ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI XL KE AXIS

FELIANI ANGGRAENI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Persaingan antar perusahaan merupakan hal biasa di dalam dunia bisnis. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi atau cara agar dapat selalu mempertahankan eksistensi atau bahkan mengembangkan perusahaan tersebut. Akuisisi merupakan salah satu bentuk penggabungan dimana perusahaan pengakuisisi mengambil alih kendali dan kepemilikan atas perusahaan yang diakuisisi. Pengambilalihan ini berupa kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset. Akuisisi dilakukan dalam upaya akan mendukung untuk menciptakan industri telekomunikasi yang sehat dan akan menciptakan multiple effect yang luar biasa bagi perekonomian nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah akuisisi XL ke AXIS.

Kata-kata kunci: akuisisi, trading volume activity

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, bisnis telekomunikasi yang ada di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sampai saat ini tercatat sekitar delapan perusahaan telekomunikasi yang ada di Indonesia. Perusahaan ini terdiri dari Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan swasta, dalam negeri maupun asing. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan bisnis telekomunikasi yang terjadi saat ini cukup ketat sehingga perlu adanya strategi-strategi khusus dalam mengelola sistem kinerja perusahaan agar lebih efisien dan memiliki sistem kontrol yang lebih baik.

Dengan semakin berkembangnya persaingan di dalam bisnis telekomunikasi, teknologi informasi diharapkan dapat hadir untuk membantu para pelaku bisnis mengembangkan bisnisnya dalam rangka peningkatan kriteria perusahaan.

PT. XL Axiata, Tbk (XL) merupakan salah satu perusahaan yang meramaikan persaingan bisnis telekomunikasi di Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, XL selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996. dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia

Pada tanggal 26 September 2013, XL Axiata telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi Axis Telekom Indonesia melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement -CSPA) dengan Saudi Telecom Company (STC) dan Teleglobal Investment B.V. (Teleglobal), yang merupakan anak perusahaan STC. Upaya XL dalam melakukan akuisisi dan merger dengan Axis ini akan mendukung untuk menciptakan industri telekomunikasi yang sehat dan akan menciptakan multiple effect yang luar biasa bagi perekonomian nasional,” kata Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Hasnul Suhaimi. (http://tekno.kompas.com, diakses pada tanggal 17 desember 2014).

Dalam transaksi ini, XL akan membayar nilai nominal saham yang disepakati dan akan membayar sebagian dari hutang dan kewajiban AXIS. Transaksi ini akan mengatasi permasalahan yang dihadapi XL saat ini dan memberikan kapasitas tambahan bagi XL yang akan bermanfaat bagi  para  stakeholders.

Manfaat akusisi AXIS oleh XL ini adalah sebagai berikut: (1) Lebih dari 65 juta pelanggan akan diuntungkan melalui kualitas layanan yang lebih prima dan cakupan jaringan yang lebih luas. (2) Transaksi ini akan mendukung pengembangan industri telekomunikasi Indonesia sekaligus menjadi referensi untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pertumbuhan dan belanja modal yang efisien. (3) Mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Rencana Broadband Nasional. (4) Memperkuat posisi XL sebagai salah satu operator terdepan di industri.

Dari yang telah diungkapkan di atas, penulis ingin mengetahui besar saham akuisisi sebelum dan sesudah XL menjadi Axis Telekom Indonesia menggunakan Trading Volume Activity. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis TVA (Trading Volume Activity) sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis Telekom Indonesia”.

1.2  Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, terdapat rumusan masalah yang diutarakan, yaitu:

Bagaimana rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis?

Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

Mengetahui bagaimana rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis.

Mengetahui apa saja perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis.

1.4  Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

  1. Bagi Mahasiswa/i

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan maupun referensi.

  • Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembelajaran yang lebih baik kedepannya.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Saham

“Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan” (Hartono, 2008: 25). Berdasarkan pendapat Rusdin (2005:72) saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dimana pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan serta berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan menurut Hartono (2008: 112) pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.  Saham biasa dikenal sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, atau cukup disebut ekuitas, menunjukkan bagian kepemilikan  di sebuah perusahaan. Masing-masing lembar saham biasa mewakili satu suara tentang segala hal dalam pengurusan perusahaan dan menggunakan suara tersebut dalam rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan (Bodie, Kane, Marcus, 2006: 59).

Menurut Hartono (2008: 112-113). pemegang saham biasa memiliki beberapa hak, yaitu:

Hak Kontrol

Hak pemegang saham untuk memilih pimpinan perusahaan. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi atau pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Bagian dari keuntungan perusahaan ini berupa deviden dan semua pemegang saham biasa memiliki hak yang sama.

Hak Preemptive

Hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.  Hak Preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tanbahan saham yang baru, sehingga persentase pemilikannya tidak berubah. Hal ini bertujuan untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama

dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.

Menurut Arifin (2001:115-116) yang dikutip dari Sri Artatik (2007), pergerakan saham dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Nilai fundamental merupakan nilai intrinsik dari suatu saham yang dianalisis dengan menggunakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, contohnya laba, dividen yang dibagi, penjualan dan sebaginya (Jogiyanto, 1998:70). Sedangkan menurut Arifin (2001:116), faktor fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya (Ang, 1997: 187). Earning per share dan Price Earning Ratio merupakan data rasio dari laporan keuangan perusahaan dan merupakan faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan harga saham (Arifin, 2001:116). Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten yang tercermin dalam kinerja keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Demikian sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang akan ditanggung oleh investor. Saham-saham yang bagus atau saham blue chip tentu memiliki resiko yang lebih kecil jika dibanding dengan jenis saham lainnya. Ini karena faktor fundamental perusahaan penerbitnya bagus. Baik kondisi keuangannya, strategi bisnisnya, produknya, maupun manajemennya.

Hukum permintaan dan penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran digunakan investor untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan dalam melakukan transaksi jual beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga akan terlalu mahal.

Tingkat suku bunga

Investor harus memperhatikan faktor suku bunga untuk mengetahui harapan hasil dari setiap investasi yang dilakukannya. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana invertasi akan mengalami perubahan, ada yang cenderung naik dan ada pula yang cenderung turun. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibanding dengan investasi dalam bentuk saham. Karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.

Valuta asing

Dolar Amerika (US Dollar) merupakan mata uang kuat yang mempengaruhi nilai dari mata uang negara-negara lain. Sebagai contoh ketika suku bunga dolar Amerika naik, investor asing mengharapakn hal yang sama. Mereka akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan turun.

Dana asing di Bursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena dengan semakin besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamananya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

Indeks harga saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar bursa.

News dan Rumors

Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Begitu banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan difokuskan pada factor fundamental emiten sebagai pertimbangan utama dalam menanamkan saham.

2.2 Pasar Modal

Pasar modal memunyai peranan penting dalam perekonomian terutama  dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dan jangka panjang dengan menjual saham atau surat-surat berharga atau mengeluarkan obligasi. Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal dengan nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan. Pasar modal berfungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.

Menurut Tandelilin (2007:13), pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, yang memiliki peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar.

Menurut Kasmir(2001 : 183-189), para pelaku yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama adalah sebagai berikut:

Emiten

Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa disebut emiten. Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :

Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.

Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.

Investor

Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi disebut investor. Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:

Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.

Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.

Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

Lembaga Penunjang

Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut:

Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.

Perantara perdagangan efek (broker/pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi:

Memberikan informasi tentang emiten.

Melakukan penjualan efek kepada investor

Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai:

Pedagang dalam jual beli efek.

Sebagai perantara dalam jual beli efek.

Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.

Wali amanat (trustee).

Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi:

Menilai kekayaan emiten.

Menganalisis kemampuan emiten.

Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten.

Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten.

Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi.

Bertindak sebagai agen pembayaran.

Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain:

Sebagai pedagang efek.

Penjamin emisi.

Perantara perdagangan efek.

Pengelola dana.

Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.

Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya. Tugasnya adalah sebagai berikut:

Membantu emiten dalam rangka emisi.

Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor.

Membantu menyusun daftar pemegang saham.

Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham.

Membuat laporan-laporan yang diperlukan.

2.3 Teori Kombinasi Bisnis

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010 lampiran A, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai ”penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau ”penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam pernyataan ini. Dengan demikian, kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto perusahaan, mengambil alih hutang, membeli sebagian aset neto perusahaan lain dan bersama-sama membentuk satu atau lebih bisnis lainnya, atau membeli saham perusahaan di atas 50%.

Penggabungan usaha dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui konglomerasi.

Integrasi horizontal ð penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-business atau pasar yang sama.

Integrasi vertikal ð penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.

Konglomerasi ð penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan/atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.

2.4 Teori Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan banyaknya lembarsaham yang diperdagangkan dalam satu hari perdagangan. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat dikatakan bahwa TVA merupakan suatu variasi dari  event study. Pendekatan  trading volume activity  ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien bentuk lemah (weak form efficiency) karena pada pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah,perubahan harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti (Sunur, 2006).

Menurut Ambar dan Bambang (1998), volume perdagangan saham adalah aktivitas perdagangan saham yang terjadi pada waktutertentu yang diperoleh dengan membandingkan atau membagi antara saham yang diperdagangkan dengan saham yang beredar di bursa efek.

Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Aktivitas volume perdagangan ini digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai pengumuman tersebut informatif. Sehingga dapat dikatakan informasi tersebut dapat memengaruhi suatu investasi.

Perhitungan aktivitas volume perdagangan dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar perusahaan tersebut dalam kurun waktu yang sama.

Menurut Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000), volume perdagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan menurunnya tingkat bid-ask spread. Volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread (Magdalena, 2004).

2.5 Devidend Signaling Theory

Asimetri informasi memberi kesan bahwa manajer mempunyai informasi melebihi investor luar. Jika manajer mempunyai informasi yang tidak dipunyai oleh investor,  maka manajer dapat menggunakan perubahan dalam dividen sebagai cara untuk menunjukkan sinyal informasi dan kemudian menurunkan asimetri informasi. Kemudian investor akan menggunakan pengumuman dividen sebagai informasi untuk menilai harga saham perusahaan. Winarno  (2010) menyatakan bahwa  dividend signaling theory  banyak menjadi referensi bagi penelitian pasar modal khususnya yang terkait dengan kandungan informasi dividen. Menurut teori ini seorang manajer yang mempunyai informasi mendalam  akan menggunakan kebijakan dividen sebagai referensi kualitas  earnings  kepada investor. Pengumuman dividen  dianggap memiliki kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman dividen yang tercermin pada adanya perubahan harga dan atau volume perdagangan sekuritas dari perusahaan yang bersangkutan. Reaksi yang terkait dengan perubahan harga dapat diukur melalui  return  maupun  abnormal return  jika pengumuman dianggap memiliki kandungan informasi.

Menurut teori sinyal terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor. Manajer mengetahui prospek perusahaan di masa depan, sedangkan investor tidak (Gelb, 1999). Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar, maka pada umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu  sinyal yang tercermin dari perubahan harga saham (Schweitser, 1989).

  • METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada makalah ini adalah even study. Suatu peristiwa (even study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Even study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan (Jogiyanto, 2009)

3.2 Penentuan Sampel

Pada penelitian ini  menggunakan saham XL untuk mengetahui perbedaan

sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis. Periode pengamatan yang digunakan adalah 14 hari sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena tidak memungkinkan untuk memperoleh data tersebut secara langsung. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang dipubikasikan dalam bentuk yang sudah jadi (J.Supranto, 1992). Data ini berasal dari sumber www.yahoo.finance.com. Data ini adalah data historis volume perdagangan secara harian. Data yang digunakan adalah volume perdagangan saham 14 hari sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut:

Trading volume activity (TVA)

Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangakan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya digunakan uji beda dua rata-rata antara sebelum dan sesudah pemecahan saham

Adapun rumus yang digunakan yaitu (Suad Husnan,2001):

            TVA =

Tanggal pengumuman akuisi XL ke Axis

Merupakan tanggal terjadinya akuisi XL ke Axis. Tanggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Juni 2014.

3.5 Analisis Data

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda dua rata-rata (t-test). Pengujian dengan cara ini menggunakan metodologi studi peristiwa (event study).

Untuk menganalisis dampak peris-tiwa akuisisi terhadap beberapa indikator yang biasa di-gunakan untuk melihat reaksi pasar yang tercermin dari n aktivitas volume perdagangan saham diperlukan suatu pengujian hipotesis. Tujuan pengujian hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas volume perdagangan saham sebelum, saat dan sesudah pengumuman. Pengujian beda nyata TVA dapat dilakukan menggunakan uji t berpasangan jika data berdistribusi normal dan menggunakan uji pengkat bertanda Wilcoxon jika data tidak berdistribusi normal.

Dalam hal ini, pengujian normalitas data, uji beda nyata TVA menggunakan software SPSS 20. Sedangkan pengujian volatilitas menggunakan Microsoft Excel 2017.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan sesudah akuisisi XL ke Axis

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan Sesudah akuisi XL ke Axis.

Pengujian beda 2 sampel berpasangan dapat dilakukan menggunakan uji t berpasangan. Pengujian ini bisa dilakukan jika data yang dimiliki terdistribusi secara normal. Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal. Jika sig. yang dihasilkan lebih dari 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan dapat dilakukan uji t berpasangan. Jika data yang digunakan tidak berdistribusi normal, tidak dapat dilakukan uji t berpasangan. Uji yang dapat digunakan adalah uji tanda berpangkat Wilcoxon. Dari hasil pengujian beda 2 sampel berpasangan, jika didapatkan peluang lebih dari 5% (sig.>5%) maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan sesudah akuisisi XL ke Axis.

3.7 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mengumpulkan data volume perdagangan dan menghitung Trading Volume Activity menggunakan Microsoft Excel 2007.

Melakukan pengujian kenormalan data menggunakan uji Kolmogorov smirnov untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal menggunakan software SPSS 20.

Melakukan pengujian beda 2 sampel berpasangan (paired sample t test) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis menggunakan software SPSS 20.

Melakukan pengujian Volatilitas untuk mengetahui pergerakan harga saham menggunakan Microsoft Excel.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.xl.co.id/corporate/id/investor/informasi/xl-akuisisi-axis

http://tekno.kompas.com/read/2014/03/20/1034103/xl.resmi.akuisisi.axis

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sadikin, Ali. 2011. Pengaruh Return On Asset Dan Tobin’s Q Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Aritanong, HS dkk. 2009. Analisis Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan Atas Pengumuman Merger Dan Akuisisi. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) PADA SAHAM PERUSAHAAN SUB SEKTOR ROKOK SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERLAKUAN  GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK TAHUN 2014

MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

AGIE AYU LESTARI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara penghasil tembakau. Indonesia juga memiliki jumlah perokok aktif yang tergolong tinggi. Baru-baru ini pada tanggal 24 Juni 2014, pemerintah melakukan pemberlakuan  gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk mengurangi tingkat konsumsi rokok masyarakat Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian kualntitatif, event study yang berisi tentang pengujian abnormal return dan trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini ingin melihat apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari yahoo.finance.com untuk mengetahui perbedaan antara 5 hari sebelum pemberlakuan dan 5 hari sesudah pemberlakuan.

Kata-kata kunci: abnormal return, dan trading volume activity (TVA), uji beda, saham rokok

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal saat ini banyak digunakan oleh berbagai pihak, baik termasuk didalamnya perusahaan maupun untuk melakukan transaksi jual beli saham yang dianggap memiliki tingkat pengembalian (return) yang cukup menjanjikan. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa fungsi pasar modal di dalam suatu negara adalah sangat vital karena pasar modal adalah suatu tempat yang dapat menjembatani pertemuan antara emiten yang sedang membutuhkan tambahan modal untuk melakukan ekspansi usahanya dengan para investor yang memiliki dana untuk diinvestasikannya. Dengan menimbang semakin pentingnya peran suatu pasar modal dalam perekonomian dan mengingat adanya profil risiko (risk profile) di dalam suatu investasi yang tidak dapat dihilangkan, maka sebelum dilakukan suatu investasi perlu dilakukan studi secara mendalam mengenai emiten yang akan dijadikan tujuan tempat investasi dana investor.

Indonesia merupakan negara penghasil tembakau, banyak perusahaan internasional maupun nasional yang bergerak dalah industri rokok. Perusahaan ini mengedarkan saham untuk di perdagangkan di Indonesia. Saham rokok merupakan salah satu saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham perusahaan rokok. Emiten dari saham rokok ini seperti PT. Gudang Garam Tbk, PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT. Bentoel International Investama Tbk, dan PT. Wismilak Inti Makmur Tbk.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi harga saham seperti faktor internal perusahan (pembagian dividen, kinerja, pergantian direksi, dan lain-lain) dan faktor eksternal perusahaan (kebijakan pemerintah, politik, isu hokum, dan sebagainya) (Alwi, 2008). Di Indonesia banyak isu-isu di masyarakat yang dapat mempengaruhi harga saham rokok.

Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbukan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Menurut WHO, pada tahun 2020 penyakit yang berkaitan dengan tembakau akan menjadi masalah kesehatan utama terbesar dan menyebabkan 8,4 juta kematian setiap tahunnya. 70% angka kematian akibat tembakau tersebut terjadi di Asia karena pesatnya peningkatan penggunaan tembakau disbanding wilayah lain. Khusus di Indonesia, WHO memperkitrakan konsumsi tembakau menjadi penyebab meningkatnya angka kematian sekitar 4%-7,9% sejak tahun 1990 hingga 2000. 70% penduduk Indonesia adalah perokok aktif. Dilihat dari sisi rumah tangga, 57% memiliki anggota yang merokok, jadi hampir semua orang Indonesia menjadi perokok pasif (Sriamin, 2006).

Pemerintah Indonesia terus melakukan cara untuk dapat mengurangi jumlah konsumsi rokok di Indonesia. Mengingat Indonesia juga merupakan salah satu penghasil tembakau di dunia. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 109/2012 mengenai pengendalian tembakau yang diturunkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 28 Tahun 2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau ini efektif dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2014 (sumber: http://www.gresnews.com/berita/sosial/1630246-ada-asing-dibalik-kewajiban-pemasangan-gambar-seram-di-bungkus-rokok/).

Peraturan pemerintah ini tentu akan dapat mempengaruhi tindakan investor dalam melakukan transaksi pasar modal. Reaksi investor menurut Jogiyanto (2009) dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Adapun reaksi investor beragam atas sebuah informasi. Informasi yang memberikan keyakinan atas prospek perusahaan yang bagus di masa yang akan datang akan direspon dengan peningkatan harga saham.

Volume perdagangan saham juga merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya reaksi pasar terhadap suatu peristiwa tertentu, untuk melihat pengaruh pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap volume perdagangan saham dilihat dari aktivitas perdagangan saham yang bersangkutan yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). Trading Volume Activity (TVA) merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Untuk mengetahui apakah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat mempengaruhi volume perdagangan saham maka digunakan pengujian dengan uji beda dua rata-rata, yaitu rata-rata TVA sebelum pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan rata-rata TVA sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Bila terdapat perbedaan yang signifikan maka berarti pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 pada saham sub sektor rokok. Sehingga, peneliti mengangkat judul “Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) pada Saham Perusahaan Sub Sektor Rokok Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Gambar Peringatan Bahaya Merokok pada Kemasan Rokok Tahun 2014”.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, muncul rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014.

Apakah terdapat trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin peneliti capai dari penelitian ini adalah:

Untuk dapat menegtahui dan menjelaskan perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014.

Untuk dapat menegtahui dan menjelaskan trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1.4.1 Para Pelaku Pasar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan tentang dampak pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap return saham pada saham sub sektor rokok, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi yang akan datang.

1.4.2 Para Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan rujukan bagi penelitian berikutnya tentang event study pemberlakuan peraturan peemrintah.

1.4.3 Peneliti

Merupakan kesempatan untuk belajar lebih banyak dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dalam proses perkuliahan dibandingkan dengan kenyataan yang diterapkan di lapangan. Mampu untuk mengkaji dan mengambil kesimpulan untuk menggambarkan dampak pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap abnormal return dan TVA pada saham sub sektor rokok.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

“Investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang atau jasa agar dapat diperoleh manfaat yang lebih besar dimasa yang akan datang, selama dua tahun atau lebih” (Haming dan Basalamah, 2003).

Mulyadi (2001) menyatakan bahwa “Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut pada dasarnya investasi merupakan penanaman modal pada masa sekarang dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan dari modal yang ditanamkan tersebut di masa yang akan datang dan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.

2.1.2      Tujuan Investasi

                Tujuan seseorang melakukan investasi menurut Tandelilin (2010) adalah sebagai berikut.

a)            Seseorang berkeinginan untuk memiliki kehidupan yang lebik baik di masa depan. Oleh karena itu, sebagian pendapatan yang diterima saat ini digunakan untuk investasi, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidupnya di masa depan.

b)            Tekanan inflasi dapat berkurang melalui investasi yang dilakukan, sehingga seseorang dapat terhindar dari risiko penurunan nilai kekayaan akibat pengaruh inflasi.

c)            Beberapa negara mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk mendorong masyarakat melakukan investasi melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada mereka yang berinvestasi pada bidang tertentu, sehingga dapat menghemat pajak yang dibayarkan.

2.1.3      Bentuk-Bentuk Investasi

Setelah memahami pengertian dari investasi, maka sebelum melakukan investasi perusahaan harus dapat memilih bentuk investasi yang sesuai dengan yangdibutuhkan untuk rencana investasi. Adapun bentuk investasi ada bererapa bentuk.

Menurut Riyanto (2001) biasanya perusahaan dalam melakukan investasi ada beberapa bentuk. Bentuk-bentuk investasi itu antara lain:

a. Investasi Penggantian (Replacement)

b. Investasi penambahankapasitas/Perluasan (Expansion)

c. Investasi penambahan jenis produk baru (New Product Activities)

d. Investasi lain-lain

Sedangkan Jogiyanto (1998) membagi investasi keuangan menjadi dua, yaitu:

a)            Investasi langsung

Investasi ini dilakukan dengan cara pembelian aset keuangan yang diperdagangkan di pasar modal (capital market), pasar uang (money market), atau pasar turunan (derivative market). Dalam pasar modal, instrumen yang diperdangkan berupa surat berharga pendapatan tetap dan saham. Berbeda dengan aset yang diperdagangkan di pasar uang yang memiliki risiko kecil dengan jatuh tempo yang pendek dan tingkat likuidasi yang tinggi, seperti treasury bill. Sedangkan opsi dan future contract diperdagangkan di pasar turunan.

b)            Investasi tidak langsung

Investasi ini dilakukan dengan cara pembelian surat berharga di perusahaan investasi yang menyediakan jasa keuangan dengan cara penjualan sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke portofolio.

2.1.4 Dasar Keputusan Investasi

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa keputusan investasi yang dilakukan memiliki dasar pertimbangan sebagai berikut.

a)            Return

Seseorang melakukan investasi untuk memperoleh keuntungan (return). Return harapan merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan investor di masa depan, sedangkan return aktual merupakan tingkat pengembalian yang sudah diterima investor.

Jogiyanto (2009), return saham dibagi menjadi 2, yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi adalah pengembalian yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan return ekspektasi dan risiko di masa depan. Rumus dari return realisasi adalah sebagai berikut:

Ri = (Pt – Pt-1 + D) / Pt-1 ……………………………………………(1)

Keterangan:

Ri: Return saham

Pt: Harga saham saat t

Pt-1: Harga saham saat t-1

D: Dividen

Sedangkan return ekspektasi adalah pengembalian yang diharapkan akan diterima investor di masa depan. Dengan kata lain, return ekspektasi merupakan return yang belum terjadi. Rumus dari return ekspektasi adalah sebagai berikut.

E(Ri) = Σ(Rij . Pj) ……………………………………………………(2)

Keterangan:

E(Ri): Expected return

Rij: Return saham

Pj: Probabilitas

b) Risiko

Risiko muncul dari selisih return harapan dengan return aktual. Maka, risiko dapat diartikan sebagai return aktual lebih rendah daripada return minimum yang diharapkan atau return yang disyarakatkan atau required date of return (Tandelilin, 2010).

Jogiyanto (2010) membagi risiko menjadi 2, yaitu:

Risiko tidak sistematis

adalah risiko pada suatu saham tertentu yang dapat dihindari atau diminimalkan dengan cara diversifikasi. Risiko yang termasuk dalam risiko ini adalah risiko kegagalan yang disebabkan oleh kondisi internal perusahaan, risiko kredit atau keuangan, dan risiko manajemen. Rumus dari risiko tidak sistematis adalah sebagai berikut:

σei2 = σi2 – βi2σm2…………………………………..………………(3)

Keterangan:

σei2: Risiko tidak sistematis

σi2: Varian residu

βi2: Beta saham

σm2: Varian pasar

Risiko sistematis

adalah risiko yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham tanpa terkecuali. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang memengaruhi harga saham secara serentak dan tidak dapat dihindari oleh investor dengan cara diversifikasi. Rumus dari risiko sistematis adalah sebagai berikut.

βi = σim / σm2…………………………………………………………(4)

Keterangan:

βi:  Beta saham

σim: Kovarian return antara saham I dengan pasar

σm2: Varian return pasar

c)            Hubungan tingkat risiko dan return harapan

Hubungan tingkat risiko dan return harapan ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Hubungan tingkat risiko dan return harapan

http://4.bp.blogspot.com/-HiQHCOcx6N4/U4MXVyW6WBI/AAAAAAAAAeo/ICVRcBoTN-A/s1600/1.+risikio+return.jpg

Sumber: Tandelilin (2010)

Pada gambar di atas, garis vertikal menunjukkan besarnya tingkat return harapan dari setiap aset keuangan, sedangkan garis horizontal menunjukkan risiko yang dihadapi investor. Titik RF menunjukkan tingkat return bebas risiko (risk-free rate) dalam artian investasi dengan tingkat return harapan senilai RF memiliki risiko sebesar nol. Risiko terendah dimiliki oleh obligasi pemerintah dengan tingkat return harapan yang rendah juga. Berbeda dengan kontrak berjangka seperti futures yang memiliki risiko yang tinggi dengan return harapan yang tinggi juga. Maka, hubungan tingkat risiko dan return harapan bersifat searah dan linear dalam artian semakin tinggi risiko yang dihadapi, maka semakin tinggi juga return harapan investor.

Pasar Modal

Pengertian Pasar Modal

Definisi pasar modal menurut Elton dan Grubber (1995:14): “Capital market securities include instruments with maturities greater than one year and those with no designated maturity at all”.

Sedangkan menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Jadi pasar modal merupakan tempat untuk menjual dan membeli berbagai instrument keuangan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, swasta dan pihak lainnya.

Jenis Pasar Modal

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa pasar modal di Indonesia terdiri dari 2 pasar, yaitu:

Pasar perdana (primary market)

Perusahaan menjual saham atau obligasi pertama kali pada pasar perdana yang disebut sebagai penawaran umum pasar perdana atau initial public offering (IPO). Ciri-ciri pasar perdana menurut Jogiyanto (2009) adalah transaksi terjadi di luar bursa, harga efek sudah ditentukan, tidak ada transaction fee, investor langsung ke penjamin atau agen penjual, dan jangka waktu pasar biasanya tiga hari.

Pasar sekunder (secondary market)

Setelah perusahaan melakukan penawaran efek di pasar perdana, perusahaan dapat mencatatkan efek tersebut di pasar sekunder agar dapat diperdagangkan antar investor. Hubungan perdagangan efek yang terjadi pada pasar ini adalah antar investor, tanpa melibatkan emiten. Ciri-ciri pasar sekunder menurut Jogiyanto (2009) adalah efek harus tercatat di bursa, harga efek ditentukan berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan, perusahaan perantara efek mengenakan transaction fee kepada investor yang membeli atau menjual, perdagangan efek harus melalui perantara efek, dan pasar diselenggarakan secara terus menerus.

Pasar Modal yang Efisien

Pengertian Pasar Modal yang Efisien

Suatu pasar modal dikatakan efisien secara internasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Pengertian efisiensi secara informasional disini adalah merupakan efisiensi eksternal seperti yang dimaksudkan oleh West (1975) dalam Husnan (1992) yaitu menunjukkan bahwa pasar berada dalam keseimbangan sehingga keputusan perdagangan saham berdasarkan atas informasi yang tersedia di pasar tidak bisa memberikan tingkat keuntungan di atas tingkat keseimbangan.

