Fikri Syahrizal Davi & Daniel Sugama Stephanus
Artikel Ekonometrik
Program Studi Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ma Chung – Kabupaten Malang
2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 terhadap investasi saham dengan menggunakan metode event Study pada 12 perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari hasil analisis menunjukkan pengujian rata – rata Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity terdistribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan pengujian Paired Sample t-test terhadap Bid Ask Spread pada hari sebelum dan sesudah peristiwa , yaitu pada 12 hari sebelum dan 12 sesudah peristiwa secara statistic tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menyatakan bahwa peristiwa kenaikan bahan bakar minyak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas tawar menawar saham pada 12 perusahaan tersebut. 12 hari sesudah kenaikan harga bahan bakar miyak mengalami kenaikkan Bid Ask Spread yang menandakan bahwa meningkatnya harga saham yang di tawarkan (offer) Dan harga saham yang di tawar oleh investor (Bid)meningkat ditunjukkan dengan rata-rata yang meningkat dari sebelumnya. Sedangkan untuk voume perdagangan , peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tidak berpengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan. Hal ini berarti bahwa peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tidak berpengaruh dan mengindikasikan bahwa investor tidak merespon peristiwa tersebut untuk melakukan transaksi jual/beli di pasar modal.
Kata-kata Kunci : Bid Ask Spread, Trading Volume Activity, Saham, Paired Sample Ttest
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atau asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dalam memiliki saham suatu perusahaan, maka investor mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual belikan di pasar modal. (Tandellin, 2007:18)
Kegiatan perdagangan efek terutama kegiatan di bursa saham, sebagai bagian dari aktivitas ekonomi, tak luput dari pengaruh gejolak yang terjadi dalam suatu Negara terutama ketika adanya kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) Bersubsidi. Peristiwa kenaikan harga BBM memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan oleh para pelaku ini untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas di bursa efek.
Gejolak Negara yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM, secara langsung maupun tidak langsung memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi suatu Negara. Hal ini tentunya karena bahan bakar minyak yang merupakan komoditas utama bagi masyarakat merupakan suatu hal yang memengaruhi perekonomian dan kondisi ekonomi Negara.
Penelitian mengenai pengaruh sebuah peristiwa terhadap aktivitas perdagangan dilakukan melalui event study. Event study merupakan study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar berbentuk setengah kuat. Jogianto (2003:410).
Banyak peristiwa yang dapat mempengruhi harga saham di pasar saat peristiwa tersebut terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada peristiwa yang dapat berpengaruh lamban terhadap harga saham, yang biasa disebut Coorporate Action.
Tetapi ada juga peristiwa yang berdampak drastic dan seketika terhadap harga saham di pasar, karena peristiwa ini tidak terjadi secara berulang setiap tahun akan tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, dan peristiwa ini disebut Insidentil. (Samsul dalam penelitian Roihanah, 2006:27)
Informasi ini mencerminkan salah satu indikator yang diperlukan investor untuk melakukan teransaksi dipasar modal. Kerena informasi yang masuk ke pasar modal ataupun kejadian-kejadian yang tidak berhubungan langsung dengan pasar modal dapat mempengaruhi naik turunya harga saham dalam pasar modal. Salah satu informasi yang ada adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi 18 November Tahun 2014. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini sangat menghawatirkan bagi semua segmen perekonomian, informasi ini menjadi bermakna jika keberadaan informasi ini dapat menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, dimana tercermin dalam perubahan harga saham, volume perdagangan atau karateristik pasar lainnya. Kondisi dari peristiwa kenaikan bahan bakar minyak ini dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut. Berlaku Harga Per Liter tahun Tanggal Premium Solar
Tabel 1. Kenaikan dan Penurunan Harga BBM
2014 17 November Rp8,500.00 Rp7,500.00
2013 22 juni Rp6,500.00 Rp5,500.00
2009 15 Januari Rp4,500.00 Rp4,500.00
2008 15 Desember Rp5,000.00 Rp4,800.00
1 Desember Rp5,500.00 Rp5,500.00
24 Mei Rp6,000.00 Rp5,500.00
2005 1 Oktober Rp4,500.00 Rp4,300.00
1 Maret Rp2,400.00 Rp2,100.00
2003 21 Januari Rp1,810.00 Rp1,650.00
1 Januari Rp1,810.00 Rp1,890.00
Sumber : Dari data diolah
Peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang penting untuk diperhatikan oleh investor. Kenaikan bahan bakar minyak ini berdampak langsung pada perubahan-perubahan biaya oprasional dari perusahaan yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi (Arisyahidin, 2012). Baru-baru ini kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada Akhir tahun 2014 ini diperkirakan akan berimbas terhadap saham sektor otomotif. Melalui informasi yang ditulis dari katadata.co.id menjelaskan penjualan otomotif tahun ini diperkirakan akan melambat akibat dari kenaikan BBM seiring dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi 2014 akan memberikan efek terhadap penjualan dari produk yang dihasilkan perusahaan.
Peristiwa kenaikan BBM merupakan salah satu kejadian insidentil yang tidak terjadi secara berulang tiap tahunnya, namun akan dapat terjadi sewaktu waktu . Peristiwa ini merupakan salah satu pengaruh yang memengaruhi aktivitas harga saham Peristiwa ini selain berdampak kepada kondisi ekonomi, juga berdampak atas kenaikan dan penurunan pada index saham khususnya pada sektor otomotif yang mana merupakan sektor yang berhubungan langsung dengan bahan bakar minyak (BBM).
Perusahaan PT ASTRA INTERNASIONAL Tbk (ASII) harga saham mulai tanggal 10-14 Nobvember mengalami kenaikan hingga 4,36% , sedangkan ketika terjadi pada tanggal 18 November 2014, melonjak hingga 4,73%, namun 2 hari pasca yaitu pada tanggal 19-20 November mengalami penurunan drastic hingga ke 0%.
