ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI XL KE AXIS

FELIANI ANGGRAENI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Persaingan antar perusahaan merupakan hal biasa di dalam dunia bisnis. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi atau cara agar dapat selalu mempertahankan eksistensi atau bahkan mengembangkan perusahaan tersebut. Akuisisi merupakan salah satu bentuk penggabungan dimana perusahaan pengakuisisi mengambil alih kendali dan kepemilikan atas perusahaan yang diakuisisi. Pengambilalihan ini berupa kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset. Akuisisi dilakukan dalam upaya akan mendukung untuk menciptakan industri telekomunikasi yang sehat dan akan menciptakan multiple effect yang luar biasa bagi perekonomian nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah akuisisi XL ke AXIS.

Kata-kata kunci: akuisisi, trading volume activity

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, bisnis telekomunikasi yang ada di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sampai saat ini tercatat sekitar delapan perusahaan telekomunikasi yang ada di Indonesia. Perusahaan ini terdiri dari Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan swasta, dalam negeri maupun asing. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan bisnis telekomunikasi yang terjadi saat ini cukup ketat sehingga perlu adanya strategi-strategi khusus dalam mengelola sistem kinerja perusahaan agar lebih efisien dan memiliki sistem kontrol yang lebih baik.

Dengan semakin berkembangnya persaingan di dalam bisnis telekomunikasi, teknologi informasi diharapkan dapat hadir untuk membantu para pelaku bisnis mengembangkan bisnisnya dalam rangka peningkatan kriteria perusahaan.

PT. XL Axiata, Tbk (XL) merupakan salah satu perusahaan yang meramaikan persaingan bisnis telekomunikasi di Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, XL selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996. dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia

Pada tanggal 26 September 2013, XL Axiata telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi Axis Telekom Indonesia melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement -CSPA) dengan Saudi Telecom Company (STC) dan Teleglobal Investment B.V. (Teleglobal), yang merupakan anak perusahaan STC. Upaya XL dalam melakukan akuisisi dan merger dengan Axis ini akan mendukung untuk menciptakan industri telekomunikasi yang sehat dan akan menciptakan multiple effect yang luar biasa bagi perekonomian nasional,” kata Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Hasnul Suhaimi. (http://tekno.kompas.com, diakses pada tanggal 17 desember 2014).

Dalam transaksi ini, XL akan membayar nilai nominal saham yang disepakati dan akan membayar sebagian dari hutang dan kewajiban AXIS. Transaksi ini akan mengatasi permasalahan yang dihadapi XL saat ini dan memberikan kapasitas tambahan bagi XL yang akan bermanfaat bagi  para  stakeholders.

Manfaat akusisi AXIS oleh XL ini adalah sebagai berikut: (1) Lebih dari 65 juta pelanggan akan diuntungkan melalui kualitas layanan yang lebih prima dan cakupan jaringan yang lebih luas. (2) Transaksi ini akan mendukung pengembangan industri telekomunikasi Indonesia sekaligus menjadi referensi untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pertumbuhan dan belanja modal yang efisien. (3) Mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Rencana Broadband Nasional. (4) Memperkuat posisi XL sebagai salah satu operator terdepan di industri.

Dari yang telah diungkapkan di atas, penulis ingin mengetahui besar saham akuisisi sebelum dan sesudah XL menjadi Axis Telekom Indonesia menggunakan Trading Volume Activity. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis TVA (Trading Volume Activity) sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis Telekom Indonesia”.

1.2  Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, terdapat rumusan masalah yang diutarakan, yaitu:

Bagaimana rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis?

Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

Mengetahui bagaimana rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis.

Mengetahui apa saja perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis.

1.4  Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

  1. Bagi Mahasiswa/i

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan maupun referensi.

  • Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembelajaran yang lebih baik kedepannya.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Saham

“Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan” (Hartono, 2008: 25). Berdasarkan pendapat Rusdin (2005:72) saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dimana pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan serta berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan menurut Hartono (2008: 112) pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.  Saham biasa dikenal sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, atau cukup disebut ekuitas, menunjukkan bagian kepemilikan  di sebuah perusahaan. Masing-masing lembar saham biasa mewakili satu suara tentang segala hal dalam pengurusan perusahaan dan menggunakan suara tersebut dalam rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan (Bodie, Kane, Marcus, 2006: 59).

Menurut Hartono (2008: 112-113). pemegang saham biasa memiliki beberapa hak, yaitu:

Hak Kontrol

Hak pemegang saham untuk memilih pimpinan perusahaan. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi atau pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Bagian dari keuntungan perusahaan ini berupa deviden dan semua pemegang saham biasa memiliki hak yang sama.

Hak Preemptive

Hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.  Hak Preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tanbahan saham yang baru, sehingga persentase pemilikannya tidak berubah. Hal ini bertujuan untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama

dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.

Menurut Arifin (2001:115-116) yang dikutip dari Sri Artatik (2007), pergerakan saham dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Nilai fundamental merupakan nilai intrinsik dari suatu saham yang dianalisis dengan menggunakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, contohnya laba, dividen yang dibagi, penjualan dan sebaginya (Jogiyanto, 1998:70). Sedangkan menurut Arifin (2001:116), faktor fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya (Ang, 1997: 187). Earning per share dan Price Earning Ratio merupakan data rasio dari laporan keuangan perusahaan dan merupakan faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan harga saham (Arifin, 2001:116). Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten yang tercermin dalam kinerja keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Demikian sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang akan ditanggung oleh investor. Saham-saham yang bagus atau saham blue chip tentu memiliki resiko yang lebih kecil jika dibanding dengan jenis saham lainnya. Ini karena faktor fundamental perusahaan penerbitnya bagus. Baik kondisi keuangannya, strategi bisnisnya, produknya, maupun manajemennya.

Hukum permintaan dan penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran digunakan investor untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan dalam melakukan transaksi jual beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga akan terlalu mahal.

Tingkat suku bunga

Investor harus memperhatikan faktor suku bunga untuk mengetahui harapan hasil dari setiap investasi yang dilakukannya. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana invertasi akan mengalami perubahan, ada yang cenderung naik dan ada pula yang cenderung turun. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibanding dengan investasi dalam bentuk saham. Karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.

Valuta asing

Dolar Amerika (US Dollar) merupakan mata uang kuat yang mempengaruhi nilai dari mata uang negara-negara lain. Sebagai contoh ketika suku bunga dolar Amerika naik, investor asing mengharapakn hal yang sama. Mereka akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan turun.

Dana asing di Bursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena dengan semakin besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamananya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

Indeks harga saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar bursa.

News dan Rumors

Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Begitu banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan difokuskan pada factor fundamental emiten sebagai pertimbangan utama dalam menanamkan saham.

2.2 Pasar Modal

Pasar modal memunyai peranan penting dalam perekonomian terutama  dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dan jangka panjang dengan menjual saham atau surat-surat berharga atau mengeluarkan obligasi. Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal dengan nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan. Pasar modal berfungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.

Menurut Tandelilin (2007:13), pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, yang memiliki peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar.

Menurut Kasmir(2001 : 183-189), para pelaku yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama adalah sebagai berikut:

Emiten

Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa disebut emiten. Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :

Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.

Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.

Investor

Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi disebut investor. Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:

Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.

Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.

Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

Lembaga Penunjang

Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut:

Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.

Perantara perdagangan efek (broker/pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi:

Memberikan informasi tentang emiten.

Melakukan penjualan efek kepada investor

Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai:

Pedagang dalam jual beli efek.

Sebagai perantara dalam jual beli efek.

Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.

Wali amanat (trustee).

Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi:

Menilai kekayaan emiten.

Menganalisis kemampuan emiten.

Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten.

Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten.

Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi.

Bertindak sebagai agen pembayaran.

Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain:

Sebagai pedagang efek.

Penjamin emisi.

Perantara perdagangan efek.

Pengelola dana.

Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.

Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya. Tugasnya adalah sebagai berikut:

Membantu emiten dalam rangka emisi.

Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor.

Membantu menyusun daftar pemegang saham.

Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham.

Membuat laporan-laporan yang diperlukan.

2.3 Teori Kombinasi Bisnis

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010 lampiran A, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai ”penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau ”penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam pernyataan ini. Dengan demikian, kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto perusahaan, mengambil alih hutang, membeli sebagian aset neto perusahaan lain dan bersama-sama membentuk satu atau lebih bisnis lainnya, atau membeli saham perusahaan di atas 50%.

Penggabungan usaha dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui konglomerasi.

Integrasi horizontal ð penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-business atau pasar yang sama.

Integrasi vertikal ð penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.

Konglomerasi ð penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan/atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.

2.4 Teori Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan banyaknya lembarsaham yang diperdagangkan dalam satu hari perdagangan. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat dikatakan bahwa TVA merupakan suatu variasi dari  event study. Pendekatan  trading volume activity  ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien bentuk lemah (weak form efficiency) karena pada pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah,perubahan harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti (Sunur, 2006).

Menurut Ambar dan Bambang (1998), volume perdagangan saham adalah aktivitas perdagangan saham yang terjadi pada waktutertentu yang diperoleh dengan membandingkan atau membagi antara saham yang diperdagangkan dengan saham yang beredar di bursa efek.

Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Aktivitas volume perdagangan ini digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai pengumuman tersebut informatif. Sehingga dapat dikatakan informasi tersebut dapat memengaruhi suatu investasi.

Perhitungan aktivitas volume perdagangan dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar perusahaan tersebut dalam kurun waktu yang sama.

Menurut Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000), volume perdagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan menurunnya tingkat bid-ask spread. Volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread (Magdalena, 2004).

2.5 Devidend Signaling Theory

Asimetri informasi memberi kesan bahwa manajer mempunyai informasi melebihi investor luar. Jika manajer mempunyai informasi yang tidak dipunyai oleh investor,  maka manajer dapat menggunakan perubahan dalam dividen sebagai cara untuk menunjukkan sinyal informasi dan kemudian menurunkan asimetri informasi. Kemudian investor akan menggunakan pengumuman dividen sebagai informasi untuk menilai harga saham perusahaan. Winarno  (2010) menyatakan bahwa  dividend signaling theory  banyak menjadi referensi bagi penelitian pasar modal khususnya yang terkait dengan kandungan informasi dividen. Menurut teori ini seorang manajer yang mempunyai informasi mendalam  akan menggunakan kebijakan dividen sebagai referensi kualitas  earnings  kepada investor. Pengumuman dividen  dianggap memiliki kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman dividen yang tercermin pada adanya perubahan harga dan atau volume perdagangan sekuritas dari perusahaan yang bersangkutan. Reaksi yang terkait dengan perubahan harga dapat diukur melalui  return  maupun  abnormal return  jika pengumuman dianggap memiliki kandungan informasi.

Menurut teori sinyal terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor. Manajer mengetahui prospek perusahaan di masa depan, sedangkan investor tidak (Gelb, 1999). Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar, maka pada umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu  sinyal yang tercermin dari perubahan harga saham (Schweitser, 1989).

  • METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada makalah ini adalah even study. Suatu peristiwa (even study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Even study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan (Jogiyanto, 2009)

3.2 Penentuan Sampel

Pada penelitian ini  menggunakan saham XL untuk mengetahui perbedaan

sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis. Periode pengamatan yang digunakan adalah 14 hari sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena tidak memungkinkan untuk memperoleh data tersebut secara langsung. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang dipubikasikan dalam bentuk yang sudah jadi (J.Supranto, 1992). Data ini berasal dari sumber www.yahoo.finance.com. Data ini adalah data historis volume perdagangan secara harian. Data yang digunakan adalah volume perdagangan saham 14 hari sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut:

Trading volume activity (TVA)

Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangakan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya digunakan uji beda dua rata-rata antara sebelum dan sesudah pemecahan saham

Adapun rumus yang digunakan yaitu (Suad Husnan,2001):

            TVA =

Tanggal pengumuman akuisi XL ke Axis

Merupakan tanggal terjadinya akuisi XL ke Axis. Tanggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Juni 2014.

3.5 Analisis Data

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda dua rata-rata (t-test). Pengujian dengan cara ini menggunakan metodologi studi peristiwa (event study).

Untuk menganalisis dampak peris-tiwa akuisisi terhadap beberapa indikator yang biasa di-gunakan untuk melihat reaksi pasar yang tercermin dari n aktivitas volume perdagangan saham diperlukan suatu pengujian hipotesis. Tujuan pengujian hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas volume perdagangan saham sebelum, saat dan sesudah pengumuman. Pengujian beda nyata TVA dapat dilakukan menggunakan uji t berpasangan jika data berdistribusi normal dan menggunakan uji pengkat bertanda Wilcoxon jika data tidak berdistribusi normal.

Dalam hal ini, pengujian normalitas data, uji beda nyata TVA menggunakan software SPSS 20. Sedangkan pengujian volatilitas menggunakan Microsoft Excel 2017.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan sesudah akuisisi XL ke Axis

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan Sesudah akuisi XL ke Axis.

Pengujian beda 2 sampel berpasangan dapat dilakukan menggunakan uji t berpasangan. Pengujian ini bisa dilakukan jika data yang dimiliki terdistribusi secara normal. Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal. Jika sig. yang dihasilkan lebih dari 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan dapat dilakukan uji t berpasangan. Jika data yang digunakan tidak berdistribusi normal, tidak dapat dilakukan uji t berpasangan. Uji yang dapat digunakan adalah uji tanda berpangkat Wilcoxon. Dari hasil pengujian beda 2 sampel berpasangan, jika didapatkan peluang lebih dari 5% (sig.>5%) maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan sesudah akuisisi XL ke Axis.

3.7 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mengumpulkan data volume perdagangan dan menghitung Trading Volume Activity menggunakan Microsoft Excel 2007.

Melakukan pengujian kenormalan data menggunakan uji Kolmogorov smirnov untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal menggunakan software SPSS 20.

Melakukan pengujian beda 2 sampel berpasangan (paired sample t test) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis menggunakan software SPSS 20.

Melakukan pengujian Volatilitas untuk mengetahui pergerakan harga saham menggunakan Microsoft Excel.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.xl.co.id/corporate/id/investor/informasi/xl-akuisisi-axis

http://tekno.kompas.com/read/2014/03/20/1034103/xl.resmi.akuisisi.axis

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sadikin, Ali. 2011. Pengaruh Return On Asset Dan Tobin’s Q Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Aritanong, HS dkk. 2009. Analisis Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan Atas Pengumuman Merger Dan Akuisisi. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.

ANALISIS PENGARUH KEMASAN ROKOK A MILD TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI ROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS MA CHUNG

DYAH AYU S.P. & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Salah satu aspek penilaian konsumen terhadap suatu produk adalah kemasan. Kemasan yang menarik dapat menimbulkan ketertarikan konsumen untuk membeli produk. Judul penelitian adalah Analisis Pengaruh Kemasan Rokok A Mild Terhadap Keputusan Membeli Rokok Mahasiswa Universitas Ma Chung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kemasan terhadap keputusan pembelian konsumen produk A Mild.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan variabel kemasan sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Metode pengambilan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada 66 mahasiswa yang pernah mengkonsumsi produk A Mild dengan teknik non probability sampling. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier sederhana.

Analisis regresi linier sederhana menghasilkan metode hubungan yaitu Y = 9.653 + 0,447X + e. Hasil uji hipotesa menunjukkan variabel kemasan secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan hasil t-hitung sebesar 4,947,0,000 < 0,05. Koefisien determinasi adalah 0,227 yang berarti pengaruh variabel kemasan terhadap keputusan pembelian adalah 27,70% dan sisanya 72,30% dipengaruhi oleh variabel lain.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemasan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk A Mild. Disarankan PT HM Sampoerna Tbk agar memperbaiki kemasan sehingga keputusan pembelian konsumen terhadap produk A Mild meningkat.

Kata-kata kunci: kemasan, keputusan pembelian konsumen.

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini, tidak luput juga diikuti dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam bidang barang maupun jasa dimana setiap perusahaan selalu berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan dan mempertahankan pangsa pasar yang ada. Hal tersebut dapat membuat persaingan manjadi semakin ketat khususnya bagi para pelaku usaha.

Perusahaan dapat dikatakan berhasil atau menang dalam persaingan apabila perusahaan tersebut berhasil mandapatkan dan mempertahankan pelanggan-pelanggan yang telah mereka bidik sebelumnya. Dengan banyaknya jumlah pelanggan yang didapat tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh keuntungan yang besar dan pertumbuhan kearah yang lebih baik. Pada dasarnya semakin bertambahnya pesaing-pesaing dalam bidang tertentu maka semakin banyak pula pertimbangan yang harus dipilih oleh para konsumen karena semakin banyak pula produk-produk yang ditawarkan. Tentunya konsumen tersebut akan memilih produk barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Oleh sebab itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk lebih inovatif dalam menghasilkan produk barang maupun jasa sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh para calon konsumen mereka guna menarik perhatian konsumen dan menghadapi persaingan dari para pesaing.

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih. Pemasaran yang baik itu bukan kebetulan, melainkan hasil dari eksekusi dan perencanaan yang cermat. Praktik pemasaran terus ditingkatkan dan diperbaharui diseluruh industri untuk meningkatkan peluang keberhasilan (Kotler dan Keller, 2009).

Seorang pemasar harus lebih jeli dalam membaca perubahan-perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar lingkungan perusahan, karena penting untuk mengetahui apa kelebihan, kekurangan, ancaman dari pesaing dan tren atau mode yang sedang dianut pada saat tertentu. Dengan demikian perusahaan dapat membuat strategi yang lebih efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan usahanya dan lebih siap dalam menghadapi persaingan-persaingan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Menurut Kotler dan Keller (2009), selain memantau perubahan lingkungan perusahaan, pemasar juga perlu mengembangkan pengetahuan khusus tentang pasar khusus mereka. Pemasar yang baik menginginkan informasi untuk membantu mereka menginterpretasikan kinerja masa lalu dan merencanakan kegiatan masa depan. Para pemasar membutuhkan informasi yang tepat dan akurat, serta dapat dilakukan terhadap konsumen, pesaing dan merek mereka.

Perubahan lingkungan senantiasa terjadi terus menerus dalam proses perkembangan suatu negara, yang secara langsung maupun tidak langsung, akan memperbaharui kehidupan dan tata ekonominya, cara-cara pemasaran dan perilaku manusia-manusianya (Basu Swastha dan T. Hani Handoko, 2000).

Dapat diketahui bahwa angka pertumbuhan penduduk di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun, maka kemungkinan jumlah permintaan akan produk barang maupun jasa juga akan ikut meningkat. Jumlah penduduk yang besar tersebut dapat menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaanperusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut karena pada umumnya bertambahnya permintaan juga harus diimbangi dengan bertambahnya penawaran agar kondisi perekonomian di Indonesia tetap setabil. Untuk memenuhi setiap permintaan-permintaan yang berbeda dari konsumen yang berbeda-beda, hal tersebut menjadi alasan mengapa perusahaan harus mempelajari dan memahami perilaku konsumen mereka. Antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain tidak seluruhnya memiliki perilaku yang sama oleh karena itu diperlukan penanganan yang berbeda pula.

Dengan mendapatkan pemahaman konsumen yang menyeluruh dan mendalam, akan membantu memastikan bahwa produk yang tepat dipasarkan pada konsumen yang tepat dengan cara yang tepat (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko (2000), setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa, sistem ini sangat kompleks dan barang-barang ekonomis yang tersedia beraneka ragam. Perusahaan pun berkepentingan dengan hampir setiap kegiatan manusia dalam sistem ini, karena perilaku konsumen merupakan bagian dari kegiatan manusia. Sehingga bila membicarakan perilaku konsumen itu berarti membicarakan kegiatan manusia, hanya dalam lingkup yang lebih terbatas.

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barangbarang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dan Handoko, 2000). Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal sehingga pada akhirnya perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian.

Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler, 2009). Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang terpikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko, seperti penghindaran keputusan, pengambilan informasi dari teman-teman, dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi (Kotler,2005). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan pembelian. Menurut Wijayanti (2008) produk, harga dan promosi dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan pembelian.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan (Kotler, 1997). Konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat berhati-hati dalam menentukan keputusan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli (Tjiptono, 2000). Oleh sebab itu untuk dapat mendapat perhatian konsumen maka pihak pemasar harus dapat menawarkan produk yang sesuai dengan harapan konsumennya karena penawaran produk adalah jantung dari program pemasaran dari suatu organisasi dan biasanya merupakan langkah awal dalam membentuk bauran pemasaran.

Faktor lainnya adalah harga. Harga menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa. Harga berperan sebagai salah penentu dalam pilihan pembeli, karena konsumen akan memutuskan apakah harga suatu produk sudah tepat atau belum. Keputusan penetapan harga juga harus berorientasi pada pembeli. Ketika konsumen membeli suatu produk, mereka menukar suatu nilai (harga) untuk mendapatkan suatu nilai atau manfaat dari produk yang dikonsumsinya. Jika konsumen menganggap bahwa harga lebih tinggi dari nilai produk, maka konsumen tersebut mungkin tidak akan membeli produk itu kembali. Jika konsumen menganggap harga berada di bawah nilai produk atau sesuai dengan manfaat, maka konsumen tersebut kemungkinan akan membelinya kembali.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah promosi. Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku (Cannon,dkk, 2008). Salah satu tujuan dari kegiatan promosi adalah agar informasi mengenai suatu produk dapat diterima oleh para konsumen dan juga dapat untuk meyakinkan para konsumen bahwa produk yang ditawarkan memiliki keunggulan lain bila dibanding dengan produk sejenis lainnya. Dengan demikian ketika konsumen sedang mencari informasi mengenai suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya, maka dengan adanya kegiatan promosi tersebut konsumen dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai produk yang dibutuhkan dan bagi produsen sendiri produknya juga akan mudah dikenali oleh para konsumen. Semakin sering suatu produk dipromosikan maka tidak menutup kemungkinan produk tersebut akan mendorong para konsumen untuk mencoba mengkonsumsinya.

Pola pembelian pada setiap rumah tanggga berbeda-beda, karena setiap rumah tangga memiliki jenis pengeluaran yang bermacam-macam dari kebutuhan yang sifatnya primer, sekunder dan tersier. Jenis pengeluaran yang bermacam-macam itulah yang akhirnya membentuk suatu gaya hidup rumah tangga, dimana gaya hidup setiap rumah tangga menjadi berbeda-beda dan hal tersebut yang menjadikan alasan mengapa prosentase dari pendapatan suatu rumah tangga untuk setiap jenis pengeluaran rumah tangga itu berbeda-beda, misalkan untuk rumah tangga yang mengkonsumsi rokok pastinya memiliki perbedaan bila dibanding dengan rumah tangga yang tidak mengkonsumsi rokok.

Tingkat konsumsi rokok masyarakat Indonesia cukup tinggi. Saat ini enam dari sepuluh rumah tangga termiskin di Indonesia mempunyai pengeluaran untuk rokok. Rokok memiliki prioritas kedua setelah beras. Pengeluaran untuk rokok itu mengalahkan konsumsi yang lebih penting. Konsumsi untuk rokok itu menempati posisi kedua, yang pertama padi-padian. Tren konsumsi rokok di Indoesia semakin tak terkendali. Di 2007, satu dari tiga orang Indonesia merokok, bahkan 65,6% laki- laki di Indonesia mengkonsumsi rokok. Lebih mencengangkan lagi, di 2007, remaja umur 15-19 tahun yang mengkonsumsi rokok mencapai 18,8%. “Jika dibiarkan terus menerus bisa mencapai 25%. Demikian disampaikan oleh Peneliti Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abdilah Ahsan dalam seminar soal rokok di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (18/3/2011).

A Mild diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989. A Mild merupakan pionir produk rokok kategori LTLN (Low Tar Low Nicotine) di Indonesia. Pada tahun 2012, A Mild mempertahankan posisi sebagai merk rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. A Mild juga meluncurkan kemasan limited edition tetapi tidak mengubah kemasan yang lama.

Oleh karena itu, laporan ini dibuat untuk mengetahui pentingnya kemasan dari produk A Mild, sehingga mengakibatkan terjadinya keputusan pembelian produk oleh konsumen. Berdasarkan latar belakang di atas diambil judul laporan metodologi penelitian : “Analisis Pengaruh Kemasan Rokok A Mild Terhadap Keputusan Membeli Rokok Mahasiswa Universitas Ma Chung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menguji pengaruh dimensi kemasan rokok terhadap keputusan membeli rokok. Masalah yang diteliti, selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh kemasan rokok terhadap keputusan pembelian konsumen?

Bagaimana pengaruh kualitas produk rokok terhadap keputusan pembelian konsumen?

Bagaimana pengaruh selera merokok terhadap keputusan pembelian konsumen?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

Menguji pengaruh kemasan rokok terhadap keputusan pembelian konsumen.

Menguji pengaruh kualitas produk rokok terhadap keputusan pembelian konsumen.

Menguji pengaruh selera merokok terhadap keputusan pembelian konsumen.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya maupun yang terkait serta langsung didalamnya. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan bahan acuan tentang bagaimana faktor-faktor tertentu mempengaruhi keputusan pembelian.

1.4.1 Bagi Universitas

Sebagai suatu hasil karya dan sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai bahan wacana dan pustaka bagi mahasiswa atau pihak lain yang memiliki ketertarikan meneliti dibidang yang sama.

1.4.2 Bagi Penulis

Penulisan dan penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan sebagai sumber sumbangan yang cukup penting terhadap aplikasi langsung di masyarakat atas pengetahuan secara teori yang didapat selama dibangku kuliah dengan praktis.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun dalam 3 bab dalam tahapan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN         

Pendahuluan berisi latar belakang permasalahan secara umum, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORITIS

Rerangka Teoritis sebagai kerangka acuan penelitian  dalam pembahasan masalah yang akan diteliti dan sebagai dasar analisis yang diambil dari berbagai literatur. Selain berisi landasan teori, bab ini juga meliputi kerangka pikir teoritis dan hipotesis.

BAB III   METODE PENELITIAN

Metode penelitian meliputi variabel penelitian dan definisi operasional, jenis, sumber data, populasi dan penentuan sample, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan.

  • RERANGKA TEORITIS

2.1  Landasan Teori

2.1.1  Manajemen Pemasaran

Pengertian Pemasaran

Kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya karena pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kegiatan pemasaran perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan pada konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Definisi lain pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok medapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan produk lain (Kotler dan Keller, 2009). Sedangkan menurut Cannon, dkk, (2008), pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliaran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen.

Pemasaran bukanlah sekedar penjualan dan periklanan. Hal ini karena tujuan dari pemasaran adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara sangat baik. Ini berlaku dengan baik jika produk tersebut merupakan barang dan jasa, atau bahkan suatu ide. Jika seluruh pekerjaan pemasaran telah dilakukan dengan baik, pelanggan tidak perlu banyak dibujuk. Mereka akan siap untuk membeli, setelah itu, mereka akan merasa puas dan siap untuk membeli dengan cara yang sama pada kesempatan berikutnya (Cannon, dkk, 2008).

2.2 Produk

2.2.1 Pengertian Produk

Manusia memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan barang dan jasa. Produk menurut Philip Kotler adalah: “segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan” (1997:52). Basu Swastha dan Irawan, menyatakan bahwa produk adalah: ”suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan” (1990:165).

Fandy Tjiptono mengartikan produk sebagai: “segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan/dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan/keinginan pasar yang bersangkutan” (1999:95). Produk yang ditawarkan tersebut meliputi: barang fisik, jasa, orang/pribadi, organisasi, dan ide. Secara lebih rinci, konsep produk meliputi: barang, kemasan, merk, warna, label, harga, kualitas, pelayanan dan jaminan.

Selama ini banyak penjual melakukan kesalahan dengan memberikan perhatian lebih banyak pada produk fisik daripada manfaat yang dihasilkan dari produknya. Mereka menempatkan diri lebih dari sebagai penjual daripada memberikan pemecahan kebutuhan. Padahal perusahaan harus berpusat pada kebutuhan pelanggan, bukan hanya pada keinginan yang sudah ada. Hal ini dikarenakan produk merupakan alat untuk memecahkan masalah konsumen. Fandy Tjiptono menyatakan bahwa dalam merencanakan penawaran suatu produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk:

Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi pelanggan setiap produk.

Produk generic, produk dasar yang memenuhi fungsi produk paling dasar/rancangan produk minimal dapat berfungsi.

Produk harapan (expected product) yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

Produk pelengkap (equipmented product) yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi/ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat menentukan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk asing.

Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa datang (1999:96-97).

2.2.2 Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk biasanya dilakukan berdasarkan beberapa sudut pandang, namun secara umum produk dapat dibagi 2 yaitu:

  1. Barang

Barang menurut Tjiptono (….) adalah “produk yang berwujud fisik sehingga dapat bisa dilihat, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dan perlakuan fisik lainnya” (1999:98). Ditinjau dari daya tahannya, terdapat 2 macam barang yaitu:

Barang tahan lama (durable goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa tahan lama dengan banyak pemakaian, atau umur ekonomisnya untuk pemakaian normal satu tahun atau lebih. Contoh: lemari es dan televisi.

Bahan tidak tahan lama (non durable goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu kali pemakaian, atau umur ekonomisnya dalam pemakaian normal kurang dari sattu tahun. Contoh: sabun mandi dan makanan.

  • Jasa

Jasa menurut Kotler (1992:45) adalah “setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain. Pada dasarnya jasa tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”.  Produk jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.

Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini Fandy Tjiptono mengklasifikasikan produk menjadi:

Barang Konsumen

Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

Convenience Goods

Convenience Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembelianya. Contohnya: rokok, sabun mandi, pasta gigi, dan permen.

Shooping Goods

Shooping goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya, dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.

Speciality goods

Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.

Unsought goods

Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.

Barang industri

Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

Material and part

Merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang.

Capital Items

Merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi. Capital items dibagi menjadi dua kelompok yaitu instalasi (meliputi bangunan dan peralatan kantor).

Supplies and service

Merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi (1999:98-101).

Atribut Produk

Produk akan berhasil apabila memiliki atribut-atribut yang sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Atribut produk menurut Sumarno (1994:188) adalah “suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan pembelinya”.

Atribut produk menurut Tjiptono (1999:103) adalah “unsur-unsur produk yang dipanndang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian”. Atribut produk secara umum meliputi:

Desain Produk

Sumarno (2000:192)menyatakan bahwa “desain atau bentuk produk merupakan atribut yang sangat penting untuk memengaruhi konsumen agar mereka tertarik dan kemudian membelinya”. Dalam praktiknya kita dapat melihat bahwa desain produk dari merek tertentu, berbeda dengan desain produk yang sama namun merek yang berbeda.

Gobe (2005:97) menyatakan bahwa “desain produk yang baik harus dapat memberikan pengalaman sentuhan yang menyenangkan bagi pelanggan” (2005:7). Gobe meyakini bahwa “ dalam membeli sesuatu konsumen tidak hanya memerlukan infomasi mengenai produk, mereka cenderung menyentuh produk untuk proses evaluasi” .

Warna produk

Penglihatan merupakan indera yang utama bagi manusiia dalam mengeksploitasi dan memahami dunia. Warna merupakan elemen penting dalam desain grafis yang memiliki pengaruh besar terhadap penglihatan audiens. Pada suatu produk, warna adalah elemen penting yang dilihat pertama kali oleh audiens. Warna juga merupakan hal yang menjadi pertimbangan kualitas suatu produk.

Marc Gobe menyatakan bahwa secara umum warna-warna memiliki efek psikologis atau emosi sebagai berikut:

Warna yang memiliki gelombang panjang berarti memprovokasi. Warna-warna yang memiliki gelombang panjang antara lain warna merah dan kuning. Warna merah sebagai warna yang paling merangsang, akan menarik perhatian mata lebih cepat dibanding warna lain. Warna kuning, berada di tengah gelombang cahaya yang dapat dideteksi oleh mata, karena warna kuning menjadi warna yang paling cerah dan mudah menarik perhatian. Warna-warna seperti ini cocok untuk produk-produk yang membutuhkan lebih seperti garis polisi.

Warna yang memiliki gelombang pendek berarti menenangkan. Warna-warna yang memiliki gelombang pendek antara lain biru dan hijau. Warna biru mempunyai sifat yang menyegarkan dan memberi rasa rileks. Sedangkan warna hijau memberi kesan sejuk dan alami (2005:84-85).

Merek

Merek menurut Kotler (….) dalamSusanto (2001;575) adalah “nama, istilah, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dengan pesaing-pesaing”. David Baker (….) dan Tjiptono (1999:105) menyatakan bahwa “merek berbeda dengan produk”. Produk adalah sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik, sedang merek adalah sesuatu yang dibeli konsumen. Produk bisa lebih dengan mudah ditiiru pesaing, sedang merek memiliki keunikan yang relative sukar ditiru atau dijiplak.

Istilah merek (brand) mempunyai pengertian yang luas. The American Marketing Association dalam Basu Swastha merumuskan sebagai berikut:

Brand adalah nama, istilah, symbol, atau desain atau kombinasi yang dimaksudkan untuk memberi tanda barang atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing.

Brand name terdiri atas kata-kata, huruf, dan atau angka-angka yang dapat diucapkan.

Brand mark adalah bagian dari merek yang dinyatakan dalam bentuk symbol,desain, atau warna atau huruf tertentu.

Trade mark adalah merek yang dilindungi oleh undang-undang karena sudah didaftarkan kepada pemerintah dan perusahaan mempunyai hak tunggal untuk menggunakannya (1984:135).