Sedangkan menurut Jogiyanto (2009), pasar modal yang efisien ditunjukkan oleh reaksi pasar yang cepat dan akurat dalam pencapaian harga keseimbangan baru yang benar-benar mencerminkan informasi yang tersedia. Tidak ada kemungkinan investor mendapatkan abnormal return dalam kondisi normal dengan menggunakan informasi tersebut. Jadi, ketika suatu informasi diberikan kepada masyarakat, maka informasi tersebut akan tercemin dalam harga saham dalam waktu penundaan yang paling minimum.

Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa pasar modal yang efisien adalah ketika informasi di pasar yang diterima oleh investor mencerminkan harga pasar saham yang ada.

2.3.2 Syarat-syarat Efisiensi Pasar Modal

Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa pasar yang efisien tercapai bila memenuhi empat syarat, yaitu:

a)            Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dengan cara menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham. Selain itu, mereka merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor tidak dapat memengaruhi harga saham.

b)            Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah.

c)            Informasi yang terjadi bersifat acak.

d)            Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi yang baru, sehingga harga saham akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sesungguhnya akibat informasi tersebut.

Signaling Theory

Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.

Sedangkan menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.

Anomali Pasar Modal

Menurut Jones (1996) anomali pasar adalah teknik-teknik atau strategi-strategi yang berlawanan atau bertentangan dengan konsep pasar modal yang efisien dan penyebab kejadian tersebut tidak dapat dijelaskan dengan mudah.  Anomali menyebabkan pergerakan pasar terstruktur pada waktu tertentu, sehingga menimbulkan pola pergerakan return yang dapat diprediksi oleh para investor untuk menghasilkan abnormal return yang lebih tinggi. Jones (1996) (dalam Jogiyanto, 2000) mendefinisikan anomali pasar (market anomaly) sebagai teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien.

Abnormal Return

Abnormal return merupakan salah satu indikator yang dapat dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi. Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal (Jogiyanto, 2009). Aspek kepercayaan (belief) dari investor merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, suatu announcement/disclosure akan ditanggapi oleh investor dengan beragam.

Jogiyanto (2009) mendefinisikan abnormal return sebagai selisih antara actual return dan expected return. Abnormal return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan abnormal return akan negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Studi peristiwa menganalisis abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Actual Return atau return sesungguhnya yang terjadi pada waktu ke-t, merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya.

Brown & Warner (1985) dalam Tandelilin (2010) menyatakan bahwa terdapat tiga model untuk menghitung return tak normal, yaitu:

Mean-Adjusted Model

Jika pasar bersifat efisien dan return saham bervariasi secara acak di sekitar nilai sesungguhnya, maka rata-rata return saham yang dihitung dari perioda sebelumnya dapat digunakan sebagai return harapan. Jika return harian digunakan, maka dapat dikurangkan rata-rata return harian dari return harian aktual untuk memeroleh return tak normal. Rumus dari Mean-Adjusted Model adalah sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t – Ṝi………………………………………………………….….… (5)

Keterangan:

ARi,t: return tak normal saham i pada hari t

Ri,t : return aktual saham i pada t hari

i : rata-rata return saham i setelah sekian hari sebelum hari t

Market-Adjusted Model

Pergerakan saham sering dihubungkan dengan pergerakan bersama dalam pasar. Return tak normal dihitung dengan menghilangkan pengaruh pasar terhadap return harian saham. Rumus dari Market-Adjusted Model adalah sebagai berikut.

ARi,t = Ri,t – RM,t……………………………………………………….….… (6)

Keterangan:

ARi,t            : return tak normal saham i pada hari t

Ri,t                                        : return aktual saham i pada t hari

RM,t             : return pasar pada hari t

Market Model

Cara ini menggambarkan hubungan antara saham dengan pasar dalam persamaan regresi linear sederhana antara return saham dengan return pasar. Rumus dari Market Model adalah sebagai berikut.

Ri = α1 + βiRM + ei…………………………………………………….….… (7)

Keterangan:

Ri: return saham i

α1 : intersep dalam regresi untuk saham i

βi : koefisien regresi yang menyatakan slope garis regresi

RM : return pasar

ei : kekeliruan regresi

Trading Volume Activities (TVA)

Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004).

Volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham yang aktif diperdagangkan di pasar (Neni dan Mahendra, 2004). Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan menghasilkan return saham yang tinggi (Tharun, 2000).

Menurut Husnan, dkk (1996) mengukur kegiatan perdagangan saham yang dilihat melalui indikator TVA digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan keuangan informatif dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan di atas keputusan perdagangan normal. Sedangkan menurut Neni dan Mahendra (2004), perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi oleh investor. TVA merupakan instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham (Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999).

Ditinjau dari fungsinya Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu variasi dari event study. Hasil perhitungan TVA mencerminkan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar dalam suatu periode tertentu. Jadi, TVA diukur dengan formulasi sebagai berikut (Foster, 1986 dalam Husnan, dkk, 1996):

 ………….………. (8)

Event Study

Menurut Mackinlay (1977), event study adalah bagaimana mengukur pengaruh suatu peristiwa tertentu terhadap suatu nilai perusahaan. Kegunaan event study adalah memberikan rasionalitas di dalam pasar bahwa efek suatu peristiwa akan segera dengan cepat terefleksikan pada harga suatu surat berharga di pasar modal. Sedangkan Jogiyanto (2005), menyatakan event study merupakan study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang infomasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Menurut Peterson (1998), event study adalah suatu pengamatan mengenai harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu.

Dengan adanya pengumuman yang mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan dengan menggunakan pengukuran abnormal return, sehingga dapat dikatakan bahwa pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar dan sebaliknya (Sant dan Ferris, 1994).

Hubungan antara Pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap Abnormal Return dan TVA

Aksi yang dilakukan oleh pemerintah berupa pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat ditafsirkan sebagai sinyal yang diberikan oleh perusahaan tentang adanya prospek yang kurang baik dimasa yang datang, dimana harga saham dapat mempengaruhi keputusan investor dalam membeli saham perusahaan rokok. Abnormal return saham yang diperoleh setelah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terjadi penurunan, hal ini berakibat pada abnormal return yang diperoleh bernilai negatif karena actual return yang diperoleh lebih rendah dibanding expected return.

Volume perdagangan saham salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap volume perdagangan saham.

Penelitan Terdahulu

Belum ditemukan penelitian yang menggunakan event study pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham. Namum, peneliti menemukan penelitian lainnya yang juga menggunakan kebijakan pemerintah yaitu kenaikan harga BBM yang menggunakan variabel abnormal retun dan TVA.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2014) adalah tidak  terdapat  perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah  kenaikan harga BBM pada tanggal 22 Juni 2013. Hal ini menunjukan bahwa peristiwa  pengumuman kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 tidak menimbulkan abnormal return. Selain itu, terdapat perbedaan yang  signifikan  antara Trading  Volume  Activity (TVA) sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Hal ini menunjukan  bahwa peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 memengaruhi voluma perdagangan.

Rerangka Berfikir

Gambar 2. Berangka Berfikir

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang peneliti kemukakan sebagai landasan pengujian untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ha1: Terdapat perbedaan abnormal return secara signifikan di sekitar tanggal pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok pada tahun 2014.

Ha2: Terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) secara signifikan sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok pada tahun 2014.

  • METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Ditinjau dari segi data dan analisis, penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan cara menganalisa data menggunakan angka-angka. Menurut Sugiyono (2003) penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing). Pengujian hipotesis menurut Sekaran (2003) adalah sebagai berikut.

“Studies that engage in hypothesis testing usually explain the nature of certain relationship or establish the differences among groups or the independence of two or more factors in a situation”.

Pengujian hipotesis bertujuan untuk memberikan pemahaman hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa dengan lebih baik. Sifat dari penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu membandingkan abnormal return dan TVA, 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok.

Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2010:117), menjelaskan pengertian populasi sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

 Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh daftar perusahaan sub sektor konstruksi dan bangunan yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (go-public) pada tahun 2014.

Dari populasi dapat diambil sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metoda purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Kriteria saham-saham yang akan dilakukan penelitian untuk dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Saham merupakan saham perusahaan yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia

Emiten merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor industri barang konsumsi

Emiten merupakan perusahaan yang bergerak dalam sub sektor rokok

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan sama dengan populasi penelitian. Adapun 4 saham yang terpilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1

Tabel 4 Perusahaan Sampel

No.KodeNama EmitenTanggal IPO
1GGRMGudang GaramTbk29 Agustus 1990
2HMSPHandjaya Mandala Sampoerna Tbk15 Agustus 1990
3RMBABentoel International Investama Tbk5 Maret 1990
4WIIMWismilak Inti Makmur Tbk18 Desember 2012

Sumber: Data Diolah

Data Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti angka, tabel, grafik, diagram, gambar dan lain-lain sehingga data tersebut lebih mudah dibaca bagi pihak yang membutuhkan (Umar, 2002). Untuk memperoleh data ini, peneliti memilih sumber data yaitu dari http://www.idx.co.id, http://www.sahamoke.com dan http://www.finance.yahoo.com.

Teknik Pengumpulan Data

Metoda dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Nawawi (2005) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku mengenai pendapat maupun dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

Definisi Operasional Variabel

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut:

a)            Pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

Pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok merupakan salah satu kebijkan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia.

b)            Tanggal pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

Merupakan tanggal yang menunjukkan pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Tanggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 Juni 2014.

c)            Harga saham

Harga saham merupakan jumlah dana yang dibutuhkan oleh investor untuk membeli satu lembar saham perusahaan. Data harga saham menggunakan closing price pada tanggal pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t-5), dan (t+5).

d)            Return realisasi

Rumus return realisasi yang digunakan untuk menghitung abnormal return sesuai dengan formula (1).

e)            Abnormal Return

Variabel ini merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Abnormal return yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Market Adjusted Model. Rumus abnormal return yang digunakan sesuai dengan formula (5).

f)             Trading Volume Activity (TVA)

Variabel ini merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Rumus TVA yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan formula (7).

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data event study. Jogiyanto (2009) menjelaskan bahwa event study merupakan studi yang mempelajari bagaimana investor bereaksi terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan melalui pengumuman. Pada penelitian ini menggunakan pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 sebagai informasi yang digunakan dalam studi peristiwa.

Pengujian ini menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 21.0. Ghozali (2011) menjelaskan bahwa uji normalitas dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai signifikansi lebih kecil daripada 5%, maka data terdistribusi tidak normal, tetapi jika signikansi lebih besar daripada 5%, maka data terdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data abnormal return dan Trading Volume Activity terdistribusi normal atau tidak.

Bila data abnormal return terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji One Sample t-Test. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Bila data Trading Volume Activity terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Paired Sample t-Test. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka peneliti menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a)            Untuk menguji hipotesis pertama, yaitu terdapat perbedaan abnormal return secara signifikan di sekitar tanggal pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014, maka digunakan alat uji One Sample t-Test karena data terdistribusi normal. Bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hipotesis statistik pengujian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

H10: μ sebelum – μ sesudah = 0

H1a: μ sebelum – μ sesudah ≠ 0

Jika t hitung ≤ t tabel atau Sig. > 0.05, maka H10 diterima. Jika t hitung > t tabel atau Sig. < 0.05, maka H10 ditolak.

b)            Untuk menguji hipotesis kedua, yaitu terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) secara signifikan sebelum dan sesudah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014, maka digunakan alat uji Paired Sampe t-Test bila data terdistribusi normal. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan alat uji Wilcoxon Signed Rank test. Hipotesis statistik untuk pengujian ini adalah sebagai berikut.

H20: μ sebelum – μ sesudah = 0

H2a: μ sebelum – μ sesudah ≠ 0

Jika Sig. > 0.05, maka maka H20 diterima. Jika Sig. < 0.05, maka H20 ditolak.

Tahapan Penelitian

Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Mengolah data berupa abnormal return dan Trading Volume Activity yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Mengelompokkan data harga dan return harian saham tersebut berdasarkan lima hari sebelum pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 (t-5), 1 hari pada saat pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 (t0), dan lima hari setelah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tahun 2014 (t+5) dan melakukan perhitungan abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Mengelompokkan data jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar berdasarkan lima hari sebelum pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t-5) dan lima hari setelah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t+5) dan melakukan perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Melakukan perhitungan rata-rata TVA berdasarkan lima hari sebelum pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t-5) dan lima hari setelah pemberlakuan gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok (t+5) dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Menguji normalitas data abnormal return dan rata-rata TVA pada program SPSS 21.0.

Menguji hipotesis 1 dengan uji One Sample t-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test pada program SPSS 21.0.

Melakukan uji volatilitas pada rata-rata abnormal return dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Menguji hipotesis 2 dengan uji Paired Sample t-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test pada program SPSS 21.0.

Melakukan uji volatilitas pada rata-rata Trading Volume Activity dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

DAFTAR PUSTAKA

Elton, Edwin J., Gruber, Martin J_ 1995. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. 5th edition. John Wiley and Sons Inc.

Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada. University Press.

Haming, Murdifin dan Basalamah Salim. 2003. Studi Kelayakan Investasi: Proyek dan Bisnis. Jakrta: Penerbit PPM.

Husnan, Suad. 1992. “Efisiensi Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Ekonomi Indonesia, April, hal. 24-34.

Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan. Thesis. Semarang: Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Dipenegoro.

Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi (edisi keenam). Yogyakarta: Yogyakarta.

Jogiyanto. 2010. Studi Peristiwa: Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat Suatu Peristiwa (edisi pertama). Yogyakarta: Yogyakarta.

Jones, Kumen H. (1996). Introduction to Financial Accounting: A User of Perspective. Second edition. Instructor Edition. Prentice Hall. Engelwood Cliffs. New Jersey.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Neni Meidawati dan Mahendra Harimawan, 2004, Pengaruh Pemilihan Umum Legislatif Indonesia Tahun 2004 Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham LQ-45 di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, No. 1, hal. 89-101

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar pembelajara Perusahaan Yogyakarta: BPPE Yogyakarta.

Sriamin, lukman, Konsumsi Rokok yang Menggelisahkan 30 Juni 2006. http://himpsijaya.org/2006/06/30/konsumsi-rokok-yang-menggelisahkan/

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.

Tandelilin, Eduardus, 2010, Portofolio dan Invesatasi–Teori dan Aplikasi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Tarun Chordia and Bhaskaran, 2000, Trading Volume and Cross Autocorrelation In Stock Return, The Journal of Finance, vol .4

Wolk, H.I., M.G. Tearney, dan J.L. Dodd. 2001. “Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach.” Fifth Edition. Ohio: South-Western College Publishing.

Analisis Uji Beda Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Dilantiknya Menteri Susi Pudjiastuti Khususnya Pada Industri Perikanan

Muhamad Room Ilham Pambudi & Daniel Sugama Stephanus

Artikel Mata Kuliah Ekenometrika

Prodi Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Ma Chung – Kabupaten Malang

2014

Abstrak

Dewasa ini sumber pendanaan yang digunakan untuk mendanai kegiatan ekonomi perusahaan seperti saham ini terkadang volume perdagangan saham bisa naik dan bisa juga turun yang diakibat oleh beberapa informasi-informasi yang dapat memengaruhi pergerakkan perekonomian di suatu negara.

Di Indonesia beberapa waktu yang lalu telah terlaksananya pelantikkan menteri-menteri yang baru untuk periode pemerintahan yang baru. Dalam daftar nama pelantikkan menteri ini terdapat menteri bernama Susi Pudjiastuti yang diadaulat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Terdapat info yang menurut peneliti menarik untuk diteli yaitu latar belakang pendidikan dari menteri ini yang hanya mengenyang bangku SMP saja. Namun pada kenyataan Susi Pudjiastuti ini seorang pebisnis yang memiliki perusahaan sendiri yang namanya sudah terkenal di industry jasa penerbangan dan hasil laut.

Lewat informasi yang ada peneliti ingin meneliti isu yang ada dengan pergerakkan volume perdagangan saham khususnya perusahaan yang bergerak di industri perikanan melalui penelitian yang berjudul,” Uji Beda Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Dilantiknya Menteri Susi Pudjiastuti Khususnya Pada Industri Perikanan” ini peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan pada volume perdagangan saham pada perusahaan khususnya di indutri perikanan ini terhadap isu pelantikan menteri Susi Pudjiastuti.

Kata-kata kunci: volume perdagangan saham, Pelantikan Susi Pudjiastuti, PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, Central Proteina Prima Tbk, Inti Agri Resources Tbk.

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia baru-baru ini telah melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan telah diumumkan juga hasil dari penghitungan suara tersebut. Lalu setelah pelatikan presiden yang baru yaitu Joko Widodo, ia melakukan perencanaan untuk penempatan nama siapa saja yang akan dimasukkan dalam kabinetnya untuk membantunya dalam melaksanakan tugas negara. Setelah dilakukan pelantikan menteri pada tanggal 27 Oktober 2014 yang lalu, terdapat nama Susi Pudjiastuti yang terdengar miring karena pendidikannya yang dipandang sebelah mata. Akan tetapi beliau patut diacungi jempol dan digunakan sebagai panutan untuk yang ingin memulai suatu usaha dari nol karena ibu Susi Pudjiastuti ini adalah seorang pemilik dari perusahaan yang bergerak dibidang eksportir hasil kelautan dan pemilik perusahaan penerbangan yang terkenal. Karena kegigihannya itu beliau dapat sampai seperti sekarang ini meskipun dengan status pendidikan yang hanya mengeyang bangku SMP saja.

Melihat fakta yang ada setelah dilakukannya pelantikannya menjadi menteri banyak berita miring mengenainya yang hanya memiliki pendidikan sampai SMP saja itu. Dengan fakta yang ada informasi-informasi tersebut dapat membawa pengaruh pada beberapa sektor seperti sektor industry perikanan.

1.2 Masalah Penelitian

1. Data apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini?

2. Bagaimana hipotesis dalam penelitian ini?

3. Apakah ada perbedaan volume perdagangan sahan disaat sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khususnya pada perusahaan dibidang industri perikanan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui data yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.

2. Untuk mengetahui hipotesis yang tepat untuk penelitian ini.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang terjadi pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri pada perusahaan khususnya pada bidang industri perikanan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan penelitian ini dapat menjadi tolak ukur apakah telah tercapainya tujuan perusahaan dalam perdagangan saham tersebut.

2. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan teori-teori yang diterima dalam perkuliahan dalam kasus-kasus nyata sebagai bekal pengalaman dalam profesinya di masa mendatang.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan.Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. (Warren, Reeve, Fees, 2006 : 2)

Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu :

1. Perusahaan manufaktur (manufacturing)

Perusahaan manufaktur mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masiang-masing pelanggan.

2. Perusahaan dagang (merchandising business)

Perusahaan dagang menjual produk ke pelanggan. Namun, tidak memproduksi barangnya sendiri, tetapi membelinya dari perusahaan lain. Dengan kata lain, perusahaan dagang mempertemukan produk dengan pelanggan.

3. Perusahaan jasa (services business)

Perusahaan jasa menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan.

Umumnya terdapat tiga bentuk perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan perorangan, persekutuan, atau korporasi.

4. Perusahaan perorangan

Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh perorangan. Keunggulan bentuk ini adalah karena mudah didirikan dan biaya pengelolaanya yang rendah. Kelemahan utanya adalah sumber daya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi.

5. Persekutuan

Persekutuan dimiliki oleh dua atau lebih individu. Keuntungan bentuk ini adalah modal yang lebih besar dibanding bentuk perorangan.Kelemahan bentuk ini adalah kendali terbatas, karena membutuhkan persetujuan sekutu.

6. Korporasi atau Perseroan

Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah, sebaga suatu badan hukum yang terpisah. Kepemilikan dalam korporasi terbagi dalam lembar saham. Korporasi menerbitkan saham tersebut kepada perorangan atau perusahaan lain yang kemudian menjadi pemiliki atau pemegang saham korporasi tersebut. Keunggulan utama perusahaan bentuk korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitka saham.

2.2 Go Public

Go public merupakan salah satu cara badan usaha untuk memperoleh dana yaitu dengan cara menjual dan menawarkan untuk melepaskan hak atas saham dengan pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual saham baru yang berasal dari modal dasar maupun saham lama yang berasal dari modal yang sudah disetor.

Syarat-syarat perusahaan melakukan Go Public:

1. Badan hukum calon perusahaan tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

2. Pernyataan pendaftaran yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menjadi efektif.

3. Memiliki komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran anggota dewan komisaris, memiliki direktur tidak terafiliasi, memiliki komite audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk komite audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki sekretaris perusahaan.

4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.

5. Calon perusahaan tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.

6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh undang-undang yang berlaku di Indonesia.

7. Khusus calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan dan calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan).

8. persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan pada laporan keuangan audit terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

Berdasarkan evaluasi dan penilaian bursa, bursa menyampaikan penolakan atau memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pencatatan selambat-lambatnya 10 hari bursa sejak bursa memperoleh dokumen dan atau informasi secara lengkap. Dalam proses evaluasi atas permohonan pencatatan tersebut, bursa akan meminta calon perusahaan tercatat melakukan presentasi mengenai rencana pencatatan sahamnya, dan bursa juga melakukan company visit ke calon perusahaan tercatat.

Dalam melakukan penawaran umum, calon perusahaan tercatat perlu melakukan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan untuk melakukan penawaran umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh OJK.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran Umum adalah mencakup tahapan sebagai berikut:

1. Periode pasar perdana yaitu ketika saham atau efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk;

2. Penjatahan saham yaitu pengalokasian saham atau efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia;

3. Pencatatan efek di bursa yaitu pada saat saham atau efek tersebut mulai dicatatkan dan diperdagangan di bursa.

Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap, yakni:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Hal yang pertama kali dilakukan oleh calon perusahaan tercatat adalah melakukan rapat umum pemegang saham untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat persetujuan, calon perusahaan tercatat melakukan penunjukan lembaga dan profesi penunjang pasar modal, antara lain:

 Penjamin Emisi (Underwriter) merupakah pihak yang paling banyak terlibat dalam membantu calon perusahaan tercatat dalam rangka penerbitan saham dengan menyiapkan berbagai dokumen, membantu membuat prospektus dan memberikan penjaminan atas penerbitan efek.

 Akuntan Publik (auditor independen) merupakan pihak yang bertugas untuk melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat.

 Penilai independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian atas aset calon perusahaan tercatat dan memenentukan nilai wajar dari aktiva tersebut.

 Konsultan hukum merupakan pihak yang memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).

 Notaris merupakan pihak yang membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.

 Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan pemesanan saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Dalam tahap ini, calon perusahaan tercatat melengkapi dokumen pendukung untuk menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK sampai dengan OJK menyatakan bahwa pernyataan pedaftaran telah menjadi efektif.

3. Tahap Penawaran Saham

Tahap ini merupakan tahap utama karena calon perusahaan tercatat menawarkan sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat membeli saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja. Perlu diingat bahwa seluruh keinginan investor atas saham calon perusahaan tercatat dapat dipenuhi seluruhnya dalam hal terjadi kelebihan permintaan (oversubsribe). Sebagai contoh, saham yang ditawarkan ke masyarakat melalui pasar perdana sebanyak 100 juta saham, sementara permintaan pembelian saham dari seluruh investor sebesar 150 juta saham. Dalam hal investor tidak mendapatkan saham yang dipesan melalui pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli saham tersebut di pasar sekunder yaitu pasar di mana saham tersebut telah dicatatkan dan diperdagangakan di bursa efek.

4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesainya penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek Indonesia.

2.3 Initial Public Offering (IPO)

Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran umum ( emisi / go public / initial public offering ) adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan, sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor. Manfaat Penawan umum bagi perusahaan diantaranya adalah :

1. Meningkatkan Citra Perusahaan

2. Memperoleh sumber pendanaan baru

3. Meningkatkan nilai perusahaan

4. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.

5. Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan usaha.

2.4 Pasar Modal

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat atau pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Oleh karena itu Pasar modal memiliki pengertian tempat untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

2.5 Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2.6 Hipotesis Teoritis

Pada penelittian ini hipotesis teoritis antara lain:

Ho : Tidak adanya perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khususnya pada industri Perikanan.

Ha : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri khusunya pada industri Perikanan

2.7 Rerangka Pikir

Perusahaan Membutuhkan dana Initial Public Offering Pasar Perdana Pasar Sekunder Kebijakan Pemerintah Pelantikan Menteri Volume Perdangan Saham Volume Perdangan Saham Volume Perdangan Saham Paired Sample t test Isu Fundamental

3.  METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka kuantitatif ataupun dengan merubah data bentuk kualitatif menjadi bentuk kuantitiatif.. Menurut pengolahan datanya, penelitian ini menggunakan metoda statistik Induktif. Menurut Santoso (2014:3) metoda statistik induktif berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sample. Tindakan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan besaran populasi, uji hipotesis, peramalan dan sebagainya.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengindentifikasi suatu fenomena (Santoso, 2014 : 4), Populasi pada peneltian ini Perusahaan yang bekerja dalam industri perikanan

3.2.2 Sampel

Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi (Santoso, 2014 : 5). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria, antara lain :

1. Volume perdagangan saham sebelum pelantikan menteri Susi Pudjiastuti pada perusahaan di industri perikanan.

2. Volume perdagangan saham sesudah pelantikan menteri Susi Pudjiastuti pada perusahaan di industri perikanan.

3. Perusahaan yang volume perdagangan sahamnya tercatat di BEI.

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, maka diperoleh tiga perusahaan yang tercatat di BEI dan volume perdagangan sahamnya dapat ditelusuri, antara lain: Berikut data Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan-Perusahaan di Industri Perikanan 3. 1 Daftar Volume Perdagangan Saham Perusahaan
KodeNama PerusahaanTanggalVolume Perdaganagan saham
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk20 OKT 201474700
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk21 OKT 2014122100
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk22 OKT 2014482600
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk23 OKT 2014328500
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk24 OKT 20141656900
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk28 OKT 201447566400
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk29 OKT 201489697700
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk30 OKT 2014109215500
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk31 OKT 201453859200
DSFIDharma Samudera Fishing Industries Tbk3 NOV 2014140704000
CPROCentral Proteina PrimaTbk.20 OKT 201450500
CPROCentral Proteina PrimaTbk.21 OKT 201420400
CPROCentral Proteina PrimaTbk.22 OKT 2014100
CPROCentral Proteina PrimaTbk.23 OKT 201410100
CPROCentral Proteina PrimaTbk.24 OKT 20148200
CPROCentral Proteina PrimaTbk.28 OKT 2014183700
CPROCentral Proteina PrimaTbk.29 OKT 2014218900
CPROCentral Proteina PrimaTbk.30 OKT 201436800
CPROCentral Proteina PrimaTbk.31 OKT 2014125000
CPROCentral Proteina PrimaTbk.3 NOV 2014561500
IIKPInti Agri Resources Tbk.20 OKT 201475900
IIKPInti Agri Resources Tbk.21 OKT 201439300
IIKPInti Agri Resources Tbk.22 OKT 201468800
IIKPInti Agri Resources Tbk.23 OKT 2014637400
IIKPInti Agri Resources Tbk.24 OKT 201423900
IIKPInti Agri Resources Tbk.28 OKT 201422700
IIKPInti Agri Resources Tbk.29 OKT 2014113500
IIKPInti Agri Resources Tbk.30 OKT 201435700
IIKPInti Agri Resources Tbk.31 OKT 201424900
IIKPInti Agri Resources Tbk.3 NOV 20140

Sumber : http://www.duniainvestasi.com 2014

3.3 Data Penelitian

Data penelitian menggunakan catatan volume perdagangan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penlitian dilakukan lima hari sebelum dan lima hari sesudah Pelantikan Susi Pudjiastuti Menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan adalah data kuantitatif. Berdasarkan sumber data, data penelitian yang digunakan menggunakan data sekunder yang didapatkan melalui dokumentasi dan internet. Data sekunder adalah sumber data penelitian secara tidak langsung diperoleh

melalui media perantara. Data tersebut diperoleh dari ringkasan data pasar modal dipublikasikan di BEI dan dapat diakses melalui http://www.duniainvestasi.com, ataupun dapat diperoleh di Pojok Bursa Universitas Ma Chung,

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan dengan cara mengumpulkan data-data secara online yang diakses melalui http://www.duniainvestasi.com

3.4 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 10 variabel yaitu variabel volume perdagangan 5 hari sebelum Pelantikan Menteri, 4 hari sebelum Pelantikan Menteri, 3 hari sebelum Pelantikan Menteri, 2 hari sebelum Pelantikan Menteri, 1 hari sebelum Pelantikan Menteri, 1 hari sesudah Pelantikan Menteri, 2 hari sesudah Pelantikan Menteri, 3 hari sesudah Pelantikan Menteri, 4 hari sesudah Pelantikan Menteri, dan 5 hari sesudah Pelantikan Menteri. Dimana nantinya masing-masing variabel yang terdiri dari volume perdagangan saham tiap sampel akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

3.5 Model Penelitian

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey,1994). Model ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung Model dibagi menjadi 3 yakni model konseptual, model procedural dan model matematik. Tujuan model adalah mengubah konsep utama dan proses ke dalam pendekatan yang partukuler, merupakan metode singkat dalam mengkomunikasikan yang diyakini menjadi faktor kesuksesan kritis dari suatu aktivitas pembelajaran. Model kadang sebagai suatu langkah-langkah yang harus diikuti secara prosedural (Molenda, 1996).

