusahaan di industri perikanan.

2. Volume perdagangan saham sesudah pelantikan menteri Susi Pudjiastuti pada perusahaan di industri perikanan.

3. Perusahaan yang volume perdagangan sahamnya tercatat di BEI.

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, maka diperoleh tiga perusahaan yang tercatat di BEI dan volume perdagangan sahamnya dapat ditelusuri, antara lain: Berikut data Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan-Perusahaan di Industri Perikanan 3. 1 Daftar Volume Perdagangan Saham Perusahaan
KodeNama PerusahaanTanggalVolume Perdaganagan saham
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk20 OKT 201474700
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk21 OKT 2014122100
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk22 OKT 2014482600
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk23 OKT 2014328500
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk24 OKT 20141656900
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk28 OKT 201447566400
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk29 OKT 201489697700
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk30 OKT 2014109215500
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk31 OKT 201453859200
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk3 NOV 2014140704000
CPROCentral Proteina PrimaTbk.20 OKT 201450500
CPROCentral Proteina PrimaTbk.21 OKT 201420400
CPROCentral Proteina PrimaTbk.22 OKT 2014100
CPROCentral Proteina PrimaTbk.23 OKT 201410100
CPROCentral Proteina PrimaTbk.24 OKT 20148200
CPROCentral Proteina PrimaTbk.28 OKT 2014183700
CPROCentral Proteina PrimaTbk.29 OKT 2014218900
CPROCentral Proteina PrimaTbk.30 OKT 201436800
CPROCentral Proteina PrimaTbk.31 OKT 2014125000
CPROCentral Proteina PrimaTbk.3 NOV 2014561500
IIKPInti Agri Resources Tbk.20 OKT 201475900
IIKPInti Agri Resources Tbk.21 OKT 201439300
IIKPInti Agri Resources Tbk.22 OKT 201468800
IIKPInti Agri Resources Tbk.23 OKT 2014637400
IIKPInti Agri Resources Tbk.24 OKT 201423900
IIKPInti Agri Resources Tbk.28 OKT 201422700
IIKPInti Agri Resources Tbk.29 OKT 2014113500
IIKPInti Agri Resources Tbk.30 OKT 201435700
IIKPInti Agri Resources Tbk.31 OKT 201424900
IIKPInti Agri Resources Tbk.3 NOV 20140

Sumber : http://www.duniainvestasi.com 2014

3.3 Data Penelitian

Data penelitian menggunakan catatan volume perdagangan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penlitian dilakukan lima hari sebelum dan lima hari sesudah Pelantikan Susi Pudjiastuti Menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan adalah data kuantitatif. Berdasarkan sumber data, data penelitian yang digunakan menggunakan data sekunder yang didapatkan melalui dokumentasi dan internet. Data sekunder adalah sumber data penelitian secara tidak langsung diperoleh

melalui media perantara. Data tersebut diperoleh dari ringkasan data pasar modal dipublikasikan di BEI dan dapat diakses melalui http://www.duniainvestasi.com, ataupun dapat diperoleh di Pojok Bursa Universitas Ma Chung,

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan dengan cara mengumpulkan data-data secara online yang diakses melalui http://www.duniainvestasi.com

3.4 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 10 variabel yaitu variabel volume perdagangan 5 hari sebelum Pelantikan Menteri, 4 hari sebelum Pelantikan Menteri, 3 hari sebelum Pelantikan Menteri, 2 hari sebelum Pelantikan Menteri, 1 hari sebelum Pelantikan Menteri, 1 hari sesudah Pelantikan Menteri, 2 hari sesudah Pelantikan Menteri, 3 hari sesudah Pelantikan Menteri, 4 hari sesudah Pelantikan Menteri, dan 5 hari sesudah Pelantikan Menteri. Dimana nantinya masing-masing variabel yang terdiri dari volume perdagangan saham tiap sampel akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

3.5 Model Penelitian

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey,1994). Model ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung Model dibagi menjadi 3 yakni model konseptual, model procedural dan model matematik. Tujuan model adalah mengubah konsep utama dan proses ke dalam pendekatan yang partukuler, merupakan metode singkat dalam mengkomunikasikan yang diyakini menjadi faktor kesuksesan kritis dari suatu aktivitas pembelajaran. Model kadang sebagai suatu langkah-langkah yang harus diikuti secara prosedural (Molenda, 1996).

Model konseptual

Model konseptual sering sekali disamakan dengan teori, model ini merupakan deskripsi sebuah pandangan atas realitas. Model konseptual bersifat deskriptif yang mendeskripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau analisis dan juga kesimpulan dari observasi. Salah satu fungsinya yang penting adalah memberikan landasan untuk penelitian yang bisa menciptakan teori induktif.

3.6 Alat Analisis

Alat statistic yang digunakan adalah SPPS 20. Penelitian kali ini meggunakan uji paired sample t-test. Uji Paired sample t-test dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Santoso, 2014:261). Penelitian ini menggunakan paired sample t test dikarenakan, kedua sampel yang digunakan yaitu sebelum dan sesudah pada dasarnya merupakan sampel yang sama namun diberikan perlakuan yang berbeda.

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test :

1. Data harus terdistribusi secara normal.

2. Jumlah data maksimal adalah 30.

3. Tidak ada variabel dependen dan independen.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam uji beda yaitu hanya uji normalitas saja. Dalam menguji normalitas data, alat analisis yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Singkatnya uji Kolmogorov Smirnov kenormalan distribusi data.

Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Ho : data mengikuti distribusi yang ditetapkan

Ha : data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan

Jika nilai asymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data terdistribusi secara normal, akan tetapi jika nilai asymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Apabila hasil uji paired t-test menunjukan probabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya bila diatas 0,05 maka Ho yang diterima.

4.  PEMBAHASAN

4.1 PT Dharma Samudera Fishing Indutries Tbk

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) didirikan tanggal 02 Oktober 1973 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983. Kantor pusat dan pabrik DSFI berkedudukan di jalan Laks. R.E. Martadinata 1, Tanjung Priok, Jakarta, dan mempunyai cabang di Kendari. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham DSFI adalah K Energy Ltd (29,64%), Winapex Ltd. (26,17%) dan PT Dharma Mulia Andhika (18,22%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DSFI meliputi bidang perikanan termasuk menangkap, mengumpulkan, mengolah, menjual serta menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan hasil perikanan.

Pada tanggal 28 Februari 2000, DSFI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DSFI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp900,- per saham dan disertai 25.000.000 Waran seri I dan periode pelaksanaan mulai dari 26 September 2000 sampai dengan 24 Maret 2003 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp900,- per saham. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 24 Maret 2000.

4.1.2 Sejarah Pencatatan

Tabel 1. Sejarah Pencatatan Saham PT Dharma Samudera Fishing Indutries Tbk

Saham JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp900,-50.000.00024-Mar-2000
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)125.000.00024-Mar-2000
Waran Seri I (2000 s/d 2002)41.103.750
Pemecahan Saham (Stock Split)712.464.00022-Jan-2001
Penawaran Terbatas (Right Issue I)928.567.75024-Jul-2007

4.1.3 Visi dan Misi

VISI

Menjadi Produsen Pengolah Hasil Laut, yang bermutu dengan mempraktekkan azas kerja Good Corporate Governance dan turut serta menjaga kelestarian sumber daya alam kelautan Nusantara, menjadi penghasil devisa dan penyedia lapangan kerja.

MISI

Menjalin kemitraan dengan para nelayan dan masyarakat pesisir kepulauan Nusantara serta melakukan Kerjasama Operasional (KSO) dengan para pemasok guna menghasilkan produk yang bermutu sesuai permintaaan pasar dan menekan biaya produksi. Menjadi pelaku ekonomi dan mengolah hasil produk laut yang mempunyai keunggulan kompetitif, berkesinambungan dan mampu memberikan manfaat optimal bagi perusahaan dan semua pihak terkait.

4.2 Central Proteina Prima Tbk

4.2.1 Sejarah Perusahaan

Central Proteina Prima Tbk (dahulu bernama Central Proteinaprima Tbk) (CPRO) didirikan 30 April 1980 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1980. Kantor pusat CPRO berlokasi di Wisma GKBI Lt. 19, Jend. Sudirman No. 28, Jakarta Pusat, dengan lokasi tambak udang di Lampung, sedangkan lokasi pabrik di Surabaya, Sidoarjo, Medan dan Lampung.

Induk usaha terakhir CPRO adalah Splendid Eagle Financial Pte. Ltd., Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham CPRO adalah PT Surya Hidup Satwa (32,53%) dan Bank of New York QQ Red Dragon Pte. Ltd. (6,59%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Kegiatan usaha CPRO meliputi bidang pertambakan udang terpadu, produksi dan perdagangan pakan udang, pakan ikan dan pakan ternak lainnya; serta penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan lain.

Pada tahun 1990, CPRO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CPRO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1990.

Pada tanggal 05 Nopember 2004, BEI telah menyetujui penghapusan pencatatan (Delisting) saham CPRO di BEI efektif sejak tanggal 13 Desember 2004.Pada tanggal 28 Nopember 2006, CPRO mencatatkan kembali (Relisting) sahamnya di BEI berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Bapepam-LK4.2 Data SPSS.

4.2.2 Sejarah Pencatatan Saham

Tabel 2. Sejarah Pencatatan Saham Central Proteina Prima Tbk

JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp110,-3.000.000.00028-Nop-2006
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)15.315.840.00028-Nop-2006
Konversi Waran I – IV (2007 s/d 2010)4.928.372.676
Penawaran Terbatas (Right Issue I)17.226.522.07014-Ags-2009

4.2.3 Visi dan Misi

Visi:

Menjadi perusahaan akuakultur terbesar dan terdepan yang terintegrasi secara vertikal terbesar di dunia.

Misi:

Misi kami adalah untuk terus menerus meningkatkan kekuatan di bidang akuakultur dan mengutamakan efisiensi melalui sistem manajemen yang inovatif serta teknologi terkini dalam rangka memastikan kesuksesan dari para petambak serta memberikan rangkaian produk yang berkualitas. Secara konsisten kami mengevaluasi kinerja Perseroan dan kontribusi di bidang sosial, selain juga menetapkan praktik yang ramah lingkungan di seluruh proses operasional.

4.3 Inti Agri Resources Tbk

4.3.1 Sejarah Perusahaan

PT Inti Agri Resources Tbk (dahulu PT Inti Kapuas Arowana Tbk) (IIKP) didirikan tanggal 16 Maret 1999 dengan nama PT Inti Indah Karya Plasindo dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1999. Kantor pusat IIKP terletak di Puri Britania Blok T7, No. B27-29, Kembangan Selatan, Kembangan, Jakarta Barat 11610. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham IIKP adalah Reksadana PT Dhanawibawa Ekslusif Terbatas I (18,41%), TFI (X) – TRA Ordinary I (8,40%), Kharisma Flexi Terbatas (8,24%), AAA-JS Multisectoral Fund (7,27%), PT HD Capital Tbk (HADE) (5,80%) dan PT Asuransi Jiwasraya (5,37%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan IIKP terutama bergerak dalam bidang perikanan, perdagangan, industri dan perkebunan.

Saat ini, kegiatan usaha IIKP adalah penangkaran ikan, pembudidayaan dan perdagangan ikan arowana super red dengan merek dagang ShelookRED.

Pada tanggal 28 September 1990, IIKP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IIKP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 dengan nilai nominal Rp200,- per saham dengan harga penawaran Rp450,- per saham dan disertai sebanyak 48.000.000 Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Oktober 2002.

4.3.2 Sejarah Pencatatan Saham

Tabel 3. Sejarah Pencatatan Saham Inti Agri Resources Tbk

JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp450,-60.000.00014-Okt-2002
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)100.000.00014-Okt-2002
Penggabungan Saham (Reverse Stock)-128.000.00019-Jan-2005
Penawaran Terbatas (Right Issue I) (Seri B)640.000.00025-Apr-2005
Penawaran Terbatas (Right Issue II)2.688.000.00001-Mar-2006

4.4 Data SPSS

Tabel 4.  Data SPSS

4.5 Hasil Analisis

 Tgl 29 Okt 2014

4.5.1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tgl 24 Okt 2014Tgl 28 Okt 2014
N33
Normal Parametersa,bMean563000.0015924266.67
Std. Deviation947377.71227403009.537
Most Extreme DifferencesAbsolute.382.384
Positive.382.384
Negative-.279-.281
Kolmogorov-Smirnov Z.662.665
Asymp. Sig. (2-tailed).774.769
Tabel 5. satu hari sebelum dan sesudah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test  
 Tgl 23 Okt 2014
 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 325333.33 30010033.33 
 Std. Deviation
 313661.989 51691062.490 
 Most Extreme Differences
 Absolute .176 .384 
 Positive
 .176 .384 
 Negative
 -.173 -.282 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .305 .666 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 1.000 .767 
Tabel .6 dua hari sebelum dan sesudah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 
 Tgl 22 Okt 2014
 Tgl 30 Okt 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 183833.33 36429333.33 
 Std. Deviation
 261009.700 63034669.380 
 Most Extreme Differences
 Absolute .337 .385 
 Positive
 .337 .385 
 Negative
 -.241 -.282 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .584 .667 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .885 .766 
Tabel 7. tiga sebelum dan sesudah
 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 
 Tgl 21 Okt 2014
 Tgl 31 Okt 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 60600.00 18003033.33 
 Std. Deviation
 54092.421 31052391.551 
 Most Extreme Differences
 Absolute .320 .384 
 Positive
 .320 .384 
 Negative
 -.229 -.281 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .554 .666 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .919 .768 
 Tabel 8.  empat hari sebelum dan sesudah
 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 
 Tgl 20 Okt 2014
 Tgl 3 Nov 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 67033.33 47088500.00 
 Std. Deviation
 14330.852 81073887.293 
 Most Extreme Differences
 Absolute .370 .384 
 Positive
 .268 .384 
 Negative
 -.370 -.281 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .641 .664 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .805 .769 
Tabel 9. lima hari sebelum dan sesudah
 

4.3.2 Uji Hipotesis

1 Satu hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 24 Okt 2014563000.003947377.712546968.777 
Tgl 28 Okt 201415924266.67327403009.53715821134.933 
Tabel 10. Paired Samples Statistics satu hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 24 Okt 2014 & Tgl 28 Okt 201431.000.007 
Tabel 11.  Paired Samples Correlation satu hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 24 Okt 2014 – Tgl 28 Okt 2014-15361266.66726455693.63215274201.840-81080852.90950358319.576-1.0062.420 

2 Dua hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 23 Okt 2014325333.333313661.989181092.834 
Tgl 29 Okt 201430010033.33351691062.49029843848.843 
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 23 Okt 2014 & Tgl 29 Okt 20143.008.995 
Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 23 Okt 2014 – Tgl 29 Okt 2014-29684700.00051689591.48129842999.556-158088763.50498719363.504-.9952.425 

3 Tiga hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 22 Okt 2014183833.333261009.700150694.020 
Tgl 30 Okt 201436429333.33363034669.38036393083.335 
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 22 Okt 2014 & Tgl 30 Okt 20143.991.084 
Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 22 Okt 2014 – Tgl 30 Okt 2014-36245500.00062775939.55636243705.601-192189578.840119698578.840-1.0002.423

4 Empat hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean
Pair 1Tgl 21 Okt 201460600.00354092.42131230.274
Tgl 31 Okt 201418003033.33331052391.55117928106.621
Tabel 16. Paired Samples Statistics empat hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 21 Okt 2014 & Tgl 31 Okt 20143.984.113 
Tabel 17. Paired Samples Correlations empat hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 21 Okt 2014 – Tgl 31 Okt 2014-17942433.33330999147.75617897366.301-94948585.30659063718.639-1.0032.422 

5 Lima hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 20 Okt 201467033.33314330.8528273.922 
Tgl 3 Nov 201447088500.00381073887.29346808030.653 
Tabel 18. Paired Samples Statistics lima hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 20 Okt 2014 & Tgl 3 Nov 20143.460.696 
Tabel 19. Paired Samples Coorelations lima hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 20 Okt 2014 – Tgl 3 Nov 2014-47021466.66781067292.78246804223.310-248403785.855154360852.521-1.0052.421 

4.4 Pembahasan

4.4.1 Uji Normalitas

Dapat dilihat pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) seluruh variabel bernilai diatas 5% yaitu sebesar 80,5% untuk lima hari sebelum, 91,9% untuk empat hari sebelum, 88,5% untuk tiga hari sebelum, 100% untuk dua hari sebelum, dan 77,4% untuk satu hari sebelum. Sedangkan untuk variabel satu hari sesudah sebesar 76,9%, dua hari sesudah sebesar 76,7%, tiga hari sesudah sebesar 76,6%, empat hari sesudah sebesar 76,8%, lima hari sesudah sebesar 76,9%., berarti seluruh variabel ini terdistribusi dengan normal.

4.4.2 Uji Hipotesis

Pada tabel Paired Samples Statistics, setiap pasang sampel variabel memiliki jumlah data sebanyak 6 data dari masing-masing pasang (3 dari data Sebelum dan 3 dari variabel Sesudah). Rata-rata untuk pasangan satu hari sebelum sebesar 563000.00 dengan standar deviasi sebesar 947377.712 dan Sesudah sebesar 15924266.67 dengan standar deviasi 27403009.537, hal ini berarti range variabel Sebelum adalah 563000.00±947377.712 range variable satu hari sesudah adalah 15924266.67±27403009.537.

Rata-rata untuk pasangan dua hari sebelum sebesar 325333.33 dengan standar deviasi sebesar 313661.989 dan dua hari sesudah sebesar 30010033.33 dengan standar deviasi 51691062.490, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 325333.33±313661.989.. range variable dua hari sesudah adalah 30010033.33 ±51691062.490.

Rata-rata untuk pasangan tiga hari sebelum sebesar 183833.33 dengan standar deviasi sebesar 261009.700 dan tiga hari sesudah sebesar 36429333.33 dengan standar deviasi 63034669.380, hal ini berarti range variabel tiga hari sebelum adalah 183833.33±261009.700 range variable tiga hari sesudah adalah 36429333.33±63034669.380.

Rata-rata untuk pasangan empat hari sebelum sebesar 60600.00 dengan standar deviasi sebesar 54092.421 dan empat hari sesudah sebesar 18003033.33 dengan standar deviasi 31052391.551, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 60600.00±54092.421 range variable dua hari sesudah adalah 18003033.33 ±31052391.551.

Rata-rata untuk pasangan lima hari sebelum sebesar 67033.33 dengan standar deviasi sebesar 14330.852 dan empat hari sesudah sebesar 47088500.00 dengan standar deviasi 81073887.293, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 67033.33±14330.852 dan range variable empat hari sesudah adalah 47088500.00±81073887.293

Untuk Tabel Paired Samples Correlations menjelaskan apakah data memiliki hubungan yang erat dan nyata. Untuk pasangan satu hari sebelum dan satu hari sesudah memiliki korelasi 100% dengan nilai probabilitas 7%. Hal ini berarti antara variabel satu hari sebelum dan variabel satu hari sesudah memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan dua hari sebelum dan dua hari sesudah memiliki korelasi -7% dengan nilai probabilitas 99,5%. Hal ini berarti antara variabel dua hari sebelum dan variabel dua hari sesudah tidak memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah memiliki korelasi 99,1% dengan nilai probabilitas 54%. Hal ini berarti antara variabel tiga hari sebelum dan variabel tiga hari sesudah memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan empat hari sebelum dan empat hari sesudah memiliki korelasi 98,4% dengan nilai probabilitas 11,3%. Hal ini berarti antara variabel empat hari sebelum dan variabel empat hari sesudah memiliki hubungan yang erat namun hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan lima hari sebelum dan lima hari sesudah memiliki korelasi 46% dengan nilai probabilitas 69,6%. Hal ini berarti antara variabel tiga hari sebelum dan variabel tiga hari sesudah memiliki hubungan yang erat namun hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Pada tabel Paired Samples Test menunjukan hasil hipotesis yang akan diambil pada penelitian. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk uji beda dua sisi, sehingga masing-masing sisi menjadi 2,5% dengan degree of freedom masing-masing variabel sebesar 2 (jumlah data sebesar 4 dikurangi 1) yang menghasilkan t tabel(0,025;3) yaitu ±3,182. Untuk pasangan variabel satu hari sebelum dan satu hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara satu hari sebelum dan satu hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri

Untuk pasangan variabel dua hari sebelum dan dua hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,5%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara dua hari sebelum dan dua hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,3%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel empat hari sebelum dan empat hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,2%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara empat hari sebelum dan empat hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel lima hari sebelum dan lima hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,1%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara lima hari sebelum dan lima hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham dari seluruh hari yang telah diuji (voluma perdagangan saham satu hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham satu hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham dua hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham dua hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham tiga hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham tiga hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham empat hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham empat hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham lima hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham lima hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri). Hal ini membuktikan bahwa tindakan perusahaan melakukan pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri tidak berdampak pada voluma perdagangan saham perusahaan tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapat, maka disarankan:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan pengelompokan perusahaan berdasarkan industri.

2. Menggunakan sampel yang ada tanpa ada kriteria mengenai voluma perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.duniainvestasi.com

Sejarah dan Profil Singkat DSFI (Dharma Samudera Fishing Industries Tbk)

http://en.dharmasamudera.co.id/index.php/about-us/vision-mission

Sejarah dan Profil Singkat CPRO (Central Proteina Prima Tbk)

http://www.cpp.co.id/entries.aspx?entry_id=4

Sejarah dan Profil Singkat IIKP (Inti Agri Resources Tbk)

ANALISIS UJI BEDA PENJUALAN KUE TART SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DI SANNY CAKE SHOP

LIANA APRILLIA & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUOATEN MALANG

2014

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki era pasar global, persaingan di dunia usaha semakin ketat, yang menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Berbagai usaha dilakukan perusahaan untuk meningkatkan penjualan misalnya melalui strategi pemasaran perusahaan. Namun tingkat penjualan dalam suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar.

Kegiatan bisnis di Negara berkembang sering sekali mengalami perubahan secara tiba-tiba, hal itu pula yang terjadi di Indonesia. Kebijakan pemerintah seperti kebijakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) premium yang baru terjadi akhir-akhir ini juga turut mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Pemerintah mengambil kebijakan ini dengan tujuan agar mengurangi APBN defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

BBM merupakan komoditas yang memegang peranan vital dalam semua aktivitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah berubahnya biaya operasional serta meningkatnya biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, biaya pengiriman dan ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah sehingga pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin kecil. Selain berpengaruh terhadap usaha-usaha menengah ke atas, hal tersebut juga memengaruhi usaha-usaha kecil masyarakat.

Kenaikan harga BBM memengaruhi pengeluaran rumah tangga masyarakat Indonesia. Masyarakat memangkas pengeluaran pada kebutuhan tertentu serta menambah pengeluaran pada beberapa kebutuhan lainnya agar bisa beradaptasi dengan kenaikan harga BBM. Dengan pemangkasan pengeluaran maka daya beli masyarakat menurun. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang dan jasa. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah. Namun, kenaikan harga BBM yang terjadi pada bulan November 2014 lalu ini hanya pada kenaikan BBM premium dan solar. Presiden memutuskan kenaikan sebanyak Rp2.000,- per liternya.

Berdasarkan latar belakang di atas, menarik untuk dicermati lebih lanjut mengenai apakah ada perbedaan penjualan sebelum dan sesudah kenaikan subsidi BBM. Oleh karena itu penulis merumuskan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Uji Beda Penjualan Kue Tart Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM di Sanny Cake Shop

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diataskan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

 Apakah terdapat perbedaan penjualan kue tart sebelum dan sesudah kenaikan BBM?

1.3 Tujuan Penelitian

 Mengetahui apakah ada perbedaan penjualan kue tart sebelum dan sesudah kenaikan BBM.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi Toko Sanny Cake Shop

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengkaji dampak kenaikan BBM sehingga dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam memenuhi kebijakan usahanya.

2. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk pembaca.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar dan memperdalam ilmu khususnya matakuliah ekonometrik.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam bidang serupa pada waktu mendatang.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Penjualan

2.1.1 Pengertian Penjualan

Menurut Basu swastha DH (2004 : 403) penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain.