Merek menurut Fandy Tjiptono memilki beberapa tujuan, yaitu:

Identitas

Merek bermanfaat untuk membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Merek juga bermanfaat untuk memudahkan konsumen mengenali produk saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.

Alat promosi

Merek bermanfaat sebagai alat daya tarik produk.

Membina citra

Yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas serta prestise tertentu kepada konsumen.

Mengendalikan pasar (1999:106).

Merek yang digunakan oleh suatu perusahaan tidak bisa sembarangan, karena merek dapat menentukan persepsi konsumen terhadap produk. Merek yang baik menurut Fandy Tjiptono harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

Merek harus khas atau antik.

Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya.

Merek harus menggambarkan kualitas produk.

Merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat.

Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk (1998:108).

Kemasan

Pengemasan (packaging) menurut Swastha (1984:139) adalah “kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang”. Tjiptono (1999:106) menyatakan bahwa: “pengemasan, berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk”. Tjiptono (1999) menyatakan bahwa pemberian kemasan pada produk memiliki beberapa tujuan, yaitu:

Pelindung isi (protection)

Misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya dan sebagainya.

Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operation)

Misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang dan sebagainya.

Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable)

Misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah lain.

Memberi daya tarik (promotion)

Yaitu aspek artistik, warna, bentuk maupun desainnya.

Identitas produk (image)

Misalnya berkesan kokoh, awet, lembut, dan mewah.

Distribusi (shipping)

Misalnya mudah disusun, dihitung dan ditangani.

Informasi (labelling)

Yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas.

Cermin inovasi produk

Berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang (1999:106). Pemberian kemasan suatu produk biasanya disertai strategi tertentu. Basu Swastha menyatakan bahwa kemasan produk meliputi masalah-masalah sebagai berikut:

Perubahan Bungkus

Perubahan bungkus suatu produk umumnya untuk melakukan perubahan produk, yaitu adanya penurunan penjualan dan usaha untuk memperluas pasar. Kemasan baru juga diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk promosi perusahaan.

Pembungkus Produk Line

Perusahaan kadang mengadakan pembungkusan untuk beberapa jenis barang dalam kelompok yang sama yang disebut pembungkusan kelompok (family packaging). Strategi ini sama dengan strategi merek kelompok.

Pembungkusan yang dapat digunakan lagi

Strategi penggunaan bungkus kembali biasanya digunakan untuk mendorong pembelian ulang. Strategi ini banyak dipakai pada produk kebutuhan rumah tanga dan produk makanan.

Pembungkusan Ganda

Perusahaan yang menggunakan strategi ini memakai satu kemasan untuk membungkus beberapa satuan barang, seperti rokok, Iilin, dan kok ( l984:141).

Pemberian label

Label menurut Swastha (1984:44) adalah “bagian dari sebuah barang yang berupaya keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya”. Label bisa merupakan bagian dari kemasan atau merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk. Misalnya tulisan “hanya untuk dewasa” pada kemasan obat. Stanton(….)  dalam Tjiptono (1990:107) membagi label menjadi 3 macam yaitu:

Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan.

Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan kinerja produk serta karakteristik-karakterisrik lainya yang berhubungan dengan produk.

Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk dengan huruf, angka atau kata.

Kemasan

Pengertian Kemasan

Banyak komunikator pemasaran makin menyadari peran penting yang ditampilkan oleh kemasan produk. Peran dari kemasan semakin meningkat hingga menimbulkan ekspresi-eskpresi seperti “pengemasan sekurang-kurangnya bentuk mahal dari iklan”, “setiap kemasan adalah iklan lima-detik” dan “kemasan adalah produk”. Peran periklanan dari kemasan berhubungan dengan riset yang mengungkapkan bahwa konsumen menghabiskan sedikit waktu sekitar 10 detik sampai 12 detik memandang merek sebelum berpindah atau menyeleksi untuk melakukan keputusan pembelian (Shimp, 2003:307).

Menurut Angipora (2003: 151) kemasan adalah seluruh kegiatan merancang dan memproduksi pembungkus suatu produk. Ada beberapa alasan mengapa kemasan sangat diperlukan antara lain :

Pengemasan sebagai alat untuk melindungi produk. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke  konsumen. Kemasan dirancang dengan tepat akan melindungi produk dari hal-hal yang dapat mengurangi mutu, jumlah dan penampilan.

Pengemasan sebagai sarana yang dapat memberikan kemudahan  penggunaan. Kemasan harus dapat memberikan kemudahan dalam penggunaan produk. Misalnya kemasan harus mudah dibuka dan ditutup, tidak boleh terlalu berat.

Kemasan berguna dalam melaksanakan program pemasaran perusahaan. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif sehingga produk dapat dibedakan dari produk pesaing. Beberapa kemasan dapat menjadi daya tarik sendiri dalam penjualan sehingga sekaligus menjadi media promosi.

Fungsi Kemasan

Kemasan memiliki fungsi yang sangat penting,  Setiadi (2005:46) memberikan beberapa prinsip bagi perancang kemasan agar memahami proses kemasan antara lain :

Kemasan berfungsi sebagai informasi, sehingga desain kemasan harus jujur dan memberikan informasi tentang produk. Artinya kemasan harus sesuai dengan desain yang tertera pada kemasan dengan isinya.

Kemasan memiliki fungsi sebagai pelindung produk serta memiliki fungsi kepraktisan yang harus sesuai dengan pandangan konsumen.

Kemasan memilki fungsi branding/merek sebagai sarana komunikasi citra dan posisi produk dipasar.

Peranan fungsi kemasan dalam pemasaran juga ditimbulkan oleh beberapa faktor antara lain :

Meningkatkan standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut oleh masyarakat.

Mahalnya harga tempat untuk peragaan produk yang diperlukan oleh pihak produsen dan sulitnya memperoleh tempat ditoko-toko eceran.

Susahnya menghadapi pengecer yang hanya mau menjual produk dengan kemasan yang efektif  saja.

Keputusan Pembelian

Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler, 2009). Menurut Kotler dan Amstrong (2001) keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional (konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu atau rumah tangga yang tujuan akhirnya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk konsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Pada umumnya manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala jenis informasi yang tersedia dan mempertimbangkan segala sesuatu yang mungkin bisa muncul dari tindakannya sebelum melakukan sebuah perilaku tertentu.

Menurut Semuel (dikutip dari Schiffman dan Kanuk, 2004, hal: 547) keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan yang ada, artinya bahwa syarat seseorang dapat membuat keputusan haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.

Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang terpikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko, seperti penghindaran keputusan, pengambilan informasi dari teman-teman, dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi.

Para pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya resiko dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dipikirkan itu (Kotler,2005). Menurut Kotler (1996), ada 5 tahap dalam proses pengambilan keputusan yang dilalui:

Pengenalan Masalah

Merupakan suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami kebutuhan yang belum perlu segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi.

Pencarian Informasi

Yang menjadi pusat perhatian para pemasar adalah sumber-sumber informasi pokok yang akan diperhatikan konsumen dan pengaruh relatif dari setiap informasi terhadap rangkaian keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi empat kelompok :

Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)

Sumber niaga (periklanan, petugas penjualan, penjual, dan pameran)

Sumber umum (media massa, organisasi konsumen)

Sumber pengalaman (pernah menangani, menguji, mempergunakan produk).

Sumber-sumber informasi ini memberikan pengaruh yang relatif berbeda-beda sesuai dengan jenis produk dan ciri-ciri pembeli. Mengenai sumber informasi yang dipergunakan oleh konsumen, pemasar perlu mengidentifikasi sumber-sumber itu dengan cermat dan menilai pentingnya masing-masing sumber informasi itu.

Evaluasi Alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang banyak hal maka selanjutnya konsumen harus melakukan penelitian tentang beberapa alternatif yang menentukan langkah selanjutnya. Perubahan ini tidak dapat terpisah dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki konsumen (waktu, uang dan informasi).

Keputusan Membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen memeringkat merek-merek dan bentuk-bentuk maksud pembelian. Konsumen juga mungkin membentuk minat untuk membeli produk yang paling disukai.

Perilaku Pasca Pembelian

Tahap ini sangat ditentukan oleh pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi produk yang ia beli. Setelah pembelian akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasaan kemudian melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian dari pasar.

Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian

Perilaku keputusan pembelian sangat berbeda untuk masing-masing produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), perilaku keputusan pembelian terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

Perilaku pembelian kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan eskpresi diri. Umumnya konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk.

Pada tahap ini, pembeli akan melewati proses pembelajaran, mula-mula mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan masak-masak. Pemasar produk yang memerlukan keterlibatan tinggi harus memahami pengumpulan informasi dan perilaku evaluasi yang dilakukan konsumen dengan keterlibatan tinggi. Para pemasar perlu membantu konsumen untuk membelajari atribut produk dan kepentingan relatif atribut tersebut. Konsumen harus membedakan fitur mereknya, mungkin dengan menggambarkan kelebihan merek lewat media cetak dengan teks yang panjang. Konsumen harus memotivasi wiraniaga toko dan orang yang memberi penjelasan kepada pembeli untuk mempengaruhi pilihan merek akhir.

Perilaku pembelian pengurangan disonansi (ketidaknyamanan)

Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaknyamanan pasca pembelian ketika mereka mengetahui kerugian tertentu dari merek yang dibeli atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek yang tidak dibeli. Untuk menghadapi disonansi semacam itu, komunikasi pasca penjualan yang dilakukan pemasar harus memberikan bukti dan dukungan untuk membantu konsumen merasa nyaman dengan pilihan merek mereka.

Perilaku pembelian kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi ketika dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke toko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan dari pada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek. Konsumen seperti ini memiliki keterlibatan rendah dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli.

Konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan mempertimbangkan keputusan tentang merek yang akan dibeli. Sebagai gantinya, konsumen menerima informasi secara pasif ketika mereka menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan kebiasaan akan suatu merek dan bukan keyakinan merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap sebuah merek, mereka memilih merek karena terbiasa dengan merek tersebut, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah melakukan pembelian. Oleh karena itu, proses pembelian melibatkan keyakinan merek yang dibentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti oleh perilaku pembelian, yang mungkin diikuti oleh evaluasi atau mungkin tidak.

Perilaku pembelian mencari keragaman

Perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah, tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus ini, konsumen sering melakukan banyak pertukaran merek. Pemimpin pasar akan mencoba mendorong perilaku pembeli kebiasaan dengan mendominasi ruang rak, membuat rak tetap penuh, dan menjalankan iklan untuk mengingatkan konsumen sesering mungkin. Perusaahan penantang akan mendorong pencarian keragaman dengan menawarkan harga yang lebih murah, kesepakatan kupon khusus, sampel gratis, dan iklan yang menampilkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2005). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti (Ferdinand, 2006). Variabel dependen yaitu variabel yang nilainya diprngaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).

Keputusan Pembelian dalam penelitian ini diukur melalui (Setyaji, 2008) :

Prioritas pembelian

Keyakinan dalam membeli

Kemudahan mendapat/memperoleh

Pertimbangan manfaat

Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari adalah kemasan (X).

Penelitian Terdahulu

Penelitian tedahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka menyusun skripsi ini. Terdapat beberapa penelitian tedahulu yang akan mengarahkan penelitian ini diantaranya yaitu :

Penelitian Afiana (2012) yang berjudul Fungsi Kemasan Produk Pengambilan Keputusan Pembelian You C 1000 dengan variabel bebas adalah kemasan dan variabel terikat adalah keputusan pembelian menggunakan analisis regresi berganda dengan hasil penelitian kemasan yang baik dari You C 1000 berfungsi untuk pengambilan keputusan pembelian.

Penelitian Indriastuti (2003) yang berjudul Pengaruh Kemasan Produk Kosmetik Terhadap Keputusan Pembelian dengan variabel bebas adalah kemasan dan variabel terikat adalah keputusan pembelian menggunakan analisis regresi berganda dengan hasil penelitian kemasan produk kosmetik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

Penelitian Wiguno (2006) yang berjudul Pengaruh Kemasan Produk Terhadap Keputusan Konsumen dalam Membeli Produk Jajan Khas Kota Gresik dengan variabel bebas adalah kemasan dan variabel terikat adalah keputusan pembelian menggunakan analisis regresi berganda dengan hasil penelitian kemasan produk pudak mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) adalah variabel bahan kemasan.

Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan

Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir (Sugiyono, 2012:63). Hubungan dalam penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut :

H1           : Kemasan produk A Mild mempunyai pengaruh positif terhadap   

  keputusan membeli rokok.

Rerangka Teoritis

Sekaran dalam Sugiono (2012:60) mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Ringkasan hasil penelitian terdahulu merupakan landasan untuk menyusun konseptual penelitian. Konsep penelitian ini bisa digambarkan seperti pada halaman berikut :

Text Box: (X)
Kemasan

Text Box: (Y)
Keputusan Pembelian
                                                   H1

  • METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif  merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.

Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).

Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.

Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.2 Populasi

Sugiyono (2001: 55) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.

Menurut Margono (2004: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Kerlinger (Furchan, 2004: 193) menyatakan bahwa populasi merupakan semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan  secara jelas. Nazir (2005: 271) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Kualitas atau ciri tersebut dinamakan variabel. Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu dinamakan  populasi  finit sedangkan, jika jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga, disebut populasi  infinit. Misalnya, jumlah petani dalam sebuah desa adalah populasi  finit. Sebaliknya, jumlah pelemparan mata dadu yang terus-menerus merupakan populasi infinit.

Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi (Margono, 2004: 118). Ia menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian.

Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan sebagai berikut :

Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memilki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik; masa kerja 2 tahun, lulusan program Strata 1, dan lain-lain.

Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif.  Misalnya guru di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus dihitung sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang.

Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang dan yang akan menjadi guru. Populasi seperti ini disebut juga parameter. Selain itu, menurut Margono (2004: 119) populasi dapat dibedakan ke dalam hal berikut ini:

Populasi teoretis (teoritical population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari guru; berumus 25 tahun sampai dengan 40 tahun, program S1, jalur skripsi, dan lain-lain.

 Populasi yang tersedia  (accessible population),  yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi teoretis. Margono (2004: 119-120) pun menyatakan bahwa persoalan populasi penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:

Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol darah, hasilnya akan sama saja.

 Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsurunsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.

3.3 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 109; Furchan, 2004: 193). Pendapat yang senada pun dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 56). Ia menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang  diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,  kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

Margono (2004: 121) menyataka bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh  (monster)  yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:

Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.

 Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.

Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan berbagai alasan. Nawawi (Margoino, 2004: 121) mengungkapkan beberapa alasan tersebut, yaitu:

Ukuran Populasi

Dalam hal populasi ta terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, misalnya.

Masalah Biaya

Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu   tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.

Masalah Waktu

Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih tepat.

Percobaan yang Sifatnya Merusak

Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.

Masalah ketelitian

Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.

Masalah ekonomis

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.

3.4  Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56). Margono (2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

Secara skematis, menurut Sugiyono (2001: 57) teknik sampling ditunjukkan pada gambar  di bawah ini:

Dalam penelitian sampel ditentukan dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana tidak semua anggota populasi dalam posisi yang sama-sama memiliki peluang untuk dipilih menjadi sampel. Metode pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling, menurut Darmawan (2013:152) purposive sampling yaitu responden yang terpilih menjadi anggota sampel atas dasar pertimbangan peneliti sendiri kuisioner diberikan kepada konsumen dalam hal ini adalah mahasiswa Universitas Ma Chung Malang yang pernah membeli atau mengkonsumsi produk A Mild.

3.5 Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis Data

Data kuantitatif yaitu data atau keterangan yang berupa angka-angka tabel atau bagan.

Data kualitatif yaitu data atau keterangan yang berupa penjelasan atau kalimat secara rinci yang berhubungan dengan pokok pembahasan.

Sumber Data

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. (Marzuki, 2005:55) yaitu data yang diperoleh dari responden, melalui pengisian kuesioner yang diberikan pada responden.

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:137). Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data gambaran perusahaan, struktur organisasi dan data sejarah perusahaan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Wawancara

Menurut pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data atau informasi dari “informan” dan atau “Responden” yang sudah di tetapkan, dan di lakukan dengan cara tanya jawab sepihak tetapi sistematis atas dasar tujuan penelitian yang hendak di capai. Sutrisno Hadi (1986) Mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:

Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

Bahwa apa yang dikatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti.

Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:

Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.

Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v (check).

Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam suksesnya wawancara:

Dalam pelaksanaan wawancara, sering kita temukan dilapangan adanya perbedaan persepsi pandangan tentang hal-hal tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian, antara peneliti dengan orang yang diwawancarai. Berdasar hal tersebut, yang perlu diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif naturalistik, ada dua istilah yaitu informasi emic dan etic. Informasi emic adalah informasi yang berkaitan dengan bagaimana pandangan responden terhadap dunia luar berdasar perspektifnya sendiri, sedangkan yang berdasar perspektif peneliti disebut informasi etic.

Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu: Prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik.

Prinsip Penulisan Angket:

Isi dan tujuan pertanyaan.

Maksudnya adalah apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau bentuk pengukuran, maka dalam mebuat pertanyaan harus teliti.

Bahasa yang digunakan.

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan dengan kemampuan bahasa responden.

Tipe dan bentuk pertanyaan.

Pertanyaan tidak mendua.

Tidak menayakan yang sudah lupa

Pertanyaan tidak menggiring kejawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja.

Pertanyaan tidak terlalu panjang.

Pertanyaan dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit.

Angket yang diberikan digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.

Penampilan fisik angket akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variable dengan lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat konseptual. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p69) Definisi Operasional Variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Sugiyono (2004, p31), definisi operasional adalah penentuan construct  sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. 

Variabel penelitian adalah sesuatu  yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga  diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok Sugiyono (2006, p33), yaitu:

Variabel bebas (independent variable)

Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya (X) adalah Age Subculture dan Gender.

Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat (Y) adalah lifestyle dan pemilihan program televisi  (Z).

3.7 Model Penelitian

Model penelitian yang diusulkan dalam penelitian ini merupakan model yang dibangun dari beberapa penelitian sebelumnya. Sebagaimana dalam pembahasan bab sebelumnya telah dijabarkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh kemasan rokok A Mild terhadap keputusan membeli rokok.

Dalam bab sebelumnya juga telah dibahas hubungan antara kemasan rokok A Mild terhadap keputusan membeli rokok, pembahasaan tersebut tergambar pada bagan dibawah ini :

Gambar 3.5

Bagan Hubungan Kemasan Rokok A Mild Terhadap Keputusan Membeli Rokok

Melalui penjabaran hubungan tersebut, penulis membangun sebuah model dasar yang mencoba menjelaskan hubungan tersebut. Model dasar yang dibangun adalah :

H1           : Kemasan produk A Mild mempunyai pengaruh positif terhadap

keputusan membeli rokok.

3.8 Alat Analisis

Analisa Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012:172) analisa deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2006) Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi  atau  content dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji  validitas ini bertujuan untuk menguji ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya, agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.  Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman. Hal yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity). Dua hal inilah yang dijadikan dasar pengelompokan validitas tes.

Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas menurut Ghozali (2002:132), adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Contoh: Meteran jika hari ini digunakan untuk mengukur satuan panjang seluas 3 (tiga) meter, maka di lain waktu, besok atau lusa akan tetap 3 (tiga) meter. Hal itu berarti alat ukur satuan panjang atau meteran tersebut reliable (andal) karena tetap konsisten.

Model-model yang digunakan untuk anaisis reliabilitas menurut Arif (2009:302), antara lain:

Alpha (Cronbach), yaitu model ini merupakan model internal konsistensi berdasarkan rata-rata korelasi antar-item.

Split-Half, yaitu model ini membagi pengukuran menjadi dua bagian dan menganalisis korelasi antara kedua bagian tersebut.

Guttman, yaitu model ini menganalisis menggunakan batas bawah Guttman untuk uji reliabilitas.

Parallel, yaitu model ini mengasumsikan bahwa seluruh item mempunyai varian yang sama dan varrian error error yang sama pula.

Strict Parallel, yaitu model ini menggunakan asumsi bahwa pada model Parallel dan juga mengasumsikan bahwa rata-rata item adalah sama.

Uji Normalitas

Uji Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui data yang terus menerus sahihnya itu normal atau tidak, data yang Normal selanjutnya bisa di analisis dengan metode Product moment person, dan data yang tidak normal di selanjurnya di ukur melalui metode rank spearman, kebanyakan data yang di teliti untuk konsentrasi manajmen keuangan ini pasti Normal, Contoh kalimat penyusunan Uji Normalitas : Agar data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dipertanggugjawabkan, terlebih dahulu harus diuji normalitasnya. Hal ini penting untuk mengetahui apakah data yang diperolehdalam penelitian tersebut normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2008;295) penguji data dalam penelitian dapat menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2), Menurut Sugiyono (2008;259) rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:

Uji Regresi Linier Sederhana

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis linier sederhana, tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh kemasan (variabel independen) terhadap keputusan pembelian (variabel independen). Analisis regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2010:270) “Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen”.

Y= a + bX + e

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian

X = Pengaruh kemasan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

e = Faktor diluar penelitian

Hipotesis (Uji t)

Hubungan variabel independen secara parsial dengan variabel dependen, akan diuji dengan uji  t (menguji signifikansi korelasi  product moment) dengan membandingkan ttabel dengan thitung. Adapun rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2008 : 250) dalam menguji hipotesis (Uji t) penelitian ini adalah:   

Keterangan:

t   =  nilai uji t

r   =  koefisien korelasi

r2 =  Koefisien Determinasi

n  =  Banyak Sampel yang Diobservasi

Setelah dilakukan uji hipotesis (uji t) maka kriteria yang ditetapkan, yaitu dengan membandingkan nilai  t hitung dengan nilai  t tabel yang diperoleh berdasarkan tingkat signifikansi (α) tertentu dan derajat kebebasan (df) = n-k

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ho diterima jika thitung ≤ ttabel

Ho ditolak jika thitung >  ttabel

Apabila Ho diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independen tidak  mempunyai hubungan yang signifikan  dengan variabel dependen dan sebaliknya Apabila  Ho  ditolak, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai hubunhan yang signifikan dengan variabel dependen.

Dalam memudahkan dan mempercepat proses pengolahan data, penulis mengunakan komputerisasi dengan menggunakan program software  Statistikal Product & Service Solutions (SPSS) for Windows Release 21.00.

3.9 Hipotesis Statistik

Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Benar atau salah suatu hipotesis tidak pernah diketahui dengan pasti, kecuali jika seluruh populasi diperiksa. hipotesis yang paling sering kita dengar adalah “menerima” dan “menolak”. Kalimat menolak dalam hipotesis dapat bermakna bahwa hipotesis yang diberikan adalah salah, sebaliknya kalimat menerima hanya semata-mata mengimplikasikan bahwa kita tidak mempercayai penolakan hipotesis tanpa ada bukti-bukti lebih lanjut. Oleh karena itu beberapa statistikawan maupun peneliti memilih menggunakan kata-kata “belum dapat diterima”, “tidak lebih baik daripada”, “tidak ada perbedaan antara”, dan lain-lain daripada harus menggunakan kata “menerima” atau “menolak”. Baru setelah ia melakukan pengujian, hipotesis tersebut akan ditolak.

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir (Sugiyono, 2012:63)

Ho : ρ    = 0

0 berarti tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y.

Ha : ρ     ≠ 0

“tidak sama dengan nol” berarti ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y.

ρ  = nilai korelasi yang dihipotesiskan.

Maka hipotesis penelitian ini adalah:

H1           : Kemasan produk A Mild mempunyai pengaruh positif terhadap  

  keputusan membeli rokok.

3.10 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian merupakan suatu rangkaian yang dilakukan secara terus-menerus, terencana dan sistematis dengan maksud untuk mendapatkan pemecahan masalah. Oleh karena itu langkah yang diambil dalam penelitian haruslah tepat dan saling mendukung antara komponen satu dengan komponen lainnya. Tahapan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Penentuan topik/judul penelitian.

Penentuan masalah penelitian.

Penentuan tujuan penelitian.

Penentuan manfaat penelitian.

Penentuan metode penelitian.

Penentuan populasi, sampel dan teknik sampling.

Penentuan jenis, sumber data dan teknik pengumpulan data.

Penentuan alat analisis.

Perumusan hipotesis.

Penyusunan laporan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Mitra Utama

Anggraini, Irma Zanitha. 2001. Pengaruh Elemen-Elemen Ekuitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Hand and Body Lotion Merek Citra. Skripsi Tidak DipublikasikanFakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Astuti, Sri Wahjuni dan I Gde Cahyadi. 2007. Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan Di Surabaya Atas Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda. Majalah Ekonomi. Tahun XVII. No. 2. Agustus. Hal. 145 – 156. Universitas Airlangga. Surabaya.

Durianto, Darmadi. Sugiarto dan toni Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar: Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ferdinand, A. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16

Ritonga, Rahman. 1997. Statistika untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Sugiyono. 2001, Metode Penelitian Binis, Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ritonga, Rahman. 1997. Statistika untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) PADA SAHAM PERUSAHAAN SUB SEKTOR ROKOK SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERLAKUAN  GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK TAHUN 2014

MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

AGIE AYU LESTARI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara penghasil tembakau. Indonesia juga memiliki jumlah perokok aktif yang tergolong tinggi. Baru-baru ini pada tanggal 24 Juni 2014, pemerintah melakukan pemberlakuan  gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk mengurangi tingkat konsumsi rokok masyarakat Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian kualntitatif, event study yang berisi tentang pengujian abnormal return dan trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini ingin melihat apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari yahoo.finance.com untuk mengetahui perbedaan antara 5 hari sebelum pemberlakuan dan 5 hari sesudah pemberlakuan.

Kata-kata kunci: abnormal return, dan trading volume activity (TVA), uji beda, saham rokok

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal saat ini banyak digunakan oleh berbagai pihak, baik termasuk didalamnya perusahaan maupun untuk melakukan transaksi jual beli saham yang dianggap memiliki tingkat pengembalian (return) yang cukup menjanjikan. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa fungsi pasar modal di dalam suatu negara adalah sangat vital karena pasar modal adalah suatu tempat yang dapat menjembatani pertemuan antara emiten yang sedang membutuhkan tambahan modal untuk melakukan ekspansi usahanya dengan para investor yang memiliki dana untuk diinvestasikannya. Dengan menimbang semakin pentingnya peran suatu pasar modal dalam perekonomian dan mengingat adanya profil risiko (risk profile) di dalam suatu investasi yang tidak dapat dihilangkan, maka sebelum dilakukan suatu investasi perlu dilakukan studi secara mendalam mengenai emiten yang akan dijadikan tujuan tempat investasi dana investor.

Indonesia merupakan negara penghasil tembakau, banyak perusahaan internasional maupun nasional yang bergerak dalah industri rokok. Perusahaan ini mengedarkan saham untuk di perdagangkan di Indonesia. Saham rokok merupakan salah satu saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham perusahaan rokok. Emiten dari saham rokok ini seperti PT. Gudang Garam Tbk, PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT. Bentoel International Investama Tbk, dan PT. Wismilak Inti Makmur Tbk.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi harga saham seperti faktor internal perusahan (pembagian dividen, kinerja, pergantian direksi, dan lain-lain) dan faktor eksternal perusahaan (kebijakan pemerintah, politik, isu hokum, dan sebagainya) (Alwi, 2008). Di Indonesia banyak isu-isu di masyarakat yang dapat mempengaruhi harga saham rokok.

Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbukan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Menurut WHO, pada tahun 2020 penyakit yang berkaitan dengan tembakau akan menjadi masalah kesehatan utama terbesar dan menyebabkan 8,4 juta kematian setiap tahunnya. 70% angka kematian akibat tembakau tersebut terjadi di Asia karena pesatnya peningkatan penggunaan tembakau disbanding wilayah lain. Khusus di Indonesia, WHO memperkitrakan konsumsi tembakau menjadi penyebab meningkatnya angka kematian sekitar 4%-7,9% sejak tahun 1990 hingga 2000. 70% penduduk Indonesia adalah perokok aktif. Dilihat dari sisi rumah tangga, 57% memiliki anggota yang merokok, jadi hampir semua orang Indonesia menjadi perokok pasif (Sriamin, 2006).

Pemerintah Indonesia terus melakukan cara untuk dapat mengurangi jumlah konsumsi rokok di Indonesia. Mengingat Indonesia juga merupakan salah satu penghasil tembakau di dunia. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 109/2012 mengenai pengendalian tembakau yang diturunkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 28 Tahun 2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau ini efektif dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2014 (sumber: http://www.gresnews.com/berita/sosial/1630246-ada-asing-dibalik-kewajiban-pemasangan-gambar-seram-di-bungkus-rokok/).

Peraturan pemerintah ini tentu akan dapat mempengaruhi tindakan investor dalam melakukan transaksi pasar modal. Reaksi investor menurut Jogiyanto (2009) dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Adapun reaksi investor beragam atas sebuah informasi. Informasi yang memberikan keyakinan atas prospek perusahaan yang bagus di masa yang akan datang akan direspon dengan peningkatan harga saham.

Volume perdagangan saham juga merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya reaksi pasar terhadap suatu peristiwa tertentu, untuk melihat pengaruh pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap volume perdagangan saham dilihat dari aktivitas perdagangan saham yang bersangkutan yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). Trading Volume Activity (TVA) merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Untuk mengetahui apakah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat mempengaruhi volume perdagangan saham maka digunakan pengujian dengan uji beda dua rata-rata, yaitu rata-rata TVA sebelum pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan rata-rata TVA sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Bila terdapat perbedaan yang signifikan maka berarti pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 pada saham sub sektor rokok. Sehingga, peneliti mengangkat judul “Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) pada Saham Perusahaan Sub Sektor Rokok Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Gambar Peringatan Bahaya Merokok pada Kemasan Rokok Tahun 2014”.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, muncul rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014.

Apakah terdapat trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin peneliti capai dari penelitian ini adalah:

Untuk dapat menegtahui dan menjelaskan perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014.

Untuk dapat menegtahui dan menjelaskan trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1.4.1 Para Pelaku Pasar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan tentang dampak pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap return saham pada saham sub sektor rokok, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi yang akan datang.

1.4.2 Para Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan rujukan bagi penelitian berikutnya tentang event study pemberlakuan peraturan peemrintah.

1.4.3 Peneliti

Merupakan kesempatan untuk belajar lebih banyak dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dalam proses perkuliahan dibandingkan dengan kenyataan yang diterapkan di lapangan. Mampu untuk mengkaji dan mengambil kesimpulan untuk menggambarkan dampak pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap abnormal return dan TVA pada saham sub sektor rokok.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

“Investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang atau jasa agar dapat diperoleh manfaat yang lebih besar dimasa yang akan datang, selama dua tahun atau lebih” (Haming dan Basalamah, 2003).

Mulyadi (2001) menyatakan bahwa “Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut pada dasarnya investasi merupakan penanaman modal pada masa sekarang dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan dari modal yang ditanamkan tersebut di masa yang akan datang dan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.

2.1.2      Tujuan Investasi

                Tujuan seseorang melakukan investasi menurut Tandelilin (2010) adalah sebagai berikut.

a)            Seseorang berkeinginan untuk memiliki kehidupan yang lebik baik di masa depan. Oleh karena itu, sebagian pendapatan yang diterima saat ini digunakan untuk investasi, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidupnya di masa depan.

b)            Tekanan inflasi dapat berkurang melalui investasi yang dilakukan, sehingga seseorang dapat terhindar dari risiko penurunan nilai kekayaan akibat pengaruh inflasi.

c)            Beberapa negara mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk mendorong masyarakat melakukan investasi melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada mereka yang berinvestasi pada bidang tertentu, sehingga dapat menghemat pajak yang dibayarkan.

2.1.3      Bentuk-Bentuk Investasi

Setelah memahami pengertian dari investasi, maka sebelum melakukan investasi perusahaan harus dapat memilih bentuk investasi yang sesuai dengan yangdibutuhkan untuk rencana investasi. Adapun bentuk investasi ada bererapa bentuk.

Menurut Riyanto (2001) biasanya perusahaan dalam melakukan investasi ada beberapa bentuk. Bentuk-bentuk investasi itu antara lain:

a. Investasi Penggantian (Replacement)

b. Investasi penambahankapasitas/Perluasan (Expansion)

c. Investasi penambahan jenis produk baru (New Product Activities)

d. Investasi lain-lain

Sedangkan Jogiyanto (1998) membagi investasi keuangan menjadi dua, yaitu:

a)            Investasi langsung

Investasi ini dilakukan dengan cara pembelian aset keuangan yang diperdagangkan di pasar modal (capital market), pasar uang (money market), atau pasar turunan (derivative market). Dalam pasar modal, instrumen yang diperdangkan berupa surat berharga pendapatan tetap dan saham. Berbeda dengan aset yang diperdagangkan di pasar uang yang memiliki risiko kecil dengan jatuh tempo yang pendek dan tingkat likuidasi yang tinggi, seperti treasury bill. Sedangkan opsi dan future contract diperdagangkan di pasar turunan.

b)            Investasi tidak langsung

Investasi ini dilakukan dengan cara pembelian surat berharga di perusahaan investasi yang menyediakan jasa keuangan dengan cara penjualan sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke portofolio.