Model konseptual

Model konseptual sering sekali disamakan dengan teori, model ini merupakan deskripsi sebuah pandangan atas realitas. Model konseptual bersifat deskriptif yang mendeskripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau analisis dan juga kesimpulan dari observasi. Salah satu fungsinya yang penting adalah memberikan landasan untuk penelitian yang bisa menciptakan teori induktif.

3.6 Alat Analisis

Alat statistic yang digunakan adalah SPPS 20. Penelitian kali ini meggunakan uji paired sample t-test. Uji Paired sample t-test dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Santoso, 2014:261). Penelitian ini menggunakan paired sample t test dikarenakan, kedua sampel yang digunakan yaitu sebelum dan sesudah pada dasarnya merupakan sampel yang sama namun diberikan perlakuan yang berbeda.

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test :

1. Data harus terdistribusi secara normal.

2. Jumlah data maksimal adalah 30.

3. Tidak ada variabel dependen dan independen.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam uji beda yaitu hanya uji normalitas saja. Dalam menguji normalitas data, alat analisis yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Singkatnya uji Kolmogorov Smirnov kenormalan distribusi data.

Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Ho : data mengikuti distribusi yang ditetapkan

Ha : data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan

Jika nilai asymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data terdistribusi secara normal, akan tetapi jika nilai asymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Apabila hasil uji paired t-test menunjukan probabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya bila diatas 0,05 maka Ho yang diterima.

4.  PEMBAHASAN

4.1 PT Dharma Samudera Fishing Indutries Tbk

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) didirikan tanggal 02 Oktober 1973 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983. Kantor pusat dan pabrik DSFI berkedudukan di jalan Laks. R.E. Martadinata 1, Tanjung Priok, Jakarta, dan mempunyai cabang di Kendari. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham DSFI adalah K Energy Ltd (29,64%), Winapex Ltd. (26,17%) dan PT Dharma Mulia Andhika (18,22%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DSFI meliputi bidang perikanan termasuk menangkap, mengumpulkan, mengolah, menjual serta menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan hasil perikanan.

Pada tanggal 28 Februari 2000, DSFI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DSFI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp900,- per saham dan disertai 25.000.000 Waran seri I dan periode pelaksanaan mulai dari 26 September 2000 sampai dengan 24 Maret 2003 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp900,- per saham. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 24 Maret 2000.

4.1.2 Sejarah Pencatatan

Tabel 1. Sejarah Pencatatan Saham PT Dharma Samudera Fishing Indutries Tbk

Saham JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp900,-50.000.00024-Mar-2000
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)125.000.00024-Mar-2000
Waran Seri I (2000 s/d 2002)41.103.750
Pemecahan Saham (Stock Split)712.464.00022-Jan-2001
Penawaran Terbatas (Right Issue I)928.567.75024-Jul-2007

4.1.3 Visi dan Misi

VISI

Menjadi Produsen Pengolah Hasil Laut, yang bermutu dengan mempraktekkan azas kerja Good Corporate Governance dan turut serta menjaga kelestarian sumber daya alam kelautan Nusantara, menjadi penghasil devisa dan penyedia lapangan kerja.

MISI

Menjalin kemitraan dengan para nelayan dan masyarakat pesisir kepulauan Nusantara serta melakukan Kerjasama Operasional (KSO) dengan para pemasok guna menghasilkan produk yang bermutu sesuai permintaaan pasar dan menekan biaya produksi. Menjadi pelaku ekonomi dan mengolah hasil produk laut yang mempunyai keunggulan kompetitif, berkesinambungan dan mampu memberikan manfaat optimal bagi perusahaan dan semua pihak terkait.

4.2 Central Proteina Prima Tbk

4.2.1 Sejarah Perusahaan

Central Proteina Prima Tbk (dahulu bernama Central Proteinaprima Tbk) (CPRO) didirikan 30 April 1980 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1980. Kantor pusat CPRO berlokasi di Wisma GKBI Lt. 19, Jend. Sudirman No. 28, Jakarta Pusat, dengan lokasi tambak udang di Lampung, sedangkan lokasi pabrik di Surabaya, Sidoarjo, Medan dan Lampung.

Induk usaha terakhir CPRO adalah Splendid Eagle Financial Pte. Ltd., Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham CPRO adalah PT Surya Hidup Satwa (32,53%) dan Bank of New York QQ Red Dragon Pte. Ltd. (6,59%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Kegiatan usaha CPRO meliputi bidang pertambakan udang terpadu, produksi dan perdagangan pakan udang, pakan ikan dan pakan ternak lainnya; serta penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan lain.

Pada tahun 1990, CPRO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CPRO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1990.

Pada tanggal 05 Nopember 2004, BEI telah menyetujui penghapusan pencatatan (Delisting) saham CPRO di BEI efektif sejak tanggal 13 Desember 2004.Pada tanggal 28 Nopember 2006, CPRO mencatatkan kembali (Relisting) sahamnya di BEI berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Bapepam-LK4.2 Data SPSS.

4.2.2 Sejarah Pencatatan Saham

Tabel 2. Sejarah Pencatatan Saham Central Proteina Prima Tbk

JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp110,-3.000.000.00028-Nop-2006
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)15.315.840.00028-Nop-2006
Konversi Waran I – IV (2007 s/d 2010)4.928.372.676
Penawaran Terbatas (Right Issue I)17.226.522.07014-Ags-2009

4.2.3 Visi dan Misi

Visi:

Menjadi perusahaan akuakultur terbesar dan terdepan yang terintegrasi secara vertikal terbesar di dunia.

Misi:

Misi kami adalah untuk terus menerus meningkatkan kekuatan di bidang akuakultur dan mengutamakan efisiensi melalui sistem manajemen yang inovatif serta teknologi terkini dalam rangka memastikan kesuksesan dari para petambak serta memberikan rangkaian produk yang berkualitas. Secara konsisten kami mengevaluasi kinerja Perseroan dan kontribusi di bidang sosial, selain juga menetapkan praktik yang ramah lingkungan di seluruh proses operasional.

4.3 Inti Agri Resources Tbk

4.3.1 Sejarah Perusahaan

PT Inti Agri Resources Tbk (dahulu PT Inti Kapuas Arowana Tbk) (IIKP) didirikan tanggal 16 Maret 1999 dengan nama PT Inti Indah Karya Plasindo dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1999. Kantor pusat IIKP terletak di Puri Britania Blok T7, No. B27-29, Kembangan Selatan, Kembangan, Jakarta Barat 11610. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham IIKP adalah Reksadana PT Dhanawibawa Ekslusif Terbatas I (18,41%), TFI (X) – TRA Ordinary I (8,40%), Kharisma Flexi Terbatas (8,24%), AAA-JS Multisectoral Fund (7,27%), PT HD Capital Tbk (HADE) (5,80%) dan PT Asuransi Jiwasraya (5,37%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan IIKP terutama bergerak dalam bidang perikanan, perdagangan, industri dan perkebunan.

Saat ini, kegiatan usaha IIKP adalah penangkaran ikan, pembudidayaan dan perdagangan ikan arowana super red dengan merek dagang ShelookRED.

Pada tanggal 28 September 1990, IIKP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IIKP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 dengan nilai nominal Rp200,- per saham dengan harga penawaran Rp450,- per saham dan disertai sebanyak 48.000.000 Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Oktober 2002.

4.3.2 Sejarah Pencatatan Saham

Tabel 3. Sejarah Pencatatan Saham Inti Agri Resources Tbk

JENIS PENCATATANSAHAMTGL PENCATATAN
Saham Perdana @ Rp450,-60.000.00014-Okt-2002
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing)100.000.00014-Okt-2002
Penggabungan Saham (Reverse Stock)-128.000.00019-Jan-2005
Penawaran Terbatas (Right Issue I) (Seri B)640.000.00025-Apr-2005
Penawaran Terbatas (Right Issue II)2.688.000.00001-Mar-2006

4.4 Data SPSS

Tabel 4.  Data SPSS

4.5 Hasil Analisis

 Tgl 29 Okt 2014

4.5.1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tgl 24 Okt 2014Tgl 28 Okt 2014
N33
Normal Parametersa,bMean563000.0015924266.67
Std. Deviation947377.71227403009.537
Most Extreme DifferencesAbsolute.382.384
Positive.382.384
Negative-.279-.281
Kolmogorov-Smirnov Z.662.665
Asymp. Sig. (2-tailed).774.769
Tabel 5. satu hari sebelum dan sesudah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test  
 Tgl 23 Okt 2014
 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 325333.33 30010033.33 
 Std. Deviation
 313661.989 51691062.490 
 Most Extreme Differences
 Absolute .176 .384 
 Positive
 .176 .384 
 Negative
 -.173 -.282 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .305 .666 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 1.000 .767 
Tabel .6 dua hari sebelum dan sesudah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 
 Tgl 22 Okt 2014
 Tgl 30 Okt 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 183833.33 36429333.33 
 Std. Deviation
 261009.700 63034669.380 
 Most Extreme Differences
 Absolute .337 .385 
 Positive
 .337 .385 
 Negative
 -.241 -.282 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .584 .667 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .885 .766 
Tabel 7. tiga sebelum dan sesudah
 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 
 Tgl 21 Okt 2014
 Tgl 31 Okt 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 60600.00 18003033.33 
 Std. Deviation
 54092.421 31052391.551 
 Most Extreme Differences
 Absolute .320 .384 
 Positive
 .320 .384 
 Negative
 -.229 -.281 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .554 .666 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .919 .768 
 Tabel 8.  empat hari sebelum dan sesudah
 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 
 Tgl 20 Okt 2014
 Tgl 3 Nov 2014 
 N
 3 3 
 Normal Parametersa,b
 Mean 67033.33 47088500.00 
 Std. Deviation
 14330.852 81073887.293 
 Most Extreme Differences
 Absolute .370 .384 
 Positive
 .268 .384 
 Negative
 -.370 -.281 
 Kolmogorov-Smirnov Z
 .641 .664 
 Asymp. Sig. (2-tailed)
 .805 .769 
Tabel 9. lima hari sebelum dan sesudah
 

4.3.2 Uji Hipotesis

1 Satu hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 24 Okt 2014563000.003947377.712546968.777 
Tgl 28 Okt 201415924266.67327403009.53715821134.933 
Tabel 10. Paired Samples Statistics satu hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 24 Okt 2014 & Tgl 28 Okt 201431.000.007 
Tabel 11.  Paired Samples Correlation satu hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 24 Okt 2014 – Tgl 28 Okt 2014-15361266.66726455693.63215274201.840-81080852.90950358319.576-1.0062.420 

2 Dua hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 23 Okt 2014325333.333313661.989181092.834 
Tgl 29 Okt 201430010033.33351691062.49029843848.843 
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 23 Okt 2014 & Tgl 29 Okt 20143.008.995 
Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 23 Okt 2014 – Tgl 29 Okt 2014-29684700.00051689591.48129842999.556-158088763.50498719363.504-.9952.425 

3 Tiga hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 22 Okt 2014183833.333261009.700150694.020 
Tgl 30 Okt 201436429333.33363034669.38036393083.335 
Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 22 Okt 2014 & Tgl 30 Okt 20143.991.084 
Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 22 Okt 2014 – Tgl 30 Okt 2014-36245500.00062775939.55636243705.601-192189578.840119698578.840-1.0002.423

4 Empat hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean
Pair 1Tgl 21 Okt 201460600.00354092.42131230.274
Tgl 31 Okt 201418003033.33331052391.55117928106.621
Tabel 16. Paired Samples Statistics empat hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 21 Okt 2014 & Tgl 31 Okt 20143.984.113 
Tabel 17. Paired Samples Correlations empat hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 21 Okt 2014 – Tgl 31 Okt 2014-17942433.33330999147.75617897366.301-94948585.30659063718.639-1.0032.422 

5 Lima hari sebelum dan sesudah

Paired Samples Statistics 
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean 
Pair 1Tgl 20 Okt 201467033.33314330.8528273.922 
Tgl 3 Nov 201447088500.00381073887.29346808030.653 
Tabel 18. Paired Samples Statistics lima hari sebelum dan sesudah Paired Samples Correlations 
NCorrelationSig. 
Pair 1Tgl 20 Okt 2014 & Tgl 3 Nov 20143.460.696 
Tabel 19. Paired Samples Coorelations lima hari sebelum dan sesudah Paired Samples Test
Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1Tgl 20 Okt 2014 – Tgl 3 Nov 2014-47021466.66781067292.78246804223.310-248403785.855154360852.521-1.0052.421 

4.4 Pembahasan

4.4.1 Uji Normalitas

Dapat dilihat pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) seluruh variabel bernilai diatas 5% yaitu sebesar 80,5% untuk lima hari sebelum, 91,9% untuk empat hari sebelum, 88,5% untuk tiga hari sebelum, 100% untuk dua hari sebelum, dan 77,4% untuk satu hari sebelum. Sedangkan untuk variabel satu hari sesudah sebesar 76,9%, dua hari sesudah sebesar 76,7%, tiga hari sesudah sebesar 76,6%, empat hari sesudah sebesar 76,8%, lima hari sesudah sebesar 76,9%., berarti seluruh variabel ini terdistribusi dengan normal.

4.4.2 Uji Hipotesis

Pada tabel Paired Samples Statistics, setiap pasang sampel variabel memiliki jumlah data sebanyak 6 data dari masing-masing pasang (3 dari data Sebelum dan 3 dari variabel Sesudah). Rata-rata untuk pasangan satu hari sebelum sebesar 563000.00 dengan standar deviasi sebesar 947377.712 dan Sesudah sebesar 15924266.67 dengan standar deviasi 27403009.537, hal ini berarti range variabel Sebelum adalah 563000.00±947377.712 range variable satu hari sesudah adalah 15924266.67±27403009.537.

Rata-rata untuk pasangan dua hari sebelum sebesar 325333.33 dengan standar deviasi sebesar 313661.989 dan dua hari sesudah sebesar 30010033.33 dengan standar deviasi 51691062.490, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 325333.33±313661.989.. range variable dua hari sesudah adalah 30010033.33 ±51691062.490.

Rata-rata untuk pasangan tiga hari sebelum sebesar 183833.33 dengan standar deviasi sebesar 261009.700 dan tiga hari sesudah sebesar 36429333.33 dengan standar deviasi 63034669.380, hal ini berarti range variabel tiga hari sebelum adalah 183833.33±261009.700 range variable tiga hari sesudah adalah 36429333.33±63034669.380.

Rata-rata untuk pasangan empat hari sebelum sebesar 60600.00 dengan standar deviasi sebesar 54092.421 dan empat hari sesudah sebesar 18003033.33 dengan standar deviasi 31052391.551, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 60600.00±54092.421 range variable dua hari sesudah adalah 18003033.33 ±31052391.551.

Rata-rata untuk pasangan lima hari sebelum sebesar 67033.33 dengan standar deviasi sebesar 14330.852 dan empat hari sesudah sebesar 47088500.00 dengan standar deviasi 81073887.293, hal ini berarti range variabel dua hari sebelum adalah 67033.33±14330.852 dan range variable empat hari sesudah adalah 47088500.00±81073887.293

Untuk Tabel Paired Samples Correlations menjelaskan apakah data memiliki hubungan yang erat dan nyata. Untuk pasangan satu hari sebelum dan satu hari sesudah memiliki korelasi 100% dengan nilai probabilitas 7%. Hal ini berarti antara variabel satu hari sebelum dan variabel satu hari sesudah memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan dua hari sebelum dan dua hari sesudah memiliki korelasi -7% dengan nilai probabilitas 99,5%. Hal ini berarti antara variabel dua hari sebelum dan variabel dua hari sesudah tidak memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah memiliki korelasi 99,1% dengan nilai probabilitas 54%. Hal ini berarti antara variabel tiga hari sebelum dan variabel tiga hari sesudah memiliki hubungan yang erat dan hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan empat hari sebelum dan empat hari sesudah memiliki korelasi 98,4% dengan nilai probabilitas 11,3%. Hal ini berarti antara variabel empat hari sebelum dan variabel empat hari sesudah memiliki hubungan yang erat namun hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Untuk pasangan lima hari sebelum dan lima hari sesudah memiliki korelasi 46% dengan nilai probabilitas 69,6%. Hal ini berarti antara variabel tiga hari sebelum dan variabel tiga hari sesudah memiliki hubungan yang erat namun hubungan antara kedua variabel tidak nyata.

Pada tabel Paired Samples Test menunjukan hasil hipotesis yang akan diambil pada penelitian. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk uji beda dua sisi, sehingga masing-masing sisi menjadi 2,5% dengan degree of freedom masing-masing variabel sebesar 2 (jumlah data sebesar 4 dikurangi 1) yang menghasilkan t tabel(0,025;3) yaitu ±3,182. Untuk pasangan variabel satu hari sebelum dan satu hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara satu hari sebelum dan satu hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri

Untuk pasangan variabel dua hari sebelum dan dua hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,5%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara dua hari sebelum dan dua hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,3%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel empat hari sebelum dan empat hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,2%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara empat hari sebelum dan empat hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

Untuk pasangan variabel lima hari sebelum dan lima hari sesudah menunjukan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi/2 (42,1%) > 2,5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham antara lima hari sebelum dan lima hari sesudah dilakukannya pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri.

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan voluma perdagangan saham dari seluruh hari yang telah diuji (voluma perdagangan saham satu hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham satu hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham dua hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham dua hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham tiga hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham tiga hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham empat hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham empat hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri, voluma perdagangan saham lima hari sebelum pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri = voluma perdagangan saham lima hari sesudah pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri). Hal ini membuktikan bahwa tindakan perusahaan melakukan pelantikan Susi Pudjiastuti menjadi menteri tidak berdampak pada voluma perdagangan saham perusahaan tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapat, maka disarankan:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan pengelompokan perusahaan berdasarkan industri.

2. Menggunakan sampel yang ada tanpa ada kriteria mengenai voluma perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.duniainvestasi.com

Sejarah dan Profil Singkat DSFI (Dharma Samudera Fishing Industries Tbk)

http://en.dharmasamudera.co.id/index.php/about-us/vision-mission

Sejarah dan Profil Singkat CPRO (Central Proteina Prima Tbk)

http://www.cpp.co.id/entries.aspx?entry_id=4

Sejarah dan Profil Singkat IIKP (Inti Agri Resources Tbk)

ANALISIS UJI BEDA VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PT INDOSAT TBK DAN ANAK PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH TERPILIHNYA JOKOWI SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INGE TIARA GRAFITI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang memiliki sumber pendanaan yang stabil. Secara umum, sumber pendanaan perusahaan berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Pendanaan dari dalam perusahaan menggunakan laba perusahaan.Pendanaan dari luar perusahaan lebih beragam karena asalnya dapat diperoleh dari dari, peserta atau penanam saham di perusahaan, kreditur dan pemilik, surat-surat hutang, maupun pendanaan yang melalui penyertaan dalam bentuk saham (ekuitas). Pendanaan melalui penyertaan umumnya dilakukan dengan penjualan go public, dalam artian saham perusahaan tersebut dijual kepada masyarakat atau dikenal dengan penawaran umum.

Saham dapat menunjukkan kepemilikan suatu individu atau kelompok dalam sebuah perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan saham akan terbantu dalam hal sisi pendanaan. Perusahaan go public akan menjual sahamnya di pasar perdana dan sekunder. Saham yang dijual di pasar perdana selalu ditutup dengan harga yang bermacam-macam. Dalam variasi itu, terkadang nilai lebih tinggi dari nilai nominal (agio saham) dan terkadang harga saham ditutup dengan nilai lebih rendah dari nilai nominal (disagio saham). Setelah proses penjualan di pasar perdana selesai. selanjutnya saham akan diperdagangkan di pasar sekunder.

Kinerja perusahaan yang bagus akan menaikkan penilaian dari pasar sehingga menaikkan harga saham. Tinggi dan rendahnya harga saham akan menentukan minat investor untuk menanam saham. Hal yang menjadi acuan para investor sebelum menentukan keputusan adalah dengan cara melihat laporan keuangan, data ekonomi domestik, nilai tukar rupiah dan stabilitas dari suatu negara. Berbagai peristiwa besar yang terjadi dalam suatu negara tentu saja memengaruhi volume perdagangan saham. Contoh dari peristiwa besar di Indonesia akhir-akhir ini adalah terpilihnya Presiden Jokowi di tahun 2014 sebagai presiden Republik Indonesia.

Pada penelitian kali ini, Penulis ingin mengetahui apakah terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia memengaruhi voluma saham PT Indosat Tbk. Penulis juga ingin membuktikan apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan volume perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia?

2. Bagaimana hipotesis pada penelitian ini?

3. Hipotesis manakah yang diterima pada penelitian ini?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan volume perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2. Untuk mengetahui hipotesis yang ada pada penelitian ini.

3. Untuk mengetahui hipotesis yang diterima pada penelitian ini.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan, informasi, serta pengetahuan mengenai ilmu yang diteliti khususnya mengenai fungsi dari Paired Sample t-test, dengan menerapkannya pada penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan volume perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu akuntansi khususnya ekonometrik dengan menggunakan analisis Paired Sample t-test dalam meneliti ada atau tidaknya perbedaan voluma perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Perusahaan

Menurt Kamus Besar Bahasa Indonesia, perusahaan adalah kegiatan yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa, dan sebagainya. Perusahaan juga bisa dikatakan sebagai organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha. Perusahaan mengelola sumber daya dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja menjadi barang atau jasa untuk dijual kepada pelanggan. Hampir semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama dalam kegiatan perusahaan yaitu untuk memaksimalkan laba.

Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Perusahaan manufaktur.

Perusahaan manufaktur mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masiang-masing pelanggan. Perusahaan ini memperoleh produk persediaan yang dibuat dari bahan mentah atau baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi.

2. Perusahaan dagang.

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli dan menjual barang dagangan tanpa melakukan pengolahan barang terlebih dahulu. Barang dagangan adalah barang yang dibeli oleh perusahaan untuk dijual kembali.

3. Perusahaan jasa.

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan, kemudahan, dan kenyamanan kepada masyarakat untuk memperlancar aktivitas produksi maupun konsumsi. Jasa yang dihasilkan bersifat abstrak tapi bisa dirasakan manfaatnya oleh konsumen

Menurut Godam, Perusahaan dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:

1. Perusahaan perorangan.

Perusahaan perorangan adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Keunggulan bentuk ini adalah karena mudah didirikan dan biaya pengelolaanya yang rendah. Kelemahannya adalah tanggung jawab yang tidak terbatas dan sumber daya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi, penggunaan alat produksi teknologi yang sederhana.

2. Persekutuan

Persekutuan adalah suatu badan usaha yang dimiliki oleh dua atau lebih individu yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Untuk mendirikan badan usaha persekutuan dibutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait. Keuntungan bentuk ini adalah modal yang lebih besar dibanding bentuk perorangan. Kelemahan bentuk ini adalah kendali terbatas, karena membutuhkan persetujuan sekutu.

3. Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas adalah badan usaha yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada didalamnya. Di dalam perseroan terbatas pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Keuntungan dibagikan kepada pemilik modl dalam bentuk dividen. Keunggulan utama perusahaan bentuk perseroan adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitkan saham. Namun perusahaan perseroan mendapat pajak berganda pada pajak penghasilan.

2.2 Saham

Saham merupakan suatu tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Wujud saham adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Perusahaan dapat menerbitkan dua jenis saham yaitu:

1. Saham biasa.

Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung resiko dan mendapatakan keuntungan. Pemilik saham ini akan menerima dividen jika perusahaan memperoleh laba dan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau hutang pada pihak lain sudah dilunasi.

2. Saham preferen.

Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendapatkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang sahamnya secara pasti. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham preferen ini ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah ditetapkan.

2.3 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar . Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham yang diperdagangan pada periode tertentu. Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara.

Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan.

2.4 Pemilu

Dieter Nohlen mendefinisikan sistem pemilihan umum dalam dua pengertian yaitu pengertian luas dan pengertian sempit. Dalam pengrtian luas, sistem pemilihan umum adalah segala proses yang berhubungan dengan hak pilih, administrasi, pemilihan dan perilaku pemilih. Sedangkan untuk arti sempit, sistem pemilihan umum adalah cara dengan mana pemilih dapat mengekspresikan pilihan politiknya melalui pemberian suara, dan pada akhirnya suara tersebut ditransformasikan menjadi kursi di perlemen atau peabat publik. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Hal ini dikarenakan ketidakmungkinan rakyat untuk memerintah negara secara langsung. Maka dari itu diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu negara selama jangka waktu tertentu. Pemilu dilaksanakan dengan menganut asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pada dasarnya pemilu memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai sarana memilih pejabat publik (pembentukan pemerintahan), sarana pertanggungjawaban pejabat publik, dan sarana pendidikan politik rakyat.

Pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Cara langsung, dimana rakyat secara langasung memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat. Contohnya, pemilu di Indonesia untuk memilih anggota DPRD, DPR, dan Presiden.

2. Cara bertingkat, di mana rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (senat), lantas wakil rakyat itulah yang memilih wakil rakyat yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat.

Pemilu sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia karena pemilu dapat menjadi sarana untuk menyalurkan aspirasi demi kemajuan bangsa, memberi kesempatan pada warga negara untuk menentukan wakil rakyatnya dan untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam pergantian pemimpin negara.

2.5 Pengaruh Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden Terhadap Volume Perdagangan Saham

Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia memiliki pengaruh yang cukup tajam dalam bidang perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti dengan kenaikan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup tajam dan nilai rupiah yang semakin menguat. Peningkatan ini menunjuakan bahwa ekspektasi pasar cukup besar terhadap Jokowi. Pasar beranggapan bahwa dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden, Jokowi mampu meningkatkan nilaiperekonomian kearah yang lebih baik. Sebelum masa pemilu Presiden, Jokowi sudah memberikan dampak bagi pasar modal. Sosok Jokowi dinilai sebagai salah satu pendorong pasar saham kearah yang lebih baik. Ketika Jokowi diumumkan terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, IHSG langsung melonjak tajam 3,2% (tempo.co).

2.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini makalah penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

Ha : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2.7 Rerangka pikir

Terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia à Harga Saham Tinggi à Paired Sample t-Test à Volume Perdagangan Saham Sesudah Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden à Volume Perdagangan Saham Sebelum Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden.

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Peneltian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan makalah penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di peroleh berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan yang di nilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Pendekatan penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementaara atas masalah yang dirumuskan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi atau sebagian unsur populas yang dijadikan objek penelitian. Populasi dari makalah penelitian ini adalah PT Indosat sedangkan sampel dari penelitian makalah penelitian ini adalah volume perdagangannya. Kriteria yang ditentukan untuk menentukan data dalam makalah penelitian yaitu volume perdagangan pada hari besar atau hari libur nasional, serta hari pengumuman presiden tidak dihitung.