Menurut Kotler (….) yang dialih bahasakan oleh molan (2005:21) penjualan adalah menjual lebih banyak barang kepada lebih banyak orang untuk membeli suatu barang yang ditawarkan perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh laba. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.

2.1.2 Tujuan Penjualan

Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian. Menurut Basu Swastha DH (2004 : 404) tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu:

1) Mencapai volume penjualan

2) Mendapatkan laba tertentu

3) Menunjang pertumbuhan perusahaan

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang memengaruhi penjualan menurut Basu Swastha (2005) sebagai berikut:

1) Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:

a) Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan

b) Harga produk atau jasa

c) Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman

2) Kondisi Pasar

Pasar mempengaruhi kegiatan dalam transaksi penjualan baik sebagai kelompok pembeli atau penjual. Kondisi pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni : jenis pasar, kelompok pembeli, daya beli, frekuensi pembelian serta keinginan dan kebutuhannya.

3) Modal

Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya. Modal perusahaan dalam penjelasan ini adalah modal kerja perusahaan yang digunakan untuk mencapai target penjualan yang dianggarkan, misalnya dalam menyelenggarakan stok produk dan dalam melaksanaan kegiatan penjualan memerlukan usaha seperti alat transportasi, tempat untuk menjual, usaha promosi dan sebagainya.

4) Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.

5) Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama.

2.2 Perilaku Konsumen

2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen merupakan suatu tindakan yang tunjukkan oleh konsumen dalam hal mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku ditunjukkan, yakni bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan/ menukarkan dengan barang atau jasa yang diinginkannya. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Untuk itu pemasar wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.

Menurut Mowen (2002) bahwa perilaku konsumen (consumer behaviour) didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.

Sedangkan menurut Kotler (2007) bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

2.2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler (2007) mengatakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut

1. Faktor Budaya. Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.

Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.

2. Faktor sosial. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi, pribadi, harga diri dan cinta. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

3. Faktor pribadi. Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.

4. Faktor psikologi. Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat proses psikologis penting-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori-secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

2.2.3 Tipe Perilaku Keputusan Konsumen

Menurut Assael dalam Simamora (2003) bahwa ada 4 (empat) tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan perbedaan diantara merek sebagai berikut:

1. Perilaku Membeli yang rumit (Complex Buying Behavior). Perilaku membeli yang rumit akan menimbulkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dan menyadari adanya perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, televisi, pakaian, jam tangan, komputer pribadi dan lainnya. Biasanya konsumen tidak tahu banyak tentang kategori produk dan harus belajar untuk mengetahuinya.

2. Perilaku Membeli untuk mengurangi keragu-raguan (Dissonace Reducing Buying Behavior). Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk itu mahal, tidak sering dilakukan, beresiko, dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan merek tidak terlihat. Contohnya karpet, keramik, pipa PVC dan lain-lain. Pembeli biasanya mempunyai respons terhadap harga atau kenyamanan.

3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan (Habitual Buying Behavior). Konsumen membeli produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka sudah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk-produk seperti gula, garam, air mineral dalam kemasan, deterjen dan lain-lain.

4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman (Variety Seeking Buying Behavior). Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan sesuatu yang mutlak. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.

2.2.4 Tahapan dalam Proses Keputusan Pembelian

Kotler (2007) mengatakan bahwa para konsumen melewati lima tahap : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. penjelasan secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

2. Pencarian Informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi: mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Melalui pengumpulan informasi, konsumen tersebut mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur merek tersebut.

3. Evaluasi alternatif. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat terntentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan Pembelian. Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.

5. Perilaku sesudah pembelian. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

Menurut Kotler (2007) para konsumen membetuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima dari para penjual, teman dan sumber-sumber informasi lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas.

2.3 Hipotesis

Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137) hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulisan yang telah disebutkan diatas maka dapat dikemukakan sebuah hipotesis ada perbedaan penjualan kue tart sebelum dan sesudah kenaikan BBM di Sanny Cake Shop.

2.4 Rerangka Pikir

Penjualan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari luar maupun dari dalam. Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM akan mempengaruhi proses produksi suatu usaha. Harga bahan baku dan biaya pengiriman akan meningkat dan menyebabkan kenaikan harga barang yang diproduksi. Sesuai hukum permintaan, jika harga barang naik, maka permintaan terhadap barang akan turun. Dengan kenaikan harga barang, konsumen akan mengatur pengeluaran mereka agar bisa beradaptasi dengan kenaikan BBM, hal tersebut akan menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Namun keputusan pembelian juga dipengaruhi beberapa faktor. Semuanya tergantung dari keputusan pembelian konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat melihat skema kerangka pemikiran berikut ini:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Mengetahui apakah ada perbedaan penjualan kue tart sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM à

Uji Beda à Penjualan Setelah Kenaikan BBM versus Penjualan Sebelum Kenaikan BBM

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian tentang uji beda penjualan kue tart sebelum dan sesudah kenaikan BBM di Sanny Cake Shop menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik (Sulistyo & Basuki, 2006: 110). Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Sulistyo & Basuki (2006 :182) mengemukakan populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya ada satu yaitu Sanny Cake Shop yang tereletak di Jalan Kawi Atas 17 Malang.

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi,1995:141). Sampel harus memenuhi unsur representative dari seluruh sifat – sifat populasi. Sampel yang representative dapat diartikan bahwa Sampel tersebut mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dalam populasi (Kriyantono,2006:150). Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah penjualan kue tart harian di Sanny Cake Shop pada tanggal 11 November 2014 hingga 25 November 2014.

3.3 Data

Jenis data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer atau data pokok ini merupakan data yang diperoleh penulis dengan terjun langsung ke objek penelitian dalam hal ini melakukan wawancara dan juga pengambilan data-data yang berhubungan dengan penulisan penelitian. Data sekunder atau data pendukung ini adalah semua data yang diperoleh dari studi pustaka untuk beberapa teori yang berkaitan dengan permasalahan untuk mendukung pemecahan permasalahan. Data sekunder ini digunakan untuk memperkuat opini yang sudah ada pada data sekunder sehingga akan mampu menambah keyakinan penulis terhadap suatu kesimpulan penelitian. Adapun data penjualan harian kue tart di Sanny Cake Shop yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel Penjualan Kue Tart

TanggalPenjualan Sebelum Kenaikan BBMTanggalPenjualan Sesudah Kenaikan BBM
11/11/20141619/11/201414
12/11/20141120/11/201412
13/11/20141721/11/201414
14/11/20141522/11/201414 
15/11/2014923/11/201412 
16/11/2014624/11/201410 
17/11/20141625/11/201412 

Sumber: data diolah, 2014

3.4 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yang terkait, antara lain sebagai berikut:

1. Tanggal sebelum kenaikan BBM

Tanggal sebelum kenaikan BBM merupakan tanggal-tanggal sebelum terjadinya kenaikan BBM. Penulis menggunakan tanggal 11 November 2014 sampai 17 November 2014 untuk tanggal sebelum kenaikan BBM.

2. Tanggal setelah kenaikan BBM

Tanggal setelah kenaikan BBM merupakan tanggal-tanggal sebelum terjadinya kenaikan BBM. Penulis menggunakan tanggal 19 November 2014 sampai 25 November 2014 untuk tanggal setelah kenaikan BBM.

3.5 Model Penelitian

Gambar 2. Model Penelitian

3.6 Alat Analisis

Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data menggunakan uji statistik One Sample t Test dalam program komputer SPSS versi 21, dengan syarat data berdistribusi normal. Normalitas data menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila nilai signifikasi (Asymp.sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal. (Riwidikdo, 2008). Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah parameter untuk mengukur suatu populasi (Santoso, 2009). Interpretasi hasil uji statistik One-Sample t-Test sebagai berikut:

1. Berdasar perbandingan t hitung dan t tabel:

a. Jika statistik hitung > statistik tabel maka Ho ditolak.

b. Jika statistik hitung < statistik tabel maka Ho diterima.

2. Berdasr nilai probabilitas untuk uji dua sisi

a. Jika probabilitas/2 > 0,025 maka Ho diterima

b. Jika probabilitas/2 < 0,025 maka Ho ditolak.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji normalitas adalah alat untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid. Penyebab tidak normal dalam data adalah karena nilai ekstrem dalam data.

 Cara mendeteksi :

1. Normal P-Plot

2. Kolmogorov Smirnov, jika asymp.sig diatas 5% maka data tersebut normal.

 Cara mengatasi jika tidak normal :

1. Menambah jumlah data

2. Transformasi data menjadi log/LN/bentuk lainnya

3. Hilangkan data yang dianggap sebagai penyebab data tidak normal

4. Dibiarkan saja tetapi kita harus menggunakan alat analisis yang lain.

3.8 Hipotesis Statistik

Ho: Tidak terdapat perbedaaan penjualan sebelum dan sesudah kenaikan BBM

Ha: Ada perbedaan penjualan sebelum dan sesudah kenaikan BBM

4.  PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis

4.1.1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Penjualan Sebelum Kenaikan BBMPenjualan Sesudah Kenaikan BBM
N77
Normal Parametersa,bMean12.8612.57
Std. Deviation4.2201.512
Most Extreme DifferencesAbsolute.266.256
Positive.163.219
Negative-.266-.256
Kolmogorov-Smirnov Z.703.678
Asymp. Sig. (2-tailed).707.748
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: data diolah, 2014

4.1.2 Uji One-Sample t Test One-Sample Statistics Tabel 3. One-Sample t Test
NMeanStd. DeviationStd. Error Mean
Penjualan Sebelum Kenaikan BBM712.864.2201.595
Penjualan Sesudah Kenaikan BBM712.571.512.571
One-Sample Test 
Test Value = 12.71 
tdfSig. (2-tailed)Mean Difference95% Confidence Interval of the Difference 
Lower 
Penjualan Sebelum Kenaikan BBM.0926.930.147-3.76 
Penjualan Sesudah Kenaikan BBM-.2436.816-.139-1.54 
One-Sample Test
Test Value = 12.71
95% Confidence Interval of the Difference
Upper
Penjualan Sebelum Kenaikan BBM4.05
Penjualan Sesudah Kenaikan BBM1.26

Sumber: data diolah, 2014

4.2 Pembahasan

Dari hasil ouput One Sample-Kolmogorov Smirnov Test terlihat bahwa nilai Asymp sig (2-tailed) > 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa data penjualan berdistribusi normal. Dari tabel One-Sample Statistic terlihat ringkasan statistik dari penjualan sebelum dan sesudah kenaikan BBM serta rata-rata penjualannya.

Dari tabel One-Sample Test, terlihat bahwa t hitung dari output penjualan sebelum kenaikan BBM adalah .092 dan t hitung dari output penjualan sesudah kenaikan BBM adalah -.243, derajat kebebasan adalah 6 sehingga dapat dilihat pada tabel t, bahwa t tabel sebesar 2.446. Karena t hitung < t tabel maka Ho diterima. Selain itu dapat dilihat pula nilai Sig. (2-tailed) penjualan sesudah kenaikan BBM sebesar 0,816. Untuk uji dua sisi dapat dihitung angka probabilitasnya menjadi 0,408. Karena 0,408 > 0,025 maka Ho diterima dengan tingkat keyakinan 95%. Sehingga tidak ada perbedaan penjualan kue tart sebelum dan sesudah kenaikan BBM di Sanny Cake Shop.

4.3 Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini berimplikasi bagi berbagai macam pihak, antara lain:

1. Bagi Toko Sanny Cake Shop

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengkaji dampak kenaikan BBM sehingga dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam memenuhi kebijakan usahanya.

2. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk pembaca.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar dan memperdalam ilmu khususnya matakuliah ekonometrik.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam bidang serupa pada waktu mendatang. 24

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penjualan kue tart sebelum dan sesudah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun 2014 pada Toko Sanny Cake Shop. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji One-Sample t Test dan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan penjualan sebelum dan sesudah kenaikan BBM.

5.2 Saran dan Keterbatasan

Dari hasil penelitian ini, peneliti selanjutnya disarankan untuk memakai lebih dari satu populasi dan sampel sehingga dapat diketahui apakah ada perbedaan penjualan di toko-toko lain. Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu dalam penelitian ini sampel hanya pada penjualan di Sanny Cake Shop saja sehingga hasil analisis belum mencerminkan kondisi yang sangat berpengaruh pada usaha lain.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007.Metode Penelitian Kuantitatif, Untuk Admnisitrasi Publik, dan Masalah-masalah Sosial. Jogyakarta: Gaya Media

Bilson,Simamora. 2003. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Ramedia Pustaka Utama

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. (Alih bahasa Benyamin Molan). Jilid 1. Jakarta: PT. INDEKS. (Buku asli diterbitkan tahun 2003).

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian,Prentice Hall. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta.

Mowen, John, C., dan Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 1.Edisi Kelima (terjemahan). Jakarta: Erlangga

Nawawi, Hadari.1995. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada

Santoso, Singgih. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia 26

Swastha, Basu. 2004. Azas-Azas Marketing. Edisi Ketiga Yogyakarta: Liberty

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TAHUN 2014 TERHADAP INVESTASI SAHAM STUDI PERISTIWA PADA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

JIMMY PRAKOSO WIDYANTO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI  – FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tahun 2014 terhadap investasi saham dengan mengunakan metode event study pada 12 perusahan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil analisi menunjukkan pengujian abnormal return dan volume perdagangan (Trading Volume Activity) menghasikan kesimpulan bahwa rata-rata abnormal return disekitar hari berlakunya kenaikan harga bahan bakar minyak, yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah peristiwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menyatakan bahwa peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berpengaruh terhadap return saham yang diukur dengan abnormal return. Pada 10 hari sebelum investor masih memperoleh abnormal return saham, sementara sesudah peristiwa rata-rata investor tidak lagi mendapatkan abnormal return. Sedangkan terhadap volume perdagangan (Trading Volume Activity) di sekitar berlakunya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) secara statistic tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan mengindikasikan investor tidak merespon peristiwa tersebut untuk melakukan transaksi jual/beli saham di pasar modal.

Kata-kata Kunci: Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Abnormal Return, Volume Perdagangan Saham

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal bisa didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai macam instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan. Daya tarik dari pasar modal ini dimana pasar modal diharapkan dapat menjadi alternative penghimpunan dana selain perbankan dan pasar modal dapat menyediakan fasilitas bagi lender ke borrower. Menurut Tandelilin (2001) “pasar modal adalah pasar yang menfasilitasi pertemuan antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana dengan memperjual belikan surat berharga jangka panjang”. Pasar modal juga merupakan salah satu sarana untuk melakukan investasi. Pasar modal ini memungkinkan bagi investor untuk mempunyai berbagai pilihan investasi sesuai dengan preferensi risiko mereka.

Bagi mereka yang berani untuk mengambil resiko tinggi untuk investasinya ini akan berbanding dengan return yang lebih besar dari dana yang ditanamkanya. Menurut Halim (2005), “investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan (return) dimasa mendatang”. Aset investasi yang dapat dilakukan investor terbagi menjadi dua, pertama aset riil yaitu investasi dalam bentuk emas, tanah, bangunan dan sebagainya. Kedua aset finansial yaitu aset dalam bentuk obligasi, saham, reksadana, future dan produk derivative lainya (Sadikin, 2011).

Dalam melakukan investasi saham merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor. Ketika investor memutuskan untuk membeli saham berarti investor telah menginvestasikan dananya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Jadi, disatu sisi investor telah berinvestasi dan disisi lain investor telah melakaukan transaksi di pasar modal. Para investor dalam melakukan investasi membutuhkan banyak informasi guna mengetahui perkembangan dari saham yang telah diinvestasikannya. Untuk memperoleh informasi ini melalui pasar modal banyak sekali informasi yang dapat juga diperoleh investor, baik informasi yang tersedia dipublik maupun informasi pribadi.

Namun informasi juga dapat diperoleh dari informasi dari internal maupun eksternal dari perusahaan ataupun juga terhadap perkembangan ekonomi yang sedang terjadi. Informasi ini mencerminkan salah satu indikator yang diperlukan investor untuk melakukan teransaksi dipasar modal. Kerena informasi yang masuk ke pasar modal ataupun kejadian-kejadian yang tidak berhubungan langsung dengan pasar modal dapat mempengaruhi naik turunya harga saham dalam pasar modal. Salah satu informasi yang ada adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi 18 Nopember 2014 ini. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini sangat menghawatirkan bagi semua segmen perekonomian, informasi ini menjadi bermakna jika keberadaan informasi ini dapat menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, dimana tercermin dalam perubahan harga saham, volume perdagangan atau karateristik pasar lainnya. Kondisi dari peristiwa kenaikan bahan bakar minyak ini dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel  1. Harga Kenaikan BBM Berdasarkan Pengumuman Berlaku

BerlakuHarga (per liter)
TahunTanggalBensin premiumMinyak solarMinyak tanah
201417 NovemberRp 8,500.00Rp 5,500.00
201322 JuniRp 6,500.00Rp 5,500.00Rp 3,000.00
200915 JanuariRp 4,500.00Rp 4,500.00Rp 2,500.00
200815 DesemberRp 5,000.00Rp 4,800.00Rp 2,500.00
1 DesemberRp 5,500.00Rp 5,500.00Rp 2,500.00
24 MeiRp 6,000.00Rp 5,500.00Rp 2,500.00
20051 OktoberRp 4,500.00Rp 4,300.00Rp 2,000.00
1 MaretRp 2,400.00Rp 2,100.00Rp 2,200.00
200321 JanuariRp 1,810.00Rp 1,650.00Rp 1,800.00
1 JanuariRp 1,810.00Rp 1,890.00Rp 1,970.00

Sumber : http://www.bersosial.com

Peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang penting untuk diperhatikan oleh investor. Kenaikan bahan bakar minyak ini berdampak langsung pada perubahan-perubahan biaya oprasional dari perusahaan yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi (Arisyahidin, 2012). Baru-baru ini kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada akhir tahun 2014 ini diperkirakan akan berimbas terhadap saham sektor otomotif. Melalui informasi yang ditulis dari katadata.co.id menjelaskan penjualan otomotif tahun ini diperkirakan akan melambat akibat dari kenaikan BBM dimana dua bulan terakhir tercatat mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi 2014 akan memberikan efek terhadap penjualan dari produk yang dihasilkan perusahaan. Kenaikan BBM membawa pengaruh terhadap saham otomotif seperti PT Astra Internasional Tbk. Pada kenaikan harga BBM Maret 2005, saham Astra terlihat di bawah kinerja industri (underperformed) 1-2 bulan setelah kebijakan diberlakukan.

Sedangkan, ketika harga BBM dinaikkan kembali pada Oktober 2005, saham Astra kembali berada di bawah kinerja industri selama hampir satu tahun lamanya. Apalagi sepanjang Januari 2005 – Desember 2006, BI Rate cenderung naik dari 7,4 persen menjadi 12 persen. Begitupun saat terjadi kenaikan harga BBM pada Mei 2008, kinerja saham Astra juga mengecewakan selama dua bulan.

Dilihat dari informasi diatas pengaruh yang terjadi di perusahaan otomotif menghasilkan respon dari para investor mengenai peristiwa kenaikan bahan bakar minyak terhadap investasi saham mereka. Peneliti memakai studi peristiwa (event study) untuk mengetahui reaksi apa yang dihasilkan dari peristiwa yang terjadi terhadap saham di pasar modal. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatau pengumuman (Jogiyanto, 2009).

Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Menurut Tandelilin (2001) “efisiensi pasar bentuk setengah kuat, merupakan bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham disamping dipengruhi oleh data pasar (Harga saham dan Volume perdagangan), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan”. Namun, pada pasar efisien dalam bentuk setengah kuat ini investor tidak dapat berharap mendapatkan abnormal return jika strategi perdagangannya hanya didasari informasi saja, tetapi sebaliknya jika pasar tidak efisien maka akan terjadi lag dalam proses penyesuaian harga terhadap informasi baru, dan hal ini dapat digunakan investor untuk mendapatkan abnormal return. Dengan kata lain diduga kenaikan harga bahan bakar minyak ini mengandung informasi yang menyebabkan terjadinya lag dan menjadikan pasar tidak efisien.

Jika suatu informasi mengandung informasi ini akan menimbulkan reaksi pasar setelah pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ini ditunjukan dengan adanya perubahan harga saham dengan mengunakan return dari saham yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return pada investasi saham. Dimana abnormal return adalah selisih return yang sesungguhnya dengan return ekspetasi (return yang diharapkan investor) yang merupakan pengukuran keuntungan yang didapat investor. Sedangkan volume perdagangan saham merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya reaksi pasar dalam bentuk transaksi perdagangan saham terhadap suatu peristiwa tertentu. Untuk variabel volume perdagangan ini mengunakan Trading Volume Activity (TVA) sebagai alat ukur dari aktivitas perdagangan saham yang terjadi.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui reaksi atau respon dan perilaku pelaku pasar modal terhadap sebuah peristiwa ekonomi dan dampaknya terhadap iklim investasi secara keseluruhan di perusahaan Otmotif dan Komponen. Oleh karena itu, penulis memeberi judul penelitian “PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TAHUN 2014 TERHADAP INVESTASI SAHAM STUDY PERISTIWA PADA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah :

1. Bagaimana perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI?

2. Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor konstruksi di sekitar pengumuman kenaikan bahan bakar mesin di Indonesia pada tahun 2014.

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor konstruksi sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan bahan bakar mesin di Indonesia pada tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaati bagi berbagai macam pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan sebagai informasi terhadap harga saham perusahaannya dan secara cepat dapat mengatasi kondisi pasar sehingga dapat mengambil kebijakan yang benar setelah terjadi peristiwa pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak ini.

2. Bagi investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk para investor untuk melakukan investasi.

3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan, khususnya manajemen keuangan tentang reaksi pasar atas pergerakan harga saham terhadap peristiwa pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti sebagai ilmu dan pengetahuan tambahan. 8

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Pengertian investasi menurut beberapa ahli sebagai berikut :

1. “Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang” (Mulyadi, 2001: 284)

2. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sukirno, 1997: 107)

3. Investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk mengadakan modal barang pasa saat sekarang ini. Barang modal tersebut akan menghasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang atau aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber untuk dipakai mengadakan barang. Dari modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. (Gerald, 1978)

4. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) investasi didefinisikan sebagai berikut. “investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil

5. investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan yang berinvestasi.”

2.1.2 Tujuan Investasi

Menurut Tandelilin  (2001 : 5) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir untuk meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau mereka berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang

2. Mengurangi resiko inflasi.

Dengan melakukan investasi seseorang menghindar dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya saat ada pengaruh dari inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.

2.1.3 Dasar Keputusan Investasi

Saat melakukan suatu investasi seseorang berekspektasi untuk mendapatkan retun, dikarenakan hal tersebut ada beberapa dasar keputusan untuk berinvestasi :

a) Return

Alasan paling utama orang melakukan investasi adalah untuk memperoleh return atau keuntungan. Suatu hal yang wajar jika seorang investor selalu menuntut tingkat return tinggi atas dana yang diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return).

Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan return yang telah diperoleh investor dimasa lalu.

Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan tingkat return, investasi harus selalu mempertimbangkan tingkat resiko suatu investasi (Tandelilin, 2005).

Sedangkan Jogiyanto (2009), return saham dibagi menjadi 2, yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi adalah pengembalian yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan return ekspektasi dan risiko di masa depan. Rumus dari return realisasi adalah sebagai berikut.

Ri = (Pt – Pt-1 + D) / Pt-1 ………………………………………………………(1)

Keterangan:

Ri: Return saham

Pt: Harga saham saat t

Pt-1: Harga saham saat t-1

D: Dividen

Sedangkan return ekspektasi adalah pengembalian yang diharapkan akan diterima investor di masa depan. Dengan kata lain, return ekspektasi merupakan return yang belum terjadi. Rumus dari return ekspektasi adalah sebagai berikut.