Adanya kenaikan dan penurunan harga saham juga berampak terhadap kenaikan dan penurunan volume perdagangan saham perusahaan sektor otomotif dan komponen. Terjadinya perubahan volume dikarenakan investor khawatir adanya pengaruh dari peristiwa tersebut. Sektor otomotif memang memiliki hubungan langsung dengan penggunaan BBM dan yang paling memiliki hubungan dengan pengaruh kenaikan BBM. Dari latar belakang diatas , maka peneliti ingin menkaji apakah benar dengan adanya kenaikan harga BBM akan memengaruhi perekonomian Indonesia , dilihat dari rasio Bid Ask Spread dan Volume
Perdagangan (Trading Volume Activity) perusahaan sektor otomotif. Maka Peneliti merumuskan Judul “Analisis Perbedaan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Kenaikan harga BBM Bersubsidi (Event Study Pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang Listing di BEI)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi latar belakang di atas, peneliti menemukan beberapa masalah sehingga peneliti merumuskan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity perusahaan sektor otomotif pada waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga bbm bersubsidi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan maslah yang terdapat pada latar belakang penelitian, maka tujuan penelitian adlah sebagai berikut :.
1. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity perusahan sektor otomotif waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM bersubsidi.
1.4 Batasan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka peneliti member batasan yang akan diteliti, yaitu:
1. Saham yang digunakan adalah harga saham penutupan pada tanggal 31 Oktober –4 Desember 2014 dari masing masing perusahaan. Karena harga penutupan saham sudah dapat mewakili fluktuasi harga saham yang terjadi pada 1 periode.
2. Saham yang dipilh untuk diteliti adalah saham yang tergabung di BEI (Bursa Efek Indonesia)
3. Periode Pengamatan diambil yaitu pada tanggal 31 Oktober – 17 November 2014 (Sebelum kenaikan harga) dan 19 November – 4 Desember 2014 (setelah kenaikan harga)
4. Mengunakan Paired sample – t test
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis : hasil yang diteliti dapat memberikan tambahan bukti empiris mengenai fluktuasi saham saat sebelum dan sesudah terjadinya pemilu.
2. Bagi Perusahaan: perusahaan yang listing di BEI dan investor diharapkan mendapatkan gambaran bahwa suatu peristiwa bisa mempengaruhi fluktuasi saham dan kurs mata uang
3. Bagi Pihak Lain: sebagai tambahan pengetahuan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
4. Bagi Universitas: Sebagai tambahan literature dan bahan pustaka untuk Mahasiswa dan Universitas.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Saham
2.1.1 Pengertian Saham
Salah satu surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau biasa yang disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Tandellin, 2007:18).
Menurut Fabozzi (2003:339) mendefinisikan saham sebagai berikut: “It represents an ownership interest in a corporation. Holders of equity securities are entitled to the earnings of the corporation when those earnings are distributed in the form of dividends; they are also entitled to a pro rata share of remaining equity in case of liquidation.”
Artinya saham mewakili kepemilikan di dalam suatu perusahaan. Para pemegang saham berhak atas pendapatan dari perusahaan dimana pendapatan tersebut di bagikan dalam bentuk dividen yang juga berhak atas saham dari sisa modal jika terjadi likuidasi. Saham juga dapat didefinisikan sebagai sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Rusdin, 2006:68). Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham.
Nilai saham dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu (Rusdin, 2006:68):
1. Nilai Nominal (Nilai Pari)
Merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan.
2. Nilai Dasar
Merupakan nilai yang ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan
3. Nilai Pasar
Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.
Dalam perdagangan saham, tentu saja terdapat faktor-faktor yang memengaruhi harga saham. Tidak hanya faktor internal tetapi juga faktor eksternal. Faktor eksternal yang memengaruhi seperti: tingkat suku bunga (Interest rate), kondisi ekonomi, nilai tukar, harga minyak dunia, sosial politik, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor internal seperti: manajemen perusahaan, operasional perusahaan, jenis produk, dan lain sebagainya.
2.1.2 Jenis Saham
Saham merupakan salah satu bentuk instrumen investasi yang paling banyak diminati oleh investor. Bagi perusahaan yang telah go public perusahaan tersebut dapat menjual sahamnya kepada masyarakat luas dan masyarakatpun dapat memilih beberapa jenis saham untuk berinvestasi.Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu (Rusdin,2006:69-71):
a. Saham berdasarkan atas cara peralihan, dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)
Adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
2. Saham Atas Nama (Registered Stock)
Di atas sertifikat ditulis nama pemiliknya. Cara pengalihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu dengan dokumen pengalihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika sertifikat ini hilang, pemilik dapat meminta penggantian karena namanya sudah ada di dalam buku perusahaan.
b. Menurut hak tagihan (klaim)
1. Saham biasa (common stock). Surat berharga yang paling banyak dan luas perdagangannya. Pemegang surat berharga ini memunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham biasa menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas keuangan perusahaan setelah dilikuidasi dibandingkan dengan saham preferen.
2. Saham preferen (preferred stock). Di dalam prakteknya,
terdapat beberapa jenis saham preferen yaitu:
a) Cumulative preferred stock.
Pemilik saham jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu. Dalam arti bahwa jika dalam tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini dipertimbangkan pada tahun-tahun berikutnya. Pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen selalu didahulukan dari pemegang saham biasa.
b) Noncumulative preferred stock.
Pemilik saham jenis ini mendapatkan prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu dividen yang dibayarkan lebih besar daripada jumlah yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungakan pada tahun berikutnya.
c) Participating preferred stock.
Pemilik saham jenis ini selain
d) memperoleh dividen ekstra, setelah dividen dibayarkan penuh kepada seluruh pemegang saham preferen, mereka juga memperoleh dividen ekstra bersama-sama dengan pemegang saham biasa.
