PENGARUH HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP HARGA SAHAM PT.ASTRA INTERNATIONAL TBK

IKA CAESARINA ERDIANTI & DANIEL SUGAMA STEPHNAUS

MAKALAH MATA KULIAH METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak terutama bahan bakar kendaraan merupakan kebutuhan yang sudah menjadi kebutuhan utama.Selain kebutuhan pokok berupa kebutuhan sandang,papan dan pangan masyarakat sekarang telah menjadikan bahan bakar sebagai kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan tersier seperti kendaran bermotor dan transportasi umum.Keperluan kendaraan bermotor saat ini tidak bisa lepas dari keseharian masyarakat khususnya masyarakat perkotaan.Bahkan pada saat ini setiap individu memerlukan untuk memiliki kendaraan bermotor masing-masing yang digunakan untuk keperluan masing-masing individu.Menurut data dari badan pusat statistik menunjukkan adanya peningkatan kendaraan seperti sepeda motor.Data tahun 2009 menunjukkan 52 767 093 unit sepeda motor yang terjual, tahun 2010 menunjukkan 61 078 188 unit sepeda motor, tahun 2011 menunjukkan 68 839 341 unit yang terjual. Dari data tersebut menunjjukan bahwa semakin tahun kendaraan bermotor semakin meningkat hal ini menunjukkan semakin hari kebutuhan kendaraan bermotor semakin diperlukan bagi masyarakat.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan kendaraan bermotor maka keperluan akan bahan bakar minyakt erutama bahan bakar kendaraan bermotor sangat diperlukan dan dibutuhkan masyarakat masa kini.Tetapi sangat disayangkan bahwa kepemilikan kendaraan bermotor tidak hanya dimiliki oleh masyarakat menengah keatas kebutuhan kendaraan bermotor juga diperlukan untuk masyarakat menengah kebawah sehingga perlunyaKebutuhan subsidi BBM di tahun 2014 dirasakan cukup besar, hal tersebut dikarenakan terjadinya kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional. Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengupayakan pengurangan atau penurunan subsidi BBM melalui peningkatan harga jual BBM. Adanya penurunan subsidi BBM yang dilakukan oleh pemerintah memang akan mengurangi beban pengeluaran pemerintah dalam anggaran negara akan tetapi di sisi lain dengan pengurangan subsidi BBM tersebut maka akan menimbulkan meningkatnya harga BBM yang akan menyebabkan efek spiral.Efek spiral yang muncul adalah adanya kenaikan harga semua varang dan jasa.Sektor yang akan terpengaruh langsung oleh kenaikan harga BBM adalah sektor transportasi dan sektor iindustri.

Pengaruh terhadap sektor transportasi baik angkutan umum maupun hasil produksi kendaraan bermotor tentunya mempengaruhi biaya produksi.Dengan danya peningkatan biaya produksi maka harga jual produk akan mengalami kenaikan sehingga akan mendorong laju inflasi (Handoko dan Susilo,2000)

Kenaikan harga BBM yang terjadi pada 18 November 2014 tidak menyebabkan harga saham menurun drastis seperti pada tabel berikut yang menunjukkan harga saham H-7 dan H+7 setelah kenaikan harga BBM pada PT.Astra International Tbk selaku perusahaan produsen kendaraan bermotor.

Tabel 1. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM

Hari ke-SebelumSesudah
17,0757,200
27,1007,200
37,1007,100
46,9756,925
56,7257,050
66,9257,025
76,9506,925

Dengan berpengaruhnya kenaikan BBM terhadap penjualan maka dapat menyebabkan minat pembelian kendaraan bermotor menurun.Dengan menurunnya minat pembelian dan permintaan kendaraan bermotor maka akan mempengaruhi minat pasar terhadap pembelian kendaraan bermotor.Minat pasar dapat mempengaruhi harga saham dari perusahaan produsen yang bersangkutan.Berpengaruhnya kebijakan fiskal dan moneter dapat mempengaruhi pasar modal.perubahanlingkungan yang dimotori oleh kebijakan-kebijakan makro ekonomi kebijakanmoneter, kebijakan fiskal maupun regulasi pemerintah dalam sektor riil dan keuangan, akan pula mempengaruhi gejolak di Pasar Modal ( Suryawijaya dan Setiawan, 1998).

