REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN PEMBAGIAN DIVIDEN (EVENT STUDY PADA SAHAM LQ-45 DI BEI PERIODA AGUSTUS 2013-AGUSTUS 2014)

CINDY MARCELLIA SUDJOKO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMIS DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara salah satunya dapat terlihat dari aktivitas pasar modalnya. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar modal sebagai sarana transaksi jualbeli modal. Efisiensi pasar modal sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan pasar modal perlu mendapatkan pembahasan yang cukup serius. Hal tersebut dikarenakan pengembangan pasar modal yang efisien akan meningkatkan kepercayaan para investor melakukan investasi di pasar modal.

Sebagai pasar yang sedang berkembang, pengumuman pembagian dividen intern perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Battcharya (1979), yang mengembangkan dividend signaling theory mengatakan bahwa perusahaan menggunakan pengumuman pembagian dividen sebagai sinyal mengenai prospek perusahaan. Husnan (1993) mengatakan ketika investor hendak mengetahui hasil investasi, maka dividen dapat digunakan sebagai indikator untuk memperkirakan prospek keuntungan. Informasi mengenai prospek perusahaan yang ada dalam pengumuman dividen dapat juga dijadikan referensi oleh para investor untuk melakukan tarnsaksi di pasar modal. Transaksi yang terjadi merupakan reaksi dari pasar berdasarkan masuknya informasi baru karena berdasarkan efisiensi pasar, jika suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi maka diharapkan akan terjadi reaksi pasar, dimana informasi yang digunakan adalah informasi yang tersedia saat ini, sehingga reaksi yang ditimbulkan tepat dan cepat serta bersifat tidak berkepanjangan. Namun apabila suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi tidak menimbulkan reaksi bagi pasar atau reaksinya lambat, maka pasar dikatakan tidak efisien.

Reaksi pasar dapat diukur dengan abnormal return dan trading volume nactivity. Menurut Anwar (2004), reaksi pasar tercermin dari terjadinya perubahan harga saham dan tingkat perdagangan saham. Abnormal return merupakan return tak wajar yang merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terhadap return normal yaitu return yang diharapkan (Hartono, 2010:579). Volume perdagangan merupakan jumlah saham yang diperdagangkan selama satu hari perdagangan tertentu (Lindrianasari, 2009).

Pengumuman dividen sebagai bahan referensi invetor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang menurun dianggap sebagai suatu bad news oleh pasar, tentunya akan direaksi negatif oleh pasar. Pasar menganggap perusahaan yang bersangkutan memiliki prospek perusahaan yang kurang baik.

Penelitian terdahulu mengenai reaksi pasar terhadap adanya pengumuman dividen telah banyak dilakukan, baik itu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Hasil-hasil studi yang menemukan kandungan informasi dari pengumuman dividen dilakukan oleh Akbar dan Baig (2010), Ammir dan Shah (2011), Octasoni (2009), Nugroho (2008) dan Kosasih (2004). Penelitian yang dilakukan oleh Watts (1973, 1976), Ang (1975), dan Gonedes (1978) dalam Hartono (2010:566), Ali dan Chowdhury (2010), Karim (2010), Nawawi (2010) dan Agriani (2011) tidak menemukan bukti bahwa pengumuman dividen mengandung informasi.

Berdasarkan uraian di atas dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih dalam mengenai “REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN PEMBAGIAN DIVIDEN” (Event Study Pada Saham LQ-45 Di BEI Perioda Agustus 2013-Agustus 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen ?

Apakah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung adalah:

Untuk menguji dan mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen.

Untuk menguji dan mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen ?

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat dari disusunnya penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan pengumuman pembagian dividennya. 

Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi.

Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis pada masa yang akan datang.

Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai media pengembangan dan pengetahuan mengenai reaksi pasar terhadap pengumuman pembagian dividen.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). Mulyadi (2001: 284) menyatakan bahwa “investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.” Investasi juga dapat didefinisikan sebagai penanaman modal atau pemilikan sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa periode akuntansi yang akan datang (Supriyono, 1987). Sedangkan Halim (2003) mendefinisikan investasi sebagai penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2003).

Menurut Halim (2003: 2), pada umumnya investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Investasi pada financial assets

Investasi pada financial assets dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu:

Investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar uang, misalnyaberupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasaruang dan lainnya.

Investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar modal,misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya.

Investasi pada real asset

Investasi pada real asset diwujudkan dalam bentuk pembelian assetproduktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaanperkebunan dan lainnya.

2.1.1 Jenis-Jenis Investasi

Investasi dapat dibagi menjadi empat golongan sebagai berikut ini (Mulyadi, 2001):

Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)

Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karenasyarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaanuntuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.

Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit investment)

Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yangdiharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulituntuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian danpengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.

Replacement investment

Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin danperalatan yang ada. Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalamkeputusan penggantian mesin dan peralatan adalah informasi akuntansidiferensial yang berupa akitva diferensial dan biaya diferensial.Penggantian mesin biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanyapenghematan biaya (biaya diferensial) yang akan diperoleh atau adanyakenaikan produktivitas (pendapatan diferensial) dengan adanyapenggantian tersebut.

Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)

Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitasproduksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untukmemutuskan jenis investasi ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakahaktiva diferensial yang diperlukan untuk perluasan usaha diperkirakanakan menghasilkan laba diferensial (yang merupakan selisih antarapendapatan diferensial dengan biaya diferensial) yang jumlahnyamemadai. Kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah taksiran laba masayang akan datang (yang merupakan selisih pendapatan dengan biaya) dankembalian investasi (return on investment) yang akan diperoleh karenaadanya investasi tersebut.

2.1.2 Tujuan Investasi

Di samping untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, ada beberapa tujuan lain dari sebuah investasi (Tandelilin, 2001), yaitu:

Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

Untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang usaha tertentu.

Proses investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut menurut Tandelilin (2001) adalah sebagai berikut:

1. Penentuan tujuan investasi.

2. Penentuan kebijakan investasi.

3. Pemilihan strategi portofolio.

4. Pemilihan aset.

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

2.1.3 Saham

Rusdin (2008) mengemukakan saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Robert Ang (1997: 2) menyatakan  “Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikkan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan berbentuk Perseroan Tebatas.” Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2006). Sedangkan menurut Husnan (2005: 29),

“Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.

Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Menurut Darmadji (2001: 6), ada beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis-jenis saham yaitu:

Saham ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

Saham Biasa (common stock)

Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaimberdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadilikuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritaspaling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan assetperusahaan. Menurut Siamat (2004), ciri-ciri dari saham biasaadalah sebagai berikut:

Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

Memiliki hak suara (one share one vote).

Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhirapabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetapdan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegangsaham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagianhasil atas penjualan asset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun ciri-ciri dari saham preferen menurut Siamat (2004) adalah:

Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.

Tidak memiliki hak suara.

Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.

Saham ditinjau dari cara peralihan:

Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudahdipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakuisebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapanama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melaluiprosedur tertentu.

Saham ditinjau dari kinerja perdagangan:

Blue Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabildan konsisten dalam membayar dividen.

Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayardividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan padatahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampumenciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teraturmembagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dantidak mementingkan potensi.

Growth Stocks

Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatanyang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyaireputasi tinggi.

Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsistenmemperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapimempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masamendatang, meskipun belum pasti.

Counter Cyclical Stocks

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makromaupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi,harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampumemberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuanemiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masaresesi.

2.2 Pasar Modal

Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal berfungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Pasar modal menurut Tandelilin (2007: 13) adalah sebagai berikut:

“Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, yang memiliki peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return relatif besar adalah  sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar).”

Pendapat lain menyatakan bahwa pasar modal berarti suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana-dana jangka panjang yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri biasanya berbentuk saham (Fuady, 2001). 

Instrumen pasar modal berupa surat berharga (efek). Sedangkan pakar pasar modal Marzuki Usman (1997:11) menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun utang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).

2.2.1 Instrumen Pasar Modal

Objek yang diperjualbelikan dalam pasar modal adalah hak kepemilikan atas suatu perusahaan (modal) dan surat pernyataan utang perusahaan dalam bentuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang. Yang menjadi objek transaksi dalam pasar modal, yang dalam teminologin pasar keuangan disebut efek, selain saham dan obligasi dikenal dengan instrumen derivatif lainnya seperti option, warrant, right.

Instrumen pasar modal pada dasarnya adalah instrumen keuangan jangka panjang atau surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right, warrant, option, atau derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.

Darmadji dan. Fakhrudin (2006: 4) mengklasifikasikan jenis-jenis efek sebagai berikut:

Efek Penyertaan (equity securities), adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang menerbitkan efek tersebut. Efek yang termasuk efek penyertaan adalah saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).

Efek Utang (debt securities, adalah efek dimana penerbitnya mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan diantara pihak-pihak yang bersangkutan. Besarnya bunga dan perioda pembayaran bunga atau kupon yang dibayarkan oleh penerbit sesuai dengan kesepakatan awal. Efek yang termasuk dalam efek utang adalah obligasi (bonds) dan surat utang jangka menengah (medium term note).

Efek Derivatif merupakan efek turunan  dari efek “utama”, baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek “utama” maupun turunan selanjutnya atau turunan kedua. Efek yang termasuk dalam efek derivatif adalah warrant, right, option, futures, forward, swap, dan lain-lain.

Efek lain-lain merupakan efek yang tidak termasuk dalam efek penyertaan, utang, maupun derivatif. Yang termasuk dalam kelompok efek lain-lain adalah Reksa Dana, Sertifikat Penitipan, dan lain-lain.

2.2.2 Peranan Pasar Modal

Rusdin (2008) menyatakan bahwa ada lima peranan pasar modal di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.

Pasar modal sebagai alternatif investasi.

Pasar modal memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik.

Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transaparan.

Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pasar Modal

Husnan (2003), menyatakan bahwa berikut ini adalah aktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal:

Penawaran sekuritas, yang berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.

Permintaan sekuritas, ini berarti bahwa masyarakat harus memiliki dana yang cukup besar untuk digunakan dalam membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan dalam pasar modal.

Kondisi politik dan ekonomi, dimana politik yang stabil akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang akhirnya mempengaruhi penawaran dan permintaan sekuritas.

Hukum dan peraturan, hukum yang jelas akan melindungi pemodal dari informasi yang tidak jelas.

Lembaga-lembaga pendukung pasar modal akan membantu kegiatan pasar modal secara cepat. Lembaga ini antara lain adalah bank kustodian, biro administrasi efek, wali amanat, akuntan, notaries, konsultan hukum, dan penilai.

2.2.4 Efisiensi Pasar Modal

Menurut Suad Husnan (2005) secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut.

“Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti itu disebut dengan pasar efisien” (Jogiyanto, 2003: 369).

Pasar modal dikatakan efisieni bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh para pemodal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya te;ah tercermin dalam harga-harga saham.

Dari pendapat-pendapat pakar keuangan, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan pasar modal yang efisien adalah sebagai berikut:

Pasar menyediakan informasi yang akurat, lengkap, relevan, dan jujur.

Investor tidak dimungkinkan mendapat abnormal return.

Harga sekuritas tidak dapat diprediksi.

2.2.5 Bentuk Efisiensi Pasar Modal

Menurut Jogiyanto (2000), bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau tidak hanya dari segi ketersediaan informasinya saja, tetapi juga dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut efisiensi pasar secara infomasi (informationally efficient market). Kunci utama untuk mengukur pasar modal efisien adalah hubungan antara sekuritas dengan informasi. Dimana informasi yang dapat digunakan untuk menilai pasar efisien adalah informasi yang lama, informasi yang sedang dipublikasikan atau semua informasi termasuk informasi privat. Fama (1970) dalam Jogiyanto (2009) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketia macam bentuk informasi, yaitu:

Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah, jika harga-harga dari sekuritastercemin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masalalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasarsecara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilaisekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalutidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berartibahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapatmenggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yangtidak normal.

Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisien setengah kuat, jika harga-harga sekuritas secarapenuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporankeunangan perusahaan emiten. Semua informasi yang dipublikasikan akantersebar dan diterima oleh pemodal pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga harga secara langsung dan cepat melakukan penyesuaian daninvestor tidak mendapatkan keuntungan yang normal.

Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secarapenuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasiprivat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini berhubungan satu dengan yanglain, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapatmemperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karenamempunyau informasi privat.Salah satu jenis informasi privat adalah jenis informasi yangberasal dari orang dalam (insider information) yang mempunyai akses atasinformasi berharga mengenai keputusan penting yang telah direncanakanoleh perusahaan. Sehingga dengan modal informasi tersebut merekamelakukan analisa dan mengambil posisi transaksi yang sesuai. Pada saatmengumumkan perseroan tersebut dikeluarkan, maka informasi tersebutmenjadi tersedia bagi masyarakat dan akan mendongkrak harga sahamtersebut. Informasi privat yang demikian mampu memberikan keuntunganabnormal yang konsisten bagi para pemodal yang memiliki informasitersebut.

2.3 Dividen

Dividen merupakan pembayaran yang diberikan kepada pemilik perusahaan atau pemegang saham atas modal yang mereka tanamkan di dalam perusahaan. Dalam hubunganya dengan jumlah pajak yang dibayarkan, maka pembayaran dividen berbeda dengan pembayaran bunga karena dividen tidak dapat mengurangi jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan (Syamsuddin, 2011). Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen (Jogiyanto, 1998).

Deviden adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Deviden akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup uang untuk membagi deviden tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan deviden (Sartono, 2001).

Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki (Bardiwan, 1992). Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001) dividen adalah pemabagian sisa laba bersih perusahaan yang didisrtribusikan kepada pemegang saham.

2.3.1 Jenis-Jenis Dividen

Berikut ini merupakan jenis-jenis dividen:

Cash Dividend adalah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen (M. Munandar, 1983).

Script dividend seperti ini biasa dibuat apabila pada waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang tunai yang cukup untuk membayar dividend cash (Arief Suaidi 1994).

Property Dividend

Liquidating Dividend adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba (Cash Dividend) sedangkan sebagian lagi dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan (diinvestasikan) oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut (M. Munandar 1983).

Stock Dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M. Munandar 1983).

2.4 Trading Volume Activity (TVA)

Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman. Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter voulume perdagangan saham (Marwan Asri dan Faisal, 1998). Volume perdaganagn saham (Trading Volume Activity) merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Suad Husnan, 1992).

Jumlah saham yang diterbitkan merupakan jumlah lembar saham saat perusahaan tersebut melakukan emisi saham. Menurut Robert Ang (1997), pendekatan volume perdagangan saham dapat digunakan sebagai proksi reaksi pasar. Dimana volume perdagangan saham lebih merefleksikan aktivitas investor karena adanya suatu informasi baru melalui penjumlahan saham yang diperdagangkan. Sedangkan definisi TVA yang dirumuskan oleh Beaver et. al (1968) adalah keseluruhan nilai transaksi pembelian maupun penjualan saham oleh investor dalam satuan uang. Volume perdagangan saham diukur melalui aktivitas perdagangan relatif.

Pendekatan TVA (Trading Volume Activity) dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien pada bentuk lemah (weak form efficiency), karena pada pasar yang belum efisien perubahan harga belum mencerminkan informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal dengan melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti (Sunur, 2006: 18).

2.5 Abnormal Return

Menurut Jogiyanto (2008), abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return yang merupakan return yang diharapkan oleh investor (expected return). Selisih return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung (Rachmawati, 2005).

  • METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu bertujuan menguji hipotesis melalui pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu, dimana hasil pengujian digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, yakni mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis (Indriantoro & Supomo, 1999: 23). Bentuk penelitian ini adalah penelitian event study, yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2003: 410).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria dalam pemilihan sampel adalah saham-saham teraktif yang masuk dalam perhitungan LQ-45 selama Agustus 2013 sampai Agustus 2013.

Dari populasi dapat diambil sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dengan menggunakan kriteria tersebut, maka diperoleh sampel saham LQ-45 sebanyak 36

No.KodeNama Emiten
1AALIAstra Agro Lestari Tbk
2ADROAdaro Energy Tbk
3AKRAAKR Corporindo Tbk
4ASIIAstra Internasional Tbk
5ASRIAlam Sutera Realty Tbk
6BBCABank Central Asia Tbk
7BBNIBank Negara Indonesia Tbk
8BBRIBank Rakyat Indonesia Tbk
9BBTNBank Tabungan Negara Tbk
 10BDMNBank Danamon Tbk
11BMRIBank Mandiri (Persero) Tbk
12BMTRGlobal Mediacom Tbk
13BSDEBumi Serpong Damai Tbk
14CPINCharoen Pokphand Indonesia Tbk
15EXCLXL Axiata Tbk
16GGRMGudang Garam Tbk
17HRUMHarum Energy Tbk
18ICBPIndofood CBP Sukses Makmur Tbk
19INCOVale Indonesia Tbk
20INDFIndofood Sukses Makmur Tbk
21INTPIndocement Tunggal Prakarsa Tbk
22ITMGIndo Tambangraya Megah Tbk
23JSMRJasa Marga (Persero) Tbk
25KLBFKalbe Farma Tbk
26LPKRLippo Karawaci Tbk
27LSIPPP London Sumatra Tbk
28MNCNMedia Nusantara Citra Tbk
29PGASPerusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
30PTBATambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
31PWONPakuwon Jati Tbk
32SMGRSemen Indonesia (Persero) Tbk
33TLKMTelekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
34UNTRUnited Tractors Tbk
35UNVRUnilever Indonesia Tbk
36WIKAWijaya Karya (Persero) Tbk

Tabel 1. Sampel Perusahaan

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif yang diperoleh melalui sumber data sekunder, yaitu situs resmi Bursa Efek Indonesia http://www.yahoo.finance.com.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metoda dokumentasi. Nawawi (2005) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku mengenai pendapat maupun dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut

Trading volume activity (TVA)

Trading volume activity (TVA) menunjukkan aktivitas perdagangan saham dan mencerminkan seberapa aktif dan likuid suatu saham diperdagangkan di pasar modal. “Perhitungan TVA dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan selama periode penelitian” (Foster dalam Yusuf et.al 2009: 799).

Menurut Jogiyanto (2008), abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return yang merupakan return yang diharapkan oleh investor (expected return). Selisih return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung (Rachmawati, 2005).

3.5 Analisis Data

Studi peristiwa merupakan suatu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa atau informasi yang dipublikasikan. MacKinley (1997) mendefinisikan event study (studi peristiwa) sebagai salah satu metodologi penelitian yang menggunakan data-data pasar keuangan untuk mengukur dampak dari suatu kejadian yang spesifik terhadap nilai perusahaan, biasanya tercermin dari harga saham dan volume transaksinya. Uji T adalah untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2003:411).

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan uji T berpasangan (paired sample t- test) menggunakan bantuan program SPSS. Uji T berpasangan dapat digunakan apabila data berdistribusi normal. Uji Kolmogorov smirnov dapat diterapkan untuk menguji kenormalan suatu data. Apabila sig. yang dihasilkan lebih dari 5% maka dapat dismpulkan bahwa data berdistribusi normal dan sebaliknya. Apabila data yang dimilki tidak berdistribusi normal, maka dapat menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Untuk menguji hipotesis terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) secara signifikan sebelum dan sesudah pembagian dividen, maka digunakan alat uji Paired Sampe t-Test bila data terdistribusi normal. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan alat uji Wilcoxon Signed Rank test. Hipotesis statistik untuk pengujian ini adalah sebagai berikut.

H0: μsebelum – μsesudah= 0

H1: μsebelum– μsesudah≠ 0

Jika Sig. > 0.05 (5%), maka maka H0 diterima.

Untuk menguji hipotesis terdapat perbedaan rata-rata Abnormal Return secara signifikan sebelum dan sesudah pembagian dividen, maka digunakan alat uji One Sample t-Test.

3.7 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mengumpulkan dan mengolah data berupa Trading Volume Activity dan Abnormal Return yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel.

Mengelompokkan data melakukan perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return dengan menggunakanrumus sebagai berikut:

TVA = Saham yang diperdagangkan / Saham yang beredar           …………..(1)

Abnormal Return = Rit – E(Rit) ……………………………………………(2)

AR          : Abnornal Return

Rit           : tingkat pengembalian saham individual I perioda t

E(Rit) : tingkat pengembalian saham yang diharapkan pada perioda t

Melakukan perhitungan rata-rata TVA dan abnormal return.

Menguji normalitas data rata-rata TVA dan abnormal return pada program SPSS.

Menguji hipotesis-hipotesis terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) dengan uji Paired Sample t-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test dan abnormal return dengan uji one sample t-test pada program SPSS.

Melakukan uji volatilitas pada rata-rata Trading Volume Activity dan abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2003). Analisis Investasi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta : BPFE.

Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.

Anwar, Chairul. 2004. Studi Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004 Pada Bursa Efek Jakarta. Dalam Jurnal Ekonomi & Bisnis, Jilid 9 (2): h:98-108.

Bhattacharya, Sudipto. 1979. Imperfect Information, Dividend Policy, and “the Bird in hand” Fallcy. Dalam The Bell Journal of Economics, 10(1): h:259- 270.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Cet. Ke-3. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Ginting, SC &Rahyuda, H. 2012. perbedaan volume perdagangan saham dan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa stock split pada perusahaan di bursa efek indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),Bali

Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Lindrianasari. 2009. Analisis Komparatif Volume Perdagangan Saham dan Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Earnings. Dalam Jurnal Ekonomi Bisnis & Akuntansi Ventura, 12(1): h:49-60.

Lukman Syamsuddin..2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. cetakan ke 1. Jakarta:Salemba Empat.

Rusdin. 2008. Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik. Bandung: ALFABETA.

Suad Husnan. 2003. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (keputusan Jangka Pendek), Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.

Suad Husnan. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi kelima, Yogyakarta: BPFE

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Supriyono, R.A. 1987. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian biaya serta Pembuatan Keputusan. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Tandelilin, Eduardus. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Wardhani, L,S. 2012. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Putaran II 2012  (Event Study pada Saham Anggota Indeks Kompas 100). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang

Analisis Uji Beda Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Dilantiknya Menteri Susi Pudjiastuti Khususnya Pada Industri Perikanan

Muhamad Room Ilham Pambudi & Daniel Sugama Stephanus

Artikel Mata Kuliah Ekenometrika

Prodi Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Ma Chung – Kabupaten Malang

2014

Abstrak

Dewasa ini sumber pendanaan yang digunakan untuk mendanai kegiatan ekonomi perusahaan seperti saham ini terkadang volume perdagangan saham bisa naik dan bisa juga turun yang diakibat oleh beberapa informasi-informasi yang dapat memengaruhi pergerakkan perekonomian di suatu negara.

Di Indonesia beberapa waktu yang lalu telah terlaksananya pelantikkan menteri-menteri yang baru untuk periode pemerintahan yang baru. Dalam daftar nama pelantikkan menteri ini terdapat menteri bernama Susi Pudjiastuti yang diadaulat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Terdapat info yang menurut peneliti menarik untuk diteli yaitu latar belakang pendidikan dari menteri ini yang hanya mengenyang bangku SMP saja. Namun pada kenyataan Susi Pudjiastuti ini seorang pebisnis yang memiliki perusahaan sendiri yang namanya sudah terkenal di industry jasa penerbangan dan hasil laut.

Lewat informasi yang ada peneliti ingin meneliti isu yang ada dengan pergerakkan volume perdagangan saham khususnya perusahaan yang bergerak di industri perikanan melalui penelitian yang berjudul,” Uji Beda Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Dilantiknya Menteri Susi Pudjiastuti Khususnya Pada Industri Perikanan” ini peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan pada volume perdagangan saham pada perusahaan khususnya di indutri perikanan ini terhadap isu pelantikan menteri Susi Pudjiastuti.

Kata-kata kunci: volume perdagangan saham, Pelantikan Susi Pudjiastuti, PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, Central Proteina Prima Tbk, Inti Agri Resources Tbk.

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia baru-baru ini telah melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan telah diumumkan juga hasil dari penghitungan suara tersebut. Lalu setelah pelatikan presiden yang baru yaitu Joko Widodo, ia melakukan perencanaan untuk penempatan nama siapa saja yang akan dimasukkan dalam kabinetnya untuk membantunya dalam melaksanakan tugas negara. Setelah dilakukan pelantikan menteri pada tanggal 27 Oktober 2014 yang lalu, terdapat nama Susi Pudjiastuti yang terdengar miring karena pendidikannya yang dipandang sebelah mata. Akan tetapi beliau patut diacungi jempol dan digunakan sebagai panutan untuk yang ingin memulai suatu usaha dari nol karena ibu Susi Pudjiastuti ini adalah seorang pemilik dari perusahaan yang bergerak dibidang eksportir hasil kelautan dan pemilik perusahaan penerbangan yang terkenal. Karena kegigihannya itu beliau dapat sampai seperti sekarang ini meskipun dengan status pendidikan yang hanya mengeyang bangku SMP saja.

Melihat fakta yang ada setelah dilakukannya pelantikannya menjadi menteri banyak berita miring mengenainya yang hanya memiliki pendidikan sampai SMP saja itu. Dengan fakta yang ada informasi-informasi tersebut dapat membawa pengaruh pada beberapa sektor seperti sektor industry perikanan.

1.2 Masalah Penelitian

1. Data apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini?

2. Bagaimana hipotesis dalam penelitian ini?

3. Apakah ada perbedaan volume perdagangan sahan disaat sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khususnya pada perusahaan dibidang industri perikanan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui data yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.

2. Untuk mengetahui hipotesis yang tepat untuk penelitian ini.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang terjadi pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri pada perusahaan khususnya pada bidang industri perikanan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan penelitian ini dapat menjadi tolak ukur apakah telah tercapainya tujuan perusahaan dalam perdagangan saham tersebut.

2. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan teori-teori yang diterima dalam perkuliahan dalam kasus-kasus nyata sebagai bekal pengalaman dalam profesinya di masa mendatang.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan.Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. (Warren, Reeve, Fees, 2006 : 2)

Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu :

1. Perusahaan manufaktur (manufacturing)

Perusahaan manufaktur mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masiang-masing pelanggan.

2. Perusahaan dagang (merchandising business)

Perusahaan dagang menjual produk ke pelanggan. Namun, tidak memproduksi barangnya sendiri, tetapi membelinya dari perusahaan lain. Dengan kata lain, perusahaan dagang mempertemukan produk dengan pelanggan.

3. Perusahaan jasa (services business)

Perusahaan jasa menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan.

Umumnya terdapat tiga bentuk perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan perorangan, persekutuan, atau korporasi.

4. Perusahaan perorangan

Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh perorangan. Keunggulan bentuk ini adalah karena mudah didirikan dan biaya pengelolaanya yang rendah. Kelemahan utanya adalah sumber daya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi.

5. Persekutuan

Persekutuan dimiliki oleh dua atau lebih individu. Keuntungan bentuk ini adalah modal yang lebih besar dibanding bentuk perorangan.Kelemahan bentuk ini adalah kendali terbatas, karena membutuhkan persetujuan sekutu.

6. Korporasi atau Perseroan

Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah, sebaga suatu badan hukum yang terpisah. Kepemilikan dalam korporasi terbagi dalam lembar saham. Korporasi menerbitkan saham tersebut kepada perorangan atau perusahaan lain yang kemudian menjadi pemiliki atau pemegang saham korporasi tersebut. Keunggulan utama perusahaan bentuk korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitka saham.

2.2 Go Public

Go public merupakan salah satu cara badan usaha untuk memperoleh dana yaitu dengan cara menjual dan menawarkan untuk melepaskan hak atas saham dengan pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual saham baru yang berasal dari modal dasar maupun saham lama yang berasal dari modal yang sudah disetor.

Syarat-syarat perusahaan melakukan Go Public:

1. Badan hukum calon perusahaan tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

2. Pernyataan pendaftaran yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menjadi efektif.

3. Memiliki komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran anggota dewan komisaris, memiliki direktur tidak terafiliasi, memiliki komite audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk komite audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki sekretaris perusahaan.

4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.

5. Calon perusahaan tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.

6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh undang-undang yang berlaku di Indonesia.

7. Khusus calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan dan calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan).

8. persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan pada laporan keuangan audit terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

Berdasarkan evaluasi dan penilaian bursa, bursa menyampaikan penolakan atau memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pencatatan selambat-lambatnya 10 hari bursa sejak bursa memperoleh dokumen dan atau informasi secara lengkap. Dalam proses evaluasi atas permohonan pencatatan tersebut, bursa akan meminta calon perusahaan tercatat melakukan presentasi mengenai rencana pencatatan sahamnya, dan bursa juga melakukan company visit ke calon perusahaan tercatat.

Dalam melakukan penawaran umum, calon perusahaan tercatat perlu melakukan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan untuk melakukan penawaran umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh OJK.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran Umum adalah mencakup tahapan sebagai berikut:

1. Periode pasar perdana yaitu ketika saham atau efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk;

2. Penjatahan saham yaitu pengalokasian saham atau efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia;

3. Pencatatan efek di bursa yaitu pada saat saham atau efek tersebut mulai dicatatkan dan diperdagangan di bursa.

Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap, yakni:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Hal yang pertama kali dilakukan oleh calon perusahaan tercatat adalah melakukan rapat umum pemegang saham untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat persetujuan, calon perusahaan tercatat melakukan penunjukan lembaga dan profesi penunjang pasar modal, antara lain:

 Penjamin Emisi (Underwriter) merupakah pihak yang paling banyak terlibat dalam membantu calon perusahaan tercatat dalam rangka penerbitan saham dengan menyiapkan berbagai dokumen, membantu membuat prospektus dan memberikan penjaminan atas penerbitan efek.

 Akuntan Publik (auditor independen) merupakan pihak yang bertugas untuk melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat.

 Penilai independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian atas aset calon perusahaan tercatat dan memenentukan nilai wajar dari aktiva tersebut.

 Konsultan hukum merupakan pihak yang memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).

 Notaris merupakan pihak yang membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.

 Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan pemesanan saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Dalam tahap ini, calon perusahaan tercatat melengkapi dokumen pendukung untuk menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK sampai dengan OJK menyatakan bahwa pernyataan pedaftaran telah menjadi efektif.

3. Tahap Penawaran Saham

Tahap ini merupakan tahap utama karena calon perusahaan tercatat menawarkan sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat membeli saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja. Perlu diingat bahwa seluruh keinginan investor atas saham calon perusahaan tercatat dapat dipenuhi seluruhnya dalam hal terjadi kelebihan permintaan (oversubsribe). Sebagai contoh, saham yang ditawarkan ke masyarakat melalui pasar perdana sebanyak 100 juta saham, sementara permintaan pembelian saham dari seluruh investor sebesar 150 juta saham. Dalam hal investor tidak mendapatkan saham yang dipesan melalui pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli saham tersebut di pasar sekunder yaitu pasar di mana saham tersebut telah dicatatkan dan diperdagangakan di bursa efek.

4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesainya penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek Indonesia.

2.3 Initial Public Offering (IPO)

Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran umum ( emisi / go public / initial public offering ) adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan, sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor. Manfaat Penawan umum bagi perusahaan diantaranya adalah :

1. Meningkatkan Citra Perusahaan

2. Memperoleh sumber pendanaan baru

3. Meningkatkan nilai perusahaan

4. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.

5. Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan usaha.

2.4 Pasar Modal

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat atau pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Oleh karena itu Pasar modal memiliki pengertian tempat untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

2.5 Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2.6 Hipotesis Teoritis

Pada penelittian ini hipotesis teoritis antara lain:

Ho : Tidak adanya perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khususnya pada industri Perikanan.

Ha : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khusunya pada industri Perikanan

2.7 Rerangka Pikir

Perusahaan Membutuhkan dana Initial Public Offering Pasar Perdana Pasar Sekunder Kebijakan Pemerintah Pelantikan Menteri Volume Perdangan Saham Volume Perdangan Saham Volume Perdangan Saham Paired Sample t test Isu Fundamental

3.  METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka kuantitatif ataupun dengan merubah data bentuk kualitatif menjadi bentuk kuantitiatif.. Menurut pengolahan datanya, penelitian ini menggunakan metoda statistik Induktif. Menurut Santoso (2014:3) metoda statistik induktif berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sample. Tindakan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan besaran populasi, uji hipotesis, peramalan dan sebagainya.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengindentifikasi suatu fenomena (Santoso, 2014 : 4), Populasi pada peneltian ini Perusahaan yang bekerja dalam industri perikanan

3.2.2 Sampel

Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi (Santoso, 2014 : 5). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria, antara lain :

1. Volume perdagangan saham sebelum pelantikan menteri Susi Pudjiastuti pada perusahaan di industri perikanan.

2. Volume perdagangan saham sesudah pelantikan menteri Susi Pudjiastuti pada perusahaan di industri perikanan.

3. Perusahaan yang volume perdagangan sahamnya tercatat di BEI.

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, maka diperoleh tiga perusahaan yang tercatat di BEI dan volume perdagangan sahamnya dapat ditelusuri, antara lain: Berikut data Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan-Perusahaan di Industri Perikanan 3. 1 Daftar Volume Perdagangan Saham Perusahaan
KodeNama PerusahaanTanggalVolume Perdaganagan saham
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk20 OKT 201474700
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk21 OKT 2014122100
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk22 OKT 2014482600
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk23 OKT 2014328500
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk24 OKT 20141656900
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk28 OKT 201447566400
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk29 OKT 201489697700
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk30 OKT 2014109215500
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk31 OKT 201453859200
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk3 NOV 2014140704000
CPROCentral Proteina PrimaTbk.20 OKT 201450500
CPROCentral Proteina PrimaTbk.21 OKT 201420400
CPROCentral Proteina PrimaTbk.22 OKT 2014100
CPROCentral Proteina PrimaTbk.23 OKT 201410100
CPROCentral Proteina PrimaTbk.24 OKT 20148200
CPROCentral Proteina PrimaTbk.28 OKT 2014183700
CPROCentral Proteina PrimaTbk.29 OKT 2014218900
CPROCentral Proteina PrimaTbk.30 OKT 201436800
CPROCentral Proteina PrimaTbk.31 OKT 2014125000
CPROCentral Proteina PrimaTbk.3 NOV 2014561500
IIKPInti Agri Resources Tbk.20 OKT 201475900
IIKPInti Agri Resources Tbk.21 OKT 201439300
IIKPInti Agri Resources Tbk.22 OKT 201468800
IIKPInti Agri Resources Tbk.23 OKT 2014637400
IIKPInti Agri Resources Tbk.24 OKT 201423900
IIKPInti Agri Resources Tbk.28 OKT 201422700
IIKPInti Agri Resources Tbk.29 OKT 2014113500
IIKPInti Agri Resources Tbk.30 OKT 201435700
IIKPInti Agri Resources Tbk.31 OKT 201424900
IIKPInti Agri Resources Tbk.3 NOV 20140

Sumber : http://www.duniainvestasi.com 2014

3.3 Data Penelitian

Data penelitian menggunakan catatan volume perdagangan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penlitian dilakukan lima hari sebelum dan lima hari sesudah Pelantikan Susi Pudjiastuti Menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan adalah data kuantitatif. Berdasarkan sumber data, data penelitian yang digunakan menggunakan data sekunder yang didapatkan melalui dokumentasi dan internet. Data sekunder adalah sumber data penelitian secara tidak langsung diperoleh

melalui media perantara. Data tersebut diperoleh dari ringkasan data pasar modal dipublikasikan di BEI dan dapat diakses melalui http://www.duniainvestasi.com, ataupun dapat diperoleh di Pojok Bursa Universitas Ma Chung,

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan dengan cara mengumpulkan data-data secara online yang diakses melalui http://www.duniainvestasi.com

3.4 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 10 variabel yaitu variabel volume perdagangan 5 hari sebelum Pelantikan Menteri, 4 hari sebelum Pelantikan Menteri, 3 hari sebelum Pelantikan Menteri, 2 hari sebelum Pelantikan Menteri, 1 hari sebelum Pelantikan Menteri, 1 hari sesudah Pelantikan Menteri, 2 hari sesudah Pelantikan Menteri, 3 hari sesudah Pelantikan Menteri, 4 hari sesudah Pelantikan Menteri, dan 5 hari sesudah Pelantikan Menteri. Dimana nantinya masing-masing variabel yang terdiri dari volume perdagangan saham tiap sampel akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

3.5 Model Penelitian

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey,1994). Model ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung Model dibagi menjadi 3 yakni model konseptual, model procedural dan model matematik. Tujuan model adalah mengubah konsep utama dan proses ke dalam pendekatan yang partukuler, merupakan metode singkat dalam mengkomunikasikan yang diyakini menjadi faktor kesuksesan kritis dari suatu aktivitas pembelajaran. Model kadang sebagai suatu langkah-langkah yang harus diikuti secara prosedural (Molenda, 1996).