2.1.4 Dasar Keputusan Investasi

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa keputusan investasi yang dilakukan memiliki dasar pertimbangan sebagai berikut.

a)            Return

Seseorang melakukan investasi untuk memperoleh keuntungan (return). Return harapan merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan investor di masa depan, sedangkan return aktual merupakan tingkat pengembalian yang sudah diterima investor.

Jogiyanto (2009), return saham dibagi menjadi 2, yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi adalah pengembalian yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan return ekspektasi dan risiko di masa depan. Rumus dari return realisasi adalah sebagai berikut:

Ri = (Pt – Pt-1 + D) / Pt-1 ……………………………………………(1)

Keterangan:

Ri: Return saham

Pt: Harga saham saat t

Pt-1: Harga saham saat t-1

D: Dividen

Sedangkan return ekspektasi adalah pengembalian yang diharapkan akan diterima investor di masa depan. Dengan kata lain, return ekspektasi merupakan return yang belum terjadi. Rumus dari return ekspektasi adalah sebagai berikut.

E(Ri) = Σ(Rij . Pj) ……………………………………………………(2)

Keterangan:

E(Ri): Expected return

Rij: Return saham

Pj: Probabilitas

b) Risiko

Risiko muncul dari selisih return harapan dengan return aktual. Maka, risiko dapat diartikan sebagai return aktual lebih rendah daripada return minimum yang diharapkan atau return yang disyarakatkan atau required date of return (Tandelilin, 2010).

Jogiyanto (2010) membagi risiko menjadi 2, yaitu:

Risiko tidak sistematis

adalah risiko pada suatu saham tertentu yang dapat dihindari atau diminimalkan dengan cara diversifikasi. Risiko yang termasuk dalam risiko ini adalah risiko kegagalan yang disebabkan oleh kondisi internal perusahaan, risiko kredit atau keuangan, dan risiko manajemen. Rumus dari risiko tidak sistematis adalah sebagai berikut:

σei2 = σi2 – βi2σm2…………………………………..………………(3)

Keterangan:

σei2: Risiko tidak sistematis

σi2: Varian residu

βi2: Beta saham

σm2: Varian pasar

Risiko sistematis

adalah risiko yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham tanpa terkecuali. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang memengaruhi harga saham secara serentak dan tidak dapat dihindari oleh investor dengan cara diversifikasi. Rumus dari risiko sistematis adalah sebagai berikut.

βi = σim / σm2…………………………………………………………(4)

Keterangan:

βi:  Beta saham

σim: Kovarian return antara saham I dengan pasar

σm2: Varian return pasar

c)            Hubungan tingkat risiko dan return harapan

Hubungan tingkat risiko dan return harapan ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Hubungan tingkat risiko dan return harapan

http://4.bp.blogspot.com/-HiQHCOcx6N4/U4MXVyW6WBI/AAAAAAAAAeo/ICVRcBoTN-A/s1600/1.+risikio+return.jpg

Sumber: Tandelilin (2010)

Pada gambar di atas, garis vertikal menunjukkan besarnya tingkat return harapan dari setiap aset keuangan, sedangkan garis horizontal menunjukkan risiko yang dihadapi investor. Titik RF menunjukkan tingkat return bebas risiko (risk-free rate) dalam artian investasi dengan tingkat return harapan senilai RF memiliki risiko sebesar nol. Risiko terendah dimiliki oleh obligasi pemerintah dengan tingkat return harapan yang rendah juga. Berbeda dengan kontrak berjangka seperti futures yang memiliki risiko yang tinggi dengan return harapan yang tinggi juga. Maka, hubungan tingkat risiko dan return harapan bersifat searah dan linear dalam artian semakin tinggi risiko yang dihadapi, maka semakin tinggi juga return harapan investor.

Pasar Modal

Pengertian Pasar Modal

Definisi pasar modal menurut Elton dan Grubber (1995:14): “Capital market securities include instruments with maturities greater than one year and those with no designated maturity at all”.

Sedangkan menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Jadi pasar modal merupakan tempat untuk menjual dan membeli berbagai instrument keuangan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, swasta dan pihak lainnya.

Jenis Pasar Modal

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa pasar modal di Indonesia terdiri dari 2 pasar, yaitu:

Pasar perdana (primary market)

Perusahaan menjual saham atau obligasi pertama kali pada pasar perdana yang disebut sebagai penawaran umum pasar perdana atau initial public offering (IPO). Ciri-ciri pasar perdana menurut Jogiyanto (2009) adalah transaksi terjadi di luar bursa, harga efek sudah ditentukan, tidak ada transaction fee, investor langsung ke penjamin atau agen penjual, dan jangka waktu pasar biasanya tiga hari.

Pasar sekunder (secondary market)

Setelah perusahaan melakukan penawaran efek di pasar perdana, perusahaan dapat mencatatkan efek tersebut di pasar sekunder agar dapat diperdagangkan antar investor. Hubungan perdagangan efek yang terjadi pada pasar ini adalah antar investor, tanpa melibatkan emiten. Ciri-ciri pasar sekunder menurut Jogiyanto (2009) adalah efek harus tercatat di bursa, harga efek ditentukan berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan, perusahaan perantara efek mengenakan transaction fee kepada investor yang membeli atau menjual, perdagangan efek harus melalui perantara efek, dan pasar diselenggarakan secara terus menerus.

Pasar Modal yang Efisien

Pengertian Pasar Modal yang Efisien

Suatu pasar modal dikatakan efisien secara internasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Pengertian efisiensi secara informasional disini adalah merupakan efisiensi eksternal seperti yang dimaksudkan oleh West (1975) dalam Husnan (1992) yaitu menunjukkan bahwa pasar berada dalam keseimbangan sehingga keputusan perdagangan saham berdasarkan atas informasi yang tersedia di pasar tidak bisa memberikan tingkat keuntungan di atas tingkat keseimbangan.

Sedangkan menurut Jogiyanto (2009), pasar modal yang efisien ditunjukkan oleh reaksi pasar yang cepat dan akurat dalam pencapaian harga keseimbangan baru yang benar-benar mencerminkan informasi yang tersedia. Tidak ada kemungkinan investor mendapatkan abnormal return dalam kondisi normal dengan menggunakan informasi tersebut. Jadi, ketika suatu informasi diberikan kepada masyarakat, maka informasi tersebut akan tercemin dalam harga saham dalam waktu penundaan yang paling minimum.

Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa pasar modal yang efisien adalah ketika informasi di pasar yang diterima oleh investor mencerminkan harga pasar saham yang ada.

2.3.2 Syarat-syarat Efisiensi Pasar Modal

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa pasar yang efisien tercapai bila memenuhi empat syarat, yaitu:

a)            Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dengan cara menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham. Selain itu, mereka merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor tidak dapat memengaruhi harga saham.

b)            Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah.

c)            Informasi yang terjadi bersifat acak.

d)            Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi yang baru, sehingga harga saham akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sesungguhnya akibat informasi tersebut.

Signaling Theory

Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.

Sedangkan menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.

Anomali Pasar Modal

Menurut Jones (1996) anomali pasar adalah teknik-teknik atau strategi-strategi yang berlawanan atau bertentangan dengan konsep pasar modal yang efisien dan penyebab kejadian tersebut tidak dapat dijelaskan dengan mudah.  Anomali menyebabkan pergerakan pasar terstruktur pada waktu tertentu, sehingga menimbulkan pola pergerakan return yang dapat diprediksi oleh para investor untuk menghasilkan abnormal return yang lebih tinggi. Jones (1996) (dalam Jogiyanto, 2000) mendefinisikan anomali pasar (market anomaly) sebagai teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien.

Abnormal Return

Abnormal return merupakan salah satu indikator yang dapat dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi. Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal (Jogiyanto, 2009). Aspek kepercayaan (belief) dari investor merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, suatu announcement/disclosure akan ditanggapi oleh investor dengan beragam.

Jogiyanto (2009) mendefinisikan abnormal return sebagai selisih antara actual return dan expected return. Abnormal return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan abnormal return akan negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Studi peristiwa menganalisis abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Actual Return atau return sesungguhnya yang terjadi pada waktu ke-t, merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya.

Brown & Warner (1985) dalam Tandelilin (2010) menyatakan bahwa terdapat tiga model untuk menghitung return tak normal, yaitu:

Mean-Adjusted Model

Jika pasar bersifat efisien dan return saham bervariasi secara acak di sekitar nilai sesungguhnya, maka rata-rata return saham yang dihitung dari perioda sebelumnya dapat digunakan sebagai return harapan. Jika return harian digunakan, maka dapat dikurangkan rata-rata return harian dari return harian aktual untuk memeroleh return tak normal. Rumus dari Mean-Adjusted Model adalah sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t – Ṝi………………………………………………………….….… (5)

Keterangan:

ARi,t: return tak normal saham i pada hari t

Ri,t : return aktual saham i pada t hari

i : rata-rata return saham i setelah sekian hari sebelum hari t

Market-Adjusted Model

Pergerakan saham sering dihubungkan dengan pergerakan bersama dalam pasar. Return tak normal dihitung dengan menghilangkan pengaruh pasar terhadap return harian saham. Rumus dari Market-Adjusted Model adalah sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t – RM,t……………………………………………………….….… (6)

Keterangan:

ARi,t            : return tak normal saham i pada hari t

Ri,t                                        : return aktual saham i pada t hari

RM,t             : return pasar pada hari t

Market Model

Cara ini menggambarkan hubungan antara saham dengan pasar dalam persamaan regresi linear sederhana antara return saham dengan return pasar. Rumus dari Market Model adalah sebagai berikut.

Ri = α1 + βiRM + ei…………………………………………………….….… (7)

Keterangan:

Ri: return saham i

α1 : intersep dalam regresi untuk saham i

βi : koefisien regresi yang menyatakan slope garis regresi

RM : return pasar

ei : kekeliruan regresi

Trading Volume Activities (TVA)

Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004).

Volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham yang aktif diperdagangkan di pasar (Neni dan Mahendra, 2004). Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan menghasilkan return saham yang tinggi (Tharun, 2000).

Menurut Husnan, dkk (1996) mengukur kegiatan perdagangan saham yang dilihat melalui indikator TVA digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan keuangan informatif dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan di atas keputusan perdagangan normal. Sedangkan menurut Neni dan Mahendra (2004), perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi oleh investor. TVA merupakan instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham (Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999).

Ditinjau dari fungsinya Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu variasi dari event study. Hasil perhitungan TVA mencerminkan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar dalam suatu periode tertentu. Jadi, TVA diukur dengan formulasi sebagai berikut (Foster, 1986 dalam Husnan, dkk, 1996):

 ………….………. (8)

Event Study

Menurut Mackinlay (1977), event study adalah bagaimana mengukur pengaruh suatu peristiwa tertentu terhadap suatu nilai perusahaan. Kegunaan event study adalah memberikan rasionalitas di dalam pasar bahwa efek suatu peristiwa akan segera dengan cepat terefleksikan pada harga suatu surat berharga di pasar modal. Sedangkan Jogiyanto (2005), menyatakan event study merupakan study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang infomasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Menurut Peterson (1998), event study adalah suatu pengamatan mengenai harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu.

Dengan adanya pengumuman yang mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan dengan menggunakan pengukuran abnormal return, sehingga dapat dikatakan bahwa pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar dan sebaliknya (Sant dan Ferris, 1994).

Hubungan antara Pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap Abnormal Return dan TVA

Aksi yang dilakukan oleh pemerintah berupa pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat ditafsirkan sebagai sinyal yang diberikan oleh perusahaan tentang adanya prospek yang kurang baik dimasa yang datang, dimana harga saham dapat mempengaruhi keputusan investor dalam membeli saham perusahaan rokok. Abnormal return saham yang diperoleh setelah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terjadi penurunan, hal ini berakibat pada abnormal return yang diperoleh bernilai negatif karena actual return yang diperoleh lebih rendah dibanding expected return.

Volume perdagangan saham salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap volume perdagangan saham.

Penelitan Terdahulu

Belum ditemukan penelitian yang menggunakan event study pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham. Namum, peneliti menemukan penelitian lainnya yang juga menggunakan kebijakan pemerintah yaitu kenaikan harga BBM yang menggunakan variabel abnormal retun dan TVA.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2014) adalah tidak  terdapat  perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah  kenaikan harga BBM pada tanggal 22 Juni 2013. Hal ini menunjukan bahwa peristiwa  pengumuman kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 tidak menimbulkan abnormal return. Selain itu, terdapat perbedaan yang  signifikan  antara Trading  Volume  Activity (TVA) sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Hal ini menunjukan  bahwa peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 memengaruhi voluma perdagangan.

Rerangka Berfikir

Gambar 2. Berangka Berfikir

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang peneliti kemukakan sebagai landasan pengujian untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ha1: Terdapat perbedaan abnormal return secara signifikan di sekitar tanggal pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok pada tahun 2014.

Ha2: Terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) secara signifikan sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok pada tahun 2014.

  • METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Ditinjau dari segi data dan analisis, penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan cara menganalisa data menggunakan angka-angka. Menurut Sugiyono (2003) penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing). Pengujian hipotesis menurut Sekaran (2003) adalah sebagai berikut.

“Studies that engage in hypothesis testing usually explain the nature of certain relationship or establish the differences among groups or the independence of two or more factors in a situation”.

Pengujian hipotesis bertujuan untuk memberikan pemahaman hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa dengan lebih baik. Sifat dari penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu membandingkan abnormal return dan TVA, 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok.

Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2010:117), menjelaskan pengertian populasi sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

 Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh daftar perusahaan sub sektor konstruksi dan bangunan yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (go-public) pada tahun 2014.

Dari populasi dapat diambil sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metoda purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Kriteria saham-saham yang akan dilakukan penelitian untuk dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Saham merupakan saham perusahaan yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia

Emiten merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor industri barang konsumsi

Emiten merupakan perusahaan yang bergerak dalam sub sektor rokok

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan sama dengan populasi penelitian. Adapun 4 saham yang terpilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1

Tabel 4 Perusahaan Sampel

No.KodeNama EmitenTanggal IPO
1GGRMGudang GaramTbk29 Agustus 1990
2HMSPHandjaya Mandala Sampoerna Tbk15 Agustus 1990
3RMBABentoel International Investama Tbk5 Maret 1990
4WIIMWismilak Inti Makmur Tbk18 Desember 2012

Sumber: Data Diolah

Data Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti angka, tabel, grafik, diagram, gambar dan lain-lain sehingga data tersebut lebih mudah dibaca bagi pihak yang membutuhkan (Umar, 2002). Untuk memperoleh data ini, peneliti memilih sumber data yaitu dari http://www.idx.co.id, http://www.sahamoke.com dan http://www.finance.yahoo.com.

Teknik Pengumpulan Data

Metoda dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Nawawi (2005) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku mengenai pendapat maupun dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

Definisi Operasional Variabel

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut:

a)            Pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

Pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok merupakan salah satu kebijkan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia.

b)            Tanggal pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

Merupakan tanggal yang menunjukkan pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Tanggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 Juni 2014.

c)            Harga saham

Harga saham merupakan jumlah dana yang dibutuhkan oleh investor untuk membeli satu lembar saham perusahaan. Data harga saham menggunakan closing price pada tanggal pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t-5), dan (t+5).

d)            Return realisasi

Rumus return realisasi yang digunakan untuk menghitung abnormal return sesuai dengan formula (1).

e)            Abnormal Return

Variabel ini merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Abnormal return yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Market Adjusted Model. Rumus abnormal return yang digunakan sesuai dengan formula (5).

f)             Trading Volume Activity (TVA)

Variabel ini merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Rumus TVA yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan formula (7).

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data event study. Jogiyanto (2009) menjelaskan bahwa event study merupakan studi yang mempelajari bagaimana investor bereaksi terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan melalui pengumuman. Pada penelitian ini menggunakan pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 sebagai informasi yang digunakan dalam studi peristiwa.

Pengujian ini menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 21.0. Ghozali (2011) menjelaskan bahwa uji normalitas dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai signifikansi lebih kecil daripada 5%, maka data terdistribusi tidak normal, tetapi jika signikansi lebih besar daripada 5%, maka data terdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data abnormal return dan Trading Volume Activity terdistribusi normal atau tidak.

Bila data abnormal return terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji One Sample t-Test. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Bila data Trading Volume Activity terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Paired Sample t-Test. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a)            Untuk menguji hipotesis pertama, yaitu terdapat perbedaan abnormal return secara signifikan di sekitar tanggal pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014, maka digunakan alat uji One Sample t-Test karena data terdistribusi normal. Bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hipotesis statistik pengujian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

H10: μ sebelum – μ sesudah = 0

H1a: μ sebelum – μ sesudah ≠ 0

Jika t hitung ≤ t tabel atau Sig. > 0.05, maka H10 diterima. Jika t hitung > t tabel atau Sig. < 0.05, maka H10 ditolak.

b)            Untuk menguji hipotesis kedua, yaitu terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) secara signifikan sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014, maka digunakan alat uji Paired Sampe t-Test bila data terdistribusi normal. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan alat uji Wilcoxon Signed Rank test. Hipotesis statistik untuk pengujian ini adalah sebagai berikut.

H20: μ sebelum – μ sesudah = 0

H2a: μ sebelum – μ sesudah ≠ 0

Jika Sig. > 0.05, maka maka H20 diterima. Jika Sig. < 0.05, maka H20 ditolak.

Tahapan Penelitian

Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Mengolah data berupa abnormal return dan Trading Volume Activity yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Mengelompokkan data harga dan return harian saham tersebut berdasarkan lima hari sebelum pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 (t-5), 1 hari pada saat pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 (t0), dan lima hari setelah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 (t+5) dan melakukan perhitungan abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Mengelompokkan data jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar berdasarkan lima hari sebelum pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t-5) dan lima hari setelah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t+5) dan melakukan perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Melakukan perhitungan rata-rata TVA berdasarkan lima hari sebelum pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t-5) dan lima hari setelah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t+5) dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Menguji normalitas data abnormal return dan rata-rata TVA pada program SPSS 21.0.

Menguji hipotesis 1 dengan uji One Sample t-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test pada program SPSS 21.0.

Melakukan uji volatilitas pada rata-rata abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Menguji hipotesis 2 dengan uji Paired Sample t-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test pada program SPSS 21.0.

Melakukan uji volatilitas pada rata-rata Trading Volume Activity dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

DAFTAR PUSTAKA

Elton, Edwin J., Gruber, Martin J_ 1995. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. 5th edition. John Wiley and Sons Inc.

Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada. University Press.

Haming, Murdifin dan Basalamah Salim. 2003. Studi Kelayakan Investasi: Proyek dan Bisnis. Jakrta: Penerbit PPM.

Husnan, Suad. 1992. “Efisiensi Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Ekonomi Indonesia, April, hal. 24-34.

Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan. Thesis. Semarang: Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Dipenegoro.

Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi (edisi keenam). Yogyakarta: Yogyakarta.

Jogiyanto. 2010. Studi Peristiwa: Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat Suatu Peristiwa (edisi pertama). Yogyakarta: Yogyakarta.

Jones, Kumen H. (1996). Introduction to Financial Accounting: A User of Perspective. Second edition. Instructor Edition. Prentice Hall. Engelwood Cliffs. New Jersey.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Neni Meidawati dan Mahendra Harimawan, 2004, Pengaruh Pemilihan Umum Legislatif Indonesia Tahun 2004 Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham LQ-45 di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, No. 1, hal. 89-101

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar pembelajara Perusahaan Yogyakarta: BPPE Yogyakarta.

Sriamin, lukman, Konsumsi Rokok yang Menggelisahkan 30 Juni 2006. http://himpsijaya.org/2006/06/30/konsumsi-rokok-yang-menggelisahkan/

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.

Tandelilin, Eduardus, 2010, Portofolio dan Invesatasi–Teori dan Aplikasi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Tarun Chordia and Bhaskaran, 2000, Trading Volume and Cross Autocorrelation In Stock Return, The Journal of Finance, vol .4

Wolk, H.I., M.G. Tearney, dan J.L. Dodd. 2001. “Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach.” Fifth Edition. Ohio: South-Western College Publishing.

ANALISIS UJI BEDA TERHADAP NILAI KUIS BESAR 2 MATA KULIAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA MAHASISWA KELAS AKUNTANSI 1 DAN KELAS AKUNTANSI 2

STEFANNY FEBRINA KUSWANDI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar di universitas, dapat dilihat dari berbagai aspek. Salah satunya adalah nilai yang dicapai oleh para mahasiswa setelah menerima pembelajaran dari para pendidik. Nilai yang diperoleh mahasiswa juga beragam. Hal itu tergantung dari tingkat pemahaman yang dimiliki oleh masing-masing individu. Tiap individu memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Tugas sebagai pendidiklah untuk mencari bagaimana cara agar mahasiswanya dapat memahami materi yang diberikan dengan baik.

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di berbagai tempat-tempat pendidikan, salah satunya universitas. Dengan adanya penelitian tindakan kelas, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dari peserta didik, mengembangkan keterampilan pendidik, dan menumbuhkan budaya meneliti dalma diri pendidik.

Dalam penelitian kali ini Peneliti akan melakukan uji beda terhadap nilai Kuis Besar 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dari Kelas Akuntansi 1 dan Kelas Akuntansi 2, mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan terhadap nilai Kuis Besar 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dari Kelas Akuntansi 1 dan Kelas Akuntansi 2, mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan terhadap nilai Kuis Besar 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dari Kelas Akuntansi 1 dan Kelas Akuntansi 2, mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan, bahan kajian teori, dan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya, khususnya dalam melakukan uji beda terhadap nilai suatu kelas. Sehingga diharapkan penelitian selanjutnya akan memberikan hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana, petunjuk, dan bahan referensi bagi tenaga pendidik, pembaca, dan peneliti selanjutnya agar lebih memahami uji beda terhadap nilai suatu kelas.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas menurut Sukardi (2006:2) adalah cara sekelompok orang dalam hal ini guru, dapat mengorganisasi kondisi dimana mereka dapat belajar dari pengalaman mereka sendiri dan membuat pengalaman tersebut diakses oleh yang lain.

Sedangkan menurut Sumarno (2006:1), penelitian tindakan kelas, pada khususnya, menawarkan pendekatan perubahan yang langsung dapat dilihat tingkat keberhasilannya, dapat besar, dapat kecil, dan dapat pula kurang berhasil. Kelebihan lain jika dibandingkan dengan pendekatan lainnya adalah bahwa di dalam penelitian tindakan kelas ada fleksibilitas, implementasi sebuah rancangan selalu diikuti dengan pencermatan sedini mungkin apakah mampu memberikan perubahan yang diharapkan, dimana kelemahannya, dan setelah itu sangat mungkin segera dilakukan perbaikan atau penyempurnaan.

Menurut Widayati (2008:1), penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.

Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas pembelajarab di kelas dan memperbaiki kinerja.

2.2 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas secara umum dilaksanakan untuk memecahkan pemasalahan-permasalahan yang terjadi didalam kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Disamping itu penelitian tindakan kelas dapat menumbuhkan sikap mandiri dan kritis pendidik terhadap situasi dan keadan didalam kelas yang diajarnya. Adapun tujuan lain dari penelitian tindakan kelas menurut Sukanti (2008:7) adalah:

1. Memperbaiki mutu dan praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

3. Mengidentifikasi, menemukan solusi dan mengatasi masalah pembelajaran dikelas agar pembelajaran bermutu.

4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

5. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya pendekatan, strategi, metode, media pembelajaran).

6. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.

7. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum dan asumsi.

Sedangkan menurut Sukardi (2006: 6), tujuan penting dari penelitian tindakan kelas, yaitu:

1. Merupakan salah satu strategi guna memperbaiki layanan dan hasil kerja,

2. Mengembangkan rencana tindakan untuk meningkatkan apa yang telah dilakukan oleh guru

3. Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda, yaitu bagi peneliti dan pihak subjek yang diteliti

4. Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tindakan nyata guna meningkatkan kualitas

2.3 Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas berdampak pada tumbuhnya budaya meneliti pada pendidik sehingga wawasan dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman dalam penelitiannya semakin meningkat. Bahkan pengalaman yang diperoleh pendidik dalam melakukan penelitian tindakan kelas memungkinkan pendidik untuk menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan. Manfaat lain dari penelitian tindakan kelas menurut Sukanti (2008:9) adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas yang dapat dijadikan panduan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil penelitian tindakan kelas yan dilaporkan dapat menjadi artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentinngan antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat dijurnal ilmiah.

2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya dan tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah dikalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru.

3. Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks local, sekolah dan kelas.

5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan dan kesenanngan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswapun dapat ditingkatkan.

6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

2.4 Penilaian Hasil Pembelajaran

Suatu penilaian tentang hasil pembelajaran dalam proses pendidikan yang dilalui peserta didik menjadi poin penting dalam mengukur sejauhmana keberhasilan pendidikan yang diberikan dan seperti apa output hasil dari pembelajaran tersebut. Penilaian hasil belajar tersebut tentu ditinjau dari banyak aspek yang salah satunya dengan melihat objek pembelajaran tersebut yaitu peserta didik.

Menurut Warnoto (2009:66), penilaian merupakan proses pengumpulan informasi yang dilakukan guru tentang perkembangan dan pencapaian kompetensi yang dilakukan anak didik dengan berbagai teknik. Sedangkan menurut Sudjana (1989:2), Penilaian adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai peserta didik setelah menempuh pengalaman belajarnya.

Pendidik harus mengerti dan memahami suatu bentuk analisa dan penilaian hasil belajar pada peserta didik, yang terdiri pada penilaian pada ranah kognitif (pengetahuan), pada ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotor (keahlian/implementasi). Penilaian hasil belajar ini tentu akan menjadi beragam pada masing-masing peserta didik karena dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik, maka keahlian pendidik juga menjadi faktor penting dalam memberikan penilaian pada hasil belajarnya.

Menurut Chatib (2009:176), keseimbangan tiga ranah-penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus memuat keseimbangan tiga ranah; kognitif, psikomotorik, dan afektif. Karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut;

1. Penilaian aspek kognitif dilakukan setelah siswa mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai

2. Penilaian aspek afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas

3. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar

Menurut Warnoto (2009:74), Ranah kognitif yaitu kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip-prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan pengembangan keterampilan intelektual. Ranah kognitif adalah ranah pembahasan yang berhubungan dengan pemahaman dan pengetahuan. Penilaian aspek kognitif dimaksudkan untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar dari segi intelektualitas,yaitu kemampuan menggali dan mengolah informasi atau pengetahuan. Peserta didik yang memahami materi pelajaran akan dapat diukur dan dinilai dengan beberapa alat atau kuisioner untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman pada masing-masing mata pelajaran.

Ranah afektif adalah ranah pembahasan dan penilaian yang berhubungan dengan emosi. Penilaian aspek afektif dimaksudkan untuk mengevaluasi peserta didik dari segi afeksi dalam proses pembelajaran. Aspek afektif memuat kehendak (konasi) dan dorongan (motivasi) yang menjadi unsur pembentukan sikap hidup. Penilaian afektif di sini sangat syarat dengan implementasi sikap yang dikeluarkan oleh peserta didik dalam menanggapi situasi sosial. Aktifitas sikap dari masing-masing peserta didik menjadi bahan ukuran dan penilain bagi pendidik dalam menentukan sejauhmana pemahaman yang telah diperoleh peserta didik dapat membawa perubahan pada akhlak dan sikap berinteraksi di lingkungan sekitarnya.

Ranah psikomotor adalah ranah pembahasan dan penilaian yang berhubungan dengan keterampilan atau aktifitas fisik. Pendidik memberikan tugas atau model rekayasa pembelajaran yang dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok, dengan usaha ini peserta didik akan melakukan pembelajaran praktek yang sangat mengasah kemampuan dalam memahami aspek materi pelajaran.

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan terhadap nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dan nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015. Hipotesis alternatifnya adalah terdapat perbedaan terhadap nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dan nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015.

2.6 Rerangka Pikir

Penelitian Tindakan Kelas 11

Penilaian Hasil Pembelajaran = Psikomotorik + Kognitif + Afektif

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sukmadinata (2006:23) menyebutkan penelitian kuantitatif menggunakan instrumen-instrumen formal, standar dan bersifat mengukur. Menurut Stokes (2003:15) menyebutkan metode kuantitatif adalah metode yang didasarkan pada informasi numerik atau kuantitas-kuantitas, dan biasanya diasosiasikan dengan analisis statistik.

3.2 Populasi dan Sampel

Azwar (2003:21) menyebutkan populasi merupakan sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Terdapat 2 populasi dari penelitian ini. Populasi yang pertama adalah mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015, yang berjumlah 22 mahasiswa. Populasi yang kedua adalah mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015, yang berjumlah 21 mahasiswa.

Nawawi (2005:34) menyebutkan definisi sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sampel dari penelitian ini adalah 10 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015 dan 10 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015.

3.3 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber sebagai berikut:

1. Data nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015 (sumber Universitas Ma Chung Malang)

Tabel 1. nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.

2. Data nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015 (sumber Universitas Ma Chung Malang)

Tabel 2. nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015

2. Nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang tahun akademik 2014-2015

3.5 Model Penelitian

Kelas A1: 77 – 59 – 36 – 58 – 58 – 60 – 74 – 67 – 75 – 80

Kelas A2: 85 – 70 – 80 – 65 – 70 – 65 – 80 – 80 – 75 – 80

3.6 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired Sample t Test dengan menggunakan program SPSS 21. Menurut Santoso (2009:260), Paired Sample t Test adalah uji yang dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan yang berbeda.

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

 Jika signifikansinya > 0.05 maka H0 diterima, Ha ditolak

 Jika signifikansinya < 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima

3.7 Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Menurut Santoso (2009:342), uji normalitas adalah pengujian kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis prametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

 H0 : μ1 = μ2

 Ha : μ1 ≠ μ2

μ1 = nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 15

μ2 = nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

4.  HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Tabel 3. Tabel Descriptive Statistics

Descriptive Statistics
NMeanStd. DeviationMinimumMaximum
Nilai KB 2 BLK Kelas A11064.700012.9961536.0080.00
Nilai KB 2 BLK Kelas A21075.00007.0710765.0085.00

Dari tabel Descriptive Statistics di atas, terlihat bahwa jumlah data dari Nilai KB 2 BLK Kelas A1 ada 10. Rata-rata datanya adalah 64.70, standar deviasinya adalah 12.996, nilai minimumnya adalah 36.00, dan nilai maksimumnya adalah 80.00. Sedangkan pada bagian Nilai KB 2 BLK Kelas A2 jumlah datanya ada 10, rata-ratanya adalah 75.00, standar deviasinya adalah 7.071, nilai minimumnya adalah 65.00, dan data maksimumnya adalah 85.00.

4.2 Uji Normalitas

Tabel 4. Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai KB 2 BLK Kelas A1Nilai KB 2 BLK Kelas A2
N1010
Normal Parametersa,bMean64.700075.0000
Std. Deviation12.996157.07107
Most Extreme DifferencesAbsolute.203.260
Positive.120.160
Negative-.203-.260
Kolmogorov-Smirnov Z.642.823
Asymp. Sig. (2-tailed).804.507

Dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, diketahui bahwa Asymp. Sig (2-tailed) Nilai KB 2 BLK Kelas A1 adalah 0.804. Angka tersebut menunjukkan bahwa data Nilai KB 2 BLK Kelas A1 berdistribusi normal, karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0.05. Sedangkan Asymp. Sig (2-tailed) Nilai KB 2 BLK Kelas A2 adalah 0.507. Angka tersebut menunjukkan bahwa data Nilai KB 2 BLK Kelas A2 berdistribusi normal, karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0.05.

4.3 Paired Sample Test

Tabel 5. Paired Sample Test

Paired Samples Test
dfSig. (2-tailed)
Pair 1Nilai KB 2 BLK Kelas A1 – Nilai KB 2 BLK Kelas A29.012

Dari tabel Paired Sample Test, diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) kedua variabel yaitu Nilai KB 2 BLK Kelas A1 dan Nilai KB 2 BLK Kelas A2 adalah 0.012. Nilai tersebut < 0.05, yang memiliki arti bahwa terdapat perbedaan di antara Nilai KB 2 BLK Kelas A2 dan Nilai KB 2 BLK Kelas A1. Jadi H0 ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan terhadap nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dan nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

4.4 Implikasi Hasil Penelitian

Dari penelitian yang sudah dilakukan, terlihat bahwa nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dan nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya memiliki perbedaan. Maka implikasi hasil penelitiannya adalah terdapat tingkat pemahaman materi yang diberikan oleh pendidik yang berbeda-beda di setiap mahasiswa. Hal itu menjadi suatu pengaruh dalam nilai Kuis Besar 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 1 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dan nilai Kuis Besar 2 mahasiswa Kelas Akuntansi 2 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya memiliki perbedaan. Hal itu terlihat dari nilai Sig. (2-tailed) pada Tabel 5. sebesar 0.012. Nilai tersebut < 0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam jumlah sampel yang digunakan. Jumlah sampel dalam penelitian ini hanya ssebagian kecil dari populasi. Sehingga hasil penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi secara tepat.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka Peneliti mengajukan beberapa saran:

1. Bagi pendidik, sebaiknya menggunakan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga dari sisi pendidik dan peserta didik dapat memperoleh hasil yang maksimal

2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menambahkan jumlah sampel yang digunakan agar hasil penelitian menjadi lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Ani Widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.

Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Chatib, Munif. 2009. Sekolahnya Manusia ; Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: PT.Mizan Pustaka.

Narawi, H. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Santoso, Singgih. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.

Sukardi. 2006. Prinsip Kolaboratif dan Partisipatif dalam Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Pelatihan Metodologi PTK Bagi Dosen Muda PTN Se-Jateng – DIY. Kerjasama UNY – Dirjen Dikti Depdiknas Jakarta.

Sukmadinata, S. N. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumarno. 2006. Desain Penelitian Tindakan Kelas dan Terapannya. Makalah Pelatihan Metodologi PTK Bagi Dosen Muda PTN Se-Jateng – DIY. Kerjasama UNY – Dirjen Dikti Depdiknas Jakarta.

Stokes, J. 2003. Panduan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Diterjemahkan oleh: Santi Indra Astuti. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.

Warnoto, Heribertus Joko. 2009. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya. Yogyakarta: Kanisius.

ANALISIS UJI BEDA PENJUALAN MINUMAN DINGIN MERK ASACO SARI KELAPA TERHADAP PERUBAHAN MUSIM HUJAN PADA TAHUN 2014

SHYLVIA MONICA CHRISTIANTO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri minuman di Indonesia ditandai dengan banyaknya jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim di Indonesia yang tropis menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak mengkonsumsi air minum, termasuk memutuskan untuk membeli minuman dalam kemasan. Oleh sebab itu setiap perusahaan harus berkerja keras untuk menghadapi persaingan yang ketat dengan para kompetitor yang dapat menarik perhatian konsumen. Apabila perusahaan tidak mempunyai strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan, maka produknya tidak akan mampu mendapat perhatian yang besar dari konsumen dan mengakibatkan produk tersebut gagal di pasar. Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk menarik dan mempertahankan konsumen yang sewaktu-waktu dapat beralih pada produk merek lain. Salah satu caranya ada dengan menciptakan minuman kemasan yang tidak memakai bahan pengawet dan pemanis buatan. Dengan adanya minuman yang tidak memakai pengawet dan pemanis buatan maka konsumen tidak perlu mengkhawatirkan kondisi kesehatannya. Nata de coco sari kelapa merupakan salah satu jenis minuman yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Nata de coco berasal dari air kelapa dan memanfaatkan bakteri Acetobacter Xylinum yang mampu memfermentasikan air kandungan gula pada air kelapa menjadi nata de coco. Di Indonesia produk nata de coco dalam kemasan terus mengalami peningkatan permintaan dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan kandungan dalam nata de coco yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Industri pengolahan nata de coco masih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

Indonesia yang memiliki iklim tropis ini memiliki dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Kedua musim ini menyebabkan permintaan yang ada di masyarakat mengalami peningkatan maupun penurunan. Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi, 2009:291). Minuman dingin yang ada di masyarakat pun mengalami peningkatan dan penurunan permintaan akibat perubahan musim yang terjadi, hal inilah yang menyebabkan penjualan yang terjadi juga mengalami peningkatan dan penurunan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan mengambil topik : “Uji Beda Penjualan Minuman Dingin Merk Asaco Sari Kelapa terhadap Perubahan Musim Hujan Pada Tahun 2014”

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan musim terhadap penjualan minuman dingin merk Asaco Sari Kelapa?

2. Bagaimana perilaku konsumen ketika musim hujan terjadi terhadap penjualan minuman dingin merk Asaco Sari Kelapa?

3. Sejauh apa hasil yang didapatkan atas penjualan minuman dingin merk Asaco Sari Kelapa sesudah musim hujan terjadi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan oleh peneliti, tujuan atas penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui perbedaan musim terhadap penjualan minuman dingin merk Asaco Sari Kelapa

2. Mengetahui perilaku konsumen ketika musim hujan terjadi terhadap penjualan minuman dingin merk Asaco Sari Kelapa

3. Mengetahui sejauh apa hasil yang didapatkan atas penjualan minuman dingin merk Asaco Sari Kelapa sesudah musim hujan terjadi?

1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang diuraikan oleh peneliti, manfaat yang diharapkan adalah sebagi berikut : Bagi Peneliti

1. Mendapatkan informasi pengaruh musim terhadap penjualan minuman dingin merk Asaco Sari Kelapa.

2. Lebih dapat memperluas informasi dan ilmu pengetahuan.

Bagi Pemilik Asaco Sari Kelapa.

1. Informasi yang didapat akan mencadi acuan strategi dalam pemasaran saat musim hujan tiba di tahun mendatang.

2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan.

Bagi Universitas

1. Sebagai bahan acuan pembelajaran tentang perubahan musim yang memberikan dampak bagi semua aktivitas dari semua segi pembelajaran.

2. Sebagai informasi dan ilmu pengetahuan.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Konsumen

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Konsumen merupakan objek utama dari promosi penjualan. Ini merupakan salah satu hal yang harusnya mendapatkan perhatian lebih dari seorang pemasar, untuk keputusan membeli melibatkan hanya seorang pembuat keputusan. Keputusan membeli lainnya mungkin akan melibatkan beberapa peserta yang memegang peranan seperti: pengambilan keputusan, pembeli atau pemakai. Tugas pemasar atau perusahaan diantaranya adalah mengenal peserta-peserta pembeli lainnya, pengaruh yang mereka berikan terhadap pembeli, memahami tingkah laku pembeli pada saat tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku tersebut. Pemahaman terhadap semua ini memungkinkan pemasar untuk mengembangkan sebuah program pemasaran yang efektif. Seiffman dan Kanuk (2007:7) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut:“The behaviour that consument display in searching for purchasing, using evaluating and dispoting of product service and ideas which they expect will seatisfy their need.” Dengan kata lain perilaku konsumen menunjukan bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang dimilikinya (uang, waktu, dan usaha), pada hal-hal yang berkaitan dengan konsumen, termasuk didalamnya apa yang dibeli, mengapa mereka membeli, bagaimana mereka membelinya, kapan pembelian dilakukan, dan seberapa sering pembelian tersebut dilakukan. Berdasarkan pendapat diatas perilaku konsumen itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa yang dipergunakan oleh lingkungannya.

2.1.2 Model Perilaku Konsumen

Mempelajari perilaku konsumen bertujuan untuk menggunakan dan memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen, yang akan digunakan dalam menyusun strategi pemasaran yang berhasil. Gambar 1 memperlihatkan model perilaku konsumen.

Gambar 1. Model Perilaku Konsumen

Sumber: Philip Kotler & Gary Armstrong (2008:158)

 Model perilaku pembelian berupa rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan pada gambar 1. Gambar ini memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki “Kotak hitam” konsumen dan menghasilkan respons tertentu. Pemasar harus menemukan apa yang ada didalam kotak hitam pembeli. Rangsangan pemasaran terdiri dari Empat P, Produk (product), Harga(price), tempat (place), dan promosi (promotion). Rangsangan lain meliputi kekuatan dann faktor utama dalam lingkungan pembeli: ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam pembeli, dimana masukan ini diubah menjadi sekumpulan respons pembeli yang dapat diobservasi: pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pembelian. Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan itu diubah menjadi respons didalam kotak hitam konsumen, yang mempunyai dua bagian. Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana pembeli menerima dan bereaksi terhadap rangsangan itu.Kedua, proses keputusan pembeli itu sendiri mempengaruhi perilaku pembeli. Pertama kita melihat karakteristik pembeli ketika karakteristik itu mempengaruhi perilaku pembeli dan kemudian mendiskusikan proses keputusan pembeli.

2.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen

Respon Pembeli Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan Penyalur Waktu Pembelian Jumlah Pembelian

Pemasaran dan rangsangan lain Pemasaran Rangsangan lain Produk Ekonomi Harga Teknologi Tempat Politik Promosi Budaya

Kotak Hitam Pembeli Karakteristik pembeli Proses Keputusan pembeli Perilaku pembelian menurut Philip Kotler yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh, Ronny A.Rusli dan Benjamin Molan (2007:83) dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor tersebut terdiri dari unsur-unsur yang lebih kecil dan membentuk suatu kesatuan tentang bagaimana manusia berperilaku dalam kehidupan ekonomi.

Gambar 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Sumber : Philip Kotler & Gary Armstrong (2008:160)

Budaya Budaya Subbudaya Kelas Sosial

Sosial Kelompok referensi Keluarga Peran dan status

Pribadi Usia dan tahap Siklus hidup Pekerjaan Situasi ekonomi Gaya hidup Kepribadian dan konsep diri

Psikologi Motivasi Persepsi Pembelajaran Kepervayaan dan sikap

Pembeli

A. Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku konsumen.Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli.

a. Budaya

Budaya (culture) adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar.Perilaku manusia dipelajari secara luas.Tumbuh didalam suatu masyarakat, seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan institusi lainnya.

b. Sub-budaya

Masing-masing budaya mengandung subbudaya (subculture) yang lebih kecil, atau kelompok orang yang berbagai sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum.Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.Banyak subbudaya membentuk segmen pasar yang penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang dibuat untuk kebutuhan.

c. Kelas sosial

Hampir semua masyarakat mempunyai beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas sosial (social class) adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagai nilai, minat, dan perilaku yang sama.Kelas sosial tidak ditentukan hanya oleh satu faktor, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota kelas yang berbeda memegang peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka.

B. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor soisal, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.

a. Kelompok referensi

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok (group) kecil.Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan.Sebaliknya kelompok referensi bertindak sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung (berhadapan) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang.Orang sering kali dipengaruhi oleh kelompok referensi dimana mereka tidak menjadi anggotanya.Pemasar mencoba mengidentifikasikan kelompok referensi yang menjadi pasar sasaran mereka. Kelompok referensi memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi sikap dan konsep diri seseorang, dan menciptakan tekanan untuk menegaskan apa yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang. Arti penting kelompok mempengaruhi berbagai produk dan merek. Pengaruh ini berdampak paling kuat ketika produk itu dapat dilihatoleh orang lain yang dihormati pembeli. Produsen produk dan merek yang didominasi oleh pengrauh kelompok kuat harus menemukan cara mencapai pemimpin opini (opinion leaders), seseorang di dalam kelompok referensi, yang karena memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kepribadian, atau karakteristik lain, mempunyai pengaruh sosial terhadap anggota lainnya.

b. Keluarga

Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli.Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif.Pemasar tertarik pada peran dan pengaruh suami, istri, serta anak-anakdalam pembelian barang dan jasa yang berbeda. Keterlibatan suami-istri dalam kategori produk dan tahap proses pembelian sangat beragam. Peran pembelian berubah sesuai dengan gaya hidup konsumen yang berubah.

c. Peran dan Status

Seseorang menjadi anggota banyak kelompok-keluarga, klub dan organisasi.Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status.Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang di sekitarnya.Masing-masing peran membawa status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat.Orang biasanya memilih produk yang sesuai dengan peran dan status mereka.

C. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup mereka. Selera makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering berhubungan dengan usia. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga, tahap-tahap yang dilalui keluarga ketika mereka menjadi matang dengan berjalannya waktu. Pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran mereka dengan tahap siklus hidup dan mengembangkan produk dan rencana pemasaran yang sesuai untuk setiap tahap itu. Tahap siklus hidup keluarga tradisional meliputi bujangan muda dan pasangan menikah dengan anak-anak. Meskipun demikian, saat ini, pemasar juga semakin banyak menghantarkan produk untuk sejumlah tahap nontradisional alternatif lain yang semakin banyak, seperti pasangan yangb tidak menikah, bujangan yang akan menikah, pasangan tanpa anak, pasangan sesame jenis, orang tua tunggal, orang tua lanjut (orang tua yang memiliki anak dewasa yang kembali ke rumah), dan lain-lain.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.Pekerja kerah biru cenderung membeli pakaian kerja yang kuat, sementara eksekutif membeli pakaian bisnis. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata pada produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan mengkhususkan diri membuat produk yang diperlukan oleh sekelompok pekerjaan tertentu.

c. Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar barang-barang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan, dan suku bunga. Jika indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, mereposisi, dan menetapkan harga kembali untuk produk mereka secara seksama.Beberapa pasar menargetkan konsumen yang mempunyai banyak uang dan sumber daya, menetapkan harga yang sesuai.

d. Gaya Hidup

Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam keadaan psikografisnya. Gaya hidup melibatkan pengukuran dimensi AIO utama pelanggan. Activities/kegiatan (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, acara sosial), interest/minat (makanan, pakaian, keluarga, rekreasi), dan opinions/pendapat (tentang diri mereka, masalah sosial, bisnis, produk). Gaya hidup menangkap sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia. Jika digunakan secara cermat, konsep gaya hidup dapat membantu pemasar memahami nilai konsumen yang berubah dan bagaimana gaya hidup memengaruhi perilaku pembelian.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian setiap orang yang berbeda-beda mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian (personality) mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri. Kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi, dan sikap agresif. Kepribadian dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen untuk produk atau pilihan merek tertentu. Kepribadian merek (brand personality) adalah bauran khusus karakteristik perilaku manusia yang dikaitkan dengan merek tertentu.

D. Faktor Psikologis

Selanjutnya pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

a. Motivasi

Seseorang senantiasa memunyai banyak kebutuhan.Salah satunya adalah kebutuhan biologis, timbul dari dorongan tertentu seperti rasa laper, haus, dan ketidaknyamanan. Kebutuhan lainnya adalah kebutuhan psikologis, timbul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat. Motif (motive) atau dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan seseorang mencari kepuasan.

b. Persepsi

Orang yang termotivasi siap beraksi. Cara orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsi dirinya tentang sebuah situasi. Kita semua mempelajari aliran informasi melalui lima indera kita: penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan rasa. Meskipun demikian, masing-masing diri kita menerima, mengatur dan menginterpretasikan informasi sensorik dalam caranya sendiri. Persepsi (perception) adalah preoses dimana orang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti. Orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga proses perseptual (berhubungan dengan rangsangan sensorik): atensi selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif.

c. Pembelajaran

Ketika orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran (learning) menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul yang timbul dari pengalaman.Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa perilaku manusia yang paling utama adalah belajar. Pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan (drives), rangsangan, pertanda, respons, dan penguatan (reinforcement).Dorongan adalah rangsangan internal yang kuat dan memerlukan tindakan. Dorongan menjadi motif ketika dorongan itu diarahkan menuju objek rangsangan tertentu.Pertanda adalah rangsangan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana seseorang merespons. Arti penting teori pembelajaran yang praktis bagi pemasar adalah bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk sebuah produk melalui pengasosiasian dengan dorongan yang kuat, menggunakan pertanda motivasi, dan memberikan penguatan yang positif.

d. Keyakinan dan Sikap

Melalui pelaksanaan dan pembelajaran, seseorang mendapatkan keyakinan dan sikap.Pada akhirnya, keyakinan dan sikap ini mempengaruhi perilaku pembelian mereka.Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang dimilki seseorang tentang sesuatu. Keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat, atau iman dan bisa membawa muatan emosi maupun tidak.Pemasar tertarik pada keyakinan yang diformulasikan seseorang tentang produk dan jasa tertentu, karena keyakinan ini membentuk citra produk dan merek yang mempengaruhi perilaku pembelian. Jika ada keyakinan yang tidak sesuai dan mencegah pembelian, pemasar akan meluncurkan kampanye untuk memperbaikinya. Orang mempunyai sikap menyangkut agama, politik, pakaian, music, makanan, dan hampir semua hal lainnya.Sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.

2.2 Teori Penjualan

Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan. Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan itu sendiri adalah sebagai berikut :

 Menurut Simamora (2000;24) dalam buku “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa: “Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa”. Pengertian penjualan menurut Marom (2002;28) dalam buku “Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang” menyatakan bahwa : “Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dengan penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

2.2.1 Klasifikasi Transaksi Penjualan

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan (2001;170) dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi 1” dapat diklasifikasikan sebagai berikut: “1. Penjualan Tunai 2. Penjualan Kredit 3. Penjualan Tender 4. Penjualan Ekspor 5. Penjualan Konsinyasi 6. Penjualan Grosir” Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Penjualan Tunai

Adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan. b. Penjualan Kredit Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan. c. Penjualan Tender Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur. d. Penjualan Ekspor

Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.

e. Penjualan Konsinyasi Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual. f. Penjualan Grosir Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran. Dari uraian diatas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang terdiri dari: penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan konsinyasi, penjualan ekspor, serta penjualan grosir.

2.2.2 Dokumen-Dokumen Penjualan

Dokumen-dokumen penjualan menurut La Midjan (2001;183) dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi 1” antara lain sebagai berikut: “1. Order Penjualan Barang (Sales Order) 2. Nota Penjualan Barang 3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order) 4. Faktur Penjualan (Invoice) 5. Surat pengiriman Barang (Shipping Slip) 6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)”. Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Order Penjualan Barang (Sales Order)

Merupakan penghubung antara beragam fungsi yang diperlukan untuk memproses langganan dengan menyiapkan peranan penjualan.

2. Nota Penjualan Barang

Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan.

3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)

Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap slip.

4. Faktur Penjualan (Invoice)

Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih kepada pelanggan yang menunjukan informasi kuantitas, harga dan jumlah tagihannya.

5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip) 6. Jurnal Penjualan (Sales Journal) Dapat disimpulkan bahwa dokumen-dokumen penjualan terdiri dari: Order Penjualan Barang, Nota Penjualan Barang, Perintah Penyerahan Barang, Faktur Penjualan, Surat Pengiriman Barang dan Jurnal Penjualan.

 2.2.3 Bagian-Bagian Penjualan

Menurut Krismiaji (2002;275) dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi” menyatakan bahwa bagian-bagian penjualan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: “1. Bagian Penjualan 2. Bagian Kredit 3. Bagian Gudang 4. Bagian Pengiriman 5. Bagian Penagihan”

Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagian Penjualan

Adalah bagian penjualan menerima surat pesanan dari pihak pembeli dan membuat surat order penjualan atas dasar surat pesanan tersebut.

2. Bagian Kredit

Adalah atas dasar surat pesanan dari pembeli yang diterima dibagian penjualan, bagian ini memeriksa data kredit pelanggan yang selanjutnya memberikan persetujuan terhadap surat pesanan tersebut dan memeriksannya ke bagian gudang.

3. Bagian Gudang

Adalah bagian gudang yang bertugas untuk menyimpan persediaan baran dagangan serta mempersiapkan barang dagangan yang akan dikirim kepada pembeli.

4. Bagian Pengiriman

Adalah bagian ini mengeluarkan surat order penjualan dan kemudian membuat nota pengiriman atas barang yang dipesan.

5. Bagian Penagihan

Adalah bagian ini bertugas untuk membuat faktur penjualan dan kemudian didistribusikan kepada:

a. Rangkap pertama (asli) diberikan kepada pelanggan

b. Rangkap kedua diberikan kepada bagian piutang

c. Rangkap ketiga diarsipkan brdasarkan nomor urut bersamaam dengan surat order penjualan

Dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian penjualan terdiri dari: Bagian Penjualan, Bagian Kredit, Bagian Gudang, Bagian Pengiriman, dan Bagian Penagihan.

2.2.4 Tujuan Penjualan Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Swastha (2005;404dalam bukunya “Manajemen Penjualan”, yaitu: 1. Mencapai volume penjualan tertentu. 1. Mendapat laba tertentu dan 2. Menunjang pertumbuhan perusahaan”.

) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang pertumbuhan suatu perusahaan.

 2.2.5 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Penjualan

Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Swastha (2005;406) dalam buku “Manajemen Penjualan” antara lain sebagai berikut: “1. Kondisi dan Kemampuan Penjual 2. Kondisi Pasar:

1. Modal; 2. Kondisi Organisasi Perusahaan; dan 3. Faktor-Faktor Lain”.

Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:

a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan

b. Harga produk atau jasa

c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman

2. Kondisi Pasar Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. 3. Modal Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya. 4. Kondisi Organisasi Perusahaan Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan. 5. Faktor-faktor lain Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan, yaitu: kondisi dan kemampuan penjualan, kondisi pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lain.

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang peneliti kemukakan sebagai landasan pengujian untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ho: Tidak terdapat perbedaan penjualan secara signifikan di saat bulan musim hujan pada tahun 2014.

2. Ha: Terdapat perbedaan penjualan secara signifikan di saat bulan musim hujan pada tahun 2014

2.3 Rerangka Pikir

Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen à Perilaku Konsumen +

Faktor-faktor yang memengaruhi penjualan à Penjualan

Tujuan Penjualan à Volume Penjualan

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara memeroleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing). Pengujian hipotesis menurut Sekaran (2003) adalah sebagai berikut. “Studies that engage in hypothesis testing usually explain the nature of certain relationship or establish the differences among groups or the independence of two or more factors in a situation”. Pengujian hipotesis bertujuan untuk memberikan pemahaman hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa dengan lebih baik.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.. Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh penjualan Asaco Sari Kelapa dari bulan November sampai dengan Desember 2014. Dari populasi dapat diambil sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metoda purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah penjualan Asaco Sari Kelapa selama 10 hari sebelum dan sesudah musim hujan.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data primer. Data primer atau data pokok ini merupakan data yang diperoleh penulis dengan terjun langsung ke objek penelitian dalam hal ini melakukan wawancara dan juga pengambilan data-data yang berhubungan dengan penulisan penelitian. Berikut adalah data 10 hari sebelum dan sesudah musim hujan.

Tabel 1 Data Penjualan Asaco Sari Kelapa

TanggalPenjualan SebelumTanggalPenjualan Sesudah
21/11/201465001/12/2014400
22/11/201462902/12/2014450
23/11/201468903/12/2014445
24/11/201460104/12/2014465
25/11/201460505/12/2014505
26/11/201468806/12/2014400
27/11/201464707/12/2014543
28/11/201470208/12/2014459
29/11/201460909/12/2014501
30/11/201464310/12/2014478

Sumber : data diolah, 2014

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis mempergunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut

a. Wawancara atau Interview

Wawancara atau interview ini adalah suatu kegiatan untuk mencari kegiatan untuk mencari data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan berbagai pihak yang dianggap dapat memberikan data atau keterangan terpercaya. Wawancara yang dilakukan secara mendalam akan memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara dan pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo, 2006). Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Adapun pihak-pihak yang dimaksudkan, misalnya Dinas Pendapatan Daerah Kota X dan juga pihak yang mampu memberikan data yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Observasi
Observasi atau pengantar ini adalah kegiatan untuk mencari data dengan jalan mengamati secara langsung beberapa aktifitas dan juga kondisi yang terjadi pada obyek yang diteliti. Teknik observasi (Creswell, 1998), merupakan proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan pengumpulan data dengan menyaksikan secara langsung realitas sosial, fakta sosial, atau peristiwa sosial yang menjadi obyek penelitian. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang, pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian, dan waktu. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut (Patton dalam Poerwandari, 1998). Sehingga observasi ini dilakukan sebagai pendukung dari kegiatan interview yang telah dilaksanakan.

 3.4 Definisi Operasional Variabel

 Sugiyono (2009) menyatakan bahwa variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut.

a) Perubahan Musim Hujan

Musim hujan adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya terjadi di wilayah dengan iklim tropis.

b) Tanggal dimulai stabilnya musim hujan

Merupakan tanggal yang menunjukkan dimulai stabilnya musim hujan. Tanggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 Desember 2014.

c) Penjualan

Penjualan adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan sebagai sumber pendapatan. Di sini peneliti menggunakan jumlah unit terjual dan data penjualan menggunakan hari sebelum dan sesudah musim hujan terjadi yakni (h-10) dan(h+10). Dalam penelitian ini digunakan dalam satuan unit terjual

3.5 Model Penelitian

 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan : Angka negatif : Penjualan sebelum musim hujan Angka positif : Penjualan sesudah musim hujan

3.6 Tahap-Tahap Penelitian

 Untuk mengolah dan menganalisis data, penulis menggunakan data model interaktif sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang meliputi empat komponen, diantaranya:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan Data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan berbagai macam cara, seperti: observasi, wawancara, dokumentasi dan sebagainya.

b. Reduksi Data

Reduksi Data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan dan membuat abstraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan dari penelitian kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap ini merupakan tahap analisis data yang mempertajam atau memusatkan, membuat dan sekaligus dapat dibuktikan.

c. Penyajian Data

Penyajian Data yaitu sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan. Pengambilan data ini membantu penulis memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

d. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan Kesimpulan adalah merupakan langkah terakhir meliputi makna yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodelogis, konfigurasi yang memungkinkan diprediksikan hubungan sebab akibat melalui hukum-hukum empiris.

3.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Untuk menguji apakah data penjualan sebelum dan sesudah tersebut terdistribusi normal maka digunakan alat uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, bila tidak terdistribusi normal maka akan dilakukan bootstrap untuk menjadikan data tersebut normal. Dari hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test jika Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai > 0.05 maka data terdistribusi normal.

b) Untuk menguji apakah data penjualan sebelum dan sesudah memiliki perbedaan yang signifkan maka dilakukan uji One Sample T-Test, dimana hipotesis statistik untuk pengujian ini adalah sebagai berikut :

Ho: Tidak terdapat perbedaan rata-rata penjualan secara signifikan di saat bulan musim hujan pada tahun 2014. Ha: Terdapat perbedaan rata-rata penjualan secara signifikan di saat bulan musim hujan pada tahun 2014 Dari hasil One-Sample T-Test jika Sig. (2-tailed) bernilai < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis

Tabel 2 One Sample Kolmogorov Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Penjualan SebelumPenjualan Sesudah
N1010
Normal Parameters a,bMean646.3000464.6000
Std. Deviation36.7243545.04122
Most Extreme DifferencesAbsolute.172.132
Positive.160.124
Negative-.172-.132
Kolmogorov-Smirnov Z.544.417
Asymp. Sig. (2-tailed).929.995
a. Test distribution is Normal. 
b. Calculated from data. 
Tabel 3 One Sample T Test One-Sample Statistics 
NMeanStd. DeviationStd. Error Mean 
Penjualan Sebelum10646.300036.7243511.61326 
Penjualan Sesudah10464.600045.0412214.24328 
One-Sample Test 
Test Value = 555.45 
tdfSig. (2-tailed)Mean Difference95% Confidence Interval of the Difference 
Lower 
Penjualan Sebelum7.8239.00090.8500064.5790 
Penjualan Sesudah-6.3789.000-90.85000-123.0705 
One-Sample Test 
Test Value = 555.45 
95% Confidence Interval of the Difference 
Upper 
Penjualan Sebelum117.1210 
Penjualan Sesudah-58.6295 

Sumber: data diolah, 2014

4.2 Pembahasan

Dari tabel One Sample Test , rata-rata penjualan sebelum musim hujan adalah sebesar 646,3 unit terjual sedangkan rata-rata penjualan sesudah musim hujan adalah sebesar 464,6 unit terjual. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh musim hujan menyebabkan penurunan penjualan Asaco Sari Kelapa. Dari hasil uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test, nilai Asymp. Sig (2-tailed) pada penjualan sebelum adalah 0,0929 sedangkan pada penjualan sesudah adalah sebesar 0,0995. Hal ini membuktikan bahwa data terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05

Pada tabel One Sample Test dapat dilihat nilai Sig (2-tailed) yang didapat penjualan sesudah maupun sebelum hujan adalah 0,00. Karena nilai Sig (2-tailed) < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya rata-rata penjualan sebelum dan sesudah musim hujan memiliki perbedaan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa musim hujan mempengaruhi secara signifikan penjualan minuman dingin bermerk Asaco Sari Kelapa

4.3 Implikasi hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang terjadi, maka pengaruh musim berpengaruh terhadap penjualan minuman dingin, hal ini tidak terlepas dari perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yakni faktor musim. Dapat disimpulkan bahwa perubahan musim yang terjadi mempengaruhi perilaku konsumen untuk mengurangi konsumsi minuman dingin pada saat musim hujan, akibatnya penjualan pada musim hujan tiba mengalami perbedaan yang signifikan berupa penurunan unit yang terjual, hal tersebut dari rata-rata penjualan yang ada pada hari setelah hujan yakni mengalami penurunan.

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan penelitian yang dilakukan maka musim hujan berpengaruh terhadap penjualan minuman dingin merk Asaco Sari Kelapa. Bila dilihat dari rata-rata penjualan pada hari sebelum dan hari sesudah maka dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan minuman sesudah musim hujan mengalami penurunan. Selain itu, hal ini tidak terlepas dari perilaku konsumen yang mengurangi konsumsi minuman dingin di musim hujan.

 5.2 Saran dan Keterbatasan

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah:

a) Memperbanyak perioda waktu penelitian, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih akurat.

b) Memperbanyak sampel agar hasil penelitian yang diperoleh lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen diakses 19 Desember 2014

http://www.scribd.com/doc/82927640/Teori-Pnjualan#scribd diakses 19 Desember 2014

ANALISIS PERBEDAAN RETURN ON EQUITY (ROE)  PADA 15 SAHAM PALING LIKUID DARI 45 SAHAM PADA LQ-45 PADA PERIODE 2012 & 2013

SERENICA CLOTILDA & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusan untuk berinvestasi dalam sebuah perusahaan merupakan keputusan yang tidak mudah, banyak keputusan yang harus dipertimbangkan karena banyak risiko yang akan ditanggung oleh para investor atas keputusan yang telah diambil. Para investor mengingingkan tercapainya laba setinggi mungkin atas investasi yang diberikan. Oleh sebab itu calon investor akan benar-benar memperhatikan nilai perusahaan yang akan dijadikan tempat berinvestasi.

Sebagai seorang pebisnis seorang investor menginginkan return yang tinggi. Tinggi rendahnya return disebabkan oleh banyak faktor, baik itu faktor dari kinerja perusahaan atau faktor-faktor lainnya seperti tingkat bunga, nilai tukar, inflasi dan faktor-faktor lainnya baik itu faktor non ekonomi seperti politik, keamanan dan kondisi sosial. Oleh sebab itu dibutuhkan penilaian kerja serta analisis yang tinggi oleh calon-calon investor, untuk meminilisir risiko yang mungkin akan terjadi dan estimasi atas keuntungan yang maksimal yang akan didapatkan atas investasi yang ditanamkan. Penilaian kerja merupakan suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan memengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran.

Salah satu cara investor menilai baik buruknya perusahaan atau melakukan penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan melihat kinerja keuangan yang tercermin dari beberapa rasio, salah satunya rasio profitabilitas perusahaan. Profitabilitas atau kemampulabaan merupakan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba. Profitabilitas mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan. Myers dan Majluf (1984) berpendapat bahwa manajer keuangan yang menggunakan packing order theory dengan laba ditahan sebagai pilihan pertama dalam pemenuhan kebutuhan dana dan hutang sebagai pilihan kedua serta penerbitan saham sebagai pilihan ketiga, akan selalu memperbesar profitabilitas untuk meningkatkan laba. Profitability ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Agus Sartono, 2008). Rasio ini sangat diperhatikan oleh calon investor maupun pemegang saham karena berkaitan dengan harga saham serta dividen yang akan diterima.

Profitabilitas sebagai tolak ukur dalam menentukan alternative pembiayaan, namun cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan sangat tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan dibandingkan dari laba yang berasal dari opersai perusahaan atau laba netto sesudah pajak dengan modal sendiri. Banyak cara untuk mengukur perofitabilitas perusahaan dimana profitabilitas mana yang akan digunakan, tujuannya adalah semata-mata sebagai alat mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam perusahaan yang bersangkutan. Rasio profitabilitas dapat diukur dari dua pendekatan yakni pendekatan penjualan dan pendekatan investasi. Salah satu ukuran rasio profitabilitas yang sering digunakan adalah return on equity (ROE) yang merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan total modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi investasi yang nampak pada efektivitas pengelolaan modal sendiri, dengan mengukur laba yang diperoleh terhadapa nilai bukunya, dimana ROE dijadikan salah satu indikator penting untuk menilai profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi. Besar ROE merupakan salah satu taya darik bisnis, dan ketertarikan investor pada perusahaan. Oleh sebab itu para investor gencar dalam mencari perusahaan yang memiliki return yang baik. Namun sangat disayangkan banyak perusahaan yang memiliki profil perusahaan yang baik dimana perusahaan tersebut akan memberikan return yang baik pula bagi para investor.

Dalam mencari perusahaan yang memiliki return yang baik sebagai objek investasi, para investor tertarik dengan perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi, sehingga para investor cenderung tertarik dengan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45. Alasan para investor memilih untuk lebih memperhatikan perusahaan-perusahaan yang masuk pada kelompok LQ-45 adalah perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat likuid yang tinggi.

Berdasarkan ketertarikan investor atas perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi, Peneliti tertarik untuk mengetahui besar ROE pada perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 dalam dua periode terakhir yaitu periode 2012 dan 2013, sebagai salah satu faktor untuk menilai tingkat nilai perusahaan. Sehingga informasi atas ROE perusahaan ini dapat menjadi tolak ukur dan informasi bagi calon investor atau pengguna lainnya. Oleh sebab itu Peneliti mengambil judul makalah “Perbedaan ROE pada 15 Saham Paling Likuid dari 45 Saham pada LQ-45 pada Periode 2012 & 2013

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan besar ROE 15 perusahaan paling liquid dari 45 perusahaan yang tergolong LQ-45 pada tahun 2012 & 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menguji apakah terdapat perbedaan besar ROE 15 perusahaan paling liquid dari 45 perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 pada tahun 2012 dan tahun 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Dengan melihat hasil penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengambil keputusan dalam manajemen perusahaan dalam meningkatkan ROE perusahaan apabila terjadi perbedaan yang signifikan dari tahun 2012 & 2013.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukan bagi para calon investor sebelum melakukan investasi

3. Bagi Peneliti lain

Sebagai suatu sarana untuk menerapkan ilmu yang dipelajari secara teoritis pada saat perkuliahan dan dapat menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut. 6

2.  LANDASAN TEORI

Dalam penelitian dibutuhkan beberapa teori-teori. Hal ini digunakan sebagai bahan pendukung penelitian yang digunakan sebagai paduan umum oleh peneliti yang dapat di rancang untuk menganalisis data yang ada. Oleh karena itu, penulis menggunakan beberapa teori dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori kinerja keuangan perusahaan & teori

2.1 Teori Kinerja Keuangan

2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing measurement“, yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi,2003: 69).

Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

2.1.2 Tujuan Kinerja Keuangan

Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah:

a. Mengetahui tingkat likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

b. Mengetahui tingkat solvabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabia perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangna jangja pendek maupun jangka panjang.

c. Mengetahui tingkat rentabilitas

Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

d. Mengetahui tingkat stabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen dan manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat.

2.2 Teori Analisis Rasio Keuangan

2.2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.

2.2.2 Kegunaan Rasio Keuangan

Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama pemakai laporan keuangan menurut Brigham dan Houston (2006:119) adalah sebagai berikut:

A. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meingkatkan operasi perusahaan.

B. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya

C. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, resiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan

Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis, yaitu :

– Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan

– Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

– Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain

– Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score)

– Rasio menstandarisasi size perusahaan

– Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series

Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan :

– Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha

– Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

– Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi

Ada beberapa jenis rasio keuangan, salah satunya adalah Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas menurut Horne dan Wachowicz (2005 : 222) adalah “rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Rasio ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional. Ada beberapa macam rasio profabilitas, antara lain : gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on assets, return on equity, dan basic earning power.

Salah satu rasio profitabilitas yang akan dibahas adalah ROE. ROE (return on equity) merupakan rasio yang membandingkan laba bersih dengan total ekuitas. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang dapat diperoleh oleh pemegang saham. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham. 𝑅𝑂𝐸=𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠𝐸��𝑢𝑖𝑡𝑦

Rumus 1. Rumus ROE:

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban itu baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian harus mempunyai hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat menemukan hipotesis. Hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Hipotesis yang diuraikan di atas adalah hipotesis penelitian. Disamping itu ada yang dinamakan hipotesis statistik. Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dalam proses penelitiannya bekerja dengan sampel.

2.4 Rerangka Pikir

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.”

Berdasarkan pernyataan diatas, berikut ini merupakan reranka piker penelitian

Kinerja Keuangan Investor Analisis Rasio ROE

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengamati dan mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi dalam fenomena natural ataupun social, yang terjadi dalam tingkatan waktu tertentu dan tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti.

Obyek yang diteliti adalah 15 perusahaan dari 45 perusahaan pada LQ-45 dan merupakan perusahaan-perusahaan non-bank. Pemilihan populasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ-45 adalah perusahaan-perusahaan yang tergolong paling liquid yang menjadi sorotan dan sasaran para investor. Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan non-bank yang terdaftar di LQ-45 selama tahun 2012 dan 2013.

Pada penelitian ini penentuan sampel didasarkan pada purposive sampling. Purposive sampling digunakan untuk mendapatkan sampel bersyarat yang ditentukan dengan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel yaitu :

1. Perusahaan yang terdaftar di indeks LQ-45 dan mengeluarkan laporan keuangan tahunan secara lengkap per 31 Desember dari tahun 2012 dan 2013.

2. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di LQ-45 yang konstan selama 3 periode berturut-turut.

3. Perusahaan-perusahaan non-bank yang terdaftar di LQ-45.

Dari kriteria-kriteria di atas maka perusahaan-perusahaan yang memenuhi syarat sebagai sampel dalam penelitian ini adalah :

NoNama Perusahaan
1PT Astra Agro Lestari Tbk
2PT Adaro Energy Tbk
3PT Aneka Tambang Tbk
4PT Astra International Tbk
5PT Alam Sutera Realty Tbk
6PT Gudang Garam Tbk
7PT Harum Energy
8PT Indofood Suskes Makmur Tbk
9PT Indocement Tunggal Prakarsa
10PT Indo Tambangraya Megah Tbk
11PT Jasa Marga (Persero) Tbk
12PT Kalbe Farma Tbk
13PT Lippo Karawaci Tbk
14PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk
15PT Perusahaan Gas Negara ( persero) Tbk

3.3 Data

3.3.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari BEI. Data ini merupakan data sekunder karena data tersebut diperoleh berdasarkan informasi dari laporan keuangan perusahaan bukan berasal dari penelitian secara langsung.

3.3.2 Teknik pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Dalam teknik dokumentasi data diperoleh dari perusahaan LQ-45. Data laporan keungan harga saham diunduh dari http://www.idx.co.id. Daftar perusahaan yang diambil adalah daftar perusahaan yang terdafatar pada index LQ-45 selama kurun waktu 3 tahun berturut-turut.

3.4 Definisi operasional Variabel

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penjualan sebelum dan sesudah adanya pelatihan kinerja karyawan. Penjualan yang digunakan dalam penelitian ini dalam berbentuk unit.

Nilai ROE diperoleh dari perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas perusahaan dalam jangka waktu dua periode berturut-turut. Berikut ini adalah rumus perbandingan laba bersih dan ekuitas perusahaaan: 𝑅𝑂𝐸=𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦.

3.5 Model Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai ROE pada perusahaan yang memiliki saham paling likuid di LQ-45 pada tahun 2012 dan 2013. Data variabel ROE yang diambil pada tahun 2012 dan 2013 sebanyak sampel yang digunakan, selanjutnya dilakukan pembandingan. Perlakuan / KejadianROE tahun 2012ROE tahun 2013

3.6 Alat Analisis

Analisis data yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini adalah berupa uji perbedaan khususnya pada uji t berpasangan (paired t test). Analisis data akan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20 yang akan memudahkan peneliti dalam memperoleh hasil yang akurat.

3.7 Asumsi

Asumsi yang melandasi pengujian uji perbedaan adalah uji asumsi normalitas data. Jika data berdistribusi normal maka pengujian analisis data menggunakan uji t berpasangan. Apabila data tidak berdistribusi normal maka pengujian perbedaan menggunakan uji statistik non parametric khususnya uji Wilcoxson.

3.8 Hipotesis Statistik ( Ho dan Ha)

Ho: tidak terdapat perbedaan nilai ROE tahun 2012 dan 2013 pada perusahaan yagn memiliki saham paling di BEI

Ha: terdapat perbedaan harga pembukaan dan penutupan saham perusahaan sektor industri dasar dan kimia di BEI

Pengujian dilakukan pada taraf nyata (tingkat kesalahan) sebesar 5% (0,05). 19

4.  PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis

1. Statistik Deskriptif

Berikut ini disajikan deskriptif statistik variabel penelitian yaitu variabel ROE saham paling likuid di BEI pada tahun 2012 dan 2013.

Tabel 1. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian

NMinimumMaximumMeanStd. Deviation
ROE 201215,01,43,2180,11807
ROE 201315,03,33,1603,07660

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel ROE pada tahun 2012 memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dengan nilai maksimum sebesar 0,43. Variabel ROE pada tahun 2013 memiliki nilai minimum sebesar 0,03 dengan nilai maksimum sebesar 0,33. Rata-rata nilai ROE pada tahun 2012 sebesar 0,2180 dengan standart deviasi sebesar 0,11807. Sedangkan rata-rata nilai ROE pada tahun 2013 sebesar 0,1603 dengan standart deviasi sebesar 0,7660.

2. Analisis Data

Sebelum melakukan uji t berpasangan (paired t test), perlu dilakukan terlebih dahulu uji asumsi yang mendasari analisis tersebut yaitu uji kenormalan data. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian asumsi kenormalan data.

Uji asumsi kenormalan data

Hipotesis:

H0 : Data yang diambil berdistribusi normal

H1 : Data yang diambil tidak berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas (sig.2-tailed))

 Jika probabilitas (sig.2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima

 Jika probabilitas (sig.2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil analisis dengan bantuan SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil uji kenormalan data Nilai Kolmogorov-Smirnov

 Sig.Keterangan
ROE 20120,5130,955Berdistribusi Normal
ROE 20130,5480,925Berdistribusi Normal

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa nilai sig.2-tailed > α (0,05) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa data nilai ROE tahun 2012 dan 2013 menyebar normal atau dengan kata lain asumsi normalitas data telah terpenuhi.

Setelah asumsi yang mendasari pengujian terpenuhi, maka selanjutnya akan dilakukan uji t berpasangan (paired t test) dengan menggunakan bantuan program SPSS 20. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil uji t berpasangan (paired t test) Mean

 t hitungdft tabelSignifikansiKeterangan
ROE 20120,21802,816142,1450,014Berbeda Signifikan
ROE 20130,1603

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel ROE pada tahun 2012 memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dengan nilai maksimum sebesar 0,43. Variabel ROE pada tahun 2013 memiliki nilai minimum sebesar 0,03 dengan nilai maksimum sebesar 0,33. Rata-rata nilai ROE pada tahun 2012 sebesar 0,2180 dengan standart deviasi sebesar 0,11807. Sedangkan rata-rata nilai ROE pada tahun 2013 sebesar 0,1603 dengan standart deviasi sebesar 0,7660.

2. Analisis Data

Sebelum melakukan uji t berpasangan (paired t test), perlu dilakukan terlebih dahulu uji asumsi yang mendasari analisis tersebut yaitu uji kenormalan data. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian asumsi kenormalan data.

Uji asumsi kenormalan data

Hipotesis:

H0 : Data yang diambil berdistribusi normal

H1 : Data yang diambil tidak berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas (sig.2-tailed))

 Jika probabilitas (sig.2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima

 Jika probabilitas (sig.2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil analisis dengan bantuan SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil uji kenormalan data Nilai Kolmogorov-Smirnov

 Sig.Keterangan
ROE 20120,5130,955Berdistribusi Normal
ROE 20130,5480,925Berdistribusi Normal

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa nilai sig.2-tailed > α (0,05) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa data nilai ROE tahun 2012 dan 2013 menyebar normal atau dengan kata lain asumsi normalitas data telah terpenuhi.

Setelah asumsi yang mendasari pengujian terpenuhi, maka selanjutnya akan dilakukan uji t berpasangan (paired t test) dengan menggunakan bantuan program SPSS 20. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3, Hasil uji t berpasangan (paired t test) Mean

 t hitungdft tabelSignifikansiKeterangan
ROE 20120,21802,816142,1450,014Berbeda Signifikan
ROE 20130,1603

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2,816 < 2,145) atau nilai signifikansinya lebih kecil dari taraf nyata α = 0,05 (0,014 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan tolak Ho yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ROE tahun 2012 dengan ROE tahun 2013 pada perusahaan yang memiliki saham paling likuid di BEI, dengan rata-rata nilai ROE tahun 2013 saham lebih rendah dari pada nilai ROE tahun 2012 (0,1603 < 0,2180).

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai ROE tahun 2012 berbeda signifikan dengan nilai ROE tahun 2013. Hal ini mungkin dikarenakan adanya fluktuasi harga saham dipasar nasional maupun internasional.

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang Peneliti ambil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara besar ROE pada tahun 2012 dan tahun 2013. Pada tahun 2013 besar ROE lebih rendah dan terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya fluktuasi harga saham di pasar nasional dan pasar internasional,

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan.

1. Saran Bagi Peneliti Berikutnya

– Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diganti dengan variabel lain.

– Penambahan jangka waktu perioda obyek penelitian agar hasil yang didapat lebih akurat.

– Menggunakan perusahaan dalam bidang lain sebagai sampel.

2. Saran Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga besar ROE perusahaan kembali meningkat.

3. Saran Bagi Investor dan Calon Investor

Bagi para investor dan calon investor dapat melakukan analisis mengenai bagaimana keadaan perusahaan, dengan melakukan analisis calon investor bisa memiliki pertimbangan sebelum berinvestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Sambas Ali Muhidin. 2011. Panduan Praktis Memahami Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Furchon, A. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Arikunto Suharsimi, Prof. Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, 2010

Sugiyono Prof. Dr., metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R & D, Bandung : Cv. Alfa Beta, 2010

ANALISIS UJI BEDA NILAIUJIAN AKHIR SEMESTER STATISTIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2013/2014

REGINA DIAJENG CHRISTANTI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

MAKALAH MATA KULIAH EKONOMETRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti.

Jaman sekarang ini jika kita masuk dunia perkuliahan, maka kita akan mengikuti pelajaran Statistik seperti halnya di Universitas Ma Chung. Sebelum kita menempuh pelajaran Statistik, kita akan terlebih dahulu mengikuti pelajaran matematika ekonomi sebagai pelajaran yang berkesinambungan. Statistik juga biasanya di bagi dua, yaitu pelajaran Statistik dan Praktikum Statistik. Praktikum Statistik biasanya di bantu dengan program yang bernama SPSS.

Menurut Riduwan dan Sunarto (2007), Statistik adalah pengetahuan yang berhunbungan dengan cara-cara pengumpulan fakta, pengolahan serta penganalisaanya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta danpenganalisaan yang dilakukan. Sedangkan SPSS sendiri merupakan program yang aplikasi yang memiliki kemampuan analisis Statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya.

Dengan pengertian di atas maka Penulis menggunakan pelajaran Statistik sebagai tolak ukur kemampuan pemahaman mahasiswa. Tolak ukur ini dilihat dari nilai mereka pada saat mereka Ujian Akhir Semester (UAS). Penulis juga membandingkan antara Program Studi Akuntansi dan juga Program Studi Manajemen, karena keduanya sama-sama menempuh pelajaran Statistik.

Penulis juga ingin melihat apakah ada perbedaan antara Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen dalam hal pelajaran Statistik ini. Bagi mahasiswa pelajaran Statistik merupakan pelajaran yang sulit dan susah dimengerti, oleh karena itu Penulis menyusun laporan yang berjudul “Uji Beda Nilai Ujian Akhir Semester Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen Semester 2 tahun ajaran 2013/2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan antara nilai ujian akhir semester Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen semester 2 tahun ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana pembahasan dari hasil uji beda nilai ujian akhir semester Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen semester 2 tahun ajaran 2013/2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Untuk membuktikan perbedaan antara nilai ujian akhir semester Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen semester 2 tahun ajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui pembahasan mengenai hasil uji beda nilai ujian akhir semester Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen semester 2 tahun ajaran 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan Penelitian yang berjudul “Uji Beda Nilai Ujian Akhir Semester Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen Semester 2 tahun ajaran 2013/2014”. Penulis berharap dapat memberikan informasi yang tepat mengenai perbedaan nilai antara Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen.

1. Bagi Dosen Pengampu

Penulis berharap makalah ini dapat disajikan bahan ajar untuk mata kuliah Ekonometrik.

2. Bagi Penulis

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan menganalisis dan berfikir terutama di bidang pembuatan makalah dan mata kuliah Ekonometrik dan Penulis juga berharap dapat mengetahui perbedaan nilai statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen.

3. Bagi Pembaca

Penulis berharap dapat menjadikan sumber informasi dan dapat menambah pengetahuan mengenai anlisis perbedaan antara nilai Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen.

4. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pustaka dan dapat dijadikan bahan referensi bagi universitas.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Tindakan Kelas

2.1.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Jaedun (2008), penelitian tindakan kelas PTK adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya (metode, pendekatan, penggunaan media, teknik evaluasi dan sebagainya). Makalah disampaikan pada pelatih penelitian dan penulisan karya ilmiah bagi guru akuntansi.

Dari pengertian penelitian tindakan kelas tersebut diatas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa penelitan tindakan kelas merupakan penelitian yang berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada didalam kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi guna meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.

2.2 Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan didalam kelas. Penelitian tindakan kelas dapat dijadikansarana bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif. Penelitian tindakan kelas juga merupakan kebutuhan bagi guru dalam meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru:

1. Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya. Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang guru dan siswa lakukan.

2. Peneltian tindakan kelas meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan tanpa adanya upaya perbaikan dan inovasi namun dia biasa menempatkan dirinya sebagai peneliti dibidangnya.

3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu pengkajian yang terdalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.

4. Penelitian tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena tidak perlu meninggalkan kelasnya.

Mengingat pentingnya penelitian tindakan kelas tersebut diatas,guru hendaknya mulai melakukan dan meningkatkan penelitiannya baik secara kuantitas maupun kualitas.

2.3 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas secara umum dilaksanakan untuk memecahkan pemasalahan – permasalahan yang terjadi didalam kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Disamping itu penelitian tindakan kelas dapat menumbuhkan sikap mandiri dan kritis guru terhadap situasi dan keadan didalam kelas yang diajarnya. Adapun tujuan lain dari penelitian tindakan kelas adalah:

1. Memperbaiki mutu dan praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

3. Mengidentifikasi, menemukan solusi dan mengatasi masalah pembelajaran dikelas agar pembelajaran bermutu.

4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

5. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.

6. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum dan asumsi.

2.4 Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas berdampak pada tumbuhnya budaya meneliti pada guru sehingga wawasan dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman dalam penelitiannya semakin meningkat.Bahkan pengalaman yang diperoleh guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas memungkinkan guru untuk menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan. Manfaat lain dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas yang dapat dijadikan panduan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil penelitian tindakan kelas yan dilaporkan dapat menjadi artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentinngan antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat dijurnal ilmiah.

2. Menumbuh kembangkan kebiasaan, budaya dan tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah dikalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru.

3. Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks local, sekolah dan kelas.

5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswapun dapat ditingkatkan.

6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik dan Makalah disampaikan pada pelatihan penelitian dan penulisan karya ilmiah bagi guru akuntansi atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

2.5 Penilaian Hasil Pembelajaran

Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor).

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

2. Pemahaman (comprehension)

3. Penerapan (application)

4. Analisis (analysis)

5. Sintesis (syntesis)

6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.

Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

1. Receiving adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

2. Responding adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara.

3. Valuing adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.

4. Organization adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain.

5. Characterization by evalue or calue complex adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya.

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Hasi belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif dengan materi kedisiplinan, maka wujud nyata dari hasil psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif afektif.

2.6 Hipoptesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang dilakukan dan kebenarannya harus diuji kembali secara seksama. Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan antara nilai UAS Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen Semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Hipotesis alternatifnya adalah ada perbedaan antara nilai UAS Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen Semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Penilaian Hasil Pembelajaran Kognitif Afektif Psikomotor Penilaian Tindakan Kelas

2.7 Rerangka Berpikir

3,  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen (1992) penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.

Menurut Bogdan dan Biklen (1992) bahwa ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu:

 Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung, dan peneliti sebagai instrumen kunci.

 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka

 Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau hubungan antar bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.

 Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.

 Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku yang tampak.

3.2 Populasi dan Sampel

Penelitian ini memiliki 2 populasi. Populasi yang pertama, mahasiswa kelas Akuntansi 2 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Universitas Ma Chung berjumlah 14 mahasiswa. Populasi yang kedua, mahasiswa kelas Manajemen 1 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Universitas Ma Chung berjumlah 17 mahasiswa.

Sampel dari penelitian ini adalah 10 mahasiswa kelas Akuntansi 2 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Universitas Ma Chung dan 10 mahasiswa kelas Manajemen 1 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Universitas Ma Chung.

3.3 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data nilai Ujian Akhir Semester kelas Akuntansi 2 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Universitas Ma Chung (Sumber Universtitas Ma Chung)

Table 1 Daftar nama Akuntansi

2. Data nilai Ujian Akhir Semester kelas Manajemen 1 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Universitas Ma Chung (Sumber Universtitas Ma Chung)

Tabel 2 Daftar nama Manajemen

1 16 72.50 52.50 72.50 71.00 74.00 62.50 62.50 43.50 51.50 72.50 3.00 19.00 18.00 0.00 70.00 0.00 29.00 43.00 0.00 18.00

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variable – variable yang digunakan:

1. Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Akuntansi 2 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung tahun ajaran 2013/2014

2. Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Manajemen 1 mata kuliah Statistik Program Studi Manajemen Universitas Ma Chung tahun ajaran 2013/2014

3.5 Model Penelitian

Ini adalah nilai kelas Akuntansi 2 Program Studi Akuntansi berjumlah 10 mahasiswa.

Ini adalah nilai kelas Manajemen 2 Program Studi Manajemen berjumlah 10 mahasiswa.

3.6 Alat Analisis

Menurut Santoso (2009:260), uji Paired Sample t Test adalah uji ini dilakukan terhadap dua sampel ynag berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Dalam penelitian ini digunakan teknik alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired Sample t Test dengan menggunakan program SPSS 21. Uji ini untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari masing-masing variable.

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

 Jika signifikansinya > 0.05 maka H0 diterima, Ha ditolak

 Jika signifikansinya < 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima

3.7 Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Menurut Santoso (2009:342), uji normalitas adalah penggunaan model regresi untuk prediksi menghasilkan kesalahan disebut residu, yakni selisih antara data aktual dengan data hasil peramalan. Residu yang ada seharusnya berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

 H0 : μ1 = μ2

 Ha : μ1 ≠ μ2

μ1 = Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Akuntansi 2 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi tahun ajaran 2013/2014

μ2 = Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Manajemen 1 mata kuliah Statistik Program Studi Manajemen tahun ajaran 2013/2014 18

4.  HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Table 3 Descriptive Statistics

Descriptive Statistics
NMeanStd. DeviationMinimumMaximum
NILAI_UAS_A21063.510010.9357243.5074.00
NILAI_UAS_M11023.200024.49853.0070.00

Dari table diatas, terbukti bahwa jumlah data dari nilai Ujian Akhir Semester Statistik kelas Akuntansi 2 ada 10. Rata-rata datanya adalah 63.51, standar deviasinya adalah 10.936, nilai minimumnya adalah 43.50, dan nilai maksimumnya adalah 74.00. Sedangkan pada bagian nilai Ujian Akhir Semester Statistik kelas Manajemen 1 ada 10, rata-ratanya 23.20, standar deviasinya adalah 24.499, nilai minimumnya adalah 0, dan nilai maksimumnya adalah 70.00.

4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tabel 4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NILAI_UAS_A2NILAI_UAS_M1
N1010
Normal Parameters a,bMean63.510023.2000
Std. Deviation10.9357224.49853
Most Extreme DifferencesAbsolute,253,195
Positive,169,195
Negative-,253-,172
Kolmogorov-Smirnov Z,801,617
Asymp. Sig. (2-tailed),543,841

Dari table diatas, diketahui bahwa Asymp. Sig (2-tailed) nilai Ujian Akhir Semester Statistik kelas Akuntansi 2 adalah 0.543. Angka ini menunjukkan bahwa data nilai Ujian Akhir Semester Statistik kelas Akuntansi 2 berdistribusi normal, karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0.05. Sedangkan Asymp. Sig (2-tailed) nilai Ujian Akhir Semester Statistik kelas Manajemen 1 adalah 0.841.Angka ini menunjukkan bahwa data nilai Ujian Akhir Semester Statistik kelas Manajemen 1 berdistribusi normal, karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0.05

4.3 Paired Sample Test Paired Samples Test Tabel 5 Paired Sample Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of the Difference
Upper
Pair 1NILAI_UAS_A2 – NILAI_UAS_M161.114944,3839,002

Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) kedua variabel yaitu Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Akuntansi 2 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi dan Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Manajemen 1 mata kuliah Statistik Program Studi Manajemen adalah 0.002. nilai tersebut < 0.05, yang memiliki arti bahwa terdapat perbedaan antara Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Akuntansi 2 mata kuliah Statistik Program Studi Akuntansi dan Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Manajemen 1 mata kuliah Statistik Program Studi Manajemen. Jadi H0 ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan terhadap antara Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Akuntansi 2 mata kuliah Statistik dan Nilai Ujian Akhir Semester mahasiswa kelas Manajemen 1 mata kuliah Statistik.

4.4 Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini berimplikasi bagi berbagai macam pihak, antara lain:

1. Bagi Dosen Pengampu

Penulis berharap makalah ini dapat disajikan bahan ajar untuk mata kuliah Ekonometrik.

2. Bagi Penulis

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan menganalisis dan berfikir terutama di bidang pembuatan makalah dan mata kuliah Ekonometrik

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk pembaca.

4. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pustaka dan dapat dijadikan bahan referensi bagi universitas

5. Bagi Peneliti Berikutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam bidang serupa pada waktu mendatang. 22

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Penulis mencoba untuk menjawab tujuan penelitian yaitu untuk melakukan Uji Beda Nilai Ujian Akhir Semester Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen Semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Penulis melakukan dua pengujian yaitu:

1. Pada uji normalitas, uji ini menunjukkan bahwa antara Nilai Ujian Akhir Semester Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 normal.

2. Pada uji beda, menunjukkan bahwa antara Nilai Ujian Akhir Semester Statistik Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini dikarenakan pemahaman mahasiswa yang berbeda-beda dan juga pengajar yang belum bisa memberi pemahaman yang sama rata.

5.2 Saran dan Keterbatasan

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memakai lebih dari 2 populasi dan lebih dari 10 sampel, sehingga dapat dipastikan bahwa perbedaan itu ada pada nilai statistik Program Studi Akuntansi dan Manajemen dan juga memperluas mata kuliahnya jangan hanya di satu mata kuliah saja. Penulis masih memiliki keterbatasan dalam hal Sampel yang ada, dikarenakan Sampel pada penelitian ini kurang banyak sehingga belum dapat dipastikan kebenarnya. 23

DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, Windhu. 2006. Uji t Sampel Berpasangan. Handout MK Statistik Parametrik. Surabaya

Riduwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika. Bandung : Alvabeta

Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen. Qualitative Research For Education. Allyn dan Bacon, Boston, Ma, Second Edition, 1992

Santoso, Singgih. 2009. Menguasai Statistik Dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

http://suicidealone.wordpress.com/2008/05/14/hello-world/, diakses pada tanggal 21 Desember.

http://dilihatya.com/1380/pengertian-statistik-menurut-para-ahli diakses pada tanggal 21 Desember.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/diana-rahmawati-msi/penelitian-tindakan-kelas.pdf diakses pada tanggal 21 Desember.

ANALISIS PERBEDAAN PENJUALAN GAS LPG 3 KG SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINTAK (BBM)

STEPHEN ANGKAWAN & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penjualan gas elpiji 3 kg dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah penjualan gas elpiji 3 kg di Agen Pak Anton, 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah kenaikan bahan bakar minyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penjualan gas elpiji dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Kata kunci : Penjualan, Gas elpiji 3 kg, Kenaikan harga bahan bakar minyak 1

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penjualan adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa, dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya. Penjualan merupakan suatu sumber pendapatan bagi perusahaan. Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Disamping itu, banyak sekali faktor yang dapat memperngaruhi tingkat penjualan suatu produk/barang. Salah satunya adalah dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak. Dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak otomatis akan mempengaruhi harga bahan lainnya. Harga gas elpiji mengalami kenaikan ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak. Saat awal kenaikan gas elpiji, penjualan mengalami penurunan dikarenakan harga dari elpiji mengalami kenaikan. Dari hal tersebut, penulis ingin melakukan suatu penelitian untuk mengetahui tingkat penjualan gas elpiji sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak. Penulis menggunakan sampel gas elpiji untuk dijadikan objek penelitian. Dari hasil penelitian, kita akan mengetahui berapa besar pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap penjualan gas elpiji.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan volume penjualan gas elpiji 3 kg sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak ?

2. Berapa besar pengaruh penjualan gas elpiji 3 kg dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbedaan volume penjualan gas elpiji 3 kg sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak

2. Mengetahui besar pengaruh penjualan gas elpiji 3 kg dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat membantu perusahaan dalam mengetahui perbedaan penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Dan tentunya perusahaan dapat menggunakannya sebagai acuan untuk kedepannya.

b. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menggunakan SPSS untuk menganalisis kinerja perusahaan serta seberapa besar pengaruh faktor lain yang mempengaruhi. 3

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Penjualan

a. Pengertian penjualan menurut Marwan (1986), penjualan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan.

b. Menurut Swastha (2004 : 403) penjualan merupakan interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain.

2.2 Tujuan Penjualan

Tujuan utama penjualan di dalam perusahaan menurut Menurut Swastha (2004) antara lain : 1. Mencapai volume penjualan 2. Mendapatkan laba tertentu 3. Menunjang pertumbuhan perusahaan Ini menjelaskan bahwa setiap perusahaan pasti ingin mencapai volume penjualan, mendapatkan laba yang selalu meningkat untuk dapat menunjang pertumbuhan perusahaan.

2.3 Faktor Penting Penjualan Menurut Swastha (2004), faktor–faktor yang memengaruhi penjualan yaitu : 1. Kondisi dan kemampuan penjual 2. Kondisi pasar 3. Modal 4. Kondisi organisasi perusahaan 5. Faktor lain seperti periklanan, kampanye, pemberian hadiah Faktor – faktor diatas memegang peran penting dalam usaha perusahaan menjual produk / barangnya. Sehingga untuk meningkatkan penjualan, perusahaan harus memperhatikan kelima faktor di atas.

2.4 Jenis Penjualan

Murti Sumarni (2003) menjelaskan bahwa jenis penjualan dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Penjualan langsung yaitu proses membantu calon konsumen untuk membeli barang /jasa dengan menggunakan komunikasi tatap muka.

2. Penjualan tidak langsung yaitu bentuk promosi barang/jasa dengan menggunakan media tertentu.

2.5 Hipotesis

Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi .

– Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel

– Hipotesis alternative (Ha) adalah hipotesis yang diartikan sebagai adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel.

Menentukan uji statistic yang akan digunakan, apakah akan menggunakan uji t, anova, uji z, dan lainnya. Menentukan statistik tabel Nilai statistik tabel biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: Derajat kebebasan (df) Tingkat kepercayaan Jumlah sampel yang didapat Menentukan statistik hitung Nilai statistik hitung tergantung pada metode parametrik yang digunakan. Pada pengerjaan dengan SPSS, nilai statistik hitung langsung ditampilkan nilai akhirnya. 6

2.6 Rerangka Pikir

3.  METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Dalam penulisan mini skripsi ini, penulis memakai jenis penelitian kuantitatif. penelitian kuantitatif adalah pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif (Robert Donmoyer, 2008). Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan pengujian hipotesis. Menurut Moh. Nasir (1983) menjelaskan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya harus diuji secara empiris. Menurut S. Nasution (2000) menjelaskan bahwa hipotesis ialah pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis memberikan beberapa manfaat diantaranya :

1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.

2. Membantu peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang terpisah tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.

4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2008), Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Menurut Margono (2004), pengertian populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kta tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Suharsimi Arikunto (1998) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel gas elpiji yang terjual 10 hari sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak.

3.3 Pengumpulan Data Menurut Suharsimi Arikunto (2010), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang diambil dari catatan laporan penjualan.

3.4 Definisi operasional variabel Operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan pada sebuah variabel dengan cara memberikan atau menspesialisasikan kegiatan yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir,1983). Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Sedangkan menurut kidder (1981),variabel penelitian adalah suatu kualitas saat peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Penulis menggunakan 2 variabel diantaranya : a. Tanggal kenaikan harga bahan bakar minyak Tanggal kenaikan harga bahan bakar minyak yaitu pada tanggal 18 November 2014. b. Jumlah penjualan gas elpiji 3 kg Data jumlah penjualan gas elpiji didapat dari catatan penjualan.

3.5 Analisis Data Penulis menggunakan Paired sample t-test dalam melakukan pengujian data. Paired sample digunakan ketika terdapat sample sebelum dan sesudah. Analisis Paired-Samples T-Test merupakan prosedure yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variable dalam satu grup . Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sample yang berhubungan atau dua sample yang berpasangan . Penulis terlebih dulu melakukan uji normalitas dengan cara menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dengan cara ini, kita dapat mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak. Setelah data normal, maka penulis melanjutkan ke Paired Sample T-Test.

3.6 Alat Analisis Penulis menggunakan alat analisis yaitu SPSS 20 dengan tujuan agar dapat mengetahui pengaruh penjualan gas elpiji pada saat sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak.

3.7 Asumsi Klasik Asumsi klasik merupakan pengujian asumsi statistik yang harus dipenuhi jika melakukan analisis regresi. Asumsi klasik terdiri atas 4 jenis yaitu, uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Dalam penelitian kali ini, penulis hanya menggunakan uji normalitas sedangkan multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi tidak dilakukan oleh penulis. 1

3.8 Hipotesis Statistik

Ho = Rata – rata dari kedua populasi adalah identik. Rata – rata populasi penjualan gas elpiji 3 kg sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak adalah tidak berbeda secara nyata. Ha = Rata – rata dari kedua populasi adalah tidak identik. Rata – rata populasi penjualan gas elpiji 3 kg sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak adalah berbeda secara nyata. 12

4.  PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis dan Pembahasan Table 1 Descriptive Statistics Descriptive Statistics 
NMeanStd. DeviationMinimumMaximum 
sebelum108.402.459311 
sesudah106.602.11939 
Data yang digunakan sebelum dan sesudah adalah masing – masing berjumlah 10. Dengan jumlah minimum adalah 3 sedangkan jumlah maksimum adalah 11. Rata – rata dari sebelum kenaikan sebesar 8,40. Table 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sebelumSesudah
N1010
Normal Parametersa,bMean8.406.60
Std. Deviation2.4592.119
Most Extreme DifferencesAbsolute.242.175
Positive.158.175
Negative-.242-.171
Kolmogorov-Smirnov Z.767.553
Asymp. Sig. (2-tailed).599.920
Monte Carlo Sig. (2-tailed)Sig..519c.865c
95% Confidence IntervalLower Bound.510.859
Upper Bound.529.872
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.  
c. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000. Nilai Asymp.Sig sebelum kenaikan bahan bakar minyak adalah 51,9%, sedangkan sesudah kenaikan bahan bakar minyak adalah 86,5%. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan gas elpiji 10 hari sebelum dan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak menunjukkan data yang normal, karena nilai dari Sig diatas 5% (>0,05). 