Berubahnya harga saham karena faktor harga penjualan yang meningkat karen aharga BBM yang naik cukup berpengaruh terhadap industri produsen kendaraan bermotor.Sehingga harga pasar kendaraan bermotor dapat mempengaruhi minat pembelian kendaraan bermotor yang juga akan berpengaruh pada harga saham produsen kendaraan bermotor tersebut.Menurut Suryawijaya dan Setiawan (1998) Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar modal. Para investor dapat juga melakukan pengamatan entang informasi volume perdagangan dikaitan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia et al, 2000). Beberapa peneliti menunjukan hasil yang berbeda, penelitian yang dilakukan Cheng et al, (2001) menyatakan volume perdagangan tidak signifikan mempengaruhi return sahan sementara penelitian yang dilakukan Chenet al, (2001) menunjukan volume perdagangan memunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah pengaruh kenaikan BBM berpengaruh terhadap Harga Saham.

Apakah ada perbedaan harga saham sebelum kenaikan harga BBM dan harga   saham setelah kenaikan harga BBM.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apakah kenaikan BBM mempengaruhi harga saham dari  perusahan produsen kendaraan bermotor.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah kenaikan BBM

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk peneliti, penelitian ini memiliki manfaat untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kenaikan BBM dengan harga saham produsen kendaraan bermotor.

Selain itu penelitian ini bertujuan untuk pengimplementasian pelajaran mata kuliah peneliti.

Untuk dosen mata kuliah ini penelitian ini digunakan sebagai bahan penilaian mata kuliah ekonometrik.

Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mempertimbangkan penetapan keputusan yang berkaitan dengan hargasaham pada pasar modal di Indonesia.

Bagi pihak lain, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kondisi pasar modalIndonesia.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Teori Motivasi

Setiap perusahaan harus memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2001).

Menurut Kotler (2005) ada 6 macam teori motivasi yaitu:

Teori Isi (Content Theory)

Teori ini berkaitan dengan beberapa nama, seperti Moslow, McGregor, Herzberg, Atkinson, dan McCelland. Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman faktor-faktor yang ada di dalam konsumen yang menimbulkan tingkah laku tertentu. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan teori ini adalah:

a. Kebutuhan konsumen sangat bervariasi.

b. Perwujudan kebutuhan adalah tindakan juga sangat bervariasi antara satu konsumen dengan konsumen yang lain.

c. Para konsumen tidak selalu konsisten dengan tindakanya, karena dorongan

  suatu kebutuhan.

2. Teori Proses (Process Theory)

Teori ini menekankan bagaimana dengan tujuan apa setiap konsumen dimotivasi. Menurut teori, kebutuhan hanyalah sebagai salah satu elemen dalam suatu proses, tentang bagaimana konsumen itu bertingkah laku. Dasar dari teori proses mengenai motivasi adalah adanya pengharapan, yaitu apa yang dipercayai oleh konsumen dan apa yang diperoleh dari perilakunya.

3. Teori Penguatan (Reinforcment Theory)

Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam siklus proses belajar. Menurut teori ini konsumen bertingkah laku tertentu karena telah belajar, bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan dan konsumen akan menguasai perilaku yang akan menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan.

4. Teori Motivasi Freud

Teori ini menjelaskan hal terbesar yang membentuk perilaku konsumen adalah

segi psikologisnya. Yang dimaksud di sini adalah konsumen yang tidak mengerti akan motivasinya sendiri dalam melakukan suatu pembelian. Contoh: konsumen A bersantap di Restoran X karena rasa lapar. Di sisi lain, konsumen A bersantap di Restoran X kerena marasa lebih prestis. Di sisi lain lagi, konsumen A bersantap di Restoran X karena membantu dia untuk merasa lebih nyaman dan santai. Ketika konsumen melakukan penilaian singkat mengenai restoran-restoran yang ada di daerahnya, faktor-faktor lokasi, harga suasana, rasa, keanekaragaman menu akan mempengaruhi emosi konsumen dimana hal ini mendukung terjadinya proses pembelian.

5. Teori Motivasi Hezberg

Teori ini menjelaskan dua faktor teori motivasi yaitu teori motivasi yangterdiri dari faktor yang memuaskan konsumen dan teori yang terdiri dari faktor yang berakibat ketidakpuasan konsumen. Contoh: Restoran X menawarkan fasilitas pelayanan yang memuaskan, jika makanan yang telah dipesan belum dihidangkan dalam waktu 15 menit, maka akan diberikan secara cuma-cuma. Jika pesaing Restoran X tidak menawarkan kepada konsumennya hal yang sama, hal ini akan menyebabkan ketidakpuasan konsumen. Pertama, restoranrestoran harus selalu melakukan pelayanan terbaiknya untuk mencegah ketidakpuasan konsumen (contoh: pelayanan yang lama). Kedua, restoran harus mencari tahu variabel-variabel mana yang menjadi motivasi utama konsumen sehingga restoran dapat meningkatkan kualitasnya dengan mencari solusinya.