Model konseptual

Model konseptual sering sekali disamakan dengan teori, model ini merupakan deskripsi sebuah pandangan atas realitas. Model konseptual bersifat deskriptif yang mendeskripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau analisis dan juga kesimpulan dari observasi. Salah satu fungsinya yang penting adalah memberikan landasan untuk penelitian yang bisa menciptakan teori induktif.

3.6 Alat Analisis

Alat statistic yang digunakan adalah SPPS 20. Penelitian kali ini meggunakan uji paired sample t-test. Uji Paired sample t-test dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Santoso, 2014:261). Penelitian ini menggunakan paired sample t test dikarenakan, kedua sampel yang digunakan yaitu sebelum dan sesudah pada dasarnya merupakan sampel yang sama namun diberikan perlakuan yang berbeda.

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test :

1. Data harus terdistribusi secara normal.

2. Jumlah data maksimal adalah 30.

3. Tidak ada variabel dependen dan independen.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam uji beda yaitu hanya uji normalitas saja. Dalam menguji normalitas data, alat analisis yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Singkatnya uji Kolmogorov Smirnov kenormalan distribusi data.

Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Ho : data mengikuti distribusi yang ditetapkan

Ha : data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan

Jika nilai asymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data terdistribusi secara normal, akan tetapi jika nilai asymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Apabila hasil uji paired t-test menunjukan probabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya bila diatas 0,05 maka Ho yang diterima.

4.  PEMBAHASAN

4.1 PT Dharma Samudera Fishing Indutries Tbk

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) didirikan tanggal 02 Oktober 1973 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983. Kantor pusat dan pabrik DSFI berkedudukan di jalan Laks. R.E. Martadinata 1, Tanjung Priok, Jakarta, dan mempunyai cabang di Kendari. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham DSFI adalah K Energy Ltd (29,64%), Winapex Ltd. (26,17%) dan PT Dharma Mulia Andhika (18,22%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DSFI meliputi bidang perikanan termasuk menangkap, mengumpulkan, mengolah, menjual serta menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan hasil perikanan.

Pada tanggal 28 Februari 2000, DSFI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DSFI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp900,- per saham dan disertai 25.000.000 Waran seri I dan periode pelaksanaan mulai dari 26 September 2000 sampai dengan 24 Maret 2003 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp900,- per saham. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 24 Maret 2000.

4.1.2 Sejarah Pencatatan

Tabel 1. Sejarah Pencatatan Saham PT Dharma Samudera Fishing Indutries Tbk

Saham JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp900,-50.000.00024-Mar-2000
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)125.000.00024-Mar-2000
Waran Seri I (2000 s/d 2002)41.103.750
Pemecahan Saham (Stock Split)712.464.00022-Jan-2001
Penawaran Terbatas (Right Issue I)928.567.75024-Jul-2007

4.1.3 Visi dan Misi

VISI

Menjadi Produsen Pengolah Hasil Laut, yang bermutu dengan mempraktekkan azas kerja Good Corporate Governance dan turut serta menjaga kelestarian sumber daya alam kelautan Nusantara, menjadi penghasil devisa dan penyedia lapangan kerja.

MISI

Menjalin kemitraan dengan para nelayan dan masyarakat pesisir kepulauan Nusantara serta melakukan Kerjasama Operasional (KSO) dengan para pemasok guna menghasilkan produk yang bermutu sesuai permintaaan pasar dan menekan biaya produksi. Menjadi pelaku ekonomi dan mengolah hasil produk laut yang mempunyai keunggulan kompetitif, berkesinambungan dan mampu memberikan manfaat optimal bagi perusahaan dan semua pihak terkait.

4.2 Central Proteina Prima Tbk

4.2.1 Sejarah Perusahaan

Central Proteina Prima Tbk (dahulu bernama Central Proteinaprima Tbk) (CPRO) didirikan 30 April 1980 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1980. Kantor pusat CPRO berlokasi di Wisma GKBI Lt. 19, Jend. Sudirman No. 28, Jakarta Pusat, dengan lokasi tambak udang di Lampung, sedangkan lokasi pabrik di Surabaya, Sidoarjo, Medan dan Lampung.

Induk usaha terakhir CPRO adalah Splendid Eagle Financial Pte. Ltd., Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham CPRO adalah PT Surya Hidup Satwa (32,53%) dan Bank of New York QQ Red Dragon Pte. Ltd. (6,59%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Kegiatan usaha CPRO meliputi bidang pertambakan udang terpadu, produksi dan perdagangan pakan udang, pakan ikan dan pakan ternak lainnya; serta penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan lain.

Pada tahun 1990, CPRO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CPRO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1990.

Pada tanggal 05 Nopember 2004, BEI telah menyetujui penghapusan pencatatan (Delisting) saham CPRO di BEI efektif sejak tanggal 13 Desember 2004.Pada tanggal 28 Nopember 2006, CPRO mencatatkan kembali (Relisting) sahamnya di BEI berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Bapepam-LK4.2 Data SPSS.

4.2.2 Sejarah Pencatatan Saham

Tabel 2. Sejarah Pencatatan Saham Central Proteina Prima Tbk

JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp110,-3.000.000.00028-Nop-2006
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)15.315.840.00028-Nop-2006
Konversi Waran I – IV (2007 s/d 2010)4.928.372.676
Penawaran Terbatas (Right Issue I)17.226.522.07014-Ags-2009

4.2.3 Visi dan Misi

Visi:

Menjadi perusahaan akuakultur terbesar dan terdepan yang terintegrasi secara vertikal terbesar di dunia.

Misi:

Misi kami adalah untuk terus menerus meningkatkan kekuatan di bidang akuakultur dan mengutamakan efisiensi melalui sistem manajemen yang inovatif serta teknologi terkini dalam rangka memastikan kesuksesan dari para petambak serta memberikan rangkaian produk yang berkualitas. Secara konsisten kami mengevaluasi kinerja Perseroan dan kontribusi di bidang sosial, selain juga menetapkan praktik yang ramah lingkungan di seluruh proses operasional.

4.3 Inti Agri Resources Tbk

4.3.1 Sejarah Perusahaan

PT Inti Agri Resources Tbk (dahulu PT Inti Kapuas Arowana Tbk) (IIKP) didirikan tanggal 16 Maret 1999 dengan nama PT Inti Indah Karya Plasindo dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1999. Kantor pusat IIKP terletak di Puri Britania Blok T7, No. B27-29, Kembangan Selatan, Kembangan, Jakarta Barat 11610. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham IIKP adalah Reksadana PT Dhanawibawa Ekslusif Terbatas I (18,41%), TFI (X) – TRA Ordinary I (8,40%), Kharisma Flexi Terbatas (8,24%), AAA-JS Multisectoral Fund (7,27%), PT HD Capital Tbk (HADE) (5,80%) dan PT Asuransi Jiwasraya (5,37%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan IIKP terutama bergerak dalam bidang perikanan, perdagangan, industri dan perkebunan.

Saat ini, kegiatan usaha IIKP adalah penangkaran ikan, pembudidayaan dan perdagangan ikan arowana super red dengan merek dagang ShelookRED.

Pada tanggal 28 September 1990, IIKP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IIKP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 dengan nilai nominal Rp200,- per saham dengan harga penawaran Rp450,- per saham dan disertai sebanyak 48.000.000 Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Oktober 2002.

4.3.2 Sejarah Pencatatan Saham

Tabel 3. Sejarah Pencatatan Saham Inti Agri Resources Tbk

JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp450,-60.000.00014-Okt-2002
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)100.000.00014-Okt-2002
Penggabungan Saham (Reverse Stock)-128.000.00019-Jan-2005
Penawaran Terbatas (Right Issue I) (Seri B)640.000.00025-Apr-2005
Penawaran Terbatas (Right Issue II)2.688.000.00001-Mar-2006

4.4 Data SPSS

Tabel 4.  Data SPSS

4.5 Hasil Analisis

 Tgl 29 Okt 2014

4.5.1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tgl 24 Okt 2014Tgl 28 Okt 2014
N33
Normal Parametersa,bMean563000.0015924266.67
Std. Deviation947377.71227403009.537
Most Extreme DifferencesAbsolute.382.384
Positive.382.384
Negative-.279-.281
Kolmogorov-Smirnov Z.662.665
Asymp. Sig. (2-tailed).774.769
Tabel 5. satu hari sebelum dan sesudah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test  
 Tgl 23 Okt 2014
 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 325333.33 30010033.33 
 Std. Deviation
 313661.989 51691062.490 
 Most Extreme Differences
 Absolute .176 .384 
 Positive
 .176 .384 
 Negative
 -.173 -.282 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .305 .666 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 1.000 .767 
Tabel .6 dua hari sebelum dan sesudah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 
 Tgl 22 Okt 2014
 Tgl 30 Okt 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 183833.33 36429333.33 
 Std. Deviation
 261009.700 63034669.380 
 Most Extreme Differences
 Absolute .337 .385 
 Positive
 .337 .385 
 Negative
 -.241 -.282 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .584 .667 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .885 .766 
Tabel 7. tiga sebelum dan sesudah
 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 
 Tgl 21 Okt 2014
 Tgl 31 Okt 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 60600.00 18003033.33 
 Std. Deviation
 54092.421 31052391.551 
 Most Extreme Differences
 Absolute .320 .384 
 Positive
 .320 .384 
 Negative
 -.229 -.281 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .554 .666 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .919 .768 
 Tabel 8.  empat hari sebelum dan sesudah
 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 
 Tgl 20 Okt 2014
 Tgl 3 Nov 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 67033.33 47088500.00 
 Std. Deviation
 14330.852 81073887.293 
 Most Extreme Differences
 Absolute .370 .384 
 Positive
 .268 .384 
 Negative
 -.370 -.281 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .641 .664 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .805 .769 
Tabel 9. lima hari sebelum dan sesudah
 

4.3.2 Uji Hipotesis

1 Satu hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 24 Okt 2014563000.003947377.712546968.777 
Tgl 28 Okt 201415924266.67327403009.53715821134.933 
Tabel 10. Paired Samples Statistics satu hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 24 Okt 2014 & Tgl 28 Okt 201431.000.007 
Tabel 11.  Paired Samples Correlation satu hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 24 Okt 2014 – Tgl 28 Okt 2014-15361266.66726455693.63215274201.840-81080852.90950358319.576-1.0062.420 

2 Dua hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 23 Okt 2014325333.333313661.989181092.834 
Tgl 29 Okt 201430010033.33351691062.49029843848.843 
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 23 Okt 2014 & Tgl 29 Okt 20143.008.995 
Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 23 Okt 2014 – Tgl 29 Okt 2014-29684700.00051689591.48129842999.556-158088763.50498719363.504-.9952.425 

3 Tiga hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 22 Okt 2014183833.333261009.700150694.020 
Tgl 30 Okt 201436429333.33363034669.38036393083.335 
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 22 Okt 2014 & Tgl 30 Okt 20143.991.084 
Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 22 Okt 2014 – Tgl 30 Okt 2014-36245500.00062775939.55636243705.601-192189578.840119698578.840-1.0002.423

4 Empat hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean
Pair 1Tgl 21 Okt 201460600.00354092.42131230.274
Tgl 31 Okt 201418003033.33331052391.55117928106.621
Tabel 16. Paired Samples Statistics empat hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 21 Okt 2014 & Tgl 31 Okt 20143.984.113 
Tabel 17. Paired Samples Correlations empat hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 21 Okt 2014 – Tgl 31 Okt 2014-17942433.33330999147.75617897366.301-94948585.30659063718.639-1.0032.422 

5 Lima hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 20 Okt 201467033.33314330.8528273.922 
Tgl 3 Nov 201447088500.00381073887.29346808030.653 
Tabel 18. Paired Samples Statistics lima hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 20 Okt 2014 & Tgl 3 Nov 20143.460.696 
Tabel 19. Paired Samples Coorelations lima hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 20 Okt 2014 – Tgl 3 Nov 2014-47021466.66781067292.78246804223.310-248403785.855154360852.521-1.0052.421 

4.4 Pembahasan

4.4.1 Uji Normalitas

Dapat dilihat pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) seluruh variabel bernilai diatas 5% yaitu sebesar 80,5% untuk lima hari sebelum, 91,9% untuk empat hari sebelum, 88,5% untuk tiga hari sebelum, 100% untuk dua hari sebelum, dan 77,4% untuk satu hari sebelum. Sedangkan untuk variabel satu hari sesudah sebesar 76,9%, dua hari sesudah sebesar 76,7%, tiga hari sesudah sebesar 76,6%, empat hari sesudah sebesar 76,8%, lima hari sesudah sebesar 76,9%., berarti seluruh variabel ini terdistribusi dengan normal.

4.4.2 Uji Hipotesis

Pada tabel Paired Samples Statistics, setiap pasang sampel variabel memiliki jumlah data sebanyak 6 data dari masing-masing pasang (3 dari data Sebelum dan 3 dari variabel Sesudah). Rata-rata untuk pasangan satu hari sebelum sebesar 563000.00 dengan standar deviasi sebesar 947377.712 dan Sesudah sebesar 15924266.67 dengan standar deviasi 27403009.537, hal ini berarti range variabel Sebelum adalah 563000.00±947377.712 range variable satu hari sesudah adalah 15924266.67±27403009.537.

Rata-rata untuk pasangan dua hari sebelum sebesar 325333.33 dengan standar deviasi sebesar 313661.989 dan dua hari sesudah sebesar 30010033.33 dengan standar deviasi 51691062.490, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 325333.33±313661.989.. range variable dua hari sesudah adalah 30010033.33 ±51691062.490.

Rata-rata untuk pasangan tiga hari sebelum sebesar 183833.33 dengan standar deviasi sebesar 261009.700 dan tiga hari sesudah sebesar 36429333.33 dengan standar deviasi 63034669.380, hal ini berarti range variabel tiga hari sebelum adalah 183833.33±261009.700 range variable tiga hari sesudah adalah 36429333.33±63034669.380.

Rata-rata untuk pasangan empat hari sebelum sebesar 60600.00 dengan standar deviasi sebesar 54092.421 dan empat hari sesudah sebesar 18003033.33 dengan standar deviasi 31052391.551, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 60600.00±54092.421 range variable dua hari sesudah adalah 18003033.33 ±31052391.551.

Rata-rata untuk pasangan lima hari sebelum sebesar 67033.33 dengan standar deviasi sebesar 14330.852 dan empat hari sesudah sebesar 47088500.00 dengan standar deviasi 81073887.293, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 67033.33±14330.852 dan range variable empat hari sesudah adalah 47088500.00±81073887.293

Untuk Tabel Paired Samples Correlations menjelaskan apakah data memiliki hubungan yang erat dan nyata. Untuk pasangan satu hari sebelum dan satu hari sesudah memiliki korelasi 100% dengan nilai probabilitas 7%. Hal ini berarti antara variabel satu hari sebelum dan variabel satu hari sesudah memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan dua hari sebelum dan dua hari sesudah memiliki korelasi -7% dengan nilai probabilitas 99,5%. Hal ini berarti antara variabel dua hari sebelum dan variabel dua hari sesudah tidak memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah memiliki korelasi 99,1% dengan nilai probabilitas 54%. Hal ini berarti antara variabel tiga hari sebelum dan variabel tiga hari sesudah memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan empat hari sebelum dan empat hari sesudah memiliki korelasi 98,4% dengan nilai probabilitas 11,3%. Hal ini berarti antara variabel empat hari sebelum dan variabel empat hari sesudah memiliki hubungan yang erat namun hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan lima hari sebelum dan lima hari sesudah memiliki korelasi 46% dengan nilai probabilitas 69,6%. Hal ini berarti antara variabel tiga hari sebelum dan variabel tiga hari sesudah memiliki hubungan yang erat namun hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Pada tabel Paired Samples Test menunjukan hasil hipotesis yang akan diambil pada penelitian. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk uji beda dua sisi, sehingga masing-masing sisi menjadi 2,5% dengan degree of freedom masing-masing variabel sebesar 2 (jumlah data sebesar 4 dikurangi 1) yang menghasilkan t tabel(0,025;3) yaitu ±3,182. Untuk pasangan variabel satu hari sebelum dan satu hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara satu hari sebelum dan satu hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri

Untuk pasangan variabel dua hari sebelum dan dua hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,5%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara dua hari sebelum dan dua hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,3%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel empat hari sebelum dan empat hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,2%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara empat hari sebelum dan empat hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel lima hari sebelum dan lima hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,1%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara lima hari sebelum dan lima hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham dari seluruh hari yang telah diuji (voluma perdagangan saham satu hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham satu hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham dua hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham dua hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham tiga hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham tiga hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham empat hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham empat hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham lima hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham lima hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri). Hal ini membuktikan bahwa tindakan perusahaan melakukan pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri tidak berdampak pada voluma perdagangan saham perusahaan tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapat, maka disarankan:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan pengelompokan perusahaan berdasarkan industri.

2. Menggunakan sampel yang ada tanpa ada kriteria mengenai voluma perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.duniainvestasi.com

Sejarah dan Profil Singkat DSFI (Dharma Samudera Fishing Industries Tbk)

http://en.dharmasamudera.co.id/index.php/about-us/vision-mission

Sejarah dan Profil Singkat CPRO (Central Proteina Prima Tbk)

http://www.cpp.co.id/entries.aspx?entry_id=4

Sejarah dan Profil Singkat IIKP (Inti Agri Resources Tbk)

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TAHUN 2014 TERHADAP INVESTASI SAHAM STUDI PERISTIWA PADA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

JIMMY PRAKOSO WIDYANTO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI  – FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tahun 2014 terhadap investasi saham dengan mengunakan metode event study pada 12 perusahan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil analisi menunjukkan pengujian abnormal return dan volume perdagangan (Trading Volume Activity) menghasikan kesimpulan bahwa rata-rata abnormal return disekitar hari berlakunya kenaikan harga bahan bakar minyak, yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah peristiwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menyatakan bahwa peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berpengaruh terhadap return saham yang diukur dengan abnormal return. Pada 10 hari sebelum investor masih memperoleh abnormal return saham, sementara sesudah peristiwa rata-rata investor tidak lagi mendapatkan abnormal return. Sedangkan terhadap volume perdagangan (Trading Volume Activity) di sekitar berlakunya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) secara statistic tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan mengindikasikan investor tidak merespon peristiwa tersebut untuk melakukan transaksi jual/beli saham di pasar modal.

Kata-kata Kunci: Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Abnormal Return, Volume Perdagangan Saham

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal bisa didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai macam instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan. Daya tarik dari pasar modal ini dimana pasar modal diharapkan dapat menjadi alternative penghimpunan dana selain perbankan dan pasar modal dapat menyediakan fasilitas bagi lender ke borrower. Menurut Tandelilin (2001) “pasar modal adalah pasar yang menfasilitasi pertemuan antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana dengan memperjual belikan surat berharga jangka panjang”. Pasar modal juga merupakan salah satu sarana untuk melakukan investasi. Pasar modal ini memungkinkan bagi investor untuk mempunyai berbagai pilihan investasi sesuai dengan preferensi risiko mereka.

Bagi mereka yang berani untuk mengambil resiko tinggi untuk investasinya ini akan berbanding dengan return yang lebih besar dari dana yang ditanamkanya. Menurut Halim (2005), “investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan (return) dimasa mendatang”. Aset investasi yang dapat dilakukan investor terbagi menjadi dua, pertama aset riil yaitu investasi dalam bentuk emas, tanah, bangunan dan sebagainya. Kedua aset finansial yaitu aset dalam bentuk obligasi, saham, reksadana, future dan produk derivative lainya (Sadikin, 2011).

Dalam melakukan investasi saham merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor. Ketika investor memutuskan untuk membeli saham berarti investor telah menginvestasikan dananya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Jadi, disatu sisi investor telah berinvestasi dan disisi lain investor telah melakaukan transaksi di pasar modal. Para investor dalam melakukan investasi membutuhkan banyak informasi guna mengetahui perkembangan dari saham yang telah diinvestasikannya. Untuk memperoleh informasi ini melalui pasar modal banyak sekali informasi yang dapat juga diperoleh investor, baik informasi yang tersedia dipublik maupun informasi pribadi.

Namun informasi juga dapat diperoleh dari informasi dari internal maupun eksternal dari perusahaan ataupun juga terhadap perkembangan ekonomi yang sedang terjadi. Informasi ini mencerminkan salah satu indikator yang diperlukan investor untuk melakukan teransaksi dipasar modal. Kerena informasi yang masuk ke pasar modal ataupun kejadian-kejadian yang tidak berhubungan langsung dengan pasar modal dapat mempengaruhi naik turunya harga saham dalam pasar modal. Salah satu informasi yang ada adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi 18 Nopember 2014 ini. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini sangat menghawatirkan bagi semua segmen perekonomian, informasi ini menjadi bermakna jika keberadaan informasi ini dapat menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, dimana tercermin dalam perubahan harga saham, volume perdagangan atau karateristik pasar lainnya. Kondisi dari peristiwa kenaikan bahan bakar minyak ini dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel  1. Harga Kenaikan BBM Berdasarkan Pengumuman Berlaku

BerlakuHarga (per liter)
TahunTanggalBensin premiumMinyak solarMinyak tanah
201417 NovemberRp 8,500.00Rp 5,500.00
201322 JuniRp 6,500.00Rp 5,500.00Rp 3,000.00
200915 JanuariRp 4,500.00Rp 4,500.00Rp 2,500.00
200815 DesemberRp 5,000.00Rp 4,800.00Rp 2,500.00
1 DesemberRp 5,500.00Rp 5,500.00Rp 2,500.00
24 MeiRp 6,000.00Rp 5,500.00Rp 2,500.00
20051 OktoberRp 4,500.00Rp 4,300.00Rp 2,000.00
1 MaretRp 2,400.00Rp 2,100.00Rp 2,200.00
200321 JanuariRp 1,810.00Rp 1,650.00Rp 1,800.00
1 JanuariRp 1,810.00Rp 1,890.00Rp 1,970.00

Sumber : http://www.bersosial.com

Peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang penting untuk diperhatikan oleh investor. Kenaikan bahan bakar minyak ini berdampak langsung pada perubahan-perubahan biaya oprasional dari perusahaan yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi (Arisyahidin, 2012). Baru-baru ini kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada akhir tahun 2014 ini diperkirakan akan berimbas terhadap saham sektor otomotif. Melalui informasi yang ditulis dari katadata.co.id menjelaskan penjualan otomotif tahun ini diperkirakan akan melambat akibat dari kenaikan BBM dimana dua bulan terakhir tercatat mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi 2014 akan memberikan efek terhadap penjualan dari produk yang dihasilkan perusahaan. Kenaikan BBM membawa pengaruh terhadap saham otomotif seperti PT Astra Internasional Tbk. Pada kenaikan harga BBM Maret 2005, saham Astra terlihat di bawah kinerja industri (underperformed) 1-2 bulan setelah kebijakan diberlakukan.

Sedangkan, ketika harga BBM dinaikkan kembali pada Oktober 2005, saham Astra kembali berada di bawah kinerja industri selama hampir satu tahun lamanya. Apalagi sepanjang Januari 2005 – Desember 2006, BI Rate cenderung naik dari 7,4 persen menjadi 12 persen. Begitupun saat terjadi kenaikan harga BBM pada Mei 2008, kinerja saham Astra juga mengecewakan selama dua bulan.

Dilihat dari informasi diatas pengaruh yang terjadi di perusahaan otomotif menghasilkan respon dari para investor mengenai peristiwa kenaikan bahan bakar minyak terhadap investasi saham mereka. Peneliti memakai studi peristiwa (event study) untuk mengetahui reaksi apa yang dihasilkan dari peristiwa yang terjadi terhadap saham di pasar modal. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatau pengumuman (Jogiyanto, 2009).

Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Menurut Tandelilin (2001) “efisiensi pasar bentuk setengah kuat, merupakan bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham disamping dipengruhi oleh data pasar (Harga saham dan Volume perdagangan), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan”. Namun, pada pasar efisien dalam bentuk setengah kuat ini investor tidak dapat berharap mendapatkan abnormal return jika strategi perdagangannya hanya didasari informasi saja, tetapi sebaliknya jika pasar tidak efisien maka akan terjadi lag dalam proses penyesuaian harga terhadap informasi baru, dan hal ini dapat digunakan investor untuk mendapatkan abnormal return. Dengan kata lain diduga kenaikan harga bahan bakar minyak ini mengandung informasi yang menyebabkan terjadinya lag dan menjadikan pasar tidak efisien.

Jika suatu informasi mengandung informasi ini akan menimbulkan reaksi pasar setelah pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ini ditunjukan dengan adanya perubahan harga saham dengan mengunakan return dari saham yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return pada investasi saham. Dimana abnormal return adalah selisih return yang sesungguhnya dengan return ekspetasi (return yang diharapkan investor) yang merupakan pengukuran keuntungan yang didapat investor. Sedangkan volume perdagangan saham merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya reaksi pasar dalam bentuk transaksi perdagangan saham terhadap suatu peristiwa tertentu. Untuk variabel volume perdagangan ini mengunakan Trading Volume Activity (TVA) sebagai alat ukur dari aktivitas perdagangan saham yang terjadi.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui reaksi atau respon dan perilaku pelaku pasar modal terhadap sebuah peristiwa ekonomi dan dampaknya terhadap iklim investasi secara keseluruhan di perusahaan Otmotif dan Komponen. Oleh karena itu, penulis memeberi judul penelitian “PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TAHUN 2014 TERHADAP INVESTASI SAHAM STUDY PERISTIWA PADA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah :

1. Bagaimana perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI?

2. Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahaan subsektor konstruksi di sekitar pengumuman kenaikan bahan bakar mesin di Indonesia pada tahun 2014.

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity pada saham perusahaan subsektor konstruksi sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan bahan bakar mesin di Indonesia pada tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaati bagi berbagai macam pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan sebagai informasi terhadap harga saham perusahaannya dan secara cepat dapat mengatasi kondisi pasar sehingga dapat mengambil kebijakan yang benar setelah terjadi peristiwa pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak ini.

2. Bagi investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk para investor untuk melakukan investasi.

3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan, khususnya manajemen keuangan tentang reaksi pasar atas pergerakan harga saham terhadap peristiwa pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti sebagai ilmu dan pengetahuan tambahan. 8

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Pengertian investasi menurut beberapa ahli sebagai berikut :

1. “Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang” (Mulyadi, 2001: 284)

2. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sukirno, 1997: 107)

3. Investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk mengadakan modal barang pasa saat sekarang ini. Barang modal tersebut akan menghasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang atau aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber untuk dipakai mengadakan barang. Dari modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. (Gerald, 1978)

4. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) investasi didefinisikan sebagai berikut. “investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil

5. investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan yang berinvestasi.”

2.1.2 Tujuan Investasi

Menurut Tandelilin  (2001 : 5) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir untuk meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau mereka berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang

2. Mengurangi resiko inflasi.

Dengan melakukan investasi seseorang menghindar dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya saat ada pengaruh dari inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.

2.1.3 Dasar Keputusan Investasi

Saat melakukan suatu investasi seseorang berekspektasi untuk mendapatkan retun, dikarenakan hal tersebut ada beberapa dasar keputusan untuk berinvestasi :

a) Return

Alasan paling utama orang melakukan investasi adalah untuk memperoleh return atau keuntungan. Suatu hal yang wajar jika seorang investor selalu menuntut tingkat return tinggi atas dana yang diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return).

Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan return yang telah diperoleh investor dimasa lalu.

Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan tingkat return, investasi harus selalu mempertimbangkan tingkat resiko suatu investasi (Tandelilin, 2005).

Sedangkan Jogiyanto (2009), return saham dibagi menjadi 2, yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi adalah pengembalian yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan return ekspektasi dan risiko di masa depan. Rumus dari return realisasi adalah sebagai berikut.

Ri = (Pt – Pt-1 + D) / Pt-1 ………………………………………………………(1)

Keterangan:

Ri: Return saham

Pt: Harga saham saat t

Pt-1: Harga saham saat t-1

D: Dividen

Sedangkan return ekspektasi adalah pengembalian yang diharapkan akan diterima investor di masa depan. Dengan kata lain, return ekspektasi merupakan return yang belum terjadi. Rumus dari return ekspektasi adalah sebagai berikut.

E(Ri) = Σ(Rij . Pj) ……………………………………………………………(2)

Keterangan:

E(Ri): Expected return

Rij: Return saham

Pj: Probabilitas

b) Risiko

Risiko investasi adalah korelasi antara pengembalian dengan resiko tersebut, yaitu semakin tinggi pengambilan, maka semakin tinggi resiko yang diambil. Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat resiko dengan pengembalian yang seimbang. Adapun resiko menurut para ahli sebagai berikut :

Risiko muncul dari selisih return harapan dengan return aktul. Maka, risiko dapat diartikan sebagai return aktual lebih rendah daripada return minimum yang diharapkan atau return yang disyarakatkan atau required date of return (Tandelilin, 2010).

Jogiyanto (2010) membagi risiko menjadi 2, yaitu:

1) Risiko tidak sistematis adalah risiko pada suatu saham tertentu yang dapat dihindari atau diminimalkan dengan cara diversifikasi. Risiko yang termasuk dalam risiko ini adalah risiko kegagalan yang disebabkan oleh kondisi internal perusahaan, risiko kredit atau keuangan, dan risiko manajemen. Rumus dari risiko tidak sistematis adalah sebagai berikut.

σei2 = σi2 – βi2σm2…………………………………………………………(3)

Keterangan:

σei2: Risiko tidak sistematis

σi2: Varian residu

βi2: Beta saham

σm2: Varian pasar

2) Risiko sistematis adalah risiko yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham tanpa terkecuali. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang memengaruhi harga saham secara serentak dan tidak dapat dihindari oleh investor dengan cara diversifikasi. Rumus dari risiko sistematis adalah sebagai berikut.

βi = σim / σm2……………………………………………………………(4)

Keterangan:

βi: Beta saham

σim: Kovarian return antara saham I dengan pasar

σm2: Varian return pasar

c) Faktor Waktu

Jangka waktu adalah hal penting dari definisi investasi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan risiko.

2.1.4 Jenis Investasi

Menurut Mulyadi (2001:284) terdapat empat jenis investasi yaitu sebagai berikut :

Jenis investasi dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Investasi yang tidak menghasilkan laba.

Investasi yang tidak menghasilkan laba. Investasi ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat-syarat yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.

b. Investasi yang tidak dapat diukur labanya.

Investasi yang tidak dapat diukur labanya. Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba:

c. Investasi dalam penggantian peralatan

Investasi dalam penggantian peralatan. Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan peralatan yang ada. Dalam pemakaian mesin dan peralatan pada suatu saat akan terjadi biaya operasi mesin dan peralatan menjadi lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru atau produktivitasnya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan.

d. Investasi dalam perluasan usaha.

Investasi dalam perluasan usaha. Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan diferensial yang berupa tambahan pendapatan serta memerlukan biaya diferensial yang berupa tambahan biaya karena tambahan kapasitas.

Halim (Analisis Investasi 2005:4) Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finasial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi sektor real adalah jenis investasi dengan pengadaan asset-asset contohnya seperti tanah, bangunan, mesin dan sebagainya. Investasi sektor financial adalah jenis invesatsi yang penanaman modalnya berupa instrumen-instrumen keuangan di pasar modal maupun pasar uang. Instrument-intrument itu seperti saham, obligasi, valas dan sebagainya.

Menurut Susilo (Pasar Modal 2009:2) investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada asset nyata (real asset) dan investasi pada aset financial (financial asset). Invetasi pada asset nyata contohnya seperti pembelian emas, tanah, real estate atau mendirikan perusahaan. Pada jenis investasi ini investor benar-benar melakukan investasi secara langsung mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli asset nyata. Sedangkan investasi pada asset financial adalah dengan membeli intrumen keuangan, misalnya saham, obligasi, waran, right issue. Instrument ini bukan berupa asset nyata melainkan hanya berupa kertas klaim (bukti) terhadap penerbitnya

Jenis-jenis investasi berdasarkan kekhususan tertentu dari kegiatannya di bagidalam beberapa kelompok yaitu (Harapan, 2009:18) :

a. Investasi Baru. Investasi baru yaitu investasi bagi pembuatan sistem produksi baru, baik sebagai bagian dari usaha baru untuk produksi baru maupun perluasan produksi, tetapi harus menggunakan sistem produksi baru.

b. Investasi Peremajaan. Investasi jenis ini umumnya hanya digunakan untuk mengganti barang-barang kapital lama dengan yang baru, tetapi masih dengan kapasitas dan ongkos produksi yang sama dengan alat yang digantikannya.

c. Investasi Rasionalisasi. Pada kelompok ini peralatan yang lama diganti oleh yang baru tetapi dengan ongkos produksi yang lebih murah, walaupun kapasitas sama dengan yang digantikannya.

d. Investasi Perluasan. Dalam kelompok investasi ini peralatannya baru sebagai pengganti yang lama. Kapasitasnya lebih besar sedangkan ongkos produksi masih sama.

e. Investasi Modernisasi. Investasi ini digunakan untuk memproduksi barang baru yang memang proses baru, atau memproduksi lama dengan proses yang baru.

f. Investasi Diversifikasi. Investasi ini untuk memperluas program produksi perusahaan tertentu, sesuai dengan program diversifikasi kegiatan usaha korporasi yang bersangkutan.

2.1.5 Saham

2.1.5.1 Pengertian Saham

Menurut Fakhruddin dalam bukunya Tanya Jawab Pasar Modal (2008 : 30) saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan yang artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu berarti dia telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.

Susilo dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lain (2000 : 200) bahwa saham adalah sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

Menurut Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya Tanya Jawab Pasar Modal (2008 : 30) saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan yang artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu berarti dia telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.

2.1.5.2 Jenis Saham

Saham didefinisikan sebagai surat berharga yang populer dan dikenal luas masyarakat. Menurut Darmadji Tjiptono dan Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya Pasar Modal di Indonesia (2006 : 7) menjelaskan bahwa ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu:

1) Ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:

a. Saham biasa (common stock), yaitu saham menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

b. Saham preferen (preferend stock), yaitu saham yang memiliki karateristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

2) Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:

a. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3) Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:

a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan uang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekanlaba dan tidak memntingkan potensi pertumbuhan harga saham.

c. Saham pertumbuhan (growth stock-ewll-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti adanya.

e. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap lebih tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi di masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari (consumer goods).

2.2 Pasar Modal

2.2.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal, dalam UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 diartikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Dengan demikian pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Adapun definisi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). “Menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.”

2.2.2 Jenis Pasar Modal

Jenis pasar modal menurut UUPM ( Undang-Undang Penanaman Model) ada dua jenis yaitu pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market).