E(Ri) = Σ(Rij . Pj) ……………………………………………………………(2)

Keterangan:

E(Ri): Expected return

Rij: Return saham

Pj: Probabilitas

b) Risiko

Risiko investasi adalah korelasi antara pengembalian dengan resiko tersebut, yaitu semakin tinggi pengambilan, maka semakin tinggi resiko yang diambil. Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat resiko dengan pengembalian yang seimbang. Adapun resiko menurut para ahli sebagai berikut :

Risiko muncul dari selisih return harapan dengan return aktul. Maka, risiko dapat diartikan sebagai return aktual lebih rendah daripada return minimum yang diharapkan atau return yang disyarakatkan atau required date of return (Tandelilin, 2010).

Jogiyanto (2010) membagi risiko menjadi 2, yaitu:

1) Risiko tidak sistematis adalah risiko pada suatu saham tertentu yang dapat dihindari atau diminimalkan dengan cara diversifikasi. Risiko yang termasuk dalam risiko ini adalah risiko kegagalan yang disebabkan oleh kondisi internal perusahaan, risiko kredit atau keuangan, dan risiko manajemen. Rumus dari risiko tidak sistematis adalah sebagai berikut.

σei2 = σi2 – βi2σm2…………………………………………………………(3)

Keterangan:

σei2: Risiko tidak sistematis

σi2: Varian residu

βi2: Beta saham

σm2: Varian pasar

2) Risiko sistematis adalah risiko yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham tanpa terkecuali. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang memengaruhi harga saham secara serentak dan tidak dapat dihindari oleh investor dengan cara diversifikasi. Rumus dari risiko sistematis adalah sebagai berikut.

βi = σim / σm2……………………………………………………………(4)

Keterangan:

βi: Beta saham

σim: Kovarian return antara saham I dengan pasar

σm2: Varian return pasar

c) Faktor Waktu

Jangka waktu adalah hal penting dari definisi investasi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan risiko.

2.1.4 Jenis Investasi

Menurut Mulyadi (2001:284) terdapat empat jenis investasi yaitu sebagai berikut :

Jenis investasi dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Investasi yang tidak menghasilkan laba.

Investasi yang tidak menghasilkan laba. Investasi ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat-syarat yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.

b. Investasi yang tidak dapat diukur labanya.

Investasi yang tidak dapat diukur labanya. Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba:

c. Investasi dalam penggantian peralatan

Investasi dalam penggantian peralatan. Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan peralatan yang ada. Dalam pemakaian mesin dan peralatan pada suatu saat akan terjadi biaya operasi mesin dan peralatan menjadi lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru atau produktivitasnya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan.

d. Investasi dalam perluasan usaha.

Investasi dalam perluasan usaha. Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan diferensial yang berupa tambahan pendapatan serta memerlukan biaya diferensial yang berupa tambahan biaya karena tambahan kapasitas.

Halim (Analisis Investasi 2005:4) Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finasial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi sektor real adalah jenis investasi dengan pengadaan asset-asset contohnya seperti tanah, bangunan, mesin dan sebagainya. Investasi sektor financial adalah jenis invesatsi yang penanaman modalnya berupa instrumen-instrumen keuangan di pasar modal maupun pasar uang. Instrument-intrument itu seperti saham, obligasi, valas dan sebagainya.

Menurut Susilo (Pasar Modal 2009:2) investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada asset nyata (real asset) dan investasi pada aset financial (financial asset). Invetasi pada asset nyata contohnya seperti pembelian emas, tanah, real estate atau mendirikan perusahaan. Pada jenis investasi ini investor benar-benar melakukan investasi secara langsung mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli asset nyata. Sedangkan investasi pada asset financial adalah dengan membeli intrumen keuangan, misalnya saham, obligasi, waran, right issue. Instrument ini bukan berupa asset nyata melainkan hanya berupa kertas klaim (bukti) terhadap penerbitnya

Jenis-jenis investasi berdasarkan kekhususan tertentu dari kegiatannya di bagidalam beberapa kelompok yaitu (Harapan, 2009:18) :

a. Investasi Baru. Investasi baru yaitu investasi bagi pembuatan sistem produksi baru, baik sebagai bagian dari usaha baru untuk produksi baru maupun perluasan produksi, tetapi harus menggunakan sistem produksi baru.

b. Investasi Peremajaan. Investasi jenis ini umumnya hanya digunakan untuk mengganti barang-barang kapital lama dengan yang baru, tetapi masih dengan kapasitas dan ongkos produksi yang sama dengan alat yang digantikannya.

c. Investasi Rasionalisasi. Pada kelompok ini peralatan yang lama diganti oleh yang baru tetapi dengan ongkos produksi yang lebih murah, walaupun kapasitas sama dengan yang digantikannya.

d. Investasi Perluasan. Dalam kelompok investasi ini peralatannya baru sebagai pengganti yang lama. Kapasitasnya lebih besar sedangkan ongkos produksi masih sama.

e. Investasi Modernisasi. Investasi ini digunakan untuk memproduksi barang baru yang memang proses baru, atau memproduksi lama dengan proses yang baru.

f. Investasi Diversifikasi. Investasi ini untuk memperluas program produksi perusahaan tertentu, sesuai dengan program diversifikasi kegiatan usaha korporasi yang bersangkutan.

2.1.5 Saham

2.1.5.1 Pengertian Saham

Menurut Fakhruddin dalam bukunya Tanya Jawab Pasar Modal (2008 : 30) saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan yang artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu berarti dia telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.

Susilo dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lain (2000 : 200) bahwa saham adalah sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

Menurut Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya Tanya Jawab Pasar Modal (2008 : 30) saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan yang artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu berarti dia telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.

2.1.5.2 Jenis Saham

Saham didefinisikan sebagai surat berharga yang populer dan dikenal luas masyarakat. Menurut Darmadji Tjiptono dan Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya Pasar Modal di Indonesia (2006 : 7) menjelaskan bahwa ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu:

1) Ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:

a. Saham biasa (common stock), yaitu saham menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

b. Saham preferen (preferend stock), yaitu saham yang memiliki karateristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

2) Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:

a. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3) Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:

a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan uang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekanlaba dan tidak memntingkan potensi pertumbuhan harga saham.

c. Saham pertumbuhan (growth stock-ewll-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti adanya.

e. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap lebih tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi di masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari (consumer goods).

2.2 Pasar Modal

2.2.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal, dalam UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 diartikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Dengan demikian pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Adapun definisi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). “Menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.”

2.2.2 Jenis Pasar Modal

Jenis pasar modal menurut UUPM ( Undang-Undang Penanaman Model) ada dua jenis yaitu pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market).

Menurut Dahlan Siaman (2002:371) “Pasar perdana adalah penawaran efek secara langsung oleh emiten kepada investor tanpa melalui bursa efek. Pemasaran efek dilakukan berdasarkan perjanjian emisi efek. Harga efek yang ditawarkan di pasar perdana tidak berpluktuasi. Setelah selesai masa penawaran dipasar perdana efek tersebut akan diperdagangkan secara terus menerus dan harganya juga akan berfluktuasi. Transaksi jual beli efek di bursa efek tersebut pasar sekunder”. Ciri-ciri pasar perdana menurut Jogiyanto (2009) adalah transaksi terjadi di luar bursa, harga efek sudah ditentukan, tidak ada transaction fee, investor langsung ke penjamin atau agen penjual, dan jangka waktu pasar biasanya tiga hari.

Menurut Jogiyanto Hartono (2008:56) ”Pasar sekunder adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa efek diperjual-belikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di bursa setelah terlaksananya penewaran perdana”. Ciri-ciri pasar sekunder menurut Jogiyanto (2009) adalah efek harus tercatat di bursa, harga efek ditentukan berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan, perusahaan perantara efek mengenakan transaction fee kepada investor yang membeli atau menjual, perdagangan efek harus melalui perantara efek, dan pasar diselenggarakan secara terus menerus.

2.3 Pasar Modal yang efisien

2.3.1 Pengertian Pasar Modal yang Efisien

Pasar modal dikatakan efisiensi bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga informasi yang relevan dan terpercaya dan telah tercermin dalam harga-harga saham. Sebagian besar saham dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan normal dengan memilih secara acak saham-saham dalam resiko tertentu. Karena penyampaian informasi begitu sempurna, tidak mungkin bagi pemodal manapun untuk memperoleh laba ekonomi (imbalan abnormal) dengan memanipulasi informasi yang tersedia khusus baginya.

Tandelilin (2010) mengartikan pasar modal yang efisien adalah pasar dengan kondisi harga semua saham yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Informasi tersebut dapat berupa informasi di masa lalu (contohnya laba bersih perusahaan tahun lalu), informasi saat ini (contohnya rencana ekspansi perusahaan), dan informasi seperti pendapat atau opini yang beredar yang dapat memengaruhi perubahan harga saham (contohnya jika banyak investor yang beragumen bahwa harga saham akan turun, maka argumen tersebut akan tercemin pada perubahan harga saham tersebut yang cenderung turun).

Emery dan Finnerty (2008) menyebutkan bahwa konsep efisiensi pasar modalsebagai harga pasar dari sekuritas yang diperdagangkan secara regular di pasar modalmencerminkan seluruh informasi yang ada dan melakukan penyesuaian secara utuh dancepat terhadap informasi baru.

West (1975) membedakan internal efficiency dan external efficiency. External efficiency menunjukkan bahwa pasar berada dalam keadaan keseimbangan sehinggakeputusan perdagangan saham berdasarkan atas informasi yang tersedia di tidak bisamemberikan tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan keseimbangan. Efisiensieksternal, sesuai dengan pengertian mikro pasar modal, adalah suatu kondisi seberapa jauh efisiensi pasar modal secara informasional. Internal efficiency, sebaliknya,menunjukkan bahwa pasar modal tersebut bukan hanya memberikan harga yang“benar”, tetapi juga memberikan berbagai jasa yang diperlukan oleh para pembelidan penjual dengan biaya serendah mungkin (Husnan, 1998).

Ciri penting efisiensi pasar adalah gerakan acak (random walk) dari harga pasar saham. Harga saham secara cepat bereaksi terhadap berita-berita baru yang tidak terduga, sehingga arah gerakannyapun tidak bisa diduga. Sepanjang suatu kejadian bisa diduga, kejadian itu sudah tercermin pada harga saham (Pandji, Piji, 2001:83).

2.3.2 Syarat-syarat Efisiensi Pasar Modal

Syarat-syarat Pasar yang Efisien

Syarat-syarat untuk pasar yang efisien (Tandelilin, 2001:143) yaitu:

1. Harga sekuritas ditentukan oleh demand dan supply dari banyak investor. Artinya bahwa seorang pelaku pasar tidak dapat mempengaruhi harga sekuritas. Investor adalah penerima harga (price taker).

2. Informasi tersedia secara luas untuk semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperolehinformasi tersebut murah.

3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yanglainnya. Informasi dihasilkan secara random artinya bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akanmengumumkan informasi baru.

4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga sekuritas berubah dengansemestinya. Kondisi ini terjadi karena pelaku pasar merupakan indvidu-individu yang canggih sehingga mampumemahami dan menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik.

2.3.3 Bentuk Efisiensi Pasar Modal

Fama (1970) membagi bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga Efficient Market Hypothesis (EMH), yaitu:  

a) Efisien dalam bentuk lemah (weak form)

Pasar efisien dalam bentuk lemah ditunjukkan oleh harga saham saat ini mencerminkan semua informasi masa lalu (historis), seperti harga dan volume perdagangan. Dengan kata lain, investor tidak dapat mengestimasi harga pasar saham di masa depan dengan menggunakan informasi historis.

b) Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong)

Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat ditunjukkan oleh harga saham saat ini mencerminkan semua informasi historis dan informasi yang dipublikasi saat ini (seperti pengumuman stock split, dividen, kerugian perusahaan, dan lain-lain). Pasar dikatakan memiliki bentuk setengah kuat jika informasi direspon cepat oleh pasar dalam satu hingga dua spot waktu atau hari di sekitar pengumuman. Return tak normal terjadi bila informasi direspon lambat oleh pasar (lebih dari tiga spot waktu), sehingga pasar dikatakan tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.

c) Efisien dalam bentuk kuat (strong form)

Pasar efisien dalam bentuk kuat ditunjukkan oleh harga saham saat ini mencerminkan semua informasi historis, informasi yang dipublikasi saat ini, dan informasi yang tidak terpublikasi. Dalam pasar ini, investor tidak dapat memperoleh return tidak normal karena informasi yang diketahui masyarakat sama dengan informasi yang diketahui perusahaan.

2.4 Pengujian Ketiga Tingkatan Efisiensi dalam Teori Efisiensi Pasar Modal

2.4.1 Tingkat Efisiensi Lemah

Menurut Tandelilin (2010), pengujian pada tingkat ini dilakukan dengan pengujian prediktibilitas return melalui tiga cara, yaitu:

a) Mempelajari return musiman (seasonal return)

Pengujian pola return musiman dilakukan untuk menunjukkan adanya tingkat return yang lebih tinggi atau rendah pada perioda tertentu, baik dalam perioda harian, mingguan, dan tahunan.

b) Menggunakan data return di masa lalu, baik untuk prediktibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Pengujian prediksi jangka pendek biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah return pada perioda sebelumnya dapat digunakan untuk memprediksi return hari ini. Ada beberapa cara pengujian yang dapat dilakukan, yaitu dengan hanya menggunakan data return perioda sebelumnya dan menggunakan trading rules yang lebih kompleks (misalnya dengan uji korelasi, run test, filter test, dan kekuatan relative saham). Sedangkan pengujian prediksi jangka panjang dilakukan dengan waktu pengujian yang relative lebih lama.

c) Mempelajari hubungan return dengan karakteristik perusahaan.

Hubungan antara karakteristik perusahaan dengan abnormal return dinyatakan sebagai anomali dalam pasar yang efisien karena secara teoritis tidak ada investor yang dapat memeroleh abnormal return dengan menggunakan informasi karakteristik perusahaan dalam pasar yang efisien. Karakteristik tersebut antara lain size, market to book value, dan earning price.

2.4.2 Tingkat Efisiensi Setengah Kuat

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa pengujian studi peristiwa (event studies) pada pasar dengan tingkat efisiensi setengah kuat dilakukan untuk mengamati seberapa cepat informasi yang masuk ke pasar dapat tercemin dalam harga saham. Jensen (1969) dalam Tandelilin (2010) meneliti dampak corporate action perusahaan berupa stock split terhadap perubahan harga saham dan hasilnya adalah tingkat return di sekitar pengumuman stock split relatif stabil, sehingga mendukung adanya efisiensi pasar. Husnan (2005) melakukan penelitian event study dengan variabel kegiatan perdagangan dan variabilitas tingkat return. Peristiwa yang digunakan adalah pengumuman laporan keuangan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kegiatan perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan perusahaan memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan pengaruh pengumuman laporan keuangan terhadap variabilitas tingkat return ternyata tidak signifikan.

2.4.3 Tingkat Efisiensi Kuat

Pengujian private information dilakukan pada pasar dengan tingkat efisiensi yang kuat (Tandelilin, 2010). Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah pihak insider perusahaan dan kelompok investor tertentu yang dianggap mendapatkan informasi yang baik, dapat memperoleh return tak normal lebih tinggi daripada return pasar pada umumnya. Elton & Gruber (1991) dalam Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa jika seluruh saran dari para analisis keuangan dikumpulkan dan diaplikasikan secara bersama-sama, maka kemungkinan investor untuk memeroleh abnormal return sangat tinggi.

2.5 Return Saham

Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan di dalam perhitungan indeks harga saham. Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Kebanyakan harga saham berbeda dengan nilai saham, makin sedikit informasi yang bisa diperoleh untuk menghitung nilai saham, makin jauh perbedaan tersebut (Jogiyanto, 2000)

Dalam melakukan investasi dalam saham, seorang investor selalu mengharapkan adanya return atau keuntungan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Robbert Ang, 2001). Dalam teori pasar modal, tingkat pengembalian yang diterima oleh seorang investor dari saham yang diperdagangkan di pasar modal (saham perusahaan go public) biasa diistilahkan dengan return. Dalam pasar saham tidak selalu menjanjikan suatu return yang pasti bagi investor. Namun beberapa komponen return saham yang memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah deviden, saham bonus, dan capital gain.

Komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividend dan sebagainya. Disebut juga pendapatan lancar maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat diuangkan dengan cepat. Misalnya kupon bunga obligasi yang membayar bungan dalam bentuk giro/cek, yang tinggal diuangkan, demikian juga dividend saham, yaitu dibayarkan dalam bentuk saham, yang dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya (Robbert Ang, 2001).

Komponen kedua dari return adalah capital gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih harga jual dengan harga beli suatu instrument investasi. Tentunya tidak semua instrumen investasi memberikan komponen return berupa capital gain atau capital loss. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi yang bersangkutan, yang berarti bahwa instrumen investasi tersebut habis diperdagangkan di pasar. Karena dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan-perubahan nilai suatu investasi. Investasi yang dapat memberikan capital gain seperti obligasi dan saham, sedangkan yang tidak memberikan komponen return capital gain seperti sertifikat deposito, tabungan dan sebagainya. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan hitung berdasarkan data histori dan return realisasi itu penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan sebagai dasar penentu return ekspektasi\ (expected return} dan resiko di masa mendatang.

Sedangkan untuk mendapat return atau keuntungan tertentu seorang investor juga harus memperhatikan resiko yang akan ditanggungnya jika ingin memperoleh return tertentu. Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar resiko investasi tersebut. Resiko terdiri dari bermacam-macam sebab, antara lain adalah resiko suku bunga, resiko pasar, resiko inflasi, resiko bisnis, resiko finansial, resiko likuiditas, resiko nilai tukar mata uang. Adapun resiko dibagi manjadi dim jenis resiko, yaitu resiko umum (General risk) yang merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Dan yang satu adalah resiko spesifik (Resiko perusahaan) adalah resiko yang tidak berkaitan dengan perubahan pasar secara keseluruhan.

2.6 Anomali Pasar Modal

Jones (1996) menjelaskan bahwa anomali merupakan teknik yang bertentangan dengan konsep efisiensi pasar. Anomali menyebabkan pergerakan pasar terstruktur pada waktu tertentu, sehingga menimbulkan pola pergerakan return yang dapat diprediksi oleh para investor untuk menghasilkan abnormal return yang lebih tinggi.

2.7 Abnormal Return

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa harga saham seharusnya mencerminkan informasi risiko dan return yang diharapkan di masa depan dalam pasar efisien. Return normal menunjukkan return yang sepadan dengan risiko saham. Jika pasar tida efisien, saham akan menghasilkan return yang lebih besar daripada return yang normal, sehingga disebut return tak normal (abnormal return).

Brown & Warner (1985) dalam Tandelilin (2010) menyatakan bahwa terdapat tiga model untuk menghitung return tak normal, yaitu:

a) Mean-Adjusted Model

Jika pasar bersifat efisien dan return saham bervariasi secara acak di sekitar nilai sesungguhnya, maka rata-rata return saham yang dihitung dari perioda sebelumnya dapat digunakan sebagai return harapan. Jika return harian digunakan, maka dapat dikurangkan rata-rata return harian dari return harian aktual untuk memeroleh return tak normal. Rumus dari Mean-Adjusted Model adalah sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t – Ṝi……………………………………………………………….….… (5)

Keterangan:

ARi,t: return tak normal saham i pada hari t

Ri,t : return aktual saham i pada t hari

Ṝi : rata-rata return saham i setelah sekian hari sebelum hari t

b) Market-Adjusted Model

Pergerakan saham sering dihubungkan dengan pergerakan bersama dalam pasar. Return tak normal dihitung dengan menghilangkan pengaruh pasar terhadap return harian saham. Rumus dari Market-Adjusted Model adalah sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t – RM,t…………………………………………………………….….… (6)

Keterangan:

ARi,t: return tak normal saham i pada hari t

Ri,t : return aktual saham i pada t hari

RM,t : return pasar pada hari t

c) Market Model

Cara ini menggambarkan hubungan antara saham dengan pasar dalam persamaan regresi linear sederhana antara return saham dengan return pasar. Rumus dari Market Model adalah sebagai berikut.

Ri = α1 + βiRM + ei………………………………………………………….….… (7)

Keterangan:

Ri: return saham i

α1 : intersep dalam regresi untuk saham i

βi : koefisien regresi yang menyatakan slope garis regresi

RM : return pasar

ei : kekeliruan regresi

2.8 Trading Volume Activity

Fatmawati & Asri (1999) dalam Munawarah (2009) menjelaskan bahwa Trading Volume Acitivy (TVA) merupakan instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui perubahan volume perdagangan saham. Husnan (2005) menjelaskan bahwa Trading Volume Activity (TVA) merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Maka, dapat dikatakan bahwa rumus dari TVA adalah sebagai berikut.

………….…………….. (8)

2.9 Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang dilakukan Farid Siliwangi Ramadhan (2013) adalah pada peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM yang diumumkan oleh pemerintah pada tanggal 22 Juni 2013 terjadi perbedaan rata-rata abnormal return secara signifikan pada sektor perusahaan yang bergerak pada bidang otomotif dan komponenn.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2014) adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM pada tanggal 22 Juni 2013. Hal ini menunjukan bahwa peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 tidak menimbulkan abnormal return. Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan antara Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Hal ini menunjukan bahwa peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 memengaruhi voluma perdagangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suparsa (2014) adalah tidak adanya perbedaan abnormal return dan Trading Volume Activity atas pengumuman kenaikan harga BBM tahun 2013 pada saham LQ 45. Hal ini terjadi karena informasi tentang pengumuman kenaikan harga BBM sudah dapat diprediksi

sebelumnya oleh pelaku pasar. Reaksi investor terhadap adanya pengumuman kenaikan harga BBM memang dapat diduga mengingat isu dari pengumuman tersebut sudah beredar sebelum tanggal pengumuman. Maka, pengumuman kenaikan harga BBM tidak memiliki kandungan informasi.

2.10 Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis 1

Hipotesis yang diuji adalah:

Ho : Tidak terdapat perbedaan return saham yang diukur dengan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada

perusahaan Otomotif dan Komponen.

Ha : Terdapat perbedaan return saham yang diukur dengan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

b. Hipotesis 2

Hipotesis yang diuji adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang diukur dengan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Ha : terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang diukur dengan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

2.11 Rerangka Teoritis 34

3,  METODA PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang termasuk dalam kategori studi peristiwa. Studi peristiwa (event study) yaitu penelitian yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2009). Informasi adalah semua pemeberitaan baik di dalam pasar modal maupun diluar pasar modal yang diterima investor dan merupakan suatu bahan yang dapat digunakan sebagai dasar atau acuan dalam pengambilan keputusan. Informasi di pasar modal terdiri atas informasi yang dipublikasikan (public information) dan informasi yang tidak dipublikasikan (private information).

Informasi yang dipublikasikan, yaitu informasi yang sudah diketahui oleh masyarakat umum dan memang sengaja untuk diberitahukan. Informasi yang tidak dipublikasikan, yaitu informasi yang hanya diketahui oleh kelompok tertentu dan bersifat rahasia. Informasi yang dicari oleh pelaku pasar modal guna pengambilan keputusan investasinya adalah informasi yang relevan, karena keberadaan informasi baik informasi yang dipublikasikan ataupun yang tidak dipublikasikan sangat berkaitan dengan perubahan harga saham di pasar modal. Dalam penelitian ini informasi yang digunakan sebagai event adalah informasi yang dipublikasikan, khususnya informasi mengenai pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jika pengumuman kenaikan BBM yang terjadi membawa informasi, maka dikatakan peristiwa (event) tersebut mempunyai kandungan informasi (information content). Sebaliknya, jika pengumuman kenaikan BBM tidak membawa informasi maka dikatakan bahwa peristiwa (event) tersebut tidak mempunyai kandungan informasi.Menurut Jogyianto (2009), “studi peristiwa (event study) banyak digunakan untuk menguji reaksi pasar dari suatu peristiwa atau pengumuman. Studi peristiwa ini disebut juga analisis residual (residual analysis) atau pengujian indeks kinerja taknormal (abnormal performance index test) atau pengujian reaksi pasar (market reactiontest)”.

Terdapat empat kategori dalam penelitian studi peristiwa (Jogiyanto, 2009) :

1. Kandungan informasi (informasi content) Penelitian ini digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa. Jika suatu peristiwa atau informasi mengandung informasi, maka akan direspon oleh pasar yang ditunjukkan oleh adanya return taknormal (abnormal return).