6. Teori Motivasi Abraham Maslow

Teori Maslow dikenal juga sebagai Teori Hirarki disebutkan darimana kebutuhan manusia dapat disusun secara hirarki. Kebutuhan paling atas menjadi motivator utama jika kebutuhan tingkat bawah semua sudah terbenuhi. Dari teori hirarki kebutuhan tersebut, oleh Maslow dikembangkan atas dasar tiga asumsi pokok, yaitu:

a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginannya

tidak selalu terpenuhi.

b. Kebutuhan yang sudah terpenuhi, tidak akan menjadi pendorong lagi.

c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya  kebutuhan.

Dari teori hirarki kebutuhan tersebut, oleh Maslow dikembangkan atas

dasar tiga asumsi pokok, yaitu:

a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginannya tidak selalu terpenuhi.

b. Kebutuhan yang sudah terpenuhi, tidak akan menjadi pendorong lagi.

c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya kebutuhan.

Menurut Setiadi (2003) kebutuhan manusia oleh Maslow

diklasifikasikan atas lima jenjang yang secara mutlak harus dipenuhi menurut tingkat jenjangnya. Masing-masing tingkat dijelaskan sebagai berikut:

a. Physiological Needs

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan mempertahankan hidup dan bukti yang nyata akan tampak dalam pemenuhanya atas sandang, pangan, dan papan.

b. Safety Needs

Manifestasinya dapat terlihat pada kebutuhan akan keamanan jiwa, keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua.

c. Social Needs

Kebutuhan sosial ini merupakan kebutuhan yang paling penting untuk diperhatikan segera setelah kebutuhan rasa aman dan kebutuhan psikologis sudah terpenuhi.

d. Esteem Needs

Kebutuhan ini lebih bersifat egoistik dan berkaitan erat dengan status seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka akan semakin tinggi pula kebutuhannya akan pengakuan, penghormatan, prestis, dan lain-lain.

e. Self-Actualization Needs

Kubutuhan jenis ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu untuk menunjukkan prestasinya yang maksimal tanpa terlalu menuntut imbalan dari organisasi. Motivasi yang ada pada diri konsumen akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan yang mencapai sasaran kepuasan.

Adanya motivasi seorang konsumen berhubungan dengan keputusan pembelian suatu barang.Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) “Motivation can be described as the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.

2.2 Teori Event Study

Event Study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan saham di pasar

modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1989).Jogiyanto (2000) mengatakan peristiwa (event) yang dimaksud adalah event yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk mengukur kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji pasar bentuk setengah kuat. Jogiyanto (2000) juga mengatakan bahwa pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman.Mac Kinlay (1997) dalam Hasanudin dan Sutapa (2004) mengatakan kegunaan event study adalah memberikan rasionalitas di dalam pasar, bahwa efek suatu peristiwa akan segera dengan cepat terefleksi pada harga suatu surat berharga di pasar modal. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa event study merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk mengukur bagaimana efek suatu peristiwa tertentu semisalkan peristiwa kenaikan BBM terhadap nilai suatu perusahaan yang tercermin dari perubahan harga saham.

Menurut Fama (1991) dalam Suryawijaya dan Setiawan (1998) kecepatan reaksi harga saham terhadap suatu kejadian menggambarkan tingkat efisiensi pasar.

2.3 Teori kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah tidak lepasa dari kebijakan fiskal dan kebijakan moneter pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia .Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan perekonomian dengan mengubah-ubah anggaran penerimaan dan pengeluran pemerintah (Rahardja dan Manurung, 2001). Sedangkan Kebijakan moneter adalah kebijakan pengendalian besaran moneter seperti jumlah uang beredar, tingkat bunga, dan kredit yang dilakukan oleh bank sentral (Warjiyo dan solikin, 2003). Kebijakan fiskal dan kenbijakan moneter melahirkan sebuah yang dapat meneyebabkan kajian tentang kebijakan fiskal dan moneter.Menurut Rahardja, Manurung (2008); Mankiw (2007); Nanga (2001); Nopirin (2000), kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Menurut Rahardja, Manurung (2008), perbandingan nilai penerimaan (T) dan pengeluaran (G), politik anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran tidak berimbangan dan anggaran berimbang. Hasil yang dicapai dari kebijakan fiskal merupakan interaksi dari dampak pajak dan pengeluaran pemerintah terhadap output keseimbangan. Pengaruh perubahan pengeluaran pemerintah terhadap perubahan pendapatan keseimbangan.a. Anggaran defisit (deficit budget) Anggaran tidak berimbang dapat dibedakan lagi menjadi anggaran defisit dan anggaran surplus. Anggaran defisit adalah anggaran yang direncankan untuk defisit , sebab pengeluaran yang direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah, politik anggaran defisit, ditempuh bila pemerintah ingin mengstimulir pertumbuhan ekonomi.