Menurut Dahlan Siaman (2002:371) “Pasar perdana adalah penawaran efek secara langsung oleh emiten kepada investor tanpa melalui bursa efek. Pemasaran efek dilakukan berdasarkan perjanjian emisi efek. Harga efek yang ditawarkan di pasar perdana tidak berpluktuasi. Setelah selesai masa penawaran dipasar perdana efek tersebut akan diperdagangkan secara terus menerus dan harganya juga akan berfluktuasi. Transaksi jual beli efek di bursa efek tersebut pasar sekunder”. Ciri-ciri pasar perdana menurut Jogiyanto (2009) adalah transaksi terjadi di luar bursa, harga efek sudah ditentukan, tidak ada transaction fee, investor langsung ke penjamin atau agen penjual, dan jangka waktu pasar biasanya tiga hari.

Menurut Jogiyanto Hartono (2008:56) ”Pasar sekunder adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa efek diperjual-belikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di bursa setelah terlaksananya penewaran perdana”. Ciri-ciri pasar sekunder menurut Jogiyanto (2009) adalah efek harus tercatat di bursa, harga efek ditentukan berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan, perusahaan perantara efek mengenakan transaction fee kepada investor yang membeli atau menjual, perdagangan efek harus melalui perantara efek, dan pasar diselenggarakan secara terus menerus.

2.3 Pasar Modal yang efisien

2.3.1 Pengertian Pasar Modal yang Efisien

Pasar modal dikatakan efisiensi bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga informasi yang relevan dan terpercaya dan telah tercermin dalam harga-harga saham. Sebagian besar saham dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan normal dengan memilih secara acak saham-saham dalam resiko tertentu. Karena penyampaian informasi begitu sempurna, tidak mungkin bagi pemodal manapun untuk memperoleh laba ekonomi (imbalan abnormal) dengan memanipulasi informasi yang tersedia khusus baginya.

Tandelilin (2010) mengartikan pasar modal yang efisien adalah pasar dengan kondisi harga semua saham yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Informasi tersebut dapat berupa informasi di masa lalu (contohnya laba bersih perusahaan tahun lalu), informasi saat ini (contohnya rencana ekspansi perusahaan), dan informasi seperti pendapat atau opini yang beredar yang dapat memengaruhi perubahan harga saham (contohnya jika banyak investor yang beragumen bahwa harga saham akan turun, maka argumen tersebut akan tercemin pada perubahan harga saham tersebut yang cenderung turun).

Emery dan Finnerty (2008) menyebutkan bahwa konsep efisiensi pasar modalsebagai harga pasar dari sekuritas yang diperdagangkan secara regular di pasar modalmencerminkan seluruh informasi yang ada dan melakukan penyesuaian secara utuh dancepat terhadap informasi baru.

West (1975) membedakan internal efficiency dan external efficiency. External efficiency menunjukkan bahwa pasar berada dalam keadaan keseimbangan sehinggakeputusan perdagangan saham berdasarkan atas informasi yang tersedia di tidak bisamemberikan tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan keseimbangan. Efisiensieksternal, sesuai dengan pengertian mikro pasar modal, adalah suatu kondisi seberapa jauh efisiensi pasar modal secara informasional. Internal efficiency, sebaliknya,menunjukkan bahwa pasar modal tersebut bukan hanya memberikan harga yang“benar”, tetapi juga memberikan berbagai jasa yang diperlukan oleh para pembelidan penjual dengan biaya serendah mungkin (Husnan, 1998).

Ciri penting efisiensi pasar adalah gerakan acak (random walk) dari harga pasar saham. Harga saham secara cepat bereaksi terhadap berita-berita baru yang tidak terduga, sehingga arah gerakannyapun tidak bisa diduga. Sepanjang suatu kejadian bisa diduga, kejadian itu sudah tercermin pada harga saham (Pandji, Piji, 2001:83).

2.3.2 Syarat-syarat Efisiensi Pasar Modal

Syarat-syarat Pasar yang Efisien

Syarat-syarat untuk pasar yang efisien (Tandelilin, 2001:143) yaitu:

1. Harga sekuritas ditentukan oleh demand dan supply dari banyak investor. Artinya bahwa seorang pelaku pasar tidak dapat mempengaruhi harga sekuritas. Investor adalah penerima harga (price taker).

2. Informasi tersedia secara luas untuk semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperolehinformasi tersebut murah.

3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yanglainnya. Informasi dihasilkan secara random artinya bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akanmengumumkan informasi baru.

4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga sekuritas berubah dengansemestinya. Kondisi ini terjadi karena pelaku pasar merupakan indvidu-individu yang canggih sehingga mampumemahami dan menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik.

2.3.3 Bentuk Efisiensi Pasar Modal

Fama (1970) membagi bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga Efficient Market Hypothesis (EMH), yaitu:  

a) Efisien dalam bentuk lemah (weak form)

Pasar efisien dalam bentuk lemah ditunjukkan oleh harga saham saat ini mencerminkan semua informasi masa lalu (historis), seperti harga dan volume perdagangan. Dengan kata lain, investor tidak dapat mengestimasi harga pasar saham di masa depan dengan menggunakan informasi historis.

b) Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong)

Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat ditunjukkan oleh harga saham saat ini mencerminkan semua informasi historis dan informasi yang dipublikasi saat ini (seperti pengumuman stock split, dividen, kerugian perusahaan, dan lain-lain). Pasar dikatakan memiliki bentuk setengah kuat jika informasi direspon cepat oleh pasar dalam satu hingga dua spot waktu atau hari di sekitar pengumuman. Return tak normal terjadi bila informasi direspon lambat oleh pasar (lebih dari tiga spot waktu), sehingga pasar dikatakan tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.

c) Efisien dalam bentuk kuat (strong form)

Pasar efisien dalam bentuk kuat ditunjukkan oleh harga saham saat ini mencerminkan semua informasi historis, informasi yang dipublikasi saat ini, dan informasi yang tidak terpublikasi. Dalam pasar ini, investor tidak dapat memperoleh return tidak normal karena informasi yang diketahui masyarakat sama dengan informasi yang diketahui perusahaan.

2.4 Pengujian Ketiga Tingkatan Efisiensi dalam Teori Efisiensi Pasar Modal

2.4.1 Tingkat Efisiensi Lemah

Menurut Tandelilin (2010), pengujian pada tingkat ini dilakukan dengan pengujian prediktibilitas return melalui tiga cara, yaitu:

a) Mempelajari return musiman (seasonal return)

Pengujian pola return musiman dilakukan untuk menunjukkan adanya tingkat return yang lebih tinggi atau rendah pada perioda tertentu, baik dalam perioda harian, mingguan, dan tahunan.

b) Menggunakan data return di masa lalu, baik untuk prediktibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Pengujian prediksi jangka pendek biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah return pada perioda sebelumnya dapat digunakan untuk memprediksi return hari ini. Ada beberapa cara pengujian yang dapat dilakukan, yaitu dengan hanya menggunakan data return perioda sebelumnya dan menggunakan trading rules yang lebih kompleks (misalnya dengan uji korelasi, run test, filter test, dan kekuatan relative saham). Sedangkan pengujian prediksi jangka panjang dilakukan dengan waktu pengujian yang relative lebih lama.

c) Mempelajari hubungan return dengan karakteristik perusahaan.

Hubungan antara karakteristik perusahaan dengan abnormal return dinyatakan sebagai anomali dalam pasar yang efisien karena secara teoritis tidak ada investor yang dapat memeroleh abnormal return dengan menggunakan informasi karakteristik perusahaan dalam pasar yang efisien. Karakteristik tersebut antara lain size, market to book value, dan earning price.

2.4.2 Tingkat Efisiensi Setengah Kuat

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa pengujian studi peristiwa (event studies) pada pasar dengan tingkat efisiensi setengah kuat dilakukan untuk mengamati seberapa cepat informasi yang masuk ke pasar dapat tercemin dalam harga saham. Jensen (1969) dalam Tandelilin (2010) meneliti dampak corporate action perusahaan berupa stock split terhadap perubahan harga saham dan hasilnya adalah tingkat return di sekitar pengumuman stock split relatif stabil, sehingga mendukung adanya efisiensi pasar. Husnan (2005) melakukan penelitian event study dengan variabel kegiatan perdagangan dan variabilitas tingkat return. Peristiwa yang digunakan adalah pengumuman laporan keuangan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kegiatan perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan perusahaan memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan pengaruh pengumuman laporan keuangan terhadap variabilitas tingkat return ternyata tidak signifikan.

2.4.3 Tingkat Efisiensi Kuat

Pengujian private information dilakukan pada pasar dengan tingkat efisiensi yang kuat (Tandelilin, 2010). Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah pihak insider perusahaan dan kelompok investor tertentu yang dianggap mendapatkan informasi yang baik, dapat memperoleh return tak normal lebih tinggi daripada return pasar pada umumnya. Elton & Gruber (1991) dalam Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa jika seluruh saran dari para analisis keuangan dikumpulkan dan diaplikasikan secara bersama-sama, maka kemungkinan investor untuk memeroleh abnormal return sangat tinggi.

2.5 Return Saham

Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan di dalam perhitungan indeks harga saham. Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Kebanyakan harga saham berbeda dengan nilai saham, makin sedikit informasi yang bisa diperoleh untuk menghitung nilai saham, makin jauh perbedaan tersebut (Jogiyanto, 2000)

Dalam melakukan investasi dalam saham, seorang investor selalu mengharapkan adanya return atau keuntungan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Robbert Ang, 2001). Dalam teori pasar modal, tingkat pengembalian yang diterima oleh seorang investor dari saham yang diperdagangkan di pasar modal (saham perusahaan go public) biasa diistilahkan dengan return. Dalam pasar saham tidak selalu menjanjikan suatu return yang pasti bagi investor. Namun beberapa komponen return saham yang memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah deviden, saham bonus, dan capital gain.

Komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividend dan sebagainya. Disebut juga pendapatan lancar maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat diuangkan dengan cepat. Misalnya kupon bunga obligasi yang membayar bungan dalam bentuk giro/cek, yang tinggal diuangkan, demikian juga dividend saham, yaitu dibayarkan dalam bentuk saham, yang dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya (Robbert Ang, 2001).

Komponen kedua dari return adalah capital gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih harga jual dengan harga beli suatu instrument investasi. Tentunya tidak semua instrumen investasi memberikan komponen return berupa capital gain atau capital loss. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi yang bersangkutan, yang berarti bahwa instrumen investasi tersebut habis diperdagangkan di pasar. Karena dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan-perubahan nilai suatu investasi. Investasi yang dapat memberikan capital gain seperti obligasi dan saham, sedangkan yang tidak memberikan komponen return capital gain seperti sertifikat deposito, tabungan dan sebagainya. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan hitung berdasarkan data histori dan return realisasi itu penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan sebagai dasar penentu return ekspektasi\ (expected return} dan resiko di masa mendatang.

Sedangkan untuk mendapat return atau keuntungan tertentu seorang investor juga harus memperhatikan resiko yang akan ditanggungnya jika ingin memperoleh return tertentu. Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar resiko investasi tersebut. Resiko terdiri dari bermacam-macam sebab, antara lain adalah resiko suku bunga, resiko pasar, resiko inflasi, resiko bisnis, resiko finansial, resiko likuiditas, resiko nilai tukar mata uang. Adapun resiko dibagi manjadi dim jenis resiko, yaitu resiko umum (General risk) yang merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Dan yang satu adalah resiko spesifik (Resiko perusahaan) adalah resiko yang tidak berkaitan dengan perubahan pasar secara keseluruhan.

2.6 Anomali Pasar Modal

Jones (1996) menjelaskan bahwa anomali merupakan teknik yang bertentangan dengan konsep efisiensi pasar. Anomali menyebabkan pergerakan pasar terstruktur pada waktu tertentu, sehingga menimbulkan pola pergerakan return yang dapat diprediksi oleh para investor untuk menghasilkan abnormal return yang lebih tinggi.

2.7 Abnormal Return

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa harga saham seharusnya mencerminkan informasi risiko dan return yang diharapkan di masa depan dalam pasar efisien. Return normal menunjukkan return yang sepadan dengan risiko saham. Jika pasar tida efisien, saham akan menghasilkan return yang lebih besar daripada return yang normal, sehingga disebut return tak normal (abnormal return).

Brown & Warner (1985) dalam Tandelilin (2010) menyatakan bahwa terdapat tiga model untuk menghitung return tak normal, yaitu:

a) Mean-Adjusted Model

Jika pasar bersifat efisien dan return saham bervariasi secara acak di sekitar nilai sesungguhnya, maka rata-rata return saham yang dihitung dari perioda sebelumnya dapat digunakan sebagai return harapan. Jika return harian digunakan, maka dapat dikurangkan rata-rata return harian dari return harian aktual untuk memeroleh return tak normal. Rumus dari Mean-Adjusted Model adalah sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t – Ṝi……………………………………………………………….….… (5)

Keterangan:

ARi,t: return tak normal saham i pada hari t

Ri,t : return aktual saham i pada t hari

Ṝi : rata-rata return saham i setelah sekian hari sebelum hari t

b) Market-Adjusted Model

Pergerakan saham sering dihubungkan dengan pergerakan bersama dalam pasar. Return tak normal dihitung dengan menghilangkan pengaruh pasar terhadap return harian saham. Rumus dari Market-Adjusted Model adalah sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t – RM,t…………………………………………………………….….… (6)

Keterangan:

ARi,t: return tak normal saham i pada hari t

Ri,t : return aktual saham i pada t hari

RM,t : return pasar pada hari t

c) Market Model

Cara ini menggambarkan hubungan antara saham dengan pasar dalam persamaan regresi linear sederhana antara return saham dengan return pasar. Rumus dari Market Model adalah sebagai berikut.

Ri = α1 + βiRM + ei………………………………………………………….….… (7)

Keterangan:

Ri: return saham i

α1 : intersep dalam regresi untuk saham i

βi : koefisien regresi yang menyatakan slope garis regresi

RM : return pasar

ei : kekeliruan regresi

2.8 Trading Volume Activity

Fatmawati & Asri (1999) dalam Munawarah (2009) menjelaskan bahwa Trading Volume Acitivy (TVA) merupakan instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui perubahan volume perdagangan saham. Husnan (2005) menjelaskan bahwa Trading Volume Activity (TVA) merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Maka, dapat dikatakan bahwa rumus dari TVA adalah sebagai berikut.

………….…………….. (8)

2.9 Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang dilakukan Farid Siliwangi Ramadhan (2013) adalah pada peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM yang diumumkan oleh pemerintah pada tanggal 22 Juni 2013 terjadi perbedaan rata-rata abnormal return secara signifikan pada sektor perusahaan yang bergerak pada bidang otomotif dan komponenn.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2014) adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM pada tanggal 22 Juni 2013. Hal ini menunjukan bahwa peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 tidak menimbulkan abnormal return. Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan antara Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Hal ini menunjukan bahwa peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 memengaruhi voluma perdagangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suparsa (2014) adalah tidak adanya perbedaan abnormal return dan Trading Volume Activity atas pengumuman kenaikan harga BBM tahun 2013 pada saham LQ 45. Hal ini terjadi karena informasi tentang pengumuman kenaikan harga BBM sudah dapat diprediksi

sebelumnya oleh pelaku pasar. Reaksi investor terhadap adanya pengumuman kenaikan harga BBM memang dapat diduga mengingat isu dari pengumuman tersebut sudah beredar sebelum tanggal pengumuman. Maka, pengumuman kenaikan harga BBM tidak memiliki kandungan informasi.

2.10 Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis 1

Hipotesis yang diuji adalah:

Ho : Tidak terdapat perbedaan return saham yang diukur dengan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada

perusahaan Otomotif dan Komponen.

Ha : Terdapat perbedaan return saham yang diukur dengan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

b. Hipotesis 2

Hipotesis yang diuji adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang diukur dengan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Ha : terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang diukur dengan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

2.11 Rerangka Teoritis 34

3,  METODA PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang termasuk dalam kategori studi peristiwa. Studi peristiwa (event study) yaitu penelitian yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2009). Informasi adalah semua pemeberitaan baik di dalam pasar modal maupun diluar pasar modal yang diterima investor dan merupakan suatu bahan yang dapat digunakan sebagai dasar atau acuan dalam pengambilan keputusan. Informasi di pasar modal terdiri atas informasi yang dipublikasikan (public information) dan informasi yang tidak dipublikasikan (private information).

Informasi yang dipublikasikan, yaitu informasi yang sudah diketahui oleh masyarakat umum dan memang sengaja untuk diberitahukan. Informasi yang tidak dipublikasikan, yaitu informasi yang hanya diketahui oleh kelompok tertentu dan bersifat rahasia. Informasi yang dicari oleh pelaku pasar modal guna pengambilan keputusan investasinya adalah informasi yang relevan, karena keberadaan informasi baik informasi yang dipublikasikan ataupun yang tidak dipublikasikan sangat berkaitan dengan perubahan harga saham di pasar modal. Dalam penelitian ini informasi yang digunakan sebagai event adalah informasi yang dipublikasikan, khususnya informasi mengenai pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jika pengumuman kenaikan BBM yang terjadi membawa informasi, maka dikatakan peristiwa (event) tersebut mempunyai kandungan informasi (information content). Sebaliknya, jika pengumuman kenaikan BBM tidak membawa informasi maka dikatakan bahwa peristiwa (event) tersebut tidak mempunyai kandungan informasi.Menurut Jogyianto (2009), “studi peristiwa (event study) banyak digunakan untuk menguji reaksi pasar dari suatu peristiwa atau pengumuman. Studi peristiwa ini disebut juga analisis residual (residual analysis) atau pengujian indeks kinerja taknormal (abnormal performance index test) atau pengujian reaksi pasar (market reactiontest)”.

Terdapat empat kategori dalam penelitian studi peristiwa (Jogiyanto, 2009) :

1. Kandungan informasi (informasi content) Penelitian ini digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa. Jika suatu peristiwa atau informasi mengandung informasi, maka akan direspon oleh pasar yang ditunjukkan oleh adanya return taknormal (abnormal return).

2. Efisien pasar (market efficiency) Pengujian ini adalah suatu bentuk lanjutan dari pengujian kandungan informasi. Jika pengujian kandungan informasi hanya menguji return taknormal sebagai reaksi dari pasar, pengujian efisiensi pasar meneruskan dengan menguji kecepatan reaksi pasar tersebut, pasar disebut efisien secara informasi jika suatu peristiwa atau informasi direaksi dengan penuh dan cepat oleh pasar.

3. Evaluasi model (model evaluation) Penelitian yang mengevaluasimodel-model yang digunakan di studi peristiwa untuk menentukan model mana yang paling sesuai untuk kondisi yang tertentu.

4. Penjelasan mertik (metric explanation) Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penyebab reaksi pasar lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan return taknormal sebagai dependen variabel dan variabel-variabel penyebab, misalnya karakteristik perusahaan sebagai variabelvariabel dependen untuk menjelaskan terjadinya return taknormal tersebut.

Menagacu pada peneiltian diatas, penelitian ini juga dilakukan berdasarkan suatu peristiwa (event), yaitu adanya informasi mengenai pengumuman kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Indonesia. Model yang digunakan untuk melihat pergerakan saham dalam penelitian ini adalah model penyesuaian pasar (market adjusted model), yakni model yang menjelaskan bahwa return suatu saham dipengaruhi oleh return pasar, dimana pengaruh pasar adalah sama untuk semua saham. Sedangkan untuk mengamati dampak event terhadap perdagangan saham dipergunakan Trading Volume Activity (TVA). Penelitian ini didasarkan pengamatan 20 hari bursa disekitar peristiwa, yaitu 10 hari sebelum peristiwa (hari ke t-1 sampai dengan hari t-10), dan 10 hari setelah peristiwa (hari ke t+1 sampai dengan hari ke t+10). Penelitian ini mengunakan 10 hari sebelum dan setelah tanggal pengumuman kenaikan BBM tahun 2014 didasarkan pada asumsi bahwa pengumuman ini benar-benar berpungaruh terhadap aktivitas perdagangan saham pada saat peristiwa tanpa dipengruhi faktor lain. Dengan mengunakan 10 hari sebelum dan sesudah pengumuman ini juga diasumsikan cukup untuk para investor untuk merespon atas kejadian pengumuman suatu peristiwa.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dibutuhkan adalah, sebagai berikut:

1. Tanggal dilakukannya penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia (Suspend BEI), pada tanggal 22 Juni 2013.

2. Harga saham pembuka dan penutupan harian selama periode penelitian untuk tiap saham yang termasuk dalam daftar saham Otomotif dan Komponen.

3. Data volume perdagangan saham harian selama periode penelitian untuk tiap saham yang termasuk dalam daftar saham Otomotif dan Komponen.

4. Indeks saham Otomotif dan Komponen. Data dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua perusahaan yang masuk dalam indeks perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia (BEI). Karena peneliti ingin mengetahui pengaruh peristiwa terhadap semua perusahaan yang terdapat di indeks perusahaan Otomotif dan Komponen dengan metode sensus. Dimana metode sensus menurut Suharsini (2006), adalah pengambilan dari seluruh populasi akan dijadikan sebagai sampel data dari penelitian yang ingin diteliti, sesuai dengan pernyataan bahwa semakin besar jumlah saham populasi yang dijadikan data maka semakin kecil kemungkinan kesalahan yang terjadi. Penelitian ini diperkuat juga oleh metode sensus menurut Sugiono (2009) , dimana teknik pengambilan sampel, bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel sering dilakukan bila populasi relative kecil. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 sampel atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Dan data mengenai perusahaan ini diperoleh dari daftar perusahaan yang telah dipublikasikan diwww.idx.co.id.

Penelitian ini berbasis event study, terutama untuk periode harian, memerlukan emiten-emiten yang bersifat likuid dengan kapasitas besar, sehingga pengaruh suatu event dapat diukur dengan segera dan relatif akurat. Adapun penelitian ini menggunakan event window 10 hari bursa sebelum dan 10 hari sesudah event date yaitu pada periode 3 November sampai 1 Desember 2014. Periode waktu itu dipilih sebab dalam rentang waktu tersebut merupakan waktu-waktu yang rawan dari pelaku saham untuk mengambil ancangancang berspekulasi dalam melakukan transaksi jula beli saham. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria, sebagai berikut:

a. Saham perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

b. Saham teraktif perusahaan Otomotif dan Komponen selama tahun 2014 mulai 31 Oktober sampai dengan 5 Juli 2013.

c. Terdapat perdagangan di hari-hari pengamatan.

Berikut daftar perusahaan Otomotif dan Komponen sebagai sampel penelitian:

Tabel.2 Nama Perusahaan dan Kode

NoNAMA PERUSAHAANKODE
1PT Astra International TbkASII
2PT Astra Auto Part TbkAUTO
3PT Indo Kordosa TbkBRAM
4PT. Goodyear Indonesia TbkGDYR
5PT. Gajah Tunggal TbkGJTL
6PT. Indomobil Sukses International TbkIMAS
7PT. Indospring TbkINDS
8PT. Multi Prima Sejahtera TbkLPIN
9PT. Multistrada Arah Sarana TbkMASA
10PT. Nipress TbkNIPS
11PT. Prima alloy steel Universal TbkPRAS
12PT. Selamat Sempurna TbkSMSM

Sumber : finance.yahoo.com

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini menggunakan data sekunder harga saham, volume perdagangan, IHSG, volume perdagangan dan jumlah saham yang beredar dari perusahaan Otomotif dan Komponen dari tanggal 10 Juni sampai 5 Juli 2013.

b) Penelitian kepustakaan (library research) Penelitian ini dilaksanakan dengan membaca dan mempelajari literatur dan jurnal di perpustakaan untuk memenuhi data teoritis yang berkaitan dengan topic yang diteliti.

c) Dokumentasi

Cara pengumpulan data dengan cara memebuat salinan atau menggandakan data yang ada baik laporan perdagangan saham atau informasi disekitar tanggal pengumuman berlakunya kenaikan harga BBM.

d) Browsing

Adalah pengumpulan data dengan cara mendowload jurnal-jurnal, harga saham, volume perdagangan saham dan berbagai macam sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut.

a) Kenaikan bahan bakar mesin (BBM)

Kenaikan BBM merupakan salah satu kebijkan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi pengeluaran negara untuk subsidi BBM.

b) Tanggal pengumuman kenaikan BBM

Merupakan tanggal yang menunjukkan pengumuman kenaikan BBM. Tanggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17 November 2014.

c) Harga saham

Harga saham merupakan jumlah dana yang dibutuhkan oleh investor untuk membeli satu lembar saham perusahaan. Data harga saham menggunakan closing price pada tanggal pengumuman kenaikan BBM (t-10), dan (t+10).

d) Return realisasi

Rumus return realisasi yang digunakan untuk menghitung abnormal return sesuai dengan rumus (1).

e) Abnormal Return

Variabel ini merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Abnormal return yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Market Adjusted Model. Rumus abnormal return yang digunakan sesuai dengan rumus (5).

f) Trading Volume Activity (TVA)

Variabel ini merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Rumus TVA yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan rumus (7).

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Klomogorov-Simirnov Test dan Paired Sampel T-Test perhitungannya dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS).

Penerapan model sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang menekankan pada pembahasan datadata dan subjek penelitian dengan menyajikan data-data secara sistematik dan tidak menyimpulkan hasil dari penelitian yang dilakukan (Priyatno, 2009). Analisis ini digunakan untuk menjelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata serta standar deviasi dari hasil pengolahan data.

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Santoso (2001) dalam Arisyahidin (2012), data dikatakan telah normal jika nilai signifikansi dari hasil pengujian Klomogorov-Simirnov lebih besar dari 5% (>0.05) dan tidak berdistribusi secara normal jika data lebih kecil dari 5% (<0.05).

3. Uji beda

Uji beda yang dalam penelitian ini dilakaukan untuk mengetahui kebermaknaan atau pengaruh berlakunya kebijakan kenaikan harga BBM terhadap abnormal return saham dan volume perdagangan saham tanpa melihat seberapa besar parameter pengaruh antar variabel yang diteliti. Langkah-langkah dalam pengujian :

a. Menentukan tingkat signifikansi:

ᾳ = 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar n-1.

b. Perbandingan t-hitung dan t-tabel

– Jika –t tabel < thitung < t tabel, maka Ho diterima.

– Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.

c. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan level of significance 5% (0,05)

Kesimpulan dari uji ini didasarkan pada:

– Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.

– Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.

d. T tabel dapat dilihat pada tabelstatistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-1.

3.7 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Mengolah data berupa abnormal return dan Trading Volume Activity yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

b) Mengelompokkan data harga dan return harian saham tersebut berdasarkan sepuluh hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM (t-10), 1 hari pada saat kenaikan BBM (t0), dan sepuluh hari setelah kenaikan BBM (t+10) dan melakukan perhitungan abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

c) Mengelompokkan data jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar berdasarkan sepuluh hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM (t-10) dan sepuluh hari setelah kenaikan BBM (t+10) dan melakukan perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

d) Melakukan perhitungan rata-rata TVA berdasarkan lima hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM (t-10) dan lima hari setelah kenaikan BBM (t+10) dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

e) Menguji normalitas data abnormal return dan rata-rata TVA pada program SPSS 20.

f) Menguji hipotesis 1 dengan uji One Sample t-Test pada program SPSS 20.

g) Melakukan uji volatilitas pada rata-rata abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

h) Menguji hipotesis 2 dengan uji Paired Sample t-Test pada program SPSS 20.

4.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk meihat pengaruh pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 terhadap investasi saham pada perusahaan Otomotif dan Komponen. Selanjutnya melalui pendekatan harga saham dan volume perdagangan saham dilihat dari 12 saham pada perusahaan Otomotif dan Komponen pada periode pengamatan, maka dilakukan perhitungan

untuk mengetahui return tak normal (abnormal return) dan volume perdagangan saham pada masing-masing perusahaan yang mencerminkan pengaruh pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap investasi pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI.

Perhitungan abnormal return masing-masing sampel adalah harga harian yang diambil selama periode kejadian (eventperiod), yakni data harga harian 20 hari bursa yang terhitung dari tanggal 3 November 2014 sampai 1 Desember 2014. Sedangkan untuk pengamatan aktivitas volume perdagangan juga diambil selama 20 hari bursa dengan tanggal yang sama dan data harian untuk melihat pola aktivitas perdagangan sekitar periode kejadian untuk seluruh sampel. Analisis penelitian ini dimulai dengan menghitung abnormal return dari masing-masing saham perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Ada 12 perusahaan yang tergabung dalam perusahaan Otomotif dan Komponen selama periode pengamatan. Perhitungan abnormal return mengunakan model penyesuaian pasar (market adjusted model) dilakukan dengan mengurangkan return masing-masing saham dengan return indeks pasar yang dalam hal ini adalah return IHSG selama periode pengamatan. Sedangkan aktivitas volume perdagangan dengan membagi jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar selama periode pengamatan.

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Analisis Deskriptif

Penelitian ini tentang pengaruh kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap aktivitas perdaganggan saham di perusahaan Otomotif dan Komponen diatas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. Berikut ini disajikan tabel deskriftif variable, perkembangan abnormal return saham dan perkembangan rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah statistic deskriptif. Gambaran umum hasil dari masingmasing data mengenai perkembangan rata-rata abnormal return saham dan Trading Volume Activity perdagangan untuk seluruh sampel penelitian sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Mnyak (BBM) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Abnormal Return (AAR) dan Rata-rata Trading Volume Activity (ATVA) 12 Perusahaan Sampel 10 Hari Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM

KetARRATVAKet.ARRATVA
tmin1-0.0047406110.000355773tplus1-0.0081973320.000552677
tmin2-0.0117442370.000348512tplus20.0005489590.000948759
tmin30.0147542710.000274587tplus3-0.0051549870.000710757
tmin40.0005720820.000374273tplus40.020325560.000308775
tmin50.0028016330.000560813tplus5-0.0125734480.000142247
tmin60.0077213740.000279219tplus60.0101449930.000226958
tmin70.0102256450.000770332tplus70.0214097890.000214658
tmin8-0.0024230330.000705696tplus80.0163328810.000274973
tmin9-0.0018917530.000298586tplus90.0032206420.000307191
tmin10-0.0199837820.000628106tplus100.0161225180.000156929

Sumber : Data Olahan

Keterangan :

ARR = Average Abnormal Return

ARR = Average Trading Volume Activity

Berdasarkan tabel.3 dapat dilihat perubahan rata-rata abnormal return 10 hari sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Rata-rata abnormal return saham sebelum kenaikan harga BBM pada saat tmin10 (-0.019983782) samapai tmin8 (-0.002423033) terjadi penurunan AAR. Kemudian mengalami kenaikan lagi pada tmin7 (0.010225645) sampai tmin3 dan mengalami penurunan kembali tmin2 (-0.011744237) sampai tmin1. Sesudah peristiwa pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak, sejak tplus1 (-0.008197331), tplus2 mengalami kenaikan (0.00054895) pada tplus3 mengalami penurunan kembali (-0.00515499) dan mengalami peningkatan kembali pada tplus4 (0.020325559), pada tplus5 (-0.012573448) mengalami penurunan dan tplus6 (0.010144992) sampai tplus10 (0.016122517) mengalami kenaikan kembali.

Perkembangan rata-rata Trading Volume Activity saham seluruh sampel penelitian sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dapat berdasarkan tabel.3 saat tmin10 (0.00062810) mengalami kenaikan sampai tmin7 (0.00077033) dimana kemudian mengalami penurunan dari tmin6 (0.00027921) sampai tmin1 (0.00035577). Setelah peristiwa pengumuman kenaikan Bahan Bakar Minyak sejak tplus1 (-0.00819733) mengalami penurunan, tplus 2 (0.00054895) mengalami kenaikan, tplus3 (-0.00515498) sampai tplus5 (-0.012573448) cenderung mengalami penurunan, dan tplus6 (0.0101449) sampai tplus 10 (0.01612251) cenderung mengalami kenaikan.

4.2.2 Statistik Deskriptif

Uji deskriftif statistik atau analisis deskriftif ini pengambaran tentang gambaran atau deskripsi dari variable-variabel penelitian. Deskripsi penelitian ini dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Data dalam penelitian ini dideskripsikan dengan cara melihat rata-rata return tak normal dan rata-rata trading volume activity 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

  1. Statistik deskriptif abnormal return sebelum dan sesudah pangumuman kenaikan hargaBahan Bakar Minyak.

Tabel 4.  Discriptive Statistics

NMeanStd. DeviationMinimumMaximum
ARR sebelum10-.000470841100000.010311985009058-.0199837820000000.0147542710000000
ARR sesudah10.006217957500000.012369463292873-.0125734480000000.0214097890000000

Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4. diatas dilihat dari 12 perusahaan yang menjadi sampel penelitian bahwa rata-rata abnormal return terjadi peningkatan sesudah pengumuman jika dibandingkan sebelum terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Tabel..4 menunjukkan nilai rata-rata abnormal return sebelum pengumuman -.0004708411 dan nilai rata-rata abnormal return sesudah pengumuman menjadi 0.0062179575. Hal ini membuktikan rata-rata sebelum lebih besarkecil dari pada sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak periode 10 hari. Sedangkan nilai minimum sebelum pengumuman terjadi pada saat tmin10 (-0.019983782) dan nilai maksimum terjadi pada saat tmin3 (0.014754271). Kemudian sesudah pengumuman nilai minimum terjadi pada saat tplus5 (-0.01257344) dan nilai maksimum terjadi pada saat tplus7 (0.02140978).

  1. Statistik deskriftif rata-rata volume perdagangan (Trading Volume Activity) sesudah dan sebelum pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

Tabel5. Discriptive Statistics

NMeanStd. DeviationMinimumMaximum
TVA Sebelum10.000384392400000.000266867262114.0001422470000000.0009487590000000
TVA sesudah10.000459589700000.000188222642844.0002745870000000.0007703320000000

Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan Tabel 5. Di atas dilihat dari nilai rata-rata volume perdagangan saham sesudah pengumuman mengalami naik daripada sebelum pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak periode 10 hari. Tabel.5 menghasilkan nilai mean dari volume perdagangan sebelum pengumuman sebesar 0.00038439 menjadi 0.00045958 sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Sedangkan nilai minimum TVA sebelum pengumuman terjadi pada saat tmin5 (0.00014224) dan nilai maksimum pada saat tmin2 (0.0009487). Sesudah pengumuman TVA minimum terjadi pada saat tplus3 (0.00027458) dan nilai maksimum yang terjadi pada saat tplus7 (0.00077033).

4.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas data yang dilakukan dalam penelitian ini sebelum data dianalisis dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk rata-rata abnormal return dan rata-rata TVA sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Dasar pengambilan keputusan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu jika probabilitas < 0,05 maka distribusi data tidak mengikuti distribusi normal. Sebaliknya jika probabilitas > 0,05 berarti distribusi data mengikuti distribusi normal.

1. Uji normalitas data rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

Uji normalitas untuk data rata-rata abnormal return saham 10 hari sebelum dan sesudah kenaikan harga Bahan Bakar Miyak dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel.6 Uji Normalitas Rata-Rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Kenaikan Harga BBM – One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ARR sebelumARR sesudah
N1010
Normal Parametersa,bMean-.000470841100000.006217957500000
Std. Deviation.010311985009058.012369463292873
Most Extreme DifferencesAbsolute.139.188
Positive.075.121
Negative-.139-.188
Kolmogorov-Smirnov Z.441.596
Asymp. Sig. (2-tailed).990.870
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel.6 diatas, diperoleh nilai asymptotic significance >0,05 pada variable abnormal return saham baik sebelum dan sesudah pengumuman. Hal ini menunjukkan bahwa data memiliki distribusi normal sehingga pengujian menggunakan uji statistic parametrik dapat dilanjutkan dengan alat uji yang selanjutnya.