Table 3 Paired Samples Statistics

Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 sebelum 8.40 10 2.459 .777 sesudah 6.60 10 2.119 .670

Merupakan ringkasan statistik dari kedua sampel. Untuk penjualan gas elpiji sebelum kenaikan bahan bakar minyak, menunjukkan rata – rata 8.40. Sedangkan setelah kenaikan bahan bakar minyak, penjualan gas elpiji menunjukkan rata – rata 6.60. Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 sebelum & sesudah 10 .845 .002

Table 4 Paired Sample Correlations

Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Sebelum – Sesudah 1.800 1.317 .416 .858 2.742 4.323 9 .002

Merupakan hasil dari korelasi antara variable sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak. Dengan menghasilkan angka korelasi 0,845. Dengan nilai probabilitas dibawah 0,05 yaitu hanya 0,02. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara penjualan gas elpiji sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak adalah berhubungan secara nyata dan sangat erat. Berdasarkan nilai probabilitas, dengan nilai probabilitas <0,05, maka menunjukkan bahwa Ho ditolak. Dengan ini maka menunjukkan bahwa penjualan gas elpiji 3 kg sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak adalah berbeda. Sehingga kenaikan bahan bakar minyak sangat berbeda terhadap penjulan gas elpiji 3 kg.

4.2 Hipotesis

Ho = Rata – rata dari kedua populasi adalah identik. Rata – rata populasi penjualan gas elpiji 3 kg sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak adalah tidak berbeda secara nyata. Ha = Rata – rata dari kedua populasi adalah tidak identik. Rata – rata populasi penjualan gas elpiji 3 kg sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak adalah berbeda secara nyata. Jadi menunjukkan bahwa Ho ditolak, sedangkan Ha diterima.

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Jadi dari hasil uji paired sample t-test, menunjukkan bahwa Ho ditolak sedangkan Ha diterima karena nilai probabilitas dibawah 0,05 yaitu hanya 0.02. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara penjualan gas elpiji 3 kg sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak adalah berhubungan secara nyata dan sangat erat. Rata – rata dari penjualan gas elpiji 3 kg sebelum kenaikan bahan bakar minyak menunjukkan rata – rata 8.40. Sedangkan rata – rata penjualan gas elpiji 3 kg setelah kenaikan bahan bakar minyak mengalami penurunan dengan rata – rata 6.60. Dari nilai probabilitas, menunjukkan bahwa penjualan gas elpiji 3 kg sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak adalah berbeda. Kenaikan bahan bakar minyak sangat berbeda terhadap penjulan gas elpiji 3 kg. Sehingga menunjukkan bahwa kenaikan bahan bakar minyak terhadap penjualan gas elpiji 3 kg memiliki pengaruh yang sangat signifikan.

5.2 Saran dan Keterbatasan

a. Mencoba menggunakan uji analisis selain paired sample t-test untuk mengetahui volume penjualan gas elpiji 3 kg b. memperbanyak sample dengan cara mencari took atau agen lain

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas

 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, Cetakan ketiga, Bandung :Penerbit Alfabeta

Swastha, Basu. 2005. Manajemen Penjualan (Edisi 3). Yogyakarta : BPEF Yogyakarta

ANALISIS PERBEDAAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) PADA MAHASISWA-MAHASISWI ANGKATAN TAHUN 2011, 2012, dan 2013 PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MA CHUNG

MONICA KURNIAWATI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

MAKALAH MATA KULIAH EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung dan melihat peringkat pada mahasiswa-mahasiswi antara angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif uji hipotesis (hypotesis testing). Uji hipotesis digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh antara suatu variabel dengan variabel lainnya.

Dalam penelitian ini, Peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 162 orang sebagai objek penelitian dikarenakan terdapat 3 mahasiswa yang cuti dan pindah program studi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Sekretariat Program Studi Universitas Ma Chung.

Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji asumsi klasik berupa uji normalitas untuk melihat apakah data terdistribusi normal dan uji One Way Anova untuk melihat apakah terdapat perbedaaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung dan melihat peringkat pada mahasiswa-mahasiswi antara angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013. Hasil analisis menunjukkan pada uji normalitas uji normalitas, nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diatas 5% yaitu 32,9% yang menandakan bahwa data terdistribusi normal. Kemudian pada uji One-Way Anova, dari tabel anova nilai sig. menunjukkan angka < 5% yang menunjukkan terdapat perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011 dengan tahun 2013 memiliki perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang signifikan. Sedangkan mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2012 tidak memiliki perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang signifikan bila dibandingkan dengan angkatan tahun 2011 dan tahun 2013.

Kata-kata kunci: Indeks Prestasi Kumulatif, Mahasiswa-Mahasiswi, Angkatan Tahun 2011, 2012, dan 2013.

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Syah (2003) menyatakan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Untuk mencapai hal tersebut, di Indonesia sekarang ini sudah banyak didirikan perguruan tinggi baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Persyaratan akademik di pendidikan tinggi bukan sekedar mengikuti perkuliahan saja, tetapi ada ketentuan lain seperti prosentase kehadiran dalam perkuliahan, penyelesaian tugas-tugas dan berperan aktif dalam kegiatan akademik lainnya (diskusi, presentasi, mengikuti kuis dan ujian). Setelah mengikuti ketentuan-ketentuan yang ada, mahasiswa boleh memperoleh nilai akademik sesuai dengan usaha yang dilakukan.

Untuk mengetahui tercapainya tingkat keberhasilan pendidikan, maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program (Syah, 2008). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Hasil belajar dapat dapat diketahui dari prestasi belajar yang diperoleh oleh peserta didik. Prestasi belajar merupakan hasil

dari pengukuran dan penilaian usaha belajar. Prestasi belajar merupakan perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan dan usaha belajar siswa dalam waktu tertentu. Winkel (1987) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah ditetapkan, baik menurut aspek isi maupun aspek perilaku (Mukodim, 2004).

Akuntansi sebagai salah satu disiplin ilmu memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal ini seiring dengan berkembangnya bisnis dan semakin majunya teknologi. Konsekuensi dari kondisi tersebut adalah bahwa para pendidik dituntut untuk senantiasa memerbaharui baik materi maupun metoda pengajaran yang mampu menjawab perkembangan zaman. Lulusan pendidikan akuntansi yang berkualitas tinggi akan mampu bersaing dalam mendapatkan lapangan kerja. Salah satu indikator keberhasilan mahasiswa dalam melaksanakan proses belajar di perguruan tinggi adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Alfan dan Othman (2005) dalam Uyar dan Gungormus (2011) menyatakan bahwa kemampuan mahasiswa dalam perguruan tinggi juga menjadi perhatian perusahaan yang sering dikatakan sebagai “end user” dalam rantai pasokan lulusan untuk pasar tenaga kerja. Pesatnya perkembangan bisnis memberikan lapangan kerja khususnya bagi lulusan jurusan akuntansi baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Menurut Hamalik (1991), pada tingkat perguruan tinggi, penilaian prestasi akademik dinyatakan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bertujuan untuk menilai sejauh mana tingkat prestasi mahasiswa dan sebagai sumber input dalam upaya perbaikan dan dan pembaharuan suatu kurikulum.

Berdasarkan uraian di atas, maka Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”ANALISIS PERBEDAAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) PADA MAHASISWA-MAHASISWI ANGKATAN TAHUN 2011, 2012, dan 2013 PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MA CHUNG”. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas apakah terdapat perbedaaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung dan melihat peringkat antara mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 .

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung.

1.4 Manfaat Penelitian

Berikut adalah manfaat penelitian bagi beberapa pihak.

1. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian bagi peneliti sebagai wadah pengembangan berpikir dan penerapan ilmu pengetahuan teoritis yang telah dipelajari di bangku kuliah.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa-mahasiswi agar menghasilkan lulusan yang berkualitas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi peneliti selanjutnya serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang serupa di masa mendatang.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dan posisi strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan yang perlu melakukan upaya perbaikan secara terus menerus untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Keberadaan manusia sebagai sumber daya sangat penting dalam suatu perguruan tinggi karena sumber daya manusia menunjang melalui karya, bakat, kreativitas, dorongan, dan peran nyata. Tanpa adanya unsur manusia dalam perguruan tinggi, tidak mungkin perguruan tinggi tersebut dapat bergerak dan menuju tujuan yang diinginkan (Tadjuddin, 1995).

Perguruan tinggi memiliki berbagai macam pengertian yang dapat diungkapkan oleh beberapa ahli sebagai berikut.

a. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990

Perguruan tinggi yaitu organisasi satuan pendidikan, yang menyelenggarakan pendidikan di jenjang pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

b. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1961 Tentang Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat menengah, dan yang memberikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaaan Indonesia dan dengan cara ilmiah.

c. Menurut Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Tahun 2010

Perguruan tinggi adalah penyelenggara pendidikan tinggi untuk jenis pendidikan vokasi, akademik, dan/ atau profesi.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perguruan tinggi adalah sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di jenjang perkuliahan. Sebagai suatu organisasi maka perguruan tinggi mempunyai (1) struktur, (2) aturan penyelesaian tugas, yang mencakup pembagian tugas antar kelompok fungsional dan antar warga dalam kelompok yang sama, (3) rencana kegiatan, dan (4) tujuan. Tujuan dibimbing oleh asas dan membimbing rencana kegiatan. Struktur dan aturan penyelesaian tugas menjadi prasarana pencapaian tujuan dan sekaligus mencerminkan asas (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, 2010).

Menurut Accreditation Board for Engineering and Technology (2001), perguruan tinggi didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (2) mempelajari, mengklarifikasikan dan melestarikan budaya, serta (3) meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, perguruan tinggi sebagai lembaga melaksanakan fungsi Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta mengelola iptek. Untuk menopang dedikasi dan fungsi tersebut, perguruan tinggi harus mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu secara terus menerus, baik masukan, proses, maupun keluaran berbagai program dan layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, perguruan tinggi harus secara aktif membangun sistem penjaminan mutu internal. Untuk membuktikan bahwa sistem penjaminan mutu internal telah dilaksanakan dengan baik dan benar, perguruan tinggi harus diakreditasi oleh lembaga penjaminan mutu eksternal. Dengan sistem penjaminan mutu yang baik dan benar, perguruan tinggi akan mampu meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan mengembangkan diri sebagai institusi akademik dan kekuatan moral masyarakat secara berkelanjutan (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, 2010).

2.2 Kinerja Mahasiswa

Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas dapat diidentikkan dengan prestasi kerja. Banyak ahli memberikan definisi tentang kinerja secara umum sebagai berikut.

a. Menurut Mangkunegara (2000)

Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

b. Menurut Bernardin dan Russel (1993)

Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.

c. Menurut Hasibuan (2001)

Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Apabila definisi di atas diterapkan pada mahasiswa menjadi kinerja mahasiswa, maka kinerja mahasiswa dapat didefinisikan suatu prestasi belajar yang dicapai mahasiswa dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dalam proses pembelajaran yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Kinerja mahasiswa dapat diukur dengan melihat prestasi belajarnya yang dinyatakan dalam IPK (Indeks Prestasi Kumulatif).

Winkel dalam Sunarto (2009) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Sukmadinata (2005), prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau achievement test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar mata kuliah yang bersangkutan.

Nasution dalam Sunarto (2009) mendefinisikan prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menerima informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seorang siswa sering disajikan dalam bentuk simbol berupa angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada suatu periode tertentu (Sunarto, 2005). Prestasi belajar yang merupakan hasil pengukuran terhadap siswa meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yang disebut tes prestasi belajar (achievement test).

Hasil usaha belajar berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seorang mahasiswa, ditunjukan dengan sejumlah nilai. Setelah rentang waktu tertentu, biasanya pada akhir semester semua penilaian untuk masing-masing bidang studi ditulis dalam sebuah transkrip nilai yang disebut IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Indeks Prestasi Kumulatif inilah yang menjadi bukti keberhasilan atau kegagalan mahasiswa di perguruan tinggi. Dari nilai ini, orang tua, mahasiswa yang bersangkutan dan dosen pengajar dapat melihat sendiri prestasi belajar yang dicapai mahasiswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan Indeks Prestasi Kumulatif sebagai indikator dari kinerja mahasiswa.

2.2.1 Alat untuk Mengukur Keberhasilan Belajar

Menurut Sridadi (2007), pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi besar kecilnya obyek atau gejala. Pengukuran tidak dapat terlepas dari kegiatan evaluasi yang mana evaluasi yang mana evaluasi merupakan kelanjutan setelah dilakukan proses pengukuran. Menurut Winkel (2006), evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar tersebut sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Suharsimi (2006) telah menerapkan dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah penggunaan tes tes selama proses belajar mengajar masih berlangsung, sehingga diperoleh feedback mengenai kemajuan yang telah tercapai. Sedangkan yang dimaksud evalusi sumatif yaitu penggunaan tes pada akhir status periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa unit pelajaran atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan mungkin pada saat satu bidang studi selesai dipelajari.

Menurut Suharsimi (2006), fungsi evaluasi belajar adalah untuk menimbulkan motivasi pada siswa, memberikan umpan balik kepada siswa, memberi umpan balik pada tenaga pengajar, memberi informasi pada orang tua, memperoleh informasi tentang kelulusan, dan memertanggungjawabkan suatu program studi. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan ujian tertulis, lisan, kuis, praktik maupun presentasi hasil dari penugasan. Hasil dari kegiatan evaluasi berupa nilai yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP).

2.3 Indeks Prestasi Kumulatif

Setiap individu pasti memiliki cita-cita dari setiap proses kehidupan, karena cita-cita memberikan arah ke mana seseorang akan melangkah. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar harus jelas kemana akan dibawa dan dilaksanakan, yaitu bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi. Untuk mengukur tinggi rendahnya keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat dari kemampuan dan ketrampilan siswa serta perubahan tingkah laku setelah proses belajar mengajar berlangsung (Haling, 2006).

Prestasi belajar sangat diutamakan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai subjek didik dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi tentunya mempunyai peranan sangat penting untuk mencerdaskan generasi penerus yang lebih baik. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan, karena pada prinsipnya setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran (Sunarto, 2005).

Dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga (2011), Indeks prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu penyelesaian suatu progam pendidikan pada satu semester. Indeks prestasi dihitung pada setiap akhir semester dan pada akhir progam pendidikan yang hasilnya disebut IP Kumulatif (IPK).

IPK singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif merupakan ukuran kemampuan mahasiswa sampai pada periode tertentu yang dihitung berdasarkan jumkah SKS (Satuan Kredit Semester) tiap mata kuliah yang telah ditempuh. Ukuran nilai tersebut akan dikalikan dengan nilai bobot tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang telah ditempuh dalam periode tersebut (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga, 2011).

Mahasiswa yang memperoleh indeks prestasi tinggi mengindikasikan bahwa mahasiswa tersebut mampu mengikuti kuliah dengan baik dan sebaliknya semakin rendah indeks prestasi yang diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut tidak mampu mengikuti kuliah dengan baik. Pada dasarnya ada banyak manfaat yang didapat mahasiswa dengan memperoleh indeks prestasi yang baik, antara lain mempercepat masa kuliah, bahkan memungkinkan memperoleh beasiswa (Bulo, 2002).

Pada era globalisasi ini, banyak perusahaan yang merekrut dengan mencari calon pegawai yang memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan perusahaan, salah satunya adalah nilai indeks prestasi kumulatif yang harus memenuhi nilai minimal tertentu. Berkaitan dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang disyaratkan saat melamar pekerjaan, tidak heran bila perusahaan mencantumkan nilai indeks prestasi kumulatif yang cukup tinggi sebagai salah satu persyaratan untuk melamar pekerjaan di instansi bersangkutan (Bursuck & Asher, 1980).

Mahasiswa yang telah menyelesaikan keseluruhan beban program studi yang telah ditetapkan dapat dipertimbangkan dalam penetapan kelulusan dan predikat program studi akhir. Untuk menentukan kelulusan dan predikat, fakultas menggunakan dokumen atau format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah dicek dan disahkan kebenaran isinya oleh ketua jurusan setelah diperiksa oleh tim verifikasi pada masing-masing jurusan. Kelulusan dan predikat ditetapkan berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hasil ujian semua matakuliah yang diwajibkan untuk menyelesaikan kebulatan program yang diikuti sesuai dengan ketentuan struktur program dan sebaran Sistem Kredit Semester KS) nya, termasuk hasil Ujian Skripsi/Tugas Akhir (Dwijayanti, 2009). Predikat program sarjana dan diploma tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Predikat Indeks Prestasi Kumulatif

PredikatIPK
Terpuji3,51 – 4,00
Sangat memuaskan2,76 – 3,50
Memuaskan2,00 – 2,75

Sumber: Pedoman Akademik Fakultas Teknik, 2011

Setiap mahasiswa yang akan mengakhiri studinya harus menyelesaikan beban studi yang telah ditetapkan. Beban studi mahasiswa dalam satu semester ditentukan atas dasar kemampuan akademik dan paket waktu yang tersedia bagi masing-masing mahasiswa. Beban studiprogram sarjana 140 SKS dan maksimal 154 SKS yang dijadwalkan 8 (delapan) semester dan dapat ditempuhkan dalam waktu kurang dari 8 (delapan) semester dan maksimal 14 semester. Beban studi program diploma III (tiga) minimal 110 SKS dan maksimal 120 SKS yangdijadwalkan 6 Semester dan dapat ditempuh minimal 6 semester dan maksimal 10 semester (Pedoman Akademik Fakultas Teknik, 2011).

2.4 Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang memiliki topik sama dengan Penulis.

Tabel 2. Penelitian Terdahulu

NamaJudulVariabel PenelitianMetodologi PenelitianHasil 
Nurul (2013)Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswi Berstatus Menikah Jurusan Tarbiyah di Stain salatiga Angkatan 2009 dan 2010– Motivasi Belajar (I) – Kedisiplinan Belajar (I) – Indeks Prestasi Kumulatif (D)  – Metoda kuesioner – Mahasiswi berstatus menikah jurusan tarbiyah angkatan 2009 dan 2010 yang berjumlah 47 sebagai informannya  – Motivasi belajar dan kedisiplinan belajar mahasiswi berstatus menikah secara bersama-sama berpengaruh terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswi.   
Upami (2009)Pengaruh Gaya Belajar, Motivasi, dan Pemahaman Akuntansi Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa Akuntansi  – Gaya belajar (I) – Motivasi (I) – Pemahaman Akuntansi (I) – Indeks Prestasi (D)    – Metoda kuesioner – 74 mahasiswa yang memiliki keseluruhan jumlah mahasiswa akuntansi di Universitas Maritim Raja Ali Haji yang berada di semester VI    – Gaya belajar, motivasi, dan pemahaman akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks prestasi.   
NamaJudulVariabel PenelitianMetodologi PenelitianHasil
Hanifah dan Syukriy (2000)Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi  – Kebiasaan mengikuri pelajaran (I) – Kebiasaaan membaca buku (I) – Kebiasaan menghadapi ujian (I) – Prestasi akademik (D)    – Metoda kuesioner tertutup – 80 mahasiswa akuntansi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang berasal dari angkatan tahun 1996, 1997, 1998, dan 1999.    – Faktor kebiasaan mengikuri pelajaran, kebiasaaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa  
Puspitasari (2010)Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar, dan Berpikir Kritis Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif  – Motivasi Belajar (I) – Gaya Belajar (I) – Berpikir Kritis (I) – Indeks Prestasi Kumulatif (D)    – Metode kuesioner – 61 mahasiswa reguler pagi S1 jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006    – Secara simultan, ivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis berpengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif.   – Secara parsial, tidak terdapat pengaruh secara nyata antara motivasi belajar dan berpikir kritis terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa.  

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah.

1. Penelitian sebelumnya menggunakan metoda kuisioner dalam metoda pengumpulan data, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metoda dokumentasi. Selain itu, dalam penelitian sebelumnya data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi ganda sedangkan dalam penelitian ini data dianalisis menggunakan uji One Way Anova.

2.5 Hipotesis Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakukan, Peneliti merumuskan hipotesis kalimat sebagai berikut.

a. Ha = terdapat perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung.

b. H0 = tidak terdapat perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung.

2.6 Rerangka Berpikir

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka model analisis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel terikat (dependen), yaitu Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Berikut ini merupakan gambar dari rerangka berpikir.

Kinerja Mahasiswa

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Prestasi Belajar

Gambar 1. Rerangka Berpikir

3.  METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis data yang akan diteliti, Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif uji hipotesis (hypotesis testing). Menurut Creswell (2012) penelitian kuantitatif merupakan suatu pandangan dunia post-positivis, strategi penelitian eksperimen, dan metode pre– dan post-test perilaku. Uji hipotesis digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan uji hipotesis (hypotesis testing) dikarenakan Peneliti ingin menguji apakah terdapat perbedaaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang dan melihat peringkat pada mahasiswa-mahasiswi antara angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sabar (2007) dalam Sugiyarbini (2012) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian di mana seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau studi sensus. Sedangkan menurut Indriantoro dan Supomo (2002) dalam Kushasyandita (2010) populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Sugiyono (2011) dalam Sugiyarbini (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2011) dalam Sugiyarbini (2012) sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya dikarenakan keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative.

Dalam penelitian ini, Peneliti memilih untuk menganalisis sampel dari data Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntasi Universitas Ma Chung Malang angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013. Total data mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi ini berjumlah 165 orang, dimana angkatan tahun 2011 berjumlah 51 orang, angkatan tahun 2012 berjumlah 55 orang dan angkatan tahun 2013 berjumlah 59 orang. Namun, peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 162 orang sebagai objek penelitian dikarenakan terdapat 3 mahasiswa yang cuti dan pindah program studi yaitu pada angkatan tahun 2011 (1 mahasiswa cuti), angkatan tahun 2012 (1 mahasiswa pindah program studi) dan angkatan tahun 2013 (1 mahasiswa pindah program studi). Berikut adalah uraian dari data mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang pada angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013.

Tabel 3 Data mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi angkatan tahun 2011

NONIMNAMAANGKATANSTATUSIPK
1121110059Maulana Cipta Pratama2011Aktif Kuliah2.53
2121110028Liani Lukman2011Aktif Kuliah3.65
3121110036Meta Sari2011Aktif Kuliah3.58
4121110014Daniel Robert Budihardjo2011Aktif Kuliah3.33
5121110037Monica Febianni2011Aktif Kuliah2.94
6121110053Sonia Yovitasari Anggadijaya2011Cuti2.24
7121110025Jessica Maria Hartono2011Aktif Kuliah3.45
8121110051Rosalina Nitiwaluyo2011Aktif Kuliah3.33
9121110006Aprilia Listiani Notoatmodjo2011Aktif Kuliah3.61
10121110027Kevin Moeritty2011Aktif Kuliah3.75
11121110038Monica Kurniawati2011Aktif Kuliah3.11
12121110020Erlin Soetrisno2011Aktif Kuliah3.03
13121110007Arlene Devita2011Aktif Kuliah3.06
14121110050Richo, Susanto2011Aktif Kuliah2.97
15121110031Lydia Marcella2011Aktif Kuliah3.42
16121110018El Hezekiah Sabbat2011Aktif Kuliah3.73
17121110005Anita Limanto2011Aktif Kuliah3.54
18121110015Dewi Anggun Melaniar2011Aktif Kuliah3.71
19121110030Lucia Oktaviana2011Aktif Kuliah3.4
20121110013Clariska Henny Tanisiwa2011Aktif Kuliah3.55
21121110003Aldy Saputra2011Aktif Kuliah2.94
22121110035Merisa Anatasia2011Aktif Kuliah3.41
23121110041Nike Francis2011Aktif Kuliah3.16
24121110011Carrolina Caecilia2011Aktif Kuliah3.46
25121110029Lo, Sanjaya Hanafi2011Aktif Kuliah3.83
26121110044Olivia Cindy Nugroho2011Aktif Kuliah3.8
27121110040Nico Nugraha Hadinata2011Aktif Kuliah3.7
28121110024Jacko Nobel Leo Christy2011Aktif Kuliah3.04
29121110019Erick Aditya Hermawan W2011Aktif Kuliah3.11
30121110057Tifanny Cornelia2011Aktif Kuliah3.17
31121110042Octavianus Tri Endiarto2011Aktif Kuliah3.17
32121110022Fransiska Yuliana Joelnetan2011Aktif Kuliah3.57
33121110017Dwi Kristina Wijaya2011Aktif Kuliah3.65
34121110021Fitria Margaretna Sulastri2011Aktif Kuliah3.68
35121110052Servian Lazuardi2011Aktif Kuliah2.83
36121110039Nico Agustinus2011Aktif Kuliah3.51
37121110033Marsella Eka Puspita2011Aktif Kuliah3.52
38121110010Candria Nica Setyaningsih2011Aktif Kuliah2.74
39121110023Illona Wahyudi2011Aktif Kuliah3.25
40121110032Lydia Melissa Hadinata2011Aktif Kuliah3.06
41121110001Adeline Novita Rachmawati2011Aktif Kuliah3.11
42121110054Stefani Meivita Wijono2011Aktif Kuliah3.53
43121110048Ratna Wulandari AB2011Aktif Kuliah3.08
44121110004Anisa Nur Azizah2011Aktif Kuliah3.42
45121110058Windy Frisca Dewi Santoso2011Aktif Kuliah2.66
46121110002Adrian Sutjiadi2011Aktif Kuliah3.25
47121110045Purnama Shinta Dewi2011Aktif Kuliah2.79
48121110046Putri Cinderakasih Nugroho2011Aktif Kuliah2.75
49121110055Sugeng Vernanda2011Aktif Kuliah3.37
50121110016Dias Oktiviana2011Aktif Kuliah3.1
51121110049Rendy Lisangan2011Aktif Kuliah2.8

Tabel 4 Data mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi angkatan tahun 2012

NONIMNAMAANGKATANSTATUSIPK
1121210059Yuliana Devi Lukito2012Aktif Kuliah3.48
2121210033Kevin2012Aktif Kuliah3.74
3121210034Lavenia Sulistyo2012Aktif Kuliah3.69
4121210032Kesia Siska Amelia2012Aktif Kuliah3.43
5121210047Skolastika Kirby Lovelyn2012Aktif Kuliah2.89
6121210004Christian Aditya Rahardjo2012Aktif Kuliah2.81
7121210044Ruth Felisia2012Aktif Kuliah3.34
8121210042Ricky Adiputra2012Aktif Kuliah3.42
9121210022Ian Pradipta Wijaya2012Aktif Kuliah3.4
10121210052Vonny Santoso2012Aktif Kuliah3.35
11121210002Albertina Widiana Sentyaji2012Aktif Kuliah3.67
12121210046Shyen Riesca Poernomo2012Aktif Kuliah3.39
13121210040Paramitha Ria Christanti2012Aktif Kuliah3.27
14121210045Sandra Cicilia Erkanawati2012Aktif Kuliah3.03
15121210054William Antonius Kristanto2012Aktif Kuliah2.68
16121210027Irawati Puspo2012Aktif Kuliah2.58
17121210037Meilisa Irawati Alexander2012Aktif Kuliah3.17
18121210016Fidelia Fiona Krishna2012Aktif Kuliah3.11
19121210010Edward Jovi Setiaji2012Aktif Kuliah3.68
20121210005Cindy Claudia Handoko2012Aktif Kuliah2.85
21121210055Yenni2012Aktif Kuliah2.67
22121210013Feliani Anggraeni2012Aktif Kuliah2.8
23121210043Rosalina Marteka Sidarta2012Aktif Kuliah2.96
24121210015Fellicia Novianti Soesilo2012Aktif Kuliah3
25121210039Oktavianus Joelnetan2012Aktif Kuliah3.51
26121210058Yonathan Adhinata Y2012Aktif Kuliah2.77
27121210017Fikri Syahrizal Davi2012Aktif Kuliah3.44
28121210007Dhevin Nina Dheritd2012Aktif Kuliah2.84
29121210014Felisia Magdalena Siauta2012Aktif Kuliah3.16
30121210001Agie Ayu Lestari2012Aktif Kuliah3.55
31121210021Gunawan Santoso2012Aktif Kuliah3.41
32121210038Monika Velica Mustika Y.A.2012Aktif Kuliah3.59
33121210029Jessica Novia Kristanti2012Aktif Kuliah3.39
34121210048Stevanus Eric Sugianto2012Aktif Kuliah2.81
35121210018Friskylia Maria Firmiani Agus2012Aktif Kuliah2.84
36121210006Cindy Marcellia Sudjoko2012Aktif Kuliah3.45
37121210023Ibnu Ma`ruf Nugroho2012Aktif Kuliah3.38
38121210049Susmita Dian Indiraswari2012Aktif Kuliah3.18
39121210051Vanny Febiola Nitte2012Aktif Kuliah2.55
40121210057Yonatan Soetrisno2012Aktif Kuliah3.1
41121210024Ika Caesarina Erdianti2012Aktif Kuliah2.92
42121210030Jonathan Kurnia Pratama2012Aktif Kuliah3.28
43121210009Edbert Sumampouw2012Aktif Kuliah2.52
44121210028Jelika Wisye Toisuta2012Aktif Kuliah3.38
45121210020Gisty Rachmi Maulid Dedas2012Pindah Prodi2.93
46121210036Lithani Tamariska2012Aktif Kuliah3
47121210012Fanny Rastiti2012Aktif Kuliah3.44
48121210041Prisillia Melinda Billik2012Aktif Kuliah2.92
49121210053Whildan Putra Sumartino2012Aktif Kuliah1.84
50121210025Ina Prameswari2012Aktif Kuliah2.77
51121210003Ananda Putri Arinova2012Aktif Kuliah2.9
52121210050Tri Setya Puspita Reny2012Aktif Kuliah3.05
53121210008Dyah Ayu Sridharma Pratiwi2012Aktif Kuliah2.68
54121210056Yiska Devinta Lusi2012Aktif Kuliah2.88
55121210060Vincentius Reno Budianto2012Aktif Kuliah3.13

Tabel 5 Data mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi angkatan tahun 2013

NONIMNAMAANGKATANSTATUSIP kum 
1121310046Stephen Angkawan2013Aktif Kuliah2.58 
2121310006Arga Satria Ariwibawanto2013Aktif Kuliah2.53 
3121310024Inneke2013Aktif Kuliah3.64 
4121310033Lydia Carolina2013Aktif Kuliah3.22 
5121310018Fransisca Natalia Budiono2013Aktif Kuliah2.76 
6121310050Wong, Adrian Kristianto2013Aktif Kuliah2.57 
7121310015Fany Anastasia Yoewono2013Aktif Kuliah3.16 
8121310043Shylvia Monica Christianto2013Aktif Kuliah3.28 
9121310041Rudi Devan Ariyanto2013Aktif Kuliah2.63 
10121310013Dewi Carolina2013Aktif Kuliah3.12
11121310051Wiga Purnomo2013Aktif Kuliah2.52
12121310021Henny Sugianto2013Aktif Kuliah3.2
13121310030Lavenia Adiwinoto2013Aktif Kuliah2.97
14121310045Stefanny Febrina Kuswandi2013Aktif Kuliah3.4
15121310025Jessica Belinda2013Aktif Kuliah2.74
16121310010Daniel Lianto2013Aktif Kuliah3.11
17121310002Allan Wibisono Lugito2013Aktif Kuliah3.4
18121310007Bella Widhianto2013Aktif Kuliah3.74
19121310052Yurico Erik Pratama2013Aktif Kuliah2.35
20121310020Hardiyono2013Aktif Kuliah3.15
21121310016Febe Chintya Putri2013Aktif Kuliah3.07
22121310044Stefanie Clarissa Gianina Rei2013Aktif Kuliah3.56
23121310001Adelia Susanto2013Aktif Kuliah3.1
24121310003Amanda Prishilia Nathali2013Aktif Kuliah2.72
25121310039Pandu Maulana Budiman2013Aktif Kuliah2.41
26121310026Jesslyn Errysta2013Aktif Kuliah3.09
27121310004Amila Prinawestri Kinanthi2013Aktif Kuliah3.16
28121310049Wiwin2013Aktif Kuliah3.23
29121310022Indra Kurniawan Sumargo2013Aktif Kuliah3.54
30121310023Inge Tiara Grafiti2013Aktif Kuliah3.1
31121310047Vandy Christviyanto2013Aktif Kuliah3.17
32121310048William Wijaya2013Aktif Kuliah3.55
33121310012Dessy Putri Kurniawati2013Aktif Kuliah1.95
34121310019Gerrinko Giffari Wurintara2013Aktif Kuliah3.72
35121310014Dhella Lavenia Ryandana2013Aktif Kuliah3.29
36121310032Lidwina Paramitha Hapsari2013Aktif Kuliah2.63
37121310036Natalia Ursula Dande2013Aktif Kuliah2.74
38121310040Regina Diajeng Christanti2013Aktif Kuliah2.92
39121310029Kadek Ernawan2013Aktif Kuliah3.45
40121310035Muhamad Room Ilham Pambudi2013Aktif Kuliah2.67
41121310005Andrew Gozali2013Aktif Kuliah2.2
42121310027Jimmy Prakoso Widyanto2013Aktif Kuliah3.3
43121310028Joshua Axel Priambodo2013Aktif Kuliah2.44
44121310038Oktavenda Mutiasari2013Aktif Kuliah2.53
45121310009Carlos Romario Farera2013Aktif Kuliah2.72
46121310037Obetya Ayu Nanda2013Aktif Kuliah2.5
47121310008Carissa Elika Sunarko2013Aktif Kuliah3.39
48121310031Liana Aprillia2013Aktif Kuliah3.11
49121310042Serenica Clotilda Unus Pasi2013Aktif Kuliah3.22
50121310017Fenny Claudia Handoko2013Aktif Kuliah3.05
51121310011Daud Yuwono Abdullah2013Aktif Kuliah3.01
52121310034Maria Erwanti2013Aktif Kuliah2.84 
53121310054Veronica Regina Ivette Wonok2013Aktif Kuliah1.82 
54121310053Mega Dwi Arianti2013Aktif Kuliah2.85 
55121310055Gloriana Megawarni2013Aktif Kuliah1.5 
56121310056Noverilla Ayu Kinanti2013Aktif Kuliah2.34 
57121310057Yustar Afif Benyamin2013Aktif Kuliah2.48 
58121310058Chandra Setiawan Darmo Suwito2013Aktif Kuliah3.46 
59121310059Robby Soegitanto2013Pindah Prodi3 

Sumber: data diolah, 2014

Ketiga tabel di atas merupakan total keseluruhan dari mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung yaitu berjumlah 165 orang. Data tersebut akan digunakan oleh peneliti sebagai objek penelitian, namun dikarenakan adanya 1 (satu) mahasiswa yang cuti pada angkatan tahun 2011, 1 (satu) mahasiswa yang pindah program studi pada angkatan tahun 2012, dan 1 (satu) mahasiswa yang pindah program studi pada angkatan tahun 2013, maka peneliti hanya menggunakan data mahasiswa-mahasiswi yang aktif kuliah saja untuk dijadikan sampel. Oleh karena itu, total keseluruhan data yang digunakan oleh peneliti sebagai objek penelitian adalah sejumlah 162 orang saja. Berikut adalah sampel penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai objek penelitian.