Berikut adalah sampel data volume perdagangan:

DayVolume
14246
131,772,800
12188
1189
10334
9204
8354
7762
61,336,300
5839
42,029,000
3280
2936
11,169,400
00
-1636
-21,093,300
-3460
-4790
-5880
-6756
-73,353,600
-84,603,800
-91,142,900
-102,204,700
-11820
-12334
-131,506,200
-14694,200

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam makalah penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan. Sumber data ini kami peroleh dari finance.yahoo.com.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Pada makalah penelitian ini menggunakan 28 variabel yaitu, variabel volume perdagangan 14 hari sebelum terpilihnya Jokowi sebagai presiden dan variabel volume perdagangan 14 hari sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden. Dimana nantinya masing-masing dari variabel ini akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

3.5 Model Penelitian

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi

Model ini sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu model konseptual, model prosedural dan model matematik. Tujuan model adalah mengubah konsep utama ke dalam pendekatan yang partukuler. Model bisa dijadikan suatu langkah-langkah yang harus diikuti secara prosedural.

Dalam makalah penelitian ini, penulis menggunakan model konseptual sebagai model penelitian. Model konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangka tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Model konseptual bersifat deskriptif, yang berarti bahwa model ini mendesripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari analisis dan memberikan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.6 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah SPSS 16 dengan menggunakan uji paired sample t-test. Uji paired sample t-test ini pada dasarnya melakukan uji terhadap dua sampel yang berpasangan (paired). Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda, seperti subjek A akan mendapatkan perlakuan I dan kemudian perlakuan II (Santoso, 2014:261). Penelitian ini menggunakan paired sample t-test karena sampel yang digunakan dua sampel yaitu volume perdagangan sebelum dan sesudah.

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test ini adalah:

1. Data harus terdistribusi secara normal

2. Jumlah data yang digunakan masksimal 30.

3. Tidak ada variabel dependen dan independen.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam uji beda ini hanya uji normalitas saja. Uji ini membandingan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Dalam menguji normalitas data ini, alat analisis yang digunakn adalah uji Kolmogorov Smirnov.

Hipotesis pada uji ini adalah sebagai berikut:

Ho : Data berdistribusi normal.

Ha : Data tidak berdistrusi normal.

Jika nilai asymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data berdistribusi secara normal, namun jika nilai dari asymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian kali ini adalah:

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Apabila hasil uji paired sample t-test menunjukan probalilitas diatas 0,05 maka Ho diterima, namun bila probabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima.

4.  GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Profil Perusahaan

Indosat merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan telekomunikasi yang didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing. Indosat dan memulai operasinya pada tahun 1969 dan pada tahun 1980 Indosat berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga saat ini, Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan broadcasting.

Indosat memiliki anak perusahaan dengan nama PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) yang didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM. Dengan didirikannya Satelindo ini, menjadikan Indosat sebagai operator telepon genggam pertama dengan jaringan GSM di Indonesia yang mengeluarkan produk kartu prabayar dengan nama Mentari dan pascabayar dengan nama Matrix.

Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek di Indonesia, dan Amerika Serikat New York Stock Exchange pada tanggal 19 Oktober 1994. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan anak perusahaan baru dengan nama PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) yang menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, pada tahun yang sama juga Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).

Di penghujung tahun 2002, pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Namun pada bulan November 2003 Indosat melakukan penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia. Pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual 25% kepemilikan saham Indosat di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom. Selanjutnya, pada 31 Desember 2008 saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara pemerintah Republik Indonesia dan publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%. Pada tahun 2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui tender offer (memiliki tambahan 24,19% saham seri B dari publik).

4.2 Visi Perusahaan

Menjadi pilihan utama pelanggan untuk seluruh kebutuhan informasi dan komunikasi.

4.3 Misi Perusahaan

• Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi inovatif yang berkualitas untuk memberikan nilai lebih bagi para pelanggan.

• Meningkatkan shareholders value secara terus menerus. • Mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi stakeholder.

4.4 Produk Perusahaan

1.Indosat Mentari

Merupakan kartu prabayar GSM/selular di Indonesia yang dikeluarkan oleh Indosat dan dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Indosat Mentari juga bahkan dapat dipergunakan saat internasional roaming di banyak negara. Berbagai fasilitas telah disediakan untuk kemudahan dan kenyamanan berkomunikasi dengan tarif murah. Kartu Indosat Mentari mengandung nilai kepercayaan, kekeluargaan dan ekonomis, serta memiliki fitur dan layanan yang lengkap.

2. Star One

Star One merupakan kartu dengan jaringan CDMA dari indosat, Star One merupakan layanan telekomunikasi suara dan data berbasis jaringan akses nirkabel dengan teknologi CDMA 2000-1X. Star One menawarkan kombinasi layanan telepon tetap (PSTN) dan bergerak (Mobile) dengan tarif murah.

3. Indosat IM3

4. Layanan Blackberry

5. Indosat Super 3G+

6. Indosat Marix

4.5 Mengenai Perusahaan

Layanan: Operator selular penyedia layanan GSM dan CDMA

Alamat Kantor Pusat: Gedung Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat, No. 21, Jakarta 10110

Kontak: Telepon 021-54388888, 021-30003000, 021-3011111/email – customer_service@indosat.com

Website: http://www.indosat.com

5.  PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis

5.1.1 Hasil Analisis Uji Normalitas

Tabel 5.1 Descriptive Statistic

Tabel 5.2 Uji Normal Data Sebelum dan Sesudah

5.1.2 Hasil Analisis Uji Paired Sample t-test 22

Tabel 5.3 Paired Samples Statistics

Tabel 5.4 Paired Sample Correlations

Tabel 5.5 Paired Samples Test

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pembahasan Uji Normalitas

Dalam tabel descriptive statistic pada tabel 5.1 dinyatakan bahwa jumlah data sebelum dan sesudah adalah 14 data. Mean dari data sebelum adalah 1.04E6 dengan standar deviasi 1449711.742, nilai minimum dari data sebelum adalah 334 dan data maksimumnya adalah 4603800. Sedangkan untuk mean dari data sesudah adalah 4.51E5 dengan standar deviasi 762954.222 dan nilai minimumnya adalah 89, data maksimumnya adalah 2029000.

Sedangkan dari tampilan tabel uji normalitas pada tabel 5.2, terlihat bahwa data memiliki distribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan nilai dari Asymp.Sig (2-tailed) data sebelum dan sesudah yang memiliki nilai lebih dari 0.05, yaitu 0.284 untuk data sebelum dan 0.10 untuk data sesudah. Dengan data yang berdistribusi normal ini, maka data dapat digunakan untuk uji paired sample t-test.

5.2.2 Pembahasan Uji Paired Sample t-test

Pada tabel 5.3 terlihat ringkasan statistik dari sampel. Untuk data sebelum memiliki nilai rata-rata 1.04E6. Sedangkan untuk data sesudah memiliki nilai rata-rata 4.51E5.

Pada tabel 5.4 hasil korelasi antara kedua variabel yang menghasilkan angka -0.160, dengan nilai probabilitas yang jauh diatas 0.05 yaitu 0.585. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara data sebelum dan data sesudah adalah tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

Tabel 5.5 menunjukan output bagian ketiga dari Paired Sample t-test. Pada tabel terlihat bahwa nilai dari t hitung adalah 1.272. Nilai dari t hitung ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu 1.771. Nilai dari t tabel ini dapat dilihat dari tabel t distribution dengan cara menentukan df (degree of freedom) dan tingkat signifikansi. Karena nilai dari t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesis dari Ho diterima.

5.3 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan pembahsan dari hasil analisis dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara data sebelum dan data sesudah. Jika dilihat dari tabel korelasi, data sebelum dan sesudah memiliki korelasi yang tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

6.  PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan paired sample t-test dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil t hitung yang bernilai 1.272 tidak lebih besar dari t tabel yang bernilai 1.771 atau dari nilai probabilitas pada tabel yaitu 0.226 yang tidak lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini hipotesis Ho dipertahankan. Hal ini membuktikan bahwa dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia tidak begitu mempengaruhi aktivitas pasar atau investor, namun yang berbeda hanya terdapat pada pergerakan nilai nominal saham dan jumlah saham yang beredar sedangkan nilai saham di mata investor tidak mengalami perbedaan dari sebelumnya.

6.3 Keterbatasan

Keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya menggunakan data sampel dari tanggal 1 Juli 2014 hingga tanggal 18 Agustus 2014, data pada hari besar atau hari libur nasional tidak dianalisis karena volume perdagangan pada hari tersebut berjumlah nol sehingga menghasilkan data yang sedikit.

2. Penelitian ini hanya membandingkan volume prdagangan saham dalam rentang waktu hari, yaitu 14 hari sebelum dan 14 hari sesudah sehingg reaksi pasar tidak dapat seluruhnya terlihat secara nyata.

6.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan yang telah disebutkan, maka penulis menyarankan:

1. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperluas sampel agar mendapatkan hasil penelitan yang lebih baik.

2. Menggunakan volumer perdagangan dengan rentang waktu yang lebih luas agar reaksi pasar atau investor dapat terlihat secara lebih nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Admina. 2012. Online. http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-saham-dan-jenis-saham. (Diakses 21 Desember 2014).

Anoymous a. 2014. Online. http://carapedia.com/pengertian_definisi_perusahaan_info2035.html. (Diakses 21 Desember 2014).

Anoymous b. 2013. Online. http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-pemilihan-umum-pemilu.html#_. (Diakses 21 Desember 2014).

Godam. 2006. Online. http://www.organisasi.org/1970/01/bentuk-jenis-macam-badan-usaha-organisasi-bisnis-perusahaan-pengertian-dan-definisi-ilmu-sosial-ekonomi-pembangunan.html.  (Diakses 21 Desember 2014)

Kabo, Muslim. 2011. http://ekonomi.kabo.biz/2011/11/volume-perdagangan-saham.html. (Diakses 22 Desember 2014).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2013. http://kamusbahasaindonesia.org/perusahaan/mirip. (Diakses 22 Desember 2014)

Khumalasari, Arum Dyan. 2012. http://arumkhumalasari.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-bentuk-perusahaan.html. (Diakses 22 Desember 2014).

Mustafa, M. 2013. http://akuntansi-id.com/241-perbedaan-akuntansi-perusahaan-dagang-manufaktur-dan-jasa. (Diakses 21 Desember 2014).

Santoso, Singgih. 2014. SPSS 22 from Essential to Expert Skils. PT Gramedia: Jakarta.

ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PT XL AXIATA TBK SEBELUM DAN SESUDAH TERPILIHNYA JOKOWI SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

FANY ANASTASIA YOEWONO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL MATA KULIAH EKONOMETRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan. Sumber pendanaan tersebut bisa berasal baik dari dalam maupun luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan seperti menggunakan laba ditahan perusahaan.Sedangkan untuk alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur dan pemilik, peserta atau penanam saham di perusahaan, penerbitan surat-surat hutang, maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (ekuitas). Pendanaan melalui penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau dikenal dengan penawaran umum atau sering disebut dengan go public.

Saham merupakan satuan nilai yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, kemungkinan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk kepentingan bisnis saham. Untuk perusahaan yang melakukan go public, saham umumnya dijual di pasar perdana dan sekunder. Saham yang dijual di pasar perdana selalu ditutup dengan harga yang bervariasi, ada saat dimana harga saham ditutup dengan nilai lebih tinggi dari nilai nominal (agio saham), dan ada pula saat dimana harga saham ditutup dengan nilai lebih rendah dari nilai nominal (disagio saham), selanjutnya saham akan diperdagangkan di pasar sekunder.

Harga saham suatu perusahaan akan dinilai sangat tinggi di masyarakat bila kondisi dan kinerja perusahaan tersebut yang bagus sehingga akan berdampak pada penilaian pasar terhadap saham tersebut, hal ini membuat saham perusahaan tersebut diminati oleh para investor. Biasanya investor akan mengacu pada laporan keuangan, data ekonomi domestik dan nilai tukar rupiah sebelum mengambil keputusan. Namun ada pula faktor lain yang dapat memengaruhi kebijakan investor dalam pengambilan keputusan. Berbagai peristiwa yang terjadi juga bisa memengaruhi voluma perdagangan saham. Ada pula faktor yang bisa memengaruhi voluma perdagangan saham seperti terpilihnya Presiden Jokowi tahun 2014 sebagai presiden Republik Indonesia.

Pada penelitian kali ini, Penulis ingin mengetahui apakah terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia memengaruhi voluma saham PT XL Axiata Tbk. Penulis juga ingin membuktikan apakah terdapat perbedaan voluma perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan voluma perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia?

2. Bagaimana hipotesis pada penelitian ini?

3. Hipotesis yang mana yang diterima pada penelitian ini?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan voluma perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2. Untuk mengetahui hipotesis yang adapada penelitian ini.

3. Untuk mengetahui hipotesis yang diterima pada penelitian ini.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan, informasi, serta pengetahuan mengenai ilmu yang diteliti khususnya mengenai fungsi dari Paired T-Sample, dengan menerapkannya pada penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan voluma perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu akuntansi khususnya ekonometrik dengan menggunakan analisis Paired Sample T-test dalam meneliti ada atau tidaknya perbedaan voluma perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Perusahaan

Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan.hampir semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memaksimalkan laba. Pengertian perusahaan menurut KBBI yaitu kegiatan (pekerjaan dsb) yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan (dengan menghasilakn sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa, dsb). Perusahaan juga berarti organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha.

Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Perusahaan manufaktur (manufacturing)

Perusahaan manufaktur mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masiang-masing pelanggan. Perusahaan ini memperoleh produk persediaan yang dibuat dari bahan mentah atau baku menjadi bahan jadi.

2. Perusahaan dagang (merchandising business)

Perusahaan dagang menjual produk ke pelanggan. Namun, tidak memproduksi barangnya sendiri, tetapi membelinya dari perusahaan lain. Dengan kata lain, perusahaan dagang mempertemukan produk dengan pelanggan.

3. Perusahaan jasa (services business)

Perusahaan yang kegiatannya menjual atau memberi jasa kepada pihak lain.

Perusahaan dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:

1. Perusahaan perorangan

Perusahaan perorangan adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Keunggulan bentuk ini adalah karena mudah didirikan dan biaya pengelolaanya yang rendah. Kelemahannya adalah tanggung jawab yang tidak terbatas dan sumber daya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi, penggunaan alat produksi teknologi yang sederhana.

2. Persekutuan

Persekutuan adalah suatu badan usaha yang dimiliki oleh dua atau lebih individu yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Untuk mendirikan badan usaha persekutuan dibutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait. Keuntungan bentuk ini adalah modal yang lebih besar dibanding bentuk perorangan. Kelemahan bentuk ini adalah kendali terbatas, karena membutuhkan persetujuan sekutu. Yang termasuk dalam perusahaan persekutuan adalah firma dan persekutuan komanditer.

3. Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas adalah badan usaha yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada didalamnya. Di dalam perseroan terbatas pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Keuntungan dibagikan kepada pemilik modl dalam bentuk dividen. Keunggulan utama perusahaan bentuk perseroan adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitkan saham. Namun perusahaan perseroan mendapat pajak berganda pada pajak penghasilan.

2.2 Saham

Saham merupakan suatu tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Wujud saham adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Perusahaan dapat menerbitkan dua jenis saham yaitu:

1. Saham biasa

Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung resiko dan mendapatakan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan memburuk, mereka tidak menerima dividen. Namun saat kondisi perusahaan baik, mereka dapat memperoleh dividen yang lebih besar bahkan bisa mendapatkan bonus. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan ikut andil dalam menentukan kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen.

2. Saham preferen

Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendapatkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen. Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa.

2.3 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar . Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham yang diperdagangan pada periode tertentu. Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara .

Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan menurunnya tingkat bid-ask spread. Volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid-ask spread.

2.4 Pemilu

Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Hal ini dikarenakan rakyat tidak mungkin memerintah secara langsung. Maka dari itu diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu negara selama jangka waktu tertentu. Pemilu dilaksanakan dengan menganut asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pemilihan umum mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai sarana memilih pejabat publik (pembentukan pemerintahan), sarana pertanggungjawaban pejabat publik, dan sarana pendidikan politik rakyat. Pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Cara langsung, dimana rakyat secara langasung memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat. Contohnya, pemilu di Indonesia untuk memilih anggota DPRD, DPR, dan Presiden.

2. Cara bertingkat, di mana rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (senat), lantas wakil rakyat itulah yang memilih wakil rakyat yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat

Pemilu sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia karena pemilu dapat menjadi saran untuk menyalurkan aspirasi demi kemajuan bangsa, memberi kesempatan pada warga negara untuk menentukan wakil rakyatnya dan untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam pergantian pemimpin negara.

2.5 Pengaruh Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden Terhadap Volume Perdagangan Saham

Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia memiliki beberapa pengaruh dalam bidang perekonomian. Pemilu tahun 2014 dapat diperkirakan sedikit banyak memengaruhi kinerja pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini terbukti dengan kenaikan IHSG yang cukup tajam. Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa ekspetasi pasar cukup besar terhadap Jokowi. Pasar melihat bahwa Jokowi mungkin akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Sebelum masa pemilu Presiden, Jokowi sudah memberikan dampak bagi pasar modal. Jokowi memang dinilai sebagai salah satu pendorong pasar saham menjadi positif. Ketika Jokowi diumumkan terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, IHSG langsung melonjak tajam 3,2% (tempo.co).

2.6 Hipotesis

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia

Ha : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia

2.7 Rerangka pikir

Terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia

Harga Saham Tinggi

Paired Sample Test

Volume Perdagangan Saham Sesudah Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden

Volume Perdagangan Saham Sebelum Terpilihnya Jokowi Sebagai Presiden 11

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah peneliatian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang dilakukan mencakup segala hal yang berhubungan dengan obyek penelitian, fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Pendekatan penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Hipotesis dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementaara atas masalah yang dirumuskan.

3.2 Populasi dan Sampel

“Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal lain yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian” (KBBI,1991:782). Populasi yang akan diteliti oleh Penulis adalah PT XL Axiata Tbk.

Pengertian dari sampel adalah “bagian dari populasi statistik yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi seluruhnya” (KBBI, 1991: 872). Sampel pada penelitian ini adalah volume perdagangan saham PT XL Axiata Tbk. Kriteria yang ditentukan untuk menentukan data dalam makalah penelitian yaitu volume perdagangan pada hari besar atau hari libur nasional serta hari terpilihnya presiden tidak dihitung.

DayVolume
145,019,800
139,681,300
124,100,500
112,437,300
102,204,600
93,323,700
81,541,700
72,269,500
62,000,700
52,512,200
44,680,500
32,314,900
24,428,200
1497
06,150,600
-11,229,500
-21,752,400
-31,979,800
-4850
-51,601,800
-61,366,000
-72,281,200
-84,908,500
-92,448,500
-101,649,800
-111,932,400
-123,716,000
-132,694,300
-141,058,600

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data berbentuk angka ataupun bilangan. Sumber data yang diperoleh adalah dari finance.yahoo.com.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan memperoleh lebih mudah memahami permasalahan. Penelitian ini menggunakan variabel sebagai berikut:

a. Volume perdagangan saham sebelum terpilihnya Jokowi sebagai presiden

Variabel ini merupakan variabel dependen yang menunjukkan penjualan sebelum terpilihnya Jokowi sebagai presiden. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

b. Volume perdagangan saham setelah terpilihnya Jokowi sebagai presiden

Variabel ini merupakan variabel dependen yang menunjukkan penjualah setelah terpilihnya Jokowi sebagai presiden. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi.

3.5 Model Penelitian

Model merupakan suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung. Ada tiga model yaitu model konseptual, model prosedural dan model matematik. Tujuan model adalah untuk mengubah konsep utama dan proses ke dalam pendekatan partukuler, merupakan metode singkat dalam mengkomunikasikan yang diyakini menjadi faktor kesuksesan kritis dari suatu aktivitas pembelajaran.

Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan model konseptual. Model konseptual ini bersifat deskriptif yang mendiskriptifkan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau analisis dan juga kesimpulan dari observasi. Salah satu fungsi penting dari metode ini adalah memberikan landasan untuk penelitian yang bisa menciptakan teori induktif.

3.6 Alat Analisis

Alat statistik yang digunakan adalah SPSS 21. Penelitian kali ini menggunakan uji paired sample t-test. Uji paired sample t-test dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Santoso, 2014:246).

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test:

1. Data harus terdistribusi secara normal

2. Jumlah data maksimal adalah 30

3. Tidak ada variabel dependen dan independen

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan Penulis dalam uji beda ini hanya uji normalitas. Uji normalitas membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Alat analisis yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji Kolmogorov Smirnov.

Hipotesis pada uji ini adalah:

Ha: Distribusi normal

Ho: Data tidak berdistribusi normal

Jika nilai azymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data berdistribusi normal, jika nilai azymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:

Ho: μ1 = μ2

Ha: μ1 ≠ μ2

Jika hasil uji paired sample t-test menunjukkan profitabilitas diatas 0,05 maka Ho diterima, namun bila profitabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima.

4.  GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Perusahaan

PT. XL AXIATA didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk mencapai visi tersebut, PT. XL AXIATA terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. PT. XL AXIATA menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia. PT. XL AXIATA merupakan operator yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, PT. XL AXIATA menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station (BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan PT. XL AXIATA sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.

Memasuki era ICT (Information and Communication Technology), PT. XL AXIATA terus mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sinergi perusahaan induk yaitu PT Telkom (65%) dan SingTel Mobile (35%). PT. XL AXIATA terus mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle.

PT XL Axiata Tbk. (“XL”) didirikan pada tanggal 8 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari, bergerak di bidang perdagangan dan jasa umum. Enam tahun kemudian, XL mengambil suatu langkah penting seiring dengan kerja sama antara Rajawali Group – pemegang saham PT Grahametropolitan Lestari – dan tiga investor asing (NYNEX, AIF, dan Mitsui). Nama XL kemudian berubah menjadi PT Excelcomindo Pratama dengan bisnis utama di bidang penyediaan layanan teleponi dasar.

Pada tanggal 6 Oktober 1996, XL mulai beroperasi secara komersial dengan fokus cakupan area di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hal ini menjadikan XL sebagai perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang menyediakan jasa teleponi dasar bergerak seluler. Bulan September 2005 merupakan suatu tonggak penting untuk XL. Dengan mengembangkan seluruh aspek bisnisnya, XL menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan saham XL saat ini mayoritas dipegang oleh Axiata Group Berhad (“Axiata”) melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (66,6%) dan Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd. (13,3%). XL pada saat ini merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler dengan cakupan jaringan yang luas di seluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan ritel dan menyediakan solusi bisnis bagi pelanggan korporat. Layanan XL mencakup antara lain layanan suara, data dan layanan nilai tambah lainnya (value added services). Untuk mendukung layanan tersebut, XL beroperasi dengan teknologi GSM 900/DCS 1800 serta teknologi jaringan bergerak seluler sistem IMT-2000/3G. XL juga telah memperoleh Ijin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup, Ijin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Services Provider/ISP), Ijin Penyelenggaraan Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP), dan Ijin Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet (“NAP”).

4.2 Visi

Menjadi penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi terpilih di seluruh indonesia, baik bagi pelanggan individu maupun kalangan bisnis.

4.3 Misi

Memberikan yang terbaik bagi pelanggan, baik dalam hal produk, layanan, teknologi dan value for money.

4.4 Produk

1. Kartu XL Prabayar

Kartu XL Prabayar merupakan peleburan dari 3 produk prabayar XL sebelumnya, yaitu ProXL, Bebas, Jempol, dan Jimat. Peleburan menjadi satu lini produk ini merupakan upaya XL untuk memangkas biaya pemasaran Jempol yang memiliki perkembangan kurang siginifikan jika dibandingkan dengan Bebas. Peleburan ini diawali pada 1 Agustus 2007 dengan menyatukan voucher isi ulang untuk kedua produk dan diresmikan pada 1 Januari 2008 dengan peluncuran merek XL Prabayar. Pelanggan XL Prabayar mendapat nomor dengan awalan 0817, 0818, 0819, 0859, 0878, dan 0877.

Pada tanggal 28 Oktober 2014, XL meluncurkan logo barunya dengan peluncuran layanan Real Mobile 4G LTE pada kartu XL. Logo ini pertama kali muncul di media cetak seperti koran.

Logo baru XL mempersembahkan identitas baru dalam mewujudkan komitmen untuk berubah menjadi lebih baik. Sebuah logo adalah representasi identitas yang dapat menggambarkan berbagai visi dan misi untuk membantu lebih maju. Tiga dimensi warna dalam logo baru XL memiliki makna yang saling berintegrasi. Warna biru merupakan identitas prinsip dasar XL yang melambangkan kepercayaan dan tanggung jawab. Warna hijau melambangkan sumber inspirasi pertumbuhan dan harmoni. Warna kuning menggambarkan energi dan pemikiran terang yang dapat membawa kemajuan.

2. Kartu Perdana ProXL

Kartu Perdana ProXL, diluncurkan pertama kali pada tanggal 31 Desember 1997 setelah berakhir pada tanggal 1 Juni 2004 ProXL mengubah nama menjadi XL, dengan tambahan fitur dan layanan. Bebas difokuskan dalam memberikan kemurahan tarif percakapan suara. Dalam perkembangannya, Bebas selalu memberikan tarif promosi percakapan suara yang bervariasi, mulai dari Rp25/detik, Rp10/detik, Rp1/detik, Rp0,1/detik, Rp600 sampai gratis.

3. Kartu Perdana Bebas

Kartu Perdana Bebas diluncurkan pertama kali pada tanggal 1 Juni 2004. Produk ini merupakan kelanjutan produk XL sebelumnya. Diluncurkan kembali pada bulan Februari 2013.

4. Kartu Perdana Jempol

Kartu Perdana Jempol diluncurkan pertama kali pada tanggal 1 Juni 2004. Jempol awalnya merupakan produk prabayar versi murah dari XL dengan menerapkan tarif hemat Rp99/SMS untuk SMS ke sesama XL dan Rp399/menit untuk percakapan suara ke nomor telepon rumah. Jempol juga sempat memberikan kemurahan tarif percakapan suara ke beberapa negara (yang kemudian dikembangkan menjadi produk tersendiri, Jimat). Dalam perkembangannya, Jempol semakin difokuskan untuk memberikan tarif yang murah dalam layanan pesan singkat (SMS), terakhir dengan tarif Rp45/sms ke semua operator. Perkembangan Jempol sangat kurang jika dibandingkan dengan Bebas, hanya menyumbang sekitar 25% dari total pendapatan produk prabayar XL.

5. Kartu Perdana Jimat

Kartu Perdana Jimat diluncurkan pertama kali pada pertengahan tahun 2006. Jimat adalah produk prabayar pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional dengan tarif yang sangat hemat dan murah. Perkembangan Jimat juga bernasib sama dengan Jempol.

6. Kartu XL Pascabayar

Kartu XL Pascabayar sebelumnya dikenal dengan nama Xplor. Perubahan ini seiring dengan restrukturisasi lini produk XL dimana hanya ada 1 lini produk masing-masing untuk prabayar dan pascabayar.

5.  PEMBAHASAN

5.1 Analisis

5.1.1 Hasil Analisis Uji Normalitas Descriptive Statistics
NMeanStd. DeviationMinimumMaximum
Sebelum142041475.001189943.6438504908500
Sesudah143322528.362282967.4814979681300

Tabel 5.1 Descriptive Statistic

Descriptive Statistics
NMeanStd. DeviationMinimumMaximum
Sebelum142041475.001189943.6438504908500
Sesudah143322528.362282967.4814979681300

Tabel 5.4 Paired Sample Statistic

Tabel 5.5 Paired Samples Test

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pembahasan Uji Normalitas

Data pada tabel descriptive statistic pada tabel 5.1 dinyatakan bahwa jumlah data sebelum dan sesudah adalah 14 data. Mean dari data sebelum adalah 2041475.00 dengan standart deviasi 1189943.643, nilai minimum dari data sebelum adalah 850 dan data maksimumnya adalah 4908500. Sedangkan mean dari data sesudah adalah 3322528.36 dengan standar deviasi 2282967.481, nilai minimum dari data sesudah adalah 497 dan data maksimumnya adalah 9681300.

Dari tabel one sample kolmogorov-smirnov test terlihat bahwa data tersebut terdistribusi normal. Hal ini terbukti dari nilai asymp.sig (2-tailed) yang bernilai lebih dari 0,05 yaitu mencapai .832.