2. Uji normalitas data rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

Uji normalitas untuk data rata-rata volume perdagangan saham 10 hari sebelum dan sesudah kenaikan harga Bahan Bakar Miyak dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 7. Uji Normalitas Rata-Rata Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Kenaikan Harga BBM – One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TVA SebelumTVA sesudah
N1010
Normal Parametersa,bMean.000384392400000.000459589700000
Std. Deviation.000266867262114.000188222642844
Most Extreme DifferencesAbsolute.312.275
Positive.312.275
Negative-.182-.163
Kolmogorov-Smirnov Z.985.869
Asymp. Sig. (2-tailed).286.437
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel.7 diatas, diperoleh nilai asymptotic significance >0,05 pada variablevvolume perdagangan saham baik sebelum danvsesudah pengumuman. Hal ini menunjukkanvbahwa data memiliki distribusi normalvsehingga pengujian menggunakan uji statistic parametrik dapat dilanjutkan dengan alat uji yang selanjutnya.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan ratarata

yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) selama periode pengamatan. Paired sampel t tes analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Paired sample t test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel yang berpasangan. Pegujian dilakukan terhadap rata-rata abnormal return dan rata-rata trading volume activity.

Tabel 8.  Pengujian Rata-Rata Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Menggunakan Uji PairedSampel T Test

Variabelt-hitungt-tabeldfSig 2 tailedKet
Rata-rata Abnormal return saham 10 hari sebelum & 10 hari sesudah-1.256-2.26290,241tidak signifikan
Rata-rata TVA 10 hari sebelum & 10 hari sesudah-0.807-2.26290,441tidak signifikan

Sumber : Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan Tabel  8.  menjelaskan hasil yang dapat diuraikan melalui penjelasan sebagai berikut :

a. Hipotesis 1

Hipotesis yang diuji adalah:

Ho : Tidak terdapat perbedaan return saham yang diukur dengan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Ha : Terdapat perbedaan return saham yang diukur dengan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Keputusan :

1. Jika probalitas > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.

Berdasarkan hasil uji t ternyata diperoleh nilai t hitung sebesar -1.256 dengan nilai p sebesar 0,005. jika digunakan tingkat signifikansi 0,05 : maka nilai p-value (0,241) >0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Sehinga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham yang di ukur dengan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak pada perusahaan Otomotif dan Komponen. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar tidak terkejut akan pengumuman ini. Dari hasil perihitungan juga disimpulkan bahwa peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak mengandung informasi yang berarti bagi para investor.

b. Hipotesis 2

Hipotesis yang diuji adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang diukur dengan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Ha : terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang diukur dengan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan Otomotif dan Komponen.

Keputusan :

1. Jika probalitas > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.

Berdasarkan hasil uji t ternyata diperoleh nilai t hitung sebesar -0.807 dengan nilai p sebesar 0,441. Jika digunakan tingkatvsignifikansi 0,05 : maka nilai p-value (0,441) > 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak pada perusahaan Otomotif dan Komponen di BEI. Hal ini menandakan bahwa pasar tidak merespon terjadinya peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak secara signifikan.

Tabel 9.  Kesimpulan Hipotesis Variabel

 KesimpulanHasil PenelitianHasil Penelitian
Diduga terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.DITOLAKTidak terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Diduga terdapat perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.DITOLAKTidak terdapat perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

5.  PENUTUP

5.1 Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini berimplikasi bagi berbagai macam pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan sebagai informasi terhadap harga saham perusahaannya dan secara cepat dapat mengatasi kondisi pasar sehingga dapat mengambil kebijakan yang benar setelah terjadi peristiwa pengumuman kenaikan hargabahan bakar minyak ini. Agar harga saham perusahaan cepat terevaluasi dengan adanya informasi penting ini yang berkaitan dengan sekuritas tersebut sehingga investor tidak bisa memanfaatkan informasi untuk mendapatkan abnormal return dan mengindikasikan pasar yang efisien.

2. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi investor yang akan melakukan investasi pada perusahaan, sebagai acuan untuk menganalisis pergerakan saham dan keuntungan yang akan diterima investor sehingga keputusan yang akan diambil memberikan dampak positif. Namun dari hasil penelitian ini bagi para investor ketika sebelum peristiwa pengumuman terjadi para investor dapat memperoleh abnormal return yang terjadi jika ingin menjual sahamnya, tetapi keuntungan yang didapat dikatakan tidak akan terlalu tinggi karena kenaikan yang terjadi tidak memberikan return yang besar bagi investor. Namun ketika sesudah peristiwa kenaikan harga BBM ini investor tidak dapat mengharapkan abnormal return terjadi karena semua informasi sudah tercermin dalam hargasekuritas saat ini. Dalam hal ini terjadi pasar yang efisien, tetapi yang terjadi return sesungguhnya lebih kecil dari return yang diharapkan. Jika investor ingin menjual atau membeli saham pada perusahaan Otomitif dan Komponen bila ingin menjual lebih baik ketika sebelum peristiwa pengumuman terjadi dan bagi investor yang ingin membeli saham lebih baik ketika waktu sesudah pengumuman karena harga yang rendah terjadi pada

perusahan. Hal ini akan memberikan return yang tidak terlalu tinggi, namun bila investor dapat menahan sahamnya untuk tidak menjual akan lebih baik karena peristiwa pengumuman kenaikan BBM ini tidak memberikan dampak yang lama dan dianggap memberikan dampak sesaat pada perusahaan Otomotif dan Komponen ini.

3. Bagi akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan, khususnya manajemen keuangan tentang reaksi pasar atas pergerakan harga saham terhadap peristiwa pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu dapat menjadi referensi tambahan bagi akademisi yang akan mengangkat tema penelitian yang sama.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti sebagai ilmu dan pengetahuan tambahan tentang bagaimana kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak dapat mempengaruhi return yang diukur dengan abnormal return dan volume perdagangan saham ketika peneliti ingin menjadi investor dalam pasar modal. Agar peneliti dapat mengambil kebijakan yang baik dan keputusaan yang efisien jika ketika peneliti ingin menjadi calon investor.

5.2 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui perbedaan abnormal return dan volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun 2014 pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan event study dengan menguji dua hipotesis mengenai pengaruh peristiwa (event) yang terjadi terhadap investasi saham. Adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah :

1. Untuk hipotesis I, berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari pengujian beda rata-rata dengan menggunakan uji paired sampel test (uji t berpasangan) abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa, didapat hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan bahan bakar miyak tahun 2014 pada perusahaan otomotif dan komponen. Ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0.241 atau lebih besar dari nilai signifikansi pada 5% (0.05). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa peristiwa kenaikan bahan bakar minyak ini mengandung informasi, namun informasi terdapatnya disekitar peristiwa pengumuman memberikan keuntungan abnormal return kepada investor. Sehingga secara statistik tidak terbukti bahwa terjadi efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat.

2. Untuk hipotesis II, hasil pengujian ratarata dengan mengunakan uji paired sampel test (uji t berpasangan) aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity/TVA) sebelum dan sesudah peristiwa didapat hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan bahan bakar minyak tahun 2014 pada perusahaan otomotif dan komponen. Ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,441 atau lebih besar dari nilai signifikan pada 5% (0.05). Hasil ini mengindikasikan bahwa peristiwa pengumuman kenaikan bahan bakar minyak ini tidak mempengaruhi volume perdagangan yang terjadi di pasar modal dan tidak menimbulkan reaksi yang cukup berarti.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap investasi saham yang diukur dengan abnormal return dan volume perdagangan (TradingVolume Activity). Meskipun demikian, penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Dalam penelitiana ini sampel hanya pada perusahaan Otomotif dan Komponen saja dalam subsektor Manufaktur pada tahun 2013, sehingga hasil analisis belum mencerminkan kondisi yang sangat berpengaruh terhadap return saham pada industri Manufaktur.

2. Penelitian ini hanya memakai variable abnormal return dan volume perdagangan untuk mencerminkan kondisi perubahan return saham.

5.4 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang ada, terdapat beberapa saran agar penelitian selanjutnya mengenai pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap investasi saham lebih sempurna. Adapun saran tersebut adalah:

1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel yang diteliti sehingga dapat mengambarkan pengaruh dari peristiwa lebih akurat. Dalam penelitian ini hanya mengunakan sampel pada subsektor industri Manufaktur yaitu subsektor Otomotif dan Komponen saja. Diharapkan penelitian yang selanjutnya menambahkan jumlah sampel dari keseluruhan sektor yang terdapat di industri Manufaktur agar diperoleh jumlah sampel yang lebih besar.

2. Bagi investor harus berhati-hati dalam mengambil keputusan atas investasi sahamnyasebelum dan sesudah pengumuman kenaikan bahan bakar minyak ini, karena informasi yang terkandung dalam pengumuman ini belum sepenuhnya mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. 60

DAFTAR PUSTAKA

Bashir, Adnan. 2013. Impact of Right Issues Announcment on Shareholders Wealth: Case Study of PakistaniListed Companies. International Journal of Contemporary Business Studies, Vol. 4, No. 3. March,2013ISSN 2156-7506.

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Hs, Arisyahidin. 2012. Dampak Kebijakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Investasi Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2, September 2012.

Hartono, Djoko Setyo. 2011. Dampak Kenaikan Harga BBM di Pasar Dunia Tantangan Bagi Perekonomian Indonesia. Jurnal Unimus. Valu Added, Vol. 7, No. 2, Maret 2011- Agustus 2011.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan (UPP) AMP YKPN.

Jogiyanto. 2009. Studi Peristiwa : Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat Suatu Peristiwa. Yogyakarta:BPFE UGM.

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE UGM. M., Prima. “Reaksi Return Saham LQ 45 dan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi Saham Di BEJ Pada Peristiwa BOM Bali 2005”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta (tidak dipublikasikan).

Nurrohim, Hasa, Sri Dwi Ari Ambarwati. 2008. Strategi Valuation Model: Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur di BURSA Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No.3 September 2008, hal 369-383.

Fama, E. F. 1970. Efficient Capital Market – A Review of Theory and Empirical Work. Journal of Finance Vol 25, No. 2: 383-417.

Ghazi F Momani. 2012. Impact of Economic Factors on the Stock Price at Amman Stock Market (1992-2010). International Journal of Economics and Finance. 4 (1), January 2012.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada.

Hidayat, Riskin. 2008. Pengujian Pasar Efisien dan Single Index Model pada Peristiwa Pengumuman Kenaikkan Harga BBM di Bursa Efek Indonesia. Potensio Vol. 9 No. 1: 18-22.

Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto, H. M. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Jones, C.P. 1996. Investment Analysis and Managemen. Fifth Edition. Canada: John Willey & Sons Inc.

Munawarah. 2009. Analisis Pebandingan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Suspend BEI (Studi Kasus pada Saham LQ-45 di BEI periode 6-15 Oktober 2008). Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

Ningsih, Ervina Ratna & Cahyaningdyah, Dwi. 2014. Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Pengumuman Kenaikan Harga BBM 22 Juni 2013. Management Analysis Journal: 1-5.

Nurrohman, M.H. & Zulaikha. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit, dan Hasil Laba terhadap Return Saham Satu Tahun ke Depan. Diponegoro Journal of Accounting 1-9.

Scott, W.R. 2009. Financial Accounting Theory 4th Edition. Toronto: Pearson Education Canada Inc.

Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach 2nd Edition. New York: John Wiley and Son.

Setyawan, St. Tri Adi. 2006. Analisis Reaksi Pasar Modal terhadap Kenaikan Harga BBM (Studi Kasus: di Bursa Efek Jakarta untuk Saham-saham LQ 45). Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta: UMP AMP YKPN

Suparsa, I Made Joni & Ratnadi, Ni Made. 2014. Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity atas Pengumuman Kenaikan Harga BBM pada Saham yang Tergolong LQ45. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2: 382-389.

Suryawijaya M A, dan F A Setiawan. 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri, Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996. Kelola, No. 18/VII/1998. pp:137-153.

Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

http://www.finance.yahoo.com, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

http://www.idx.co.id, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

http://www.tribunnews.com, diakses pada tanggal 14 Desember 2014.

Zeff, Stephen A. (1978). The Rise of “Economic Consequences. The Journal of Accountancy, Desember: 56-63.

http://webmuhammadiyah.blogspot.com/2014/08/pengertian-investasi-menurut-8-ahli.html

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/keputusan-berinvestasi-tujuan-dasar-dan.html

http://aabshare.blogspot.com/2014/01/pengertian-teori-investasi.html

http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-pasar-modal-capital-market.html#_

http://putusuardiana.blogspot.com/2013/04/mengenal-pasar-modal-indonesia.html

http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-saham-dan-efisiensi-pasar-modal/

https://www.academia.edu/4677403/Hipotesis_Pasar_Modal_Menurut_Pendekatan_Tradisional_dan_Behavior_Finance

https://www.academia.edu/4041725/Pengujian_Efisiensi_Pasar_Modal Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 63

ANALISIS UJI BEDA VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PT INDOSAT TBK DAN ANAK PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH TERPILIHNYA JOKOWI SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INGE TIARA GRAFITI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang memiliki sumber pendanaan yang stabil. Secara umum, sumber pendanaan perusahaan berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Pendanaan dari dalam perusahaan menggunakan laba perusahaan.Pendanaan dari luar perusahaan lebih beragam karena asalnya dapat diperoleh dari dari, peserta atau penanam saham di perusahaan, kreditur dan pemilik, surat-surat hutang, maupun pendanaan yang melalui penyertaan dalam bentuk saham (ekuitas). Pendanaan melalui penyertaan umumnya dilakukan dengan penjualan go public, dalam artian saham perusahaan tersebut dijual kepada masyarakat atau dikenal dengan penawaran umum.

Saham dapat menunjukkan kepemilikan suatu individu atau kelompok dalam sebuah perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan saham akan terbantu dalam hal sisi pendanaan. Perusahaan go public akan menjual sahamnya di pasar perdana dan sekunder. Saham yang dijual di pasar perdana selalu ditutup dengan harga yang bermacam-macam. Dalam variasi itu, terkadang nilai lebih tinggi dari nilai nominal (agio saham) dan terkadang harga saham ditutup dengan nilai lebih rendah dari nilai nominal (disagio saham). Setelah proses penjualan di pasar perdana selesai. selanjutnya saham akan diperdagangkan di pasar sekunder.

Kinerja perusahaan yang bagus akan menaikkan penilaian dari pasar sehingga menaikkan harga saham. Tinggi dan rendahnya harga saham akan menentukan minat investor untuk menanam saham. Hal yang menjadi acuan para investor sebelum menentukan keputusan adalah dengan cara melihat laporan keuangan, data ekonomi domestik, nilai tukar rupiah dan stabilitas dari suatu negara. Berbagai peristiwa besar yang terjadi dalam suatu negara tentu saja memengaruhi volume perdagangan saham. Contoh dari peristiwa besar di Indonesia akhir-akhir ini adalah terpilihnya Presiden Jokowi di tahun 2014 sebagai presiden Republik Indonesia.

Pada penelitian kali ini, Penulis ingin mengetahui apakah terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia memengaruhi voluma saham PT Indosat Tbk. Penulis juga ingin membuktikan apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan volume perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia?

2. Bagaimana hipotesis pada penelitian ini?

3. Hipotesis manakah yang diterima pada penelitian ini?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan volume perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2. Untuk mengetahui hipotesis yang ada pada penelitian ini.

3. Untuk mengetahui hipotesis yang diterima pada penelitian ini.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan, informasi, serta pengetahuan mengenai ilmu yang diteliti khususnya mengenai fungsi dari Paired Sample t-test, dengan menerapkannya pada penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan volume perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu akuntansi khususnya ekonometrik dengan menggunakan analisis Paired Sample t-test dalam meneliti ada atau tidaknya perbedaan voluma perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Perusahaan

Menurt Kamus Besar Bahasa Indonesia, perusahaan adalah kegiatan yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa, dan sebagainya. Perusahaan juga bisa dikatakan sebagai organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha. Perusahaan mengelola sumber daya dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja menjadi barang atau jasa untuk dijual kepada pelanggan. Hampir semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama dalam kegiatan perusahaan yaitu untuk memaksimalkan laba.

Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Perusahaan manufaktur.

Perusahaan manufaktur mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masiang-masing pelanggan. Perusahaan ini memperoleh produk persediaan yang dibuat dari bahan mentah atau baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi.

2. Perusahaan dagang.

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli dan menjual barang dagangan tanpa melakukan pengolahan barang terlebih dahulu. Barang dagangan adalah barang yang dibeli oleh perusahaan untuk dijual kembali.

3. Perusahaan jasa.

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan, kemudahan, dan kenyamanan kepada masyarakat untuk memperlancar aktivitas produksi maupun konsumsi. Jasa yang dihasilkan bersifat abstrak tapi bisa dirasakan manfaatnya oleh konsumen

Menurut Godam, Perusahaan dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:

1. Perusahaan perorangan.

Perusahaan perorangan adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Keunggulan bentuk ini adalah karena mudah didirikan dan biaya pengelolaanya yang rendah. Kelemahannya adalah tanggung jawab yang tidak terbatas dan sumber daya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi, penggunaan alat produksi teknologi yang sederhana.

2. Persekutuan

Persekutuan adalah suatu badan usaha yang dimiliki oleh dua atau lebih individu yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Untuk mendirikan badan usaha persekutuan dibutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait. Keuntungan bentuk ini adalah modal yang lebih besar dibanding bentuk perorangan. Kelemahan bentuk ini adalah kendali terbatas, karena membutuhkan persetujuan sekutu.

3. Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas adalah badan usaha yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada didalamnya. Di dalam perseroan terbatas pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Keuntungan dibagikan kepada pemilik modl dalam bentuk dividen. Keunggulan utama perusahaan bentuk perseroan adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitkan saham. Namun perusahaan perseroan mendapat pajak berganda pada pajak penghasilan.

2.2 Saham

Saham merupakan suatu tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Wujud saham adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Perusahaan dapat menerbitkan dua jenis saham yaitu:

1. Saham biasa.

Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung resiko dan mendapatakan keuntungan. Pemilik saham ini akan menerima dividen jika perusahaan memperoleh laba dan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau hutang pada pihak lain sudah dilunasi.

2. Saham preferen.

Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendapatkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang sahamnya secara pasti. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham preferen ini ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah ditetapkan.

2.3 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar . Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham yang diperdagangan pada periode tertentu. Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara.

Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan.

2.4 Pemilu

Dieter Nohlen mendefinisikan sistem pemilihan umum dalam dua pengertian yaitu pengertian luas dan pengertian sempit. Dalam pengrtian luas, sistem pemilihan umum adalah segala proses yang berhubungan dengan hak pilih, administrasi, pemilihan dan perilaku pemilih. Sedangkan untuk arti sempit, sistem pemilihan umum adalah cara dengan mana pemilih dapat mengekspresikan pilihan politiknya melalui pemberian suara, dan pada akhirnya suara tersebut ditransformasikan menjadi kursi di perlemen atau peabat publik. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Hal ini dikarenakan ketidakmungkinan rakyat untuk memerintah negara secara langsung. Maka dari itu diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu negara selama jangka waktu tertentu. Pemilu dilaksanakan dengan menganut asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pada dasarnya pemilu memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai sarana memilih pejabat publik (pembentukan pemerintahan), sarana pertanggungjawaban pejabat publik, dan sarana pendidikan politik rakyat.

Pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Cara langsung, dimana rakyat secara langasung memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat. Contohnya, pemilu di Indonesia untuk memilih anggota DPRD, DPR, dan Presiden.

2. Cara bertingkat, di mana rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (senat), lantas wakil rakyat itulah yang memilih wakil rakyat yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat.

Pemilu sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia karena pemilu dapat menjadi sarana untuk menyalurkan aspirasi demi kemajuan bangsa, memberi kesempatan pada warga negara untuk menentukan wakil rakyatnya dan untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam pergantian pemimpin negara.

2.5 Pengaruh Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden Terhadap Volume Perdagangan Saham

Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia memiliki pengaruh yang cukup tajam dalam bidang perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti dengan kenaikan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup tajam dan nilai rupiah yang semakin menguat. Peningkatan ini menunjuakan bahwa ekspektasi pasar cukup besar terhadap Jokowi. Pasar beranggapan bahwa dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden, Jokowi mampu meningkatkan nilaiperekonomian kearah yang lebih baik. Sebelum masa pemilu Presiden, Jokowi sudah memberikan dampak bagi pasar modal. Sosok Jokowi dinilai sebagai salah satu pendorong pasar saham kearah yang lebih baik. Ketika Jokowi diumumkan terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, IHSG langsung melonjak tajam 3,2% (tempo.co).

2.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini makalah penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

Ha : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2.7 Rerangka pikir

Terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia à Harga Saham Tinggi à Paired Sample t-Test à Volume Perdagangan Saham Sesudah Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden à Volume Perdagangan Saham Sebelum Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden.

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Peneltian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan makalah penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di peroleh berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan yang di nilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Pendekatan penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementaara atas masalah yang dirumuskan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi atau sebagian unsur populas yang dijadikan objek penelitian. Populasi dari makalah penelitian ini adalah PT Indosat sedangkan sampel dari penelitian makalah penelitian ini adalah volume perdagangannya. Kriteria yang ditentukan untuk menentukan data dalam makalah penelitian yaitu volume perdagangan pada hari besar atau hari libur nasional, serta hari pengumuman presiden tidak dihitung.

Berikut adalah sampel data volume perdagangan:

DayVolume
14246
131,772,800
12188
1189
10334
9204
8354
7762
61,336,300
5839
42,029,000
3280
2936
11,169,400
00
-1636
-21,093,300
-3460
-4790
-5880
-6756
-73,353,600
-84,603,800
-91,142,900
-102,204,700
-11820
-12334
-131,506,200
-14694,200

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam makalah penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan. Sumber data ini kami peroleh dari finance.yahoo.com.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Pada makalah penelitian ini menggunakan 28 variabel yaitu, variabel volume perdagangan 14 hari sebelum terpilihnya Jokowi sebagai presiden dan variabel volume perdagangan 14 hari sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden. Dimana nantinya masing-masing dari variabel ini akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

3.5 Model Penelitian

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi

Model ini sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu model konseptual, model prosedural dan model matematik. Tujuan model adalah mengubah konsep utama ke dalam pendekatan yang partukuler. Model bisa dijadikan suatu langkah-langkah yang harus diikuti secara prosedural.

Dalam makalah penelitian ini, penulis menggunakan model konseptual sebagai model penelitian. Model konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangka tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Model konseptual bersifat deskriptif, yang berarti bahwa model ini mendesripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari analisis dan memberikan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.6 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah SPSS 16 dengan menggunakan uji paired sample t-test. Uji paired sample t-test ini pada dasarnya melakukan uji terhadap dua sampel yang berpasangan (paired). Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda, seperti subjek A akan mendapatkan perlakuan I dan kemudian perlakuan II (Santoso, 2014:261). Penelitian ini menggunakan paired sample t-test karena sampel yang digunakan dua sampel yaitu volume perdagangan sebelum dan sesudah.

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test ini adalah:

1. Data harus terdistribusi secara normal

2. Jumlah data yang digunakan masksimal 30.

3. Tidak ada variabel dependen dan independen.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam uji beda ini hanya uji normalitas saja. Uji ini membandingan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Dalam menguji normalitas data ini, alat analisis yang digunakn adalah uji Kolmogorov Smirnov.

Hipotesis pada uji ini adalah sebagai berikut:

Ho : Data berdistribusi normal.

Ha : Data tidak berdistrusi normal.

Jika nilai asymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data berdistribusi secara normal, namun jika nilai dari asymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian kali ini adalah:

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Apabila hasil uji paired sample t-test menunjukan probalilitas diatas 0,05 maka Ho diterima, namun bila probabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima.

4.  GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Profil Perusahaan

Indosat merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan telekomunikasi yang didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing. Indosat dan memulai operasinya pada tahun 1969 dan pada tahun 1980 Indosat berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga saat ini, Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan broadcasting.

Indosat memiliki anak perusahaan dengan nama PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) yang didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM. Dengan didirikannya Satelindo ini, menjadikan Indosat sebagai operator telepon genggam pertama dengan jaringan GSM di Indonesia yang mengeluarkan produk kartu prabayar dengan nama Mentari dan pascabayar dengan nama Matrix.

Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek di Indonesia, dan Amerika Serikat New York Stock Exchange pada tanggal 19 Oktober 1994. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan anak perusahaan baru dengan nama PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) yang menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, pada tahun yang sama juga Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).

Di penghujung tahun 2002, pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Namun pada bulan November 2003 Indosat melakukan penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia. Pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual 25% kepemilikan saham Indosat di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom. Selanjutnya, pada 31 Desember 2008 saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara pemerintah Republik Indonesia dan publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%. Pada tahun 2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui tender offer (memiliki tambahan 24,19% saham seri B dari publik).

4.2 Visi Perusahaan

Menjadi pilihan utama pelanggan untuk seluruh kebutuhan informasi dan komunikasi.

4.3 Misi Perusahaan

• Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi inovatif yang berkualitas untuk memberikan nilai lebih bagi para pelanggan.

• Meningkatkan shareholders value secara terus menerus. • Mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi stakeholder.

4.4 Produk Perusahaan

1.Indosat Mentari

Merupakan kartu prabayar GSM/selular di Indonesia yang dikeluarkan oleh Indosat dan dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Indosat Mentari juga bahkan dapat dipergunakan saat internasional roaming di banyak negara. Berbagai fasilitas telah disediakan untuk kemudahan dan kenyamanan berkomunikasi dengan tarif murah. Kartu Indosat Mentari mengandung nilai kepercayaan, kekeluargaan dan ekonomis, serta memiliki fitur dan layanan yang lengkap.

2. Star One

Star One merupakan kartu dengan jaringan CDMA dari indosat, Star One merupakan layanan telekomunikasi suara dan data berbasis jaringan akses nirkabel dengan teknologi CDMA 2000-1X. Star One menawarkan kombinasi layanan telepon tetap (PSTN) dan bergerak (Mobile) dengan tarif murah.

3. Indosat IM3

4. Layanan Blackberry

5. Indosat Super 3G+

6. Indosat Marix

4.5 Mengenai Perusahaan

Layanan: Operator selular penyedia layanan GSM dan CDMA

Alamat Kantor Pusat: Gedung Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat, No. 21, Jakarta 10110

Kontak: Telepon 021-54388888, 021-30003000, 021-3011111/email – customer_service@indosat.com

Website: http://www.indosat.com

5.  PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis

5.1.1 Hasil Analisis Uji Normalitas

Tabel 5.1 Descriptive Statistic

Tabel 5.2 Uji Normal Data Sebelum dan Sesudah

5.1.2 Hasil Analisis Uji Paired Sample t-test 22

Tabel 5.3 Paired Samples Statistics

Tabel 5.4 Paired Sample Correlations

Tabel 5.5 Paired Samples Test

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pembahasan Uji Normalitas

Dalam tabel descriptive statistic pada tabel 5.1 dinyatakan bahwa jumlah data sebelum dan sesudah adalah 14 data. Mean dari data sebelum adalah 1.04E6 dengan standar deviasi 1449711.742, nilai minimum dari data sebelum adalah 334 dan data maksimumnya adalah 4603800. Sedangkan untuk mean dari data sesudah adalah 4.51E5 dengan standar deviasi 762954.222 dan nilai minimumnya adalah 89, data maksimumnya adalah 2029000.

Sedangkan dari tampilan tabel uji normalitas pada tabel 5.2, terlihat bahwa data memiliki distribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan nilai dari Asymp.Sig (2-tailed) data sebelum dan sesudah yang memiliki nilai lebih dari 0.05, yaitu 0.284 untuk data sebelum dan 0.10 untuk data sesudah. Dengan data yang berdistribusi normal ini, maka data dapat digunakan untuk uji paired sample t-test.

5.2.2 Pembahasan Uji Paired Sample t-test

Pada tabel 5.3 terlihat ringkasan statistik dari sampel. Untuk data sebelum memiliki nilai rata-rata 1.04E6. Sedangkan untuk data sesudah memiliki nilai rata-rata 4.51E5.

Pada tabel 5.4 hasil korelasi antara kedua variabel yang menghasilkan angka -0.160, dengan nilai probabilitas yang jauh diatas 0.05 yaitu 0.585. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara data sebelum dan data sesudah adalah tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

Tabel 5.5 menunjukan output bagian ketiga dari Paired Sample t-test. Pada tabel terlihat bahwa nilai dari t hitung adalah 1.272. Nilai dari t hitung ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu 1.771. Nilai dari t tabel ini dapat dilihat dari tabel t distribution dengan cara menentukan df (degree of freedom) dan tingkat signifikansi. Karena nilai dari t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesis dari Ho diterima.

5.3 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan pembahsan dari hasil analisis dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara data sebelum dan data sesudah. Jika dilihat dari tabel korelasi, data sebelum dan sesudah memiliki korelasi yang tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

6.  PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan paired sample t-test dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil t hitung yang bernilai 1.272 tidak lebih besar dari t tabel yang bernilai 1.771 atau dari nilai probabilitas pada tabel yaitu 0.226 yang tidak lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini hipotesis Ho dipertahankan. Hal ini membuktikan bahwa dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia tidak begitu mempengaruhi aktivitas pasar atau investor, namun yang berbeda hanya terdapat pada pergerakan nilai nominal saham dan jumlah saham yang beredar sedangkan nilai saham di mata investor tidak mengalami perbedaan dari sebelumnya.

6.3 Keterbatasan

Keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya menggunakan data sampel dari tanggal 1 Juli 2014 hingga tanggal 18 Agustus 2014, data pada hari besar atau hari libur nasional tidak dianalisis karena volume perdagangan pada hari tersebut berjumlah nol sehingga menghasilkan data yang sedikit.

2. Penelitian ini hanya membandingkan volume prdagangan saham dalam rentang waktu hari, yaitu 14 hari sebelum dan 14 hari sesudah sehingg reaksi pasar tidak dapat seluruhnya terlihat secara nyata.

6.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan yang telah disebutkan, maka penulis menyarankan:

1. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperluas sampel agar mendapatkan hasil penelitan yang lebih baik.

2. Menggunakan volumer perdagangan dengan rentang waktu yang lebih luas agar reaksi pasar atau investor dapat terlihat secara lebih nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Admina. 2012. Online. http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-saham-dan-jenis-saham. (Diakses 21 Desember 2014).

Anoymous a. 2014. Online. http://carapedia.com/pengertian_definisi_perusahaan_info2035.html. (Diakses 21 Desember 2014).

Anoymous b. 2013. Online. http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-pemilihan-umum-pemilu.html#_. (Diakses 21 Desember 2014).

Godam. 2006. Online. http://www.organisasi.org/1970/01/bentuk-jenis-macam-badan-usaha-organisasi-bisnis-perusahaan-pengertian-dan-definisi-ilmu-sosial-ekonomi-pembangunan.html.  (Diakses 21 Desember 2014)

Kabo, Muslim. 2011. http://ekonomi.kabo.biz/2011/11/volume-perdagangan-saham.html. (Diakses 22 Desember 2014).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2013. http://kamusbahasaindonesia.org/perusahaan/mirip. (Diakses 22 Desember 2014)

Khumalasari, Arum Dyan. 2012. http://arumkhumalasari.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-bentuk-perusahaan.html. (Diakses 22 Desember 2014).

Mustafa, M. 2013. http://akuntansi-id.com/241-perbedaan-akuntansi-perusahaan-dagang-manufaktur-dan-jasa. (Diakses 21 Desember 2014).

Santoso, Singgih. 2014. SPSS 22 from Essential to Expert Skils. PT Gramedia: Jakarta.

ANALISIS PENGARUH HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP HARGA SAHAM PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK

IKA CAESARINA ERDIANTI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak terutama bahan bakar kendaraan merupakan kebutuhan yang sudah menjadi kebutuhan utama.Selain kebutuhan pokok berupa kebutuhan sandang,papan dan pangan masyarakat sekarang telah menjadikan bahan bakar sebagai kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan tersier seperti kendaran bermotor dan transportasi umum.Keperluan kendaraan bermotor saat ini tidak bisa lepas dari keseharian masyarakat khususnya masyarakat perkotaan.Bahkan pada saat ini setiap individu memerlukan untuk memiliki kendaraan bermotor masing-masing yang digunakan untuk keperluan masing-masing individu.Menurut data dari badan pusat statistik menunjukkan adanya peningkatan kendaraan seperti sepeda motor.Data tahun 2009 menunjukkan 52.767.093 unit sepeda motor yang terjual, tahun 2010 menunjukkan 61.078.188 unit sepeda motor, tahun 2011 menunjukkan 68 839 341 unit yang terjual. Dari data tersebut menunjjukan bahwa semakin tahun kendaraan bermotor semakin meningkat hal ini menunjukkan semakin hari kebutuhan kendaraan bermotor semakin diperlukan bagi masyarakat.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan kendaraan bermotor maka keperluan akan bahan bakar minyakt erutama bahan bakar kendaraan bermotor sangat diperlukan dan dibutuhkan masyarakat masa kini.Tetapi sangat disayangkan bahwa kepemilikan kendaraan bermotor tidak hanya dimiliki oleh masyarakat menengah keatas kebutuhan kendaraan bermotor juga diperlukan untuk masyarakat menengah kebawah sehingga perlunyaKebutuhan subsidi BBM di tahun 2014 dirasakan cukup besar, hal tersebut dikarenakan terjadinya kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional. Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengupayakan pengurangan atau penurunan subsidi BBM melalui peningkatan harga jual BBM. Adanya penurunan subsidi BBM yang dilakukan oleh pemerintah memang akan mengurangi beban pengeluaran pemerintah dalam anggaran negara akan tetapi di sisi lain dengan pengurangan subsidi BBM tersebut maka akan menimbulkan meningkatnya harga BBM yang akan menyebabkan efek spiral.Efek spiral yang muncul adalah adanya kenaikan harga semua varang dan jasa.Sektor yang akan terpengaruh langsung oleh kenaikan harga BBM adalah sektor transportasi dan sektor iindustri.

Pengaruh terhadap sektor transportasi baik angkutan umum maupun hasil produksi kendaraan bermotor tentunya mempengaruhi biaya produksi. Dengan danya peningkatan biaya produksi maka harga jual produk akan mengalami kenaikan sehingga akan mendorong laju inflasi (Handoko dan Susilo, 2000)

Kenaikan harga BBM yang terjadi pada 18 November 2014 tidak menyebabkan harga saham menurun drastis seperti pada tabel berikut yang menunjukkan harga saham H-7 dan H+7 setelah kenaikan harga BBM pada PT.Astra International Tbk selaku perusahaan produsen kendaraan bermotor.

Tabel 1. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM

Hari ke-SebelumSesudah
17,0757,200
27,1007,200
37,1007,100
46,9756,925
56,7257,050
66,9257,025
76,9506,925

Dengan berpengaruhnya kenaikan BBM terhadap penjualan maka dapat menyebabkan minat pembelian kendaraan bermotor menurun.Dengan menurunnya minat pembelian dan permintaan kendaraan bermotor maka akan mempengaruhi minat pasar terhadap pembelian kendaraan bermotor.Minat pasar dapat mempengaruhi harga saham dari perusahaan produsen yang bersangkutan.Berpengaruhnya kebijakan fiskal dan moneter dapat mempengaruhi pasar modal.perubahanlingkungan yang dimotori oleh kebijakan-kebijakan makro ekonomi kebijakanmoneter, kebijakan fiskal maupun regulasi pemerintah dalam sektor riil dan keuangan, akan pula mempengaruhi gejolak di Pasar Modal (Suryawijaya dan Setiawan, 1998).