Tabel 6 Sampel penelitian data mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi angkatan tahun 2011

NONIMNAMAANGKATANSTATUSIPK 
1121110059Maulana Cipta Pratama2011Aktif Kuliah2.53 
2121110028Liani Lukman2011Aktif Kuliah3.65 
3121110036Meta Sari2011Aktif Kuliah3.58 
4121110014Daniel Robert Budihardjo2011Aktif Kuliah3.33 
5121110037Monica Febianni2011Aktif Kuliah2.94
7121110025Jessica Maria Hartono2011Aktif Kuliah3.45
8121110051Rosalina Nitiwaluyo2011Aktif Kuliah3.33
9121110006Aprilia Listiani Notoatmodjo2011Aktif Kuliah3.61
10121110027Kevin Moeritty2011Aktif Kuliah3.75
11121110038Monica Kurniawati2011Aktif Kuliah3.11
12121110020Erlin Soetrisno2011Aktif Kuliah3.03
13121110007Arlene Devita2011Aktif Kuliah3.06
14121110050Richo, Susanto2011Aktif Kuliah2.97
15121110031Lydia Marcella2011Aktif Kuliah3.42
16121110018El Hezekiah Sabbat2011Aktif Kuliah3.73
17121110005Anita Limanto2011Aktif Kuliah3.54
18121110015Dewi Anggun Melaniar2011Aktif Kuliah3.71
19121110030Lucia Oktaviana2011Aktif Kuliah3.4
20121110013Clariska Henny Tanisiwa2011Aktif Kuliah3.55
21121110003Aldy Saputra2011Aktif Kuliah2.94
22121110035Merisa Anatasia2011Aktif Kuliah3.41
23121110041Nike Francis2011Aktif Kuliah3.16
24121110011Carrolina Caecilia2011Aktif Kuliah3.46
25121110029Lo, Sanjaya Hanafi2011Aktif Kuliah3.83
26121110044Olivia Cindy Nugroho2011Aktif Kuliah3.8
27121110040Nico Nugraha Hadinata2011Aktif Kuliah3.7
28121110024Jacko Nobel Leo Christy2011Aktif Kuliah3.04
29121110019Erick Aditya Hermawan W2011Aktif Kuliah3.11
30121110057Tifanny Cornelia2011Aktif Kuliah3.17
31121110042Octavianus Tri Endiarto2011Aktif Kuliah3.17
32121110022Fransiska Yuliana Joelnetan2011Aktif Kuliah3.57
33121110017Dwi Kristina Wijaya2011Aktif Kuliah3.65
34121110021Fitria Margaretna Sulastri2011Aktif Kuliah3.68
35121110052Servian Lazuardi2011Aktif Kuliah2.83
36121110039Nico Agustinus2011Aktif Kuliah3.51
37121110033Marsella Eka Puspita2011Aktif Kuliah3.52
38121110010Candria Nica Setyaningsih2011Aktif Kuliah2.74
39121110023Illona Wahyudi2011Aktif Kuliah3.25
40121110032Lydia Melissa Hadinata2011Aktif Kuliah3.06
41121110001Adeline Novita Rachmawati2011Aktif Kuliah3.11
42121110054Stefani Meivita Wijono2011Aktif Kuliah3.53
43121110048Ratna Wulandari AB2011Aktif Kuliah3.08
44121110004Anisa Nur Azizah2011Aktif Kuliah3.42
45121110058Windy Frisca Dewi Santoso2011Aktif Kuliah2.66
46121110002Adrian Sutjiadi2011Aktif Kuliah3.25
47121110045Purnama Shinta Dewi2011Aktif Kuliah2.79
48121110046Putri Cinderakasih Nugroho2011Aktif Kuliah2.75
49121110055Sugeng Vernanda2011Aktif Kuliah3.37 
50121110016Dias Oktiviana2011Aktif Kuliah3.1 
51121110049Rendy Lisangan2011Aktif Kuliah2.8 

Sumber: data diolah, 2014

Tabel 7. Sampel penelitian data mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi angkatan tahun 2012

NONIMNAMAANGKATANSTATUSIPK
1121210059Yuliana Devi Lukito2012Aktif Kuliah3.48
2121210033Kevin2012Aktif Kuliah3.74
3121210034Lavenia Sulistyo2012Aktif Kuliah3.69
4121210032Kesia Siska Amelia2012Aktif Kuliah3.43
5121210047Skolastika Kirby Lovelyn2012Aktif Kuliah2.89
6121210004Christian Aditya Rahardjo2012Aktif Kuliah2.81
7121210044Ruth Felisia2012Aktif Kuliah3.34
8121210042Ricky Adiputra2012Aktif Kuliah3.42
9121210022Ian Pradipta Wijaya2012Aktif Kuliah3.4
10121210052Vonny Santoso2012Aktif Kuliah3.35
11121210002Albertina Widiana Sentyaji2012Aktif Kuliah3.67
12121210046Shyen Riesca Poernomo2012Aktif Kuliah3.39
13121210040Paramitha Ria Christanti2012Aktif Kuliah3.27
14121210045Sandra Cicilia Erkanawati2012Aktif Kuliah3.03
15121210054William Antonius Kristanto2012Aktif Kuliah2.68
16121210027Irawati Puspo2012Aktif Kuliah2.58
17121210037Meilisa Irawati Alexander2012Aktif Kuliah3.17
18121210016Fidelia Fiona Krishna2012Aktif Kuliah3.11
19121210010Edward Jovi Setiaji2012Aktif Kuliah3.68
20121210005Cindy Claudia Handoko2012Aktif Kuliah2.85
21121210055Yenni2012Aktif Kuliah2.67
22121210013Feliani Anggraeni2012Aktif Kuliah2.8
23121210043Rosalina Marteka Sidarta2012Aktif Kuliah2.96
24121210015Fellicia Novianti Soesilo2012Aktif Kuliah3
25121210039Oktavianus Joelnetan2012Aktif Kuliah3.51
26121210058Yonathan Adhinata Y2012Aktif Kuliah2.77
27121210017Fikri Syahrizal Davi2012Aktif Kuliah3.44
28121210007Dhevin Nina Dheritd2012Aktif Kuliah2.84
29121210014Felisia Magdalena Siauta2012Aktif Kuliah3.16
30121210001Agie Ayu Lestari2012Aktif Kuliah3.55
31121210021Gunawan Santoso2012Aktif Kuliah3.41
32121210038Monika Velica Mustika Y.A.2012Aktif Kuliah3.59
33121210029Jessica Novia Kristanti2012Aktif Kuliah3.39 
34121210048Stevanus Eric Sugianto2012Aktif Kuliah2.81 
35121210018Friskylia Maria Firmiani Agus2012Aktif Kuliah2.84 
36121210006Cindy Marcellia Sudjoko2012Aktif Kuliah3.45 
37121210023Ibnu Ma`ruf Nugroho2012Aktif Kuliah3.38 
38121210049Susmita Dian Indiraswari2012Aktif Kuliah3.18 
39121210051Vanny Febiola Nitte2012Aktif Kuliah2.55 
40121210057Yonatan Soetrisno2012Aktif Kuliah3.1 
41121210024Ika Caesarina Erdianti2012Aktif Kuliah2.92 
42121210030Jonathan Kurnia Pratama2012Aktif Kuliah3.28 
43121210009Edbert Sumampouw2012Aktif Kuliah2.52 
44121210028Jelika Wisye Toisuta2012Aktif Kuliah3.38 
46121210036Lithani Tamariska2012Aktif Kuliah3 
47121210012Fanny Rastiti2012Aktif Kuliah3.44 
48121210041Prisillia Melinda Billik2012Aktif Kuliah2.92 
49121210053Whildan Putra Sumartino2012Aktif Kuliah1.84 
50121210025Ina Prameswari2012Aktif Kuliah2.77 
51121210003Ananda Putri Arinova2012Aktif Kuliah2.9 
52121210050Tri Setya Puspita Reny2012Aktif Kuliah3.05 
53121210008Dyah Ayu Sridharma Pratiwi2012Aktif Kuliah2.68 
54121210056Yiska Devinta Lusi2012Aktif Kuliah2.88 
55121210060Vincentius Reno Budianto2012Aktif Kuliah3.13 

Sumber: data diolah, 2014

Tabel 8. Sampel penelitian data mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi angkatan tahun 2013  

NONIMNAMAANGKATANSTATUSIP kum 
1121310046Stephen Angkawan2013Aktif Kuliah2.58 
2121310006Arga Satria Ariwibawanto2013Aktif Kuliah2.53 
3121310024Inneke2013Aktif Kuliah3.64 
4121310033Lydia Carolina2013Aktif Kuliah3.22 
5121310018Fransisca Natalia Budiono2013Aktif Kuliah2.76 
6121310050Wong, Adrian Kristianto2013Aktif Kuliah2.57 
7121310015Fany Anastasia Yoewono2013Aktif Kuliah3.16 
8121310043Shylvia Monica Christianto2013Aktif Kuliah3.28 
9121310041Rudi Devan Ariyanto2013Aktif Kuliah2.63 
10121310013Dewi Carolina2013Aktif Kuliah3.12 
11121310051Wiga Purnomo2013Aktif Kuliah2.52 
12121310021Henny Sugianto2013Aktif Kuliah3.2
13121310030Lavenia Adiwinoto2013Aktif Kuliah2.97
14121310045Stefanny Febrina Kuswandi2013Aktif Kuliah3.4
15121310025Jessica Belinda2013Aktif Kuliah2.74
16121310010Daniel Lianto2013Aktif Kuliah3.11
17121310002Allan Wibisono Lugito2013Aktif Kuliah3.4
18121310007Bella Widhianto2013Aktif Kuliah3.74
19121310052Yurico Erik Pratama2013Aktif Kuliah2.35
20121310020Hardiyono2013Aktif Kuliah3.15
21121310016Febe Chintya Putri2013Aktif Kuliah3.07
22121310044Stefanie Clarissa Gianina Rei2013Aktif Kuliah3.56
23121310001Adelia Susanto2013Aktif Kuliah3.1
24121310003Amanda Prishilia Nathali2013Aktif Kuliah2.72
25121310039Pandu Maulana Budiman2013Aktif Kuliah2.41
26121310026Jesslyn Errysta2013Aktif Kuliah3.09
27121310004Amila Prinawestri Kinanthi2013Aktif Kuliah3.16
28121310049Wiwin2013Aktif Kuliah3.23
29121310022Indra Kurniawan Sumargo2013Aktif Kuliah3.54
30121310023Inge Tiara Grafiti2013Aktif Kuliah3.1
31121310047Vandy Christviyanto2013Aktif Kuliah3.17
32121310048William Wijaya2013Aktif Kuliah3.55
33121310012Dessy Putri Kurniawati2013Aktif Kuliah1.95
34121310019Gerrinko Giffari Wurintara2013Aktif Kuliah3.72
35121310014Dhella Lavenia Ryandana2013Aktif Kuliah3.29
36121310032Lidwina Paramitha Hapsari2013Aktif Kuliah2.63
37121310036Natalia Ursula Dande2013Aktif Kuliah2.74
38121310040Regina Diajeng Christanti2013Aktif Kuliah2.92
39121310029Kadek Ernawan2013Aktif Kuliah3.45
40121310035Muhamad Room Ilham Pambudi2013Aktif Kuliah2.67
41121310005Andrew Gozali2013Aktif Kuliah2.2
42121310027Jimmy Prakoso Widyanto2013Aktif Kuliah3.3
43121310028Joshua Axel Priambodo2013Aktif Kuliah2.44
44121310038Oktavenda Mutiasari2013Aktif Kuliah2.53
45121310009Carlos Romario Farera2013Aktif Kuliah2.72
46121310037Obetya Ayu Nanda2013Aktif Kuliah2.5
47121310008Carissa Elika Sunarko2013Aktif Kuliah3.39
48121310031Liana Aprillia2013Aktif Kuliah3.11
49121310042Serenica Clotilda Unus Pasi2013Aktif Kuliah3.22
50121310017Fenny Claudia Handoko2013Aktif Kuliah3.05
51121310011Daud Yuwono Abdullah2013Aktif Kuliah3.01
52121310034Maria Erwanti2013Aktif Kuliah2.84
53121310054Veronica Regina Ivette Wonok2013Aktif Kuliah1.82
54121310053Mega Dwi Arianti2013Aktif Kuliah2.85
55121310055Gloriana Megawarni2013Aktif Kuliah1.5
56121310056Noverilla Ayu Kinanti2013Aktif Kuliah2.34
57121310057Yustar Afif Benyamin2013Aktif Kuliah2.48
58121310058Chandra Setiawan Darmo Suwito2013Aktif Kuliah3.46

Sumber: data diolah, 2014

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

yang digunakan adalah data Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Sekretariat Program Studi Universitas Ma Chung.

3.3.1 Metoda Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data historis yang diperoleh

secara tidak langsung dan berhubungan dengan obyek penelitian. Data sekunder menurut Sekaran (2006) mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Manfaat penggunaan data sekunder antara lain (Kusumawardani, 2011):

(1) lebih mudah diperoleh jika dibandingkan dengan data primer

(2) tidak memakan banyak biaya

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan:

1. Metoda Dokumentasi

Arikunto (2006) memaparkan bahwa metoda dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Metoda dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung. Alasan peneliti menggunakan metoda dokumentasi ini adalah karena data yang diperoleh sudah terjadi dan sudah dalam bentuk dokumen.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, akan dibahas variabel dependen saja karena penelitian menggunakan uji One Way Anova, di mana pada uji One Way Anova tidak ada variable X dan Y. Variabel merupakan variabel dependen karena ingin menguji pengaruh. Variabel dependen adalah suatu variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif merupakan ukuran kemampuan mahasiswa sampai pada periode tertentu yang dihitung berdasarkan jumklah SKS (Satuan Kredit Semester) tiap mata kuliah yang telah ditempuh. Ukuran nilai tersebut akan dikalikan dengan nilai bobot tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang telah ditempuh dalam periode tersebut. Indeks Prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa diukur sebagai berikut (http://www.scribd.com/doc/108514393/Isi-Student-Guide-Umc-22-7-2008#scribd).

a. 3,75 – 4,00: Predikat cumlaude. Artinya, seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dikuasai oleh mahasiswa.

b. 3,51 – 3,74: Predikat sangat memuaskan. Artinya, sebagian besar (77% s.d 84%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai mahasiswa.

c. 2,76 – 3,50: Predikat memuaskan. Artinya, bahan pelajaran yang diajarkan hanya (67% s.d 76%) dikuasai mahasiswa.

d. 2,00 – 2,75: Predikat cukup. Artinya, bahan pelajaran yang diajarkan hanya 67% yang dikuasai mahasiswa.

e. 0,00 – 1,99: Predikat tidak lulus.

3.5 Model Penelitian

Model penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah.

IPK 2011 2012 2013

3.6 Alat Analisis

Adapun alat analsis yang digunakan oleh Peneliti menggunakan metoda analisis statistik, sehingga pengujian yang dilakukan menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas. Setelah itu, Peneliti melakukan uji ANOVA (Analysis of Variance).

a. Uji normalitas

Menurut Ghozali (2009), uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika probabilitas signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (seperti signifikansi yang dihasilkan Kolmogorov Smirnov sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan metoda lain yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data observasi. Menurut Ghazali (2005) dalam Hasanah (2010) mengatakan bahwa normalitas dapat juga dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) ada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis maka data dapat dikatakan normal.

b. Analisis ANOVA (Analysis of Variance)

Setelah responden dimasukkan ke dalam clusternya masing-masing, maka selanjutnya dilakukan uji perbedaan dengan menggunakan analisis ANOVA (Analysis of Variance). Prosedur yang digunakan dalam analisis ANOVA ini adalah prosedur One Way ANOVA atau sering disebut dengan perancangan sebuah faktor, yang merupakan salah satu alat analisis statistik ANOVA yang bersifat satu arah (satu jalur). Menurut Sarwono (2009), prosedur analisis One-Way Anova bertujuan untuk membandingkan rata-rata antara lebih dari dua kelompok. Kegunaan utama teknik ini ialah untuk menguji hipotesis yang membuktikan rata-rata sama atau tidak. Teknik analisis ini merupakan perluasan dari teknik uji t dengan dua sampel. Menurut Santoso (2010), asumsi yang digunakan pada pengujian Anova adalah.

 Populasi-populasi yang akan diuji berdistribusi normal.

 Varians dari populasi-populasi tersebut adalah sama.

 Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain.

 Varians atau nilai p-value harus di atas 5% yang berarti varians indentik (tidak ada perbedaan)

Hipotesis dalam ANOVA akan membandingkan rata-rata dari beberapa populasi yang diwakili oleh beberapa kelompok sampel secara bersama sehingga hipotesis matematikanya adalah:

H0 : μ1 = μ2 … = μk

 Seluruh mean populasi adalah sama.

 Tidak ada efek treatment (tidak ada keragaman mean dalam grup)

Ha : tidak seluruh mean populasi adalah sama

 Minimal ada 1 mean populasi yang berbeda

 Terdapat sebuah efek treatment

 Tidak seluruh mean populasi berbeda (beberapa pasang mungkin sama)

Bunyi hipotesis alternatif di atas merupakan hipotesis yang fleksibel karena tidak menyebutkan secara pasti μ mana yang berbeda dengan yang lainnya. Hal ini mempunyai arti bahwa μ mana yang tidak sama bukan merupakan masalah dalam penolakan hipotesis nol.

Teknik ANOVA akan menguji variabilitas dari observasi masing-masing kelompok dan variabilitas antar mean kelompok. Melalui kedua variabilitas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan mengenai mean populasi. Menurut Sarwono (2009), adapun langkah-langkah dalam prosedur One-Way ANOVA adalah sebagai berikut.

a. Tes Homogenitas Varian (Test of Homogeneity of Variance)

Asumsi dasar dari analisis ANOVA adalah bahwa seluruh kelompok yang terbentuk harus memiliki variannya sama. Untuk menguji asumsi dasar ini dapat dilihat dari hasil tes homogenitas dari varians dengan menggunakan uji Levene Statistic. Hipotesis yang digunakan dalam tes homogenitas varian adalah :

H0 : Diduga bahwa seluruh varians populasi adalah sama

Ha: Diduga bahwa seluruh varians populasi adalah berbeda

Dasar dari pengambilan keputusan adalah jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, sedangkan jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

b. Pengujian ANOVA (uji F)

Uji sttaistik yang digunakan untuk menguji H0 bahwa semua kelompok mempunyai mean populasi yang sama adalah uji F. Nilai F diperoleh dari rata-rata jumlah kuadrat (mean square) anatar kelompok yang dibagi dengan rata-rata jumlah kuadarat dalam kelompok dengan rumus:

{dengan derajat bebas a – 1 dan a (b – 1)}

Keterangan:

= variansi dalam perlakuan

= variansi antar perlakuan

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ANOVA adalah:

H0 : Diduga bahwa seluruh kelompok dari rata-rata populasi adalah sama.

Ha : Diduga bahwa seluruh kelompok dari rata-rata populasi adalah berbeda.

Dasar dari pengambilan keputusan adalah jika F hitung > F tabel 0,05 maka H0 ditolak, sdangkan jika F hitung < F tabel 0, 05 maka H0 ditolak.

c. Post Hoc Test

Dari pengujian ANOVA (F test) telah diketahui bahwa secara umum seluruh kelompok memiliki perbedaaan. Untuk mnegethui lebih lanjut perbebdaaan yang terjadi antar kelompok maka digunakan Post Hoc Test dengan menggunakan salah satu fungsi Tukey.

Adapun hipotesis yang digunakan dalam tes ini adalah:

H0 : Diduga bahwa kedua kelompok memiliki nilai rata-rata yang sama.

Ha : Diduga bahwa kedua kelompok memiliki nilai rata-rata yang berbeda

Dasar dari pengambilan keputusan adalah jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka H0 diterima.

3.7 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang dapat dilakukan terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Ha = μ2011≠ μ2012 ≠ μ2013

b. H0 = μ2011= μ2012 = μ2013

3.8 Tahapan Analisis

Dalam melakukan penelitian ini, tahapan yang akan dilakukan Peneliti dapat

dijabarkan sebagai berikut.

1. Mengembangkan hipotesis penelitian.

2. Mencari data Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013 Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung.

3. Tabulasi data menggunakan SPSS 16.0 for windows.

4. Analisis uji asumsi klasik berupa uji normalitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

5. Setelah uji normalitas terpenuhi, Peneliti melakukan uji One Way Anova.

6. Penarikan hasil pengujian analisis.

7. Analisis hipotesis kesimpulan.

8. Implikasi hasil analisis.

4.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Ma Chung merupakan sebuah sekolah bersejarah di kota Malang – Jawa Timur, yang telah meluluskan alumni-alumni terbaiknya sejak era tahun 1950an. Sekolah ini telah mewariskan standar pendidikan dan pembangunan nilai-nilai moral yang konsisten terhadap lulusannya. Bekas gedung sekolah Ma Chung masih dapat disaksikan oleh gnerasi masa kini meski saat ini digunakan oleh institusi lain. Satu hal yang tidak akan lekang oleh jaman: Spirit Alumni Ma Chung.

Tersebar di hampir seluruh penjuru dunia, para alumni ini telah menorehkan sejarah, baik sebagai ilmuwan di universitas-universitas ternama di dunia maupun sebagai wirausahawan Indonesia yang sukses dan bahkan berkiprah di dunia bisnis internasional. Ide pendirian Universitas Ma Chung dicetuskan pada saat pelaksanaan Reuni Akbar peringatan hari ulang tahun ke-55 sekolah Ma Chung pada September 2001 di kota Xiamen, China, yang dilandasi oleh warisan semangat Ma Chung yang berintikan: rukun, bersatu, mengabdi kepada masyarakat, serta mewujudkan dedikasi kepada dunia pendidikan Indonesia.

Dengan dipegang teguhnya semboyan “Waktu minum air jangan lupa sumbernya, waktu sukses balaslah budi kepada kampung halamannya”, serta komitmen alumni Ma Chung di seluruh dunia, maka pada 1 Mei 2004 didirikanlah PT. Ma Chung sebagai langkah awal berdirinya Universitas Ma Chung, dipelopori oleh Soegeng Hendarto, Mochtar Riady, Teguh Kinarto, Hendro Sunjoto, Koentjoro Loekito, Effendy Sudargo, Agus Chandra, Hadi Widjojo, Nuryati Tanuwidjaya, Nehemja, Alex Lesmana Samudra, Evelyn Adam, Hadi Surjono, Nagawidjaja Winoto, dan Soebroto Wirotomo, nama-nama yang sudah terkenal sebagai pebisnis berskala internasional.

Secara aklamasi dan dengan pernyataan kebulatan tekad alumni dari seluruh dunia, dalam Reuni Akbar peringatan Ulang Tahun ke-60 SMA Ma Chung di Malang, 17 Juli 2005 diletakkan batu pertama pembangunan Universitas Ma Chung. Dalam rangka memperlancar jalannya pengelolaan universitas dalam jangka panjang maka dibentuklah Yayasan Harapan Bangsa Sejahtera yang menaungi Universitas Ma Chung.

Alumni senior yaitu Prof. Dr. Yang Zhiling dan Prof. Dr. Bin Ling memberikan banyak usulan sehubungan dengan pembangunan dan pengelolaan universitas. Usulan beliau tersebut kemudian dijadikan pijakan pertama bagi perencanaan (blue print) oleh para pimpinan PT. Ma Chung dan Yayasan Harapan Bangsa Sejahtera. Dihadiri oleh ribuan alumni, pada tanggal 7 Juli 2007, Universitas Ma Chung secara resmi dibuka yang berlokasi di Jalan Villa Puncak Tidar N-01, Malang.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun visi dan misi dari Universitas Ma Chung. Visi dari Universitas Ma Chung sebagai berikut.

1. Memuliakan Tuhan melalui akhlak, pengetahuan, dan kontribusi nyata sebagai insan akademik yang berdaya cipta.

Sedangkan misi dari Universitas Ma Chung sebagai berikut.

a. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran tinggi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas, fokus, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini dan akan datang.

b. Membentuk dan mengembangkan angkatan-angkatan motivator dan pemimpin masyarakat yang memiliki potensi dan kapasitas moral yang luhur, berjiwa kepemimpinan dan kewirausahaan yang betitik berat pada pembentukan akhlak dan kepribadian unggul, rendah hati, melayani, dan berkontribusi sebagai manusia yang utuh.

c. Mendorong dan mengembangkan sikap serta pemikiran yang kritis-prinsipil dan kreatif-realistis berdasarkan kepekaan hati nurani yang luhur.

d. Menghasilkan lulusan siap pakai yang berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar global.

e. Berperan aktif dalam meningkatkan peradaban dunia dengan menghasilkan lulusan yang berwawasan global, toleran, dan cinta damai, serta produktif dalam menghasilkan karya cipta yang mendukung peningkatan martabat manusia global.

f. Melaksanakan pengelolaan perguruan tinggi berdasarkan prinsip ekonomis dan akuntabilitas.

4.2 Hasil Penelitian

Peneliti melakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk membuktikan apakah data penelitian terdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah data hasil output dari uji normalitas.

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=NIM ANGKATAN_TAHUN IPK

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

[DataSet1] E:\kuliah\semester 7\ekonometrika\UAS\IPK UAS.sav  Descriptive Statistics 
NMeanStd. DeviationMinimumMaximum 
NIM1621.21E881752.8101.E81.E8 
ANGKATAN_TAHUN1622.05.81813 
IPK1623.1035.427251.503.83 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NIMANGKATAN_TAHUNIPK
N162162162
Normal ParametersaMean1.21E82.053.1035
Std. Deviation8.175E4.818.42725
Most Extreme DifferencesAbsolute.235.236.075
Positive.209.209.053
Negative-.235-.236-.075
Kolmogorov-Smirnov Z2.9972.998.949
Asymp. Sig. (2-tailed).000.000.329
a. Test distribution is Normal.

Setelah uji normalitas terpenuhi, Peneliti melakukan uji one-way Anova. Berikut adalah hasil output dari uji One-Way Anova.

ONEWAY IPK BY ANGKATAN_TAHUN

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=TUKEY BONFERRONI ALPHA(0.05).

Oneway

[DataSet1] E:\kuliah\semester 7\ekonometrika\UAS\IPK UAS.sav Descriptives
IPK
NMeanStd. DeviationStd. Error95% Confidence Interval for MeanMinimumMaximum
Lower BoundUpper Bound
2011503.2830.33407.047243.18813.37792.533.83
2012543.1133.37256.050703.01163.21501.843.74
2013582.9397.48471.063652.81223.06711.503.74
Total1623.1035.42725.033573.03723.16981.503.83
Test of Homogeneity of Variances 
IPK 
Levene Statisticdf1df2Sig. 
3.8212159.024 
ANOVA 
IPK 
Sum of SquaresdfMean SquareFSig. 
Between Groups3.17321.5879.623.000 
Within Groups26.217159.165 
Total29.390161 
Post Hoc Tests Multiple Comparisons 
Dependent Variable:IPK 
(I) ANGKATAN_TAHUN(J) ANGKATAN_TAHUNMean Difference (I-J)Std. ErrorSig.95% Confidence Interval 
Lower BoundUpper Bound 
Tukey HSD20112012.16967.07969.087-.0189.3582 
2013.34334*.07836.000.1580.5287 
20122011-.16967.07969.087-.3582.0189 
2013.17368.07679.064-.0080.3553 
20132011-.34334*.07836.000-.5287-.1580 
2012-.17368.07679.064-.3553.0080 
Bonferroni20112012.16967.07969.104-.0232.3625 
2013.34334*.07836.000.1537.5329 
20122011-.16967.07969.104-.3625.0232 
2013.17368.07679.075-.0121.3595 
20132011-.34334*.07836.000-.5329-.1537 
2012-.17368.07679.075-.3595.0121 
*. The mean difference is significant at the 0.05 level. 
Homogeneous Subsets IPK 
ANGKATAN_TAHUNNSubset for alpha = 0.05 
12 
Tukey HSDa2013582.9397 
2012543.11333.1133 
2011503.2830 
Sig..071.080 
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. 
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 53.802. 

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berikut adalah pembahasan dari hasil analisis SPSS yang telah dibuat.

1. Pada uji normalitas, nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diatas 5% yaitu 32,9% yang menandakan bahwa data terdistribusi normal.

2. Pada tabel Test of Homogeneity of Variances, nilai sig > 5% yaitu sebesar 0,24%. Bila sig > 5% maka analisis pada tahap berikutnya dapat dilanjutkan.

3. Pada uji One-Way Anova, dari tabel anova nilai sig. menunjukkan angka < 5% yaitu 0% yang menyatakan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Hal tersebut menunjukkan terdapat perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung Malang angkatan tahun 2011, 2012, dan 2013.

4. Dari tabel Post Hoc Tests Multiple Comparisons dapat dilihat pada mean difference terdapat tanda ‘ * ’ yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa-mahasiswi angkatan 2011 dengan 2013. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig. yang menunjukkan angka < 5% yaitu 0% yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan.

5. Dilihat dari tabel Homogeneous Subsets di atas, angkatan tahun 2011 dengan tahun 2013 memiliki perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang signifikan. Sedangkan angkatan tahun 2012 tidak memiliki perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang signifikan bila dibandingkan dengan mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011 dan tahun 2013.

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang penulis peroleh dari keseluruhan hasil analisis adalah mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2011 dengan tahun 2013 memiliki perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang signifikan. Sedangkan mahasiswa-mahasiswi angkatan tahun 2012 tidak memiliki perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang signifikan bila dibandingkan dengan angkatan tahun 2011 dan tahun 2013.

5.2 Keterbatasan dan Saran

Adapun batasan penelitian dalam penelitian ini adalah adanya sampel yang tidak dapat dijadikan objek penelitian dikarenakan cuti dan pindah program studi, sehingga penulis merasa hasil yang diperoleh dari analisis masih kurang sempurna. Oleh karena itu, saran yang dapat diberikan penulis adalah pada penelitian selanjutnya, peneliti dapat memilah objek penelitian yang lebih efektif. Dengan kata lain, peneliti diharapkan dapat memilah data mahasiswa yang cuti kuliah dan pindah program studi dengan yang aktif kuliah agar lebih mempermudah peneliti dalam mengelola sampel yang akan dijadikan sebagai objek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Accreditation Commission for Senior Colleges and Universities. (2001). Handbook of Accreditation. Alameda, CA: Western Association of Schools and Colleges.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

BAN-PT. (2010). Pedoman Evaluasi-diri untuk Akreditasi Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi. Jakarta: BAN-PT.

Bernardin, H. J., & Russel, E.A. (1993). Human resource Management, An Experiential Approach. Singapore: Mac Graw Hill Book Co.