Harga saham di bursa dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, antara lain pengaruh peraturan perdagangan saham, ketat tidaknya pengawasan atas pelanggaran oleh pelaku bursa, psikologi pemodal secara masal yang berubah-ubah antara pesimistis dan optimistis, dan lain-lain.
2.1.3 Karakteristik Saham
Dalam Fahrudin dan Supian (2001:8), saham memiliki beberapa karakteristik, antara lain yaitu:
a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
b. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).
c. Memiliki hak terakhir (yunior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban dilunasi.
d. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.
e. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.
2.1.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Saham
Nilai pasar saham ini dipengaruhi oleh faktor yang langsung dan tidak langsung. Nilai saham dapat berubah setiap saat, tergantung kondisi pasar, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang berkembang atauisu lain yang menerpa pasar modal.
Di samping itu, harga saham pada dasarnya sangat terkait dengan kesehatan keuangan perusahaan. Ketika penghasilan perusahaan naik, keyakinan investor juga akan tinggi, maka harga sahampun biasanya naik. Jika perusahaan mengalami kerugian atau tidak mencapai target yang diharapkan harga saham biasanya jatuh.
Menurut Houston dan Brigham (2004:24), bahwa harga saham perusahaan tergantung pada faktor-faktor berikut :
1. Proyeksi laba per saham,
2. Waktu diperolehnya laba,
3. Tingkat risiko dari proyeksi laba,
4. Proporsi utang perusahaan terhadap equitas (DER),
5. Kebijakan pembagian dividen (DPR).
Di samping itu ditentukan juga oleh kondisi perusahaan yang bersangkutan artinya makin baik kinerja perusahaan, makin tinggi laba, makin besar keuntungan yang dinikmati pemegang saham dan makin besar pula kemungkinan harga saham naik. Selain kinerja perusahaan, prospek, dan perkembangan industri dimana perusahaan berada, kondisi mikro dan makro ekonomi juga mempengaruhi harga suatu saham.
2.1.5 Risiko Investasi Saham
Saham dikenal dengan karakteristirk high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Pemodal bisa mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) yang tinggi dalam waktu singkat dan juga dapat mengalami kerugian besar dalam waktu yang singkat pula. Oleh karena itu pemodal diperlukan mengetahui risiko-risiko yang harus dihadapi, antara lain yaitu (Fahrudin dan Hadianto, 2001):
a. Tidak Mendapat Dividen
b. Capital Loss
c. Perusahaan Bangkrut
d. Saham di Delist dari Bursa (Delisting)
e. Saham di Suspend
2.2 Pasar Modal
Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus fund) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit fund), di mana dana yang diperdagangkan merupakan dana jangka panjang Manan, (2009).
Menurut Tandelilin, (2007) pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam arti konkret adalah produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa lembar surat-surat berharga di bursa efek.
Menurut Manan (2009), Pasar modal dibedakan atas dua segmen, yaitu
1. Non Securities Segment
Segmen ini menyediakan dana dari lembaga keuangan langsung kepada perusahaan. Investasi yang dilakukan tidak dengan negotiable securities secara bebas yang dapat dijual secara mudah kepada perorangan maupun kepada investor kecil. Perusahaan yang meminjam langsung berunding dengan lembaga penyedia dana, dan biasanya lembaga keuangan tersebut akan menahan tanda bukti investasi perusahaan sampai dengan pembayaran selesai.
2. Securities Segment
Securities Segment menyediakan sumber pembelanjaan perusahaan jangka panjang dan memungkinkan perusahaan perusahaan melakukan investasi pada barang modal, memperbanyak alat-alat produksi dan menciptakan kesempatan kerja. Dengan kata lain, segment ini untuk memobilisasi tabungan jangka panjang,menyediakan saluran tabungan yang dapat ditarik atau ditempatkan pada investasi jangka panjang pada perusahaan-perusahaan produktif.
2.3 Teori Spread
Pengertian bid-ask spread menurut Fatmawati (1999) adalah presentase selisih antara bid-price dengan ask-price. Bid-price memunyai arti harga tertinggi yang diinginkan oleh dealer, sedangkan ask-price adalah harga terendah yang ditawarkan oleh penjual untuk pembeli (Gitman: 2000). Perbedaan antara penawaran jual dengan penawaran beli pada transaksi saham disebut sebagai bid ask spread (Jaffe dan Winkler, 1976; Stoll, 1989).
Dalton (1993) mengelompokkan pihak-pihak yang berpartisipasi di NYSE sebagai floor brokers, two-dollars brokers, bond brokers, competitive traders, competitive market makers (dealers), dan specialist. Floor brokers, two-dollars brokers dan bond brokers cenderung berfungsi sebagai perantara jual beli sekuritas untuk mendapatkan komisi. Sedangkan competitive traders, competitive market makers dan specialist melakukan aktivitas jual beli sekuritas untuk mendapatkan keuntungan (capital gain). Pada kondisi tertentu competitive traders dan competitive market makers dapat bertindak sebagai broker. Dengan demikian competitive traders dan competitive market makers dapat bertindak sebagai dealer maupun broker di NYSE. Broker dan dealer dapat dikatakan sebagai perantara perdagangan sekuritas yang dilakukan individu secara tidak langsung.
Broker akan melakukan transaksi atas nama investor sedangkan dealer melaksanakn transaksi untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Market makers akan mendapatkan keuntungan kompensasi karena aktivitas membeli dilakukan pada saat harga beli (bid-price) lebih rendah daripada true price dan menjual saham pada saat harga jual (askprice) saham lebih tinggi daripada true price (Stoll: 1989).