Berubahnya harga saham karena faktor harga penjualan yang meningkat karen aharga BBM yang naik cukup berpengaruh terhadap industri produsen kendaraan bermotor.Sehingga harga pasar kendaraan bermotor dapat mempengaruhi minat pembelian kendaraan bermotor yang juga akan berpengaruh pada harga saham produsen kendaraan bermotor tersebut.Menurut Suryawijaya dan Setiawan (1998) Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar modal. Para investor dapat juga melakukan pengamatan entang informasi volume perdagangan dikaitan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia et al, 2000). Beberapa peneliti menunjukan hasil yang berbeda, penelitian yang dilakukan Cheng et al, (2001) menyatakan volume perdagangan tidak signifikan mempengaruhi return sahan sementara penelitian yang dilakukan Chen et al, (2001) menunjukan volume perdagangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

1.2 Perumusan Masalah

  1. Apakah pengaruh kenaikan BBM berpengaruh terhadap Harga Saham.
  2. Apakah ada perbedaan harga saham sebelum kenaikan harga BBM dan harga   saham setelah kenaikan harga BBM.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui apakah kenaikan BBM mempengaruhi harga saham dari  perusahan produsen kendaraan bermotor.
  2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah kenaikan BBM

1.4 Manfaat Penelitian

  1. Untuk peneliti, penelitian ini memiliki manfaat untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kenaikan BBM dengan harga saham produsen kendaraan bermotor.
  2. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk pengimplementasian pelajaran mata kuliah peneliti.
  3. Untuk dosen mata kuliah ini penelitian ini digunakan sebagai bahan penilaian mata kuliah ekonometrik.
  4. Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mempertimbangkan penetapan keputusan yang berkaitan dengan hargasaham pada pasar modal di Indonesia.
  5. Bagi pihak lain, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kondisi pasar modalIndonesia.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Teori Motivasi

Setiap perusahaan harus memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2001).

Menurut Kotler (2005) ada 6 macam teori motivasi yaitu:

  1. Teori Isi (Content Theory)

Teori ini berkaitan dengan beberapa nama, seperti Moslow, McGregor, Herzberg, Atkinson, dan McCelland. Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman faktor-faktor yang ada di dalam konsumen yang menimbulkan tingkah laku tertentu. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan teori ini adalah:

a. Kebutuhan konsumen sangat bervariasi.

b. Perwujudan kebutuhan adalah tindakan juga sangat bervariasi antara satu konsumen dengan konsumen yang lain.

c. Para konsumen tidak selalu konsisten dengan tindakanya, karena dorongan

  suatu kebutuhan.

2. Teori Proses (Process Theory)

Teori ini menekankan bagaimana dengan tujuan apa setiap konsumen dimotivasi. Menurut teori, kebutuhan hanyalah sebagai salah satu elemen dalam suatu proses, tentang bagaimana konsumen itu bertingkah laku. Dasar dari teori proses mengenai motivasi adalah adanya pengharapan, yaitu apa yang dipercayai oleh konsumen dan apa yang diperoleh dari perilakunya.

3. Teori Penguatan (Reinforcment Theory)

Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam siklus proses belajar. Menurut teori ini konsumen bertingkah laku tertentu karena telah belajar, bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan dan konsumen akan menguasai perilaku yang akan menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan.

4. Teori Motivasi Freud

Teori ini menjelaskan hal terbesar yang membentuk perilaku konsumen adalah

segi psikologisnya. Yang dimaksud di sini adalah konsumen yang tidak mengerti akan motivasinya sendiri dalam melakukan suatu pembelian. Contoh: konsumen A bersantap di Restoran X karena rasa lapar. Di sisi lain, konsumen A bersantap di Restoran X kerena marasa lebih prestis. Di sisi lain lagi, konsumen A bersantap di Restoran X karena membantu dia untuk merasa lebih nyaman dan santai. Ketika konsumen melakukan penilaian singkat mengenai restoran-restoran yang ada di daerahnya, faktor-faktor lokasi, harga suasana, rasa, keanekaragaman menu akan memengaruhi emosi konsumen dimana hal ini mendukung terjadinya proses pembelian.

5. Teori Motivasi Hezberg

Teori ini menjelaskan dua faktor teori motivasi yaitu teori motivasi yangterdiri dari faktor yang memuaskan konsumen dan teori yang terdiri dari faktor yang berakibat ketidakpuasan konsumen. Contoh: Restoran X menawarkan fasilitas pelayanan yang memuaskan, jika makanan yang telah dipesan belum dihidangkan dalam waktu 15 menit, maka akan diberikan secara cuma-cuma. Jika pesaing Restoran X tidak menawarkan kepada konsumennya hal yang sama, hal ini akan menyebabkan ketidakpuasan konsumen. Pertama, restoranrestoran harus selalu melakukan pelayanan terbaiknya untuk mencegah ketidakpuasan konsumen (contoh: pelayanan yang lama). Kedua, restoran harus mencari tahu variabel-variabel mana yang menjadi motivasi utama konsumen sehingga restoran dapat meningkatkan kualitasnya dengan mencari solusinya.

6. Teori Motivasi Abraham Maslow

Teori Maslow dikenal juga sebagai Teori Hirarki disebutkan darimana kebutuhan manusia dapat disusun secara hirarki. Kebutuhan paling atas menjadi motivator utama jika kebutuhan tingkat bawah semua sudah terbenuhi. Dari teori hirarki kebutuhan tersebut, oleh Maslow dikembangkan atas dasar tiga asumsi pokok, yaitu:

a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginannya

tidak selalu terpenuhi.

b. Kebutuhan yang sudah terpenuhi, tidak akan menjadi pendorong lagi.

c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya  kebutuhan.

Dari teori hirarki kebutuhan tersebut, oleh Maslow dikembangkan atas

dasar tiga asumsi pokok, yaitu:

a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginannya tidak selalu terpenuhi.

b. Kebutuhan yang sudah terpenuhi, tidak akan menjadi pendorong lagi.

c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya kebutuhan.

Menurut Setiadi (2003) kebutuhan manusia oleh Maslow

diklasifikasikan atas lima jenjang yang secara mutlak harus dipenuhi menurut tingkat jenjangnya. Masing-masing tingkat dijelaskan sebagai berikut:

a. Physiological Needs

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan mempertahankan hidup dan bukti yang nyata akan tampak dalam pemenuhanya atas sandang, pangan, dan papan.

b. Safety Needs

Manifestasinya dapat terlihat pada kebutuhan akan keamanan jiwa, keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua.

c. Social Needs

Kebutuhan sosial ini merupakan kebutuhan yang paling penting untuk diperhatikan segera setelah kebutuhan rasa aman dan kebutuhan psikologis sudah terpenuhi.

d. Esteem Needs

Kebutuhan ini lebih bersifat egoistik dan berkaitan erat dengan status seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka akan semakin tinggi pula kebutuhannya akan pengakuan, penghormatan, prestis, dan lain-lain.

e. Self-Actualization Needs

Kubutuhan jenis ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu untuk menunjukkan prestasinya yang maksimal tanpa terlalu menuntut imbalan dari organisasi. Motivasi yang ada pada diri konsumen akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan yang mencapai sasaran kepuasan.

Adanya motivasi seorang konsumen berhubungan dengan keputusan pembelian suatu barang.Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) “Motivation can be described as the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.

2.2 Teori Event Study

Event Study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan saham di pasar

modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1989). Jogiyanto (2000) mengatakan peristiwa (event) yang dimaksud adalah event yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk mengukur kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji pasar bentuk setengah kuat. Jogiyanto (2000) juga mengatakan bahwa pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman.Mac Kinlay (1997) dalam Hasanudin dan Sutapa (2004) mengatakan kegunaan event study adalah memberikan rasionalitas di dalam pasar, bahwa efek suatu peristiwa akan segera dengan cepat terefleksi pada harga suatu surat berharga di pasar modal. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa event study merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk mengukur bagaimana efek suatu peristiwa tertentu semisalkan peristiwa kenaikan BBM terhadap nilai suatu perusahaan yang tercermin dari perubahan harga saham.

Menurut Fama (1991) dalam Suryawijaya dan Setiawan (1998) kecepatan reaksi harga saham terhadap suatu kejadian menggambarkan tingkat efisiensi pasar.

2.3 Teori kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah tidak lepasa dari kebijakan fiskal dan kebijakan moneter pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan perekonomian dengan mengubah-ubah anggaran penerimaan dan pengeluran pemerintah (Rahardja dan Manurung, 2001). Sedangkan Kebijakan moneter adalah kebijakan pengendalian besaran moneter seperti jumlah uang beredar, tingkat bunga, dan kredit yang dilakukan oleh bank sentral (Warjiyo dan solikin, 2003). Kebijakan fiskal dan kenbijakan moneter melahirkan sebuah yang dapat meneyebabkan kajian tentang kebijakan fiskal dan moneter.Menurut Rahardja, Manurung (2008); Mankiw (2007); Nanga (2001); Nopirin (2000), kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Menurut Rahardja, Manurung (2008), perbandingan nilai penerimaan (T) dan pengeluaran (G), politik anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran tidak berimbangan dan anggaran berimbang. Hasil yang dicapai dari kebijakan fiskal merupakan interaksi dari dampak pajak dan pengeluaran pemerintah terhadap output keseimbangan. Pengaruh perubahan pengeluaran pemerintah terhadap perubahan pendapatan keseimbangan.a. Anggaran defisit (deficit budget) Anggaran tidak berimbang dapat dibedakan lagi menjadi anggaran defisit dan anggaran surplus. Anggaran defisit adalah anggaran yang direncankan untuk defisit , sebab pengeluaran yang direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah , politik anggaran defisit, ditempuh bila pemerintah ingin mengstimulir pertumbuhan ekonomi.

Hal ini dilakukan bila perekonomian berada dalam kondisi resesi. Dengan asumsi kondisi

awal anggaran pemerintah adalah anggaran berimbang , bila pemerintah menempuh

anggaran defisit, maka jika pemerintah menempuh politik anggaran defisit, pemerintah dianggap memiliki kebijakan fiskal ekspasif.

b. Anggaran surplus (surplus budget)

Kebalikan dari anggaran defisit, dalam anggaran surplus pemerintah merencanakan penerimaan lebih besar dari pengeluaran. Atau dapat juga dikatakan pemerintahan menempuh politik anggaran surplus. Karena itu juga, politik anggaran surplus sering diidentikan dengan kebijakan fiskal kontraksi. Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang dalam tahap ekspansif dan terus memanas (overheating). Melalui anggaran surplus pemerintah mengerem pengeluarannya untuk menurunkan tekanan permintaan atau mengurangi daya beli dengan menaikan pajak. Pengaruh anggran surplus terhadap output keseimbangan adalah kebalikan dari pengaruh anggaran defisit.

c. Anggaran berimbang (balanced budget)

Pemerintah dikatakan menempuh politik anggaran berimbang bila pengeluaran direncanakan akan dengan penerimaan  tidak ada ketentuan pokok dalam kondisi ekonomi seperti apa politik anggaran berimbang ditempuh. Namun bila pemerintah memiliki politik anggaran berimabang, dua hal yang ingin dicapai adalah peningkatan disiplin dan kepastian anggaran.

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Cresswell (2003), penelitian kuantitatif adalah metoda-metoda untuk menguji teori-teori terntentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel yang diukur menggunakan instrument-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data adalah data sekunder, alasannya karena data yang disediakan oleh pihak BEI sudah dalam bentuk yang telah diolah sehingga peneliti dapat langsung memakai data yang telah diolah tersebut.

3.3 Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah kenaikan BBM 18 November 2014 yang dilakukan pada masa pemerintahan Jokowi.Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu..Kriteria yang ditentukan pada penelitian ini adalah peneliti menggunakan perusahaan yang mendapat dampak langsung dari kenaikan BBM yaitu perusahaan kendaraan bermotor.Peneliti menggunakan perusahaan PT.Astra International tbk sebagai sampel penelitian karena PT.Astra International merupakan produsen kendaraan bermotor yang tentu saja terpengaruh dengan meningkatnya harga BBM selain itu PT.Astra International merupakan perusahaan kendaraan bermotor yang cukup besar dan berpengaruh di Indonesia.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independent (variabel yang tidak terpengaruh atau variabel yang berdiri sendiri) dan variabel dependent (variabel yang terpengaruh oleh variabel independent).Variabel dependent pada penelitian ini adalah harga saham perusahaan PT.Astra International Tbk.Variabel independent pada penelitian ini adalah kenaikan harga BBM.

3.5 Metode Analisis Data dan Alat Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis event study yang dipakai dalam penelitian-penelitian event study, antara lain oleh Suryawijaya danSetiawan (1998), Affandi, et al (1998), dan Paultje (2001). Langkah pertama yangdilakukan adalah menentukan periode penelitian. Periode penelitian yang digunakan adalah 7 hari harga saham sebelum kenaiaknan BBM 18 November 2014 dan sesudah kenaikan BBM 18 November 2014.

3.6 Uji Hipotesis

Pada penelitian ini peneliti menentukan uji hipotesis sebagai berikut:

Ho: Harga saham sebelum dan sesudah kenaikan BBM sama atau tidak berbeda secara nyata.

Ha: Harga saham sebelum dan seudah kenaikan BBM tidak sama atau berbeda secara nyata

3.7 Tahapan-Tahapan Penelitian

Pada awalnya peneliti melakukan riset harga saham dari PT Astra International Tbk 7 hari sebelum kenaikan BBM dan 7 hari sesudah kenaikan BBM.Lalu peneliti melakukan uji normalitas untuk menentukan apakah data peneliti normal.Lalu selanjutnya peneliti melakukan uji paired sample t-test untuk melihat apakah ada pengaruh kenaikan bbm terhadap harga saham.

4.  ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum dan Perusahaan

Sejarah Astra berawal pada tahun 1957 di Jakarta. Astra memulai bisnisnya sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama PT Astra International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, seiring dengan pelepasan saham ke publik beserta pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar denganticker ASII.

Astra saat ini memiliki 219,021 karyawan pada 183 anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang menjalankan enam segmen usaha, yaitu Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, dan Teknologi Informasi. Nilai kapitalisasi pasar PT Astra International Tbk ditutup di penghujung tahun 2013 sebesar Rp275,3 triliun.

Selama 57 tahun, Astra telah menjadi saksi pasang surut ekonomi Indonesia dan terus berkembang dengan memanfaatkan peluang bisnis berbasis sinergi yang luas dengan pihak eksternal maupun internal Grup Astra. Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah mampu membangun reputasi yang baik serta menjadi bagian dari keseharian dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di tanah air. Hal ini diwujudkan dengan persembahan berupa ragam produk dan jasa terbaik yang ditawarkan serta sumbangsih non-bisnis melalui program tanggung jawab sosial yang luas di bidang pendidikan, lingkungan, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dan kesehatan, sebagai bagian dari perjalanan Astra untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang turut berperan dalam upaya berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

4.2 Deskripsi Data

Data yang digunakan peneliti menggunakan data sebelum dan sesudah kenaikan BBM pada 18 November 2014.

Tabel 2. Data Harga Saham Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM

Hari ke-SebelumSesudah
17,0757,200
27,1007,200
37,1007,100
46,9756,925
56,7257,050
66,9257,025
76,9506,925

Data dari tabel di atas menujukan harga saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah kenaikan BBM pada 18 November 2014.Pada hari 1 dan 2 harga saham tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan BBM.Bisa dilihat pada harga sahamnya yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan yang lain tetapi semakin hari harga sahamnya mengalami penurunan meskipun ada pada 1 hari mengalami kenaikan.

4.3 Hasil Uji Normalitas dan Paired Sample t-Test

4.3.1 Uji Normalitas

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas

Pada hasil  nilai asymp sig (2-tailed) uji normalitas menggunakan one sample kolmogrov smirnnov test di atas menunjjukkan hasil angka 0.884.Hal ini menunjjukkan bahwa data dinyatakan normal karena 0.884>0.05.Sehingga data yang digunakan dapat dinyatakan terdistribusi normal.

4.3.2 Uji Paired Sample t-Test

Gambar 2. Hasil Uji Paired Sample t-Test

Pada output pertama yaitu paired sample statistik dapat dilihat rata-rata harga saham secara umum sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM naik dari 6,978 menjadi 7,060. standart error of mean sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM menggambarkan sebaran rata-rata sample. Pada output kedua yaitu Paired Samples menunjukkan apakah ada hubungan rata-rata harga saham terhadap kenaikan BBM. Terlihat bahwa nilai sig (0,274) > (0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan sebelum dan sesudah terjadi nya kenaikan harga BBM.Output ketiga Paired Sample Test dapat menjelaskan tentang hipotesis.Peneliti melihat nilai sig pada hasil uji paired sample test sebesar 0,139 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hasilnya menolak H1 atau terima Ho yang berarti tidak ada perbedaan secara nyata antara harga saham PT.Astra International terhadap kenaikan harga BBM.

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatuyang selalu dicari para pelaku pasar modal dalam upaya melakukanpengambilan keputusan investasi. Namun tidak semua informasi merupakaninformasi yang berharga, akibatnya para pelaku pasar modal harus secara tepat informasi-informasi yang layak (relevan) dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan. Informasi tentang kenaikan harga BBM tidak menunjukkan adanya perbedaan harga saham yang signifikan.

5.2 Keterbatasan Peneliti

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa hasil penelitian ini terbataspada pengamatan yang relatif pendek yaitu 14 hari (selama 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah kenaikan harga BBM) dengan sampel yang terbatas pula.

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto HM (2000), “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE.

Kotler, Phillip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Paultje, Novi (2001), “Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Kabinet

Baru”, tidak dipublikasikan, Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang

Suryawijaya M A, dan F A Setiawan (1998), “Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri, Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996” Kelola, No. 18/VII/1998, h 137-153

Susilo, Sri Y (2002),” Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap kinerja Ekonomi Makro”, Wahana, Agustus .

ANALISIS PERBEDAAN HARGA SAHAM PT. SUMMARECON AGUNG TBK  SEBELUM DAN SESUDAH PELANTIKAN PRESIDEN JOKO WIDODO

IAN PRADIPTA WIJAYA & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Pada saat ini, Indonesia mengalami lketerpurukan ekonomi. Nilai tukar yang terus menurun serta nila IHSG yang juga menurun tentu berdampak bagi perekonomian Indonesia khususnya dalam pasar modal. Para investor mulai ragu untuk menanamkan modalnya pada perusahaan perusahaan yang ada di Indonesia. Hal ini bisa dimaklumi melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Namun harapan kembali muncul ketika adanya pergantian kepemimpinan Indonesia. Hal ini membuat harapan mengenai akan membaiknya perekonomian Indonesia terutama di bidang pasar modal. Estimasi tersebutlah yang membuat para investor utuk kemudian kembali menanamkan modalnya di perusahaan go public.  

Pada Penelitian ini, peneliti akan meneliti mengenai apakah terdapat dampak yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelantikan presiden RI ke-7 yakni Joko Widodo. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa terdapat perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah pelantika presiden pada hara saham perusahaan properti di Indonesia yakni pada perusahaan PT. Summarecon Agung, Tbk.

Kata-kata kunci: study peristiwa, event study, pelantikan presiden,

1.     PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perekonomian Indonesia saat ini semakin terpuruk tiap waktu. Hal ini karena pada saat ini banyak permasalah perekonomian yang menerpa Indonesia, diantaranya menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, serta menurunnya nilai IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Penurunan nilai tukar dan IHSG ini menyebabkan keraguan banak pihak terutama calon  investor atau calon penanam modal untuk menanamkan modalnya. Kergauan tersebut yakni keraguan mengenai akankah dana yang dimiliki akan di investasikan atau tidak mengingat semakin terpuruknya kondisi perekonomian di Indonesia.

Penanaman modal atau investasi bisa dalam berbagai bentuk, bisa berupa pembelian tanah dan mendirikan ruko kemudian dijual atau disewakan,  investasi berupa pembelian emas yang akan dijual kembali pada suatu saat. Atau dapat berupa kepemilikan saham atau berupa obligasi. Pada penelitian  ini, penulis lebih memfokuskan pada investasi berupa penanaman modal dalam betuk saham pada sebuah perusahaan properti di Indonesia.  Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), saham sendiri adalah bagian, surat bukti kepemilikan modal dari perseroan terbatas (PT)  yang memberi hak atas dividen dan lain lain menurut besar kecilnya modal yang disetorkan dan saham sendiri merupakan hak yang dimiliki orang terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga berbagi dalam kepemilikan dan pengawasan. Saham sendiri menurut Joiyanto (2009), saham dibedakan menjadi tiga perbedaan, yakni saham biasa, saham preferen dan saham treasuri.

Saham pada perusahaan properti mulai banyak diminati walaupun apapaun kondisi perekonomian Indonesia saat ini, baik pada saat kondisi perekonomian Indonesia baik mupun kurang baik. Dan pada saat ini, dengan kondisi perokonomian Indonesia yang kurang baik, muncul sebuah harapan dengan adanya pemilihan presiden baru. Banyak kalangan usahawan, baik dari sektor wirausaha hingga perusahaan memiliki ekspektasi yang besar dengan adanya presiden baru. Ekspektasi tersebut yakni dengan adanya presiden yang baru, maka dengan keputusan dan kebijakan yang dibuatnya maka kondisi ekonomi Indonesia akan membaik, khususnya di bagian pasar modal dimana merupakan tempat terhadinya jual beli saham.

Menurut Sukirna (2006). mengenai teori ekspektasu rasional (rational ekspectations) mengatakan bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi danmempunyai informasi yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. Terkait dengan ekspektasi tersebut mengenai pelantikan presiden baru, para pelaku yang ada di pasar modal meramalkan bahwa keadaan akan membaik secara rasional akan menentikan reaksi terbaik terhadap perubahan yang telah diramalkan tersebut. Dan dalam teori ini pulalah pasar saham diangap mencerminkan semua informasi yang tersedia mengenai nilai dari sebuah aset. Harga saham berubah ketika adanya perubahan informasi. Ketika ada berita baik mengenai prospek suatu perusahaan, maka harga saham tersebut akan meningkat demikian pula nilai perusahaan akan meningkat pula. Tetapi pada saat kapanpun, harga pasarmerupakan perkiraan terbaik dari nilai perusahaan yang didasarkan atas semua informasi yang tersedia.

Atas dasar latar belakang tersebut itulah pebulis menuliskan mengenai “ Analisis Perbedaan Harga Saham PT. Summarecon Agung, Tbk. Sebelum dan Sesudah Pelantikan Presiden Joko Widodo.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka didapat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana kondisi harga saham PT. Summarecon Agung, Tbk. sebelum pelantikan presiden Joko Widodo?
  2. Bagaimana kondisi harga saham PT. Summarecon Agung, Tbk. sesudah pelantikan presiden Joko Widodo?
  3. Apakah  terdapat perbedaan harga saham PT. Summarecon Agung, Tbk. sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penelitian  adalah untuk memberikan jawaban mengenai rumusan masalah sebelumnya yakni

  1. Kondisi harga saham PT. Summarecon Agung, Tbk. sebelum pelantikan presiden Joko Widodo.
  2. Kondisi harga saham PT. Summarecon Agung, Tbk. sesudah pelantikan presiden Joko Widodo.
  3. Menunjukkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan harga saham PT. Summarecon Agung, Tbk. sebelum dan sesudah pelatikan presiden Joko Widodo.

1.4  Manfaat Penelitian

  1. 1. Manfaat bagi Penulis.

Manfaat bagi penulis adalah penulis mampu memahami bagaimana untuk melakukan proses pengujian statistik menggunakan program SPSS dan menarik kesimpulan terhadap hipotesis yang telah dibuat. Kemudian penulis dapat memahami perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo.

  • Manfaat Praktik.

Manfaat praktik dari penelitian ini adalah sebagai referensi mengenai penanaman modal di PT. Summarecone Agung, Tbk.  apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam “Standar Akuntansi Keuangan” (2004,13.1) Pengertian investasi adalah sebagai berikut: “Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan, persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi.”

Pengertian investasi menurut Kamarudin (2004, 3) dinyatakan sebagai berikut: “Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut”.    

2.1.2 Jenis-jenis Investasi

Jenis-jenis investasi menurut Mulyadi (1993,284) dalam bukunya Akuntansi Manajemen “Konsep, Manfaat clan Rekayasa”, disebutkan bahwa jenis-jenis investasi adalah:

 1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non profit investment)

 2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measurable profit  investment)

 3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)

 4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)

Sedangkan jenis-jenis investasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam

“Standar Akuntansi Keuangan” (2004, 13.1)yaitu:

  1. Investasi Lancar

Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan  untuk dimiliki selama setahun atau kurang.

  • Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi selaip. investasi lancar

  • Mempertahankan Investasi Properti

Properti adalah investasi pada tanah atau bangunan yang tidak digunakan oleh perusahaan yang berinvestasi atau perusahaan lain yang sarna dengan perusahaan yang berinvestasi.

  • Investasi Dagang

Investasi dagang adalah investasi yang ditujukan untuk mempermudah atau . mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan.

2.2 Pasar Modal

2.2.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995, pasar modal diartikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan pengertian pasar modal menurut Dahlan Slamat (2002, 156) mendefinisikan pasar modal dalam makna sempit dan makna luas. Secara sempit, pasar modal berarti suatu tempat yang telah terorganisasi untuk memperdagangkan efek-efek atau bisa juga disebut dengan bursa efek. Sedangkan secara luas, pasar modal diartikan sebagai pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dengan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang, minimal 1 tahun.

2.2.2 Jenis Pasar Modal

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa pasar modal di Indonesia terdiri dari 2 pasar, yaitu:

  1. Pasar perdana (primary market)

Perusahaan menjual saham atau obligasi pertama kali pada pasar perdana yang disebut sebagai penawaran umum pasar perdana atau initial public offering (IPO). Setelah IPO, perusahaan tersebut juga dapat melakukan penawaran saham baru, sehingga menambah jumlah saham yang telah ada melalui penawaran umum terbatas (right issue) kepada pemegang saham. Sama seperti obligasi, perusahaan dapat menawarkan obligasi berikutnya melalui penawaran umum obligasi II, III, dan seterusnya. Penawaran saham baru tersebut dikenal sebagai seasoned equity offering. Maka dari itu, interaksi perdagangan pada pasar perdana terjadi antara investor dengan perusahaan (emiten) saja. Ciri-ciri pasar perdana menurut Jogiyanto (2009) adalah transaksi terjadi di luar bursa, harga efek sudah ditentukan, tidak ada transaction fee, investor langsung ke penjamin atau agen penjual, dan jangka waktu pasar biasanya tiga hari.

  • Pasar sekunder (secondary market)

Setelah perusahaan melakukan penawaran efek di pasar perdana, perusahaan dapat mencatatkan efek tersebut di pasar sekunder agar dapat diperdagangkan antar investor. Hubungan perdagangan efek yang terjadi pada pasar ini adalah antar investor, tanpa melibatkan emiten. Pelaksanaan perdagangan efek di bursa menggunakan fasilitas Jakarta Automated Trading System (JATS), sehingga order jual dan/ atau order beli diolah computer untuk mempertemukannya, sehingga terjadi transaksi. Sistem perdagangan yang digunakan adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung selama jam bursa. Ciri-ciri pasar sekunder menurut Jogiyanto (2009) adalah efek harus tercatat di bursa, harga efek ditentukan berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan, perusahaan perantara efek mengenakan transaction fee kepada investor yang membeli atau menjual, perdagangan efek harus melalui perantara efek, dan pasar diselenggarakan secara terus menerus.

2.3 Saham

2.3.1 Pengertian saham

Menurut Husnan (2005), mengartikan saham sebagai secarik kertas yang  mana menunjukan hak bagi pemodal (pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dalam suatu kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal menjalankan haknya.

Menurut Kertonegoro (….) terdapat 3 tujuan utama investasi yang dapat dicapai oleh dengan menggunakan saham yakni :

a. sebagai gudang nilai, yang berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal. Sehingga mereka akan mencari saham blue chip dan saham non spekulatif  lainnya.

b. Untuk Pemupukan modal,  yang mana investor mengutamakan investasi jangka panjang, sehingga investor mencari pertumbuhan saham guna mendapatkan capital gain atau untuk mendapatkan dividen.

c. Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mencari dividen yang dibagikan. Sehingga para investor menvari saham penghasilan yang bermutu baik dan berpenghasilan tinggi.2.3.2 Jenis Saham

Jogiyanto (2009) membagi saham menjadi 3 macam, yaitu:

a. Saham biasa

Bila perusahaan hanya menerbitkan satu macam saham, maka biasanya berupa saham biasa (common stock). Pemegang saham merupakan pemilik perusahaan yang  mewakilkan kepada manajemen perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan

b. Saham Preferen

Saham ini  memiliki sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen, seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman. Dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang saham obligasi, seperti saham biasa.

c. Saham treasuri

Saham treasuri adalah saham perusahaan yang pernah diterbitkan dan beredar dalam masyarakat yang dibeli kembali oleh perusahaan tersebut untuk disimpan dan dijual kembali.

2.3.3. Harga Saham

Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik saham (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Menurut Widoatmodjo (2000:13), harga saham dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Harga Nominal

Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat.

c. Harga pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak ada perbedaan antara rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden.

Ha: Terdapat perbedaan antara rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden.

3.      METODA PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Donmoyer (….) dalam Given (2008) penelitian kuantitatif adalah pendekatan pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik dibanding naratif. Sedangkan menurut Cooper & Schindler (2006), Penelitian kuantitatif adalah riset yang mencoba melakukan pengukuran akurat mengenai sesuatu.

Penelitian kuantitatif sering dipandang sebagai antitesis atau lawan dari penelitian kualitatif, walau sebenarnya pembedaan kualitatif-kuantitatif tersebut agak menyesatkan. Donmoyer (….)  beralasan, banyak peneliti kuantitatif tertarik mempelajari aspek-aspek kualitatif dari fenomena. Mereka melakukan kuantifikasi gradasi kualitas menjadi skala-skala numerik yang memungkinkan analisis statistik.

3.2 Populasi Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertenu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2002: 73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Data penelitian yang diambil adalah sampel dari perusahaan yang telah Go Public. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metoda purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002) pendapat yang sama juga diungkapakn oleh Sugiono(2001). Menurut Sugiono (2001) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Kriteria sampel yang diambil oleh peneliti yakni:

1. Perusahaan tersebut terdaftar dalam Bursa  Efek Indonesai (BEI)

2. Perusahaan tersebut bergerak di bidang properti

3. Nilai penutupan (Close) saham tersedia

3. Nilai saham yang diambil secara harian yakni 15 hari sebelum dan 15 hari setelah pelantkan Presiden RI ke-7.

Dalam penelitian tersebut, peneliti hanya menggunakan 1 perusahaan yang begerak di bidang properti. Sampel tersebut yaki perusahaan PT. Summarecon Agung Tbk. (SMRA). Karena perusahaan tersebut dianggap telah memenuhi kriteria sampel yang dipilih oleh peneliti.

Sampel mengenai harga saham perusahaan tersebut yakni :

sebelumSesudah  
29-Sep-14Rp1.21521-Okt-14Rp1.260
30-Sep-14Rp1.22022-Okt-14Rp1.290
01-Okt-14Rp1.21523-Okt-14Rp1.310
02-Okt-14Rp1.15524-Okt-14Rp1.265
03-Okt-14Rp1.09027-Okt-14Rp1.220
06-Okt-14Rp1.09528-Okt-14Rp1.220
07-Okt-14Rp1.15529-Okt-14Rp1.235
08-Okt-14Rp1.14030-Okt-14Rp1.225
09-Okt-14Rp1.16531-Okt-14Rp1.260
10-Okt-14Rp1.16503-Nop-14Rp1.295
13-Okt-14Rp1.16004-Nop-14Rp1.280
14-Okt-14Rp1.18005-Nop-14Rp1.280
15-Okt-14Rp1.19006-Nop-14Rp1.295
16-Okt-14Rp1.20507-Nop-14Rp1.255
17-Okt-14Rp1.25010-Nop-14Rp1.240

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan yakni adalah data kuantitatif dimana sumber data yang diperoleh berasal dari www.finance.yahoo.com

3.3.2 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yakni melalui dokumentasi. Yang dimaksud dokumentasi adalah data yang diperoleh berdasarkan arsip data histori yang berada di www.finance.yahoo.com . sehingga pengumpulan data yang tepat adalah menggunakan teknik dokumentasi.

3.4 Variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah harga saham PT Summarecone Agung, Tbk. (SMRA)

3.5 Alat Analisis Statistik

3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model uji beda yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov test dengan melihat nilai dari sig. apakah di atas 0,05 atau tidak. Jika diatas nilai tersebut penyebaran data sudah dapat dikatakan normal (lolos uji normalitas). Untuk mendeteksi normalitas dapat juga melihat graik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik (Santoso, 2000: 347).

Dasar pengambilan keputusan antara lain:

  1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
  2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.

 3.5.2 Paired Sample t Test

Paired sample t test ini dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan (paired); sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah  sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda, seperti subyek A akan mendapat perakuan I dan kemudian perlakuan II. Dalam penelitian ini perlakuan atau kondisinya adalah sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo. Analisis ini akan melihat melalui perbandingan rata-rata kedua variabel dalam satu grup.

4.  ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis desktriptif adalah cara penganalisaan data tanpa menggunakan perhitungan angka-angka, melainkan hanya menjabarkan mengenai informasi yang terkandung di dalam data yang dimiliki dan digunakan  pada penelitian ini.

Descriptive Statistics
 NMinimumMaximumMeanStd. Deviation
sebelum15109012501173,3344,748
sesudah15122013101262,0029,387
Valid N (listwise)15    

Gambar 1. Deskriptif sebelum dan sesudah pelantikan presiden

Pada sampel tersebut terlihat bahwa sebelum pelantikan presiden terdapat 15 sampel yang digunakan dari sumber data. Dengan rata rata sampel 1173,33 dan deviasi standar sebesar 44,748. Data paling rendah yakni Rp.1,090 dan tertinggi sebesar  Rp. 1,250.

Sedangkan untuk sampel setelah pelantikan presiden terdapat 15 sampel yang digunakan dari sumber data. Dengan rata rata sampel 1262,00 dan deviasi standar sebesar 29,387. Data paling rendah yakni Rp.1.220,- dan tertinggi sebesar  Rp. 1.310,-

4.2 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen memunyai distribusi normal ataukah tidak. Model uji beda yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov test dengan melihat nilai dari sig. apakah di atas 0,05 atau tidak. Jika diatas nilai tersebut penyebaran data sudah dapat dikatakan normal (lolos uji normalitas).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 sebelumsesudah
N1515
Normal Parametersa,bMean1173,331262,00
Std. Deviation44,74829,387
Most Extreme DifferencesAbsolute,141,130
Positive,107,106
Negative-,141-,130
Kolmogorov-Smirnov Z,546,503
Asymp. Sig. (2-tailed),927,962

Gambar 2. Hasil uji normalitas data sebelum dan sesudah

Gambar di atas merupakan hasil pengujian normalitas untuk kedua jenis sampel, yakni sebelum pelantikan dan sesudah pelantikan. Dari data diatas dapat dikatakan bahwa kedua sampel tersebut terdisribusi secara noral. Hal ini terlihat dari nilai Asymp. Sig (2-tailed) kedua sampel. Dimana pada sampel sebelum pelantikan  terdapat nilai sebesar 0.927 dikatakan normal karena pada data tersebut nilai 0,927 lebih besar dari 0,05.

Sedangakan pada sampel setelah pelantikan. Nilai s Asymp. Sig (2-tailed) menunjukan angka 0,962,  juga dikatakan normal karena nilai 0,962 lebih besar dari 0,05. Jadi kedua data sampel tersebut baik sebelum pelantikan maupun setelah pelantikan terdistribusi secara normal.

4.3 Paired Sample t Test

Paired sample t test ini dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan (paired); sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah  sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda, seperti subyek A akan mendapat perakuan I dan kemudian perlakuan II. Dalam penelitian ini perlakuan atau kondisinya adalah sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo. Analisis ini akan melihat melalui perbandingan rata-rata kedua variabel dalam satu grup.

Gambar 3. Korelasi antara kedua variabel

Gambar di atas menjelakan mengenai hubungan atau korelasi antara kedua variabel harga saham antara sebelum dan sesudah pelantikan presiden RI ke-7 yakni Bapak Joko Widodo. Yang mana menghasulkan angka correlation sebesar 0,540 hal ini menunjukan bahwa korelasi harga saham pada PT Summarecon Agung Tbk sebelum dan sesudah pelantikan adalah tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

Paired Samples Test
 Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1sebelum – sesudah-88,66738,0079,813-109,714-67,619-9,03514,000

Gambar 4. Hasil paired sample t test

Gambar diatas menunjukan hasi perhitungan pada  paired sample t test dimana menghasilkan selisih rata-rata variabel -88,667, dimana variabel sesudah memiliki rata rata lebih tinggi daripada sebelumnya. Kemudian pada hasil perhitungan dikerahui bahwa nilai probabilitas (sig) 0,000 (jauh di bawah 0.05) yang mana data tersebut menunjukan bahwa terdapatperbedaan yang signifikan antara rata-ratavariabel harga saham sebelum dengan sesudah pelantikan presiden.