2. Efisien pasar (market efficiency) Pengujian ini adalah suatu bentuk lanjutan dari pengujian kandungan informasi. Jika pengujian kandungan informasi hanya menguji return taknormal sebagai reaksi dari pasar, pengujian efisiensi pasar meneruskan dengan menguji kecepatan reaksi pasar tersebut, pasar disebut efisien secara informasi jika suatu peristiwa atau informasi direaksi dengan penuh dan cepat oleh pasar.

3. Evaluasi model (model evaluation) Penelitian yang mengevaluasimodel-model yang digunakan di studi peristiwa untuk menentukan model mana yang paling sesuai untuk kondisi yang tertentu.

4. Penjelasan mertik (metric explanation) Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penyebab reaksi pasar lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan return taknormal sebagai dependen variabel dan variabel-variabel penyebab, misalnya karakteristik perusahaan sebagai variabelvariabel dependen untuk menjelaskan terjadinya return taknormal tersebut.

Menagacu pada peneiltian diatas, penelitian ini juga dilakukan berdasarkan suatu peristiwa (event), yaitu adanya informasi mengenai pengumuman kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Indonesia. Model yang digunakan untuk melihat pergerakan saham dalam penelitian ini adalah model penyesuaian pasar (market adjusted model), yakni model yang menjelaskan bahwa return suatu saham dipengaruhi oleh return pasar, dimana pengaruh pasar adalah sama untuk semua saham. Sedangkan untuk mengamati dampak event terhadap perdagangan saham dipergunakan Trading Volume Activity (TVA). Penelitian ini didasarkan pengamatan 20 hari bursa disekitar peristiwa, yaitu 10 hari sebelum peristiwa (hari ke t-1 sampai dengan hari t-10), dan 10 hari setelah peristiwa (hari ke t+1 sampai dengan hari ke t+10). Penelitian ini mengunakan 10 hari sebelum dan setelah tanggal pengumuman kenaikan BBM tahun 2014 didasarkan pada asumsi bahwa pengumuman ini benar-benar berpungaruh terhadap aktivitas perdagangan saham pada saat peristiwa tanpa dipengruhi faktor lain. Dengan mengunakan 10 hari sebelum dan sesudah pengumuman ini juga diasumsikan cukup untuk para investor untuk merespon atas kejadian pengumuman suatu peristiwa.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dibutuhkan adalah, sebagai berikut:

1. Tanggal dilakukannya penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia (Suspend BEI), pada tanggal 22 Juni 2013.

2. Harga saham pembuka dan penutupan harian selama periode penelitian untuk tiap saham yang termasuk dalam daftar saham Otomotif dan Komponen.

3. Data volume perdagangan saham harian selama periode penelitian untuk tiap saham yang termasuk dalam daftar saham Otomotif dan Komponen.

4. Indeks saham Otomotif dan Komponen. Data dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua perusahaan yang masuk dalam indeks perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia (BEI). Karena peneliti ingin mengetahui pengaruh peristiwa terhadap semua perusahaan yang terdapat di indeks perusahaan Otomotif dan Komponen dengan metode sensus. Dimana metode sensus menurut Suharsini (2006), adalah pengambilan dari seluruh populasi akan dijadikan sebagai sampel data dari penelitian yang ingin diteliti, sesuai dengan pernyataan bahwa semakin besar jumlah saham populasi yang dijadikan data maka semakin kecil kemungkinan kesalahan yang terjadi. Penelitian ini diperkuat juga oleh metode sensus menurut Sugiono (2009) , dimana teknik pengambilan sampel, bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel sering dilakukan bila populasi relative kecil. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 sampel atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Dan data mengenai perusahaan ini diperoleh dari daftar perusahaan yang telah dipublikasikan diwww.idx.co.id.

Penelitian ini berbasis event study, terutama untuk periode harian, memerlukan emiten-emiten yang bersifat likuid dengan kapasitas besar, sehingga pengaruh suatu event dapat diukur dengan segera dan relatif akurat. Adapun penelitian ini menggunakan event window 10 hari bursa sebelum dan 10 hari sesudah event date yaitu pada periode 3 November sampai 1 Desember 2014. Periode waktu itu dipilih sebab dalam rentang waktu tersebut merupakan waktu-waktu yang rawan dari pelaku saham untuk mengambil ancangancang berspekulasi dalam melakukan transaksi jula beli saham. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria, sebagai berikut:

a. Saham perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

b. Saham teraktif perusahaan Otomotif dan Komponen selama tahun 2014 mulai 31 Oktober sampai dengan 5 Juli 2013.

c. Terdapat perdagangan di hari-hari pengamatan.

Berikut daftar perusahaan Otomotif dan Komponen sebagai sampel penelitian:

Tabel.2 Nama Perusahaan dan Kode

NoNAMA PERUSAHAANKODE
1PT Astra International TbkASII
2PT Astra Auto Part TbkAUTO
3PT Indo Kordosa TbkBRAM
4PT. Goodyear Indonesia TbkGDYR
5PT. Gajah Tunggal TbkGJTL
6PT. Indomobil Sukses International TbkIMAS
7PT. Indospring TbkINDS
8PT. Multi Prima Sejahtera TbkLPIN
9PT. Multistrada Arah Sarana TbkMASA
10PT. Nipress TbkNIPS
11PT. Prima alloy steel Universal TbkPRAS
12PT. Selamat Sempurna TbkSMSM

Sumber : finance.yahoo.com

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini menggunakan data sekunder harga saham, volume perdagangan, IHSG, volume perdagangan dan jumlah saham yang beredar dari perusahaan Otomotif dan Komponen dari tanggal 10 Juni sampai 5 Juli 2013.

b) Penelitian kepustakaan (library research) Penelitian ini dilaksanakan dengan membaca dan mempelajari literatur dan jurnal di perpustakaan untuk memenuhi data teoritis yang berkaitan dengan topic yang diteliti.

c) Dokumentasi

Cara pengumpulan data dengan cara memebuat salinan atau menggandakan data yang ada baik laporan perdagangan saham atau informasi disekitar tanggal pengumuman berlakunya kenaikan harga BBM.

d) Browsing

Adalah pengumpulan data dengan cara mendowload jurnal-jurnal, harga saham, volume perdagangan saham dan berbagai macam sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut.

a) Kenaikan bahan bakar mesin (BBM)

Kenaikan BBM merupakan salah satu kebijkan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi pengeluaran negara untuk subsidi BBM.

b) Tanggal pengumuman kenaikan BBM

Merupakan tanggal yang menunjukkan pengumuman kenaikan BBM. Tanggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17 November 2014.

c) Harga saham

Harga saham merupakan jumlah dana yang dibutuhkan oleh investor untuk membeli satu lembar saham perusahaan. Data harga saham menggunakan closing price pada tanggal pengumuman kenaikan BBM (t-10), dan (t+10).

d) Return realisasi

Rumus return realisasi yang digunakan untuk menghitung abnormal return sesuai dengan rumus (1).

e) Abnormal Return

Variabel ini merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Abnormal return yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Market Adjusted Model. Rumus abnormal return yang digunakan sesuai dengan rumus (5).

f) Trading Volume Activity (TVA)

Variabel ini merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Rumus TVA yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan rumus (7).

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Klomogorov-Simirnov Test dan Paired Sampel T-Test perhitungannya dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS).

Penerapan model sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang menekankan pada pembahasan datadata dan subjek penelitian dengan menyajikan data-data secara sistematik dan tidak menyimpulkan hasil dari penelitian yang dilakukan (Priyatno, 2009). Analisis ini digunakan untuk menjelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata serta standar deviasi dari hasil pengolahan data.

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Santoso (2001) dalam Arisyahidin (2012), data dikatakan telah normal jika nilai signifikansi dari hasil pengujian Klomogorov-Simirnov lebih besar dari 5% (>0.05) dan tidak berdistribusi secara normal jika data lebih kecil dari 5% (<0.05).

3. Uji beda

Uji beda yang dalam penelitian ini dilakaukan untuk mengetahui kebermaknaan atau pengaruh berlakunya kebijakan kenaikan harga BBM terhadap abnormal return saham dan volume perdagangan saham tanpa melihat seberapa besar parameter pengaruh antar variabel yang diteliti. Langkah-langkah dalam pengujian :

a. Menentukan tingkat signifikansi:

ᾳ = 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar n-1.

b. Perbandingan t-hitung dan t-tabel

– Jika –t tabel < thitung < t tabel, maka Ho diterima.

– Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.

c. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan level of significance 5% (0,05)

Kesimpulan dari uji ini didasarkan pada:

– Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.

– Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.

d. T tabel dapat dilihat pada tabelstatistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-1.

3.7 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Mengolah data berupa abnormal return dan Trading Volume Activity yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

b) Mengelompokkan data harga dan return harian saham tersebut berdasarkan sepuluh hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM (t-10), 1 hari pada saat kenaikan BBM (t0), dan sepuluh hari setelah kenaikan BBM (t+10) dan melakukan perhitungan abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

c) Mengelompokkan data jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar berdasarkan sepuluh hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM (t-10) dan sepuluh hari setelah kenaikan BBM (t+10) dan melakukan perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

d) Melakukan perhitungan rata-rata TVA berdasarkan lima hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM (t-10) dan lima hari setelah kenaikan BBM (t+10) dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

e) Menguji normalitas data abnormal return dan rata-rata TVA pada program SPSS 20.

f) Menguji hipotesis 1 dengan uji One Sample t-Test pada program SPSS 20.

g) Melakukan uji volatilitas pada rata-rata abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

h) Menguji hipotesis 2 dengan uji Paired Sample t-Test pada program SPSS 20.

4.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk meihat pengaruh pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 terhadap investasi saham pada perusahaan Otomotif dan Komponen. Selanjutnya melalui pendekatan harga saham dan volume perdagangan saham dilihat dari 12 saham pada perusahaan Otomotif dan Komponen pada periode pengamatan, maka dilakukan perhitungan

untuk mengetahui return tak normal (abnormal return) dan volume perdagangan saham pada masing-masing perusahaan yang mencerminkan pengaruh pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap investasi pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI.

Perhitungan abnormal return masing-masing sampel adalah harga harian yang diambil selama periode kejadian (eventperiod), yakni data harga harian 20 hari bursa yang terhitung dari tanggal 3 November 2014 sampai 1 Desember 2014. Sedangkan untuk pengamatan aktivitas volume perdagangan juga diambil selama 20 hari bursa dengan tanggal yang sama dan data harian untuk melihat pola aktivitas perdagangan sekitar periode kejadian untuk seluruh sampel. Analisis penelitian ini dimulai dengan menghitung abnormal return dari masing-masing saham perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Ada 12 perusahaan yang tergabung dalam perusahaan Otomotif dan Komponen selama periode pengamatan. Perhitungan abnormal return mengunakan model penyesuaian pasar (market adjusted model) dilakukan dengan mengurangkan return masing-masing saham dengan return indeks pasar yang dalam hal ini adalah return IHSG selama periode pengamatan. Sedangkan aktivitas volume perdagangan dengan membagi jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar selama periode pengamatan.

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Analisis Deskriptif

Penelitian ini tentang pengaruh kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap aktivitas perdaganggan saham di perusahaan Otomotif dan Komponen diatas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. Berikut ini disajikan tabel deskriftif variable, perkembangan abnormal return saham dan perkembangan rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah statistic deskriptif. Gambaran umum hasil dari masingmasing data mengenai perkembangan rata-rata abnormal return saham dan Trading Volume Activity perdagangan untuk seluruh sampel penelitian sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Mnyak (BBM) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Abnormal Return (AAR) dan Rata-rata Trading Volume Activity (ATVA) 12 Perusahaan Sampel 10 Hari Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM

KetARRATVAKet.ARRATVA
tmin1-0.0047406110.000355773tplus1-0.0081973320.000552677
tmin2-0.0117442370.000348512tplus20.0005489590.000948759
tmin30.0147542710.000274587tplus3-0.0051549870.000710757
tmin40.0005720820.000374273tplus40.020325560.000308775
tmin50.0028016330.000560813tplus5-0.0125734480.000142247
tmin60.0077213740.000279219tplus60.0101449930.000226958
tmin70.0102256450.000770332tplus70.0214097890.000214658
tmin8-0.0024230330.000705696tplus80.0163328810.000274973
tmin9-0.0018917530.000298586tplus90.0032206420.000307191
tmin10-0.0199837820.000628106tplus100.0161225180.000156929

Sumber : Data Olahan

Keterangan :

ARR = Average Abnormal Return

ARR = Average Trading Volume Activity

Berdasarkan tabel.3 dapat dilihat perubahan rata-rata abnormal return 10 hari sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Rata-rata abnormal return saham sebelum kenaikan harga BBM pada saat tmin10 (-0.019983782) samapai tmin8 (-0.002423033) terjadi penurunan AAR. Kemudian mengalami kenaikan lagi pada tmin7 (0.010225645) sampai tmin3 dan mengalami penurunan kembali tmin2 (-0.011744237) sampai tmin1. Sesudah peristiwa pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak, sejak tplus1 (-0.008197331), tplus2 mengalami kenaikan (0.00054895) pada tplus3 mengalami penurunan kembali (-0.00515499) dan mengalami peningkatan kembali pada tplus4 (0.020325559), pada tplus5 (-0.012573448) mengalami penurunan dan tplus6 (0.010144992) sampai tplus10 (0.016122517) mengalami kenaikan kembali.

Perkembangan rata-rata Trading Volume Activity saham seluruh sampel penelitian sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dapat berdasarkan tabel.3 saat tmin10 (0.00062810) mengalami kenaikan sampai tmin7 (0.00077033) dimana kemudian mengalami penurunan dari tmin6 (0.00027921) sampai tmin1 (0.00035577). Setelah peristiwa pengumuman kenaikan Bahan Bakar Minyak sejak tplus1 (-0.00819733) mengalami penurunan, tplus 2 (0.00054895) mengalami kenaikan, tplus3 (-0.00515498) sampai tplus5 (-0.012573448) cenderung mengalami penurunan, dan tplus6 (0.0101449) sampai tplus 10 (0.01612251) cenderung mengalami kenaikan.

4.2.2 Statistik Deskriptif

Uji deskriftif statistik atau analisis deskriftif ini pengambaran tentang gambaran atau deskripsi dari variable-variabel penelitian. Deskripsi penelitian ini dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Data dalam penelitian ini dideskripsikan dengan cara melihat rata-rata return tak normal dan rata-rata trading volume activity 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

  1. Statistik deskriptif abnormal return sebelum dan sesudah pangumuman kenaikan hargaBahan Bakar Minyak.

Tabel 4.  Discriptive Statistics

NMeanStd. DeviationMinimumMaximum
ARR sebelum10-.000470841100000.010311985009058-.0199837820000000.0147542710000000
ARR sesudah10.006217957500000.012369463292873-.0125734480000000.0214097890000000

Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4. diatas dilihat dari 12 perusahaan yang menjadi sampel penelitian bahwa rata-rata abnormal return terjadi peningkatan sesudah pengumuman jika dibandingkan sebelum terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Tabel..4 menunjukkan nilai rata-rata abnormal return sebelum pengumuman -.0004708411 dan nilai rata-rata abnormal return sesudah pengumuman menjadi 0.0062179575. Hal ini membuktikan rata-rata sebelum lebih besarkecil dari pada sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak periode 10 hari. Sedangkan nilai minimum sebelum pengumuman terjadi pada saat tmin10 (-0.019983782) dan nilai maksimum terjadi pada saat tmin3 (0.014754271). Kemudian sesudah pengumuman nilai minimum terjadi pada saat tplus5 (-0.01257344) dan nilai maksimum terjadi pada saat tplus7 (0.02140978).

  1. Statistik deskriftif rata-rata volume perdagangan (Trading Volume Activity) sesudah dan sebelum pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

Tabel5. Discriptive Statistics

NMeanStd. DeviationMinimumMaximum
TVA Sebelum10.000384392400000.000266867262114.0001422470000000.0009487590000000
TVA sesudah10.000459589700000.000188222642844.0002745870000000.0007703320000000

Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan Tabel 5. Di atas dilihat dari nilai rata-rata volume perdagangan saham sesudah pengumuman mengalami naik daripada sebelum pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak periode 10 hari. Tabel.5 menghasilkan nilai mean dari volume perdagangan sebelum pengumuman sebesar 0.00038439 menjadi 0.00045958 sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Sedangkan nilai minimum TVA sebelum pengumuman terjadi pada saat tmin5 (0.00014224) dan nilai maksimum pada saat tmin2 (0.0009487). Sesudah pengumuman TVA minimum terjadi pada saat tplus3 (0.00027458) dan nilai maksimum yang terjadi pada saat tplus7 (0.00077033).

4.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas data yang dilakukan dalam penelitian ini sebelum data dianalisis dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk rata-rata abnormal return dan rata-rata TVA sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Dasar pengambilan keputusan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu jika probabilitas < 0,05 maka distribusi data tidak mengikuti distribusi normal. Sebaliknya jika probabilitas > 0,05 berarti distribusi data mengikuti distribusi normal.

1. Uji normalitas data rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

Uji normalitas untuk data rata-rata abnormal return saham 10 hari sebelum dan sesudah kenaikan harga Bahan Bakar Miyak dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel.6 Uji Normalitas Rata-Rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Kenaikan Harga BBM – One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ARR sebelumARR sesudah
N1010
Normal Parametersa,bMean-.000470841100000.006217957500000
Std. Deviation.010311985009058.012369463292873
Most Extreme DifferencesAbsolute.139.188
Positive.075.121
Negative-.139-.188
Kolmogorov-Smirnov Z.441.596
Asymp. Sig. (2-tailed).990.870
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel.6 diatas, diperoleh nilai asymptotic significance >0,05 pada variable abnormal return saham baik sebelum dan sesudah pengumuman. Hal ini menunjukkan bahwa data memiliki distribusi normal sehingga pengujian menggunakan uji statistic parametrik dapat dilanjutkan dengan alat uji yang selanjutnya.

2. Uji normalitas data rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

Uji normalitas untuk data rata-rata volume perdagangan saham 10 hari sebelum dan sesudah kenaikan harga Bahan Bakar Miyak dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 7. Uji Normalitas Rata-Rata Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Kenaikan Harga BBM – One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TVA SebelumTVA sesudah
N1010
Normal Parametersa,bMean.000384392400000.000459589700000
Std. Deviation.000266867262114.000188222642844
Most Extreme DifferencesAbsolute.312.275
Positive.312.275
Negative-.182-.163
Kolmogorov-Smirnov Z.985.869
Asymp. Sig. (2-tailed).286.437
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel.7 diatas, diperoleh nilai asymptotic significance >0,05 pada variablevvolume perdagangan saham baik sebelum danvsesudah pengumuman. Hal ini menunjukkanvbahwa data memiliki distribusi normalvsehingga pengujian menggunakan uji statistic parametrik dapat dilanjutkan dengan alat uji yang selanjutnya.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan ratarata

yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) selama periode pengamatan. Paired sampel t tes analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Paired sample t test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel yang berpasangan. Pegujian dilakukan terhadap rata-rata abnormal return dan rata-rata trading volume activity.

Tabel 8.  Pengujian Rata-Rata Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Menggunakan Uji PairedSampel T Test

Variabelt-hitungt-tabeldfSig 2 tailedKet
Rata-rata Abnormal return saham 10 hari sebelum & 10 hari sesudah-1.256-2.26290,241tidak signifikan
Rata-rata TVA 10 hari sebelum & 10 hari sesudah-0.807-2.26290,441tidak signifikan

Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan Tabel  8.  menjelaskan hasil yang dapat diuraikan melalui penjelasan sebagai berikut :

a. Hipotesis 1

Hipotesis yang diuji adalah:

Ho : Tidak terdapat perbedaan return saham yang diukur dengan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Ha : Terdapat perbedaan return saham yang diukur dengan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Keputusan :

1. Jika probalitas > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.

Berdasarkan hasil uji t ternyata diperoleh nilai t hitung sebesar -1.256 dengan nilai p sebesar 0,005. jika digunakan tingkat signifikansi 0,05 : maka nilai p-value (0,241) >0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Sehinga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham yang di ukur dengan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak pada perusahaan Otomotif dan Komponen. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar tidak terkejut akan pengumuman ini. Dari hasil perihitungan juga disimpulkan bahwa peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak mengandung informasi yang berarti bagi para investor.

b. Hipotesis 2

Hipotesis yang diuji adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang diukur dengan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Ha : terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang diukur dengan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Keputusan :

1. Jika probalitas > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.

Berdasarkan hasil uji t ternyata diperoleh nilai t hitung sebesar -0.807 dengan nilai p sebesar 0,441. Jika digunakan tingkatvsignifikansi 0,05 : maka nilai p-value (0,441) > 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak pada perusahaan Otomotif dan Komponen di BEI. Hal ini menandakan bahwa pasar tidak merespon terjadinya peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak secara signifikan.

Tabel 9.  Kesimpulan Hipotesis Variabel

 KesimpulanHasil PenelitianHasil Penelitian
Diduga terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.DITOLAKTidak terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Diduga terdapat perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.DITOLAKTidak terdapat perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

5.  PENUTUP

5.1 Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini berimplikasi bagi berbagai macam pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan sebagai informasi terhadap harga saham perusahaannya dan secara cepat dapat mengatasi kondisi pasar sehingga dapat mengambil kebijakan yang benar setelah terjadi peristiwa pengumuman kenaikan hargabahan bakar minyak ini. Agar harga saham perusahaan cepat terevaluasi dengan adanya informasi penting ini yang berkaitan dengan sekuritas tersebut sehingga investor tidak bisa memanfaatkan informasi untuk mendapatkan abnormal return dan mengindikasikan pasar yang efisien.

2. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi investor yang akan melakukan investasi pada perusahaan, sebagai acuan untuk menganalisis pergerakan saham dan keuntungan yang akan diterima investor sehingga keputusan yang akan diambil memberikan dampak positif. Namun dari hasil penelitian ini bagi para investor ketika sebelum peristiwa pengumuman terjadi para investor dapat memperoleh abnormal return yang terjadi jika ingin menjual sahamnya, tetapi keuntungan yang didapat dikatakan tidak akan terlalu tinggi karena kenaikan yang terjadi tidak memberikan return yang besar bagi investor. Namun ketika sesudah peristiwa kenaikan harga BBM ini investor tidak dapat mengharapkan abnormal return terjadi karena semua informasi sudah tercermin dalam hargasekuritas saat ini. Dalam hal ini terjadi pasar yang efisien, tetapi yang terjadi return sesungguhnya lebih kecil dari return yang diharapkan. Jika investor ingin menjual atau membeli saham pada perusahaan Otomitif dan Komponen bila ingin menjual lebih baik ketika sebelum peristiwa pengumuman terjadi dan bagi investor yang ingin membeli saham lebih baik ketika waktu sesudah pengumuman karena harga yang rendah terjadi pada

perusahan. Hal ini akan memberikan return yang tidak terlalu tinggi, namun bila investor dapat menahan sahamnya untuk tidak menjual akan lebih baik karena peristiwa pengumuman kenaikan BBM ini tidak memberikan dampak yang lama dan dianggap memberikan dampak sesaat pada perusahaan Otomotif dan Komponen ini.

3. Bagi akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan, khususnya manajemen keuangan tentang reaksi pasar atas pergerakan harga saham terhadap peristiwa pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu dapat menjadi referensi tambahan bagi akademisi yang akan mengangkat tema penelitian yang sama.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti sebagai ilmu dan pengetahuan tambahan tentang bagaimana kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak dapat mempengaruhi return yang diukur dengan abnormal return dan volume perdagangan saham ketika peneliti ingin menjadi investor dalam pasar modal. Agar peneliti dapat mengambil kebijakan yang baik dan keputusaan yang efisien jika ketika peneliti ingin menjadi calon investor.