Hal ini dilakukan bila perekonomian berada dalam kondisi resesi. Dengan asumsi kondisi

awal anggaran pemerintah adalah anggaran berimbang , bila pemerintah menempuh

anggaran defisit, maka jika pemerintah menempuh politik anggaran defisit, pemerintah dianggap memiliki kebijakan fiskal ekspasif.

b. Anggaran surplus (surplus budget)

Kebalikan dari anggaran defisit, dalam anggaran surplus pemerintah merencanakan penerimaan lebih besar dari pengeluaran . Atau dapat juga dikatakan pemerintahan menempuh politik anggaran surplus. Karena itu juga, politik anggaran surplus sering diidentikan dengan kebijakan fiskal kontraksi. Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang dalam tahap ekspansif dan terus memanas (overheating). Melalui anggaran surplus pemerintah mengerem pengeluarannya untuk menurunkan tekanan permintaan atau mengurangi daya beli dengan menaikan pajak. Pengaruh anggran surplus terhadap output keseimbangan adalah kebalikan dari pengaruh anggaran defisit.

c. Anggaran berimbang (balanced budget)

Pemerintah dikatakan menempuh politik anggaran berimbang bila pengeluaran direncanakan akan dengan penerimaan  tidak ada ketentuan pokok dalam kondisi ekonomi seperti apa politik anggaran berimbang ditempuh. Namun bila pemerintah memiliki politik anggaran berimabang, dua hal yang ingin dicapai adalah peningkatan disiplin dan kepastian anggaran.

  • METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Cresswell (2003), penelitian kuantitatif adalah metoda-metoda untuk menguji teori-teori terntentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel yang diukur menggunakan instrument-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data adalah data sekunder, alasannya karena data yang disediakan oleh pihak BEI sudah dalam bentuk yang telah diolah sehingga peneliti dapat langsung memakai data yang telah diolah tersebut.

3.3 Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah kenaikan BBM 18 November 2014 yang dilakukan pada masa pemerintahan Jokowi.Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu..Kriteria yang ditentukan pada penelitian ini adalah peneliti menggunakan perusahaan yang mendapat dampak langsung dari kenaikan BBM yaitu perusahaan kendaraan bermotor.Peneliti menggunakan perusahaan PT.Astra International tbk sebagai sampel penelitian karena PT.Astra International merupakan produsen kendaraan bermotor yang tentu saja terpengaruh dengan meningkatnya harga BBM selain itu PT.Astra International merupakan perusahaan kendaraan bermotor yang cukup besar dan berpengaruh di Indonesia.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independent (variabel yang tidak terpengaruh atau variabel yang berdiri sendiri) dan variabel dependent (variabel yang terpengaruh oleh variabel independent).Variabel dependent pada penelitian ini adalah harga saham perusahaan PT.Astra International Tbk.Variabel independent pada penelitian ini adalah kenaikan harga BBM.

3.5 Metode Analisis Data dan Alat Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis event study yang dipakai dalam penelitian-penelitian event study, antara lain oleh Suryawijaya danSetiawan (1998), Affandi, et al (1998), dan Paultje (2001). Langkah pertama yangdilakukan adalah menentukan periode penelitian. Periode penelitian yang digunakan adalah 7 hari harga saham sebelum kenaiaknan BBM 18 November 2014 dan sesudah kenaikan BBM 18 November 2014.

3.6 Uji Hipotesis

Pada penelitian ini peneliti menentukan uji hipotesis sebagai berikut:

Ho : Harga saham sebelum dan sesudah kenaikan BBM sama atau tidak berbeda secara nyata.

H1 : Harga saham sebelum dan seudah kenaikan BBM tidak sama atau berbeda secara nyata

3.7 Tahapan-Tahapan Penelitian

Pada awalnya peneliti melakukan riset harga saham dari PT Astra International Tbk 7 hari sebelum kenaikan BBM dan 7 hari sesudah kenaikan BBM.Lalu peneliti melakukan uji normalitas untuk menentukan apakah data peneliti normal.Lalu selanjutnya peneliti melakukan uji paired sample t-test untuk melihat apakah ada pengaruh kenaikan bbm terhadap harga saham.

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto HM (2000), “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE.

Kotler, Phillip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Paultje, Novi (2001), “Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Kabinet

Baru”, tidak dipublikasikan, Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang

Suryawijaya M A, dan F A Setiawan (1998), “Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri, Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996” Kelola, No. 18/VII/1998, h 137-153

Susilo, Sri Y (2002),” Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM dan

Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap kinerja Ekonomi Makro”, Wahana, Agustus .

Author: Daniel Sugama Stephanus

Power & Speed Metal is my music... Adventure is my hobby... Social transformation is my passion...

Leave a comment