4.4. Pembahasan

Untuk pengujian hipotesis alternatif yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo, berhasil didukung oleh oleh hasil perhitungan statistik atau dengan kata lain hipotesis diterima. Ekspektasi para pelaku bisnis di dunia pasar modal (khususnya di sektor saham) memang terbukti adanya bahwa keadaan ekonomi yang di wakili oleh harga saham akan membaik setelah pelantikan presiden yang baru yaitu Joko Widodo.

5.  PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan, diketahui bahwa hubungan korelasi antar kedua variabel harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo, yang menhsailkan angka correlation sebesar 0,540 hal ini menunjukan bahwa korelasi harga saham pada PT Summarecon Agung Tbk sebelum dan sesudah pelantikan adalah tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

Kemudian dari pembahsan mengenai uji beda, terdapat perbedaan mengena rata rata harga saham antara sebelum dan sesudah pelantikan presiden. Pernyataan tersebut berhasil didukungoleh hasil perhitungan statistik atau dengan kata lain Hipotesis diterima. Terlihat pada gambar 4, dimana nilai Sig. (0,000) < (0,05). Ekspektasi di dunia pasar modal (khususnya sektor saham) bahwa keadaan ekonomi yang diwakili oleh harga saham mulai membaik ini terbukti. Dengan pelantikan presiden baru yakni Joko Widodo. Dengan kenyataan tersebut, investor yang mencari keuntungan dengan menjual harga saham pada saat terjadi kenaikan harga saham dapat mendapatkan keuntungan karena ekspektasi yang diharapkan telah tercapai.

5.2 Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan yang dialami oleh peneliti adalah keterbatasan megenai jumlah pengolahan data serta keterbatasan mengenai banyaknya data yang dapat dikelola oleh peneliti. Sehingga diharapkan penelitian berikutnya mampu membuat penelitian dengan  lebih banyak sampel terutama jumlah perusahaan. Agar hasil penelitian lebih nyata dan kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.g-excess.com/pengertian-teori-ekspektasi-rasional.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Santoso, Singgih.2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS.Jakarta: Elex Media Komputindo.

http://finance.yahoo.com/

Analisis Pengaruh Pelantikan Presiden terhadap Harga Saham Sesudah dan Sebelum Satu Bulan Pelantikan

William & Daniel Sugama Stephanus

Artikel Ekonometrik

Program Studi Akuntansi – Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Ma Chung – Kabupaten Malang

2014

1.  Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi yang semakin maju ini, harga suatu produk semakin melejit jauh. Hal ini memiliki pengaruh yang cukup besar diberbagai bidang. Harga produk ini sendiri merupakan gambaran titik temu antara sisi penawaran dan permintaan, sebab untuk beberapa produk tertentu ada yang sama sekali tidak terkait langsung dengan permintaan atau penawaran. Oleh karena itu, banyak hal yang mampu untuk mempengaruhi titik temu kedua sisi tersebut. Contohnya saja harga saham, harga saham tidak cukup hanya sisi permintaan dan penawaran yang merepresentasikan terbentuknya harga produk tersebut.

Dewasa ini perkembangan harga saham sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud seperti pemerintahan, adanya bencana alam yang tak dapat diprediksi dan perekonomian dunia yang tidak menentu. Menurut Nainggolan (2008), hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan harga saham berfluktuasi adalah tingkat suku bunga dan inflasi. Menurut Sapto Rahardjo (2006) saham adalah surat berharga yang merupakan instrument bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau instansi dalam suatu perusahaan. Jadi bisa dikatakan bahwa harga saham yang berfluktuasi bisa dipengaruhi dari tingkat pemerintahan seperti besaran suku bunga, banyak terjadi konflik di negara tersebut dan inflasi.

Perkembangan harga saham di Indonesia dipengaruhi oleh politik pemerintahan tingkat atas. Pelantikan presiden tahun 2014 dapat mempengaruhi tingkatan harga saham di pasar modal. Adapun berita yang beredar di dunia maya bahwa saham mengalami peningkatan setelah pelantikan Presiden Jokowi. Seperti dilansir dari berita howmoneyindonesia bahwa Beberapa waktu belakangan ini, kita mendapatkan pelajaran praktis bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dapat naik atau turun bukan semata karena pengaruh perekonomian nasional dan global, tetapi juga karena keputusan-keputusan politik di tingkat atas.

Dalam melakukan suatu analisis sekuritas dapat menggunakan dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental merupakan analisis yang didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yaitu earning multiplier dan asset values. Analisis teknikal merupakan analisis yang berfokus pada perubahan volume dan harga pasar sekuritas. Faktor fundamental yang sering digunakan dalam memprediksi suatu harga saham adalah dengan menggunakan rasio keuangan dan rasio pasar. Rasio keuangan merupakan rasio yang memiliki fungsi untuk memprediksi harga saham yaitu antara lain seperti Return on Assets (ROA), Debt Equity Ratio (DER), dan juga Book Value per Share (BVS). Price Book Value (PBV) merupakan salah satu Rasio Pasar yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengangkat topik tentang “Pengaruh Pelantikan Presiden terhadap Harga Saham Sesudah dan Sebelum Satu Bulan Pelantikan”. Jika dilihat dari banyaknya media yang memberitakan bahwa adanya kenaikan yang sangat signifikan terhadap harga saham karena pengaruh dari tingkat atas maka peniliti ingin mengetahui apakah memang harga saham benar-benar meningkat secara signifikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di Indonesia setelah pelantikan Presiden Jokowi?

2. Bagaimana hasil statistic terhadap harga saham setelah pelantikan Presiden Jokowi?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah ada perbedaan signifikan harga saham sebelum dan sesudah pelantikan Presiden.

2. Mengetahui harga saham di indeks harga saham gabungan.

2.  Landasan Teori

Landasan yang penulis gunakan untuk membuat laporan ini adalah Teori Investasi, Teori Pasar Modal, dan Teori Kepercayaan. Teori investasi digunakan untuk dapat mengetahui apa arti investasi yang sebenarnya, tujuan investasi, macam-macam investasi. Teori Pasar Modal digunakan untuk mengetahui pengertian pasar modal, tujuan adanya pasar modal. Teori kepercayaan digunakan untuk mengetahui pengertian kepercayaan.

2.1 Teori Investasi

2.1.1 Definisi Teori Investasi

Pengertian investasi menurut Mulyadi (2001:284): “Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.”. Menurut Tandelin (2001): “Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.”

Harapan keuntungan di masa yang akan datang merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan keuntungan yang diharapkan. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai sejumlah pengorbanan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk mendapat keuntungan yang diinginkan di masa depan.

2.1.2 Tujuan Investasi

Dalam konteks investasi, harapan keuntungan sering disebut sebagai return (Tandelilin, 2001). Di samping untuk memperoleh return berupa keuntungan, tujuan lain dari sebuah investasi yaitu untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

Ketika berinvestasi, biasanya orang memiliki tujuan spesifik dalam pikirannya. Untuk itu perlu menentukan jangka waktu pada tujuan tersebut, apakah akan melakukan investasi dalam jangka pendek, menengah atau panjang. Jangka waktu dari tujuan investasi anda menetukan bagaimana uang harus diinvestasikan. Seorang investor jangka pendek cenderung memilih investasi yang lebih konservatif seperti dalam bentuk uang tunai untuk memastikan agar modal tersedia dalam waktu singkat dan saat diperlukan. Contohnya produk bank seperti tabungan. Untuk kebutuhan jangka panjang, saham dan properti merupakan jenis investasi yang sesuai karena memberikan potensi pertumbuhan hasil investasi yang tinggi. Sedangkan untuk investasi jangka menengah, model investasi dalam bentuk obligasi sesuai dengan kebutuhan karena memberikan kupon secara berkala.

2.1.3 Tipe-Tipe Investasi Keuangan

Investasi keuangan diklasifikan menjadi dua tipe yaitu (Jogiyanto, 2008):

1. Investasi langsung

Investasi langsung adalah investasi yang dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang adalah aktiva yang mempunyai tingkat risiko kecil, dan jatuh tempo yang pendek dengan likuiditas yang tinggi. Aktiva keuangan yang diperjual-belikan di pasar modal memiliki sifat investasi jangka panjang berupa saham-saham (equity securities) dan surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities). Opsi dan future contract adalah surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar turunan (derivative market). Investasi langsung tidak hanya dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan, namun jugadapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan yaitu seperti tabungan, giro, dan sertifikat deposito.

2. Investasi tidak langsung.

Investasi tidak langsung adalah investasi yang dilakukan dengan membeli surat-surat berharga di perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa-jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik. Hanya dengan modal yang relatif kecil, investor dapat mengambil keuntungan karena pembentukan portofolio investasinya. Selain itu, dengan membeli saham perusahaan investasi, investor tidak membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang tinggi. Dengan pembelian tersebut investor dapat membentuk portofolio yang optimal. Menurut Halim (2005) membedakan investasi dalam dua bentuk, yaitu investasi pada aset-aset riil (real assets) dan investasi pada aset-aset finansial (financial assets). Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan lain-lain, sedangkan investasi dalam bentuk financial assets dapat dilakukan antara lain dalam bentuk investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapatdilakukan di pasar modal, misalnya obligasi, waran, reksadana, opsi, futures ,saham, dan lain-lain.

2.1.4 Risiko Investasi

Dalam berinvestasi seseorang dihadapkan pada suatu risiko yang dinamakan risiko investasi, sehingga dalam melakukan investasi seseorang harus memperhatikan tingkat risikonya. Menurut Tandeliin (2001:46) Risiko investasi adalah

“Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual dengan return yang diharapkan. Semakin besar perbedaanya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut”

Pengertian lain dari risiko yang dikemukakan oleh Gitman (2013:214) adalah “ Risk is the change of financial loss or more formally, the variability of return associated with a given asset”. Bisa ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari pengertian diatas bahwa risiko investasi adalah kerugian dari perubahan financial atau variasi dari pengembalian asset.

2.2 Pasar Modal

2.2.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana

dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010:26). Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Adanya pasar modal (capital market), membuat investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return).

2.2.2 Peranan Pasar Modal

Peranan pasar modal menurut Ang (1997) dalam perekonomian negara adalah:

1. Fungsi Investasi.

Uang yang telah disimpan di dalam bank pasti akan mengalami penyusutan. Nilai mata uang cenderung akan menurun di masa yang akan datang karena terjadinyanya inflasi, perubahan kurs, pelemahan ekonomi, dan lain-lain. Apabila uang tersebut diinvestasikan di pasar modal keuntungan yang di dapat oleh investor adalah investor dapat melindungi nilai investasinya, dan uang yang diinvestasikan di pasar modal cenderung tidak mengalami penyusutan karena aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh emiten.

2. Fungsi Kekayaan

Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak mengalami depresiasi seperti aktiva lain. Semakin tua nilai aktiva seperti, mobil, gedung, kapal laut, dll, maka nilai penyusutannya akan semakin besar pula. Akan tetapi obligasi saham deposito dan instrument surat berharga lainnya tidak akan mengalami depresiasi. Surat berharga mewakili kekuatan beli pada masa yang akan datang.

3. Fungsi Likuiditas

Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal bila dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dapat dilakukan dengan cepat dan murah, walaupun nilai likuiditasnya lebih rendah daripada uang, tetapi uang memiliki kemampuan menyimpan kekayaan yang lebih rendah daripada surat berharga, hal ini terjadi karena nilai uang mudah terganggu oleh inflasi dari waktu ke waktu.

4. Fungsi Pinjaman

Pasar modal dalam suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan murah hal ini terjadi karena pinjaman dari bank-bank komersial pada umumnya mempunyai tingkat bunga yang tinggi. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang menjual obligasi pada pasar uang dapat memperoleh dana dengan biaya bunga yang lebih rendah daripada bunga bank.

2.3 Teori Saham

2.3.1 Pengertian Saham

“Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan” (Hartono,2008: 25). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan (Hartono, 2008: 112). Saham biasa dikenal sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, atau cukup disebut ekuitas (equities), menunjukkan bagian kepemilikan di sebuah perusahaan. Masing-masing lembar saham biasa mewakili satu suara tentang segala hal dalam pengurusan perusahaan dan menggunakan suara tersebut dalam rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan (Bodie, Kane, Marcus, 2006: 59).

Pemegang saham biasa memiliki beberapa hak, yaitu (Hartono, 2008: 112-113):

1. Hak Kontrol

Hak pemegang saham untuk memilih pimpinan perusahaan. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi atau pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Bagian dari keuntungan perusahaan ini berupa deviden dan semua pemegang saham biasa memiliki hak yang sama.

3. Hak Preemptive

Hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Hak Preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tanbahan saham yang baru, sehingga persentase pemilikannya tidak berubah. Hal ini bertujuan untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.

2.4 Teori Kepercayaan

2.4.1 Pengertian Teori Kepercayaan

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).

Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).

Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dimana penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui antara dua variabel atau lebih. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010). Analisis kuantitatif ini menggunakan sampel dalam proses kerjanya untuk memecahkan masalah yang ada. Metode kuantitatif ini membantu untuk memberikan penjelasan tentang fakta yang dihadapi.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Nawawi (1985 :141) mengatakan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Menurut Riduwan dan Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.

Suharsimi Arikunto (1998 :117) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sedangkan menurut Sugiyono (1997 :57) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi.

Dalam penelitian ini, data yang digunakan oleh peneliti adalah harga saham di Indeks Harga Saham IHSG. Peneliti mengambil beberapa sampel yng dibutuhkan dalam penelitian.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder. Peneliti memperoleh data dari Indeks Harga Saham Gabungan.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dalam teknik pengumpulan datanya. Metode ini adalah metode yang mengumpulkan data berupa data atau arsip yang memiliki hubungan dengan masalah penelitian yang digunakan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Bhisma Murti (1996) mengatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Sudigdo Sastroasmoro, variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan ada sebagai berikut:

a. Harga Saham

Merupakan nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah listed di bursa efek, dimana saham tersebut telah beredar. Harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan.

3.5 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 dalam proses kerja ini. Dimana peneliti menggunakan uji normalitas dengan alat uji Kolmogorov Smirnov (One Sample T-Test). Dalam menggunakan alat uji Kolmogorov Smirnov (One Sample T-Test) ini, apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data tersebut terdistribusi normal. Tujuan dari melakukan uji normalitas ini untuk mengetahui apakah harga saham sebelum dan setelah pelantikan presiden 2014 ini telah terdistribusi normal atau tidak.

Apabila data harga saham terhadap pelantikan presiden 2014 telah terdistribusi normal, maka selanjutnya adalah melakukan uji beda yaitu dengan menggunakan uji Paired Samples Test, uji Paired Samples Test ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara harga saham sebelum dan setelah pelantikan presiden 2014.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini:

a). Dalam proses menguji hipotesis pertama yaitu terdapat perbedaan harga saham sebelum dan setelah pelantikan presiden 2014, maka hal ini menggunakan alat uji One Sample T-Test untuk mengetahui data tersebut telah terdistribusi normal atau tidak. Hipotesis statistik pengujian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: x=

H2: ≠

Apabila thitung ≤ ttabel atau Sig. > 0.05, maka H1 diterima. Jika thitung > ttabel atau Sig. < 0.05, maka H2 diterima.

b. Dalam menguji adanya perbedaan harga saham sebelum dan setelah pelantikan presiden 2014, digunakan alat uji Paired Sample T-Test. Hipotesis statistik untuk pengujian ini adalah sebagai berikut:

H1: μsebelum – μsesudah = 0

H2: μsebelum – μsesudah ≠ 0

Apabila Sig. > 0.05, maka maka H1 diterima. Jika Sig. < 0.05, maka H1 ditolak.

3.7 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan pengolahan data yaitu menggunakan data harga saham yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

2. Melakukan pengelompokkan data, data harga saham dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu kelompok data harga saham sebelum dan setelah pelantikan presiden 2014 dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.

3. Melakukan uji normalitas terhadap data harga saham tersebut dengan menggunakan program SPSS 16.0.

4. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji One Sample T-Test untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi normal atau tidak pada program SPSS 16.0.

5. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji Paired Sample T-Test untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum dan setelah pelantikan presiden dengan menggunakan program SPSS 16.0.

4.  Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan gabungan yang ada di Indeks Harga Saham Gabungan. Menurut Dahlan Siamat (2001: 205), pasar uang adalah : “suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Jangka waktu instrumen pasar uang biasanya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang”. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), Asuransi Bina Dana Arta Tbk. (ABDA), Acset Indonusa Tbk. (ACST), Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF), AKR Corporindo Tbk. (AKRA), Asahimas Flat Glass (AMFG), Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX), Astra Nasional Tbk (ASII), Astra Otoparts Tbk (AUTO), Bank Central Asia Tbk. (BBCA), Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN), Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ), Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), Indo Kordsa Tbk. (BRAM), Bank of India Indonesia (BSWD), Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN), Bayan Resources Tbk. (BYAN), Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP). Total perusahaan yang digunakan adalah dua puluh perusahaan yang terdaftar dalam IHSG.

4.2 Hasil Pengujian

4.2.1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Harga_1Harga_2
N2019
Normal ParametersaMean7108.106957.53
Std. Deviation4.942E35.379E3
Most Extreme DifferencesAbsolute.206.235
Positive.206.235
Negative-.203-.173
Kolmogorov-Smirnov Z.9231.023
Asymp. Sig. (2-tailed).362.247
a. Test distribution is Normal.

Hasil Pengujian data normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah data terdistribusi dengan normal. Dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang menunjuk pada angka lebih dari 5% sehingga kedua data dapat dikatakan terdistribusi dengan normal.

4.2.2 Uji Paired Simpel T-Test Paired Samples Statistics
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean
Pair 1Harga_17108.10204941.8071105.022
Harga_26767.65205304.2591186.068
Dapat dilihat dalam tabel ini rata-rata dan standar deviasi dari data harga saham yang telah di input ke dalam SPSS. Saya menggunakan Paired Simpel T-test untuk menemukan jawaban penelitian yang diangkat. Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Harga_1 & Harga_220.972.000 

5.  Penutup

5.1 Simpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa harga saham di Indeks Harga Saham Gabungan tidak mengalami peningkatan yang signifikan atau Ho diterima. Jadi pengaruh dari pemerintahan tidak terlalu signifikan terhadap harga saham di IHSG. Harga saham memang menunjukan kenaikan waktu dalam data tetapi waktu diuji kebenaranya, data tidak signifikan dalam menunjukan kenaikanya.

5.2 Saran dan Keterbatasan

Saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah lebih memperbanyak variabel yang digunakan. Selain itu data yang digunakan lebih diperbanyak sehingga data lebih bervariatif. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data terkadang tidak normal karena data bervariatif nilainya.

 DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Nawawi, Hadari (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Riduwan dan Lestari, Tita, Dasar-dasar Statistika, Bandung : Alfabeta, 2001, cet. 2.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

                 

Analisis Perbedaan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Kenaikan harga BBM Bersubsidi (Event Study Pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang Listing di BEI)

Fikri Syahrizal Davi & Daniel Sugama Stephanus

Artikel Ekonometrik

Program Studi Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Ma Chung – Kabupaten Malang

2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 terhadap investasi saham dengan menggunakan metode event Study pada 12 perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari hasil analisis menunjukkan pengujian rata – rata Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity terdistribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan pengujian Paired Sample t-test terhadap Bid Ask Spread pada hari sebelum dan sesudah peristiwa , yaitu pada 12 hari sebelum dan 12 sesudah peristiwa secara statistic tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menyatakan bahwa peristiwa kenaikan bahan bakar minyak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas tawar menawar saham pada 12 perusahaan tersebut. 12 hari sesudah kenaikan harga bahan bakar miyak mengalami kenaikkan Bid Ask Spread yang menandakan bahwa meningkatnya harga saham yang di tawarkan (offer) Dan harga saham yang di tawar oleh investor (Bid)meningkat ditunjukkan dengan rata-rata yang meningkat dari sebelumnya. Sedangkan untuk voume perdagangan , peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tidak berpengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan. Hal ini berarti bahwa peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tidak berpengaruh dan mengindikasikan bahwa investor tidak merespon peristiwa tersebut untuk melakukan transaksi jual/beli di pasar modal.

Kata-kata Kunci : Bid Ask Spread, Trading Volume Activity, Saham, Paired Sample Ttest

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atau asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dalam memiliki saham suatu perusahaan, maka investor mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual belikan di pasar modal. (Tandellin, 2007:18)

Kegiatan perdagangan efek terutama kegiatan di bursa saham, sebagai bagian dari aktivitas ekonomi, tak luput dari pengaruh gejolak yang terjadi dalam suatu Negara terutama ketika adanya kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) Bersubsidi. Peristiwa kenaikan harga BBM memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan oleh para pelaku ini untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas di bursa efek.

Gejolak Negara yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM, secara langsung maupun tidak langsung memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi suatu Negara. Hal ini tentunya karena bahan bakar minyak yang merupakan komoditas utama bagi masyarakat merupakan suatu hal yang memengaruhi perekonomian dan kondisi ekonomi Negara.

Penelitian mengenai pengaruh sebuah peristiwa terhadap aktivitas perdagangan dilakukan melalui event study. Event study merupakan study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar berbentuk setengah kuat. Jogianto (2003:410).

Banyak peristiwa yang dapat mempengruhi harga saham di pasar saat peristiwa tersebut terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada peristiwa yang dapat berpengaruh lamban terhadap harga saham, yang biasa disebut Coorporate Action.

Tetapi ada juga peristiwa yang berdampak drastic dan seketika terhadap harga saham di pasar, karena peristiwa ini tidak terjadi secara berulang setiap tahun akan tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, dan peristiwa ini disebut Insidentil. (Samsul dalam penelitian Roihanah, 2006:27)

Informasi ini mencerminkan salah satu indikator yang diperlukan investor untuk melakukan teransaksi dipasar modal. Kerena informasi yang masuk ke pasar modal ataupun kejadian-kejadian yang tidak berhubungan langsung dengan pasar modal dapat mempengaruhi naik turunya harga saham dalam pasar modal. Salah satu informasi yang ada adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi 18 November Tahun 2014. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini sangat menghawatirkan bagi semua segmen perekonomian, informasi ini menjadi bermakna jika keberadaan informasi ini dapat menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, dimana tercermin dalam perubahan harga saham, volume perdagangan atau karateristik pasar lainnya. Kondisi dari peristiwa kenaikan bahan bakar minyak ini dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut. Berlaku Harga Per Liter tahun Tanggal Premium Solar

Tabel 1. Kenaikan dan Penurunan Harga BBM

2014 17 November Rp8,500.00 Rp7,500.00

2013 22 juni Rp6,500.00 Rp5,500.00

2009 15 Januari Rp4,500.00 Rp4,500.00

2008 15 Desember Rp5,000.00 Rp4,800.00

1 Desember Rp5,500.00 Rp5,500.00

24 Mei Rp6,000.00 Rp5,500.00

2005 1 Oktober Rp4,500.00 Rp4,300.00

1 Maret Rp2,400.00 Rp2,100.00

2003 21 Januari Rp1,810.00 Rp1,650.00

1 Januari Rp1,810.00 Rp1,890.00

Sumber : Dari data diolah

Peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang penting untuk diperhatikan oleh investor. Kenaikan bahan bakar minyak ini berdampak langsung pada perubahan-perubahan biaya oprasional dari perusahaan yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi (Arisyahidin, 2012). Baru-baru ini kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada Akhir tahun 2014 ini diperkirakan akan berimbas terhadap saham sektor otomotif. Melalui informasi yang ditulis dari katadata.co.id menjelaskan penjualan otomotif tahun ini diperkirakan akan melambat akibat dari kenaikan BBM seiring dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi 2014 akan memberikan efek terhadap penjualan dari produk yang dihasilkan perusahaan.

Peristiwa kenaikan BBM merupakan salah satu kejadian insidentil yang tidak terjadi secara berulang tiap tahunnya, namun akan dapat terjadi sewaktu waktu . Peristiwa ini merupakan salah satu pengaruh yang memengaruhi aktivitas harga saham Peristiwa ini selain berdampak kepada kondisi ekonomi, juga berdampak atas kenaikan dan penurunan pada index saham khususnya pada sektor otomotif yang mana merupakan sektor yang berhubungan langsung dengan bahan bakar minyak (BBM).

Perusahaan PT ASTRA INTERNASIONAL Tbk (ASII) harga saham mulai tanggal 10-14 Nobvember mengalami kenaikan hingga 4,36% , sedangkan ketika terjadi pada tanggal 18 November 2014, melonjak hingga 4,73%, namun 2 hari pasca yaitu pada tanggal 19-20 November mengalami penurunan drastic hingga ke 0%.

Adanya kenaikan dan penurunan harga saham juga berampak terhadap kenaikan dan penurunan volume perdagangan saham perusahaan sektor otomotif dan komponen. Terjadinya perubahan volume dikarenakan investor khawatir adanya pengaruh dari peristiwa tersebut. Sektor otomotif memang memiliki hubungan langsung dengan penggunaan BBM dan yang paling memiliki hubungan dengan pengaruh kenaikan BBM. Dari latar belakang diatas , maka peneliti ingin menkaji  apakah benar dengan adanya kenaikan harga BBM akan memengaruhi perekonomian Indonesia , dilihat dari rasio Bid Ask Spread dan Volume

Perdagangan (Trading Volume Activity) perusahaan sektor otomotif. Maka Peneliti merumuskan Judul “Analisis Perbedaan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Kenaikan harga BBM Bersubsidi (Event Study Pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang Listing di BEI)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi latar belakang di atas, peneliti  menemukan beberapa masalah sehingga peneliti merumuskan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity perusahaan sektor otomotif pada waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga bbm bersubsidi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maslah yang terdapat pada latar belakang penelitian, maka tujuan penelitian adlah sebagai berikut :.

1. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity perusahan sektor otomotif waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM bersubsidi.

1.4 Batasan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka peneliti member batasan yang akan diteliti, yaitu:

1. Saham yang digunakan adalah harga saham penutupan pada tanggal 31 Oktober –4 Desember 2014 dari masing masing perusahaan. Karena harga penutupan saham sudah dapat mewakili fluktuasi harga saham yang terjadi pada 1 periode.

2. Saham yang dipilh untuk diteliti adalah saham yang tergabung di BEI (Bursa Efek Indonesia)

3. Periode Pengamatan diambil yaitu pada tanggal 31 Oktober – 17 November 2014 (Sebelum kenaikan harga) dan 19 November – 4 Desember 2014 (setelah kenaikan harga)

4. Mengunakan Paired sample – t test

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis : hasil yang diteliti dapat memberikan tambahan bukti empiris mengenai fluktuasi saham saat sebelum dan sesudah terjadinya pemilu.

2. Bagi Perusahaan: perusahaan yang listing di BEI dan investor diharapkan mendapatkan gambaran bahwa suatu peristiwa bisa mempengaruhi fluktuasi saham dan kurs mata uang

3. Bagi Pihak Lain: sebagai tambahan pengetahuan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.

4. Bagi Universitas: Sebagai tambahan literature dan bahan pustaka untuk Mahasiswa dan Universitas.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Saham

2.1.1 Pengertian Saham

Salah satu surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau biasa yang disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Tandellin, 2007:18).

Menurut Fabozzi (2003:339) mendefinisikan saham sebagai berikut: “It represents an ownership interest in a corporation. Holders of equity securities are entitled to the earnings of the corporation when those earnings are distributed in the form of dividends; they are also entitled to a pro rata share of remaining equity in case of liquidation.”

Artinya saham mewakili kepemilikan di dalam suatu perusahaan. Para pemegang saham berhak atas pendapatan dari perusahaan dimana pendapatan tersebut di bagikan dalam bentuk dividen yang juga berhak atas saham dari sisa modal jika terjadi likuidasi. Saham juga dapat didefinisikan sebagai sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Rusdin, 2006:68). Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham.

Nilai saham dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu (Rusdin, 2006:68):

1. Nilai Nominal (Nilai Pari)

Merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan.

2. Nilai Dasar

Merupakan nilai yang ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan

3. Nilai Pasar

Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.

Dalam perdagangan saham, tentu saja terdapat faktor-faktor yang memengaruhi harga saham. Tidak hanya faktor internal tetapi juga faktor eksternal. Faktor eksternal yang memengaruhi seperti: tingkat suku bunga (Interest rate), kondisi ekonomi, nilai tukar, harga minyak dunia, sosial politik, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor internal seperti: manajemen perusahaan, operasional perusahaan, jenis produk, dan lain sebagainya.

2.1.2 Jenis Saham

Saham merupakan salah satu bentuk instrumen investasi yang paling banyak diminati oleh investor. Bagi perusahaan yang telah go public perusahaan tersebut dapat menjual sahamnya kepada masyarakat luas dan masyarakatpun dapat memilih beberapa jenis saham untuk berinvestasi.Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu (Rusdin,2006:69-71):

a. Saham berdasarkan atas cara peralihan, dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)

Adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.

2. Saham Atas Nama (Registered Stock)

Di atas sertifikat ditulis nama pemiliknya. Cara pengalihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu dengan dokumen pengalihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika sertifikat ini hilang, pemilik dapat meminta penggantian karena namanya sudah ada di dalam buku perusahaan.

b. Menurut hak tagihan (klaim)

1. Saham biasa (common stock). Surat berharga yang paling banyak dan luas perdagangannya. Pemegang surat berharga ini memunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham biasa menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas keuangan perusahaan setelah dilikuidasi dibandingkan dengan saham preferen.

2. Saham preferen (preferred stock). Di dalam prakteknya,

terdapat beberapa jenis saham preferen yaitu:

a) Cumulative preferred stock.

Pemilik saham jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu. Dalam arti bahwa jika dalam tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini dipertimbangkan pada tahun-tahun berikutnya. Pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen selalu didahulukan dari pemegang saham biasa.

b) Noncumulative preferred stock.

Pemilik saham jenis ini mendapatkan prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu dividen yang dibayarkan lebih besar daripada jumlah yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungakan pada tahun berikutnya.

c) Participating preferred stock.

Pemilik saham jenis ini selain

d) memperoleh dividen ekstra, setelah dividen dibayarkan penuh kepada seluruh pemegang saham preferen, mereka juga memperoleh dividen ekstra bersama-sama dengan pemegang saham biasa.

Harga saham di bursa dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, antara lain pengaruh peraturan perdagangan saham, ketat tidaknya pengawasan atas pelanggaran oleh pelaku bursa, psikologi pemodal secara masal yang berubah-ubah antara pesimistis dan optimistis, dan lain-lain.

2.1.3 Karakteristik Saham

Dalam Fahrudin  dan Supian  (2001:8), saham memiliki beberapa karakteristik, antara lain yaitu:

a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

b. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).

c. Memiliki hak terakhir (yunior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban dilunasi.

d. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

e. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Saham

Nilai pasar saham ini dipengaruhi oleh faktor yang langsung dan tidak langsung. Nilai saham dapat berubah setiap saat, tergantung kondisi pasar, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang berkembang atauisu lain yang menerpa pasar modal.

Di samping itu, harga saham pada dasarnya sangat terkait dengan kesehatan keuangan perusahaan. Ketika penghasilan perusahaan naik, keyakinan investor juga akan tinggi, maka harga sahampun biasanya naik. Jika perusahaan mengalami kerugian atau tidak mencapai target yang diharapkan harga saham biasanya jatuh.

Menurut Houston dan Brigham (2004:24), bahwa harga saham perusahaan tergantung pada faktor-faktor berikut :

1. Proyeksi laba per saham,

2. Waktu diperolehnya laba,

3. Tingkat risiko dari proyeksi laba,

4. Proporsi utang perusahaan terhadap equitas (DER),

5. Kebijakan pembagian dividen (DPR).

Di samping itu ditentukan juga oleh kondisi perusahaan yang bersangkutan artinya makin baik kinerja perusahaan, makin tinggi laba, makin besar keuntungan yang dinikmati pemegang saham dan makin besar pula kemungkinan harga saham naik. Selain kinerja perusahaan, prospek, dan perkembangan industri dimana perusahaan berada, kondisi mikro dan makro ekonomi juga mempengaruhi harga suatu saham.

2.1.5 Risiko Investasi Saham

Saham dikenal dengan karakteristirk high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Pemodal bisa mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) yang tinggi dalam waktu singkat dan juga dapat mengalami kerugian besar dalam waktu yang singkat pula. Oleh karena itu pemodal diperlukan mengetahui risiko-risiko yang harus dihadapi, antara lain yaitu (Fahrudin dan Hadianto, 2001):

a. Tidak Mendapat Dividen

b. Capital Loss

c. Perusahaan Bangkrut

d. Saham di Delist dari Bursa (Delisting)

e. Saham di Suspend

2.2 Pasar Modal

Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus fund) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit fund), di mana dana yang diperdagangkan merupakan dana jangka panjang Manan, (2009).

Menurut Tandelilin, (2007) pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam arti konkret adalah produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa lembar surat-surat berharga di bursa efek.

Menurut Manan (2009), Pasar modal dibedakan atas dua segmen, yaitu

1. Non Securities Segment

Segmen ini menyediakan dana dari lembaga keuangan langsung kepada perusahaan. Investasi yang dilakukan tidak dengan negotiable securities secara bebas yang dapat dijual secara mudah kepada perorangan maupun kepada investor kecil. Perusahaan yang meminjam langsung berunding dengan lembaga penyedia dana, dan biasanya lembaga keuangan tersebut akan menahan tanda bukti investasi perusahaan sampai dengan pembayaran selesai.

2. Securities Segment

Securities Segment menyediakan sumber pembelanjaan perusahaan jangka panjang dan memungkinkan perusahaan perusahaan melakukan investasi pada barang modal, memperbanyak alat-alat produksi dan menciptakan kesempatan kerja. Dengan kata lain, segment ini untuk memobilisasi tabungan jangka panjang,menyediakan saluran tabungan yang dapat ditarik atau ditempatkan pada investasi jangka panjang pada perusahaan-perusahaan produktif.

2.3 Teori Spread

Pengertian bid-ask spread menurut Fatmawati (1999) adalah presentase selisih antara bid-price dengan ask-price. Bid-price memunyai arti harga tertinggi yang diinginkan oleh dealer, sedangkan ask-price adalah harga terendah yang ditawarkan oleh penjual untuk pembeli (Gitman: 2000). Perbedaan antara penawaran jual dengan penawaran beli pada transaksi saham disebut sebagai bid ask spread (Jaffe dan Winkler, 1976; Stoll, 1989).

Dalton (1993) mengelompokkan pihak-pihak yang berpartisipasi di NYSE sebagai floor brokers, two-dollars brokers, bond brokers, competitive traders, competitive market makers (dealers), dan specialist. Floor brokers, two-dollars brokers dan bond brokers cenderung berfungsi sebagai perantara jual beli sekuritas untuk mendapatkan komisi. Sedangkan competitive traders, competitive market makers dan specialist melakukan aktivitas jual beli sekuritas untuk mendapatkan keuntungan (capital gain). Pada kondisi tertentu competitive traders dan competitive market makers dapat bertindak sebagai broker. Dengan demikian competitive traders dan competitive market makers dapat bertindak sebagai dealer maupun broker di NYSE. Broker dan dealer dapat dikatakan sebagai perantara perdagangan sekuritas yang dilakukan individu secara tidak langsung.