5.2 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui perbedaan abnormal return dan volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun 2014 pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan event study dengan menguji dua hipotesis mengenai pengaruh peristiwa (event) yang terjadi terhadap investasi saham. Adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah :

1. Untuk hipotesis I, berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari pengujian beda rata-rata dengan menggunakan uji paired sampel test (uji t berpasangan) abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa, didapat hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan bahan bakar miyak tahun 2014 pada perusahaan otomotif dan komponen. Ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0.241 atau lebih besar dari nilai signifikansi pada 5% (0.05). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa peristiwa kenaikan bahan bakar minyak ini mengandung informasi, namun informasi terdapatnya disekitar peristiwa pengumuman memberikan keuntungan abnormal return kepada investor. Sehingga secara statistik tidak terbukti bahwa terjadi efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat.

2. Untuk hipotesis II, hasil pengujian ratarata dengan mengunakan uji paired sampel test (uji t berpasangan) aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity/TVA) sebelum dan sesudah peristiwa didapat hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan bahan bakar minyak tahun 2014 pada perusahaan otomotif dan komponen. Ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,441 atau lebih besar dari nilai signifikan pada 5% (0.05). Hasil ini mengindikasikan bahwa peristiwa pengumuman kenaikan bahan bakar minyak ini tidak mempengaruhi volume perdagangan yang terjadi di pasar modal dan tidak menimbulkan reaksi yang cukup berarti.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap investasi saham yang diukur dengan abnormal return dan volume perdagangan (TradingVolume Activity). Meskipun demikian, penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Dalam penelitiana ini sampel hanya pada perusahaan Otomotif dan Komponen saja dalam subsektor Manufaktur pada tahun 2013, sehingga hasil analisis belum mencerminkan kondisi yang sangat berpengaruh terhadap return saham pada industri Manufaktur.

2. Penelitian ini hanya memakai variable abnormal return dan volume perdagangan untuk mencerminkan kondisi perubahan return saham.

5.4 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang ada, terdapat beberapa saran agar penelitian selanjutnya mengenai pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap investasi saham lebih sempurna. Adapun saran tersebut adalah:

1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel yang diteliti sehingga dapat mengambarkan pengaruh dari peristiwa lebih akurat. Dalam penelitian ini hanya mengunakan sampel pada subsektor industri Manufaktur yaitu subsektor Otomotif dan Komponen saja. Diharapkan penelitian yang selanjutnya menambahkan jumlah sampel dari keseluruhan sektor yang terdapat di industri Manufaktur agar diperoleh jumlah sampel yang lebih besar.

2. Bagi investor harus berhati-hati dalam mengambil keputusan atas investasi sahamnyasebelum dan sesudah pengumuman kenaikan bahan bakar minyak ini, karena informasi yang terkandung dalam pengumuman ini belum sepenuhnya mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. 60

DAFTAR PUSTAKA

Bashir, Adnan. 2013. Impact of Right Issues Announcment on Shareholders Wealth: Case Study of PakistaniListed Companies. International Journal of Contemporary Business Studies, Vol. 4, No. 3. March,2013ISSN 2156-7506.

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Hs, Arisyahidin. 2012. Dampak Kebijakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Investasi Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2, September 2012.

Hartono, Djoko Setyo. 2011. Dampak Kenaikan Harga BBM di Pasar Dunia Tantangan Bagi Perekonomian Indonesia. Jurnal Unimus. Valu Added, Vol. 7, No. 2, Maret 2011- Agustus 2011.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan (UPP) AMP YKPN.

Jogiyanto. 2009. Studi Peristiwa : Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat Suatu Peristiwa. Yogyakarta:BPFE UGM.

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE UGM. M., Prima. “Reaksi Return Saham LQ 45 dan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi Saham Di BEJ Pada Peristiwa BOM Bali 2005”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta (tidak dipublikasikan).

Nurrohim, Hasa, Sri Dwi Ari Ambarwati. 2008. Strategi Valuation Model: Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur di BURSA Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No.3 September 2008, hal 369-383.

Fama, E. F. 1970. Efficient Capital Market – A Review of Theory and Empirical Work. Journal of Finance Vol 25, No. 2: 383-417.

Ghazi F Momani. 2012. Impact of Economic Factors on the Stock Price at Amman Stock Market (1992-2010). International Journal of Economics and Finance. 4 (1), January 2012.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada.

Hidayat, Riskin. 2008. Pengujian Pasar Efisien dan Single Index Model pada Peristiwa Pengumuman Kenaikkan Harga BBM di Bursa Efek Indonesia. Potensio Vol. 9 No. 1: 18-22.

Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto, H. M. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Jones, C.P. 1996. Investment Analysis and Managemen. Fifth Edition. Canada: John Willey & Sons Inc.

Munawarah. 2009. Analisis Pebandingan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Suspend BEI (Studi Kasus pada Saham LQ-45 di BEI periode 6-15 Oktober 2008). Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

Ningsih, Ervina Ratna & Cahyaningdyah, Dwi. 2014. Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Pengumuman Kenaikan Harga BBM 22 Juni 2013. Management Analysis Journal: 1-5.

Nurrohman, M.H. & Zulaikha. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit, dan Hasil Laba terhadap Return Saham Satu Tahun ke Depan. Diponegoro Journal of Accounting 1-9.

Scott, W.R. 2009. Financial Accounting Theory 4th Edition. Toronto: Pearson Education Canada Inc.

Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach 2nd Edition. New York: John Wiley and Son.

Setyawan, St. Tri Adi. 2006. Analisis Reaksi Pasar Modal terhadap Kenaikan Harga BBM (Studi Kasus: di Bursa Efek Jakarta untuk Saham-saham LQ 45). Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta: UMP AMP YKPN

Suparsa, I Made Joni & Ratnadi, Ni Made. 2014. Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity atas Pengumuman Kenaikan Harga BBM pada Saham yang Tergolong LQ45. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2: 382-389.

Suryawijaya M A, dan F A Setiawan. 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri, Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996. Kelola, No. 18/VII/1998. pp:137-153.

Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

http://www.finance.yahoo.com, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

http://www.idx.co.id, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

http://www.tribunnews.com, diakses pada tanggal 14 Desember 2014.

Zeff, Stephen A. (1978). The Rise of “Economic Consequences. The Journal of Accountancy, Desember: 56-63.

http://webmuhammadiyah.blogspot.com/2014/08/pengertian-investasi-menurut-8-ahli.html

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/keputusan-berinvestasi-tujuan-dasar-dan.html

http://aabshare.blogspot.com/2014/01/pengertian-teori-investasi.html

http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-pasar-modal-capital-market.html#_

http://putusuardiana.blogspot.com/2013/04/mengenal-pasar-modal-indonesia.html

http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-saham-dan-efisiensi-pasar-modal/

https://www.academia.edu/4677403/Hipotesis_Pasar_Modal_Menurut_Pendekatan_Tradisional_dan_Behavior_Finance

https://www.academia.edu/4041725/Pengujian_Efisiensi_Pasar_Modal Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 63

ANALISIS PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBELUM DAN SESUDAH PENGGUNAAN KEWAJIBAN

IRAWATI PUSPO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Perusahaan yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya sektor BUMN dapat dilihat sangat baik dalam kinerja perusahaan. Pelaporan keuangan yang lengkap dapat memberikan informasi kepada pembaca untuk mengetahui kondisi sebenarnya perusahaan. Dalam laporan keuangan terdapat total kewajiban dimana kewajiban tersebut dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan. Namun tidak hanya kewajiban saja yang dapat mempengaruhi, masih banyak faktor lain dari sumber dana lainnya. Penelitian ini juga didukung oleh teori struktur modal atau pendanaan dengan pecking oreder theory , serta keputusan pendanaan yang baik untuk melengkapi hal tersebut. Maka dari itu untuk membuktikan pengaruh tersebut, penggunaan uji paired sample t-test dapat dilakukan untuk menyimpulkan hasil. Dengan didukung oleh SPSS 21.

Kata-kata kunci: Laporan keuangan, Pendapatan, kewajiban, Pecking Order Theory, Keputusan pendanaan

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia bisnis sudah banyak perusahaan di Indonesia yang telah go public. Hal tersebut dapat dibuktikan lebih dari 400 perusahaan yang sudah go public dan menjadi perusahaan yang besar. Hal ini membuat investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan tersebut. Investor juga melihat dari berbagai segi, dan hasil analisis yang ada untuk mempertimbangkan berinvestasi. Biasanya orang awam yang belum mengenal tentang investasi, masih menilai perusahaan dari segi tertentu contohnya pendapatan yang tinggi, total kewajiban yang rendah. Salah tujuan peneliti untuk memberikan pemahaman atau gambaran pada orang awam yang ingin belajar saham, dan memiliki wawasa bahwa kewajiban dalam perusahaan tidak selalu menjadi beban bagi perusahaan.

Dalam makalah ini, peneliti ingin menganalisis tentang perbedaan perusahaan saat sebelum menggunakan kewajiban dan sesudah menggunakan kewajiban yang memberikan efek pada pendapatan setiap perusahaan tersebut. Disini kita dapat mengetahui bahwa kewajiban dapat mendukung kinerja perusahaan untuk meningkatkan pendapatan pada perusahaan atau kewajiban ini justru memberikan efek yang negative pada perusahaan. Hal tersebut dapat diketahui apabila penelitian menggunakan uji paired sample t-test serta menggunakan Npar-test untuk menguji data yang digunakan normal pada perusahaan BUMN yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

Pemilihan sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi bahan penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui seberapa besar kinerja perusahaan milik Negara berkembang, dan seberapa banyak kewajiban yang dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan atau kewajiban tersebut membuat perusahaan mengalami penurunan pada pendapatan. Hal tersebut akan peneliti bahas pada makalah yang berjudul “Analisis Pendapatan pada Perusahaan Sektor BUMN Sebelum dan Sesudah Penggunaan Kewajiban.” Peneliti akan mengambil informasi tentang total kewajiban dan pendapatan dari laporan keuangan setiap perusahaan BUMN yang berjumlah dua puluh perusahaan pada tahun 2013. Namun peneliti juga menyeleksi total kewajiban setiap perushaan apakah meningkatkan total kewajiban pada tahun 2013 atau tidak. Setelah melakukan penyeleksian tersebut peneliti menemukan tiga perusahaan yang tidak meningkatkan total kewajibannya pada tahun 2013.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terjadi perbedaan pada pendapatan perusahaan sebelum dan sesudah perusahaan BUMN menggunakan kewajiban?

2. Apakah terdapat hubungan nyata atau tidak dalam penggunaan kewajiban dan pendapatan perusahaan BUMN?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah kewajiban sangat mempengaruhi pendapatan perusahaan sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan syarat, pada laporan keuangan sektor BUMN seluruhnya mengalami peningkatan liabilitasnya pada tahun 2012 hingga tahun 2013. Peneliti juga dapat mempelajari tentang uji paired sample t-test digunakan sebagai mana mestinya.. Peneliti juga ingin mengetahui apakah ada korelasi antara kewajiban dan pendapatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pendapatan pada Perusahaan Sektor BUMN Sebelum dan Sesudah Penggunaan Kewajiban.” Diharapkan penulis dapat mengerti bahwa perusahaan yang di uji pada kewajibannya tidak mempengaruhi pendapatannya.

Dan manfaat pada makalah ini, peneliti dapat mempelajari mata kuliah ekonometrik lebih luas lagi, karena dapat mempraktekan teori-teori yang telah diajrkan dan dipraktekkan dalam penelitian ini.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2006), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut IAI (2007): “Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.”.

Dari keduaLaporan keuangan dapat disimpulkan sebagai laporan yang sangat berperan penting bagi perusahaan karena laporan keuangan dapt menunjukkan hasilusaha suatu perusahaan menurut karakteristik ekonominya.

2.1.1 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan memiliki tujuan, Menurut IAI (2007) sebagai berikut;

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini adalah memenuhi kebutuhan bersama dari sebagian besar pengguna. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan ekonom, karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari berbagai kejadian di masa yang lalu (historis), dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

c. Laporan keuangan juga telah menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melakukan penilaian terhadap apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen, melakukan hal ini agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin saja mencakup keputusan untuk memanamkan atau menjual investasi mereka dalam suatu perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau melakukan penggantian manajemen.

2.1.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Woelfel (1997), laporan keuangan memiliki jenis-jenis laporan keuangan, sebagai berikut;

a. Neraca (Balance Sheet)

Menurut Smith Dan Skousen (2007) Neraca adalah merupakan laporan pada suatu saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), hutangnya (kewajiban) dan klaim kepemilikan terhadap sumber daya (ekuitas pemilik). Menurut Smith Dan Skousen (2007) Neraca memiliki keterbatasan sendiri, sebagai berikut; (1) Sumber daya dan kewajiban entitas biasanya disajikan menurut harga perolehan (historical cost) pada saat terjadinya sehingga menjadi tidak relevan untuk melakukan evaluasi kekayaan perusahaan; (2) Ketidakstabilan nilai mata uang menyebabkan neraca tidak mencerminkan daya beli konstan. Akibatnya, neraca mencerninkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam satuan daya beli yang tidak sama. (3) Sulitnya untuk melakukan perbandingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya karena masing-masing perusahaan tidak mengklasifikasikan dan melaporkan semua pos yang hampir sama secara seragam. (4) Dalam hal pengukuran, ada beberapa sumber daya dan kewajiban entitas tidak dilaporkan ke dalam neraca (Off Balance Sheet Items).

b. Laporan Laba Rugi

Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2007): “Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan di antara tanggal neraca. Laporan ini merepresentasikan kegiatan operasional perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan informasi secara menyeluruh mengenai pendapatan, biaya, laba dan rugi perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu.”

Sedangkan menurut Short dan Libby (2007) menyatakan arti laporan laba rugi adalah suatu laporan utama akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu usaha, yaitu pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya selama periode akuntansi tertentu.

c. Laporan Arus Kas

Menurut Helfert (2003) Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan hasil-hasil operasi selama periode serta perubahan yang terjadi di dalam neraca.

2.2 Pendapatan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004), kata “income diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan, penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pengertian pendapatan, menurut Dyckman (2002) pendapatan adalah: “arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung”.

Pendapatan menurut ilmu akuntansi Dalam PSAK nomor 23 paragraf 06 Ikatan Akuntan Indonesia (2004) menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”

Menurut Soemarsono (2003), pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.

2.2.1 Jenis dan Sumber Pendapatan

Menurut Soemarsono (2003 : 130), pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.

Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:

1. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham

2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.

3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.

4. Revaluasi aktiva.

5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk

2.2.2 Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 23) menyatakan bahwa pendapatan yang diakui berasal dari :

1. Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

2. Penjualan Jasa

Ketentuan mengenai pengakuan pendapatan atas transaksi penjualan jasa adalah bila suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Kemudian yang dimaksud andal adalah apabila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi : a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal; b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal.

d. Biaya yang terjadi unuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

3. Bunga, royalti, dan dividen

Pendapatan yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak– pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen harus diakui atas dasar : a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan; b. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

2.3 Kewajiban (Liabilitas)

Liabilitas merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi (SAK, 2012).

Liabilitas Keuangan adalah Suatu instrumen keuangan yang berisi suatu liabilitas/liabilitas non-keuangan yang hanya dapat dihindari dengan melakukan transfer tunai atau selain aset keuangan juga diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan. (IAS 32). Menurut PSAK No 50 (revisi 2006), liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:

1. Liabilitas Kontraktual

a. Untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lain kepada entitas lain, seperti utang dagang dan pinjaman yang diterima

b. Untuk mempertukarkan asset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut, seperti opasi tertulis.

2. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:

a. Nonderivtif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menyerahkan suatu jumlah ynag bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas. Contoh: Sebuah kontrak untuk membeli 1.000 ton emas yang diselesaikan dengan menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas yang setara dengan 1.000 ton emas.

b. Derivative yang akan diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asetb keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan entitas. Contoh: kewajiban entitas di bawah kontrak firwars untuk membeli kembali sejumlah sahamnya sendiri yang setara dengan Rp 1 milyar.

2.4 Pendanaan (Pecking Order Theory)

Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.” Dalam pecking order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana.

Menurut pecking order theory dikutip oleh Smart, Megginson, dan Gitman (2004, p.458-459), terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan, yaitu :

a. perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan. 12

b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.

c. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran deviden yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.

d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan deviden yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia.

Menurut Hanafi (2004:313), skenario urutan dalam pecking order theory yaitu: (1) Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan, (2) Perusahaan menghitung target rasio pembayaran dividen didasarkan pada perkiraan investasi. Perusahaan berusaha menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran dividen diusahakan konstan atau jika berubah terjadi secara gradual dan tidak berubah dengan signifikan, (3) Karena kebijakan dividen yang konstan (sticky) digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak dapat bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi, (4) Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan utang, kemudian dengan surat berharga campuran (hibrida) seperti obligasi konvertibel, dan saham sebagai pilihan terakhir.

Menurut Darminto (2008) keputusan pendanaan (financing decision) menyangkut komposisi pendanaan berupa ekuitas pemilik (owner’s fund), kewajiban jangka panjang (long term loans) dan kewajiban jangka pendek atau kewajiban lanear (current liabilities). Sumber modal dapat berasal dari pinjaman jangka panjang, menambah modal sendiri yang berasal laba ditahan maupun dengan emisi saham.

Mulyadi (2006) berpendapat bahwa keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan kombinasi berbagai sumber dana yang pada dasarnya akan dibagi menjadi dua:

a. Pendanaan ekstern yang akan mengarah pada pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yakni menentukan proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Hal ini akan nampak pada debt to equity ratio perusahaan tersebut.

b. Pendanaan intern yang diaplikasikan menurut penentuan kebijakan deviden yang digambarkan melalui dividend payout ratio.

3.  METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada makalah ini adalah kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif adalah metoda-metoda untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel (Cresswell, 2003). Pengukuran ini menggunakan instrument-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistic. Struktur dalam jenis penelitian ini adalah bersifat ketat dan konsisten dalam pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.

3.2 Variabel Penelitian

Variable yang digunakan pada penelitian ini adalah paired variable yang pertama adalah pendapatan perusahaan BUMN pada tahun 2012 dan paired variable yang kedua adalah pendapatan perusahaan BUMN pada tahun 2013. Data tersebut diambil dari laporan keuangan setiap perusahaan yang tercantum pada sektor BUMN di Bursa Efek Indonesia.

3.3 Penentuan Sampel dan Populasi

Populasi Penelitian adalah sekumpulan data yang mengidentifikasi sebuah fenomena. Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia sektor BUMN.

Sample Penelitian ini menggunakan purposive samplingdimana terdapat syarat yang harus dipenuhi, yaitu syarat untuk mengambil sample adalah perusahaan-perusahaan yang kewajibannya meningkat pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Hasil dari penentuan syarat tersebut, dalam sektor BUMN terdapat dua puluh perusahaan termasuk, namun hanya tujuh belas perusahaan yang termasuk, karena tiga perusahaan lainnya tidak mengalami peningkatan kewajiban pada tahun tersebut.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang terdapat pada penelitian ini adalah jenis data sekunder, dimana peneliti menentukkan sendiri pilihan datanya. Data yang diperlukkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sektor BUMN. Peneliti hanya melihat total liabilitas perusahaan tersebut dalam laporan posisi keuangan dan total pendapatan pada laporan laba rugi tahun 2012 dan 2013.

3.5 Metoda Pengolahan Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2004:169) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Suryoatmono (2004:18) menyatakan Statistika deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja

3.5.2 Uji Paired Sample T-test

Uji Paired Sample t Test dengan SPSS | Uji perbedaan rata-rata dua sampel berpasangan atau uji paired sample t test digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan mean untuk dua sampel bebas (independen) yang berpasangan. Adapun yang dimaksud berpasangan adalah data pada sampel kedua merupakan perubahan atau perbedaan dari data sampel pertama atau dengan kata lain sebuah sampel dengan subjek sama mengalami dua perlakuan.

3.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilihat dari standar error perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secar normal. Dapat disimpulkan bahwa uji paired sample t-test membandingkan rata-rata variable.

Sebagai acuan apabila yang ingin di uji adalah Ha, maka interpretasinya sebagai berikut:

1. Ha diterima apabila t hitung≥ t tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig. (2-tailed) < level of significant (α)

2. Ho diterima apabila t hitung < t tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig. (2-tailed) > level of significant (α)

4.  HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Perusahaan

Berikut adalah tujuh belas perusahaan yang memenuhi syarat untuk masuk dalam sample penelitian dimana ketujuh belas perusahaan ini mengalami peningkatan liabilitas pada tahun 2012 hingga 2013, sebagai berikut;

a. PT Indofarma (INAF)

PT Indonesia Farma Tbk atau disingkat PT Indofarma (Persero) Tbk berdiri pada tanggal 2 Januari 1996. Perusahaan ini memulai usaha komersialnya pada tahun 1983. Awalnya PT Indofarma merupakan sebuah pabrik obat dengan nama Pabrik Obat Manggarai. Tahun 1950, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih Pabrik Obat Manggarai, kemudian dikelola oleh Departemen Kesehatan. Tahun 1979, nama Pabrik Obat Manggarai diganti menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Dan pada tahun 1996, status badan hukum Perum Indofarma diubah menjadi Perusahaan (Persero). Ruang lingkup kegiatan PT Indofarma (INAF) adalah melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan juga pembangunan nasional pada umumnya.

b. PT Kimia Farma (KAEF)

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi milik Negara Indonesia (BUMN) yang pertama di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1817. Pada awalnya perusahaan ini bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Pada tanggal 16 Agustus 1971, status badan hukum diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan menjadi PT Kimia Farma (Persero). Pada tanggal 4 juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. PT Kimia Farma (Persero) Tbk merupakan pioner dalam industri farmasi yang bergerak di bidang layanan kesehatan.Visi dari PT Kimia Farma adalah komitmen pada peningkatan kualitas kehidupan, kesehatan dan lingkungan.

c. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau pada Bursa Efek Indonesia disebut PGAS adalah Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tahun 1859 sebagai FirmL.I. Enthoven & Co. Setelah Kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengambil alih kepemilikan perusahaan dan mengganti namanya menjadi Penguasa Peralihan Perusahaan Listrik dan Gas (P3LG). Kemudian status perusahaan diubah menjadi BPU PLN pada tahun 1961.Pada 13 Mei 1965, Perusahaan dinyatakan sebagai perusahaan milik negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1984, status hukum Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah lagi dari Perum menjadi Perseroan Terbatas. Visi dari PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) adalah menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.

d. PT Adhi Karya (ADHI)

PT Adhi Karya didirikan pada 11 Maret 1960, ketika menteri Pekerjaan Umum melalui Surat Keputusannya mendirikan sebuah perusahaan jasa konstruksi untuk memacu pembangunan Indonesia. Setahun kemudian ADHI disahkan menjadi PN Adhi Karya. Dan juga sebuah perusahaan bangunan eks Belanda dinasionalisasikan dan dilebur ke dalam PN Adhi Karya. Pada Tahun 1974 ADHI yang statusnya sebagai Perusahaan Negara berubah menjadi perseroan terbatas. Tahun 2003 nama Perseroan diubah menjadi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Dalam kegiatan operasionalnya, ADHI didukung oleh delapan divisi operasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri disamping anak perusahaannya.Pada saat ini PT Adhi Karya (ADHI) mulai merambah ke beberapa negara di Timur Tengah dengan proyek-proyeknya. Hal ini semakin memantapkan posisinya untuk menjadi juara sejati di bisnis jasa konstruksi. Visi dari PT Adhi Karya Tbk adalah menjadi juara sejati di bisnis jasa konstruksi dan menjadi mitra pilihan dalam bisnis jasa perekayasaan dan investasi bidang infrastruktur di Indonesia dan beberapa negara terpilih.

e. PT Pembangunan Perumahan (PTPP)

PT Pembangunan Perumahan didirikan dengan nama NV Pembangunan Perumahan. Ketika itu PT Pembangunan Perumahan telah dipercaya untuk membangun rumah bagi para petugas PT Semen Gresik Tbk, yang merupakan anak perusahaan dari Bapindo di Gresik. Karena semakin meningkatnya kepercayaan terhadap PT Pembangunan Perumahan, kemudian mendapat tugas membangun proyek – proyek besar dimana terkait dengan kompensasi perang Pemerintah Jepang yang dibayarkan kepada Republik Indonesia. Lebih dari lima dekade, PT Pembangunan Perumahan (Persero) telah menjadi pemain kunci dalam usaha konstruksi nasional dimana telah membangun beberapa mega proyek, dan juga mendirikan beberapa anak perusahaan melalui kerjasama dengan perusahaan asing. Visi PT Pembangunan Perumahan (PTPP) adalah untuk menjadi pemimpin dalam industri konstruksi dengan memberikan keunggulan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.