2.3.1 Faktor Yang Memengaruhi Spread
Menurut Stoll (1989) penentuan besarnya spread oleh market maker merupakan kompensasi untuk menutupi adanya tiga jenis biaya antara lain:
a) Inventory-Holding Cost (Biaya Kepemilikan)
Biaya kepemilikan mencerminkan risiko hargadan opportunity costterhadap pemilikan suatu sekuritas.
b) Order-Processing Cost (Biaya Pesanan)
Biaya pesanan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan proses perdagangan suatu sekuritas, komunikasi pencatatan dan kliring transaksi.
c) Adverse Information Cost (Biaya Informasi)
Biaya informasi merupakan biaya yang terjadi jika dealer melakukan transaksi dengan investor yang memiliki informasi superior.
2.4 Volume Perdagangan
Dalam membuat keputusan investasinya, seorang investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk itu investor seharusnya melakukan analisis sebelum menetukan saham yang akan mereka beli. Dalam melakukan analisis, investor memerlukan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor yang dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah volume perdagangan saham.
Volume perdagangan saham merupakan ukuran besarnya saham tertentu yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut. Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indicator aktivitas perdagangan Trading Volume Activity (TVA).
Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan.
Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split akan meningkatkan investor kecil untuk melakukan investasi sehingga menunjukkan pasar yang semakin likuid. Hal ini akan meningkatkan frekuensi transaksi yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di bursa. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham di bursa dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga return saham.
Perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaam yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama (Ang, 1997).
Fatmawati & Asri (1999) dalam Munawarah (2009) menjelaskan bahwa Trading Volume Acitivy (TVA) merupakan instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui perubahan volume perdagangan saham. Husnan (2005) menjelaskan bahwa Trading Volume Activity (TVA) merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Maka, dapat dikatakan bahwa rumus dari TVA adalah sebagai berikut.
………….………. (1)
2.5 Event Study
Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Pengujian reaksi pasar terhadap adanya suatu peristiwa dapat dilakukan juga untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumumn peristiwa mengandung informasi ekonomi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. (Jogianto, 2007: 410)
Berkaitan dengan pengujian efisiensi pasar, hipotesis efisiensi pasar berkaitan dengan pengujian terhadap pendugaan return (efisiensi pasar bentuk lemah), studi peristiwa (efisiensi pasar bentuk setengah kuat), dan informasi privat (efisiensi pasar bentuk kuat). Jika perubahan harga-harga sekuritas adalah mengikuti langkah acak, berarti perubahan tersebut independent terhadap nilai-nilai masa lalu dan sebaliknya.
Secara statistik pengujian ini ditunjukkan oleh nilai Z yang signifikan (mendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah), dan sebaliknya, jika Z yang tidak signifikan, berasti perubahan harga tidak acak yang berarti tidak mendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah.
Studi peristiwa (pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat) merupakan suatu studi yang mempelajari dampak suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasika sebagai pengumuman. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan mengunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Suatu peristiwa dikatakan memunyai kandungan informasi jika peristiwa tersebut memberikan return kepada pasar, dan sebaliknya. Dengan demikian dikatakan bahwa suatu peristiwa akan direspon positif oleh pasar jika peristiwa tersebut dapat memberikan return pasar.
Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa sebenarnya event study dapat dikatakan untuk melihat reaksi pasar modal (dengan pendekatan harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu. Langkah-langkah dalam desain event study biasanya meliputi beberapa tahapan berikut:
1. Identifikasi peristiwa atau pengumuman yang kemungkinan memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga saham.
2. Merumuskan hipotesis berdasarkan tinjauan literature.
3. Menentukan perusahaan yang akan dijadikan sampel
4. Menentukan rentang waktu pengamatan (event window).
5. Menghitung variable diukur di sekitar terjadinya suatu peristiwa.
6. Menguji signifikansi variabel diukur di sekitar terjadinya suatu peristiwa pengumuman dengan menggunakan uji z-test. (Supramonodalam & Husna ,2010)
2.6 Penelitian Terdahulu
1. Anggraini(2003): Analisis Perubahan Bid ask spread dan Volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split (studi kasus pada perusahaan yang listing di BEJ periode tahun (2000 -2002)
Bid–Ask Spread – Volume Peradagangan Saham (TVA= trading volume activity) Paired Sample T Test,
Sampel perusahaan yang listing di BEI. Perusahaan stock spliit memengaruhi perubahan bid ask spread sehingga terdapat perubahan yang signifikan antara rata” sebelum dan sesudah bid ask spread .Tidak ada perubahan antara rata-rata volume penjualan sebelum dan sesudah stock split.
2. Hamidi (2008): Analisis likuiditas saham sebelum, saat dan sesudah bencana banjir antara tahun 2007-2008 di ibukota Jakarta (studi pada industri dasar dan kimia di BEI)
Bid Ask Spread – Volume perdagangan – Market widthResiliency- AVP Paired Sample T Tes
Sampel perusahaan industry kimia Hasil dari variabel terikat dari indikator likuiditas saham (AVP, bid ask spread, width dan resiliency) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada saat dan sesudah tidak ada perbedaan yang signifikan. Ada saat dan sesudah tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk penilaian individu ada beberapa saham yang dipengaruhi
3. Sari (2006): Analisis Reaksi Saham terhadap News dan Rumors (Event Study:Kenaikan BBM dan Bom Bali 1 Oktober 2005 pada JII)
News and Rumors – Return – AAR – CAR – CAAR – Paired Sample T Test,
Terdapat perbedaan abnormal (6 hari sebelum dan 3 hari sesudah).
Tidak terdapat perbedaan pada return AAR.
4. Fitria (2009) Analisis Harga Saham Sebelum, Saat dan Setelah Pemilihan Presiden Amerika (studi pada perusahaan energy yang listing di BEI)
AR – AAR – CAAR – Paired Sample T Test,
Pada variabel CAAR terdapat pengaruh yang signifikan.
Pada variabel AAR tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
Pada uji t terdapat banyak nilai yang positif pada variabel AR baik sebelum maupun sesudah peristiwa.
5. Husna (2010): Analisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pemilu Legislatif 2009 (Event study pada sektor Harga Saham.