5.2.2 Pembahasan Uji Paired Sample t-test

Dari hasil tabel paired samples statistic terlihat bahwa rata-rata volume perdagangan saham sebelum terpilihnya presiden adalah 2041475.00 sedangkan volume rata-rata sesudah terpilihnya presiden adalah 3322528.36.

Dari hasil tabel paired samples correlations terlihat angka korelasi -0,070 dengan nilai probabilitas yang di atas 0,05 yaitu 0,811. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara sebelum dan sesudah terpilihnya presiden adalah tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

Tabel 5.5 merupakan tabel paired samples test. Pada tabel tersebut terlihat bahwa t hitungnya adala -1,810. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1,771. Nilai t tabel tersebut dapat dilihat pada tabel t distribution dengan melihat nilai dari df (degree of freedom) dan tingkat signifikansinya. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis Ho ditolak.

5.3 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pembahasan analisis terlihat bahwa terdapat perbedaan pada data sebelum dan sesudah. Namun pada tabel korelasi, hubungan antara sebelum dan sesudah terpilihnya presiden adalah tidak erat dan tidak berhubungan secara nyata.

6.  PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan paired sample t-test, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara data sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil uji selama 14 hari sebelum terpilihnya Jokowi dan 14 hari setelah terpilihnya Jokowi sebagai presiden, hasil dari t hitung adalah lebih besar dari t tabel. Nilai t hitung yaitu sebesar -1.810 sedangkan nilai t tabel hanya 1.771. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada penelitian kali ini hipotesis Ho ditolak dan hipotesis Ha diterima, artinya terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terpilihnya Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.

6.2 Keterbatasan

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini hanya mengambil sampel data dari tanggal 1 Juli 2014 hingga tanggal 18 Agustus 2014, data pada hari besar atau libur nasional tidak dianalisis karena pada hari tersebut volume perdagangannya berjumlah nol sehingga pada penelitian hanya menghasilkan data yang sedikit.

2. Penelitian ini hanya membandingkan volume perdagangan saham dalam rentang waktu hari yaitu 14 hari sebelum dan 14 hari sesudah, sehingga reaksi pasar tidak seluruhnya tercermin.

6.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan dan hasil yang didapat, maka disarankan:

1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas sampel sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik.

2. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk menggunakan volume perdagangan yang rentang waktunya lebih luas supaya lebih mencerminkan reaksi pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Admina. 2012. Online. (http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-saham-dan-jenis-saham. Diakses 21 Desember 2014).

Anoymousa. 2014. Online. (http://carapedia.com/pengertian_definisi_perusahaan_info2035.html. Diakses 21 Desember 2014).

Anoymousb. 2013. Online. (http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-pemilihan-umum-pemilu.html#_. Diakses 21 Desember 2014).

Kabo, Muslim. 2011. Online. (http://ekonomi.kabo.biz/2011/11/volume-perdagangan-saham.html. Diakses 22 Desember 2014).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2013. Online. (http://kamusbahasaindonesia.org/perusahaan/mirip. Diakses 22 Desember 2014)

Khumalasari, Arum Dyan. 2012. Online. (http://arumkhumalasari.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-bentuk-perusahaan.html. Diakses 22 Desember 2014).

Mustafa, M. 2013. Online. (http://akuntansi-id.com/241-perbedaan-akuntansi-perusahaan-dagang-manufaktur-dan-jasa.. Diakses 21 Desember 2014).

Santoso, Singgih. 2014. SPSS 22 from Essential to Expert Skills. PT Gramedia: Jakarta.

UJI BEDA VOLUMA PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH DIUMUMKANNYA KABINET INDONESIA KERJA

DAUD YUWONO ABDULLAH & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL EKONOMETRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAKSI

Dewasa ini sumber pendanaan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Untuk sumber internal berasal dari saldo laba perusahaan, sedangkan sumber eksternal berasal dari hutang dan pelepasan kepemilikan (saham). Perusahaan bisa mendapat hutang dengan berbagai cara seperti mengajukan peminjaman ke bank, melakukan peminjaman dengan jaminan, menerbitkan obligasi, dan lain-lain. Yang menjadi masalah dalam mengunakan pendanaan dengan hutang adalah terdapat pembayaran bunga dengan jangka waktu tertentu secara teratur, meskipun perusahaan mengalami kerugian. Sedangkan pendanaan dengan saham tidak harus membagi laba perusahaan (deviden) kepada para investor. Yang menjadi kerugian dari cara ini adalah tingkat kepemilikan suatu perusahaan menjadi berkurang. Dalam pendanaan mengunakan saham yang diperdagangkan di pasar modal terdapat total lembar yang diperdagangkan. Total tersebut adalah volume penjulan saham yang biasanya dihitung perhari.

Kata-kata kunci: Saham, Volume perdagangan, pendanaan

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. semakin berkembangnya suatu peruahaan akan membawa konsekuensi pada peningkatan pelayanan bagi pelangganya. Dalam melakukan ekspansi tentunya emiten memerlukan modal yang besar, sehingga mengharuskan emiten untuk mendapatkan tambahan modal dari pihak luar.

Salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal dari pihak luar adalah dengan melakukan go public. Latifak (2007) menyatakan go public adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjualn saham atau efek lainnya kepada masyarakat sesuai dengan peraturan Pasar Modal yang berlaku. Diantara semua jenis instrumen yang diperdagangkan di Pasar Modal, saham dinilai mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik sebab saham merupakan sekuritas yang paling banyak diminati oleh investor. Rusliati dan Esti (2010) menyatakan permintaan pasar terhadap saham akn berkurang apabila saham bernilai jual tinggi tetapi apabila saham bernilai jual rendah maka permintaan saham tersebut meningkat.

Dalam perdagangan efek yang ada di Pasar Modal saham yang diperjual belikan memiliki jumlah lebar saham yang diperdagangkan selama periode tertentu. Sutrisno (2000) Volume perdagangan saham merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan unutk melihat reaksi pasar pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar. Parameter tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur perbedaan tingkat penjualan dan permintaan atas lembar saham yang diperjual belikan di pasar modal antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

Pada penelitian ini, peneliti ingin menguji perbedaan volume penjualan saham dibeberapa perusahaan transportasi perairan yang listing di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman kabinet pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.

1.2 Rumusan Masalah

 Data apa saja yang digunakan pada penilitian ini?

 Bagaimana hasil hipotesis dapat menjelaskan hubungan perbedaan volume perdagangan lembar saham terhadap pengumuman Kabinet Indonesia Kerja?

 Bagaimana hasil hipotesis dapat menjelaskan perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pelantikan Kabinet Indonesia Kerja?

1.3 Tujuan Penelitian

 Mengetahui efek pelantikan kabinet terhadap perbedaan volume perdagangan saham pada perusahaan pelayaran di Indoneisa.

 Untuk mengetahui kebenaran penilitian dengan mengunakan hipotesis dari hasil pengujian sampel.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian bermanfaat bagi berbagai pihak, anatara lain sebagai berikut:

1. Bagi peniliti

Untuk menambah wawasan penelitian dan unutk mengetahui apakah terdapat perbedaan volume penjulan saham pada perusahaan transpotasi air sebelum dan sesudah diumumkaannya kabinet Indoneisa Kerja.

2. Bagi pembaca

Sebagai informasi bahwa setiap kejadian yang terjadi pada pemerintahan akan menimbulkan dampak terhadap kondisi perekonomian terutama pada dunia pasar modal. 4

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan.Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. (Warren, Reeve, Fees, 2006 : 2). Bentuk perushaan sendiri dibagi menjadi 3 bentuk yaitu perseorangan, persekutuan dan perseoran atau korporasi Korporasi atau Perseroan. Pengertian perseroan adalah bentuk badan usaha berdasarkan peraturan pemerintah, sebagai suatu badan hukum yang terpisah. Kepemilikan dalam korporasi terbagi dalam lembar saham. Korporasi menerbitkan saham tersebut kepada perorangan atau perusahaan lain yang kemudian menjadi pemiliki atau pemegang saham korporasi tersebut. Keunggulan utama perusahaan bentuk korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitkan saham.

2.2 Go Public

Go public merupakan salah satu cara badan usaha unutk memperoleh dengan cara menjual dan menwarkan kepememilikan hak atas saham dengan pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual saham baru yang berasal dari modal dasar maupun saham lama yang berasal dari modal yang sudah disetor.

Syarat-syarat perusahaan melakukan Go Public:

1. Badan hukum calon perusahaan tersebut berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

2. Pernyataan pendaftaran yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

3. Memiliki komisaris independen sekrang-kurangnnya 30% dari jajaran anggota dewan komisaris, memiliki direktur tidak terafiliasi, mimiliki komite audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki sekretaris perusahaan.

4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp.100 per lembar sahamnya.

5. Calon perusahaan tercatat tidak sedang dalam sengketea hukum yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.

6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidaak dilarang oleh undang-undang yang berlaku di Indonesia.

7. Khusus calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri manufaktur, harus memiliki sertifikat AMNDAL dan tidak dalam masalh pencemaran lingkungan dan calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabeling (ramah lingkungan).

8. Persyaratan perncatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didsarkan pada laporan keuanga audit terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

Berdasarkan evaluasi dan penilaian bursa, bursa menyampaikan penolakan atau memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pencatatan selambat-lambatnya 10 hari bursa sejak bursa memperoleh dokumen dan atau informasi secara lengkap. Dalam proses evaluasi atas permohonan pencatatan tersebut, bursa akan meminta calon perusahaan tercatat melakukan presentasi mengenai rencana pencatatan sahamnya, dan bursa juga melakukan company visit ke calon perusahaan tercatat.

Dalam melakukan penawaran umum, calon perusahaan tercatat perlu melakukan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan untuk melakukan penawaran umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh OJK.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran Umum adalah mencakup tahapan sebagai berikut:

1. Periode pasar perdana yaitu ketika saham atau efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk;

2. Penjatahan saham yaitu pengalokasian saham atau efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia;

3. Pencatatan efek di bursa yaitu pada saat saham atau efek tersebut mulai dicatatkan dan diperdagangan di bursa.

Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap, yakni:

a. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Hal yang pertama kali dilakukan oleh calon perusahaan tercatat adalah melakukan rapat umum pemegang saham untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat persetujuan, calon perusahaan tercatat melakukan penunjukan lembaga dan profesi penunjang pasar modal, antara lain:

 Penjamin Emisi (Underwriter) merupakah pihak yang paling banyak terlibat dalam membantu calon perusahaan tercatat dalam rangka penerbitan saham dengan menyiapkan berbagai dokumen, membantu membuat prospektus dan memberikan penjaminan atas penerbitan efek.

 Akuntan Publik (auditor independen) merupakan pihak yang bertugas untuk melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat.

 Penilai independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian atas aset calon perusahaan tercatat dan memenentukan nilai wajar dari aktiva tersebut.

 Konsultan hukum merupakan pihak yang memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).

 Notaris merupakan pihak yang membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.

 Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan pemesanan saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.

b. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Dalam tahap ini, calon perusahaan tercatat melengkapi dokumen pendukung untuk menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK sampai dengan OJK menyatakan bahwa pernyataan pedaftaran telah menjadi efektif.

c. Tahap Penawaran Saham

Tahap ini merupakan tahap utama karena calon perusahaan tercatat menawarkan sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat membeli saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja. Perlu diingat bahwa seluruh keinginan investor atas saham calon perusahaan tercatat dapat dipenuhi seluruhnya dalam hal terjadi kelebihan permintaan (oversubsribe). Sebagai contoh, saham yang ditawarkan ke masyarakat melalui pasar perdana sebanyak 100 juta saham, sementara permintaan pembelian saham dari seluruh investor sebesar 150 juta saham. Dalam hal investor tidak mendapatkan saham yang dipesan melalui pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli saham tersebut di pasar sekunder yaitu pasar dimana saham tersebut telah dicatatkan dan diperdagangakan di bursa efek.

4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesainya penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek Indonesia.

2.3 Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintahan), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian pasar modal memfasilitasi berbagai saran dan prasaran kegiatan jual beli dan kegiatan terkaitnya.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun ) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derbiatif seperti option, futures,dan lain-lain.

Undang-undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisakan Pasar Modal mendifinisikan pasar modal sebgai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, seta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungs, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari msyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat unutk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan resiko masing-masing instrument.

2.3 Saham

Menurut Husnan (2002:303) sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang merupakan secarik keras yang menunjukan ham pemodal (yaitu pihak yagn memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.

Jenis saham dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Saham biasa (Common Stock)

Saham biasa merupakan surat berharga yang paking banyak dan luas perdaganganya. Pemegang surat berharga ini memiliki hak suara dalam rapt umum pemegang saham (RUPS) dan di saming memperoleh pembagian keuntungan (deviden) dari perusahaan juga kemungkinan adanya keuntungan atas kenaikan modal (nilai) surat berharga tersebut atau disebut capital gain. Saham biasa membawa resiko terbesar karena pemegang saham biasa menerima deviden setelah deviden saham preferen dibayar.

b. Saham Preferen (Preffered Stock)

Saham preferen sering disebut juga saham istimewa karena saham preferen mendapatkan prioritas dalam pembagian deviden sebelum pembagian deviden saham biasa. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen juga mendapatkan prioritas klaim atas asset perusahaan setelah kewajiban kepada pemegang obligasi dan kreditor hanya dipenuhi dan sebelum klam oleh pemegang saham biasa.

2.4 Initial Public Offering (IPO)

Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran umum ( emisi / go public / initial public offering ) adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan, sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor. Manfaat Penawan umum bagi perusahaan diantaranya adalah :

1. Meningkatkan Citra Perusahaan

2. Memperoleh sumber pendanaan baru

3. Meningkatkan nilai perusahaan

4. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.

5. Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan usaha.

2.5 Hipotesis Teoritis

Pada penelitian kali ini hipotesis teoritis, antara lain:

Ho : Tidak ada perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman Kabinet Indonesia Kerja.

Ha : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah Kabinet Indonesia Kerja. Perusahaan Membutuhkan Dana IPO Pasar Perdana Pasar Sekunder Fundamental Even (pengumuman kabinet) Volume Perdagangan Saham Seebelum Pengumuman Sesudah pengumuman Paired Sample T-Test

2.6 Rerangka Pikir

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka kuantitatif ataupun dengan merubah data bentuk kualitatif menjadi bentuk kuantitiatif.. Menurut pengolahan datanya, penelitian ini menggunakan metoda statistik Induktif. Menurut Santoso (2014:3) metoda statistik induktif berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sample. Tindakan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan besaran populasi, uji hipotesis, peramalan dan sebagainya.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengindentifikasi suatu fenomena (Santoso, 2014 : 4), Populasi pada peneltian ini adalah perusahaan pelayaran di Bursa Efek Indonesia.

3.2.2 Sampel

Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi (Santoso, 2014 : 5). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria, antara lain :

1. Perusahaan transportasi pelayaran yang telah listing di bursa efek sebelum tahun 2005

2. Perusahaan yang volume perdagangan sahamnya tersedia di duniainvestasi.com.

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, maka diperoleh lima perusahaan yang tercatat di BEI dan tercatat di duniainvestasi.com, antara lain:

Berikut data perusahan yang terdapat pada duniainvestasi.com sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan Tabel 1. Tabel Sampel Penelitian
TanggalKode SahamNama Perusahaan
05/12/1999SMDRSamudra Indonesia Tbk
26/03/1980RIGSRig Tenders Indonesia Tbk
17/05/2001INDXTanah Laut Tbk
17/05/2001KARWICTSI Jasa Prima
09/07/2003TMASPelayaran Tempuran Emas Tbk

3.3 Data Penelitian

Data penelitian menggunakan catatan volume perdagangan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penlitian dilakukan lima hari sebelum dan lima hari sesudah perusahaan melakukan stock reverse.

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan adalah data kuantitatif. Berdasarkan sumber data, data penelitian yang digunakan menggunakan data sekunder yang didapatkan melalui dokumentasi dan internet. Data sekunder adalah sumber data penelitian secara tidak langsung diperoleh melalui media perantara. Data tersebut diperoleh dari ringkasan data pasr modal dipublikasikan di BEI dan dapat diakses melalui http://www.idx.co.id, ataupun dapat diperoleh di Pojok Bursa Universitas Ma Chung, serta data sekunder diperoleh dari aplikasi D-One yang merupakan aplikasi milik Dana Reksa Sekuritas guna mencocokan data dengan ringkasan dari Bursa Efek Indonesia.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan dengan cara mengumpulkan data-data secara online yang diakses melalui http://www.duniainvestasi.com dan data dengan ringkasan dari Bursa Efek Indonesia.

3.4 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 10 variabel yaitu variabel volume perdagangan 5 hari sebelum terjadinya pengumuman pelantikan kabinet Indonesia kerja dan 5 hari sesudah pengumuman.

3.5 Model Penelitian

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey,1994). Model ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung Model dibagi menjadi 3 yakni model konseptual, model procedural dan model matematik. Tujuan model adalah mengubah konsep utama dan proses ke dalam pendekatan yang partukuler, merupakan metode singkat dalam mengkomunikasikan yang diyakini menjadi faktor kesuksesan kritis dari suatu aktivitas pembelajaran. Model kadang sebagai suatu langkah-langkah yang harus diikuti secara prosedural (Molenda, 1996).

1. Model konseptual

Model konseptual sering sekali disamakan dengan teori, model ini merupakan deskripsi sebuah pandangan atas realitas. Model konseptual bersifat deskriptif yang mendeskripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau analisis dan juga kesimpulan dari observasi. Salah satu fungsinya yang penting adalah memberikan landasan untuk penelitian yang bisa menciptakan teori induktif.

2. Model Prosedural

Model prosedural mendeskripsikan langkah-langkah untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam ilmu pembelajaran, langkah-langkah ini biasanya berdasarkan pengetahuan yang memberikan kesuksesan produk. Pengetahuan ini berdasarkan pengalaman atau diambil dari teori yang relevan. Model ini secara jelas adalah preskriptif. Idealnya model prosedural didasarkan pada teori daripada pengetahuan berdasarkan pengalaman saja.

3. Model Matematik

Model matematik mendeskripsikan hubungan bermacam-macam komponen dalam suatu situasi. Model ini menjadi abstrak dibandingkan model lainnya. Intinya model ini adalah kuantifikasi dari komponen-komponen yang mempengaruhi produk suatu peristiwa. Dengan memasukkan data dari situasi baru ke dalam model matematik, bisa didapatkan suatu hasil.

Berdasarkan penjelasan diatas, metode yang dilakukan dalam penelitian ini adala metode konseptual. Dimana penulis melakukan penelitian terhadap teori fundamental dalam dunia pasar modal. Kemudian menjelaskannya secara deskriptif terhadap realita bahwa apakah ada pengaruh kebijakan dari pemerintah terhadap penjualan sahan di pasar modal. Secara lebih sepesifik, penelitian ini ingin menunjukan bahwa apakan benar teori fundamental berpengaruh terhadap realita yang ada. khususnya pengaruh kebijakan pemeritah dalam pengumuman kabinet Indonesia Kerja terhadap volume perdangan saham pada industri transportasi kelautan.

3.6 Alat Analisis

Alat statistic yang digunakan adalah SPPS 20. Penelitian kali ini meggunakan uji paired sample t-test. Uji Paired sample t-test dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Santoso, 2014:261). Penelitian ini menggunakan paired sample t test dikarenakan, kedua sampel yang digunakan yaitu sebelum dan sesudah pada dasarnya merupakan sampel yang sama namun diberikan perlakuan yang berbeda.

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test:

1. Data harus terdistribusi secara normal.

2. Jumlah data maksimal adalah 30.

3. Tidak ada variabel dependen dan independen.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam uji beda yaitu hanya uji normalitas saja. Dalam menguji normalitas data, alat analisis yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Singkatnya uji Kolmogorov Smirnov kenormalan distribusi data.

Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Ho : data mengikuti distribusi yang ditetapkan

Ha : data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan

Jika nilai asymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data terdistribusi secara normal, akan tetapi jika nilai asymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2 19

Apabila hasil uji paired t-test menunjukan probabilitas dibawah 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya bila diatas 0,05 maka Ho yang diterima.

4.  PROFIL PERUSAHAAN

4.1 PT. Samudera Indonesia Tbk.

4.1.2 Profil Perusahaan

Nama : Samudera Indonesia Tbk.

Alamat Kantor : Samudera Indonesia Building, 2nd FI Jl. Letjen S. Parman Kav. 35 Jakarta 11480

Alamat Email : wim.adrian@samudera.com

No. Telfon : (021) 25676926

Faks : (021) 5480235

NPWP : 01.001.895.0-054.000

Tanggal IPO : 06/12/1999

Bidang Usaha Utama : Jasa Pelayaran Angkutan Laut

Sektor : Infrastructure, utilities and trasportation

Sub sektor : Transportation

4.1.2 Gambaran Perusahaan

PT Samudera Indonesia Tbk. (“Samudera Indonesia” / “Perusahaan”) didirikan pada tahun 1950 sebagai agen pengiriman. Samudera Indonesia didirikan oleh pengusaha Indonesia yang dikenal sebagai legenda di shiping Indonesia, yaitu Bapak Soedarpo Sastrosatomo. Pada tahun 1964, Samudera Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Perusahaan a. Dengan hampir setengah abad pengalaman, Perusahaan telah mengubah menjadi logistik dan transportasi kargo perusahaan terpadu terkenal end-to-end di dunia.

Samudera Indonesia terus memastikan pengiriman tepat waktu kargo pelanggan dengan pengoperasian kapal, truk, gudang, container depot, dan pelabuhan dalam rantai logistik yang terintegrasi dan lengkap. Sebagai perusahaan yang beroperasi di Indonesia dengan kemitraan dengan perusahaan pelayaran global terkenal, Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1999. Didukung oleh 1.000 staf yang berkualitas, 50 anak, dan 40 kantor cabang di semua pelabuhan utama di Indonesia dan Asia, serta sebagai kantor perwakilan dan lembaga di seluruh dunia, Perseroan berusaha untuk melayani pelanggan, di mana pun mereka berada di industri.

Saat ini, Samudera Indonesia telah tumbuh dan berkembang di pasar domestik dan internasional dengan kompetensi dan pengalaman panjang dalam empat lini bisnis, yaitu pengiriman, logistik, terminal, dan lembaga.

Visi : Konektifitas global untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Misi: Menyediakan layanan berkualitas tinggi dalam transportasi barang dan logistik

4.2 Rig Tenders Indonesia Tbk

4.2.1 Profil Perusahaan

Nama : Rig Tenders Tbk.

Kode : RIGS

Alamat kantor : Gedung Philips Jl. Buncit Raya Kav. 100 Jakarta Selatan 12510

Alamat email : rtacc@rigtendets.c.id

No. Telfon : (021) 29668488

Faks : (021) 229668479

NPWP : 01.002.171.5-054.000

Tanggal IPO : 26/03/1980

Bidang utama : Transportasi

Sektor : Infrastructure, utilities and trasportation 23

Sub sektor : Transportation

4.2.2 Gambaran Perusahaan

PT Rig Tenders Indonesia Tbk. (“Perseroan”), yang tergabung dalam Indonesia dengan kantor terdaftar di Wisma Rig Tenders, Jalan Dr Saharjo No 129, Jakarta 12860. Perusahaan yang bergerak dalam bidang penyewaan kapal tunda dan tongkang untuk mengangkut batubara dan agregat massal lainnya untuk industri pertambangan batubara serta penyewaan kapal pasokan dan akomodasi dan bekerja atas tongkang untuk mendukung industri minyak dan gas lepas pantai.

Perusahaan ini mendukung berbagai operasi eksplorasi lepas pantai dan kegiatan operasi yang berkaitan dengan penempatan, pemasangan, pemeliharaan, dan penggantian jasa instalasi lepas pantai, pipa-peletakan dan pelampung tunggal morring, operasi penyelamatan, serta manajemen kapal dan jasa keagenan.

Perusahaan ini didirikan bersama oleh Bapak Boedihardjo Sastrohadiwirjo dan Rig Tenders Inc pada tahun 1974, dan kemudian dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 26 Maret 1980.

4.3 Tanah Laut Tbk.

4.3.1 Profil Perusahaan

Nama : Tanah Laut Tbk.

Kode : INDX 24

Alamat Kantor : Landmark Center Tower I, 16th Floor Jl. Jendral Sudirman No. 1 Jakarta Selatan 12910

Alamat Email : enquiries@tanahlaut.co.id

No. Telfon : (021)29410662

Faks : (021)29410665

NPWP : 01.554.630.2-054.000

Bidang Usaha Utama : Jasa Internet dan solusi IT

Sektor : INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND TRANSPORTATION

Sub sektor : TRANSPORTATION

4.4 ICTSI Jasa Prima Tbk.

4.4.1 Profil Perusahaan

Nama : ICTSI JASA PRIMA Tbk.

Kode : KARW

Alamat : Graha Kirana 7th FL. Suite 701 Jalan Yos Sudarso No. 88 Jakarta Utara 14350, Indonesia

Alamat email : wsitumeang@ictsi.com

No. Telepon : (021) 65314710

Faks : (021) 65314711

NPWP : 01.000.763.1-054.000

Bidang usaha utama : Pengembangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Sarana dan atau Prasarana Logistik Maritim serta Jasa-jasa yang terkait

Sektor : MISCELLANEOUS INDUSTRY

Sub sektor : TEXTILE, GARMENT

4.4.2 Gambaran Perusahaan

PT ICTSI Jasa Prima, Tbk (dahulu PT Karwell Indonesia, Tbk), (Perseroan), didirikan di Jakarta pertama kali dengan nama PT Karwell Indonesia Knitting & Garment Industry pada tanggal 18 Februari 1978. Pada tanggal 3 Mei 2012, ICTSI Far East Pte, Ltd., sebuah anak usaha dari International Container Terminal Services Inc. yang berdomisili di Manila, Filipina, membeli 80% saham Perseroan melalui mekanisme Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tanggal 27 Juni 2012, para pemegang saham, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, meratifikasi perubahan dalam kegiatan usaha utama Perseroan untuk menjadi perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, pengembangan dan pengoperasian fasilitas infrastruktur maritim dan jasa terkait dan karenanya Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan diubah. Dalam rangka memperkuat kegiatan usaha utamanya, pada tanggal 3 Juli 2012, Perseroan mengakuisisi seluruh saham PT Perusahaan Bongkar Muat Olah Jasa Andal, salah satu dari 16 perusahaan bongkar muat yang ditunjuk oleh PT Pelabuhan Indonesia II untuk beroperasi di pelabuhan Tanjung Priok.

Visi :

 Menjadi perusahaan global terkemuka dalam pengelolaan pelabuhan serta membangun nilai pemegang saham jangka panjang

 Mengedepankan efisiensi, sistem transportasi dan distribusi yang terintegrasi sebagai keunggulan kompetitif untuk klien yang bergerak di bidang perdagangan

 Membangun reputasi dengan memegang teguh prinsip efisiensi, kehandalan, profesionalisme dan profitabilitas

 Fokus pada tujuan dan memenuhi komitmen untuk mencapai stabilitas profitabilitas

4.5 Pelayaran Tempuran Emas Tbk

4.5.1 Profil Perusahaan

Nama : Pelayaran Tempuran Emas Tbk.

Kode : TMAS

Alamat : Jl. Tembang No. 51 Tanjung Priok Jakarta Utara

Alamat email : corp_sec@temasline.com

No. Telepon : (021)4302388

Faks : (021)43948658

NPWP : 01.321.865.6-042.000

Bidang usaha utama : Jasa Pelayanan Angkutan Laut 27

Sektor : Infrastructure, utilities and trasportation

Sub sektor : Transportation

4.5.2 Gambaran Perusahaan

Didirikan di Jakarta pada 17 September 1987 oleh dua pendiri, almarhum Bapak Koentojo dan Pak Harto Khusumo, PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. sebagaimana diketahui adalah perusahaan pelayaran kontainer yang melayani pasar domestik.

Nama Tempuran Emas, karies makna yang unik. Perusahaan ini dibentuk dan dimiliki oleh kompilasi dari kerja keras, rajin dan latar belakang budaya multi karyawan sebagai tim untuk mencapai tujuan bersama bersama.