f. PT Wijaya Karya (WIKA)

PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA didirikan pada 11 Maret 1960 adalah Badan Usaha Milik Negara yang merupakan hasil nasionalisasi Perusahaan Belanda. PT Wijaya Karya berawal dari perusahaan yang bergerak di bidang pekerjaan instalasi kemudian menjadi perusahaan yang sehat dengan empat pilar bisnis utama yaitu usaha jasa Konstruksi, Industri, Perdagangan dan Realti. Kini empat pilar bisnis tersebut dikelola oleh divisi konstruksi dan 3 anak perusahaan. Di bidang konstruksi, WIKA telah menyelesaikan proyek berbagai skala dan teknologi. DI bidang industri, telah menciptakan berbagai macam produk yang kompetitif. Bidang perdagangan, WIKA telah mengekspor komoditi hasil industrinya. Bidang realti, telah mengembangkan kawasan hunian dengan brand Tamansari yang tersebar di berbagai kawasan Indonesia. Visi dari PT Wijaya Karya adalah menjadi perusahaan terkemuka dalam industri konstruksi dan enjiniring di Asia Tenggara.

g. PT Waskita Karya (WSKT)

PT Waskita Karya merupakan perusahaan negara terkemuka di Indonesia yang berperan dalam pembangunan negara. Perusahaan yang didirikan pada 1 Januari 1961 awalnya berasal dari Perusahaan Belanda yang bernama Aannemings Volker Maatschappij NV. Sejak 1973, status hukum Waskita Karya telah berubah menjadi Persero PT. Waskita Karya. Kemudian perusahaan mulai mengembangkan usahanya sebagai kontraktor umum dalam berbagai kegiatan pembangunan. Pada tahun 1980, Waskita melakukan berbagai proyek yang melibatkan teknologi canggih. Kemudian tahun 1990, Waskita telah menyelesaikan berbagai bangunan tinggi dengan reputasi baik seperti Kota BNI, Bangunan Kantor Bank Indonesia, Graha Niaga Tower, Plaza Mandiri Tower, Shangri-La Hotel serta beberapa apartemen bertingkat di Jakarta dan kota lain di Indonesia. Visi dari PT Waskita Karya adalah menjadi badan usaha terkemuka dalam industri konstruksi.

h. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

PT Bank Rakyat Indonesia tbk berdiri pada tanggal 16 Desember 1895 sebagai sebuah asosiasi kecil dengan tanggung jawab mengelola dana masjid setempat. Sebelum menjadi Bank Rakyat Indonesia, namanya sempat diubah beberapa kali. Pada 22 Februari 1946 Pemerintah Indonesia mengganti nama menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dengan fokus pada usaha mikro, kecil dan menengah, BRI telah memberikan inspirasi banyak organisasi lain untuk memberdayakan usaha. Pada tanggal 10 November 2003, BRI menjadi perusahaan publik dan pemerintah divestasi 30% sahamnya kepada publik. Sejak Go Public, harga BRI, saham AOS selalu meningkat. Saat ini Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah berdiri sebagai bank yang kuat di tengah-tengah perekonomian Indonesia dari desa ke kota. Visi dari Bank Rakyat Indonesia adalah menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan pelanggan.

i. PT Bank Tabungan Negara (BBTN)

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau biasa dikenal dengan BTN adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang penyedia jasa perbankan. Bank Tabungan Negara didirikan pada tahun 1987. Pada saat itu masih bernama Postspaar Bank yang terletak di Batavia. Kemudian Jepang membekukan kegiatan bank dan mengganti nama menjadi Chokin Kyoku. Pemerintah Indonesia mengambil alih dan sesuai Undang-Undang Darurat Nomor 9 Tahun 1950 mengubah namanya menjadi Bank Tabungan Pos. Pada tahun 1963, bank ini berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara atau biasa disebut BTN. Tahun 2009, BTN melakukan pencatatan perdana dan listing transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keunggulan dari Bank BTN adalah sebagai bank umum dengan fokus pinjaman tanpa subsidi untuk perumahan.. Visi dari PT Bank Tabungan Negara adalah menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah.

j. PT Bank Mandiri (BMRI)

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, yang merupakan bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintahan Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing – masing dari keempat legacy banks memainkan peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru. Bank Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang. Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama. Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 – 38 Jakarta Selatan. Visi dari PT Bank Mandiri adalah menjadi bank terpecaya pilihan anda.

k. PT Aneka Tambang (ANTM)

PT Aneka Tambang didirikan pada tahun 1968. ANTM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merger dari beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. PT Aneka Tambang merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Wilayah operasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Komoditas utama ANTM adalah bijih nikel kadar tinggi, bijih nikel kadar rendah, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama ANTM adalah pengolahan dan pemurnian logam mulia serta jasa geologi. Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. PT Aneka tambang menetapkan nilai-nilai korporasi yang dikenal dengan nama PIONEER (Professionalism, Integrity, Global Mentality, Harmony, Excellence dan Reputation). Visi PT Aneka Tambang adalah menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia

l. PT Bukit Asam (PTBA)

PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau Bukit Asam adalah Perusahaan Pertambangan yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1950, Pemerintah Republik Indonesia kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada tahun 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode PTBA. PT Bukit Asam telah memiliki beberapa anak perusahaan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Visi dari PT Bukit Asam adalah perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

m. PT Timah (TINS)

PT Timah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 2 Agustus 1976. PT Timah (TINS) bergerak dibidang pertambangan timah dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun1995. Sedangkan ruang lingkup kegiatannya juga meliputi bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan juga jasa. Kegiatan utama perusahaan PT Timah adalah sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan operasi penambangan timah dan disamping itu juga melakukan jasa pemasaran. Perusahaan berdomisili di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung dan wilayah operasinya tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. PT Timah memiliki beberapa anak perusahaan. Salah satunya adalah PT Tambang Timah yang bergerak dalam bidang pertambangan baik darat maupun laut. Visi dari PT Timah adalah menjadi perusahaan pertambangan kelas dunia dan pemimpin pasar timah global.

n. PT Semen Indonesia (SMGR)

PT Semen Indonesia Tbk diresmikan pada tanggal 7 Agustus1957 di Gresik oleh Presiden Soekarno. Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Perseroan tercatat di Bursa Efek dengan kode SMGR. PT Semen Indonesia (SMGR) termasuk BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar sahamnya kepada masyarakat. Pada Tanggal 18 Desember 2012 merupakan momentum bersejarah ketika Perseroan melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70% saham Thang Long Cement, yang merupakan perusahaan semen terkemuka di Vietnam. Pada tanggal 7 Januari 2013 ditetapkan sebagai hari lahir PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. PT Semen Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan afiliasi dan juga lembaga penunjang, dimana mempunyai peranan yang besar sebagai pendukung bisnis inti dari Semen Indonesia. Visi PT Semen Indonesia adalah menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara.

o. PT Jasa Marga (JSMR)

Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk pada tanggal 1 Maret 1978. Jasa Marga didirikan untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, dan Indonesia sangat membutuhkan jaringan jalan yang handal. Pada awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi memikul tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Jasa Marga adalah satu – satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang pengembangannya dibiayai Pemerintah hingga tahun 1987. PT Jasa Marga telah meraih berbagai macam penghargaan dari tahun 2007 hingga tahun 2013.Visi dari PT Jasa Marga adalah menjadi perusahaan pengembang dan operator jalan tol terkemuka di Indonesia yang nantinya menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia.

p. PT Garuda Indonesia (GIAA)

Nama Garuda diberikan oleh Presiden Soekarno di mana diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu. Garuda Indonesia melakukan penerbangan perdana pada tahun 1949. Sebelumnya nama Garuda Indonesia adalah Garuda Indonesian Airways. Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Garuda Indonesia adalah sebuah maskapai penerbangan Indonesia yang memiliki konsep maskapai dengan pelayanan penuh. Saat ini Garuda Indonesia telah mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional. Dimana telah menerima berbagai macam penghargaan. Visi dari PT Garuda Indonesia adalah perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional

q. PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM)

Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia. Telkom berstatus sebagai perusahaan milik negara yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa saham. Pemegang saham mayoritas perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan sisanya dikuasai oleh publik.Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan layanan telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber daya Perusahaan.Visi dari PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) adalah menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services di kawasan regional.

4.2 Hasil Penelitian

Dengan menggunakan alat bantu SPSS 21, peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan menggunakan uji paired sample t test, berikut hasil dari penelitian dan hipotesisnya;

1. T-Test

Tabel 1. Paired Sample StatisticsPaired Samples Statistics
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean
Pair 1Pendapatan_20124,777,037,617,927.94176,608,288,336,909.8831,602,745,342,212.748
Pendapatan_20135,174,695,935,616.47177,568,376,762,900.7831,835,600,988,700.600
Tabel 2. Paired Sample Correlations – Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Pendapatan_2012 & Pendapatan_201317.994.000 

Dalam hasil-hasil yang terdapat pada table diatas adalah menunjukkan rata-rata pendapatan pada sebelum dan sesudah kenaikan kewajiban (mean). Dapat disimpulkan dari table paired sample statistic bahwa terdapat kenaikan pada pendapatan_2012 sebesar 4,777, dengan pendapatan_2013 ebesar 5,174. Sedangkan pada table Paired Sample Correlations menunjukkan korelasi antara kedua variable adalah 0,994 yang dapat diartikan terdapat korelasi antara kedua rata=rata pendapatan sebelum dan sesudah kenaikan liabilitas adalah signifikan.

Hipotesis yang dapat disimpulkan dari pernyataan tersebut adalah

Ho: Rata-rata pendapatan adalah sama

Ha: rata-rata pendapatan adalah berbeda. Dinyatakan berbeda karena dari hasil table rata-rata pendapatan_2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan pendapatan_2012.

Dari pengujian diatas peneliti dapat memberikan hasil uji hipotesis, sebagai berikut;

Tabel 3. Paired Samples Test

Hasil dari table paired samples test menunjukkan bahwa t table sebesar -1,351 dengan sig.(2-tailed) sebesar 0,196 yang dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yang dapat diartikan bahwa kenaikan liabilitas pada tahun 2013 tidak mempengaruhi total pendapatan perusahaan pada tahun tersebut pada perusahaan sektor BUMN. Jadi Ho: tidak terdapat perbedaan tingkat pendapatan perusahaan yang meningkatkan kewajibannya.

Ha: terdapat perbedaan tingkat pendapatan perusahaan yang meningkatkan kewajibannya 31

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitan ini, peneliti dapat mengetahui bahwa kewajiban atau liabilitas tidak selalu mempengaruhi pendapatan. Karena sumber pendapatan tidak hanya terletak pada satu faktor saja. Pendapatan, seperti yang sudah dijelaskan pada landasan teori bahwa sumber pendapatan berasal dari berbagai faktor. Jadi, apabila peningkatan liabilitas belum tentu mempengaruhi peningkatan atau bahkan penurunan pada total pendapatan perushaan tersebut. Kinerja perusahaan harus juga dipertimbangkan dalam meningkatkan pendapatan perusahaan.

Hipotesis yang ada pada penelitian ini adalah Ho: tidak terdapat perbedaan tingkat penjualan perusahaan yang meningkatkan kewajibannya. Sedangkan Ha: terdapat perbedaan tingkat penjualan perusahaan yang meningkatkan kewajibannya.

5.2 Saran dan Keterbatasan

Saran untuk peneliti, untuk melakukan penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat melihat fenomena yang masih trend karena dapat memberikan jawaban bagi pembaca yang ingin mengetahui hasil dari uji paired sample t-test.

Keterbatasan, dalam penelitian ini sangat banyak keterbatasan yang peneliti temukan, yaitu;

1. Peneliti belum dapat menentukan teori yang digunakan karena hanya sedikit variable yang ditentukan

2. tidak adanya penelitian terdahulu yang melakukan penelitian penggunaan atau peningkatan kewajibab atau liabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Hans kartikahadi, Rosita Uli sinaga, dkk. 2012. Akuntansi keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS, , Salemba empat

Cresswell, John. W (2009) Research design, Pustaka pelajar, Yogyakarta

Darminto, 2008, Pengaruh Faktor Eksternal dan Berbagai Keputusan Keuangan terhadap NilaiPerusahaan, Jurnal Aplikasi Manajemen Vo. 8 No. 1, Februari 2008.

Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi pertama, Rajawali, Jakarta. 2006

Helfert, Erich A., 2003. Technique of Financial Analysis, a guide to value creation, 11th edition, Mc Graw. Hill-Irwin, North America.

Hanafi, M.M. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi 2004/2005. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan , Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Keuangan, 2004, “Standar akuntansi Keuangan (PSAK)”.

Mulyadi. 2006, Akuntansi Manajemen, Badan Penerbit STIE YKPN Yogyakarta.

Myers, John D, Solar. Application In industry And Comerce, prentice Hall, NewJersey, 1984 34

Nandakumar Ankarath, Dr. T.P. Ghosh, dkk Memahami IFRS. – http://keuanganlsm.com/pengertian-liabilitas-keuangan-menurut-ias 32/#sthash.Yx28yvOD.dpuf

Short, Daniel G; Libby, Robert; Libby, Patricia A. (2007). Financial Accounting: A Global Perspective. Fifth Edition. New York : Mc-Graw-Hill Education

Wild, John J; Subramanyam, K.R.; Halsey, Robert F. (2007). Financial Statement Analysis. Ninth Edition. Singapore : Mc. Graw Hill.

http://www.Idx.co.id

ANALISIS PERBEDAAN PENJUALAN KUE KERING PADA WAKTU SEBELUM HARI RAYA IDUL FITRI DAN SESUDAH IDUL FITRI PADA TAHUN 2014

OKTAVENDA MUTIASARI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUOATEN MALANG

2014

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Definisi Ekonometrik dapat diartikan secara harfiah sebagai sebuah ukuran ekonomi. Secara definitif, ekonometrik dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari analisis kuantitatif dari fenomena ekonomi. Alternatif definisi lainnya merupakan matematikastatistika yang diaplikasikan untuk data ekonomi untuk memperoleh dukungan secara empiris terhadap model yang dibangun menurut teori matematika ekonomi untuk memperoleh dugaan secara numerik. Pada primsipnya, ekonometrika bersifat multidisiplin karena menggabungkan beberapa disiplin ilmu baik teori ekonomi , matematika, dan statistika. Maka, ekonometrik dapat dijadikan suatu pendekatan dalam melakukan identifikasi dan mengkuantitatifkan hubungan yang terdapat dalam suatu fenomena ekonomi khususnya sehingga menjadi bagian dari analisis empiris.

Definisi penjualan menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa: “Penjualan adalah kegiatan yang terdiri dari penjualan barang atau jasa yang baik secara kredit maupun tunai”.

Penjualan merupakan suatu unsur penting dalam suatu perusahaan atau badan usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan, karena dengan penjualan perusahaan mendapat keuntungan yang bisa untuk melanjutkan usaha tersebut, karena itu perlu pelayanan yang seselektif mungkin. Untuk mendukung kegiatan sistem penjualan dibutuhkan sustu sistem penjualan yang terkomputerisasi agar dapat memperlancar serta mempermudah proses pengolahan data transaksi penjualan.

Penjualan merupakan suatu pembelian (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak yang membeli. Penjualan juga merupakan sumber pendapatan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula kemungkinan pendapatan yang diperoleh. Dalam suatu usaha kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatas penjualan maka laba akan terbentuk dan menjamin kelangsungan hidup usaha tersebut.

Faktor-faktor yang terjadi dalam naik turunnya harga suatu barang pada penjualan sangat banyak, yaitu dikarenakan oleh masa-masa akan datangnya hari raya, kenaikanbahan pokok, jajanan, dan pakaian mengalami kenaikan yang sangat fantastis. Meskipun harga barang tersebut naik, masyarakat tidak akan berhenti untuk membeli barang meskipun barang tersebut tidak sesuai kebutuhan sehari-hari. Maka dari situ, mereka pemilik usaha mendapatkan laba dan keuntungan yang sangat tinggi, tanpa meilhat keadaan yang terjadi.

1.2. Masalah Penelitian

a. Apakah terjadi perbedaan penjualan kue pada saat sebelum Idul Fitri maupun sesudah Idul Fitri?

b. Bagaimana perbedaan jumlah kue kering yang terjual pada saat sebelum Idul Fitri dan sesudah Idul Fitri?

c. Bagaimanakah data normal dari penjualan kue kering tersebut pada saat sebelum Idul Fitri dan Sesudah Idul Fitri?

1.3.Tujuan Penelitian

a. Mengetahui adanya peningkatan atau perbedaan dari penjualan kue kering tersebut pada saat sebelum dan sesudah Idul Fitri.

b. Mengetahui adanya perbedaan penjualan kue kering pada saat sebelum dan sesudah Idul Fitri.

c. Mengetahui yang terjadi pada data normal saat penjualan kue kring sesudah dan sebelum Idul Fitri.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan dan menggunakan teori yang telah diajarkan dari universitas dan menerapkan teori analisis SPSS dalam usaha yang sebenarnya, sehingga mendapatkan pengalaman dalam menganalisis kinerja suatu usaha dengan menggunakan SPSS.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini akan memberikan laporan kepada perusahaan sehingga dapat membantu mengetahui perbedaaan atau peningkatan penjualan kue kering saat sesudah dan sebelum Idul Fitri. Analisis ini juga membantu perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan dari segi penjualan pada Idul Fitri.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Penjualan

Definisi penjualan menurut Mulyadi (2008:202), “Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.”

Berdasarkan kedua pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan, khususnya penjualan barang merupakan kegiatan menjual barang yang diproduksi sendiri atau dibeli dari pihak lain untuk dijual kembali kepada konsumen secara kredit maupun tunai.

Jadi secara umum penjualan pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu penjualan tunai dan kredit. Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan barang atau jasa segera diikuti dengan pembayaran dari pembelian, sedangkan penjualan kredit ada tenggang waktu antara saat penyerahan barang atau jasa dalam penerimaan pembelian.

Keuntungan dari penjualan tunai adalah hasil dari penjualan tersebut langsung terealisir dalam bentuk kas yang dibutuhkan perusahaan untuk mempertahankan likuiditasnya. Sedangkan dalam rangka memperbesar volume

penjualan, umumnya perusahaan menjual produknya secara kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan pendapatan kas, tapi kemudian menimbulkan piutang. Kerugian dari penjualan kredit adalah timbulnya biaya administrasi piutang dan kerugian akibat piutang tak tertagih

2.2 Tujuan Terjadinya Penjualan

Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Basu Swastha dalam bukunya “Manajemen Penjualan”, yaitu:

1. Mencapai volume penjualan tertentu.

2. Mendapat laba tertentu.

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa tuujuan utama terjadinya penjualan adalah perusahaan mendapatkan volume penjualan yang tinggi mendapatkan laba penjualan yang besar dan menunjang pertumbuhan perusahaan di kemudian hari.

2.3 Kerangka Pikir

Uma Sekarang dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel

moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir (Sugiyono, 2010:60)

Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999, dalam Sugiyono, 2010).

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berfikir.

Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Krangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.

2.3 Faktor-faktor Penjualan

Faktor-faktor yang Memengaruhi Volume Penjualan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan menurut Kotler (2000:55) antara lain adalah :

  1. Harga jual

Faktor harga jual merupakan hal-hal yang sangat penting dan mempengaruhi penjualan atas barang atau jasa yang dihasilkan. Apakah barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dijangkau oleh konsumen sasaran.

  • Produk

Produk salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan apakah sesuai dengan tingkat kebutuhan para konsumen.

  • Biaya promosi

Biaya promosi adalah akktivitas-aktivitas sebuah perusahaan yang dirancang untuk memberikan informasi-informasi membujuk pihaklain tentang perusahaan yang bersangkutan dan barang-barang serta jasa-jasa yang ditawarkan.

  • Saluran Distribusi

Merupakan aktivitas perusahaan untuk menyampaikan dana menyalurkan barang yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen yang diujinya.

  • Mutu

Mutu dan kualitas barnag merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi volume penjualan. Dengan mutu yang baik maka konsumen akan tetap loyal terhadap produk dari perusahaan tesebut, begitu pula sebaliknya apabila mutu

produk yang ditawarkan tidak bagus maka konsumen akan berpaling kepada produk lain.

Setiap perusahaan memiliki design atau rancang bangun tertentu, akan sangat baik jika sebagian sifat uniknya membedakannya dengan perusahaan lain. Peluang terobosan atau bagian keunggulan bersaing dalam hal-hal tertentu timbuldari penggunaan kekuatan ini pada saat yang sama dalam design atau rancang bangun.

2.5 Hipotesis

Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berikut merupakaan jenis-jenis dari hipotesis:

a. Hipotesis nol (Ho) merupakan hipotesis yang tidak adanya hubungan antara variable independen maupun dependen.

b. Hipotesis kerja (Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen maupu variabel dependen.

Uji hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji t, uji z, Anova dan lain-lain. Untuk menentukan nilai dari sttistik tabel, biasanya dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan, derajat kebebasan, dan jumlah sampel yang didapat saat penelitian. Pada saat mengambil keputusan hipotesis ditentukan dengan membandingkan nilai statistik hitung dengan nilai kritis/ statistik tabel.

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kuantitatif yaitu suatu metode yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan yang dinilai dan analisis dengan cara statistk. Penelitian kuantitatif biasanya digunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori yang telah ada.

Dalam penelitian ini juga menggunakan uji hipotesis, menurut Nasution (2000) hipotesis merupakan pernyataan yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang diamati dalam usaha untuk memahaminya. Sedangkan menurut Zimund (1997:112) hipotesis merupakan dugaan yang belum terbukti secara nyata menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan merupakan jawaban terhadap suatu riset.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis meneliti melalui populasi dan sampel yang didapat pada Toko Kue “Rumah Kue Dina” di Jl. Sulfat Agung no. 32. Menurut Sugiyono (1997:57) memberikan pengertian mengenai populasi yang merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek maupun subyek yang menjadi kuantitas maupun karakteristik tertentu. menurut ahli yang lain, Nawawi (1985:141), menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas dari semua nilai yang baik hasil daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Jadi, populasi bukan hanya jumlah yang ada subyek maupun obyek, tetapi populasi memiliki karakteristik atau sifat dimiliki oleh subyek maupun obyek tersebut.

Sampel menurut Sugiyono adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki dalam populasi tersebut.dari sampel tersebut, bisa dikatakan bahwa kesimpulannya akan digunakan untuk populasi.