Broker akan melakukan transaksi atas nama investor sedangkan dealer melaksanakn transaksi untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Market makers akan mendapatkan keuntungan kompensasi karena aktivitas membeli dilakukan pada saat harga beli (bid-price) lebih rendah daripada true price dan menjual saham pada saat harga jual (askprice)  saham lebih tinggi daripada true price (Stoll: 1989).

2.3.1 Faktor Yang Memengaruhi Spread

Menurut Stoll (1989) penentuan besarnya spread oleh market maker merupakan kompensasi untuk menutupi adanya tiga jenis biaya antara lain:

a) Inventory-Holding Cost (Biaya Kepemilikan)

Biaya kepemilikan mencerminkan risiko hargadan opportunity costterhadap pemilikan suatu sekuritas.

b) Order-Processing Cost (Biaya Pesanan)

Biaya pesanan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan proses perdagangan suatu sekuritas, komunikasi pencatatan dan kliring transaksi.

c) Adverse Information Cost (Biaya Informasi)

Biaya informasi merupakan biaya yang terjadi jika dealer melakukan transaksi dengan investor yang memiliki informasi superior.

2.4 Volume Perdagangan

Dalam membuat keputusan investasinya, seorang investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk itu investor seharusnya melakukan analisis sebelum menetukan saham yang akan mereka beli. Dalam melakukan analisis, investor memerlukan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor yang dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah volume perdagangan saham.

Volume perdagangan saham merupakan ukuran besarnya saham tertentu yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut. Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indicator aktivitas perdagangan Trading Volume Activity (TVA).

Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan.

Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split akan meningkatkan investor kecil untuk melakukan investasi sehingga menunjukkan pasar yang semakin likuid. Hal ini akan meningkatkan frekuensi transaksi yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di bursa. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham di bursa dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga return saham.

Perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaam yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama (Ang, 1997).

Fatmawati & Asri (1999) dalam Munawarah (2009) menjelaskan bahwa Trading Volume Acitivy (TVA) merupakan instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui perubahan volume perdagangan saham. Husnan (2005) menjelaskan bahwa Trading Volume Activity (TVA) merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Maka, dapat dikatakan bahwa rumus dari TVA adalah sebagai berikut.

………….………. (1)

2.5 Event Study

Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Pengujian reaksi pasar terhadap adanya suatu peristiwa dapat dilakukan juga untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumumn peristiwa mengandung informasi ekonomi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. (Jogianto, 2007: 410)

Berkaitan dengan pengujian efisiensi pasar, hipotesis efisiensi pasar berkaitan dengan pengujian terhadap pendugaan return (efisiensi pasar bentuk lemah), studi peristiwa (efisiensi pasar bentuk setengah kuat), dan informasi privat (efisiensi pasar bentuk kuat). Jika perubahan harga-harga sekuritas adalah mengikuti langkah acak, berarti perubahan tersebut independent terhadap nilai-nilai masa lalu dan sebaliknya.

Secara statistik pengujian ini ditunjukkan oleh nilai Z yang signifikan (mendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah), dan sebaliknya, jika Z yang tidak signifikan, berasti perubahan harga tidak acak yang berarti tidak mendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah.

Studi peristiwa (pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat) merupakan suatu studi yang mempelajari dampak suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasika sebagai pengumuman. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan mengunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Suatu peristiwa dikatakan memunyai kandungan informasi jika peristiwa tersebut memberikan return kepada pasar, dan sebaliknya. Dengan demikian dikatakan bahwa suatu peristiwa akan direspon positif oleh pasar jika peristiwa tersebut dapat memberikan return pasar.

Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa sebenarnya event study dapat dikatakan untuk melihat reaksi pasar modal (dengan pendekatan harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu. Langkah-langkah dalam desain event study biasanya meliputi beberapa tahapan berikut:

1. Identifikasi peristiwa atau pengumuman yang kemungkinan memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga saham.

2. Merumuskan hipotesis berdasarkan tinjauan literature.

3. Menentukan perusahaan yang akan dijadikan sampel

4. Menentukan rentang waktu pengamatan (event window).

5. Menghitung variable diukur di sekitar terjadinya suatu peristiwa.

6. Menguji signifikansi variabel diukur di sekitar terjadinya suatu peristiwa pengumuman dengan menggunakan uji z-test. (Supramonodalam & Husna ,2010)

2.6 Penelitian Terdahulu

1. Anggraini(2003): Analisis Perubahan Bid ask spread dan Volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split (studi kasus pada perusahaan yang listing di BEJ periode tahun (2000 -2002)

Bid–Ask Spread – Volume Peradagangan Saham (TVA= trading volume activity) Paired Sample T Test,

Sampel perusahaan yang listing di BEI. Perusahaan stock spliit memengaruhi perubahan bid ask spread sehingga terdapat perubahan yang signifikan antara rata” sebelum dan sesudah bid ask spread .Tidak ada perubahan antara rata-rata volume penjualan sebelum dan sesudah stock split.

2. Hamidi (2008): Analisis likuiditas saham sebelum, saat dan sesudah bencana banjir antara tahun 2007-2008 di ibukota Jakarta (studi pada industri dasar dan kimia di BEI)

Bid Ask Spread – Volume perdagangan – Market widthResiliency- AVP Paired Sample T Tes

 Sampel perusahaan industry kimia Hasil dari variabel terikat dari indikator likuiditas saham (AVP, bid ask spread, width dan resiliency) tidak menunjukkan perbedaan yang  signifikan. Pada saat dan sesudah tidak ada perbedaan yang signifikan. Ada saat dan sesudah tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk penilaian individu ada beberapa saham yang dipengaruhi

3. Sari (2006): Analisis Reaksi Saham terhadap News dan Rumors (Event  Study:Kenaikan BBM dan Bom Bali 1 Oktober 2005 pada JII)

News and Rumors – Return – AAR – CAR  – CAAR  – Paired Sample T Test,

Terdapat perbedaan abnormal (6 hari sebelum dan 3 hari sesudah).

Tidak terdapat perbedaan pada return AAR.

4. Fitria (2009) Analisis Harga Saham Sebelum, Saat dan Setelah Pemilihan Presiden Amerika (studi pada perusahaan energy yang listing di BEI)

AR – AAR – CAAR  – Paired Sample T Test,

Pada variabel CAAR terdapat pengaruh yang signifikan.

Pada variabel AAR tidak terdapat pengaruh yang signifikan.

Pada uji t terdapat banyak nilai yang positif pada variabel AR baik sebelum maupun sesudah peristiwa.

5. Husna (2010): Analisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pemilu Legislatif 2009 (Event study pada sektor Harga Saham.

Paired Sample T Test, Terdapat pengaruh atau perbedaan yang signifikan antara harga saham sektor properti dan real estate sebelum dan sesdudah pemilu legislative 2009 property dan real  estate yang listing di BEI)

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

H01: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Bid Ask Spread sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi  2014

Ha1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Bid Ask Spread sebelum dan seseudah kenaikan bbm berubsidi 2014

H02 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014

Ha2 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Trading Volume Activity sebelum dan seseudah kenaikan bbm berubsidi 2014

2.8 Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Permasalahan Penelitian : Menganalisis perbedaan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga bbm tahun 2014 .

Teori: – Saham – Pasar Modal – Teori Spread – Volume Perdagangan – Event Study

Hipotesis Penelitian – Uji dan analisis data – Hasil Uji

3.  METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian menggunakan Studi Peristiwa (Event Study). Menurut Jogiyanto (2007) , event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengunguman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar berbentuk setengah kuat.

Dalam penelitian ini studi peristiwa yang akan diuji kandungan informasinya adalah Kenaikan harga bbm tahun 2014 terhadap tingkat volume perdagangan dan Spread saham perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sektor otomotif dan sub komponen di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut Jogiyanto (2009) , terdapat empat kategori dalam penelitian event study. Yaitu :

a) Kandungan informasi (Information Content)

Penelitian ini digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa.

b) Efisiensi pasar (market efficiency)

Pengujian ini adalah suatu bentuk lanjutan dari pengujian kandungan informasi.

c) Evaluasi model (model evaluation)

Penelitian yang mengevaluasimodel-model yang digunakan di studi peristiwa untuk menentukan model mana yang paling sesuai untuk kondisi yang tertentu.

d) Penjelasan mertik (metric explanation)

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penyebab reaksi pasar lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan return taknormal sebagai dependen variabel dan variabel-variabel penyebab.

Penelitian ini didasarkan pada pengamatan 24 hari bursa disekitar peristiwa, yaitu 12 hari sebelum peritiwa (h-12 hingga h-1) , dan 12 hari sesudah peristiwa (h+1 hingga h+12). Penelitian ini menggunakan 12 hari sebelum kenaikan harga BBM tahun 2014, dan menggunakan 12 hari sesudah kenaikan harga BBM tahun 2014, diasumsikan bahwa peristiwa kenaikan harga bbm benar-benar berpengaruh terhadap aktivitas perdagangan saham tanpa dipengaruhi oleh faktor lain.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian menurut Arikunto (2006), Sedangkan menurut Supomo dan Indiantoro (2002), populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memunyai karakteristik tertentu.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah semua perusahaan yang masuk dalam daftar indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan untuk sampel, menurut Supomo dan Indiantoro (2002), sebagian dari elemen-elemen populasi. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah Semua perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar dalam Indeks Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel terdiri dari 12 Perusahaan yang listing di BEI.

Tabel 3. Jumlah Sektor Otomotif dan Komponen

No Kode Saham Nama Perusahaan/Emiten

1. ASII Astra International Tbk.

2. AUTO Astra Otoparts Tbk.

3. BRAM Indo Kordsa Tbk.

4. GDYR Goodyear Indonesia Tbk.

5. GJTL Gajah Tunggal Tbk.

6 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk.

7. INDS Indospring Tbk.

8. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

9. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.

10. NIPS Nipress Tbk.

11. PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk.

12. SMSM Selamat Sempurna Tbk.

Sumber : Data diolah

Pengambilan sampel menggunakan metoda Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu dan criteria tertentu yaitu merupakan perusahaan Otomotif dan Komponen serta sahamnya diperjualbelikan di sekitar tanggal peristiwa.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang artinya diperoleh dari dalam bentuk yang sudah dipublikasikan ataupun sudah jadi dan diperoleh dari pihak lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), dan berasal dari Website Finance.yahoo.com dan data dari jurnal lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan hal yang penting, oleh karena itu kegiatan ini harus dilaksanakan dengan sangat tepat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metoda dokumentasi. Metode dokumentasi pada penelitian ini mengumpulkan data sekunder melalui Website serta mencari bahan pustaka dalam menunjang penelitian ini menggunakan teknik Library Research. Nawawi (2005) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku mengenai pendapat maupun dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel independen dan dependen. Penelitian ini melihat pengaruh yag diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen . Variabel Independen dalam penelitian ini adalah kenaikan bahan bakar minyak (BBM) Tahun 2014, sedangkan untuk variabel Dependennya adalah Bid Ask Spread dan TVA (Trading Volume Activity)

a) Bid Ask Spread

Variabel dependen pertama adalah Bid Ask Spread. Bid-ask spread menurut Fatmawati (1999) adalah presentase selisih antara bidprice dengan ask-price. Untuk menentukan bid ask spread dapat menghitung persentase spread dengan menggunakan harga beli (bid price) dan harga jual (ask price) selama window period.

Akmila dan Hadri (2003) menyatakan persentase spread dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

……………………………………………………….(2)

Keterangan:

Spreadi,t : Spread saham i pada hari ke-t

BIDt : Harga Beli Saham pada hari ke-t

ASKt : Harga Jual Saham pada hari ke-t

b) TVA (Trading Volume Activity)

Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar (Sutrisno: 2000). Zulhawati (2000) menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham (i) pada periode (t) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

,…………….(3)

Keterangan:

TVAi,t : Volume Perdagangan saham i pada waktu t

Number of shares of firm trading on t : Jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu t

Number of shares of firm outstanding on t : Jumlah Saham yang beredar pada waktu t.

c) Rata – rata TVA (ATVA)

………………………………………….(4)

ATVA : Rata rata Trading Volume Activity

TVAi,t : TVA pada hari t

N : Jumlah Sekuritas/prusahaan yang terpengaruh dengan peristiwa

3.5 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Event Study. Menurut Jogiyanto ( 2007), Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Pengujian reaksi pasar terhadap adanya suatu peristiwa dapat dilakukan juga untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumumn peristiwa mengandung informasi ekonomi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan.

Pengujian penelitian ini menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 21.0. Penelitian ini menggunakan analisis statistika deskriptif. Analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis data yang telah dikumpulkan, digolongkan atau dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasi secara objektif.

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Santoso (2001) dalam Arisyahidin (2012), data dikatakan telah normal jika nilai signifikansi dari hasil pengujian Klomogorov- Simirnov lebih besar dari 5% (>0.05) dan tidak berdistribusi secara normal jika data lebih kecil dari 5% (<0.05). Uji Normalitas ini  digunakan untuk melihat variabel TVA (Trading Volume Activity) dan variabel Bid ask spread apakah sudah terdistribusi normal atau tidak.

Penelitian ini juga menggunakan uji beda berpasangan (Paired sample t-test). Uji beda yang dalam penelitian ini dilakaukan untuk mengetahui kebermaknaan atau pengaruh berlakunya kebijakan kenaikan harga BBM terhadap Bid Ask Spread dan volume perdagangan saham tanpa melihat seberapa besar parameter pengaruh antar variabel yang diteliti.

Berikut ini merupakan langkah langkah pengujian uji beda berpasangan:

a) Menentukan Menentukan tingkat signifikansi: α= 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar n-1.

b) Perbandingan t-hitung dan t-tabel

– Jika –t tabel < thitung < t tabel, maka Ho diterima.

– Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.

c) Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan level of significance 5% (0,05)

– Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.

– Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.

d) T tabel dapat dilihat pada table statistik pada signifikansi 0,05 :

2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-1.

3.6 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Mengolah data berupa Bid ask Spread dan Trading Volume Activity yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

b) Mengelompokkan data volume saham dan harga saham bid dan offer harian saham tersebut berdasarkan duabelas hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM (h-12), dan duabelas hari setelah kenaikan BBM (t+12) dan melakukan perhitungan Trading volume activity dan bid ask spread dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

c) Melakukan perhitungan rata-rata TVA berdasarkan duabelas hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM dan duabelas hari setelah kenaikan BBM dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

d) Menguji normalitas data rata – rata bid ask spread dan rata-rata TVA pada program SPSS 21.0.

e) Menguji hipotesis 1 dengan uji Paired Sample t-Test atau pada program SPSS 21.0.

f) Menguji hipotesis 2 dengan uji Paired Sample t-Test pada program SPSS 21.0.

g) Setelah mengetahui hasil output untuk kedua variabel, melakukan analisis guna mengetahui hasil penelitian.

4.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analis Data Pengujian Bid Ask Spread

4.1.1 Deskripsi Data

Tabel 4. Tabel perhitungan rata rata Bid Ask Spread

Tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan antara rata rata Bid Ask Spread. Adanya angka minus pada h-6,h-8,h-9, h-10, dikarenakan pada hari tersebut, selisih harga minus, dikarenakan pada hari itu perusahaan BRAM tidak menawarkan saham yang diperdagangkan, namun masih ada yang menawar harga saham tersebut. Dari table tersebut adanya fluktuasi angka bid ask spread. Paa h-12 sebelum kenaikan bahan bakar minyak, terjadi penurunan drastic hingga h-8 , yaitu dari angka 0.06157793, hingga (–0.141007867), smpat mengalami kenaikan pada h-7, dan penurunan drastic pada hari selanjutnya. Pada h-4 hingga h-1

HARI RATA RATA BID ASK SPRD HARI      RATA RATA BID ASK SPREAD

H-1 0.031996086 H+1 0.036742557

H-2 0.038104546 H+2 0.044457549

H-3 0.041778368 H+3 0.033290032

H-4 0.033594733 H+4 0.030562214

H-5 0.04188117 H+5 0.042099535

H-6 -0.139145005 H+6 -0.149604233

H-7 0.029183781 H+7 -0.149575778

H-8 -0.141007867 H+8 0.028127531

H-9 -0.132616189 H+9 0.028422543

H-10 -0.148103765 H+10 0.030401161

H-11 0.041934781 H+11 0.022496656

H-12 0.06157793 H+12 0.133438567

Sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak mengalami fluktuasi selisih harga saham (Spread). Begitu juga dengan hari sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak, terjadi kenaikan dan penurunan selisih harga saham (Spread) namun tidak terlalu signifikan .

4.1.2 Descriptive Statistic

Pada table Descriptive Statistics, Jumlah sampel yang digunakan dalam penilitian ini sebanyak 12 hari sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM ) tahun 2014. Rata rata Bid Ask Spread tertinggi adalah rata rata Bid Ask Spread pada dua belas hari sesudah peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak yaitu sebesar 0,0109048612. Sedangkan untuk rata – rata terendah adalah saat duabelas hari sebelum peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014, yaitu sebesar -0.0200684526. Terjadi kenaikan rata- rata Bid Ask Spread sewaktu sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini menandakan jika selisih harga /Spread saham lebih tinggi daripada sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini dikarenakan harga saham yang ditawar (Bid) lebih rendah daripada harga saham yang ditawarkan oleh perusahaan  (Offer/ask)

Tabel 5. Tabel Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

BAS_SEBELUM 12 -.14810377 .06157793 -.0200684526 .08915729367

BAS_SESUDAH 12 -.14960423 .13343857 .0109048612 .08051180790

Valid N (listwise) 12

Sumber: Data Diolah

4.1.3 Uji Normalitas Data Bid Ask Spread

Uji Normalitas untuk menguji data terdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan alat uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pada table One Sample Kolmogorov Smirnov Test. , nilai signifikansi semua sampel Bid Ask Spread lebih besar 0,05 (5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

Tabel 6. Tabel One Sample Kolmogorov-smirnov

Sumber : Data Diolah

4.1.4 Pengujian Paired Sample t-test

Karena data terdistribusi normal , maka pengujian hipotesis pertama yaitu menguji perbedaan rata-raa Bid Ask Spread sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menggunakan uji Paired Sample t-Test. Paired Sample t-test digunakan unuk menguji perbedaan rata – rata antara dua sampel yang berpasangan. Pengujian ini dilakukan terhadap rata-rata Bid Ask Spread.

Tabel 7. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BAS_SEBELUM BAS_SESUDAH

N 12 12

Normal Parametersa,b

Mean -.0200684526 .0109048612

Std. Deviation .08915729367 .08051180790

Most Extreme Differences

Absolute .376 .391

Positive .230 .255

Negative -.376 -.391

Kolmogorov-Smirnov Z 1.304 1.353

Asymp. Sig. (2-tailed) .067 .051

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel 8.  Tabel Paired Sample t-test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error

Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

BAS_SEBELUM BAS_SESUDAH-

.0309733              1375

.10119399            159

.02921218            914

-.09526890          854

.03332228            104

-1.060                    11 .312

Sumber : Data diolah

Berdasarkan Table 8, nilai t hitung sebesar -1.060dengan nilai p sebesar 0,312. Jika dilihat dari t-tabel sebesar 2,201 , maka jika -t-hitung (-1,060) ≤ -ttabel (-2,201) dan p-value (0,312) > α(0,05) maka dapat disimpulkan maka H01 diterima yaitu Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Bid AskSpread sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014.

Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia.  Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas tawar menawar tanpa ada perbedaan harga yang signifikan.

4.2 Hasil Analis Data Pengujian Trading Volume Activity

4.2.1 Deskripsi Data

Tabel 9. Rata–rata Trading Volume Activity

HARI ATVA HARI ATVA

H-1 0.000519858 H+1 0.000476

H-2 0.000916849 H+2 0.000409

H-3 0.00187896 H+3 0.000564

H-4 0.002820727 H+4 0.001006

H-5 0.00116579 H+5 0.000784

H-6 0.000549957 H+6 0.003521

H-7 0.000529399 H+7 0.003969

H-8 0.000238367 H+8 0.000994

H-9 0.000334126 H+9 0.001101

H-10 0.000544904 H+10 0.001510

H-11 0.000188194 H+11 0.000582

H-12 0.000249601 H+12 0.001050

Sumber : Data Diolah

Tabel di atas, menunjukkan rata – rata jumlah TVA mengalami kenaikan dan penurunan baik sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014. Volume perdagangan (TVA) tertinggi pada sebelum kenaikan BBM ada pada hari ke 4 (h-4) yaitu sebesar (0.002820727) , sedangkan terendah pada hari ke 11 sebelum kenaikan bahan bakar minyak (h-11). Pada hari hari sesudah kenaikan bahan bakar minyak jga mengalami kenaikan dan penurunan volume perdagangan . terrendah tercatat pada hari ke 2 sesudah kenaikan bbm (h+2) yaitu sebesar (0.00040900) dikarenakan terjadi penurunan volume pada kode saham AUTO,INDS,MASA dan PRAS. Sedangkan pada hari ke 7 sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak, terajadi peningkatan sebesar (0.003969) karena volume perdagangan saham hampir semua perusahaan meningkat secara signifikan.

4.2.2 Descriptive Statistic ATVA

Tabel 10.  Tabel Descriptive Statistic

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ATVA_SBLM 12 .0008280610 .00079054153 .00018819 .00282073

ATVA_SSDH 12 .0013305000 .00117426360 .00040900 .00396900

Sumber : Data Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa adanya kenaikan pada rata–rata Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah yaitu sebeasar (0,008280610) meningkat menjadi (0,0013305000) . Hal ini menandakan volume perdagangan pada saham perusahaan sektor otomotif dan komponen yang terdafta di BEI meningkat di sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 pada tanggal 18 Desember 2014. Hal ini juga dikarenakan volume perdagangan saham di pasar modal meningkat saat hari – hari kenaikan harga bahan bakar minyak.

4.2.3 Uji Normalitas ATVA (Average Trading Volume Activity)

Tabel 11. Tabel One-Sample Kolmogorov Smirnov

ATVA_SBLM ATVA_SSDH

N 12 12

Normal Parametersa, b

Mean .0008280610 .0013305000

Std. Deviation .00079054153 .00117426360

Most Extreme Differences Absolute .304 .327

Positive .304 .327

Negative -.209 -.216

Kolmogorov-Smirnov Z 1.054 1.134

Asymp. Sig. (2-tailed) .217 .152

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Diolah

Uji Normalitas untuk menguji data terdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan alat uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pada table One Sample Kolmogorov Smirnov Test. , nilai signifikansi semua sampel sebelum dan sesudah Average Trading Volume Activity(ATVA) lebih besar 0,05 (5%) yaitu sebesar 0,217 pada sebelum kenaikan dan 0,152 pada saat sesudah kenaikan sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

4.2.4 Pengujian Paired Sample t-test ATVA

Karena data terdistribusi normal , maka pengujian hipotesis pertama yaitu menguji perbedaan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menggunakan uji Paired Sample t-Test. Paired Sample t-test digunakan unuk menguji perbedaan rata–rata antara dua sampel yang berpasangan. Pengujian ini dilakukan terhadap rata-rata Trading Volume Activity.

Tabel 12. Tabel Pengujian Paired Sample T-test ATVA

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error

Mean 95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper Pair 1

ATVA_SBLM – ATVA_SSDH

-.000502 43900 .001535 71934 .000443 32399 -.001478 18852  .000473 31052 -1.133 11 .281

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan table 4.8, nilai t hitung sebesar -1.133 dengan nilai p sebesar 0,281. Jika dilihat dari t-tabel sebesar 2,201 , maka jika -t-hitung (-1,133) ≤ -t-tabel (-2,201) dan p-value (0,281) > α(0,05) maka dapat disimpulkan maka H02 diterima yaitu Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas perdagangan saham di bursa saham Indonesia.

Trading Volume Activity (TVA) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui perilaku investor dengan menggunakan parameter pergerakan volume perdagangan di pasar. Perhitungan TVA saham dilakukan dengan membandingkan jumlah saham yang ditransaksikan pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada perusahaan tersebut pada periode yang sama. Apabila kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tingg di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar modal akan membaik (bullish).Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang

membaik (bullish).

Hal ini ditunjukkan dengan tidak signifikannya perbedaan yang dialami sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Angka tersebut dalam nominal menunjukkan perbedaan, namun ketika diuji secara setatistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan . Tidak signifikannya perbedaan TVA sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak mengindikasikan investor harus berhati hati dalam melakukan transaksi jual beli saham. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pasar modal dalam keadaan lesu atau kuarang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata trading volume activity yang berubah namun tidak ada perubahan yang terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak mengindentifikasi informasi baru yang diumumkan ke pasar, sehingga tidak mengubah preferensi investor untuk mengubah keputusan investasinya.

Jadi, investor cenderung menahan sahamnya guna mengantisipasi dari pengummuan yang terjadi, dikarenakan investor menganggap peristiwa hanya berlangsung sesaat dan efek dari pengumuman hanya berjangka pendek saja terhadap return saham yang dimiliki investor.

5.  PENUTUP

5.1.Simpulan

Bid Ask Spread sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak pada saham perusahaan sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan. Hari sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak. Adanya angka minus pada h-6,h-8,h-9, h-10 selisih harga minus, dikarenakan pada hari itu perusahaan BRAM tidak menawarkan saham yang diperdagangkan , namun masih ada yang menawar harga saham tersebut. Dari hasil perhitungan tersebut adanya fluktuasi angka bid ask spread. Paa h-12 sebelum kenaikan bahan bakar minyak, terjadi penurunan drastic hingga h-8 , yaitu dari angka 0.06157793, hingga (–0.141007867), smpat mengalami kenaikan pada h-7, dan penurunan drastic pada hari selanjutnya. Pada h-4 hingga h-1 sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak mengalami fluktuasi selisih harga saham (Spread). Begitu juga dengan hari sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak, terjadi kenaikan dan penurunan selisih harga saham (Spread) namun tidak terlalu signifikan.

Setelah pengujian menggunakan uji Paired Sample t-test . hasil ditunjukkan bahwa Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas tawar menawar tanpa ada perbedaan harga yang signifikan.

Demikian juga dengan pengujian Trading Volume Activity . Terjadi kenaikan dan penurunan volume perdagangan sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak. Kenaikan terjadi beberapa hari sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini justru mengalami kenaikan volume perdagangan karena investor meningkatkan volumepedagangan dan tidak terpengaruh dengan peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak. Uji Beda juga dilakukan dan hasil menunjukkan bahwa ,tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas perdagangan saham di bursa saham Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan tidak signifikannya perbedaan yang dialami sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Angka tersebut dalam nominal menunjukkan perbedaan, namun ketika diuji secara setatistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan . Tidak signifikannya perbedaan TVA sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak mengindikasikan investor harus berhati hati dalam melakukan transaksi jual beli saham.

Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pasar modal dalam keadaan lesu atau kuarang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata trading volume activityyang berubah namun tidak ada perubahan yang terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak mengindentifikasi informasi baru yang diumumkan ke pasar, sehingga tidak mengubah preferensi investor untuk mengubah keputusan investasinya. Jadi, investor cenderung menahan sahamnya guna mengantisipasi dari pengummuan yang terjadi, dikarenakan investor menganggap peristiwa hanya berlangsung sesaat dan efek dari pengumuman hanya berjangka pendek saja terhadap return saham yang dimiliki investor.

5.2.Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya.

1. Gunakan atau menambah variabel lain seperti variabel Abnormal Return, Return Saham atau variabel lain yang berkaitan dengan pasar modal dan saham.

2. Memperbanyak sampel dengan cara menggunakan perusahaan sektor lain atau indeks saham seperti LQ45 atau Kompas 100, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih digeneralisasikan.

3. Memperbanyak perioda waktu penelitian, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Gema Insani Press : Jakarta

Akmila , Fitriarti dan Hadri Kusuma, 2003. “The Effect of Stock Splits on Liquidity : The case of Companies Listed on Jakarta Stock Exchange (JSX)”.The Journal of Accounting , Management , and Economics Research.

Volume 3 , No.1 page 35-49 Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F.,2006, Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Yulianto,Akbar, Ali , Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat

Fabozzi, Frank J. and Peterson, Pamela P., 2003, Financial Management and Analysis, Second Edition, John Wiley & Sons, Inc. Hoboken, New Jersey

Fachruddin, M. dan M. Sopian Hadianto. 2001, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Buku Satu, Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada: Yogyakarta

Hs, Arisyahidin. 2012. Dampak Kebijakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Investasi Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2,September 2012.

Indiriantoro, dan Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Petama, BPFE: Yogyakarta

Jogianto, 2003. Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi III. Cet I BPFE: Yogyakarta

Jogiyanto, H. M. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE: Yogyakarta

Manan, Abdul. 2009. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia. Kencana Prenada Media Group : Jakarta

Munawarah. 2009. Analisis Pebandingan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Suspend BEI (Studi Kasus pada Saham LQ-45 di BEI periode 6-15 Oktober 2008). Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

Rusdin. 2006. Pasar Modal. Alfabeta Bandung Stoll, Hans R. 1989. “Inferring the Components of The Bid Ask Spread : Theory and Empirical Tests”. The Journal of Finance. Vol 44, No.1 . PP 115-134

Tandelilin, Eduardus. 2007, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,BPFE: Yogyakarta

http://www.finance.yahoo.com, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

http://www.idx.co.id, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

Pengaruh Pelantikan Presiden Joko Widodo Terhadap Harga Saham PT Telkom

Vanny Febiola Nitte & Daniel Sugama Stephanus

Artikel Ekonometrika

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan suatu instrumen ekonomi yang sangat sensitif dengan informasi – informasi yang berhubungan dengan faktor ekonomi maupun yang non ekonomi. Beberapa faktor ekonomi seperti inflasi, kurs, dan suku bunga merupakan penyebab bereaksinya bursa saham di pasar modal. Selain itu, faktor non ekonomi seperti politik, sosial keamanan dan lingkungan yang tidak berkaitan langsung dengan pasar modal juga dapat mempengaruhi pasar saham. Contoh dalam bidang politik adalah seperti pemilihan presiden baru pada tanggal 20 Oktober 2014 yang lalu.

Pada prinsipnya, risiko investasi di pasar modal sangat berkaitan erat dengan terjadinya volatilitas harga saham yang dipengaruhi oleh informasi. Suatu informasi yang membawa kabar baik (good news) akan menyebabkan harga saham naik, dan sebaliknya informasi yang membawa kabar buruk (bad news) akan menyebabkan harga saham turun (Setyawan, 2006).

Lamasigi (2002) meneliti reaksi pasar modal terhadap peristiwa pergantian presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001, yang memperoleh hasil bahwa pasar modal Indonesia (BEJ) bereaksi terhadap peristiwa diluar kegiatan ekonomi yang memiliki skala nasional. Dari hasil penelitian Lamasigi menunjukan bahwa BEJ bereaksi terhadap peristiwa, tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah peristiwa.

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu pada fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal, maka pihak investor dapat menginvestasikan dananya dengan harapan memperoleh imbal hasil (return), sedangkan pihak issuer dapat memanfaatkan dana tersebut demi kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Dengan adanya pasar modal, diharapkan aktivitas perekonomian dapat meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar, dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Tujuan investor menginvestasikan dananya adalah untuk memperoleh keuntungan (return) yang maksimal dengan risiko tertentu. Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan keuntungan yang maksimum atau tingkat keuntungan tertentu dengan risiko yang minimal. Karena pada umumnya investor lebih memilih investasi yang aman dan rendah risiko dengan keuntungan yang paling tinggi, sehingga dapat memberikan tingkat imbal hasil yang maksimum.

Peristiwa–peristiwa politik, seperti kerusuhan politik, pemilu legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden memang sangat mempengaruhi kegiatan pada bursa. Karena peristiwa–peristiwa tersebut mengandung informasi yang akan dipakai investor dalam menganalisa investasinya. Keadaan politik secara langsung maupun tidak lansung akan mempengaruhi perekonomian suatu negara. Jika keadaan politik suatu negara kondusif maka keadaan perekonomian suatu negara cenderung stabil bahkan kemungkinan bisa berkembang. Sebaliknya jika kondisi politik suatu negara tidak kondusif, maka keadaan perekonomian akan terganggu, karena investor tidak berani berspekulasi untuk investasi karena risiko lebih tinggi. Aksi beli saham kemungkinan akan dilakukan investor begitu bursa dibuka setelah libur panjang, diharapkan investor asing juga akan kembali masuk bursa sehingga pasokan dollar akan mengangkat rupiah.

Tahap selanjutnya investor juga menanti Pemilihan Presiden yang juga tidak lama lagi sehingga masih ada situasi politik yang akan mempengaruhi bursa saham. Setiap kompetisi pasti ada yang unggul dan belum unggul, adanya perbedaan juga hal yang wajar dalam demokrasi. (Harian Suara Merdeka)

Fenomena dan informasi yang ada saat ini sangat memengaruhi tingkat kepekaan pasar modal terhadap harga saham dan volume perdagangan saham yang akan berdampak pada return saham yang akan diperoleh, seperti yang dinyatakan oleh Robert Ang (1997), bahwa analisis kondisi ekonomi merupakan dasar dari analisis sekuritas, dimana jika kondisi ekonomi buruk maka kemungkinan besar tingkat pengembalian (return) saham-saham yang beredar akan merefleksikan penurunan yang sebanding atau return yang abnormal. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi baik maka akan merefleksikan harga saham akan baik pula yang akan berdampak positif pada pengembalian saham (return).

Pada umumnya, informasi yang dibutuhkan investor dapat berasal dari kondisi internal maupun eksternal perusahaan (emiten). Dalam pasar modal yang efisien, pasar akan bereaksi secara cepat terhadap semua informasi yang relevan. Informasi yang dimiliki oleh investor akan tertransformasi dalam bentuk naik-turunnya volume transaksi harian dan frekuensi transaksinya. Volatilitas terjadi karena ada sebagian informasi privat yang terungkap melalui proses transaksi dan bukan karena peningkatan penyebaran informasi publik (Wibowo, 2004).

Budiarto dan Baridwan (1999), menyatakan bahwa reaksi pasar sebagai suatu sinyal terhadap informasi adanya suatu peristiwa tertentu dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi. Para`investor juga dapat melakukan pengamatan tentang informasi volume perdagangan dikaitkan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia, 2004).

Lamasigi (2002) meneliti reaksi pasar modal terhadap peristiwa pergantian presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001, yang memperoleh hasil bahwa pasar modal Indonesia (BEJ) bereaksi terhadap peristiwa diluar kegiatan ekonomi yang memiliki skala nasional. Dari hasil penelitian Lamasigi menunjukan bahwa BEJ bereaksi terhadap peristiwa, tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah peristiwa.

Peneliti mengadakan penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh dari pemilihan presiden 2014 yaitu Jokowi dan Jusuf Kalla terhadap harga saham pada PT  Telkom Tbk atau tidak ada pengaruh terhadap harga saham PT Telkom Tbk.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini ingin menunjukkan apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah terjadi pelantikan presiden baru Jokowi terhadap harga saham pada PT Telkom Tbk.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan harga saham dengan peristiwa pelantikan Presiden Jokowi.

2.  Landasan Teori

2.1 Pemilu di Indonesia

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai.  Pemilu atau pemilihan umum adalah dimana dalam pemilu masyarakat dapat menuangkan langsung akan hak demokrasi untuk memilih langsung seorang pemimpin.

Perjalanan panjang pemilu dalam era demokrasi di Indonesia, telah dimulai sejak Orde Lama, dimana sejak 29 September 1955, telah diadakan pemilu untuk yang pertama kalinya dalam lingkup pemerintahan. Pemilu yang dianggap membuka ruang demokrasi yang semakin terbuka lebar bagi masyarakat ini telah dianggap berhasil dalam menerapkan kejujuran dan keadilan yang sesungguhnya dari masyarakat.

Namun, demokrasi yang sudah mendapatkan wadah tepat ini, menjadi rutinitas yang terus dilaksanakan. Alhasil, sejak pemilu perdana tahun 1955, beberapa periode pemilu berikutnya menyusul pada Orde Baru yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Tetapi seiring kegagalan sirkulasi pergantian kepemimpinan, justru sikap keras kekuasaan semakin nampak dari rezim kekuasaan yang medominasi tanpa control seperti yang terjadi pada masa kepemimpinan Soeharto selama 32 tahun.