Paired Sample T Test, Terdapat pengaruh atau perbedaan yang signifikan antara harga saham sektor properti dan real estate sebelum dan sesdudah pemilu legislative 2009 property dan real estate yang listing di BEI)
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.
H01: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Bid Ask Spread sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014
Ha1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Bid Ask Spread sebelum dan seseudah kenaikan bbm berubsidi 2014
H02 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014
Ha2 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Trading Volume Activity sebelum dan seseudah kenaikan bbm berubsidi 2014
2.8 Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Permasalahan Penelitian : Menganalisis perbedaan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga bbm tahun 2014 .
Teori: – Saham – Pasar Modal – Teori Spread – Volume Perdagangan – Event Study
Hipotesis Penelitian – Uji dan analisis data – Hasil Uji
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian menggunakan Studi Peristiwa (Event Study). Menurut Jogiyanto (2007) , event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengunguman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar berbentuk setengah kuat.
Dalam penelitian ini studi peristiwa yang akan diuji kandungan informasinya adalah Kenaikan harga bbm tahun 2014 terhadap tingkat volume perdagangan dan Spread saham perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sektor otomotif dan sub komponen di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurut Jogiyanto (2009) , terdapat empat kategori dalam penelitian event study. Yaitu :
a) Kandungan informasi (Information Content)
Penelitian ini digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa.
b) Efisiensi pasar (market efficiency)
Pengujian ini adalah suatu bentuk lanjutan dari pengujian kandungan informasi.
c) Evaluasi model (model evaluation)
Penelitian yang mengevaluasimodel-model yang digunakan di studi peristiwa untuk menentukan model mana yang paling sesuai untuk kondisi yang tertentu.
d) Penjelasan mertik (metric explanation)
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penyebab reaksi pasar lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan return taknormal sebagai dependen variabel dan variabel-variabel penyebab.
Penelitian ini didasarkan pada pengamatan 24 hari bursa disekitar peristiwa, yaitu 12 hari sebelum peritiwa (h-12 hingga h-1) , dan 12 hari sesudah peristiwa (h+1 hingga h+12). Penelitian ini menggunakan 12 hari sebelum kenaikan harga BBM tahun 2014, dan menggunakan 12 hari sesudah kenaikan harga BBM tahun 2014, diasumsikan bahwa peristiwa kenaikan harga bbm benar-benar berpengaruh terhadap aktivitas perdagangan saham tanpa dipengaruhi oleh faktor lain.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian menurut Arikunto (2006), Sedangkan menurut Supomo dan Indiantoro (2002), populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memunyai karakteristik tertentu.
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah semua perusahaan yang masuk dalam daftar indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan untuk sampel, menurut Supomo dan Indiantoro (2002), sebagian dari elemen-elemen populasi. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah Semua perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar dalam Indeks Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel terdiri dari 12 Perusahaan yang listing di BEI.
Tabel 3. Jumlah Sektor Otomotif dan Komponen
No Kode Saham Nama Perusahaan/Emiten
1. ASII Astra International Tbk.
2. AUTO Astra Otoparts Tbk.
3. BRAM Indo Kordsa Tbk.
4. GDYR Goodyear Indonesia Tbk.
5. GJTL Gajah Tunggal Tbk.
6 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk.
7. INDS Indospring Tbk.
8. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
9. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.
10. NIPS Nipress Tbk.
11. PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk.
12. SMSM Selamat Sempurna Tbk.
Sumber : Data diolah
Pengambilan sampel menggunakan metoda Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu dan criteria tertentu yaitu merupakan perusahaan Otomotif dan Komponen serta sahamnya diperjualbelikan di sekitar tanggal peristiwa.
3.3 Data Penelitian
3.3.1 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang artinya diperoleh dari dalam bentuk yang sudah dipublikasikan ataupun sudah jadi dan diperoleh dari pihak lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), dan berasal dari Website Finance.yahoo.com dan data dari jurnal lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan hal yang penting, oleh karena itu kegiatan ini harus dilaksanakan dengan sangat tepat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metoda dokumentasi. Metode dokumentasi pada penelitian ini mengumpulkan data sekunder melalui Website serta mencari bahan pustaka dalam menunjang penelitian ini menggunakan teknik Library Research. Nawawi (2005) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku mengenai pendapat maupun dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan variabel independen dan dependen. Penelitian ini melihat pengaruh yag diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen . Variabel Independen dalam penelitian ini adalah kenaikan bahan bakar minyak (BBM) Tahun 2014, sedangkan untuk variabel Dependennya adalah Bid Ask Spread dan TVA (Trading Volume Activity)
a) Bid Ask Spread
Variabel dependen pertama adalah Bid Ask Spread. Bid-ask spread menurut Fatmawati (1999) adalah presentase selisih antara bidprice dengan ask-price. Untuk menentukan bid ask spread dapat menghitung persentase spread dengan menggunakan harga beli (bid price) dan harga jual (ask price) selama window period.
Akmila dan Hadri (2003) menyatakan persentase spread dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
……………………………………………………….(2)
Keterangan:
Spreadi,t : Spread saham i pada hari ke-t
BIDt : Harga Beli Saham pada hari ke-t
ASKt : Harga Jual Saham pada hari ke-t
b) TVA (Trading Volume Activity)
Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar (Sutrisno: 2000). Zulhawati (2000) menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham (i) pada periode (t) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
,…………….(3)
Keterangan:
TVAi,t : Volume Perdagangan saham i pada waktu t
Number of shares of firm trading on t : Jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu t
Number of shares of firm outstanding on t : Jumlah Saham yang beredar pada waktu t.
c) Rata – rata TVA (ATVA)
………………………………………….(4)
ATVA : Rata rata Trading Volume Activity
TVAi,t : TVA pada hari t
N : Jumlah Sekuritas/prusahaan yang terpengaruh dengan peristiwa
3.5 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Event Study. Menurut Jogiyanto ( 2007), Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Pengujian reaksi pasar terhadap adanya suatu peristiwa dapat dilakukan juga untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumumn peristiwa mengandung informasi ekonomi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan.