Berikut ini merupakan sampel yang ada pada Toko Kue “Rumah Kue Dina” di Jl. Sulfat Agung No 32, Malang dalam jangka waktu lima belas hari sebelum Idul Fitri dan sesudah Idul Fitri:

NONAMA KUE KERINGHARGABERATKEMASAN
1NASTAR NANAS40,000500gramtoples bulat uk.500 gr
2NASTAR KEJU40,000500gramtoples bulat uk.500 gr
3NASTAR MELINJO40,000500gramtoples bulat uk.500 gr
4NASTAR WAFER40,000500gramtoples bulat uk.500 gr
5KASTENGEL KW.145,000600gramtoples bulat uk.500 gr
6KASTENGEL KW.250,000600gramtoples bulat uk.500 gr
7PEANUT COOKIES (Kue Kacang)39,000500gramtoples bulat uk.500 gr
8SAGU MOCA38,000450gramtoples bulat uk.500 gr
9SAGU PANDAN38,000450gramtoples bulat uk.500 gr
10SAGU VANILA38,000450gramtoples bulat uk.500 gr
11GOODTIME/CHOCO CHIPS39,000500gramtoples bulat uk.500 gr
12KUKIS REMPAH40,000600gramtoples bulat uk.500 gr
13KUKIS JAHE39,000600gramtoples bulat uk.500 gr
14KUKIS KELAPA39,000600gramtoples bulat uk.500 gr
15PUTRI SALJU45,000600gramtoples bulat uk.500 gr
16KUKIS BOLA Aneka warna38,000450gramtoples bulat uk.500 gr
17SUN FLOWER38,000500gramtoples bulat uk.500 gr
18TRIPLE SUN FLOWER38,000500gramtoples bulat uk.500 gr
19KUKIS BUNGA – strawberry40,000600gramtoples bulat uk.500 gr
20KUKIS BUNGA – blueberry40,000600gramtoples bulat uk.500 gr
21BUTTERFLY KUKIS40,000600gramtoples bulat uk.500 gr
22BLUE MOON40,000600gramtoples bulat uk.500 gr
23KUKIS GUPAL BULAT original40,000500gtoples bulat uk.500 gr
24KUKIS GUPAL SABIT40,000600gramtoples bulat uk.500 gr
25KACANG ATOM37,0001kgplastik los
26KACANG BAWANG37,0001kgplastik los
27KRIPIK SUKUN48,0001kgplastik los
28KRIPIK TEMPE49,0001kgplastik los
29KECIPIR43,0001kgplastik los
30BIDARAN43,0001kgplastik los
31KRIPIK PISANG BULAT (Manis)40,0001kgplastik los
32KRIPIK PISANG PANJANG (Asin)38,0001kgplastik los
33KRIPIK GADUNG53,0001kgplastik los
34KRIPIK JLARUT47,0001kgplastik los
35EMPING MELINJO MANIS47,0001kgplastik los
36RENGGINANG40,0001kgplastik los
37SUS KERING53,0001kgplastik los
38MADU MONGSO UBI UNGU24,000300gramtoples bulat uk 250 gr
39PASTEL KERING60,0001kgplastik los
40CEKEREMES / AMPYANG UBI19,0001pack1 pak isi 6

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yang dilakukan pada Toko Kue “Rumah Kue Dina” untuk mengetahui apa saja barang yang dijual dan digunakan untuk berjalannya penelitian ini. Maka metode pengumpulan data menurut Gulo (2002:110) merupakan suatu pengumpulan data berupa pernyataan tentang sifat , keadaan, kegiatan tertentu yang digunakan untuk memperoleh informasi dalam mecapai tujuan pada saat penelitian. Pengumpulan data bisa didapat melalui sumber-sumbernya, yaitu:

a. Data primer (wawancara, kuisioner, pengukuran fisik, dan lain-lain)

b. Data sekunder (BPS, rumah sakit, institusi)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian merupakan memiliki peranan yang sangat penting dalam penelitian tersebut. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi dasar pada objek utama dalam sebuah penelitian atau geala sesuatu yang bervariasi. Variabel dibedakan menjadi lima, yaitu variabel bebas, variabel terikat atau tergantung, variabel moderator, variabel kontrol, dan variabel intervening.

Variabel bebas merupakan variabel yag menyebabkan atau yang memengaruhi. Variabel terikat atau tergantung adalah faktor-faktor yang diobservasi atau diukur untuk menentukan adanya pengaruh dari variabel bebas tersebut. Variabel moderator merupakan faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Sementara, variabel kontrol adalah variabel yang diusahakan untuk mengkotrol atau dinetralisasi oleh peneliti. Sedangkan variabel intervening adalah suatu variabel yang tidak pernah diamati, namun hanya dapt disimpulkan berdasarkan variabel bebas atau variabel terikat.

Definisi operasional pada variabel merupakan suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari yang sedang didefinisikan atau mengubah kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.

3.5 Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji one sample t-test karena penulis ingin mengetahui perbedaan yang terjadi pada Toko Kue “Rumah Kue Dina” saat penjualan kue kering sesudah dan sebelum Idul Fitri pada tahun ini. Uji one sample t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata populasi yang digunakan sebagai pembanding dengan rata-rata sebuah sampel. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui apakah rata-rata yang digunakan sebagai pembanding berbeda secara nyata dengan rata-rata sebuah sampel. Uji ini digunakan untuk ukuran sampel dibawah 30 dengat syarat data berupa kuantitatif dan memiliki distribusi yang normal.

Sebelum melakukan uji one sample t-test, dalam penelitian ini menggunakan iuji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan tersebut yang berasal dari lapangan sesuai atu tidak dengan data yang terdistribusi normal.. Berdasarkan data yang jumlahnya lebih dari 30 (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov digunakan sebagai alat untuk membandingkan distribusi data dengan distribusi normal, dan uji ini juga diguakan untuk menguji hiotesis tentang kecocokan data ordinal pada suatu ditribusi. Syarat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov jika signifikansi di atas 0.05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan, sedangkan jika diatas 0.05 maka terjadi peredaan yang signifikan.

3.6 Alat Analisis

Pada penelitian kali ini penuliis menggunaka suatu aplikasi bernama SPSS 20 yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan penjualan kue kering yang terjadi sebelum Idul Fitri ataupun sesudah Idul Fitri. Pada penelitian ini, penulis menggunakan data yang berasal dari Toko Kue “Rumah Kue Dina”, Di jalan Sulfat Agung No 32.

3.7 Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan salah satu uji yang harus dipenuhi pada saat melakukan analisis regresi. Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan dari regresi yang didapat memilki ketepatan dalam estimasi dan merupaka sesuatu yang konsisten. Uji asumsi klasik terdiri dari empat macam, yaitu multikolinearitas, autokorelasi, heteroskesdastisitas, dan normalitas. Namu, pada penelitian ini peulis tidak menggunakan uji multikolinearitas, heteroskesdatisitas, dan autokorelasi. Namun hanya menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorv-Smirnov.

3.8 Hipotesis Statistik

Ho: Rata-rata penjualaan Kue Kering pada Toko Kue “Rumah Kue Dina” saat sesudah Idul Fitri adalah sama dengan rata-rata penjualan pakaian sebelum Idul Fitri.

Ha: Rata-rata penjualan pakaian Kue Kering pada Toko Kue “Rumah Kue Dina” adalah berbeda atau tidak sama secara nyata dengan rata-rata penjualan pakaian sebelum Idul Fitri.

4.  PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Paired Samples Statistics
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean
Pair 1Sebelum_Lebaran71,731511,2022,892
Sesudah_Lebaran50,871516,2654,200
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Sebelum_Lebaran & Sesudah_Lebaran15,104,712 
Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Sebelum_Lebaran – Sesudah_Lebaran20,86718,7654,84510,47531,2584,30714,001
Paired Samples Test 
Paired Differences 
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference 
Lower 
Pair 1Sebelum_Lebaran – Sesudah_Lebaran20,86718,7654,84510,475 
Paired Samples Test 
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed) 
95% Confidence Interval of the Difference 
Upper 
Pair 1Sebelum_Lebaran – Sesudah_Lebaran31,2584,30714,001 
Paired Samples Statistics 
Pair 1 
Sebelum_LebaranSesudah_Lebaran 
Mean191,60121,67 
N1515 
Std. Deviation72,21369,951 
Std. Error Mean18,64518,061 
Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Sebelum_Lebaran71,731511,2022,892 
Sesudah_Lebaran50,871516,2654,200 
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Sebelum_Lebaran & Sesudah_Lebaran15,190,498 
Paired Samples Test
Paired Differences
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Pair 1Sebelum_Lebaran – Sesudah_Lebaran69,93390,50823,36919,812

Kolom Mean pada paired-samples t test table menunjukkan rata-rata perbedaan antara penjualan dan pembelian sebelum hari raya Idul Fitri dan sesudah Idul Fitri yang skala waktu 15 hari sebelum dan sesudah.

Kolom Std. Error Mean menunjukkan index of the variability (index variabilitas) yang dapat harapkan di dalam pengulangan sampel acak.

Kolom 95% Confidence Interval of the Difference menyediakan suatu perkiraan menyangkut batasan-batasan antara perbedaan rata-rata dalam 95% dari semua sampel acak .

T statistik diperoleh dengan pembagian perbedaan rata-rata dengan standard error-nya.

Kolom Sig. (2-tailed) menampilkan probabilitas (signifikansi) di dalam statistik t yang memiliki nilai mutlak sama dengan atau lebih besar dari yang diperoleh t statistik.

Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of the Difference
Upper
Pair 1Sebelum_Lebaran – Sesudah_Lebaran120,0552,99314,010
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 
Sebelum_LebaranSesudah_Lebaran 
N1515 
Normal Parametersa,bMean191,60121,67 
Std. Deviation72,21369,951 
Most Extreme DifferencesAbsolute,203,176 
Positive,203,176 
Negative-,201-,119 
Kolmogorov-Smirnov Z,787,682 
Asymp. Sig. (2-tailed),566,740 
Monte Carlo Sig. (2-tailed)Sig.,501c,672c 
95% Confidence IntervalLower Bound,491,663 
Upper Bound,510,681 
a. Test distribution is Normal. 
b. Calculated from data. 
c. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000. 

5,  PENUTUP

5.1 Simpulan

Ekonometrik sebagai salah satu alat analisis ekonomi yang sangat dibutuhkan, dalam arti asumsi-asumsi yang sering digunakan dalam ilmu ekonomi dapat mengalami perubahan. Selain itu ekonometrik merupakan suatu alat analisis ekonomi yang bersifat baku dengan menggunakan data empirik. Metode ini sebenarnya merupakan metode statistik yang sudah disesuaikan untuk melakukan pengujian terhadap peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu untuk lebih mengetahui tentang manfaat ekonometrika perlu dipahami terlbih dahulu tentang ilmu ekonomi, matematika, dan statistika. Hal lain yang diperhatikan, bahwa dalam penentuan model dalam ekonometrika tidak harus berbentuk liner, tetapi juga bisa dalam bentuk nonlinear.

5.2 Saran

Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diganti dengan variabel yang lain. Penambahan pada jangka waktu periode dan pobjek agar hasil yang didapatkan lebih akurat. Menggunakan perusahaan dalam bidang lain sebagai sample.

DAFTAR PUSTAKA

https://eriskusnadi.wordpress.com/2012/04/07/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnov-test-pada-pspp/

http://statforall.blogspot.com/2009/03/normality-test-kolmogorov-smirnov.html  

http://www.cliffsnotes.com/math/statistics/univariate-inferential-tests/one-sample-t-test  

https://teorionline.wordpress.com/category/tutorial-statistik/one-sample-t-test/

http://www.konsistensi.com/2014/03/uji-one-sampel-t-test-dengan-spss.html

UJI BEDA PENJUALAN PADA UD KENCANA MOTOR II SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA NAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

VANDY CHRISTVIYANTO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG –KABUPATEN MALANG

2014

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Utomo (2008), transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sedangkan menurut Sukarto (2006), transportasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination).

Menurut Utomo (2008), transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi empat klasifikasi yaitu manfaat ekonomi, sosial, politis, dan kewilayahan. Jenis-jenis transportasi terbagi menjadi tiga yaitu transportasi darat, air, dan udara.

Di Indonesia, transportasi darat merupakan hal yang paling penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan melalui tingkat penjualan kendaraan kendaraan bermotor di Indonesia yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kendaraan bermotor yang paling banyak mengalami peningkatan penjualan setiap tahunnya adalah sepeda motor. Peningkatan ini menyebabkan padatnya jalanan di Indonesia. Selain itu dengan diperkuat dari hasil penelitian Badan Pusat Statistik setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah sepeda motor di Indonesia. Berikut merupakan tabel yang menjelaskan peningkatan jumlah penjualan motor baru serta grafik yang menunjukan peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor.

Tabel 1. Peningkatan Jumlah Sepeda Motor di Indonesia

TahunPenjualan (unit)Persentasi Kenaikan (%)
200952.767.09311%
201061.078.18816%
201168.839.34113%
201276.381.18311%
201384.732.65211%

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (2014)

Tingkat penjualan sepeda motor dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang dipengaruhi oleh kinerja perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang dipengaruhi oleh keadaan di luar perusahaan seperti halnya keadaan perekonomian suatu bangsa. Banyak orang menyebutkan bahwa faktor eksternal yang menyebabkan penurunan penjualan sepeda motor di Indonesia adalah kenaikan atau penurunan BBM. Tetapi pernyataan ini masih menjadi sebuah pertanyaan besar apakah perunanan atau kenaikan harga BBM memengaruhi jumlah penjualan sepeda motor. Oleh karena itu peneliti melakukan analisis uji beda paired sample t-test pada UD. Kencana Motor II Malang. Dengan analisis ini manajemen perusahaan dapat mengetahui apakah ada perbedaan tingkat penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan tingkat penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM di UD. Kencana Motor II?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Mengetahui perbedaan tingkat penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM di UD. Kencana Motor II.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan kajian untuk memperdalam pemahaman peneliti dalam ilmu ekonometrik yang mana dapat dijadikan dasar pemikiran atau landasan untuk kemajuan teori ekonometrik.

2. Bagi Perusahaan

Dapat di jadikan referensi bagi UD. Kencana Motor II dalam memutuskan strategi manajemen penjualan.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat menjadi referensi utama atau tambahan bagi penelitian sejenis di masa depan. 4

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Transportasi

Menurut Utomo (2008), transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sedangkan menurut Sukarto (2006), transportasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Di dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Manusia yang membutuhkan

b. Barang yang dibutuhkan

c. Kendaraan sebagai alat/sarana

d. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi

e. Organisasi (pengelola transportasi)

Manfaat transportasi dibagi menjadi empat manfaat, yaitu manfaat ekonomi, sosial, politis, dan kewilayahan.

1. Manfaat Ekonomi.

Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.

2. Manfaat Sosial.

Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya pelayanan untuk perorangan atau kelompok, pertukaran atau penyampaian informasi, perjalanan untuk bersantai, memendekkan jarak, memencarkan penduduk.

3. Manfaat Politis.

Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi bencana, dan lain-lain.

4. Manfaat Kewilayahan.

Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.

2.1.1 Peran transportasi dalam kehidupan

Transportasi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi yang menyeluruh. Perkembangan transportasi akan secara langsung mencerminkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang berjalan.

1. Aspek sosial dan budaya

Dampak sosial yang dapat dirasakan dengan adanya transportasi adalah adanya peningkatan standar hidup. Sedangkan untuk budaya, dampak yang dapat dirasakan adalah terbukanya kemungkinan keseragaman dalam gaya hidup, kebiasaan dan bahasa.

2. Aspek politis dan pertahanan

Bagi aspek politis dan pertahanan, transportasi dapat memberikan dua keuntungan yaitu dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional serta merupakan alat mobilitas unsue pertahanan dan keamanan.

3. Aspek hukum

Di dalam pengoperasian dan pemilikan alat angkutan diperlukan ketentuan hukum mengenai hak, dan tanggungjawab serta perasuransian apabila terjadi kecelakaan lalu lintas, juga terhadap penerbangan luar negara yang melewati batas wilayah suatu negara, diatur di dalam perjanjian antarnegara (bilateral air agreement).

4. Aspek teknik

Hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan dan pengoperasian transportasi menyangkut aspek teknis yang harus menjamin keselamatan dan keamanan dalam penyelenggaraan angkutan.

5. Aspek ekonomi

a. Bagi pihak perusahaan pengangkutan

Pengangkutan merupakan usaha memproduksi jasa angkutan yang dijual kepada pemakai dengan memperoleh keuntungan.

b. Pada pihak pemakai jasa angkutan

Pengangkutan sebagai salah satu mata rantai dari arus bahan baku untuk produksi dan arus distribusi barang jadi yang disalurkan ke pasar serta kebutuhan pertukaran barang di pasar.

Supaya kedua arus ini lancar, jasa angkutan harus cukup tersedia dan biaya sebanding dengan seluruh biaya produksi.

2.1.2 Jenis-jenis transportasi

Menurut Utomo (2008), Transportasi mimiliki tujuan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Alat Transportasi sendiri dibagi menjadi 3 yaitu, transportasi darat, transportasi air dan transportasi udara.

1. Transportasi Darat

Transportasi darat diantaranya adalah :

 Sepeda Motor, adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga tanpa atap baik dengan atau tanpa kereta di samping.

 Mobil Penumpang, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.

 Mobil Bus, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.

 Mobil Barang, adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.

 Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di desa. Diantaranya adalah sepeda, becak, bajaj, bemo, dan delman.

 Kereta api, adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya).

2. Transportasi air

Transportasi air diantaranya adalah:

 Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dan sebagainya) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil.

 Feri, adalah sebuah sebuah kapal transportasi jarak dekat. Feri memunyai peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih kecil dibandingkan jembatan atau terowong.

 Sampan (bahasa Tionghoa) adalah sebuah perahu kayu tiongkok yang memiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5 meter yang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau atau sebagai perahu untuk menangkap ikan.

3. Transportasi Udara

Pesawat terbang adalah kendaraan yang mampu terbang di atmosfir atau udara.

2.2 Jenis Perusahaan

1. Badan Usaha Perseorangan (single proprietorship)

Badan usaha perseorangan adalah badan usaha yang didirikan, dimiliki, dan dimodali oleh satu orang saja. Selain sebagai pemilik yang bertanggung jawab atas semua resiko usaha, orang tersebut juga bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan usaha sehari-hari dalam menghasilkan barang dan jasa. Menurut H.M.N. Purwosutjipto, bentuk perusahaan perseorangan secara resmi tidak ada. Namun dalam dunia bisnis, masyarakat telah mengenal dan menerima bentuk perusahaan perseorangan ini. Pada umumnya masyarakat yang ingin menjalankan usahanya dalam bentuk perusahaan perseorangan ini menggunakan bentuk Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD).

2. Perseroan Terbatas (PT)/(Naamloze Vennotschap = NV)

Perseroan terbatas adalah perusahaan yang modalnya terdiri atas saham atau sero, yang diperoleh dengan mengeluarkan surat-surat sero atau saham dan dijual kepada masyarakat. Setiap pemegang dapat memiliki satu sero atau lebih, dan memiliki tanggung jawab yang terbatas pada sejumlah modal yang ditanamkan pada PT. PT didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta Notaris, sebelumnya harus meminta izin dan persetujuan dari Menteri Kehakiman, untuk kemudian mendaftarkannya pada Pengadilan Negeri dan mengumumkan dalam berita Negara (Lembaran Negara).

3. Persekutuan Firma (Fa)

Persekutuan Firma adalah badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang dengan nama bersama. Mereka juga bertindak sebagai pemimpin perusahaan dan bertanggung jawab atas segala kewajiban atau utang firma dengan segala harta bendanya, baik harta yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya. Dalam hal ini tidak terdapat pemisahan antara harta pribadinya yang lain dengan harta yang ditanamkan pada perusahaan.

4. Perseroan Komanditer (Commaanditarie Vennotschap = CV)

Perseroan komanditer didirikan oleh beberapa orang sebagaimana mendirikan firma. Perseroan komanditer (CV) didirikan dihadapan notaries untuk dibuatkan akte pendiriannya. Apabila pendirinya yang sekaligus sebagai pemilik ingin memperbesar modal perusahaan dan tidak mengkehendaki kepemimpinannya dicampuri orang lain, maka akan diterbitkan surat-surat sero atau saham yang kemudian dijual kepada masyarakat yang membutuhkan. Para pendiri CV selanjutnya disebutnya disebut sebagai persero aktif.

5. Koperasi

Defenisi koperasi secara resmi diberikan didalam undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Menurut undang-undang tersebut, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomis rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Istilah koperasi berasal dari bahasa inggris, cooperation, atau bahasa Belanda cooperatie, yang artinya usaha bersama.

6. Perusahaan Patungan (Joint Venture)

Joint Venture adalah bentuk usaha kerja sama antara dua orang atau lebih, baik kerja sama dalam pengumpulan modal dalam usaha, maupun dalam kegiatan organisasi.pertanggungjawaban terhadap kewajiban atau utang-utang perusahaan diatur secara khusus sesuai kesepakatan bersama.

7. Yayasan

Yayasan merupakan organisasi perkumpulan dan bukan merupakan badan usaha yang bertujuan mencari keuntungan, tetapi merupakan kegiatan sosial untuk membantu kesejahtraan masyarakat yang lemah dan melaksanakan kegiatan bagi kepentingan orang banyak. Sumber dana yang diperoleh yayasan berasal dari hasil sumbangan, hibah, pemberian, sedekah, atau bantuan yang tidak mengikat, baik berasal dari masyarakat organisasi, instansi swasta, maupun instansi pemerintah.

2.3 Faktor yang Memengaruhi Penjualan

Menurut Bayu Swastha, faktor-faktor yang memengaruhi penjualan antara lain:

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:

a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan

b. Harga produk atau jasa

c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman

2. Kondisi Pasar

Pasar sebagai kelompok pembelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.

3. Modal

Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.

5. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan yaitu kondisi dan kemampuan penjualan, kondisi pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lain.

2.4 Bahan Bakar Minyak

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.

2.5 Hubungan antara Tingkat Penjualan dengan Kenaikan BBM

Kenaikan harga BBM akan mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu negara. Kenaikan harga BBM akan menyebabkan inflasi yang tinggi yang mengakibatkan harga-harga barang dagang melambung tinggi. Biasanya inflasi terjadi tanpa adanya peningkatan pendapatan yang menyebabkan tingkat pembelian menurun. Jika harga barang dagang meningkat dan tingkat pembelian menurun, hal ini akan mengakibatkan tingkat penjualan suatu perusahaan akan mengalami penurunan.

3.  METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan uji hipotesis (hypothesis testing). Penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya (Arikunto, 2006). Menurut Indriantoro & Supomo (2007), hypotesis testing adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan data yang diteliti. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan tingkat penjualan di UD. KENCANA MOTOR II MALANG sebelum dan sesudah saat terjadi kenaikan harga BBM di Indonesia.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Sedangkan menurut Sukmadinata (2011), populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang menjual sepeda motor di kota Malang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah UD. Kencana Motor II yang menjual sepeda motor di Malang.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis Data

Jenis data penelitian yang digunakan peneliti adalah kuantitatif dengan sumber data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung dengan tanpa melalui media perantara. Data primer ini langsung didapatkan dari pihak dalam perusahaan tempat peneliti melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2012), data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini berbentuk time series berupa data penjualan selama perioda pengamatan penelitian, yaitu mulai tanggal 8 November 2014 sampai dengan tanggal 28 November 2014. Data ini diperoleh dari catatan penjualan UD. Kencana Motor II Malang.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat penjualan sepeda motor di UD. KENCANA MOTOR II MALANG antara sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan BBM. Metoda pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dan dokumentasi. Wawancara atau interview adalah suatu kegiatan untuk mencari kegiatan untuk mencari data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan berbagai pihak yang dianggap dapat memberikan data atau keterangan terpercaya.

Adapun pihak-pihak yang diwawancara adalah pemilik dari UD. Kencana Motor II Malang yang mengetahui seluk-beluk penjualan dan seluruh kegiatan operasional di UD. Kencana Motor II Malang ini.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengumpulan bahan-bahan tertulis berupa buku-buku, data-data yang tersedia dan laporan-laporan yang relevan dengan objek penelitian untuk mendukung data yang sudah ada. Alat perekam mungkin menjadi salah satu alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk menulis hasil wawancara yang dilakukan dengan narasumber.

3.4 Teknik Analisis Data

3.4.1 Uji Normalitas

Ada sebuah pengujian yang harus dijalankan terlebih dahulu untuk menguji apakah data yang dipergunakan tersebut mewakili atau mendekati kenyataan yang ada. Untuk mengetahui apakah data yang diteliti terdistribusi normal ataukah tidak, digunakan uji normalitas. Menurut Ghozali (2005), uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data statistik penelitian dalam model regresi terdistribusi secara normal. Teknik yang digunakan untuk uji asumsi normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) terhadap nilai residual persamaan regresi menggunakan hipotesis pada tingkat signifikansi sebesar 0,05 (Santoso, 2009). Tingkat signifikansi dapat dijelaskan sebagai berikut.

i. H0: probabilitas > 0,05 Data residual terdistribusi normal.

ii. Ha: probabilitas < 0,05 Data residual tidak terdistribusi normal.

Jika data residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (seperti signifikansi yang dihasilkan K-S sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan metoda lain yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi, jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers, atau menambah data observasi.