Disinilah peran Pemilu dianggap gagal karena tidak mampu melahirkan keadilan dan kejujuran dalam berdemokrasi—sistim politik, sehingga esensi demokrasi yang sesungguhnya belum dapat diterapkan dan menjadi trauma rezim politik tersendiri bagi masyarakat seiring pergolakan yang semakin memanas dan mengiringi tumbangnya Orde Baru. Alih-alih untuk menciptakan demokrasi, yang terjadi justru demorkasi prosedural.

Pemilu Langsung Kali Pertama hingga pasca reformasi, pada tahun 2004 ruang gerak demokrasi masyarakat terbuka lebar untuk menampung seluruh haknya dan memberikan kontribusi secara langsung dalam memilih presiden dan wakil presiden secara langsung melalui pilpres.

Demokrasi langsung yang dapat dikatakan dini ini memerlukan kajian yang cukup singkat dalam menentukan payung hukum yang akan menaungi setiap pelaksanaan Pilpres secara berkesinambungan sesuai dengan kondisi dinamika demokrasi yang hidup di masyarakat.

Kajian dari kondisi demokrasi masyarakat tersebut akhirnya melahirkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dimana didalamnya mencakup keseluruhan ketentuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pilpres. Mulai dari kriteria kandidat calon presiden dan wakil presiden, tata cara pemilihan, dan hal-hal tekhnis lainnya yang menjadi landasan pelaksanaan pilpres.

Seiring dinamika demokrasi masyarakat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 ini tentunya dinilai tidak lagi relevan atau bahkan tidak memadai untuk mengatur kondisi politik saat ini, dimana masyarakat semakin cerdas untuk aktif–progresif dalam melibatkan dirinya di lingkup politik.

Akibatnya, banyak kebutuhan-kebutuhan hukum yang mendesak untuk menaungi dinamika politik masyarakat saat ini, yang tidak terdapat dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003. Konflik-konflik politik, sengketa Pemilu, belum bisa sepenuhnya merujuk atau diatur dalam undang-undang tersebut.

Dengan kata lain, Undang-undang tersebut sudah tidak mampu menaungi kondisi demokrasi masyarakat saat itu, sehingga harus dilakukan perubahan dan membentuk payung hukum baru.

Namun, pada kenyataannya, perjalanan panjang Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tersebut masih menuai polemik dari substansinya yang belum memihak pada dinamika politik yang terus bergejolak, terutama pada pilpres 2014 ini.

Peristiwa–peristiwa seperti ini dapat mempengaruhi pasar modal karena dari banyaknya informasi yang didapat maka para investor akan lebih waspada dalam memilih berinvestasi. Sesuai dengan

2.2 Pasar Modal

2.2.1 Pengertian Pasar Modal

Di dalam Bab 1 pasal 1 UUPM no.8 tahun 1995 yaitu tentang ketentuan umum mendefinisikan bursa umum dan bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan, menyediakan sistem, dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Sedangkan efek adalah surat berharga, surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek.

2.2.2 Peranan Pasar Modal

Peranan pasar modal menurut Robert Ang (1997) dalam perekonomian negara adalah:

  1. Fungsi Investasi.

Uang yang telah disimpan di dalam bank pasti akan mengalami penyusutan. Nilai mata uang cenderung akan menurun di masa yang akan datang karena terjadinyanya inflasi, perubahan kurs, pelemahan ekonomi, dan lain-lain. Apabila uang tersebut diinvestasikan di pasar modal keuntungan yang di dapat oleh investor adalah investor dapat melindungi nilai investasinya, dan uang yang diinvestasikan di pasar modal cenderung tidak mengalami penyusutan karena aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh emiten.

  • Fungsi Kekayaan

Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak mengalami depresiasi seperti aktiva lain. Semakin tua nilai aktiva seperti, mobil, gedung, kapal laut, dll, maka nilai penyusutannya akan semakin besar pula. Akan tetapi obligasi saham deposito dan instrument surat berharga lainnya tidak akan mengalami depresiasi. Surat berharga mewakili kekuatan beli pada masa yang akan datang.

  • Fungsi Likuiditas

Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal bila dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dapat dilakukan dengan cepat dan murah, walaupun nilai likuiditasnya lebih rendah daripada uang, tetapi uang memiliki kemampuan menyimpan kekayaan yang lebih rendah daripada surat berharga, hal ini terjadi karena nilai uang mudah terganggu oleh inflasi dari waktu ke waktu.

  • Fungsi Pinjaman

Pasar modal dalam suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan murah hal ini terjadi karena pinjaman dari bank-bank komersial pada umumnya mempunyai tingkat bunga yang tinggi. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang menjual obligasi pada pasar uang dapat memperoleh dana dengan biaya bunga yang lebih rendah daripada bunga bank.

2.3 Saham

2.3.1 Pengertian Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas sebuah perusahaan, sehingga para pemegang saham memiliki hak atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya. Menurut Husnan (2002) saham adalah surat berharga yang menunjukkan hak bagi para investor untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan para investor menjalankan haknya.

Jadi saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dan saham dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham termasuk pemilik dari perusahaan tersebut.

2.3.2 Jenis-Jenis Saham

Berdasarkan manfaat yang akan diperoleh para investor, saham dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

  1. Saham biasa

Saham biasa merupakan sumber keuangan utama yang harus ada pada suatu perusahaan yang go public dan merupakan surat berharga yang paling umum dan dominan diperdagangkan di Bursa Efek.Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegangsaham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden sepanjang perseroanmemperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada RUPS(Rapat Umum Pemegang Saham), sesuai dengan jumlah lembar saham yangdimilikinya (one man one vote). Pada likuidasi persero, pemilik perusahaanmemiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua dilunasi.

  • Saham preferen

Pemegang saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pembagian laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa. Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham preferen yang memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya saham biasa, saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhrudin (2001) saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga dan obligasi), tetapi juga bisa mendatangkan hasil yang dikehendaki investor.

2.3.3 Jenis-Jenis Harga Saham

Menurut Widiatmojo (2001) harga saham dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

  1. Harga Nominal

Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya, harga nominal ini tercantum dalam lembar saham tersebut.

  • Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga sebelum harga tersebut  dicatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi.

  • Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari satu investor ke investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek.

  • Harga Pembukaan

Harga pembukaan adalah harga yang diminta penjual dari pembeli pada saat jam bursa dibuka.

  • Harga Penutupan

Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli saat akhir dibuka.

2.3.4 Analisis Saham

Analisis saham dilakukan melalui dua acara yaitu:

  1. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah analisis yang didasarkan pada pola-pola pergerakan harga saham dari waktu ke waktu. Menurut Tandelilin (2010) analisis teknikal adalah suatu teknik untuk memrediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Sasaran yang ingin dicapai dalam pendekatan analisis teknikal adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga (price movement) jangka pendek suatu saham maupun suatu indikator pasar.

  • Analisis Fundamental

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan, 2003). Analisis fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa tiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik adalah nilai yang diestimasi oleh para pemodal atau analis. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Terdapat dua pendekatan fundamental yang umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu pendekatan nilai sekarang dan pendekatan laba Sunariyah (2006).

2.4 Return Saham

2.4.1 Pengertian Return Saham

Returnsaham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 2010). Di dalam teori pasar modal, tingkat pengembalian yang diterima oleh seorang investor dari saham yang diperdagangkan di pasar modal (saham pada perusahaan yang go public) biasa diistilahkan dengan return. Returnyang diterima oleh seorang pemodal yang melakukan investasi tergantung dari instrument investasi yang dibelinya atau ditransaksikan. Returnsendiri merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasian (realized return) dan return ekspetasian (expected return). Return realisasian merupakan return yang telah terjadi dan telah dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasian juga berguna sebagai dasar penentuan retrun ekspetasian (expected return) yang merupakan return yang diharpkan oleh investor di masa mendatang.

Return saham dibedakan menjadi dua yaitu realized return dan expected return. Realized returnmerupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidak pastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar pengembalian yangdiharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa pengembalian ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional (Jogiyanto, 1998).

2.4.2 Penghitungan Return Saham

Return realisasian dan expected return aktiva tunggal dapat dihitung dengan cara-cara berikut ini.

  1. Return realisasian

Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak digunakan adalah return total, realtif return, kumulatif return,dan return disesuaikan (Jogiyanto, 2009)

  1. Return total

Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu perioda tertentu. Return ini adalah penjumalah dari  capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) dapat dihitung dengan cara harga investasi sekarang dikurangi harga investasi perioda lalu kemudian dibagi harga investasi perioda lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodic terhadap harga investasi perioda tertentu dari suatu investasi. Untuk saham yield adalah persentase dividen terhadap harga saham perioda sebelumnya. Untuk obligasi, yield adalah persentase  bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi perioda sebelumnya. Untuk saham biasa yang membayar dividen periodic sebesar Dt rupiah per lembarnya, maka yield adalah sebesar Dt/Pt-1.

  • Relatif Return

Relatif return merupakan return total ditambah 1. Kdangkala untuk perhitungan tertentu, misalnya rata-rata geometric yang menggunakan perhitungan pengakaran dibutuhkan suatu return yang bernilai positif, sehingga  relaitif return dapat digunakan.

  • Return Kumulatif

Return kumulatif hanya mengukur perubahan kemakmuran pada saat waktu tertentu saja, tetapi tidak mengukur total dari kemakmuran yang dimiliki. Return kumulatif mengukur total kemakmuran yang dimiliki yaitu harga saham total dan pendapatan dividen total dari dividen yang sama.

  • Return Disesuaikan

Return disesuaikan adalah return yang disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada.

  • Return Ekspetasian

Expected return saham merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor. Exepcted return merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Expected return dapat dihitung berdasarkan beberapa cara sebagai berikut (Jogiyanto, 2009).

  1. Berdasarkan nilai ekspetasian masa depan

Dengan adanya ketidakpastian berarti investor akan memperoleh return dimasa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Berurusan dengan ketidakpastian berarti distribusi probabilitas dari hasil-hasil masa depan perlu diketahui. Distribusi probabilitas dapat diperoleh dengan cara estimasi secara subjektif atau berdasarkan dari kejadian sejenis dimasa lalu yang pernah terjadi untuk digunakan sebagai estimasi.

  • Berdasarkan nilai-nilai returnhistoris

Kenyatannya menghitung hasil masa depan dan probabilitasnya merupakan hal yang tidak mudah dan sifatnya subjektif, sehingga ketidakakuratan akan terjadi. Untuk mengurangi ketidakakuratan ini, data historis dapat digunakan sebagai dasar ekspetasi. Tiga metoda yang diterapkan untuk menghitung return ekspetasian dengan menggunakan data historis adalah metoda rata-rata, metoda tren, dan metoda jalan acak.

  • Bedasarkan model return ekspetasian yang ada

Model yang tersedia yang populer dan banyak digunakan untuk menghitung return ekspetasian adalah SInggle Index Model dan  CAPM. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dnegan indeks pasar.

Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.

Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1977 hingga sekarang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, terutama dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang selalu menunjukkan peningkatan ( Arifin & Baridwan, 1997), meskipun saat ini sempat mengalami penurunan akibat krisis moneter. Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal memberikan kepada pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor) tingkat likuiditas yang lebih tinggi, dan juga memindahkan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam investasi (Ainun Na’im, 1997). Keputusan investasi oleh investor (pihak yang memiliki kelebihan dana) ditentukan oleh pengharapan masa yang akan datang mereka atas kesuksesan suatu usaha. Mereka bersedia menanamkan dana jika mereka menganggap prospek suatu investasi menguntungkan.

Masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, oleh karena itu investor memerlukan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi. Sebelum memutuskan portofolio suatu investasi, mereka menganalisis berbagai macam kejadian dan keadaan masa kini dan masa lalu yang diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa yang akan datang.

2.5 Informasi di Pasar Modal

Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat memengaruhi harga efek pada Bursa Efek atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut (UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 4). Berdasarkan pengertian diatas tampaklah bahwa investor akan mengasimilasikan informasi yang relevan ke dalam harga dalam membuat keputusan menjual atau membeli saham.

Menurut Fama (….) dalam Suad (1996), informasi yang relevan diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:

(1) informasi mengenai perubahan harga di waktu yang lalu (past price changes),

(2) informasi yang tersedia kepada publik (public information), dan

(3) informasi yang tersedia kepada publik maupun tidak (public and private information).

Menurut Husnan, dkk., (1995), apabila pasar modal efisien, maka pengumuman suatu informasi maupun peristiwa akan memunyai dampak pada

(1) kegiatanperdagangan,

(2) variabilitas harga dan tingkat keuntungan, dan

(3) harga sekuritas.

Dengan munculnya informasi baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan kegiatan perdagangan. Disamping itu, diharapkan akan terjadi perubahan harga yang cukup berarti dan sering sehingga akan meningkatkan variabilitas tingkat keuntungan. Bilamana suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar buruk, maka harga saham akan mengalami penurunan, demikian pula sebaliknya apabila suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar baik.

2.6 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji adanya dampak pemilihan umum legislatif 2009 terhadap abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham di BEI. Hasil penelitian terdahulu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Suryawijaya dan Setiawan (1998) yang melakukan penelitian reaksi BEJ terhadap perisiwa 27 Juli 1996 (Peristiwa perebutan kantor pusat salah satu partai politik di Indonesia oleh dua kelompok yang didukung oleh massa yang besar), hasil penelitian mengatakan secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return sebelum dan sesudah peristiwa. Hal yang sebaliknya terjadi untuk variabel transaksi saham (tercermin dalam aktivitas volume perdagangan saham) yang secara signifikan berbeda antara sebelum dan sesudah peristiwa.
  2. Nurhayatie, dkk (1999) melakukan penelitian terhadap reaksi harga saham di BEJ terhadap pengumuman pergantian kepemimpinan Suharto, hasil penelitian menyatakan bahwa setelah pengumuman pergantian kepemimpinan Suharto, Avarege abnormal return berbeda dari 0. Para investor masih memperoleh abnormal return sesudah pengumuman pergantian kepemimpinan Suharto.
  3. Lamasigi (2002) meneliti reaksi pasar modal terhadap peristiwa pergantian presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001, yang memperoleh hasil bahwa pasar modal Indonesia (BEJ) bereaksi terhadap peristiwa diluar kegiatan ekonomi yang memiliki skala nasional. Dari hasil penelitian Lamasigi menunjukan bahwa BEJ bereaksi terhadap peristiwa, tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah peristiwa
  4. Pronayuda (2006), hasil dari penelitiannya yang menganalisis tentang reaksi pasar terhadap peristiwa pengumuman Indonesia bersatu menunjukkan bahwa peristiwa tersebut mempengaruhi perubahan-perubahan di Bursa Efek Jakarta apabila dilihat dari sisi aktivitas perdagangan. Dengan kata lain bahwa pasar modal Indonesia (dalam hal ini BEJ) bereaksi terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu yang terlihat dari adanya perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan setelah pengumuman bagi perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar. Namun tidak halnya bagi perusahaan yang memiliki market kapitalisasi kecil.

3.  METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metoda untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini biasanya diukur dengan menggunakan instrumen-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metoda penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan (Creswell, 2008). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan uji hipotesis, yang bertujuan untuk menjelaskan sifat-sifat dari suatu hubungan sebab akibat dan memahami hubungan yang ada di antara berbagai variabel (Sugiyono, 2010).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan dari populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita baik yang jumlahnya tak terhingga maupun jumlahnya yang berhingga. Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pasar modal di Indonesia.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi yang telah dipilih (Sugiyono, 2010). Sampel yang diambil harus dapat merepresentasikan populasi yang ada. Metode sampling yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah convience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, sehingga peneliti mempunyai kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan mudah. Sampel yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah PT Telkom Tbk.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data kuantitatif yang merupakan data angka. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010). Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh (Indrianto & Supomo, 2002). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber. Untuk memperoleh data tersebut, peneliti mencari data harga saham PT Telkom Tbk.

Data harga saham pada PT Telkom Tbk yaitu pada saat 30 hari sebelum terpilihnya presiden baru Jokowi dan sesudah 30 hari terpilihnya presiden Jokowi adalah:

3.4 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik lokasi penelitian responden yang diteliti oleh peneliti. Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dan dimasukkan dalam tabulasi yang kemudian dideskriptifkan.

3.5 Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik  parametrik. Karena data yang berdistribusi normal merupakan syarat dilakukannya tes parametrik. Sedangkan untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal, maka analisisnya menggunakan tes non parametric.

Data yang memunyai distribusi yang normal berarti memunyai sebaran yang normal pula. Dengan profit data semacam ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data normal. Normal atau tidaknya berdasarkan patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar ggaris diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Selain itu, dapat digunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S), bila nilai signifikasi pada tabel Kolmogrov-Smirnov <0,05 maka data terdistribusi normal (Ghozali, 2009).

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:

  1. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal.
  2. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal.

3.6 Uji Beda (Paired Sample)

Paired sample t test merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Paired-Samples t-testmerupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkanrata-rata dua variabel dalam satu group. Artinya pula analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau dua sampel berpasangan

3.7 Uji Hipotesis

Hipotesis peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha: Ada beda dari nilai harga saham pada PT Telkom Tbk 30 hari sebelum pergantian presiden baru Jokowi dan 30 hari sesudah pergantian presiden baru Jokowi

Ho: Tidak ada beda dari nilai harga saham pada PT Telkom Tbk 30 hari sebelum pergantian presiden baru Jokowi dan 30 hari sesudah pergantian presiden baru Jokowi.

4.  Analisis Dan Pembahasan

4.1 Gambaran Perusahaan

PT. TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT TELKOM menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia.

Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut mulai dari perusahan jawatan sampai perusahaan public. Perubahan-perubahan besar terjadi pada tahun 1995 meliputi (1) Restrukturisasi Internal; (2) Kerjasama Internal; (3) Intial Publik Offering (IPO). Jenis usaha PT. TELKOM Indonesia, Tbk adalah penyelenggara jasa Telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa sistem Telepon Bergerak (STBS) sirkuit pelanggan, teleks, penyewaan transpoder satelit, VSAT (Verry Small Apenture Terminal) dan jasa nilai tambah tertentu.

4.1.1 Visi dan Misi

Adapun Visi PT. TELKOM yaitu :

  1. “ To become a leading InfoCom player in the region”, maksudya adalah :

PT. TELKOM Indonesia, Tbk berusaha untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

  • To be dominant info Com player in the region and having strong brand equit artinya menjadi penyedia layanan infocom yang paling dominant di Sumatera dan menjadi atau penyampai brand di bidang jasa Telekomunikasi.

Adapun Visi PT. TELKOM yaitu :

  1. PT. TELKOM Indonesia, Tbk berupaya memberikan pelayanan One Stop InfoCom yang berkualitas tinggi dengan menetapkan system management modern yang dominan pada kepuasan para pelanggan dengan harga yang kompetitif.
  2. TELKOM Indonesia, Tbk memberikan layanan yang terbaik dengan mengoptimalkan SDM yang unggul melalui manajemen modern (TQM) dan melakukan setiap kegiatan dengan teknologi yang bersifat komputerisasi.
  3. Melakukan kerjasama dengan Share Holder (pemegang saham) yang saling menguntungkan secara Win-win solution melalui Business partner yang sinergi.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Uji Normalitas

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikan harga saham 30 hari sebelum pelantikan Presiden Jokowi sebesar 0,514 dan signifikan harga saham 30 hari sesudah pelantikan Presiden Jokowi sebesar 0,855 data ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.

4.2.2 Uji Beda

Tabel Paired Sample t-test

Pada output di atas dapat dilihat rata – rata harga saham sebelum dan sesudah pelantikan Jokowi yaitu 2834.35 dan 2769.84 , N menunjukkan banyaknya data yang sebelum dan sesudah sebanyak 31. Standar deviasi yang menunjukkan keheterogenan yang terjadi dalam data sebelum dan sesudah penlantikan adalah 48.455 dan 68.099 dan standard error of mean sebelum dan sesudah pelantikan 8.703 dan 12.231. Standard error of mean menggambarkan sebaran rata–rata sampel terhadap rata–rata dari rata–rata keseluruhan kemungkinan sample.

Pada output yang kedua yaitu paired sample, menunjukkan apakah ada hubungan antara rata–rata harga saham sebelum dan sesudah adanya pelantikan presiden baru Jokowi. Terlihat bahwa nilai sig (0.43) ˂ α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan sebelum dan sesudah diadakannya pelantikan presiden Jokowi.

5.  Penutup

5.1 Simpulan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan signifikan yang terjadi pada saat 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah adanya pelantikan Presiden Jokowi. Perbedaan dapat dilihat pada Sig yang ada pada Paired Sample Correlation yang menunjukkan kurang dari 0.05 sehingga penelitian ini memiliki hasil yang memiliki hubungan yang signifikan.

Daftar Pustaka

Sugiono.(2010). MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif &RND. Bandun: Alfabeta

Lamasigi Treisye Ariance, 2002. ”Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Pergantian Presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001: Kajian Terhadap Return Saham LQ-45 di PT. Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional. Akuntansi 5, Semarang, 5-6 September 2002.

Husnan, Suad, 1998. ”Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi, UUP, AMP YKPN, Yogyakarta.

Sjahrir, 1995. “Analisis Bursa Efek, Gramedia Pustaka utama, Jakarta.

Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.

Arif Budiarto dan Zaki Baridwan. 1999. “Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap

Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994 – 1996”.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 1, Januari 1999. Hal. 91 – 115.

Pengaruh Pelantikan Presiden Joko Widodo terhadap Harga Saham di Pasar Modal Indonesia

Pengaruh Pelantikan Presiden Joko Widodo Terhadap Harga Saham di Pasar Modal Indonesia

Yonathan & Daniel Sugama Stephanus

Artikel Ekonometrika

Program Studi Akuntansi – Fakultas Ekonomi & Bisnis

Unversitas Ma Chung – Kabupaten Malang

2014

1.      PENDAHULUAN

Dalam perkembangan negara Indonesia masa kini, kian banyaknya masalah-masalah terjadi yang salah satunya adalah adanya penurunan nilai saham dalam IHSG, khususnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, mengakibatkan menurunnya kondisi ekonomi Negara Indonesia pada menjelang berakhirnya tahun 2014. Penurunan nilai saham yang terus-menerus akan dapat menghasilkan keraguan dalam banyak pihak, khususnya para calon investor dari luar negeri maupun dalam negeri yang ujungnya akan enggan untuk menanamkan modalnya karena kondisi dari ekonomi negara yang tidak dapat dipastikan dengan tepat.

Investasi yang sering digunakan oleh para calon investor adalah dengan berbentuk kepemilikan atas saham atau obligasi, dimana investor dapat mengelola sendiri investasi-nya. Saham merupakan satuan nilai yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, kemungkinan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk kepentingan bisnis saham. Untuk perusahaan yang melakukan go public, saham umumnya dijual di pasar perdana dan sekunder. Saham yang dijual di pasar perdana selalu ditutup dengan harga yang bervariasi, ada saat dimana harga saham ditutup dengan nilai lebih tinggi dari nilai nominal (agio saham), dan ada pula saat dimana harga saham ditutup dengan nilai lebih rendah dari nilai nominal (disagio saham), selanjutnya saham akan diperdagangkan di pasar sekunder.

Harga saham suatu perusahaan akan dinilai sangat tinggi di masyarakat bila kondisi dan kinerja perusahaan tersebut yang bagus sehingga akan berdampak pada penilaian pasar terhadap saham tersebut, hal ini membuat saham perusahaan tersebut diminati oleh para investor. Biasanya investor akan mengacu pada laporan keuangan, data ekonomi domestik dan nilai tukar rupiah sebelum mengambil keputusan. Namun ada pula faktor lain yang dapat memengaruhi kebijakan investor dalam pengambilan keputusan. Berbagai peristiwa yang terjadi juga bisa memengaruhi voluma perdagangan saham. Ada pula faktor yang bisa memengaruhi voluma perdagangan saham seperti terpilihnya Presiden Jokowi tahun 2014 sebagai presiden Republik Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), saham adalah bagian, andil, surat bukti pemilikan modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor dan saham merupakan hak yang dimiliki orang terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagi dalam pemilikan dan pengawasan. Menurut Jogiyanto (2009), saham diklasifikasikan menjadi tiga macam bentuk saham. Yang pertama saham biasa, kemudian terdapat saham preferen dan yang ketiga adalah saham treasuri. Saham dari perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam industri otomotif sekarang cukup diminati mengingat mereka memiliki peran pembangunan yang besar terhadap negara khususnya dalam bidang transportasi. Salah satu perusahaan yang berkecimpung di dalam industri ini adalah PT. Indomobil Sukses Internasional, dimana bidang usaha utamanya meliputi: pemegang lisensi merek, distributor penjualan kendaraan, layanan purna jual, perakitan kendaraan bermotor, produsen komponen otomotif, dan distributor spare part. Selain itu, untuk membantu konsumen dalam memenuhi kebutuhan kendaraannya, Perseroan dan anak perusahaan juga menawarkan layanan jasa pembiayaan kendaraan bermotor, distribusi minyak pelumas serta kelompok usaha pendukung lainnya. Namun, ada sebuah harapan baru yang muncul dengan adanya pemilihan presiden yang baru ditengah kondisi ekonomi yang kurang sehat. Semua golongan pengusaha dan para investor menaruh harapan yang tinggi terhadap presiden yang baru yang akan membuat perekonomian Indonesia dapat membaik, khususnya di bidang pasar modal.

Dari hal di atas, para investor tentu akan berekspektasi dan meramalkan secara rasional akan membaiknya perdagangan di pasar modal dengan adanya pelantikan presiden baru yang nantinya akan membawa perubahan yang lebih baik. Menurut Sukirno (2006),  teori ekspektasi rasional (rational expectations) menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. Dalam teori ini pula pasar saham dianggap mencerminkan semua informasi yang tersedua mengenai nilai sebuah aset. Harga-harga saham berubah ketika informasi berubah. Jika ada berita baik mengenai prospek suatu perusahaan, nilai dan harga saham juga akan meningkat, tetapi pada saat kapan pun, harga pasar adalah perkiraan terbaik dari nilai perusahaan yang didasarkan atas semua informasi yang tersedia.

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam makalah ini akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu sebagai berikut:

  1. Bagaimana kondisi harga saham PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk sebelum pelantikan presiden Joko Widodo?
  2. Bagaimana kondisi harga saham PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk sesudah pelantikan presiden Joko Widodo?
  3. Adakah perbedaan harga saham PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo?

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah maka tujuan dari penelitian adalah memberikan bukti:

  1. Kondisi harga saham PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk sebelum pelantikan presiden Joko Widodo.
  2. Kondisi harga saham PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk sesudah pelantikan presiden Joko Widodo.
  3. Menunjukkan apakah ada perbedaan yang signifikan harga saham PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk sebelum dan sesudah pelatikan presiden Joko Widodo.
  4. Manfaat bagi Penulis.

Manfaat bagi penulis adalah penulis mampu memahami bagaimana untuk melakukan proses pengujian statistik menggunakan program SPSS dan menarik kesimpulan terhadap hipotesis yang telah dibuat. Kemudian penulis dapat memahami perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo.

  • Manfaat Praktik.

Manfaat praktik dari penelitian ini adalah sebagai referensi mengenai penanaman modal di PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk, apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo.

2.  LANDASAN TEORI

Saham merupakan suatu tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Wujud saham adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Perusahaan dapat menerbitkan dua jenis saham yaitu:

  1. Saham biasa

Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung resiko dan mendapatakan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan memburuk, mereka tidak menerima dividen. Namun saat kondisi perusahaan baik, mereka dapat memperoleh dividen yang lebih besar bahkan bisa mendapatkan bonus. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan ikut andil dalam menentukan kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen.

  • Saham preferen

Saham  preferen  memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendapatkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen. Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa.

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sadono Sukirno, 1997). Sedangkan pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia: “investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan yang berinvestasi.”

Lebih lanjut mengenai pengertian akan investasi, Simamora (2000) investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi (seperti pendapatan bunga, royalti, dividen, pendapatan sewa, dan lain-lain), untuk apresiasi nilai investasi, atau untk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang.

Tujuan seseorang melakukan investasi menurut Tandelilin (2010) adalah sebagai berikut.

  1. Seseorang berkeinginan untuk memiliki kehidupan yang lebik baik di masa depan. Oleh karena itu, sebagian pendapatan yang diterima saat ini digunakan untuk investasi, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidupnya di masa depan.
  2. Tekanan inflasi dapat berkurang melalui investasi yang dilakukan, sehingga seseorang dapat terhindar dari risiko penurunan nilai kekayaan akibat pengaruh inflasi.
  3. Beberapa negara mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk mendorong masyarakat melakukan investasi melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada mereka yang berinvestasi pada bidang tertentu, sehingga dapat menghemat pajak yang dibayarkan.

Investasi dibagi menjadi di sektor riil dan investasi di sektor finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil dalam teori investasi secara umum adalah upaya mengelola uang atau aset secara langsung pada jenis atau bidang usaha tertenu misalnya mendirikan pabrik, mendirikan toko atau membentuk perusahaan atau bisa pula berupa membeli tanah, rumah, dan bangunan atau membeli emas dan sebagainya, untuk kemudian dijual kembali. Investasi langsung dapat juga disebut sebagai investasi nyata (real investment).

Sektor rill sendiri dibagi lagi menjadi 4 sektor, sektor manufaktur, sektor properti, sektor teknologi, sektor jasa. Sedangkan sektor finansial atau lebih dikenal dengan istilah paper asset dibagi menjadi investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung di dalamnya terkandung seperti pasar modal, saham, dan obligasi. Inti dari investasi langsung adalah menentukan dan mengelola sendiri produk yang menjadi sasaran investasinya. Sedangkan yang terkandung di dalam investasi tidak langsung antara lain; kontrak investasi kolektif dan reksa dana. Intinya adalah pengelolaan investasi dikelola oleh manajer investasi, atau seseorang dan beberapa trader.

2.3    Pengaruh Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden Terhadap Volume Perdagangan Saham

Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia memiliki pengaruh yang cukup tajam dalam bidang perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti dengan kenaikan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup tajam dan nilai rupiah  yang semakin menguat. Peningkatan ini menunjuakan bahwa ekspektasi pasar cukup besar terhadap Jokowi. Pasar beranggapan bahwa dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden, Jokowi mampu meningkatkan nilaiperekonomian kearah yang lebih baik. Sebelum masa pemilu Presiden, Jokowi sudah memberikan dampak bagi pasar modal. Sosok Jokowi dinilai sebagai salah satu pendorong pasar saham kearah yang lebih baik. Ketika Jokowi diumumkan terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, IHSG langsung melonjak tajam 3,2% (tempo.co).

2.4    Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini makalah penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah    terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

Ha: Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah erpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

3.  METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana metoda penelitian ini bersifat induktif, obyektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pertanyaan yang dinilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Menurut Sugiyono (2002, 7) penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan, yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Penelitian dengan menggunakan metoda kuantitatif digunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori atau hipotesis. Penelitian ini bertolak dari suatu teori yang kemudian di teliti, dihasilkan data, kemudian dibahas dan diambil kesimpulan. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pengertian dari populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal lain yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian Sedangkan pengertian dari sampel adalah bagian dari populasi statistik yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi seluruhnya (KBBI, 1991).  

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah harga saham dari PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk yang dibagi menjadi 15 hari sebelum pelantikan presiden Joko Widodo dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo.

TanggalSebelumTanggalSesudah
29-09-2014440021-10-20144000
30-09-2014460022-10-20143990
01-10-2014455523-10-20144040
02-10-2014433024-10-20144000
03-10-2014460027-10-20143895
06-10-2014435028-10-20143895
07-10-2014433029-10-20143895
08-10-2014430530-10-20143895
09-10-2014430531-10-20143850
10-10-2014429003-11-20143810
13-10-2014425004-11-20143795
14-10-2014430005-11-20143600
15-10-2014430006-11-20143590
16-10-2014429007-11-20143475
17-10-2014428010-11-20143395

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah harga saham sebagai variabel dependen yang dibagi menjadi dua sampel yaitu yang pertama sampel sebelum pelantikan presiden Joko Widodo dan yang kedua sampel sesudah pelantikan presiden Joko Widodo.

Alat statistik yang digunakan adalah SPSS 21. Penelitian kali ini menggunakan uji paired sample t-test. Uji paired sample t-test dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Santoso, 2014:246).

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test:

  1. Data harus terdistribusi secara normal
  2. Jumlah data maksimal adalah 30
  3. Tidak ada variabel dependen dan independen

Uji asumsi klasik yang digunakan Penulis dalam uji beda ini hanya uji normalitas. Uji normalitas membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Alat analisis yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji Kolmogorov Smirnov.

Hipotesis pada uji ini adalah:

Ha: Distribusi normal

Ho: Data tidak berdistribusi normal

Jika nilai azymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data berdistribusi normal, jika nilai azymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:

Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2

Jika hasil uji paired sample t-test menunjukkan profitabilitas diatas 0,05 maka Ho diterima, namun bila profitabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima.

Descriptive Statistics
 NMeanStd. DeviationMinimumMaximum
Sebelum154365.67118.86242504600
Sesudah153808.33200.91533954040

Terdapat 15 sampel yang digunakan dari data sekunder. Rata-rata sebelum pelantikan adalah 4.365, 67 dan sesudah pelantikan sebesar 3.808, 33. Deviasi standar sebesar 118,862 dan 200,915, sedangkan untuk data paling rendah adalah 3395 dan data paling tinggi sebesar 4600.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 SebelumSesudah
N1515
Normal Parametersa,bMean4365.673808.33
Std. Deviation118.862200.915
Most Extreme DifferencesAbsolute.286.207
Positive.286.124
Negative-.169-.207
Kolmogorov-Smirnov Z1.107.801
Asymp. Sig. (2-tailed).173.542
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Hasil perhitungan yang dapat dilihat dari tabel di atas menunjukkan data sebelum pelantikan presiden sebesar 0,173 dan sesudah pelantikan sebesar 0,542 dari nilai Asymp. Sig (2-tailed), menandakan bahwa data terdistribusi secara normal karena nilainya lebih dari 0,05.

Paired Samples Correlations
 NCorrelationSig.
Pair 1Sebelum & Sesudah15.551.033

Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai dari correlation sebesar 0,551 dan nilai sig sebesar 0,033 (di bawah 0,05) yang menandakan bahwa ada korelasi antara sebelum dan sesudah pelantikan presiden.

Paired Samples Test
 Paired Differences
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Pair 1Sebelum – Sesudah557.333167.82143.331464.397
Paired Samples Test
 Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of the Difference
Upper
Pair 1Sebelum – Sesudah650.26912.86214.000

Dari tabel di atas, hasil perhitungan menunjukkan selisih rata-rata variabel 557,333. Hasil perhitungan juga menunjukkan probabilitas (Sig.) sebesar 0,000 yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata variabel harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden.

Untuk pengujian hipotesis alternatif yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden Joko Widodo, berhasil didukung oleh oleh hasil perhitungan statistik atau dengan kata lain hipotesis diterima.

Dapat disimpulkan dari analisis dan pembahasan data bahwa ada hubungan antara kedua variabel harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden yang tercermin dari nilai correlation sebesar 0,551 dan nilai sig sebesar 0,033 (di bawah 0,05). Hasil pembahasan mengenai uji beda adalah terdapat perbedaan antara rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pelantikan presiden yang ditunjukkan dari nilai selisih rata-rata variabel 557,333 dan hasil perhitungan juga menunjukkan probabilitas (Sig.) sebesar 0,000.

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Singgih.2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan        SPSS.Jakarta: Elex Media Komputindo.

Admina. 2012. Online. (http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-saham-dan-jenis-saham. Diakses 21 Desember 2014).