Pengujian penelitian ini menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 21.0. Penelitian ini menggunakan analisis statistika deskriptif. Analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis data yang telah dikumpulkan, digolongkan atau dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasi secara objektif.
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Santoso (2001) dalam Arisyahidin (2012), data dikatakan telah normal jika nilai signifikansi dari hasil pengujian Klomogorov- Simirnov lebih besar dari 5% (>0.05) dan tidak berdistribusi secara normal jika data lebih kecil dari 5% (<0.05). Uji Normalitas ini digunakan untuk melihat variabel TVA (Trading Volume Activity) dan variabel Bid ask spread apakah sudah terdistribusi normal atau tidak.
Penelitian ini juga menggunakan uji beda berpasangan (Paired sample t-test). Uji beda yang dalam penelitian ini dilakaukan untuk mengetahui kebermaknaan atau pengaruh berlakunya kebijakan kenaikan harga BBM terhadap Bid Ask Spread dan volume perdagangan saham tanpa melihat seberapa besar parameter pengaruh antar variabel yang diteliti.
Berikut ini merupakan langkah langkah pengujian uji beda berpasangan:
a) Menentukan Menentukan tingkat signifikansi: α= 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar n-1.
b) Perbandingan t-hitung dan t-tabel
– Jika –t tabel < thitung < t tabel, maka Ho diterima.
– Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.
c) Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan level of significance 5% (0,05)
– Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.
– Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.
d) T tabel dapat dilihat pada table statistik pada signifikansi 0,05 :
2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-1.
3.6 Tahapan Penelitian
Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Mengolah data berupa Bid ask Spread dan Trading Volume Activity yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
b) Mengelompokkan data volume saham dan harga saham bid dan offer harian saham tersebut berdasarkan duabelas hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM (h-12), dan duabelas hari setelah kenaikan BBM (t+12) dan melakukan perhitungan Trading volume activity dan bid ask spread dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
c) Melakukan perhitungan rata-rata TVA berdasarkan duabelas hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM dan duabelas hari setelah kenaikan BBM dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
d) Menguji normalitas data rata – rata bid ask spread dan rata-rata TVA pada program SPSS 21.0.
e) Menguji hipotesis 1 dengan uji Paired Sample t-Test atau pada program SPSS 21.0.
f) Menguji hipotesis 2 dengan uji Paired Sample t-Test pada program SPSS 21.0.
g) Setelah mengetahui hasil output untuk kedua variabel, melakukan analisis guna mengetahui hasil penelitian.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analis Data Pengujian Bid Ask Spread
4.1.1 Deskripsi Data
Tabel 4. Tabel perhitungan rata rata Bid Ask Spread
Tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan antara rata rata Bid Ask Spread. Adanya angka minus pada h-6,h-8,h-9, h-10, dikarenakan pada hari tersebut, selisih harga minus, dikarenakan pada hari itu perusahaan BRAM tidak menawarkan saham yang diperdagangkan, namun masih ada yang menawar harga saham tersebut. Dari table tersebut adanya fluktuasi angka bid ask spread. Paa h-12 sebelum kenaikan bahan bakar minyak, terjadi penurunan drastic hingga h-8 , yaitu dari angka 0.06157793, hingga (–0.141007867), smpat mengalami kenaikan pada h-7, dan penurunan drastic pada hari selanjutnya. Pada h-4 hingga h-1
HARI RATA RATA BID ASK SPRD HARI RATA RATA BID ASK SPREAD
H-1 0.031996086 H+1 0.036742557
H-2 0.038104546 H+2 0.044457549
H-3 0.041778368 H+3 0.033290032
H-4 0.033594733 H+4 0.030562214
H-5 0.04188117 H+5 0.042099535
H-6 -0.139145005 H+6 -0.149604233
H-7 0.029183781 H+7 -0.149575778
H-8 -0.141007867 H+8 0.028127531
H-9 -0.132616189 H+9 0.028422543
H-10 -0.148103765 H+10 0.030401161
H-11 0.041934781 H+11 0.022496656
H-12 0.06157793 H+12 0.133438567
Sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak mengalami fluktuasi selisih harga saham (Spread). Begitu juga dengan hari sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak, terjadi kenaikan dan penurunan selisih harga saham (Spread) namun tidak terlalu signifikan .
4.1.2 Descriptive Statistic
Pada table Descriptive Statistics, Jumlah sampel yang digunakan dalam penilitian ini sebanyak 12 hari sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM ) tahun 2014. Rata rata Bid Ask Spread tertinggi adalah rata rata Bid Ask Spread pada dua belas hari sesudah peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak yaitu sebesar 0,0109048612. Sedangkan untuk rata – rata terendah adalah saat duabelas hari sebelum peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014, yaitu sebesar -0.0200684526. Terjadi kenaikan rata- rata Bid Ask Spread sewaktu sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini menandakan jika selisih harga /Spread saham lebih tinggi daripada sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini dikarenakan harga saham yang ditawar (Bid) lebih rendah daripada harga saham yang ditawarkan oleh perusahaan (Offer/ask)
Tabel 5. Tabel Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BAS_SEBELUM 12 -.14810377 .06157793 -.0200684526 .08915729367
BAS_SESUDAH 12 -.14960423 .13343857 .0109048612 .08051180790
Valid N (listwise) 12
Sumber: Data Diolah
4.1.3 Uji Normalitas Data Bid Ask Spread
Uji Normalitas untuk menguji data terdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan alat uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pada table One Sample Kolmogorov Smirnov Test. , nilai signifikansi semua sampel Bid Ask Spread lebih besar 0,05 (5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
Tabel 6. Tabel One Sample Kolmogorov-smirnov
Sumber : Data Diolah
4.1.4 Pengujian Paired Sample t-test
Karena data terdistribusi normal , maka pengujian hipotesis pertama yaitu menguji perbedaan rata-raa Bid Ask Spread sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menggunakan uji Paired Sample t-Test. Paired Sample t-test digunakan unuk menguji perbedaan rata – rata antara dua sampel yang berpasangan. Pengujian ini dilakukan terhadap rata-rata Bid Ask Spread.