Sebagai salah satu pelopor sektor pelayaran kargo di Indonesia, TEMAS Jalur mulai beroperasi dengan memanfaatkan kapal sewaan. Dari awal yang sederhana ini, Perseroan terus ditingkatkan kompetensinya, diperbesar armada dan memperluas ruang lingkup pelayanan. Akibatnya, TEMAS Jalur sudah disemen posisinya di garis depan industri pelayaran Indonesia dengan armada canggih dan fasilitas terminal eksklusif.

Salah satu tonggak yang paling penting dari TEMAS Jalur terjadi pada 25 Juni 2003 saat Perusahaan go public melalui daftar dari 451.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta. Dan pada 9 Juli 2003, TEMAS Jalur efektif menjadi perusahaan publik pertama di sektor pengiriman kontainer.

Untuk lebih menyesuaikan dengan dinamika bisnis melibatkan dan memberikan layanan pengiriman yang lebih terintegrasi, Jalur TEMAS sekarang didukung oleh tiga anak perusahaan berikut:

1. PT Pelayaran Tirtamas Express, yang berbasis di Jakarta, bergerak di bidang jasa pengiriman.

2. PT Perusahaan Bongkar Muat Olah Jasa Andal Bongkar Muat Jasa Trisari, yang berbasis di Jakarta, terlibat dalam kegiatan bongkar muat.

3. Anemi Maritime Co Ltd yang berbasis di Malta, bergerak dalam sewa kontainer.

Jaringan bisnis Perusahaan juga sedang diperluas, dengan kantor cabang dan agen, masing-masing di Ambon, Banjarmasin, Belawan, Bitung, Jayapura, Makassar, Pekanbaru, Pontianak, Surabaya, Sorong, Batam, Biak, Palembang, dan Manokwari.

Komitmen TEMAS Line adalah untuk menjamin efisiensi dan pengiriman tepat waktu akhirnya didukung oleh berbagai fasilitas bongkar muat, seperti Harbour Mobile Crane (HMC), mencapai stackers, handler kontainer kosong dan kontainer forklift.

5.  PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis

Tabel 1. Tabel data pada SPSS

5.1.1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tgl_24_Okt_2014tgl_23_Okt_2014tgl_22_Okt_2014tgl_21_Okt_2014tgl_20_Okt_2014
N55555
Normal Parametersa,bMean702160.001133340.00378980.00318280.00344080.00
Std. Deviation908872.4021385951.555586390.017460032.691490460.434
Most Extreme DifferencesAbsolute.316.301.372.368.364
Positive.316.301.372.368.364
Negative-.247-.211-.265-.264-.242
Kolmogorov-Smirnov Z.708.674.831.823.815
Asymp. Sig. (2-tailed).698.755.494.507.520
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data

Tabel 2. Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja

tgl_17_Okt_2014tgl_16_Okt_2014tgl_15_Okt_2014tgl_14_Okt_2014tgl_13_Okt_2014
N55555
Normal Parametersa,bMean1482140.00318220.00796600.002113640.00891860.00
Std. Deviation2963629.571262128.007928351.4313000493.6901084485.091
Most Extreme DifferencesAbsolute.463.237.286.311.307
Positive.463.237.286.311.307
Negative-.315-.189-.258-.247-.208
Kolmogorov-Smirnov Z1.036.531.639.695.686
Asymp. Sig. (2-tailed).234.941.808.719.734
  1. Test distribution is Normal.
  2. Calculated from data.

Tabel 3. Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 5 hari sebelum pengumuman kabinet Indonesia Kerja

Dari hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukan bahwa semua data terdistribusi normal hal tersebut dapat dilihat dari Asymp. Sig. (2-tailed) setiap data yang menunjukan nilai di atas 0.05.

5.1.2 Uji Paired Sample T Test

a. Paired Samples Statistics 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja

Tabel 4. Tabel Paired Samples Statistics 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean
Pair 1tgl_24_Okt_2014702160.005908872.402406460.095
tgl_13_Okt_2014891860.0051084485.091484996.477
Pair 2tgl_23_Okt_20141133340.0051385951.555619816.378
tgl_14_Okt_20142113640.0053000493.6901341861.571
Pair 3tgl_22_Okt_2014378980.005586390.017262241.588
tgl_15_Okt_2014796600.005928351.431415171.381
Pair 4tgl_21_Okt_2014318280.005460032.691205732.874
tgl_16_Okt_2014318220.005262128.007117227.208
Pair 5tgl_20_Okt_2014344080.005490460.434219340.574
tgl_17_Okt_20141482140.0052963629.5711325375.436

Dari hasil uji Paired Samples Statistic menunjukan bahwa sampling hubungan perbandingan sebelum dan sesudah hari pertama pada pair 5 menunjukan rata-rata sebesar 1482140 sebelum diumumkannya kabinet Indonesia Kerja 2014 dan 344080 setelah diumumkannya kabinet Indonesia Kerja pada tanggal 18 Oktober.

Paired Samples Statistics
MeanNStd. DeviationStd. Error Mean
Pair 1tgl_24_Okt_2014702160.005908872.402406460.095
tgl_17_Okt_20141482140.0052963629.5711325375.436
Pair 2tgl_23_Okt_20141133340.0051385951.555619816.378
tgl_16_Okt_2014318220.005262128.007117227.208
Pair 3tgl_22_Okt_2014378980.005586390.017262241.588
tgl_15_Okt_2014796600.005928351.431415171.381
Pair 4tgl_21_Okt_2014318280.005460032.691205732.874
tgl_14_Okt_20142113640.0053000493.6901341861.571
Pair 5tgl_20_Okt_2014344080.005490460.434219340.574
tgl_13_Okt_2014891860.0051084485.091484996.477

Tabel 5. Tabel Paired Samples Statistics 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja dengan ketentuan perbandingan hari pertama dengan hari terakhir.

Dari hasil uji Paired Samples Statistic menunjukan bahwa sampling hubungan perbandingan sebelum dan sesudah hari pertama pada pair 5 dengan ketentuan perbandingan hari pertama dengan hari terakhir menunjukan rata-rata sebesar 891860 pada tanggal 13 Oktober 2014 dan pada tanggal 20 Oktober 2014 menunjukan 344080 dengan dasar fundamental diumumkannya kabinet Indonesia Kerja pada tanggal 18 Oktober.

b. Paired Sampel Corelations 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja

Tabel 6.  Paired Samples Correlations
NCorrelationSig.
Pair 1tgl_24_Okt_2014 & tgl_13_Okt_20145.874.053
Pair 2tgl_23_Okt_2014 & tgl_14_Okt_20145.763.134
Pair 3tgl_22_Okt_2014 & tgl_15_Okt_20145.720.170
Pair 4tgl_21_Okt_2014 & tgl_16_Okt_20145.244.693
Pair 5tgl_20_Okt_2014 & tgl_17_Okt_20145.975.005

Dari hasil analisis pada uji paired sample correlations 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja menunjukan bawah setiap pair menghasilkan nilai korelasi yang cukup tinggi terkecuali pada pair4 yang menunjukan hasil 0.224 yang berarti bahwa korelasi yang terjadi kurnag erat karena tidak mendekati 1. Sedangangkan untuk signifikan hubungan yang terjadi menunjukan bahwa hasil uji di atas 0.05 yang berarti bahwa semua hubungan sebelum dan sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja signifikan.

Tabel 7.  Paired Samples Correlations
NCorrelationSig.
Pair 1tgl_24_Okt_2014 & tgl_17_Okt_20145-.192.757
Pair 2tgl_23_Okt_2014 & tgl_16_Okt_20145.461.435
Pair 3tgl_22_Okt_2014 & tgl_15_Okt_20145.720.170
Pair 4tgl_21_Okt_2014 & tgl_14_Okt_20145.995.000
Pair 5tgl_20_Okt_2014 & tgl_13_Okt_20145.381.527

Dari hasil analisis pada uji paired sample cerrelations 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja dengan ketentuan perbandingan hari pertama dengan hari terakhir menunjukan bahwa pada pair4 nilai Sig. di bawah angka 0.05 yang berarti bahwa korelasi sebelum dan terjadinya even fundamental tidaklah signifikan

5.2 Pembahasan

Paired Samples T-Test Correlations 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja

Tabel 8. Tabel Paired Samples T-Test 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja Paired Samples Test

Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1tgl_24_Okt_2014 – tgl_13_Okt_2014-189700.000529134.742236636.250-846707.559467307.559-.8024.468
Pair 2tgl_23_Okt_2014 – tgl_14_Okt_2014-980300.0002140526.445957272.528-3638114.6231677514.623-1.0244.364
Pair 3tgl_22_Okt_2014 – tgl_15_Okt_2014-417620.000649693.741290551.874-1224321.328389081.328-1.4374.224
Pair 4tgl_21_Okt_2014 – tgl_16_Okt_201460.000470750.319210525.943-584453.723584573.723.00041.000
Pair 5tgl_20_Okt_2014 – tgl_17_Okt_2014-1138060.0002487872.9611112610.612-4227162.2871951042.287-1.0234.364

Tabel 9. Tabel Paired T-Test 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman kabinet Indonesia Kerja dengan ketentuan perbandingan hari pertama dengan hari terakhir.

Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)
MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference
LowerUpper
Pair 1tgl_24_Okt_2014 – tgl_17_Okt_2014-779980.0003262315.5051458951.847-4830679.7143270719.714-.5354.621
Pair 2tgl_23_Okt_2014 – tgl_16_Okt_2014815120.0001286390.237575291.203-782144.4452412384.4451.4174.229
Pair 3tgl_22_Okt_2014 – tgl_15_Okt_2014-417620.000649693.741290551.874-1224321.328389081.328-1.4374.224
Pair 4tgl_21_Okt_2014 – tgl_14_Okt_2014-1795360.0002543092.0501137305.339-4953025.8421362305.842-1.5794.190
Pair 5tgl_20_Okt_2014 – tgl_13_Okt_2014-547780.0001005592.229449714.517-1796387.668700827.668-1.2184.290

Dari hasil uji Paired Sample T-Test dengan ketetntuan bahawa dalam uji ini Sig. adalah 2 tailed yang berarti bahwa Confidence Interval atau tingkat kepercayaan yang 95% dengan standart eror sebesar 2.5%.

Bedasarkan hasil uji Paired T-Test pada data volume perdagangan saham pada perusahaan pelayaran yang listing di Bursa Efek Indonesia menunjukan bahwa semua data tersebut memiliki perbedaan sebab hasil Uji T lebih besar daripada T tabel. Terkecuali untuk pair4 pada tabel 8 dan pair1 pada tabel 9. Pada tabel 8 menunjukan bahwa hasil uji T sebesar 0.000 dengan Sig. (2-tailed) sebesar 1.000 dan pada tabel 9 menunjukan nilai sebesar 0. 535 dengan Sig. (2-tailed) sebesar 0.621 sedangkan pada T tabel dengan df 4 dan nilai standart error sebesar 0.25 sebesar 0.741. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai uji T lebih kecil daripada T tabel dan tidak ada ada perbedaan antara sebelum dan sesudah di umumkannya kabinet Indonesia Kerjayang dalam statistik tolak Ha dan terima Ho.

6.  PENUTUP

6.1 Simpulan

Dari data yang telah diuji normalitasnya pada BAB V, dihasilkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil uji Paired T-Test menunjukan bahwa terjadi perbedaan penjualan volume sebelum dan sesudah diumumkannya mentri kabinet Indonesia Kerja pada tanggal 18 Oktober 2014 meskipun terdapat ketidaksamaan di sampel yang di analisis

6.2 Saran dan Keterbatasan

Bagi investor yang ingi berinvestasi hendaknya menjadikan harus dapat melihat faktor engambilan keputusan untuk berivestasi terutama dengan melihat kondisi pasar (analisis fundamental) karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham maupun harga saham tersebut sendiri. Pengaruh tersebut akan mempengaruhi tingkat keuntungan investor dalam berinvenstasi di dunia pasar modal.

DAFTAR PUSTAKA

Warren, C.S.,Reeve, J.M., & Fees , P.E. (2006). Pengatar Akuntansi Buku 1 (Edisi 21). Jakarta : Salemba Empat.

indra hari. (2014). Pengertian Go Public. Diaksesk pada tanggal 14 Desember

Warren, C.S.,Reeve, J.M., & Fees , P.E. (2006). Pengatar Akuntansi Buku 1 (Edisi 21). Jakarta : Salemba Empat.

Santos, Singgih. (2014). SPSS 22 from Essential to Expert Skills. Jakarta ; Gramedia.

indra hari. (2014). Pengertian Go Public. Diakses pada tanggal 14 Desember 2014, dari http://www.academia.edu/8558832/Pengertian_Go_Public_Pada

IDX. (2014). Bagaimana menjadi perusahaan tercatat. Diakses pada tanggal 14 Desember 2014. http://www.idx.co.id/id/beranda/informasi/bagiperusahaan/bagaimanamenjadiperusahaantercatat.aspx

Course Hero. (2013). Tujuan Reverse Stock Split. Diakses pada tanggal 19 Desember 2014, dari https://www.coursehero.com/file/p5etjg4/II32-Tujuan-Reverse-Stock-Split-Umumnya-perusahaan-melakukan-reverse-stock/

Multipolar Group. (2014). Tengang Kami. Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 dari http://www.multipolar-group.com/

IDX. (2014). Mengenal Pasar Modal. Diakses pada tanggal 14 Desember 2014. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/pengantarpasarmodal.aspx

SJSU Educcation. (2013). Statistic t table. Diakses pada tanggal 18 Desember 2014, dari http://www.sjsu.edu/faculty/gerstman/StatPrimer/t-table.pdf.

Kamussq. (2013). Penelitian Kuantitatif. Diakses pada 18 Desember 2014, dari http://www.kamusq.com/2013/06/penelitian-kuantitatif-adalah.html

Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (2013). Visi dan Misi. Diakses pada 19 Desember 2014 dari http://www.kbri.co.id/id/

Jurnal, PENGARUH HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN TERHADAP BID ASK SPREAD DI SEPUTAR PENGUMUMAN STOCK SPLIT, Ikrima Shobriati Darminto MG. Wi Endang, 2011,Universitas Brawijaya

LAPORAN PENELITIAN UJI BEDA VOLUME PERDAGANGAN SAHAM  SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA BBM PADA PERUSAHAAN TRASPORTASI DARAT

LAPORAN PENELITIAN UJI BEDA VOLUME PERDAGANGAN SAHAM  SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA BBM PADA PERUSAHAAN TRASPORTASI DARATKADEK ERNAWAN & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Uji beda (pair sample t test) adalah uji untuk mengetahui apakah ada perbedaan. Penelitian ini ingin menguji perbedaan volume perdangana saham 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM pada perusahaan trasnportasi darat. dari hasil penelitian menunjukan bahwa hari ke 5 sebelum  kenaikan harga BBM terhadap 5 hari sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaaan. Hari ke 4 sebelum  kenaikan harga BBM terhadap 5 hari sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaaan. Hari ke 3 sebelum  kenaikan harga BBM terhadap 5 hari sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaaan. Hari ke 2 sebelum  kenaikan harga BBM terhadap 5 hari sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaaan. Hari ke 1 sebelum  kenaikan harga BBM terhadap 5 hari sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaaan.

Kata-kata kunci: Kenaikan harga BBM, uji beda ( pair sample t tes), perusahaan transportasi darat, volume perdangan saham.

1.  PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Kebijakan pemerintah merupakan suatu aturan yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kondisi ekonomi dan sosial suatu negara. Kebijakan ekonomi seperti kebijikan harga bahan bakar minyak memberikan pengaruh yang sangat besar. Kebijakan pemerintah untuk menaikan  harga BBM memberikan  di semua sector kehidupan. Pada sector pangan  menunjukan kondisi perubahan yang paling signifikan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya harga kebutuhan bahan pokok seperti pangan, sandang dan papan.

Melihat sisi lain, terdapat satu sector yang sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga BBM, sector terseut adalah sector pasar modal. Pasar modal merupakan tempat diperdagangkannya efek perusahaan. Efek sendiri merupakan surat berharga yang diterbitkan perusahaan untuk di perjual belikan guna mendapatkan modal atau dana dari pembeli (investor). Intinya pasar ini adalah pasar yang mempertemukan pihak yang mebutuhkan dana dan pihak yang memberikan pinjaman dana.

Kenaikan BBM  merupakan suatu kondisi yang secara fundamental berpengaruh di sector pasar modal. Pengaruh yang terjadi berupa peningkatan pembelian saham  atapun  penurunan pembelian  saham  perusahaan oleh investor. Kemudian akan berdampak  pada kondisi keuangan perusahaan. Artinya kebijakan kenaikan BBM bisa berdampak positif dan bisa berdampak negative. Hal ini tergantung dari hubungan kebijakan tersebut terhadap perusahan.

Perusahaan yang sangat berdampak  oleh kebijakan ini adalah perusahan di industri trasnportasi. Hal ini dikarenakan BBM  adalah sumber utama  perusahaan transportasi dalam menjalankan bisnisnya, khususnya perusahaan transportasi darat. Oleh karena itu, pengaruh kebijakan ini dapat di lihat dari kondisi perusahaan di pasar modal. Kondisi yang dilihat adalah  volume perdangan saham perusahaan. Volume perdangan saham memiliki arti  seberapa besar transaksi penjualan dan pembelian saham perusahaan pada priode tertentu. Selain itu volume perdangan saham juga mengindikasikan  seberapa besar investor tertarik untuk menanamkan  modalnya ke perusahaan. Semakin banyak volum perdangan saham  menandakan investor  tertarik menanamkan modalnya dengan melihat prospek perusahaan yang baik kedepannya. Dari kasus diatas, penulis merasa termotivasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan pemerintah menaikan BBM terhadap volume perdangan saham 5 perusahaan transportasi darat sebelum dan sesudah terjadinya kenaikan BBM.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang  di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah ada pengaruh kebijakan pemerintah menaikan BBM terhadap volume perdangan saham?
  2. Berap besar pengaruh kenaikan BBM terhadap volume perdangan saham?
  3. Apakah kebijakan menaikan BBM berpengaruh terhadap volume perdangan saham sebelum dan sesudah harga BBM naik.

1.3 Tujuan Penlitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaetahui pengaruh kebijakan pemerintah menaikan harga BBM terhadap volume perdagangan saham sebelum dan sesudah harga BBM naik.

1.4 Manfaat Penelitian

  1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat wawasan dan ilmu pengetahuan  tentang pengaruh kebijakan pemeintah (isu fundamental) menaikan harga BBM terhadap volume perdangan saham, khususnya p volume perdangan saham pada persuahaan transportsi darat.

  • Bagi Perusahaan

Bagi Perusahaan  penelitian  ini  dapat  dijadikan  reverensi untuk mengetahui pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan evaluasi untuk mengambil keputusan.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan.Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. (Warren, Reeve, Fees, 2006 : 2)

Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu :

  1. Perusahaan manufaktur (manufacturing)

Perusahaan manufaktur mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masiang-masing pelanggan.

  • Perusahaan dagang (merchandising business)

Perusahaan dagang menjual produk ke pelanggan. Namun, tidak memproduksi barangnya sendiri, tetapi membelinya dari perusahaan lain. Dengan kata lain, perusahaan dagang mempertemukan produk dengan pelanggan.

  • Perusahaan jasa (services business)

Perusahaan jasa menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan.

Umumnya terdapat tiga bentuk perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan perorangan, persekutuan, atau korporasi.

1. Perusahaan perorangan

Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh perorangan. Keunggulan bentuk ini adalah karena mudah didirikan dan biaya pengelolaanya yang rendah. Kelemahan utanya adalah sumber daya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi.

2. Persekutuan

Persekutuan dimiliki oleh dua atau lebih individu. Keuntungan bentuk ini adalah modal yang lebih besar dibanding bentuk perorangan.Kelemahan bentuk ini adalah kendali terbatas, karena membutuhkan persetujuan sekutu.

3. Korporasi atau Perseroan

Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah, sebaga suatu badan hukum yang terpisah. Kepemilikan dalam korporasi terbagi dalam lembar saham. Korporasi menerbitkan saham tersebut kepada perorangan atau perusahaan lain yang kemudian menjadi pemiliki atau pemegang saham korporasi tersebut. Keunggulan utama perusahaan bentuk korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah besar sumber daya dengan menerbitka saham.

2.2 Pasar Modal

Menurut Widoatmodjo (2012:15). “Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun”. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat atau pemodal (investor).  Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Oleh karena itu Pasar modal memiliki pengertian tempat untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

2.3 Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Menurut Darmadji dan Fakhruddin  (2011:5),  saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan  surat berharga tersebut.

Menurut Salim (2010:223) difinisi saham yaitu  bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Ketika kita memiliki saham sebuah perusahaan maka bisa dikatakan kita memiliki perusahaan tersebut sebesar persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang kita miliki.

Oleh karena itu,  Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau  pihak (badan usaha) dalam suatu  perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan  perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2.4 Volume Perdangan  Saham

Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk mihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar (Wang Sutrisno, 2000). Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham yang diperdagangan pada periode tertentu. Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian (Magdalena, 2004).

Menurut Halim dan Hidayat (2000) volume perdagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif. 

Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan menurunnya tingkat bid-ask spread. Volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread (Magdalena, 2004).

2.5 Fundamental

Menurut Martalena dan Malinda (2011:47) mengatakan bahwa “Analisis fundamental mempraktikkan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang memengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut”. Faktor-faktor dalam fundamental adalah factor ekonomi, sosial dan  politik. Kebijakan ekonomi terkait dengan penetapan pemerintah tehadap suatu bentuk kebutuhan misalnya kebijakan menaikan harga BBM atau kebijakan untuk menaikan harga dasar kebutuhan pokok. Kebijakan sosial adalah kebijakan pemerintah terhadapa kondisi sisial masyarakat, seprti kebijakan tidak boleh meroko ataupun tidak memeninum minuman keras. Kebijakan politik adalah kebijakan pemerintah terkait dengan perubahan politik misalanya pergantian peraturan pemerintah, penetapan DPR, Presiden ataupun pejabat pemerintah lainnya. Fudamental akan berdampak pada harga saham dari perusahaan, dan juga akan berdampak ada volume perdangan saham perusahaan.

 Analisis fundamental adalah metode analisis yang dilakukan dengan data-data ekonomi, sosial, politik dan kinerja perusahaan untuk mencari potensi perusahaan di masa depan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan, seperti aktiva, laba, deviden, prospek manajemen perusahaan, sehingga dapat mengidentifikasi saham mana saja yang memiliki prospek cerah di masa depan atau sebaliknya dapat mengetahui saham yang kurang bagus dimasa depan.

2.8 Hipotesis Teoritis

Pada penelitian kali ini hipotesis teoritis, antara lain :

Ho: Tidak ada perbedaan volume perdagangan  saham  sebelum dan sesudah  kenaikan harga BBM

Ha: Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

2.9 Rerangka Pikir

3.  METODA PENELTIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan  ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka kuantitatif ataupun dengan merubah data bentuk kualitatif menjadi bentuk kuantitiatif.. Menurut pengolahan datanya, penelitian ini menggunakan metoda statistik Induktif. Menurut Santoso (2014:3) metoda statistik induktif berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sample. Tindakan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan besaran populasi, uji hipotesis, peramalan dan sebagainya.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengindentifikasi suatu fenomena (Santoso, 2014: 4), Populasi pada peneltian ini adalah seluruh perusahan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan bergerak dalam bsektor transportasi darat.

3.2.2 Sampel

Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi (Santoso, 2014 : 5). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria, antara lain:

  1. Perusahaan dalam sector transportasi darat yang sudah tercatat di bursa efek Indonedia lebih dari 1 Tahun.
  2. Perusahaan yang volume perdagangan sahamnya tersedia di BEI.

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, maka diperoleh  6 perusahaan yang tercatat di BEI sebagai perusahaan yang berada di sector transportasi darat, antara lain :

Tabel 1.  Sampel Penelitian

Perusahaan di Industri Transportasi, Khususnya transportasi darat
Kode SahamNama Perusahaan
ASSAPT Adi Sarana Armada Tbk
CASSPT. Cardig Aero Services Tbk
CPGTPT. Cipaganti Cipta Graha Tbk.
TAXIPT. Express Transindo Tbk
WEHAPT. Panorama Transportasi Tbk 
ZBRAPT. Zebra Nusantara Tbk

3.3 Data Penelitian

Data penelitian menggunakan catatan volume perdagangan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penlitian dilakukan lima hari sebelum dan lima hari sesudah perusahaan transportasi darat.

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan adalah data kuantitatif. Berdasarkan sumber data, data penelitian yang digunakan menggunakan data sekunder yang didapatkan melalui dokumentasi dan internet. Data sekunder adalah sumber data penelitian secara tidak langsung diperoleh melalui media perantara. Data tersebut diperoleh dari ringkasan data pasar modal dipublikasikan di BEI dan dapat diakses melalui http://www.idx.co.id, ataupun dapat diperoleh di Pojok Bursa Universitas Ma Chung, serta data sekunder diperoleh dari Duniainvestasi.com  untuk mencocokan data dengan ringkasan dari Bursa Efek Indonesia.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan dengan cara mengumpulkan data-data secara online yang diakses melalui http://www.idx.co.id dibantu dengan Duniainvestasi.com guna mencocokan data dengan ringkasan dari Bursa Efek Indonesia.

3.4 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 10 variabel yaitu variabel volume perdagangan hari ke 5 sebelum kenaikan harga BBM, hari ke 4  sebelum kenaikan harga BBM, hari ke 3 sebelum kenaikan harga BBM, hari ke 2 sebelum kenaikan harga BBM, hari pertama sebelum kenaikan harga BBM, hari pertama sesudah kenaikan harga BBM, hari ke 2 sesudah kenaikan harga BBM, hari ke 3 sesudah kenaikan harga BBM, hari ke 4  sesudah kenaikan harga BBM, dan hari ke 5 sesudah kenaikan harga BBM. Dimana masing-masing variabel, yang terdiri dari volume perdagangan saham tiap sampel akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

3.5  Model Penelitian

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey,1994). Model ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung Model dibagi menjadi 3 yakni model konseptual, model procedural dan model matematik. Tujuan model adalah mengubah konsep utama dan proses ke dalam pendekatan yang partukuler, merupakan metode singkat dalam mengkomunikasikan yang diyakini menjadi faktor kesuksesan kritis dari suatu aktivitas pembelajaran. Model kadang sebagai suatu langkah-langkah yang harus diikuti secara prosedural (Molenda, 1996).

Berdasarkan penjelasan diatas, metode yang dilakukan dalam penelitian ini adala metode konseptual. Dimana penulis melakukan penelitian terhadap teori fundamental dalam dunia pasar modal. Kemudian menjelaskannya secara deskriptif terhadap realita bahwa apakah ada pengaruh kebijakan dari pemerintah terhadap penjualan sahan di pasar modal. Secara lebih sepesifik, penelitian ini ingin menunjukan bahwa apakan benar teori fundamental berpengaruh terhadap realita yang ada. khususnya pengaruh kebijakan pemeritah dalam menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap volume perdangan saham pada industri transportasi darat.

3.6 Alat Analisis

Alat statistic yang digunakan adalah SPPS 20. Penelitian kali ini meggunakan uji paired sample t-test. Uji Paired sample t-test dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Santoso, 2014:261). Penelitian ini menggunakan paired sample t test dikarenakan, kedua sampel yang digunakan yaitu sebelum dan sesudah pada dasarnya merupakan sampel yang sama namun diberikan perlakuan yang berbeda.

Syarat untuk menggunakan uji paired sample t-test :            

1. Data harus terdistribusi secara normal.

2. Jumlah data maksimal adalah 30.

3. Tidak ada variabel dependen dan independen.

3.7 Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan dalam uji beda yaitu hanya uji normalitas saja. Dalam menguji normalitas data, alat analisis yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Singkatnya uji Kolmogorov Smirnov kenormalan distribusi data.

Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Ho: data berdistribusi secara normal

            Ha: data tidak berdistribusi secara normal

Jika nilai asymp.sig diatas 0,05 maka Ho diterima atau data terdistribusi secara normal, akan tetapi jika nilai asymp.sig dibawah 0,05 maka Ha diterima atau data tidak berdistribusi normal.