Bulo, E. L. (2002). Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional Mahasiswa. Skripsi. FE UGM.

Bursuck, W. D. & Asher, S. R. (1980). The Relationship Between Social Competence And Achievement In Elementary School Children. Journal of Clinical Psychology. 41-49.

Creswell, J. W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga. Jakarta.

Dwijayanti, A. P. (2009). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamalik, O. (1991). Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi Pendekatan Sistem SKS. Bandung: Sinar Baru.

Haling, A. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Hasanah, S. 18 Mei 2010. Pengaruh Penerapan etika, Pengalaman Hidup dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.

Hasibuan, M. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengertian Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.

Kusumawardani, A. (2011). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam Situs Web Perusahaan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Kushasyandita, S. Februari 2012. Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit, Etika, dan Gender Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor melalui Skeptisma Profesional Auditor. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Mangkunegara, A. P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mukodim, D. (2004). Peranan Kesepian dan Kecenderungan Internet Addiction Disorder terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Gunadarma. Jurnal Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (Kommit). Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Panduan Akademik Fakultas Teknik. (2011).Jakarta: UNISMAH.

Pemerintah Republik Indonesia (1961). Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990. Fungsi Perguruan Tinggi. Jakarta.

Santoso, S. (2010). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sarwono. J. (2009). Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: ANDI.

Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Analisis Uji Beda Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Dilantiknya Menteri Susi Pudjiastuti Khususnya Pada Industri Perikanan

Muhamad Room Ilham Pambudi & Daniel Sugama Stephanus

Artikel Mata Kuliah Ekenometrika

Prodi Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Ma Chung – Kabupaten Malang

2014

Abstrak

Dewasa ini sumber pendanaan yang digunakan untuk mendanai kegiatan ekonomi perusahaan seperti saham ini terkadang volume perdagangan saham bisa naik dan bisa juga turun yang diakibat oleh beberapa informasi-informasi yang dapat memengaruhi pergerakkan perekonomian di suatu negara.

Di Indonesia beberapa waktu yang lalu telah terlaksananya pelantikkan menteri-menteri yang baru untuk periode pemerintahan yang baru. Dalam daftar nama pelantikkan menteri ini terdapat menteri bernama Susi Pudjiastuti yang diadaulat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Terdapat info yang menurut peneliti menarik untuk diteli yaitu latar belakang pendidikan dari menteri ini yang hanya mengenyang bangku SMP saja. Namun pada kenyataan Susi Pudjiastuti ini seorang pebisnis yang memiliki perusahaan sendiri yang namanya sudah terkenal di industry jasa penerbangan dan hasil laut.

Lewat informasi yang ada peneliti ingin meneliti isu yang ada dengan pergerakkan volume perdagangan saham khususnya perusahaan yang bergerak di industri perikanan melalui penelitian yang berjudul,” Uji Beda Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Dilantiknya Menteri Susi Pudjiastuti Khususnya Pada Industri Perikanan” ini peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan pada volume perdagangan saham pada perusahaan khususnya di indutri perikanan ini terhadap isu pelantikan menteri Susi Pudjiastuti.

Kata-kata kunci: volume perdagangan saham, Pelantikan Susi Pudjiastuti, PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, Central Proteina Prima Tbk, Inti Agri Resources Tbk.

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia baru-baru ini telah melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan telah diumumkan juga hasil dari penghitungan suara tersebut. Lalu setelah pelatikan presiden yang baru yaitu Joko Widodo, ia melakukan perencanaan untuk penempatan nama siapa saja yang akan dimasukkan dalam kabinetnya untuk membantunya dalam melaksanakan tugas negara. Setelah dilakukan pelantikan menteri pada tanggal 27 Oktober 2014 yang lalu, terdapat nama Susi Pudjiastuti yang terdengar miring karena pendidikannya yang dipandang sebelah mata. Akan tetapi beliau patut diacungi jempol dan digunakan sebagai panutan untuk yang ingin memulai suatu usaha dari nol karena ibu Susi Pudjiastuti ini adalah seorang pemilik dari perusahaan yang bergerak dibidang eksportir hasil kelautan dan pemilik perusahaan penerbangan yang terkenal. Karena kegigihannya itu beliau dapat sampai seperti sekarang ini meskipun dengan status pendidikan yang hanya mengeyang bangku SMP saja.

Melihat fakta yang ada setelah dilakukannya pelantikannya menjadi menteri banyak berita miring mengenainya yang hanya memiliki pendidikan sampai SMP saja itu. Dengan fakta yang ada informasi-informasi tersebut dapat membawa pengaruh pada beberapa sektor seperti sektor industry perikanan.

1.2 Masalah Penelitian

1. Data apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini?

2. Bagaimana hipotesis dalam penelitian ini?

3. Apakah ada perbedaan volume perdagangan sahan disaat sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khususnya pada perusahaan dibidang industri perikanan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui data yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.

2. Untuk mengetahui hipotesis yang tepat untuk penelitian ini.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang terjadi pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri pada perusahaan khususnya pada bidang industri perikanan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan penelitian ini dapat menjadi tolak ukur apakah telah tercapainya tujuan perusahaan dalam perdagangan saham tersebut.

2. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan teori-teori yang diterima dalam perkuliahan dalam kasus-kasus nyata sebagai bekal pengalaman dalam profesinya di masa mendatang.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan.Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. (Warren, Reeve, Fees, 2006 : 2)

Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu :

1. Perusahaan manufaktur (manufacturing)

Perusahaan manufaktur mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masiang-masing pelanggan.

2. Perusahaan dagang (merchandising business)

Perusahaan dagang menjual produk ke pelanggan. Namun, tidak memproduksi barangnya sendiri, tetapi membelinya dari perusahaan lain. Dengan kata lain, perusahaan dagang mempertemukan produk dengan pelanggan.

3. Perusahaan jasa (services business)

Perusahaan jasa menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan.

Umumnya terdapat tiga bentuk perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan perorangan, persekutuan, atau korporasi.

4. Perusahaan perorangan

Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh perorangan. Keunggulan bentuk ini adalah karena mudah didirikan dan biaya pengelolaanya yang rendah. Kelemahan utanya adalah sumber daya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi.

5. Persekutuan

Persekutuan dimiliki oleh dua atau lebih individu. Keuntungan bentuk ini adalah modal yang lebih besar dibanding bentuk perorangan.Kelemahan bentuk ini adalah kendali terbatas, karena membutuhkan persetujuan sekutu.

6. Korporasi atau Perseroan

Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah, sebaga suatu badan hukum yang terpisah. Kepemilikan dalam korporasi terbagi dalam lembar saham. Korporasi menerbitkan saham tersebut kepada perorangan atau perusahaan lain yang kemudian menjadi pemiliki atau pemegang saham korporasi tersebut. Keunggulan utama perusahaan bentuk korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitka saham.

2.2 Go Public

Go public merupakan salah satu cara badan usaha untuk memperoleh dana yaitu dengan cara menjual dan menawarkan untuk melepaskan hak atas saham dengan pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual saham baru yang berasal dari modal dasar maupun saham lama yang berasal dari modal yang sudah disetor.

Syarat-syarat perusahaan melakukan Go Public:

1. Badan hukum calon perusahaan tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

2. Pernyataan pendaftaran yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menjadi efektif.

3. Memiliki komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran anggota dewan komisaris, memiliki direktur tidak terafiliasi, memiliki komite audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk komite audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki sekretaris perusahaan.

4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.

5. Calon perusahaan tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.

6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh undang-undang yang berlaku di Indonesia.

7. Khusus calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan dan calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan).

8. persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan pada laporan keuangan audit terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

Berdasarkan evaluasi dan penilaian bursa, bursa menyampaikan penolakan atau memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pencatatan selambat-lambatnya 10 hari bursa sejak bursa memperoleh dokumen dan atau informasi secara lengkap. Dalam proses evaluasi atas permohonan pencatatan tersebut, bursa akan meminta calon perusahaan tercatat melakukan presentasi mengenai rencana pencatatan sahamnya, dan bursa juga melakukan company visit ke calon perusahaan tercatat.

Dalam melakukan penawaran umum, calon perusahaan tercatat perlu melakukan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan untuk melakukan penawaran umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh OJK.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran Umum adalah mencakup tahapan sebagai berikut:

1. Periode pasar perdana yaitu ketika saham atau efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk;

2. Penjatahan saham yaitu pengalokasian saham atau efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia;

3. Pencatatan efek di bursa yaitu pada saat saham atau efek tersebut mulai dicatatkan dan diperdagangan di bursa.

Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap, yakni:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Hal yang pertama kali dilakukan oleh calon perusahaan tercatat adalah melakukan rapat umum pemegang saham untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat persetujuan, calon perusahaan tercatat melakukan penunjukan lembaga dan profesi penunjang pasar modal, antara lain:

 Penjamin Emisi (Underwriter) merupakah pihak yang paling banyak terlibat dalam membantu calon perusahaan tercatat dalam rangka penerbitan saham dengan menyiapkan berbagai dokumen, membantu membuat prospektus dan memberikan penjaminan atas penerbitan efek.

 Akuntan Publik (auditor independen) merupakan pihak yang bertugas untuk melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat.

 Penilai independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian atas aset calon perusahaan tercatat dan memenentukan nilai wajar dari aktiva tersebut.

 Konsultan hukum merupakan pihak yang memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).

 Notaris merupakan pihak yang membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.

 Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan pemesanan saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Dalam tahap ini, calon perusahaan tercatat melengkapi dokumen pendukung untuk menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK sampai dengan OJK menyatakan bahwa pernyataan pedaftaran telah menjadi efektif.

3. Tahap Penawaran Saham

Tahap ini merupakan tahap utama karena calon perusahaan tercatat menawarkan sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat membeli saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja. Perlu diingat bahwa seluruh keinginan investor atas saham calon perusahaan tercatat dapat dipenuhi seluruhnya dalam hal terjadi kelebihan permintaan (oversubsribe). Sebagai contoh, saham yang ditawarkan ke masyarakat melalui pasar perdana sebanyak 100 juta saham, sementara permintaan pembelian saham dari seluruh investor sebesar 150 juta saham. Dalam hal investor tidak mendapatkan saham yang dipesan melalui pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli saham tersebut di pasar sekunder yaitu pasar di mana saham tersebut telah dicatatkan dan diperdagangakan di bursa efek.

4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesainya penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek Indonesia.

2.3 Initial Public Offering (IPO)

Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran umum ( emisi / go public / initial public offering ) adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan, sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor. Manfaat Penawan umum bagi perusahaan diantaranya adalah :

1. Meningkatkan Citra Perusahaan

2. Memperoleh sumber pendanaan baru

3. Meningkatkan nilai perusahaan

4. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.

5. Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan usaha.

2.4 Pasar Modal

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat atau pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Oleh karena itu Pasar modal memiliki pengertian tempat untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

2.5 Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2.6 Hipotesis Teoritis

Pada penelittian ini hipotesis teoritis antara lain:

Ho : Tidak adanya perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khususnya pada industri Perikanan.

Ha : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khusunya pada industri Perikanan

2.7 Rerangka Pikir

Perusahaan Membutuhkan dana Initial Public Offering Pasar Perdana Pasar Sekunder Kebijakan Pemerintah Pelantikan Menteri Volume Perdangan Saham Volume Perdangan Saham Volume Perdangan Saham Paired Sample t test Isu Fundamental

3.  METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka kuantitatif ataupun dengan merubah data bentuk kualitatif menjadi bentuk kuantitiatif.. Menurut pengolahan datanya, penelitian ini menggunakan metoda statistik Induktif. Menurut Santoso (2014:3) metoda statistik induktif berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sample. Tindakan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan besaran populasi, uji hipotesis, peramalan dan sebagainya.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengindentifikasi suatu fenomena (Santoso, 2014 : 4), Populasi pada peneltian ini Perusahaan yang bekerja dalam industri perikanan

3.2.2 Sampel

Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi (Santoso, 2014 : 5). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria, antara lain :

1. Volume perdagangan saham sebelum pelantikan menteri Susi Pudjiastuti pada perusahaan di industri perikanan.

2. Volume perdagangan saham sesudah pelantikan menteri Susi Pudjiastuti pada perusahaan di industri perikanan.

3. Perusahaan yang volume perdagangan sahamnya tercatat di BEI.

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, maka diperoleh tiga perusahaan yang tercatat di BEI dan volume perdagangan sahamnya dapat ditelusuri, antara lain: Berikut data Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan-Perusahaan di Industri Perikanan 3. 1 Daftar Volume Perdagangan Saham Perusahaan
KodeNama PerusahaanTanggalVolume Perdaganagan saham
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk20 OKT 201474700
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk21 OKT 2014122100
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk22 OKT 2014482600
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk23 OKT 2014328500
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk24 OKT 20141656900
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk28 OKT 201447566400
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk29 OKT 201489697700
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk30 OKT 2014109215500
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk31 OKT 201453859200
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk3 NOV 2014140704000
CPROCentral Proteina PrimaTbk.20 OKT 201450500
CPROCentral Proteina PrimaTbk.21 OKT 201420400
CPROCentral Proteina PrimaTbk.22 OKT 2014100
CPROCentral Proteina PrimaTbk.23 OKT 201410100
CPROCentral Proteina PrimaTbk.24 OKT 20148200
CPROCentral Proteina PrimaTbk.28 OKT 2014183700
CPROCentral Proteina PrimaTbk.29 OKT 2014218900
CPROCentral Proteina PrimaTbk.30 OKT 201436800
CPROCentral Proteina PrimaTbk.31 OKT 2014125000
CPROCentral Proteina PrimaTbk.3 NOV 2014561500
IIKPInti Agri Resources Tbk.20 OKT 201475900
IIKPInti Agri Resources Tbk.21 OKT 201439300
IIKPInti Agri Resources Tbk.22 OKT 201468800
IIKPInti Agri Resources Tbk.23 OKT 2014637400
IIKPInti Agri Resources Tbk.24 OKT 201423900
IIKPInti Agri Resources Tbk.28 OKT 201422700
IIKPInti Agri Resources Tbk.29 OKT 2014113500
IIKPInti Agri Resources Tbk.30 OKT 201435700
IIKPInti Agri Resources Tbk.31 OKT 201424900
IIKPInti Agri Resources Tbk.3 NOV 20140

Sumber : http://www.duniainvestasi.com 2014

3.3 Data Penelitian

Data penelitian menggunakan catatan volume perdagangan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penlitian dilakukan lima hari sebelum dan lima hari sesudah Pelantikan Susi Pudjiastuti Menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan adalah data kuantitatif. Berdasarkan sumber data, data penelitian yang digunakan menggunakan data sekunder yang didapatkan melalui dokumentasi dan internet. Data sekunder adalah sumber data penelitian secara tidak langsung diperoleh

melalui media perantara. Data tersebut diperoleh dari ringkasan data pasar modal dipublikasikan di BEI dan dapat diakses melalui http://www.duniainvestasi.com, ataupun dapat diperoleh di Pojok Bursa Universitas Ma Chung,

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan dengan cara mengumpulkan data-data secara online yang diakses melalui http://www.duniainvestasi.com

3.4 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 10 variabel yaitu variabel volume perdagangan 5 hari sebelum Pelantikan Menteri, 4 hari sebelum Pelantikan Menteri, 3 hari sebelum Pelantikan Menteri, 2 hari sebelum Pelantikan Menteri, 1 hari sebelum Pelantikan Menteri, 1 hari sesudah Pelantikan Menteri, 2 hari sesudah Pelantikan Menteri, 3 hari sesudah Pelantikan Menteri, 4 hari sesudah Pelantikan Menteri, dan 5 hari sesudah Pelantikan Menteri. Dimana nantinya masing-masing variabel yang terdiri dari volume perdagangan saham tiap sampel akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

3.5 Model Penelitian

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey,1994). Model ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung Model dibagi menjadi 3 yakni model konseptual, model procedural dan model matematik. Tujuan model adalah mengubah konsep utama dan proses ke dalam pendekatan yang partukuler, merupakan metode singkat dalam mengkomunikasikan yang diyakini menjadi faktor kesuksesan kritis dari suatu aktivitas pembelajaran. Model kadang sebagai suatu langkah-langkah yang harus diikuti secara prosedural (Molenda, 1996).

Model konseptual

Model konseptual sering sekali disamakan dengan teori, model ini merupakan deskripsi sebuah pandangan atas realitas. Model konseptual bersifat deskriptif yang mendeskripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau analisis dan juga kesimpulan dari observasi. Salah satu fungsinya yang penting adalah memberikan landasan untuk penelitian yang bisa menciptakan teori induktif.

3.6 Alat Analisis

Alat statistic yang digunakan adalah SPPS 20. Penelitian kali ini meggunakan uji paired sample t-test. Uji Paired sample t-test dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Santoso, 2014:261). Penelitian ini menggunakan paired sample t test dikarenakan, kedua sampel yang digunakan yaitu sebelum dan sesudah pada dasarnya merupakan sampel yang sama namun diberikan perlakuan yang berbeda.

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test :

1. Data harus terdistribusi secara normal.

2. Jumlah data maksimal adalah 30.

3. Tidak ada variabel dependen dan independen.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam uji beda yaitu hanya uji normalitas saja. Dalam menguji normalitas data, alat analisis yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Singkatnya uji Kolmogorov Smirnov kenormalan distribusi data.

Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Ho : data mengikuti distribusi yang ditetapkan

Ha : data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan

Jika nilai asymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data terdistribusi secara normal, akan tetapi jika nilai asymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Apabila hasil uji paired t-test menunjukan probabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya bila diatas 0,05 maka Ho yang diterima.

4.  PEMBAHASAN

4.1 PT Dharma Samudera Fishing Indutries Tbk

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) didirikan tanggal 02 Oktober 1973 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983. Kantor pusat dan pabrik DSFI berkedudukan di jalan Laks. R.E. Martadinata 1, Tanjung Priok, Jakarta, dan mempunyai cabang di Kendari. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham DSFI adalah K Energy Ltd (29,64%), Winapex Ltd. (26,17%) dan PT Dharma Mulia Andhika (18,22%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DSFI meliputi bidang perikanan termasuk menangkap, mengumpulkan, mengolah, menjual serta menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan hasil perikanan.

Pada tanggal 28 Februari 2000, DSFI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DSFI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp900,- per saham dan disertai 25.000.000 Waran seri I dan periode pelaksanaan mulai dari 26 September 2000 sampai dengan 24 Maret 2003 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp900,- per saham. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 24 Maret 2000.

4.1.2 Sejarah Pencatatan

Tabel 1. Sejarah Pencatatan Saham PT Dharma Samudera Fishing Indutries Tbk

Saham JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp900,-50.000.00024-Mar-2000
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)125.000.00024-Mar-2000
Waran Seri I (2000 s/d 2002)41.103.750
Pemecahan Saham (Stock Split)712.464.00022-Jan-2001
Penawaran Terbatas (Right Issue I)928.567.75024-Jul-2007

4.1.3 Visi dan Misi

VISI

Menjadi Produsen Pengolah Hasil Laut, yang bermutu dengan mempraktekkan azas kerja Good Corporate Governance dan turut serta menjaga kelestarian sumber daya alam kelautan Nusantara, menjadi penghasil devisa dan penyedia lapangan kerja.

MISI

Menjalin kemitraan dengan para nelayan dan masyarakat pesisir kepulauan Nusantara serta melakukan Kerjasama Operasional (KSO) dengan para pemasok guna menghasilkan produk yang bermutu sesuai permintaaan pasar dan menekan biaya produksi. Menjadi pelaku ekonomi dan mengolah hasil produk laut yang mempunyai keunggulan kompetitif, berkesinambungan dan mampu memberikan manfaat optimal bagi perusahaan dan semua pihak terkait.

4.2 Central Proteina Prima Tbk

4.2.1 Sejarah Perusahaan

Central Proteina Prima Tbk (dahulu bernama Central Proteinaprima Tbk) (CPRO) didirikan 30 April 1980 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1980. Kantor pusat CPRO berlokasi di Wisma GKBI Lt. 19, Jend. Sudirman No. 28, Jakarta Pusat, dengan lokasi tambak udang di Lampung, sedangkan lokasi pabrik di Surabaya, Sidoarjo, Medan dan Lampung.

Induk usaha terakhir CPRO adalah Splendid Eagle Financial Pte. Ltd., Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham CPRO adalah PT Surya Hidup Satwa (32,53%) dan Bank of New York QQ Red Dragon Pte. Ltd. (6,59%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Kegiatan usaha CPRO meliputi bidang pertambakan udang terpadu, produksi dan perdagangan pakan udang, pakan ikan dan pakan ternak lainnya; serta penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan lain.

Pada tahun 1990, CPRO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CPRO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1990.

Pada tanggal 05 Nopember 2004, BEI telah menyetujui penghapusan pencatatan (Delisting) saham CPRO di BEI efektif sejak tanggal 13 Desember 2004.Pada tanggal 28 Nopember 2006, CPRO mencatatkan kembali (Relisting) sahamnya di BEI berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Bapepam-LK4.2 Data SPSS.

4.2.2 Sejarah Pencatatan Saham

Tabel 2. Sejarah Pencatatan Saham Central Proteina Prima Tbk

JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp110,-3.000.000.00028-Nop-2006
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)15.315.840.00028-Nop-2006
Konversi Waran I – IV (2007 s/d 2010)4.928.372.676
Penawaran Terbatas (Right Issue I)17.226.522.07014-Ags-2009

4.2.3 Visi dan Misi

Visi:

Menjadi perusahaan akuakultur terbesar dan terdepan yang terintegrasi secara vertikal terbesar di dunia.

Misi:

Misi kami adalah untuk terus menerus meningkatkan kekuatan di bidang akuakultur dan mengutamakan efisiensi melalui sistem manajemen yang inovatif serta teknologi terkini dalam rangka memastikan kesuksesan dari para petambak serta memberikan rangkaian produk yang berkualitas. Secara konsisten kami mengevaluasi kinerja Perseroan dan kontribusi di bidang sosial, selain juga menetapkan praktik yang ramah lingkungan di seluruh proses operasional.

4.3 Inti Agri Resources Tbk

4.3.1 Sejarah Perusahaan

PT Inti Agri Resources Tbk (dahulu PT Inti Kapuas Arowana Tbk) (IIKP) didirikan tanggal 16 Maret 1999 dengan nama PT Inti Indah Karya Plasindo dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1999. Kantor pusat IIKP terletak di Puri Britania Blok T7, No. B27-29, Kembangan Selatan, Kembangan, Jakarta Barat 11610. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham IIKP adalah Reksadana PT Dhanawibawa Ekslusif Terbatas I (18,41%), TFI (X) – TRA Ordinary I (8,40%), Kharisma Flexi Terbatas (8,24%), AAA-JS Multisectoral Fund (7,27%), PT HD Capital Tbk (HADE) (5,80%) dan PT Asuransi Jiwasraya (5,37%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan IIKP terutama bergerak dalam bidang perikanan, perdagangan, industri dan perkebunan.

Saat ini, kegiatan usaha IIKP adalah penangkaran ikan, pembudidayaan dan perdagangan ikan arowana super red dengan merek dagang ShelookRED.

Pada tanggal 28 September 1990, IIKP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IIKP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 dengan nilai nominal Rp200,- per saham dengan harga penawaran Rp450,- per saham dan disertai sebanyak 48.000.000 Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Oktober 2002.

4.3.2 Sejarah Pencatatan Saham

Tabel 3. Sejarah Pencatatan Saham Inti Agri Resources Tbk

JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp450,-60.000.00014-Okt-2002
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)100.000.00014-Okt-2002
Penggabungan Saham (Reverse Stock)-128.000.00019-Jan-2005
Penawaran Terbatas (Right Issue I) (Seri B)640.000.00025-Apr-2005
Penawaran Terbatas (Right Issue II)2.688.000.00001-Mar-2006

4.4 Data SPSS

Tabel 4.  Data SPSS

4.5 Hasil Analisis

 Tgl 29 Okt 2014

4.5.1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tgl 24 Okt 2014Tgl 28 Okt 2014
N33
Normal Parametersa,bMean563000.0015924266.67
Std. Deviation947377.71227403009.537
Most Extreme DifferencesAbsolute.382.384
Positive.382.384
Negative-.279-.281
Kolmogorov-Smirnov Z.662.665
Asymp. Sig. (2-tailed).774.769
Tabel 5. satu hari sebelum dan sesudah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test  
 Tgl 23 Okt 2014
 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 325333.33 30010033.33 
 Std. Deviation
 313661.989 51691062.490 
 Most Extreme Differences
 Absolute .176 .384 
 Positive
 .176 .384 
 Negative
 -.173 -.282 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .305 .666 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 1.000 .767 
Tabel .6 dua hari sebelum dan sesudah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 
 Tgl 22 Okt 2014
 Tgl 30 Okt 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 183833.33 36429333.33 
 Std. Deviation
 261009.700 63034669.380 
 Most Extreme Differences
 Absolute .337 .385 
 Positive
 .337 .385 
 Negative
 -.241 -.282 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .584 .667 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .885 .766 
Tabel 7. tiga sebelum dan sesudah
 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 
 Tgl 21 Okt 2014
 Tgl 31 Okt 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 60600.00 18003033.33 
 Std. Deviation
 54092.421 31052391.551 
 Most Extreme Differences
 Absolute .320 .384 
 Positive
 .320 .384 
 Negative
 -.229 -.281 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .554 .666 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .919 .768 
 Tabel 8.  empat hari sebelum dan sesudah
 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 
 Tgl 20 Okt 2014
 Tgl 3 Nov 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 67033.33 47088500.00 
 Std. Deviation
 14330.852 81073887.293 
 Most Extreme Differences
 Absolute .370 .384 
 Positive
 .268 .384 
 Negative
 -.370 -.281 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .641 .664 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .805 .769 
Tabel 9. lima hari sebelum dan sesudah
 

4.3.2 Uji Hipotesis

1 Satu hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 24 Okt 2014563000.003947377.712546968.777 
Tgl 28 Okt 201415924266.67327403009.53715821134.933 
Tabel 10. Paired Samples Statistics satu hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 24 Okt 2014 & Tgl 28 Okt 201431.000.007 
Tabel 11.  Paired Samples Correlation satu hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 24 Okt 2014 – Tgl 28 Okt 2014-15361266.66726455693.63215274201.840-81080852.90950358319.576-1.0062.420 

2 Dua hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 23 Okt 2014325333.333313661.989181092.834 
Tgl 29 Okt 201430010033.33351691062.49029843848.843 
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 23 Okt 2014 & Tgl 29 Okt 20143.008.995 
Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 23 Okt 2014 – Tgl 29 Okt 2014-29684700.00051689591.48129842999.556-158088763.50498719363.504-.9952.425 

3 Tiga hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 22 Okt 2014183833.333261009.700150694.020 
Tgl 30 Okt 201436429333.33363034669.38036393083.335 
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 22 Okt 2014 & Tgl 30 Okt 20143.991.084 
Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 22 Okt 2014 – Tgl 30 Okt 2014-36245500.00062775939.55636243705.601-192189578.840119698578.840-1.0002.423

4 Empat hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean
Pair 1Tgl 21 Okt 201460600.00354092.42131230.274
Tgl 31 Okt 201418003033.33331052391.55117928106.621
Tabel 16. Paired Samples Statistics empat hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 21 Okt 2014 & Tgl 31 Okt 20143.984.113 
Tabel 17. Paired Samples Correlations empat hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 21 Okt 2014 – Tgl 31 Okt 2014-17942433.33330999147.75617897366.301-94948585.30659063718.639-1.0032.422 

5 Lima hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 20 Okt 201467033.33314330.8528273.922 
Tgl 3 Nov 201447088500.00381073887.29346808030.653 
Tabel 18. Paired Samples Statistics lima hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 20 Okt 2014 & Tgl 3 Nov 20143.460.696 
Tabel 19. Paired Samples Coorelations lima hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 20 Okt 2014 – Tgl 3 Nov 2014-47021466.66781067292.78246804223.310-248403785.855154360852.521-1.0052.421 

4.4 Pembahasan

4.4.1 Uji Normalitas

Dapat dilihat pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) seluruh variabel bernilai diatas 5% yaitu sebesar 80,5% untuk lima hari sebelum, 91,9% untuk empat hari sebelum, 88,5% untuk tiga hari sebelum, 100% untuk dua hari sebelum, dan 77,4% untuk satu hari sebelum. Sedangkan untuk variabel satu hari sesudah sebesar 76,9%, dua hari sesudah sebesar 76,7%, tiga hari sesudah sebesar 76,6%, empat hari sesudah sebesar 76,8%, lima hari sesudah sebesar 76,9%., berarti seluruh variabel ini terdistribusi dengan normal.

4.4.2 Uji Hipotesis

Pada tabel Paired Samples Statistics, setiap pasang sampel variabel memiliki jumlah data sebanyak 6 data dari masing-masing pasang (3 dari data Sebelum dan 3 dari variabel Sesudah). Rata-rata untuk pasangan satu hari sebelum sebesar 563000.00 dengan standar deviasi sebesar 947377.712 dan Sesudah sebesar 15924266.67 dengan standar deviasi 27403009.537, hal ini berarti range variabel Sebelum adalah 563000.00±947377.712 range variable satu hari sesudah adalah 15924266.67±27403009.537.

Rata-rata untuk pasangan dua hari sebelum sebesar 325333.33 dengan standar deviasi sebesar 313661.989 dan dua hari sesudah sebesar 30010033.33 dengan standar deviasi 51691062.490, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 325333.33±313661.989.. range variable dua hari sesudah adalah 30010033.33 ±51691062.490.

Rata-rata untuk pasangan tiga hari sebelum sebesar 183833.33 dengan standar deviasi sebesar 261009.700 dan tiga hari sesudah sebesar 36429333.33 dengan standar deviasi 63034669.380, hal ini berarti range variabel tiga hari sebelum adalah 183833.33±261009.700 range variable tiga hari sesudah adalah 36429333.33±63034669.380.

Rata-rata untuk pasangan empat hari sebelum sebesar 60600.00 dengan standar deviasi sebesar 54092.421 dan empat hari sesudah sebesar 18003033.33 dengan standar deviasi 31052391.551, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 60600.00±54092.421 range variable dua hari sesudah adalah 18003033.33 ±31052391.551.

Rata-rata untuk pasangan lima hari sebelum sebesar 67033.33 dengan standar deviasi sebesar 14330.852 dan empat hari sesudah sebesar 47088500.00 dengan standar deviasi 81073887.293, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 67033.33±14330.852 dan range variable empat hari sesudah adalah 47088500.00±81073887.293

Untuk Tabel Paired Samples Correlations menjelaskan apakah data memiliki hubungan yang erat dan nyata. Untuk pasangan satu hari sebelum dan satu hari sesudah memiliki korelasi 100% dengan nilai probabilitas 7%. Hal ini berarti antara variabel satu hari sebelum dan variabel satu hari sesudah memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan dua hari sebelum dan dua hari sesudah memiliki korelasi -7% dengan nilai probabilitas 99,5%. Hal ini berarti antara variabel dua hari sebelum dan variabel dua hari sesudah tidak memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah memiliki korelasi 99,1% dengan nilai probabilitas 54%. Hal ini berarti antara variabel tiga hari sebelum dan variabel tiga hari sesudah memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan empat hari sebelum dan empat hari sesudah memiliki korelasi 98,4% dengan nilai probabilitas 11,3%. Hal ini berarti antara variabel empat hari sebelum dan variabel empat hari sesudah memiliki hubungan yang erat namun hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan lima hari sebelum dan lima hari sesudah memiliki korelasi 46% dengan nilai probabilitas 69,6%. Hal ini berarti antara variabel tiga hari sebelum dan variabel tiga hari sesudah memiliki hubungan yang erat namun hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Pada tabel Paired Samples Test menunjukan hasil hipotesis yang akan diambil pada penelitian. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk uji beda dua sisi, sehingga masing-masing sisi menjadi 2,5% dengan degree of freedom masing-masing variabel sebesar 2 (jumlah data sebesar 4 dikurangi 1) yang menghasilkan t tabel(0,025;3) yaitu ±3,182. Untuk pasangan variabel satu hari sebelum dan satu hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara satu hari sebelum dan satu hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri

Untuk pasangan variabel dua hari sebelum dan dua hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,5%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara dua hari sebelum dan dua hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,3%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel empat hari sebelum dan empat hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,2%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara empat hari sebelum dan empat hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel lima hari sebelum dan lima hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,1%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara lima hari sebelum dan lima hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham dari seluruh hari yang telah diuji (voluma perdagangan saham satu hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham satu hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham dua hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham dua hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham tiga hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham tiga hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham empat hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham empat hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham lima hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham lima hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri). Hal ini membuktikan bahwa tindakan perusahaan melakukan pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri tidak berdampak pada voluma perdagangan saham perusahaan tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapat, maka disarankan:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan pengelompokan perusahaan berdasarkan industri.

2. Menggunakan sampel yang ada tanpa ada kriteria mengenai voluma perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.duniainvestasi.com

Sejarah dan Profil Singkat DSFI (Dharma Samudera Fishing Industries Tbk)

http://en.dharmasamudera.co.id/index.php/about-us/vision-mission

Sejarah dan Profil Singkat CPRO (Central Proteina Prima Tbk)

http://www.cpp.co.id/entries.aspx?entry_id=4

Sejarah dan Profil Singkat IIKP (Inti Agri Resources Tbk)