Tabel 7. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
BAS_SEBELUM BAS_SESUDAH
N 12 12
Normal Parametersa,b
Mean -.0200684526 .0109048612
Std. Deviation .08915729367 .08051180790
Most Extreme Differences
Absolute .376 .391
Positive .230 .255
Negative -.376 -.391
Kolmogorov-Smirnov Z 1.304 1.353
Asymp. Sig. (2-tailed) .067 .051
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 8. Tabel Paired Sample t-test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error
Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair
BAS_SEBELUM BAS_SESUDAH-
.0309733 1375
.10119399 159
.02921218 914
-.09526890 854
.03332228 104
-1.060 11 .312
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Table 8, nilai t hitung sebesar -1.060dengan nilai p sebesar 0,312. Jika dilihat dari t-tabel sebesar 2,201 , maka jika -t-hitung (-1,060) ≤ -ttabel (-2,201) dan p-value (0,312) > α(0,05) maka dapat disimpulkan maka H01 diterima yaitu Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Bid AskSpread sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014.
Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas tawar menawar tanpa ada perbedaan harga yang signifikan.
4.2 Hasil Analis Data Pengujian Trading Volume Activity
4.2.1 Deskripsi Data
Tabel 9. Rata–rata Trading Volume Activity
HARI ATVA HARI ATVA
H-1 0.000519858 H+1 0.000476
H-2 0.000916849 H+2 0.000409
H-3 0.00187896 H+3 0.000564
H-4 0.002820727 H+4 0.001006
H-5 0.00116579 H+5 0.000784
H-6 0.000549957 H+6 0.003521
H-7 0.000529399 H+7 0.003969
H-8 0.000238367 H+8 0.000994
H-9 0.000334126 H+9 0.001101
H-10 0.000544904 H+10 0.001510
H-11 0.000188194 H+11 0.000582
H-12 0.000249601 H+12 0.001050
Sumber : Data Diolah
Tabel di atas, menunjukkan rata – rata jumlah TVA mengalami kenaikan dan penurunan baik sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014. Volume perdagangan (TVA) tertinggi pada sebelum kenaikan BBM ada pada hari ke 4 (h-4) yaitu sebesar (0.002820727) , sedangkan terendah pada hari ke 11 sebelum kenaikan bahan bakar minyak (h-11). Pada hari hari sesudah kenaikan bahan bakar minyak jga mengalami kenaikan dan penurunan volume perdagangan . terrendah tercatat pada hari ke 2 sesudah kenaikan bbm (h+2) yaitu sebesar (0.00040900) dikarenakan terjadi penurunan volume pada kode saham AUTO,INDS,MASA dan PRAS. Sedangkan pada hari ke 7 sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak, terajadi peningkatan sebesar (0.003969) karena volume perdagangan saham hampir semua perusahaan meningkat secara signifikan.
4.2.2 Descriptive Statistic ATVA
Tabel 10. Tabel Descriptive Statistic
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ATVA_SBLM 12 .0008280610 .00079054153 .00018819 .00282073
ATVA_SSDH 12 .0013305000 .00117426360 .00040900 .00396900
Sumber : Data Diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa adanya kenaikan pada rata–rata Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah yaitu sebeasar (0,008280610) meningkat menjadi (0,0013305000) . Hal ini menandakan volume perdagangan pada saham perusahaan sektor otomotif dan komponen yang terdafta di BEI meningkat di sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 pada tanggal 18 Desember 2014. Hal ini juga dikarenakan volume perdagangan saham di pasar modal meningkat saat hari – hari kenaikan harga bahan bakar minyak.
4.2.3 Uji Normalitas ATVA (Average Trading Volume Activity)
Tabel 11. Tabel One-Sample Kolmogorov Smirnov
ATVA_SBLM ATVA_SSDH
N 12 12
Normal Parametersa, b
Mean .0008280610 .0013305000
Std. Deviation .00079054153 .00117426360
Most Extreme Differences Absolute .304 .327
Positive .304 .327
Negative -.209 -.216
Kolmogorov-Smirnov Z 1.054 1.134
Asymp. Sig. (2-tailed) .217 .152
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Diolah
Uji Normalitas untuk menguji data terdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan alat uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pada table One Sample Kolmogorov Smirnov Test. , nilai signifikansi semua sampel sebelum dan sesudah Average Trading Volume Activity(ATVA) lebih besar 0,05 (5%) yaitu sebesar 0,217 pada sebelum kenaikan dan 0,152 pada saat sesudah kenaikan sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
4.2.4 Pengujian Paired Sample t-test ATVA
Karena data terdistribusi normal , maka pengujian hipotesis pertama yaitu menguji perbedaan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menggunakan uji Paired Sample t-Test. Paired Sample t-test digunakan unuk menguji perbedaan rata–rata antara dua sampel yang berpasangan. Pengujian ini dilakukan terhadap rata-rata Trading Volume Activity.
Tabel 12. Tabel Pengujian Paired Sample T-test ATVA
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error
Mean 95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper Pair 1
ATVA_SBLM – ATVA_SSDH
-.000502 43900 .001535 71934 .000443 32399 -.001478 18852 .000473 31052 -1.133 11 .281
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan table 4.8, nilai t hitung sebesar -1.133 dengan nilai p sebesar 0,281. Jika dilihat dari t-tabel sebesar 2,201 , maka jika -t-hitung (-1,133) ≤ -t-tabel (-2,201) dan p-value (0,281) > α(0,05) maka dapat disimpulkan maka H02 diterima yaitu Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas perdagangan saham di bursa saham Indonesia.