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

Ho: µ1 = µ2

Tidak ada perbedaan volume perdagangan saham 5 hari sebelum dan  5 hari sesudah kenaikan harga BBM pada   perusahaan transportasi darat di indonesia.

Ha: µ1 ≠ µ2

Ada perbedaan volume perdagangan saham 5 hari sebelum dan  5 hari sesudah kenaikan harga BBM  pada  perusahaan transportasi darat di indonesia.

Apabila hasil uji paired t-test menunjukan probabilitas di bawah 0,05 maka Ho di tolak, sebaliknya bila di atas 0,05 maka Ho yang diterima.

4.  GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1  PT. Adi Sarana Amanda

4.1.1 Profil

Nama                  : Adi Sarana Armada Tbk

Kode                  : ASSA

Alamat               : Gedung Graha Kirana Lt. 6 Jl. Yos Sudarso No. 88, Sunter Jakarta Utara,14350- Indonesia

No. Telepon       : 65308811

NPWP                : 01.955.213.2-048.000

Situs                   : www.assarent.co.id

4.1.2 Seajarah Singkat         

PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent), salah satu perusahaan layanan transportasi di Indonesia yang menyediakan jasa penyewaan kendaraan untuk korporasi, transportasi logistik, serta layanan pengemudi. ASSA Rent dirintis pada tahun 2003 dengan armada awal sejumlah 819 kendaraan di bawah nama Adira Rent. Seiring perkembangan usaha yang pesat, kini ASSA Rent mengelola lebih dari 14.000 kendaraan dan 2.800 pengemudi, yang melayani lebih dari1.000 perusahaan di Indonesia. ASSA Rent juga telah memerluas wilayah layanan ke hampir semua kota besar utama dan memberikan jaminan kelancaran operasional melalui 44 jaringan di seluruh Indonesia, lebih dari 690 bengkel perbaikan resmi.

4.1.3 Visi dan Misi

Visi     

Menjadi Pengatur yang baik dan menjadi 3 besar dalam penyedia solusi perusahaan trasnportasi  pada 2012.

Misi

Meningaktkan kepuasan pelanggan dengan menyediakan pelayanan yang memuaskan dimana megikuti standar tertinggi dan kepuasan pelanggan san karyawan, serta menciptakan nilai yang baik pada pemegang saham.

4.2 PT. Cardig Aero Service Tbk

4.2.1 Profil

Nama                  : Cardig Aero Services Tbk

Kode                  : CASS

Alamat               : Menara Cardi, lantai 3, Jl. Protokol Halim Perdana Kusuma, Jakarta 13650 Indonesia

Alamat Email     : widianawati@pt-cas.com

No. Telepon       : (021) 8087 7676

NPWP                : 02.995.094.6-005.000

Situs                   : www.pt-cas.com

4.2.2 Sejarah

PT. Cardig Aero Services Tbk (dahulu PT. Cardig Air Services) (CASS) didirikan tanggal 16 Juli 2009 dan mulai beroperasi secara komersil tahun 2010. Lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang perdagangan, keagenan, perwakilan, jasa, angkutan, dan industri. Saat ini, CASS bersama anak usahanya menyediakan berbagai jasa layanan untuk penerbangan, seperti jasa pergudangan, jasa penunjang penerbangan, jasa katering, jasa perbengkelan penerbangan dan jasa manajemen fasilitas. ada tanggal 22 Nopember 2011, CASS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CASS (IPO) kepada masyarakat. Sebanyak 313.030.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp400,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Desember 2011.

3.2.3 Visi dan Misi

Visi

Ditengah era persaingan yang ketat, CAS ingin menjadi perusahaan yang dipilih oleh para pengguna jasa di industri dirgantara, solusi makanan dan pengguna soluis lain yang terkait.

Misi

Untuk mencapai Visi tersebut, CAS harus senantiasa memberikan pelayanan terbaik dengan fokus pada pelanggan, selalu mencapai target, melayani stakeholder dan menjalankan tugas dengan tulus ikhlas dan bertanggung jawab.

4.3 PT. Cipaganti  Citra Graha Tbk.

4.3.1 Profil

Nama                  : PT. Cipaganti Citra Graha Tbk.

Kode                  : CPGT

Alamat               : Jl. Gatot Subroto No 94, Bandung, Jawa Barat 40262 Indonesia

Alamat Email     : corporate.secretary@cipaganti.co.id

No. Telepon       : (022) 731 9498

NPWP                : 01.708.714.9-441.000

Situs                   : www.cipaganti.co.id

4.3.2 Sejarah

Sejarah Cipaganti Group terjadi ketika dibukanya usaha penyewaan kendaraan pribadi ” Cipaganti Motor ” oleh Andianto Setiabudi (CEO) pada tahun 1985 di Jalan Cipaganti No. 84 Bandung. Cipaganti Motor dikembangkan menjadi Cipaganti Rental yang menyewakan segala jenis dan merk kendaraan dari kendaraan angkutan barang, penumpang, pernikahan hingga paket wisata. PT. Cipaganti Cipta Graha Tbk adalah perusahaan yang berfokus pada bidang jasa transportasi terpadu dan persewaan alat berat. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1985 ini baru saja mendaftarkan diri sebagai perusahaan publik pada 5 Juni 2013 lalu. Perusahaan ini memiliki unit-unit usaha seperti Cipaganti Transportasi, Cipaganti Heavy Equipment, Cipaganti Resources yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. 

Pada tanggal 27 Juni 2013, CPGT memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CPGT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 361.111.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp190,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juli 2013.

4.3.3 Visi dan Misi

Visi

Menjadi perusahaan multi nasional tingkat global dalam jasa penyewaan peralatan pembangunan dan transportasi, juga menjadi kontraktor di bidang konstruksi dan pengolahan lahan, serta membangun industri terkait. Menerapkan Good Corporate Governance dalam menjalankan perusahaan.  Menjadi aset nasional yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian bangsa dan negara Indonesia.

Misi

Melayani dan menyediakan produk berkualitas terbaik untuk penyewaan peralatan pembangunan dan jasa kontraktor.  Menyediakan transportasi angkutan darat aman, efisien dan menguntungkan yang dijalankan oleh profesional yang kompeten dan bermotivasi tinggi.

4.4  PT  Express Transindo Utama Tbk

4.4.1 Profil

Nama                  : PT  Express Transindo Utama Tbk

Kode                  : TAXI

Alamat               : Gedung Express, Jln. Sukarjo Wiryopranoto No. 11, Jakarta – 11160

Alamat Email     : investor.relation@expressgroup.co.id

No. Telepon       : (021) 26507000

NPWP                : 01.385.845.1-062.000

Situs                   : www.expressgroup.co.id

4.4.2 Sejarah

Express Transindo Utama Tbk (dahulu bernama PT Kasih Bhakti Utama) didirikan 11 Juni 1981 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989. ruang lingkup kegiatan TAXI dalam bidang pengangkutan darat. Pada tanggal 22 Oktober 2012, TAXI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TAXI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.051.280.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp560,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 02 Nopember 2012.

4.4.3 Visi dan Misi

Visi

Menjadi Perusahaan transportasi darat yang utama di Indonesia yang memberikan keuntungan maksimal bagi para pemangku kepentigan: pemerintah, pemegang saham, mitra, pengemudi, karyawan, pelanggan dan masyarakat.

Misi

Menyediakan layanan transportasi yang terintegrasi secara perofesional berdasarkan nilai-nilai perusahaan dan tata kelola perusahaan yang baik, yagn memegang erat bisnis untuk memberikan manfaat bagi pemanku kepentingan.

4.5 PT.  Panorama Transportasi Tbk

4.5.1 Profil

Nama                  : Panorama Transportasi Tbk

Kode                  : WEHA

Alamat               : Graha Panorama Lt. 2 Jl. Tanjung Selor No. 17 Kelurahan Cideng Kecamatan Gambir Jakarta Pusat

Alamat Email     : armin@whitehorse.co.id

No. Telepon       : 021 – 63865555

NPWP                : 02.040.634.4-028.000

Situs                   : www.whitehorse.co.id

4.5.2 Sejarah

Panorama Transportasi Tbk (White Horse) (WEHA) didirikan tanggal 11 September 2001 dan memulai usahanya secara komersial pada tahun 2001. ruang lingkup kegiatan WEHA terutama menjalankan usaha di bidang perdagangan, jasa penyewaan kendaraan bermotor dan jasa angkutan darat yang meliputi transportasi penumpang dan barang. ada tanggal 22 Mei 2007, WEHA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WEHA (IPO) kepada masyarakat atas 128.000.000 saham Perusahaan seharga Rp245,- per saham dimana melekat 25.600.000 waran pada harga pelaksanaan sebesar Rp300,- per saham. Pemegang waran dapat menggunakan hak untuk membeli satu saham dalam periode lima tahun sampai dengan 30 Mei 2012. Pada tanggal 31 Mei 2007, seluruh saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.5.3 Visi dan Misi

Visi

Menjadi pemimpin industri sejati di semua bidang usaha yang kami lakukan. Memiliki kehadiran dan daya saing yang kuat di tingkat local dan global. Mensinergikan segenap sumber daya yang dimiliki untuk memaksimalkan manfaat kepada para pemangku kepentingan (Pelanggan, Rekanan, Karyawan, Pemilik Perusahaan, dan Lingkungan). Ikut serta dalam menciptakan nilai-nilai yang bermanfaat secara berlanjutan bagi kehidupan manusia

Misi

1. Kami adalah sebuah kelompok perusahaan terintegrasi yang bergerak di bidang Pariwisata, Transportasi, ‘Hospitality’, dan bidang usaha terkait lainnya

2. Dengan handal dan sepenuh hati kami memberikan pengalaman pengalaman unik yang menyenangkan melalui layanan inovatif dan prima

3. Kami memberikan kepuasan kepada para pemangku kepentingan (Pelanggan, Rekanan, Karyawan, Pemilik Perusahaan, dan Lingkungan) dengan pertumbuhan dan manfaat yang  berkelanjutan Kami “Menjadikan Panorama milikdunia”

4.6 PT Zebra Nusantara

4.6.1 Profil

Nama                  : Zebra Nusantara Tbk

Kode                  : ZBRA

Alamat               : Jl. Jemur Sari Selatan IV/3, Surabaya 60237 Citra Graha Building 6 Floor Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36 Jakarta 12950

Alamat Email     : znusanta@indosat.net.id

No. Telepon       : (031) 8436666, 841 6666

NPWP                : 01.451.869.0-054.000

4.6.2 Sejarah

Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) didirikan dengan nama PT Zebra tanggal 12 Oktober 1987 dan memulai usaha komersialnya pada tahun 1987. ruang lingkup kegiatan ZBRA terutama adalah di bidang angkutan taksi dan jasa lainnya yang serupa. ZBRA mengoperasikan taksi “Zebra” dan menyewakan limousine di Surabaya.

Pada tanggal 25 Juli 1990, ZBRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ZBRA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 7.315.900 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) (dahulu bernama Bursa Efek Jakarta dan Surabaya) pada tanggal 13 Juni 1991.

4.6.3 Visi dan Misi

Visi

Mewujudkan PT. Zebra Nusantara Tbk sebagai perubahan transportasi terbaik dan terbesar di Jawa Timut.

Misi

1.  Mengembalikan citra bahwa PT. Zebra Nusantara Tbk. merupakan pioneer perusahaan transportasi yang pertama, terbesar dan terbaik dalam pelayanannya.

2.         Mengembalikan kepercayaan internal dan eksternal perusahaan.

3. Membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja dan penyediaan sarana transportasi umum yang terjangkau serta ramah lingkungan.

4. Meningkatkan etos kerja perusahaan dengan menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif dan komunikatif disemua lini.

5. Mengutamakan kepentingan perusahaan dengan memperhatikan pemegang saham, karyawan, mitra dan masyarakat umum.

5.  PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Tabel 1. Hasil penelitian descriptive statistics

Tabel 2. Hasil Penelitian One Sample Kolmogorov Smirnov-Test

Tabel 3. Hasil Penelitian Pair Sample Test,  Hari ke 5 sebelum kenaikan BBM terhadap  5 Hari Sesudah Kenaikan BBM

Tabel 4. Hasil Penelitian Pair Sample Test,  Hari ke 4 sebelum kenaikan BBM terhadap  5 Hari Sesudah Kenaikan BBM

Tabel 5. Hasil Penelitian Pair Sample Test,  Hari ke 3 sebelum kenaikan BBM terhadap  5 Hari Sesudah Kenaikan BBM

Tabel 6. Hasil Penelitian Pair Sample Test,  Hari ke 2  sebelum kenaikan BBM terhadap  5 Hari Sesudah Kenaikan BBM

Tabel 7. Hasil Penelitian Pair Sample Test,  Hari ke 1 sebelum kenaikan BBM terhadap  5 Hari Sesudah Kenaikan BBM

5.2 Pembahasan

Pembahasan pada tabel 3,4,5,6,7 akan memperlihatkan apakah ada perbedaan volume perdangan saham pada perusahaan transportasi darat 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan BBM.  Untuk megaetahui hal tersebut terdapat beberapa ketentuna yang harus dipenuhi, ketentuan tersebut adalah ketentuan pada nilai Sig. (2-tailed) dan nilai t hitung terhadap t tabel. Bila nilai Sig. (2-tailed) diatas 0.05 ( probabilitas 95%) maka tidak ada perbedaan volum perdangan saham 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM. Begitu pula sebaliknya bila nilai Sig. (2-tailed) dibawah 0.05 (probabilitas 95%), maka ada perbedaan voleume perdangan saham 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikanharga BBM. Ketentuan kedua adalah pada nilai t hitung dan t tabel. Bila nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel maka tidak ada perbedaan dan bila nilai t hitung lebih besar daripada t tabel maka ada perbedaan.

5.2.1 Hasil Pembahasa Tabel 1, Tabel Descriptive Statistics

Pada Tabel ini, memperlihatkan jumlah bariabel yang digunakan adalah 6 (N) kemudian rata dari masing-masing variabl ditunjukan pada kolom mean, dan standar deviasi pada 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan BBM. Terdapat kolom yang menjelaskan nilai maksimun dan minimum dari masing masing variabel.

5.2.2 Hasil Pembahasan Tabel 2, One Sample Kolmogorov Smirnov-Test

Pada tabel ini, peneltian ini akan menguji apakah data yang di ambil dalam penelitian ini berdistribusi secara normal. Untuk mengetahui hal tersebut, nilai yang harus diliah adalah nilai Asymp Sig ( 2 tailed). Dimana terdapat ketentuan bahwa jika nilai Asymp Sig ( 2 tailed) lebih besar dari (>) 0.05 maka data berdistribusi secara normal. Begitupun sebaliknya jika data memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) dibawah 0.05 maka data berdistribusi secara tidak normal dan harus dinormalakan dengan cara menmbah data atau pun dengan menghapus data yang tidak normal. Dari penelitian diatas diketahui semua data berdistribusi secara normal. Variabel hari ke 5  sebelum  memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0.28, variabel hari  ke 4 sebelum memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0.89, variabel hari ke 3 sebelum memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0.19, variabel hari ke 2 sebelum memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0.898, variabel hari pertama sebelum memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0.769, variabel hari pertama sesudah  memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0. 57, variabel hari ke 2 sesudah  memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0. 97, variabel hari ke 3 sesudah  memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0.59, variabel hari ke 4 sesudah  memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0. 43, variabel hari ke 5 sesudah  memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) sebesar 0. 356. Semua variabel memiliki nilai Asymp Sig ( 2 tailed) diatas 0.05.

5.2.3 Hasil Pembahasan Table 3,  Pair Sample Test,  Hari ke 5 sebelum kenaikan BBM terhadap  5 Hari  Sesudah Kenaikan Harga BBM

5.2.3.1 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari ke 5 sebelum dengan hari pertama sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.49 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 0.738. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 5 sebelum dan hari ke 1 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.3.2 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari ke 5 sebelum dengan hari ke 2 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.416 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 0.886. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 5 sebelum dan hari ke 2 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.3.3 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari ke 5 sebelum dengan hari ke 3 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.284 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 1.198. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 5 sebelum dan hari ke 3 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.3.4 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari ke 5 sebelum dengan hari ke 4 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.454 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 0.812. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 5 sebelum dan hari ke 4 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.3.5 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 5 sebelum dengan hari ke 5 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.723 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 0.37. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 5 sebelum dan hari ke 5 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.4 Hasil Pembahasan Table 4,  Pair Sample Test,  Hari ke 4 sebelum kenaikan BBM terhadap  5 Hari Sesudah Kenaikan BBM

5.2.4.1 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari ke 4 sebelum dengan hari ke 1 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.363 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai – 1.00. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 4 sebelum dan hari ke 1 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.4.2 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 4 sebelum dengan hari ke 2 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.974 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai –0,035. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 4 sebelum dan hari ke 2 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.4.3 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari ke 4 sebelum dengan hari ke 3 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.488 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai – 0.748. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 4 sebelum dan hari ke 3 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.4.4 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari ke 4 sebelum dengan hari ke 4 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.381 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai – 0.961. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 4 sebelum dan hari ke 4 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.4.5 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 4 sebelum dengan hari ke 5 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.266 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai – 1.252. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 4

5.2.5 Hasil Pembahasan Table 5,  Pair Sample Test,  Hari ke 3 sebelum kenaikan BBM terhadap  5 Hari Sesudah Kenaikan BBM

5.2.5.1 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 3 sebelum dengan hari ke 1 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.705 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 0.401. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 3 sebelum dan hari ke 1 sesudah kenaikan BBM tidak ada perbedaan.

5.2.5.2 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 3 sebelum dengan hari ke 2 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.492 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 0.742. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 3 sebelum dan hari ke 2 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.5.3 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 3 sebelum dengan hari ke 3 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.462 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 0.796. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 3 sebelum dan hari ke 3 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.5.4 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 3 sebelum dengan hari ke 4 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.639 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 0.449. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 3 sebelum dan hari ke 4 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.5.5 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 3 sebelum dengan hari ke 5 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.866 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai 0.178. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 3 sebelum dan hari ke 5 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.6 Hasil Pembahasan Table 6,  Pair Sample Test,  Hari ke 2 sebelum kenaikan BBM terhadap  5 Hari Sesudah Kenaikan BBM

5.2.6.1 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 2 sebelum dengan hari ke 1 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.294 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -1.172. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 2 sebelum dan hari ke 1 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.6.2 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 2 sebelum dengan hari ke 2 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.136 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -1.774. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 2 sebelum dan hari ke 2 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.6.3 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 2 sebelum dengan hari ke 3 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.391 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -0.940. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 2 sebelum dan hari ke 3 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.6.4 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 2 sebelum dengan hari ke 4 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.302 yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -1.151. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 2 sebelum dan hari ke 4 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.6.5 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari ke 2 sebelum dengan hari ke 5 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.184  yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 (two tail) lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -1.540. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke 2 sebelum dan hari ke 5 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.7 Hasil Pembahasan Table 7,  Pair Sample Test,  Hari pertama  sebelum kenaikan BBM terhadap  5  Hari Sesudah Kenaikan BBM

5.2.7.1 Uji perbedaan volume perdanganan saham,  hari pertama sebelum dengan hari pertama sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.281  yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 (two tail) lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -1.207. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke pertama sebelum dan hari pertama sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.7.2 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari pertama sebelum dengan hari ke 2 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.139  yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 (two tail) lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -1.756. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke pertama sebelum dan hari ke 2 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.7.3 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari pertama sebelum dengan hari ke 3 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.367  yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 (two tail) lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -0.992. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke pertama sebelum dan hari ke 3 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.7.4 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari pertama sebelum dengan hari ke 4 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.287  yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 (two tail) lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -1.192. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke pertama sebelum dan hari ke 4 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

5.2.7.5 Uji perbedaan volume perdanganan saham, hari pertama sebelum dengan hari ke 5 sesudah kenaikan harga BBM

Nilai uji perbedaan pada kedua hari ini menunjukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.180  yaitu lebih besar dari 0.05. kemudian nilai t tabel sebesar 2.571 (two tail) lebih besar dibandingkan nilai t hitung, yang bernilai -1.557. Dari hasil  kedua ketentuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa volume perdangan saham perusahaan transportasi darat pada hari ke pertama sebelum dan hari ke 5 sesudah kenaikan harga BBM tidak ada perbedaan.

6.  PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakaukan untuk mengetahui apakah kebijakan pemerintah menaikan harga BBM memberikan perbedaaan terhadap volume perdangan saham perusahaan trasportasi darat. Dalam penelitian ini  perbedaaan volume perdangan saham 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM , variabel yang  diuji berdistribusi secara normal.

Dilihat dari uji perbedaan volume perdangan saham hari ke 5 sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM menunjukan nulai Sig. (2 tailed) diatas 0.05 dan nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel (2.571). Uji perbedaan volume perdagangan saham hari ke 4 sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM menunjukan nulai Sig. (2 tailed) diatas 0.05 dan nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel (2.571). Uji perbedaan volume perdangan saham hari ke 3 sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM menunjukan nulai Sig. (2 tailed) diatas 0.05 dan nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel (2.571). Uji perbedaan volume perdangan saham hari ke 2 sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM menunjukan nulai Sig. (2 tailed) diatas 0.05 dan nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel (2.571). Uji perbedaan volume perdangan saham hari pertama sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM menunjukan nulai Sig. (2 tailed) diatas 0.05 dan nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel (2.571). Semua pengujian menunjukan tidak ada perbedaaan, maka dapat disimpulkan bahwa volume perdanganan saham 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM pada perudahaan transportasi darat di Indonesia tidak ada perbedaan (Ho diterima). Artinya pasar tidak merespon kebijakan pemerintah dalam menaikan harga BBM, khusunya pada perusahaan transportasi darat.

6.2 Saran dan Kekurangan

6.2.1  Saran

Penelitian untuk menguji apakah ada perbedan volume perdangan saham  5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM pada perusahaan trasportasi darat masih memiliki kekurangan oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saranya dari pembaca demi kebaikan perkembangan penelitian ini dan penelitian selanjutnya. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel yang lebih banyak.

6.2.2  Kekurangan

Penelitian untuk menguji perbedaan volume perdangana saham perusahaan trasportasi darat 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM, memiliki kekuranga terutama dalam jumlah sample yang digunakan. Dimana penulis hanya menggunakan 6 sample perusahaan trasportasi darat. Dalam pengambilan data sample terdapat kesulitan untuk menemukan perusahaan trasportasi darat sehingga penulis hanya menggunakan 6 sample  untuk penelitian ini. Dari struktur kalimat dan tata bahasa yang benar terdapat kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx

(diakses 19 Desember 2014)

Santoso, Singgih. (2014). SPSS 22 from Essential to Expert Skills. Jakarta ; Gramedia.  indra hari. (2014).

http://www.duniainvestasi.com/bei/ (diakses 19 Desember 2014)

Warren, C.S.,Reeve, J.M., & Fees , P.E. (2006). Pengatar Akuntansi Buku 1 (Edisi 21). Jakarta : Salemba Empat.

http://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdf (diakses 20 desember 2014 )

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-infrastruktur-utilitas-transportasi/sub-sektor-transportasi/ ( diakses 19 Desember 2014)

http://ekonomi.kabo.biz/2011/11/volume-perdagangan-saham.html  (diakses 19 Desember 2014)

http://assarent.co.id/tentang-kami-assa-rent-indonesia/  (diakses 19 Desember 2014)

Sejarah Profil Singkat CASS

http://www.britama.com/index.php/2012/09/sejarah-dan-profil-singkat-cass/ (diakses 19 Desember 2014)

http://www.britama.com/index.php/2012/06/sejarah-dan-profil-singkat-weha/ (diakses 19 Desember 2014)

http://www.cipaganti.co.id/TentangKami/Sejarah (diakses 19 Desember 2014)

http://www.whitehorse.co.id/id/tentang-kami/misi-visi-nilai (diakses 20 Desember 2014)

http://www.zebranusantara.com/ (diakses 20 Desember 2014)

LAMPIRAN

T tabel statistic ( nilai t tabel = 2.571 df 5)

Analisis Perbedaan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Kenaikan harga BBM Bersubsidi (Event Study Pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang Listing di BEI)

Fikri Syahrizal Davi & Daniel Sugama Stephanus

Artikel Ekonometrik

Program Studi Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Ma Chung – Kabupaten Malang

2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 terhadap investasi saham dengan menggunakan metode event Study pada 12 perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari hasil analisis menunjukkan pengujian rata – rata Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity terdistribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan pengujian Paired Sample t-test terhadap Bid Ask Spread pada hari sebelum dan sesudah peristiwa , yaitu pada 12 hari sebelum dan 12 sesudah peristiwa secara statistic tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menyatakan bahwa peristiwa kenaikan bahan bakar minyak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas tawar menawar saham pada 12 perusahaan tersebut. 12 hari sesudah kenaikan harga bahan bakar miyak mengalami kenaikkan Bid Ask Spread yang menandakan bahwa meningkatnya harga saham yang di tawarkan (offer) Dan harga saham yang di tawar oleh investor (Bid)meningkat ditunjukkan dengan rata-rata yang meningkat dari sebelumnya. Sedangkan untuk voume perdagangan , peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tidak berpengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan. Hal ini berarti bahwa peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tidak berpengaruh dan mengindikasikan bahwa investor tidak merespon peristiwa tersebut untuk melakukan transaksi jual/beli di pasar modal.

Kata-kata Kunci : Bid Ask Spread, Trading Volume Activity, Saham, Paired Sample Ttest

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atau asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dalam memiliki saham suatu perusahaan, maka investor mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual belikan di pasar modal. (Tandellin, 2007:18)

Kegiatan perdagangan efek terutama kegiatan di bursa saham, sebagai bagian dari aktivitas ekonomi, tak luput dari pengaruh gejolak yang terjadi dalam suatu Negara terutama ketika adanya kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) Bersubsidi. Peristiwa kenaikan harga BBM memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan oleh para pelaku ini untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas di bursa efek.

Gejolak Negara yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM, secara langsung maupun tidak langsung memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi suatu Negara. Hal ini tentunya karena bahan bakar minyak yang merupakan komoditas utama bagi masyarakat merupakan suatu hal yang memengaruhi perekonomian dan kondisi ekonomi Negara.

Penelitian mengenai pengaruh sebuah peristiwa terhadap aktivitas perdagangan dilakukan melalui event study. Event study merupakan study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar berbentuk setengah kuat. Jogianto (2003:410).

Banyak peristiwa yang dapat mempengruhi harga saham di pasar saat peristiwa tersebut terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada peristiwa yang dapat berpengaruh lamban terhadap harga saham, yang biasa disebut Coorporate Action.

Tetapi ada juga peristiwa yang berdampak drastic dan seketika terhadap harga saham di pasar, karena peristiwa ini tidak terjadi secara berulang setiap tahun akan tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, dan peristiwa ini disebut Insidentil. (Samsul dalam penelitian Roihanah, 2006:27)

Informasi ini mencerminkan salah satu indikator yang diperlukan investor untuk melakukan teransaksi dipasar modal. Kerena informasi yang masuk ke pasar modal ataupun kejadian-kejadian yang tidak berhubungan langsung dengan pasar modal dapat mempengaruhi naik turunya harga saham dalam pasar modal. Salah satu informasi yang ada adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi 18 November Tahun 2014. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini sangat menghawatirkan bagi semua segmen perekonomian, informasi ini menjadi bermakna jika keberadaan informasi ini dapat menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, dimana tercermin dalam perubahan harga saham, volume perdagangan atau karateristik pasar lainnya. Kondisi dari peristiwa kenaikan bahan bakar minyak ini dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut. Berlaku Harga Per Liter tahun Tanggal Premium Solar

Tabel 1. Kenaikan dan Penurunan Harga BBM

2014 17 November Rp8,500.00 Rp7,500.00

2013 22 juni Rp6,500.00 Rp5,500.00

2009 15 Januari Rp4,500.00 Rp4,500.00

2008 15 Desember Rp5,000.00 Rp4,800.00

1 Desember Rp5,500.00 Rp5,500.00

24 Mei Rp6,000.00 Rp5,500.00

2005 1 Oktober Rp4,500.00 Rp4,300.00

1 Maret Rp2,400.00 Rp2,100.00

2003 21 Januari Rp1,810.00 Rp1,650.00

1 Januari Rp1,810.00 Rp1,890.00

Sumber : Dari data diolah

Peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang penting untuk diperhatikan oleh investor. Kenaikan bahan bakar minyak ini berdampak langsung pada perubahan-perubahan biaya oprasional dari perusahaan yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi (Arisyahidin, 2012). Baru-baru ini kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada Akhir tahun 2014 ini diperkirakan akan berimbas terhadap saham sektor otomotif. Melalui informasi yang ditulis dari katadata.co.id menjelaskan penjualan otomotif tahun ini diperkirakan akan melambat akibat dari kenaikan BBM seiring dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi 2014 akan memberikan efek terhadap penjualan dari produk yang dihasilkan perusahaan.