3.4.2 Uji Beda dengan Menggunakan Paired Sample T-Test

Pada penelitian ini, menggunakan uji statistik dengan uji t-test berpasangan (paired sample t-test), dikarenakan data yang diteliti adalah data penjualan sebelum dan sesudah suatu peristiwa tertentu. Penelitian ini menggunakan kenaikan harga BBM sebagai peristiwa yang diuji. Uji t-test berpasangan ini bertujuan melihat apakah perbedaan setelah data menerima perlakuan yang berbeda (Santoso, 2009)

Tahapan menganalisis data dimulai dengan adanya pengumpulan data yang dibutuhkan dan persiapan alat analisis yang dipakai. Kemudian data tersebut diolah dengan alat uji analisis menggunakan Microsoft Excel dan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 20 for Windows.

3.5 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan hipotesis penelitian, maka peneliti menetapkan hipotesis. Hipotesis yang ditetapkan yaitu Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha). Ho adalah penetapan dugaan tidak ada perbedaan tingkat penjualan sepeda motor di UD. Kencana Motor II Malang antara sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan BBM, sedangkan Ha adalah penetapan dugaan ada perbedaan tingkat penjualan sepeda motor di UD. Kencana Motor II Malang antara sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan BBM. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengujian statistik untuk melihat apakah terdapat perbedaan tingkat penjualan sepeda motor di UD. Kencana Motor II Malang antara sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan BBM. Hipotesis statistik yang digunakan pada penelitian ini, dapat dijelaskan sebagai berikut.

H0 = 0: Tidak terdapat perbedaan tingkat penjualan sepeda motor di UD. Kencana Motor II Malang antara sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan BBM.

H1 ≠ 0: Terdapat perbedaan tingkat penjualan sepeda motor di UD. Kencana Motor II Malang antara sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan BBM.

4.  HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Nama perusahaan yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Kencana Motor II. Kencana Motor II berada di jalan Danau Toba G7 F31 Sawojajar di kota Malang. Badan usaha Kencana Motor II adalah Usaha Dagang (UD). UD. Kencana Motor II berdiri tanggal 24 Agustus 2014. Pemilik UD. Kencana Motor adalah Bapak Indra Haryo. UD. Kencana Motor II menjual produk sepeda motor HONDA.

4.2 Data Perusahaan

Tabel 2. Data Penjualan Harian

4.3 Hasil Analisis

4.3.1 Uji Normalitas

Tabel 3. Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sebelumsesudah
N1010
Normal Parameters a,bMean3,902,70
Std. Deviation2,6011,703
Most Extreme DifferencesAbsolute,236,259
Positive,236,259
Negative-,215-,177
Kolmogorov-Smirnov Z,747,821
Asymp. Sig. (2-tailed),632,511
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Dapat kita lihat dalam tabel di atas bahwa data memiliki signifikansi 0,511 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang di uji berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Beda Menggunakan Paired Sample T-test

Tabel 4. Paired Samples Test

Hipotesis :

1. H0: Tidak terdapat perbedaan tingkat penjualan sepeda motor di UD. Kencana Motor II Malang antara sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan BBM.

2. Ha: Terdapat perbedaan tingkat penjualan sepeda motor di UD. Kencana Motor II Malang antara sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan BBM.

a) Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel

Dengan tingkat keyakinan 95% maka alfa 5% dan karena menggunakan uji paired maka alfa dibagi 2 menjadi 0,25 untuk masing-masing sisi. Derajat kebebasan adalah 20-1 = 19. Sehingga dari data tersebut dapat diketahui bahwa t tabel sebesar 2,093 dan t hitung 1,106. Karena t hitung terletak pada daerah Ho diterima, maka bisa disimpulkan kenaikan harga BBM tidak berpengaruh secara efektif terhadap penjualan sepeda motor di UD. Kencana Motor II.

b) Berdasarkan nilai probabilitas

Terlihat bahwa t hitung adalah 1,106 dengan probabilitas 0,297. Untuk uji dua sisi, angka probabilitas adalah 0,297/2 = 0,1485. Karena 0,1485 > 0,025 maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penjualan sepeda motor sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM relatif sama.

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Penilitian ini menggunakan data penjualan harian di UD. Kecana Motor II, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Dengan melihat hasil penilitian menggunakan uji beda paired sample t-test, dapat diketahui bahwa tingkat penjualan di UD. Kencana Motor II sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM tidak mengalami perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan menggunakan spss 20 bahwa t hitung lebih kecil daripada t tabel dan nilai probabilitas lebih dari 0,025.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini hanya menggunakan sampel yang kecil sehingga hasil dari penelitian ini belum bisa menggambarkan apakah terdapat perbedaan penjualan sebelum dan sesudah kenaikan BBM secara menyeluruh.

5.3 Saran

Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dan topik sejenis disarankan untuk menggunakan data atau sampel yang lebih luas, sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan kondisi yang lebih luas dan sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bayu, Swastha. 2003. Manajemen Pemasaran Modern. Jakarta: Penerbit Cipta.

http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=17&notab=12 (diakses pada Kamis, 18 Desember 2014 pukul 20.00).

Purwosutjipto, H.M.N. 1996. Pengertian Hukum Dagang Indonesia, Hukum Pertanggungan. Buku 6, Cetakan Keempat. Jakarta: Djmabtan.

Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sukarto, H. 2006. Transportasi Perkotaan dan Lingkungan. Banten: Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan.

Utomo. 2008. Transportasi Perkotaan. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia.

ANALISIS UJI BEDA VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PT INDOSAT TBK DAN ANAK PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH TERPILIHNYA JOKOWI SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INGE TIARA GRAFITI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang memiliki sumber pendanaan yang stabil. Secara umum, sumber pendanaan perusahaan berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Pendanaan dari dalam perusahaan menggunakan laba perusahaan.Pendanaan dari luar perusahaan lebih beragam karena asalnya dapat diperoleh dari dari, peserta atau penanam saham di perusahaan, kreditur dan pemilik, surat-surat hutang, maupun pendanaan yang melalui penyertaan dalam bentuk saham (ekuitas). Pendanaan melalui penyertaan umumnya dilakukan dengan penjualan go public, dalam artian saham perusahaan tersebut dijual kepada masyarakat atau dikenal dengan penawaran umum.

Saham dapat menunjukkan kepemilikan suatu individu atau kelompok dalam sebuah perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan saham akan terbantu dalam hal sisi pendanaan. Perusahaan go public akan menjual sahamnya di pasar perdana dan sekunder. Saham yang dijual di pasar perdana selalu ditutup dengan harga yang bermacam-macam. Dalam variasi itu, terkadang nilai lebih tinggi dari nilai nominal (agio saham) dan terkadang harga saham ditutup dengan nilai lebih rendah dari nilai nominal (disagio saham). Setelah proses penjualan di pasar perdana selesai. selanjutnya saham akan diperdagangkan di pasar sekunder.

Kinerja perusahaan yang bagus akan menaikkan penilaian dari pasar sehingga menaikkan harga saham. Tinggi dan rendahnya harga saham akan menentukan minat investor untuk menanam saham. Hal yang menjadi acuan para investor sebelum menentukan keputusan adalah dengan cara melihat laporan keuangan, data ekonomi domestik, nilai tukar rupiah dan stabilitas dari suatu negara. Berbagai peristiwa besar yang terjadi dalam suatu negara tentu saja memengaruhi volume perdagangan saham. Contoh dari peristiwa besar di Indonesia akhir-akhir ini adalah terpilihnya Presiden Jokowi di tahun 2014 sebagai presiden Republik Indonesia.

Pada penelitian kali ini, Penulis ingin mengetahui apakah terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia memengaruhi voluma saham PT Indosat Tbk. Penulis juga ingin membuktikan apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan volume perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia?

2. Bagaimana hipotesis pada penelitian ini?

3. Hipotesis manakah yang diterima pada penelitian ini?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan volume perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2. Untuk mengetahui hipotesis yang ada pada penelitian ini.

3. Untuk mengetahui hipotesis yang diterima pada penelitian ini.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan, informasi, serta pengetahuan mengenai ilmu yang diteliti khususnya mengenai fungsi dari Paired Sample t-test, dengan menerapkannya pada penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan volume perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu akuntansi khususnya ekonometrik dengan menggunakan analisis Paired Sample t-test dalam meneliti ada atau tidaknya perbedaan voluma perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Perusahaan

Menurt Kamus Besar Bahasa Indonesia, perusahaan adalah kegiatan yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa, dan sebagainya. Perusahaan juga bisa dikatakan sebagai organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha. Perusahaan mengelola sumber daya dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja menjadi barang atau jasa untuk dijual kepada pelanggan. Hampir semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama dalam kegiatan perusahaan yaitu untuk memaksimalkan laba.

Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Perusahaan manufaktur.

Perusahaan manufaktur mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masiang-masing pelanggan. Perusahaan ini memperoleh produk persediaan yang dibuat dari bahan mentah atau baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi.

2. Perusahaan dagang.

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli dan menjual barang dagangan tanpa melakukan pengolahan barang terlebih dahulu. Barang dagangan adalah barang yang dibeli oleh perusahaan untuk dijual kembali.

3. Perusahaan jasa.

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan, kemudahan, dan kenyamanan kepada masyarakat untuk memperlancar aktivitas produksi maupun konsumsi. Jasa yang dihasilkan bersifat abstrak tapi bisa dirasakan manfaatnya oleh konsumen

Menurut Godam, Perusahaan dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:

1. Perusahaan perorangan.

Perusahaan perorangan adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Keunggulan bentuk ini adalah karena mudah didirikan dan biaya pengelolaanya yang rendah. Kelemahannya adalah tanggung jawab yang tidak terbatas dan sumber daya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi, penggunaan alat produksi teknologi yang sederhana.

2. Persekutuan

Persekutuan adalah suatu badan usaha yang dimiliki oleh dua atau lebih individu yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Untuk mendirikan badan usaha persekutuan dibutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait. Keuntungan bentuk ini adalah modal yang lebih besar dibanding bentuk perorangan. Kelemahan bentuk ini adalah kendali terbatas, karena membutuhkan persetujuan sekutu.

3. Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas adalah badan usaha yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada didalamnya. Di dalam perseroan terbatas pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Keuntungan dibagikan kepada pemilik modl dalam bentuk dividen. Keunggulan utama perusahaan bentuk perseroan adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitkan saham. Namun perusahaan perseroan mendapat pajak berganda pada pajak penghasilan.

2.2 Saham

Saham merupakan suatu tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Wujud saham adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Perusahaan dapat menerbitkan dua jenis saham yaitu:

1. Saham biasa.

Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung resiko dan mendapatakan keuntungan. Pemilik saham ini akan menerima dividen jika perusahaan memperoleh laba dan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau hutang pada pihak lain sudah dilunasi.

2. Saham preferen.

Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendapatkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang sahamnya secara pasti. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham preferen ini ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah ditetapkan.

2.3 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar . Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham yang diperdagangan pada periode tertentu. Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara.

Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan.

2.4 Pemilu

Dieter Nohlen mendefinisikan sistem pemilihan umum dalam dua pengertian yaitu pengertian luas dan pengertian sempit. Dalam pengrtian luas, sistem pemilihan umum adalah segala proses yang berhubungan dengan hak pilih, administrasi, pemilihan dan perilaku pemilih. Sedangkan untuk arti sempit, sistem pemilihan umum adalah cara dengan mana pemilih dapat mengekspresikan pilihan politiknya melalui pemberian suara, dan pada akhirnya suara tersebut ditransformasikan menjadi kursi di perlemen atau peabat publik. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Hal ini dikarenakan ketidakmungkinan rakyat untuk memerintah negara secara langsung. Maka dari itu diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu negara selama jangka waktu tertentu. Pemilu dilaksanakan dengan menganut asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pada dasarnya pemilu memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai sarana memilih pejabat publik (pembentukan pemerintahan), sarana pertanggungjawaban pejabat publik, dan sarana pendidikan politik rakyat.

Pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Cara langsung, dimana rakyat secara langasung memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat. Contohnya, pemilu di Indonesia untuk memilih anggota DPRD, DPR, dan Presiden.

2. Cara bertingkat, di mana rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (senat), lantas wakil rakyat itulah yang memilih wakil rakyat yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat.

Pemilu sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia karena pemilu dapat menjadi sarana untuk menyalurkan aspirasi demi kemajuan bangsa, memberi kesempatan pada warga negara untuk menentukan wakil rakyatnya dan untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam pergantian pemimpin negara.

2.5 Pengaruh Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden Terhadap Volume Perdagangan Saham

Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia memiliki pengaruh yang cukup tajam dalam bidang perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti dengan kenaikan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup tajam dan nilai rupiah yang semakin menguat. Peningkatan ini menunjuakan bahwa ekspektasi pasar cukup besar terhadap Jokowi. Pasar beranggapan bahwa dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden, Jokowi mampu meningkatkan nilaiperekonomian kearah yang lebih baik. Sebelum masa pemilu Presiden, Jokowi sudah memberikan dampak bagi pasar modal. Sosok Jokowi dinilai sebagai salah satu pendorong pasar saham kearah yang lebih baik. Ketika Jokowi diumumkan terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, IHSG langsung melonjak tajam 3,2% (tempo.co).

2.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini makalah penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

Ha : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2.7 Rerangka pikir

Terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia à Harga Saham Tinggi à Paired Sample t-Test à Volume Perdagangan Saham Sesudah Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden à Volume Perdagangan Saham Sebelum Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden.

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Peneltian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan makalah penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di peroleh berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan yang di nilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Pendekatan penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementaara atas masalah yang dirumuskan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi atau sebagian unsur populas yang dijadikan objek penelitian. Populasi dari makalah penelitian ini adalah PT Indosat sedangkan sampel dari penelitian makalah penelitian ini adalah volume perdagangannya. Kriteria yang ditentukan untuk menentukan data dalam makalah penelitian yaitu volume perdagangan pada hari besar atau hari libur nasional, serta hari pengumuman presiden tidak dihitung.

Berikut adalah sampel data volume perdagangan:

DayVolume
14246
131,772,800
12188
1189
10334
9204
8354
7762
61,336,300
5839
42,029,000
3280
2936
11,169,400
00
-1636
-21,093,300
-3460
-4790
-5880
-6756
-73,353,600
-84,603,800
-91,142,900
-102,204,700
-11820
-12334
-131,506,200
-14694,200

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam makalah penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan. Sumber data ini kami peroleh dari finance.yahoo.com.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Pada makalah penelitian ini menggunakan 28 variabel yaitu, variabel volume perdagangan 14 hari sebelum terpilihnya Jokowi sebagai presiden dan variabel volume perdagangan 14 hari sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden. Dimana nantinya masing-masing dari variabel ini akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

3.5 Model Penelitian

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi

Model ini sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu model konseptual, model prosedural dan model matematik. Tujuan model adalah mengubah konsep utama ke dalam pendekatan yang partukuler. Model bisa dijadikan suatu langkah-langkah yang harus diikuti secara prosedural.

Dalam makalah penelitian ini, penulis menggunakan model konseptual sebagai model penelitian. Model konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangka tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Model konseptual bersifat deskriptif, yang berarti bahwa model ini mendesripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari analisis dan memberikan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.6 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah SPSS 16 dengan menggunakan uji paired sample t-test. Uji paired sample t-test ini pada dasarnya melakukan uji terhadap dua sampel yang berpasangan (paired). Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda, seperti subjek A akan mendapatkan perlakuan I dan kemudian perlakuan II (Santoso, 2014:261). Penelitian ini menggunakan paired sample t-test karena sampel yang digunakan dua sampel yaitu volume perdagangan sebelum dan sesudah.

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test ini adalah:

1. Data harus terdistribusi secara normal

2. Jumlah data yang digunakan masksimal 30.

3. Tidak ada variabel dependen dan independen.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam uji beda ini hanya uji normalitas saja. Uji ini membandingan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Dalam menguji normalitas data ini, alat analisis yang digunakn adalah uji Kolmogorov Smirnov.

Hipotesis pada uji ini adalah sebagai berikut:

Ho : Data berdistribusi normal.

Ha : Data tidak berdistrusi normal.

Jika nilai asymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data berdistribusi secara normal, namun jika nilai dari asymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian kali ini adalah:

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Apabila hasil uji paired sample t-test menunjukan probalilitas diatas 0,05 maka Ho diterima, namun bila probabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima.

4.  GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Profil Perusahaan

Indosat merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan telekomunikasi yang didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing. Indosat dan memulai operasinya pada tahun 1969 dan pada tahun 1980 Indosat berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga saat ini, Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan broadcasting.

Indosat memiliki anak perusahaan dengan nama PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) yang didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM. Dengan didirikannya Satelindo ini, menjadikan Indosat sebagai operator telepon genggam pertama dengan jaringan GSM di Indonesia yang mengeluarkan produk kartu prabayar dengan nama Mentari dan pascabayar dengan nama Matrix.

Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek di Indonesia, dan Amerika Serikat New York Stock Exchange pada tanggal 19 Oktober 1994. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan anak perusahaan baru dengan nama PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) yang menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, pada tahun yang sama juga Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).

Di penghujung tahun 2002, pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Namun pada bulan November 2003 Indosat melakukan penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia. Pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual 25% kepemilikan saham Indosat di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom. Selanjutnya, pada 31 Desember 2008 saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara pemerintah Republik Indonesia dan publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%. Pada tahun 2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui tender offer (memiliki tambahan 24,19% saham seri B dari publik).

4.2 Visi Perusahaan

Menjadi pilihan utama pelanggan untuk seluruh kebutuhan informasi dan komunikasi.

4.3 Misi Perusahaan

• Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi inovatif yang berkualitas untuk memberikan nilai lebih bagi para pelanggan.

• Meningkatkan shareholders value secara terus menerus. • Mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi stakeholder.

4.4 Produk Perusahaan

1.Indosat Mentari

Merupakan kartu prabayar GSM/selular di Indonesia yang dikeluarkan oleh Indosat dan dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Indosat Mentari juga bahkan dapat dipergunakan saat internasional roaming di banyak negara. Berbagai fasilitas telah disediakan untuk kemudahan dan kenyamanan berkomunikasi dengan tarif murah. Kartu Indosat Mentari mengandung nilai kepercayaan, kekeluargaan dan ekonomis, serta memiliki fitur dan layanan yang lengkap.

2. Star One

Star One merupakan kartu dengan jaringan CDMA dari indosat, Star One merupakan layanan telekomunikasi suara dan data berbasis jaringan akses nirkabel dengan teknologi CDMA 2000-1X. Star One menawarkan kombinasi layanan telepon tetap (PSTN) dan bergerak (Mobile) dengan tarif murah.

3. Indosat IM3

4. Layanan Blackberry

5. Indosat Super 3G+

6. Indosat Marix

4.5 Mengenai Perusahaan

Layanan: Operator selular penyedia layanan GSM dan CDMA

Alamat Kantor Pusat: Gedung Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat, No. 21, Jakarta 10110

Kontak: Telepon 021-54388888, 021-30003000, 021-3011111/email – customer_service@indosat.com

Website: http://www.indosat.com

5.  PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis

5.1.1 Hasil Analisis Uji Normalitas

Tabel 5.1 Descriptive Statistic

Tabel 5.2 Uji Normal Data Sebelum dan Sesudah

5.1.2 Hasil Analisis Uji Paired Sample t-test 22

Tabel 5.3 Paired Samples Statistics

Tabel 5.4 Paired Sample Correlations

Tabel 5.5 Paired Samples Test

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pembahasan Uji Normalitas

Dalam tabel descriptive statistic pada tabel 5.1 dinyatakan bahwa jumlah data sebelum dan sesudah adalah 14 data. Mean dari data sebelum adalah 1.04E6 dengan standar deviasi 1449711.742, nilai minimum dari data sebelum adalah 334 dan data maksimumnya adalah 4603800. Sedangkan untuk mean dari data sesudah adalah 4.51E5 dengan standar deviasi 762954.222 dan nilai minimumnya adalah 89, data maksimumnya adalah 2029000.

Sedangkan dari tampilan tabel uji normalitas pada tabel 5.2, terlihat bahwa data memiliki distribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan nilai dari Asymp.Sig (2-tailed) data sebelum dan sesudah yang memiliki nilai lebih dari 0.05, yaitu 0.284 untuk data sebelum dan 0.10 untuk data sesudah. Dengan data yang berdistribusi normal ini, maka data dapat digunakan untuk uji paired sample t-test.

5.2.2 Pembahasan Uji Paired Sample t-test

Pada tabel 5.3 terlihat ringkasan statistik dari sampel. Untuk data sebelum memiliki nilai rata-rata 1.04E6. Sedangkan untuk data sesudah memiliki nilai rata-rata 4.51E5.

Pada tabel 5.4 hasil korelasi antara kedua variabel yang menghasilkan angka -0.160, dengan nilai probabilitas yang jauh diatas 0.05 yaitu 0.585. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara data sebelum dan data sesudah adalah tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

Tabel 5.5 menunjukan output bagian ketiga dari Paired Sample t-test. Pada tabel terlihat bahwa nilai dari t hitung adalah 1.272. Nilai dari t hitung ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu 1.771. Nilai dari t tabel ini dapat dilihat dari tabel t distribution dengan cara menentukan df (degree of freedom) dan tingkat signifikansi. Karena nilai dari t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesis dari Ho diterima.

5.3 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan pembahsan dari hasil analisis dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara data sebelum dan data sesudah. Jika dilihat dari tabel korelasi, data sebelum dan sesudah memiliki korelasi yang tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

6.  PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan paired sample t-test dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil t hitung yang bernilai 1.272 tidak lebih besar dari t tabel yang bernilai 1.771 atau dari nilai probabilitas pada tabel yaitu 0.226 yang tidak lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini hipotesis Ho dipertahankan. Hal ini membuktikan bahwa dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia tidak begitu mempengaruhi aktivitas pasar atau investor, namun yang berbeda hanya terdapat pada pergerakan nilai nominal saham dan jumlah saham yang beredar sedangkan nilai saham di mata investor tidak mengalami perbedaan dari sebelumnya.

6.3 Keterbatasan

Keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya menggunakan data sampel dari tanggal 1 Juli 2014 hingga tanggal 18 Agustus 2014, data pada hari besar atau hari libur nasional tidak dianalisis karena volume perdagangan pada hari tersebut berjumlah nol sehingga menghasilkan data yang sedikit.

2. Penelitian ini hanya membandingkan volume prdagangan saham dalam rentang waktu hari, yaitu 14 hari sebelum dan 14 hari sesudah sehingg reaksi pasar tidak dapat seluruhnya terlihat secara nyata.

6.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan yang telah disebutkan, maka penulis menyarankan:

1. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperluas sampel agar mendapatkan hasil penelitan yang lebih baik.

2. Menggunakan volumer perdagangan dengan rentang waktu yang lebih luas agar reaksi pasar atau investor dapat terlihat secara lebih nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Admina. 2012. Online. http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-saham-dan-jenis-saham. (Diakses 21 Desember 2014).

Anoymous a. 2014. Online. http://carapedia.com/pengertian_definisi_perusahaan_info2035.html. (Diakses 21 Desember 2014).

Anoymous b. 2013. Online. http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-pemilihan-umum-pemilu.html#_. (Diakses 21 Desember 2014).

Godam. 2006. Online. http://www.organisasi.org/1970/01/bentuk-jenis-macam-badan-usaha-organisasi-bisnis-perusahaan-pengertian-dan-definisi-ilmu-sosial-ekonomi-pembangunan.html.  (Diakses 21 Desember 2014)

Kabo, Muslim. 2011. http://ekonomi.kabo.biz/2011/11/volume-perdagangan-saham.html. (Diakses 22 Desember 2014).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2013. http://kamusbahasaindonesia.org/perusahaan/mirip. (Diakses 22 Desember 2014)

Khumalasari, Arum Dyan. 2012. http://arumkhumalasari.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-bentuk-perusahaan.html. (Diakses 22 Desember 2014).

Mustafa, M. 2013. http://akuntansi-id.com/241-perbedaan-akuntansi-perusahaan-dagang-manufaktur-dan-jasa. (Diakses 21 Desember 2014).

Santoso, Singgih. 2014. SPSS 22 from Essential to Expert Skils. PT Gramedia: Jakarta.