Trading Volume Activity (TVA) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui perilaku investor dengan menggunakan parameter pergerakan volume perdagangan di pasar. Perhitungan TVA saham dilakukan dengan membandingkan jumlah saham yang ditransaksikan pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada perusahaan tersebut pada periode yang sama. Apabila kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tingg di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar modal akan membaik (bullish).Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang
membaik (bullish).
Hal ini ditunjukkan dengan tidak signifikannya perbedaan yang dialami sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Angka tersebut dalam nominal menunjukkan perbedaan, namun ketika diuji secara setatistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan . Tidak signifikannya perbedaan TVA sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak mengindikasikan investor harus berhati hati dalam melakukan transaksi jual beli saham. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pasar modal dalam keadaan lesu atau kuarang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata trading volume activity yang berubah namun tidak ada perubahan yang terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak mengindentifikasi informasi baru yang diumumkan ke pasar, sehingga tidak mengubah preferensi investor untuk mengubah keputusan investasinya.
Jadi, investor cenderung menahan sahamnya guna mengantisipasi dari pengummuan yang terjadi, dikarenakan investor menganggap peristiwa hanya berlangsung sesaat dan efek dari pengumuman hanya berjangka pendek saja terhadap return saham yang dimiliki investor.
5. PENUTUP
5.1.Simpulan
Bid Ask Spread sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak pada saham perusahaan sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan. Hari sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak. Adanya angka minus pada h-6,h-8,h-9, h-10 selisih harga minus, dikarenakan pada hari itu perusahaan BRAM tidak menawarkan saham yang diperdagangkan , namun masih ada yang menawar harga saham tersebut. Dari hasil perhitungan tersebut adanya fluktuasi angka bid ask spread. Paa h-12 sebelum kenaikan bahan bakar minyak, terjadi penurunan drastic hingga h-8 , yaitu dari angka 0.06157793, hingga (–0.141007867), smpat mengalami kenaikan pada h-7, dan penurunan drastic pada hari selanjutnya. Pada h-4 hingga h-1 sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak mengalami fluktuasi selisih harga saham (Spread). Begitu juga dengan hari sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak, terjadi kenaikan dan penurunan selisih harga saham (Spread) namun tidak terlalu signifikan.
Setelah pengujian menggunakan uji Paired Sample t-test . hasil ditunjukkan bahwa Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas tawar menawar tanpa ada perbedaan harga yang signifikan.
Demikian juga dengan pengujian Trading Volume Activity . Terjadi kenaikan dan penurunan volume perdagangan sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak. Kenaikan terjadi beberapa hari sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini justru mengalami kenaikan volume perdagangan karena investor meningkatkan volumepedagangan dan tidak terpengaruh dengan peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak. Uji Beda juga dilakukan dan hasil menunjukkan bahwa ,tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas perdagangan saham di bursa saham Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan tidak signifikannya perbedaan yang dialami sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Angka tersebut dalam nominal menunjukkan perbedaan, namun ketika diuji secara setatistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan . Tidak signifikannya perbedaan TVA sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak mengindikasikan investor harus berhati hati dalam melakukan transaksi jual beli saham.
Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pasar modal dalam keadaan lesu atau kuarang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata trading volume activityyang berubah namun tidak ada perubahan yang terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak mengindentifikasi informasi baru yang diumumkan ke pasar, sehingga tidak mengubah preferensi investor untuk mengubah keputusan investasinya. Jadi, investor cenderung menahan sahamnya guna mengantisipasi dari pengummuan yang terjadi, dikarenakan investor menganggap peristiwa hanya berlangsung sesaat dan efek dari pengumuman hanya berjangka pendek saja terhadap return saham yang dimiliki investor.
5.2.Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya.
1. Gunakan atau menambah variabel lain seperti variabel Abnormal Return, Return Saham atau variabel lain yang berkaitan dengan pasar modal dan saham.
2. Memperbanyak sampel dengan cara menggunakan perusahaan sektor lain atau indeks saham seperti LQ45 atau Kompas 100, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih digeneralisasikan.
3. Memperbanyak perioda waktu penelitian, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Gema Insani Press : Jakarta
Akmila , Fitriarti dan Hadri Kusuma, 2003. “The Effect of Stock Splits on Liquidity : The case of Companies Listed on Jakarta Stock Exchange (JSX)”.The Journal of Accounting , Management , and Economics Research.
Volume 3 , No.1 page 35-49 Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F.,2006, Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Yulianto,Akbar, Ali , Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat
Fabozzi, Frank J. and Peterson, Pamela P., 2003, Financial Management and Analysis, Second Edition, John Wiley & Sons, Inc. Hoboken, New Jersey
Fachruddin, M. dan M. Sopian Hadianto. 2001, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Buku Satu, Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada: Yogyakarta
Hs, Arisyahidin. 2012. Dampak Kebijakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Investasi Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2,September 2012.
Indiriantoro, dan Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Petama, BPFE: Yogyakarta
Jogianto, 2003. Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi III. Cet I BPFE: Yogyakarta
Jogiyanto, H. M. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE: Yogyakarta
Manan, Abdul. 2009. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia. Kencana Prenada Media Group : Jakarta
Munawarah. 2009. Analisis Pebandingan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Suspend BEI (Studi Kasus pada Saham LQ-45 di BEI periode 6-15 Oktober 2008). Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.
Rusdin. 2006. Pasar Modal. Alfabeta Bandung Stoll, Hans R. 1989. “Inferring the Components of The Bid Ask Spread : Theory and Empirical Tests”. The Journal of Finance. Vol 44, No.1 . PP 115-134
Tandelilin, Eduardus. 2007, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,BPFE: Yogyakarta
http://www.finance.yahoo.com, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.
http://www.idx.co.id, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.