Peristiwa kenaikan BBM merupakan salah satu kejadian insidentil yang tidak terjadi secara berulang tiap tahunnya, namun akan dapat terjadi sewaktu waktu . Peristiwa ini merupakan salah satu pengaruh yang memengaruhi aktivitas harga saham Peristiwa ini selain berdampak kepada kondisi ekonomi, juga berdampak atas kenaikan dan penurunan pada index saham khususnya pada sektor otomotif yang mana merupakan sektor yang berhubungan langsung dengan bahan bakar minyak (BBM).

Perusahaan PT ASTRA INTERNASIONAL Tbk (ASII) harga saham mulai tanggal 10-14 Nobvember mengalami kenaikan hingga 4,36% , sedangkan ketika terjadi pada tanggal 18 November 2014, melonjak hingga 4,73%, namun 2 hari pasca yaitu pada tanggal 19-20 November mengalami penurunan drastic hingga ke 0%.

Adanya kenaikan dan penurunan harga saham juga berampak terhadap kenaikan dan penurunan volume perdagangan saham perusahaan sektor otomotif dan komponen. Terjadinya perubahan volume dikarenakan investor khawatir adanya pengaruh dari peristiwa tersebut. Sektor otomotif memang memiliki hubungan langsung dengan penggunaan BBM dan yang paling memiliki hubungan dengan pengaruh kenaikan BBM. Dari latar belakang diatas , maka peneliti ingin menkaji  apakah benar dengan adanya kenaikan harga BBM akan memengaruhi perekonomian Indonesia , dilihat dari rasio Bid Ask Spread dan Volume

Perdagangan (Trading Volume Activity) perusahaan sektor otomotif. Maka Peneliti merumuskan Judul “Analisis Perbedaan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Kenaikan harga BBM Bersubsidi (Event Study Pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang Listing di BEI)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi latar belakang di atas, peneliti  menemukan beberapa masalah sehingga peneliti merumuskan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity perusahaan sektor otomotif pada waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga bbm bersubsidi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maslah yang terdapat pada latar belakang penelitian, maka tujuan penelitian adlah sebagai berikut :.

1. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity perusahan sektor otomotif waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM bersubsidi.

1.4 Batasan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka peneliti member batasan yang akan diteliti, yaitu:

1. Saham yang digunakan adalah harga saham penutupan pada tanggal 31 Oktober –4 Desember 2014 dari masing masing perusahaan. Karena harga penutupan saham sudah dapat mewakili fluktuasi harga saham yang terjadi pada 1 periode.

2. Saham yang dipilh untuk diteliti adalah saham yang tergabung di BEI (Bursa Efek Indonesia)

3. Periode Pengamatan diambil yaitu pada tanggal 31 Oktober – 17 November 2014 (Sebelum kenaikan harga) dan 19 November – 4 Desember 2014 (setelah kenaikan harga)

4. Mengunakan Paired sample – t test

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis : hasil yang diteliti dapat memberikan tambahan bukti empiris mengenai fluktuasi saham saat sebelum dan sesudah terjadinya pemilu.

2. Bagi Perusahaan: perusahaan yang listing di BEI dan investor diharapkan mendapatkan gambaran bahwa suatu peristiwa bisa mempengaruhi fluktuasi saham dan kurs mata uang

3. Bagi Pihak Lain: sebagai tambahan pengetahuan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.

4. Bagi Universitas: Sebagai tambahan literature dan bahan pustaka untuk Mahasiswa dan Universitas.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Saham

2.1.1 Pengertian Saham

Salah satu surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau biasa yang disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Tandellin, 2007:18).

Menurut Fabozzi (2003:339) mendefinisikan saham sebagai berikut: “It represents an ownership interest in a corporation. Holders of equity securities are entitled to the earnings of the corporation when those earnings are distributed in the form of dividends; they are also entitled to a pro rata share of remaining equity in case of liquidation.”

Artinya saham mewakili kepemilikan di dalam suatu perusahaan. Para pemegang saham berhak atas pendapatan dari perusahaan dimana pendapatan tersebut di bagikan dalam bentuk dividen yang juga berhak atas saham dari sisa modal jika terjadi likuidasi. Saham juga dapat didefinisikan sebagai sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Rusdin, 2006:68). Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham.

Nilai saham dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu (Rusdin, 2006:68):

1. Nilai Nominal (Nilai Pari)

Merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan.

2. Nilai Dasar

Merupakan nilai yang ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan

3. Nilai Pasar

Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.

Dalam perdagangan saham, tentu saja terdapat faktor-faktor yang memengaruhi harga saham. Tidak hanya faktor internal tetapi juga faktor eksternal. Faktor eksternal yang memengaruhi seperti: tingkat suku bunga (Interest rate), kondisi ekonomi, nilai tukar, harga minyak dunia, sosial politik, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor internal seperti: manajemen perusahaan, operasional perusahaan, jenis produk, dan lain sebagainya.

2.1.2 Jenis Saham

Saham merupakan salah satu bentuk instrumen investasi yang paling banyak diminati oleh investor. Bagi perusahaan yang telah go public perusahaan tersebut dapat menjual sahamnya kepada masyarakat luas dan masyarakatpun dapat memilih beberapa jenis saham untuk berinvestasi.Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu (Rusdin,2006:69-71):

a. Saham berdasarkan atas cara peralihan, dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)

Adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.

2. Saham Atas Nama (Registered Stock)

Di atas sertifikat ditulis nama pemiliknya. Cara pengalihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu dengan dokumen pengalihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika sertifikat ini hilang, pemilik dapat meminta penggantian karena namanya sudah ada di dalam buku perusahaan.

b. Menurut hak tagihan (klaim)

1. Saham biasa (common stock). Surat berharga yang paling banyak dan luas perdagangannya. Pemegang surat berharga ini memunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham biasa menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas keuangan perusahaan setelah dilikuidasi dibandingkan dengan saham preferen.

2. Saham preferen (preferred stock). Di dalam prakteknya,

terdapat beberapa jenis saham preferen yaitu:

a) Cumulative preferred stock.

Pemilik saham jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu. Dalam arti bahwa jika dalam tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini dipertimbangkan pada tahun-tahun berikutnya. Pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen selalu didahulukan dari pemegang saham biasa.

b) Noncumulative preferred stock.

Pemilik saham jenis ini mendapatkan prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu dividen yang dibayarkan lebih besar daripada jumlah yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungakan pada tahun berikutnya.

c) Participating preferred stock.

Pemilik saham jenis ini selain

d) memperoleh dividen ekstra, setelah dividen dibayarkan penuh kepada seluruh pemegang saham preferen, mereka juga memperoleh dividen ekstra bersama-sama dengan pemegang saham biasa.

Harga saham di bursa dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, antara lain pengaruh peraturan perdagangan saham, ketat tidaknya pengawasan atas pelanggaran oleh pelaku bursa, psikologi pemodal secara masal yang berubah-ubah antara pesimistis dan optimistis, dan lain-lain.

2.1.3 Karakteristik Saham

Dalam Fahrudin  dan Supian  (2001:8), saham memiliki beberapa karakteristik, antara lain yaitu:

a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

b. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).

c. Memiliki hak terakhir (yunior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban dilunasi.

d. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

e. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Saham

Nilai pasar saham ini dipengaruhi oleh faktor yang langsung dan tidak langsung. Nilai saham dapat berubah setiap saat, tergantung kondisi pasar, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang berkembang atauisu lain yang menerpa pasar modal.

Di samping itu, harga saham pada dasarnya sangat terkait dengan kesehatan keuangan perusahaan. Ketika penghasilan perusahaan naik, keyakinan investor juga akan tinggi, maka harga sahampun biasanya naik. Jika perusahaan mengalami kerugian atau tidak mencapai target yang diharapkan harga saham biasanya jatuh.

Menurut Houston dan Brigham (2004:24), bahwa harga saham perusahaan tergantung pada faktor-faktor berikut :

1. Proyeksi laba per saham,

2. Waktu diperolehnya laba,

3. Tingkat risiko dari proyeksi laba,

4. Proporsi utang perusahaan terhadap equitas (DER),

5. Kebijakan pembagian dividen (DPR).

Di samping itu ditentukan juga oleh kondisi perusahaan yang bersangkutan artinya makin baik kinerja perusahaan, makin tinggi laba, makin besar keuntungan yang dinikmati pemegang saham dan makin besar pula kemungkinan harga saham naik. Selain kinerja perusahaan, prospek, dan perkembangan industri dimana perusahaan berada, kondisi mikro dan makro ekonomi juga mempengaruhi harga suatu saham.

2.1.5 Risiko Investasi Saham

Saham dikenal dengan karakteristirk high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Pemodal bisa mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) yang tinggi dalam waktu singkat dan juga dapat mengalami kerugian besar dalam waktu yang singkat pula. Oleh karena itu pemodal diperlukan mengetahui risiko-risiko yang harus dihadapi, antara lain yaitu (Fahrudin dan Hadianto, 2001):

a. Tidak Mendapat Dividen

b. Capital Loss

c. Perusahaan Bangkrut

d. Saham di Delist dari Bursa (Delisting)

e. Saham di Suspend

2.2 Pasar Modal

Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus fund) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit fund), di mana dana yang diperdagangkan merupakan dana jangka panjang Manan, (2009).

Menurut Tandelilin, (2007) pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam arti konkret adalah produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa lembar surat-surat berharga di bursa efek.

Menurut Manan (2009), Pasar modal dibedakan atas dua segmen, yaitu

1. Non Securities Segment

Segmen ini menyediakan dana dari lembaga keuangan langsung kepada perusahaan. Investasi yang dilakukan tidak dengan negotiable securities secara bebas yang dapat dijual secara mudah kepada perorangan maupun kepada investor kecil. Perusahaan yang meminjam langsung berunding dengan lembaga penyedia dana, dan biasanya lembaga keuangan tersebut akan menahan tanda bukti investasi perusahaan sampai dengan pembayaran selesai.

2. Securities Segment

Securities Segment menyediakan sumber pembelanjaan perusahaan jangka panjang dan memungkinkan perusahaan perusahaan melakukan investasi pada barang modal, memperbanyak alat-alat produksi dan menciptakan kesempatan kerja. Dengan kata lain, segment ini untuk memobilisasi tabungan jangka panjang,menyediakan saluran tabungan yang dapat ditarik atau ditempatkan pada investasi jangka panjang pada perusahaan-perusahaan produktif.

2.3 Teori Spread

Pengertian bid-ask spread menurut Fatmawati (1999) adalah presentase selisih antara bid-price dengan ask-price. Bid-price memunyai arti harga tertinggi yang diinginkan oleh dealer, sedangkan ask-price adalah harga terendah yang ditawarkan oleh penjual untuk pembeli (Gitman: 2000). Perbedaan antara penawaran jual dengan penawaran beli pada transaksi saham disebut sebagai bid ask spread (Jaffe dan Winkler, 1976; Stoll, 1989).

Dalton (1993) mengelompokkan pihak-pihak yang berpartisipasi di NYSE sebagai floor brokers, two-dollars brokers, bond brokers, competitive traders, competitive market makers (dealers), dan specialist. Floor brokers, two-dollars brokers dan bond brokers cenderung berfungsi sebagai perantara jual beli sekuritas untuk mendapatkan komisi. Sedangkan competitive traders, competitive market makers dan specialist melakukan aktivitas jual beli sekuritas untuk mendapatkan keuntungan (capital gain). Pada kondisi tertentu competitive traders dan competitive market makers dapat bertindak sebagai broker. Dengan demikian competitive traders dan competitive market makers dapat bertindak sebagai dealer maupun broker di NYSE. Broker dan dealer dapat dikatakan sebagai perantara perdagangan sekuritas yang dilakukan individu secara tidak langsung.

Broker akan melakukan transaksi atas nama investor sedangkan dealer melaksanakn transaksi untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Market makers akan mendapatkan keuntungan kompensasi karena aktivitas membeli dilakukan pada saat harga beli (bid-price) lebih rendah daripada true price dan menjual saham pada saat harga jual (askprice)  saham lebih tinggi daripada true price (Stoll: 1989).

2.3.1 Faktor Yang Memengaruhi Spread

Menurut Stoll (1989) penentuan besarnya spread oleh market maker merupakan kompensasi untuk menutupi adanya tiga jenis biaya antara lain:

a) Inventory-Holding Cost (Biaya Kepemilikan)

Biaya kepemilikan mencerminkan risiko hargadan opportunity costterhadap pemilikan suatu sekuritas.

b) Order-Processing Cost (Biaya Pesanan)

Biaya pesanan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan proses perdagangan suatu sekuritas, komunikasi pencatatan dan kliring transaksi.

c) Adverse Information Cost (Biaya Informasi)

Biaya informasi merupakan biaya yang terjadi jika dealer melakukan transaksi dengan investor yang memiliki informasi superior.

2.4 Volume Perdagangan

Dalam membuat keputusan investasinya, seorang investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk itu investor seharusnya melakukan analisis sebelum menetukan saham yang akan mereka beli. Dalam melakukan analisis, investor memerlukan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor yang dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah volume perdagangan saham.

Volume perdagangan saham merupakan ukuran besarnya saham tertentu yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut. Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indicator aktivitas perdagangan Trading Volume Activity (TVA).

Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan.

Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split akan meningkatkan investor kecil untuk melakukan investasi sehingga menunjukkan pasar yang semakin likuid. Hal ini akan meningkatkan frekuensi transaksi yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di bursa. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham di bursa dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga return saham.

Perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaam yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama (Ang, 1997).

Fatmawati & Asri (1999) dalam Munawarah (2009) menjelaskan bahwa Trading Volume Acitivy (TVA) merupakan instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui perubahan volume perdagangan saham. Husnan (2005) menjelaskan bahwa Trading Volume Activity (TVA) merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Maka, dapat dikatakan bahwa rumus dari TVA adalah sebagai berikut.

………….………. (1)

2.5 Event Study

Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Pengujian reaksi pasar terhadap adanya suatu peristiwa dapat dilakukan juga untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumumn peristiwa mengandung informasi ekonomi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. (Jogianto, 2007: 410)

Berkaitan dengan pengujian efisiensi pasar, hipotesis efisiensi pasar berkaitan dengan pengujian terhadap pendugaan return (efisiensi pasar bentuk lemah), studi peristiwa (efisiensi pasar bentuk setengah kuat), dan informasi privat (efisiensi pasar bentuk kuat). Jika perubahan harga-harga sekuritas adalah mengikuti langkah acak, berarti perubahan tersebut independent terhadap nilai-nilai masa lalu dan sebaliknya.

Secara statistik pengujian ini ditunjukkan oleh nilai Z yang signifikan (mendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah), dan sebaliknya, jika Z yang tidak signifikan, berasti perubahan harga tidak acak yang berarti tidak mendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah.

Studi peristiwa (pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat) merupakan suatu studi yang mempelajari dampak suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasika sebagai pengumuman. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan mengunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Suatu peristiwa dikatakan memunyai kandungan informasi jika peristiwa tersebut memberikan return kepada pasar, dan sebaliknya. Dengan demikian dikatakan bahwa suatu peristiwa akan direspon positif oleh pasar jika peristiwa tersebut dapat memberikan return pasar.

Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa sebenarnya event study dapat dikatakan untuk melihat reaksi pasar modal (dengan pendekatan harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu. Langkah-langkah dalam desain event study biasanya meliputi beberapa tahapan berikut:

1. Identifikasi peristiwa atau pengumuman yang kemungkinan memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga saham.

2. Merumuskan hipotesis berdasarkan tinjauan literature.

3. Menentukan perusahaan yang akan dijadikan sampel

4. Menentukan rentang waktu pengamatan (event window).

5. Menghitung variable diukur di sekitar terjadinya suatu peristiwa.

6. Menguji signifikansi variabel diukur di sekitar terjadinya suatu peristiwa pengumuman dengan menggunakan uji z-test. (Supramonodalam & Husna ,2010)

2.6 Penelitian Terdahulu

1. Anggraini(2003): Analisis Perubahan Bid ask spread dan Volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split (studi kasus pada perusahaan yang listing di BEJ periode tahun (2000 -2002)

Bid–Ask Spread – Volume Peradagangan Saham (TVA= trading volume activity) Paired Sample T Test,

Sampel perusahaan yang listing di BEI. Perusahaan stock spliit memengaruhi perubahan bid ask spread sehingga terdapat perubahan yang signifikan antara rata” sebelum dan sesudah bid ask spread .Tidak ada perubahan antara rata-rata volume penjualan sebelum dan sesudah stock split.

2. Hamidi (2008): Analisis likuiditas saham sebelum, saat dan sesudah bencana banjir antara tahun 2007-2008 di ibukota Jakarta (studi pada industri dasar dan kimia di BEI)

Bid Ask Spread – Volume perdagangan – Market widthResiliency- AVP Paired Sample T Tes

 Sampel perusahaan industry kimia Hasil dari variabel terikat dari indikator likuiditas saham (AVP, bid ask spread, width dan resiliency) tidak menunjukkan perbedaan yang  signifikan. Pada saat dan sesudah tidak ada perbedaan yang signifikan. Ada saat dan sesudah tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk penilaian individu ada beberapa saham yang dipengaruhi

3. Sari (2006): Analisis Reaksi Saham terhadap News dan Rumors (Event  Study:Kenaikan BBM dan Bom Bali 1 Oktober 2005 pada JII)

News and Rumors – Return – AAR – CAR  – CAAR  – Paired Sample T Test,

Terdapat perbedaan abnormal (6 hari sebelum dan 3 hari sesudah).

Tidak terdapat perbedaan pada return AAR.

4. Fitria (2009) Analisis Harga Saham Sebelum, Saat dan Setelah Pemilihan Presiden Amerika (studi pada perusahaan energy yang listing di BEI)

AR – AAR – CAAR  – Paired Sample T Test,

Pada variabel CAAR terdapat pengaruh yang signifikan.

Pada variabel AAR tidak terdapat pengaruh yang signifikan.

Pada uji t terdapat banyak nilai yang positif pada variabel AR baik sebelum maupun sesudah peristiwa.

5. Husna (2010): Analisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pemilu Legislatif 2009 (Event study pada sektor Harga Saham.

Paired Sample T Test, Terdapat pengaruh atau perbedaan yang signifikan antara harga saham sektor properti dan real estate sebelum dan sesdudah pemilu legislative 2009 property dan real  estate yang listing di BEI)

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

H01: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Bid Ask Spread sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi  2014

Ha1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Bid Ask Spread sebelum dan seseudah kenaikan bbm berubsidi 2014

H02 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014

Ha2 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Trading Volume Activity sebelum dan seseudah kenaikan bbm berubsidi 2014

2.8 Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Permasalahan Penelitian : Menganalisis perbedaan Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga bbm tahun 2014 .

Teori: – Saham – Pasar Modal – Teori Spread – Volume Perdagangan – Event Study

Hipotesis Penelitian – Uji dan analisis data – Hasil Uji

3.  METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian menggunakan Studi Peristiwa (Event Study). Menurut Jogiyanto (2007) , event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengunguman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar berbentuk setengah kuat.

Dalam penelitian ini studi peristiwa yang akan diuji kandungan informasinya adalah Kenaikan harga bbm tahun 2014 terhadap tingkat volume perdagangan dan Spread saham perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sektor otomotif dan sub komponen di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut Jogiyanto (2009) , terdapat empat kategori dalam penelitian event study. Yaitu :

a) Kandungan informasi (Information Content)

Penelitian ini digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa.

b) Efisiensi pasar (market efficiency)

Pengujian ini adalah suatu bentuk lanjutan dari pengujian kandungan informasi.

c) Evaluasi model (model evaluation)

Penelitian yang mengevaluasimodel-model yang digunakan di studi peristiwa untuk menentukan model mana yang paling sesuai untuk kondisi yang tertentu.

d) Penjelasan mertik (metric explanation)

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penyebab reaksi pasar lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan return taknormal sebagai dependen variabel dan variabel-variabel penyebab.

Penelitian ini didasarkan pada pengamatan 24 hari bursa disekitar peristiwa, yaitu 12 hari sebelum peritiwa (h-12 hingga h-1) , dan 12 hari sesudah peristiwa (h+1 hingga h+12). Penelitian ini menggunakan 12 hari sebelum kenaikan harga BBM tahun 2014, dan menggunakan 12 hari sesudah kenaikan harga BBM tahun 2014, diasumsikan bahwa peristiwa kenaikan harga bbm benar-benar berpengaruh terhadap aktivitas perdagangan saham tanpa dipengaruhi oleh faktor lain.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian menurut Arikunto (2006), Sedangkan menurut Supomo dan Indiantoro (2002), populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memunyai karakteristik tertentu.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah semua perusahaan yang masuk dalam daftar indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan untuk sampel, menurut Supomo dan Indiantoro (2002), sebagian dari elemen-elemen populasi. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah Semua perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar dalam Indeks Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel terdiri dari 12 Perusahaan yang listing di BEI.

Tabel 3. Jumlah Sektor Otomotif dan Komponen

No Kode Saham Nama Perusahaan/Emiten

1. ASII Astra International Tbk.

2. AUTO Astra Otoparts Tbk.

3. BRAM Indo Kordsa Tbk.

4. GDYR Goodyear Indonesia Tbk.

5. GJTL Gajah Tunggal Tbk.

6 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk.

7. INDS Indospring Tbk.

8. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

9. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.

10. NIPS Nipress Tbk.

11. PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk.

12. SMSM Selamat Sempurna Tbk.

Sumber : Data diolah

Pengambilan sampel menggunakan metoda Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu dan criteria tertentu yaitu merupakan perusahaan Otomotif dan Komponen serta sahamnya diperjualbelikan di sekitar tanggal peristiwa.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang artinya diperoleh dari dalam bentuk yang sudah dipublikasikan ataupun sudah jadi dan diperoleh dari pihak lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), dan berasal dari Website Finance.yahoo.com dan data dari jurnal lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan hal yang penting, oleh karena itu kegiatan ini harus dilaksanakan dengan sangat tepat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metoda dokumentasi. Metode dokumentasi pada penelitian ini mengumpulkan data sekunder melalui Website serta mencari bahan pustaka dalam menunjang penelitian ini menggunakan teknik Library Research. Nawawi (2005) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku mengenai pendapat maupun dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel independen dan dependen. Penelitian ini melihat pengaruh yag diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen . Variabel Independen dalam penelitian ini adalah kenaikan bahan bakar minyak (BBM) Tahun 2014, sedangkan untuk variabel Dependennya adalah Bid Ask Spread dan TVA (Trading Volume Activity)

a) Bid Ask Spread

Variabel dependen pertama adalah Bid Ask Spread. Bid-ask spread menurut Fatmawati (1999) adalah presentase selisih antara bidprice dengan ask-price. Untuk menentukan bid ask spread dapat menghitung persentase spread dengan menggunakan harga beli (bid price) dan harga jual (ask price) selama window period.

Akmila dan Hadri (2003) menyatakan persentase spread dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

……………………………………………………….(2)

Keterangan:

Spreadi,t : Spread saham i pada hari ke-t

BIDt : Harga Beli Saham pada hari ke-t

ASKt : Harga Jual Saham pada hari ke-t

b) TVA (Trading Volume Activity)

Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar (Sutrisno: 2000). Zulhawati (2000) menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham (i) pada periode (t) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

,…………….(3)

Keterangan:

TVAi,t : Volume Perdagangan saham i pada waktu t

Number of shares of firm trading on t : Jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu t

Number of shares of firm outstanding on t : Jumlah Saham yang beredar pada waktu t.

c) Rata – rata TVA (ATVA)

………………………………………….(4)

ATVA : Rata rata Trading Volume Activity

TVAi,t : TVA pada hari t

N : Jumlah Sekuritas/prusahaan yang terpengaruh dengan peristiwa

3.5 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Event Study. Menurut Jogiyanto ( 2007), Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Pengujian reaksi pasar terhadap adanya suatu peristiwa dapat dilakukan juga untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumumn peristiwa mengandung informasi ekonomi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan.

Pengujian penelitian ini menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 21.0. Penelitian ini menggunakan analisis statistika deskriptif. Analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis data yang telah dikumpulkan, digolongkan atau dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasi secara objektif.

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Santoso (2001) dalam Arisyahidin (2012), data dikatakan telah normal jika nilai signifikansi dari hasil pengujian Klomogorov- Simirnov lebih besar dari 5% (>0.05) dan tidak berdistribusi secara normal jika data lebih kecil dari 5% (<0.05). Uji Normalitas ini  digunakan untuk melihat variabel TVA (Trading Volume Activity) dan variabel Bid ask spread apakah sudah terdistribusi normal atau tidak.

Penelitian ini juga menggunakan uji beda berpasangan (Paired sample t-test). Uji beda yang dalam penelitian ini dilakaukan untuk mengetahui kebermaknaan atau pengaruh berlakunya kebijakan kenaikan harga BBM terhadap Bid Ask Spread dan volume perdagangan saham tanpa melihat seberapa besar parameter pengaruh antar variabel yang diteliti.

Berikut ini merupakan langkah langkah pengujian uji beda berpasangan:

a) Menentukan Menentukan tingkat signifikansi: α= 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar n-1.

b) Perbandingan t-hitung dan t-tabel

– Jika –t tabel < thitung < t tabel, maka Ho diterima.

– Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.

c) Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan level of significance 5% (0,05)

– Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.

– Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.

d) T tabel dapat dilihat pada table statistik pada signifikansi 0,05 :

2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-1.

3.6 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Mengolah data berupa Bid ask Spread dan Trading Volume Activity yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

b) Mengelompokkan data volume saham dan harga saham bid dan offer harian saham tersebut berdasarkan duabelas hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM (h-12), dan duabelas hari setelah kenaikan BBM (t+12) dan melakukan perhitungan Trading volume activity dan bid ask spread dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

c) Melakukan perhitungan rata-rata TVA berdasarkan duabelas hari sebelum kenaikan bahan bakar mesin atau BBM dan duabelas hari setelah kenaikan BBM dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

d) Menguji normalitas data rata – rata bid ask spread dan rata-rata TVA pada program SPSS 21.0.

e) Menguji hipotesis 1 dengan uji Paired Sample t-Test atau pada program SPSS 21.0.

f) Menguji hipotesis 2 dengan uji Paired Sample t-Test pada program SPSS 21.0.

g) Setelah mengetahui hasil output untuk kedua variabel, melakukan analisis guna mengetahui hasil penelitian.

4.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analis Data Pengujian Bid Ask Spread

4.1.1 Deskripsi Data

Tabel 4. Tabel perhitungan rata rata Bid Ask Spread

Tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan antara rata rata Bid Ask Spread. Adanya angka minus pada h-6,h-8,h-9, h-10, dikarenakan pada hari tersebut, selisih harga minus, dikarenakan pada hari itu perusahaan BRAM tidak menawarkan saham yang diperdagangkan, namun masih ada yang menawar harga saham tersebut. Dari table tersebut adanya fluktuasi angka bid ask spread. Paa h-12 sebelum kenaikan bahan bakar minyak, terjadi penurunan drastic hingga h-8 , yaitu dari angka 0.06157793, hingga (–0.141007867), smpat mengalami kenaikan pada h-7, dan penurunan drastic pada hari selanjutnya. Pada h-4 hingga h-1

HARI RATA RATA BID ASK SPRD HARI      RATA RATA BID ASK SPREAD

H-1 0.031996086 H+1 0.036742557

H-2 0.038104546 H+2 0.044457549

H-3 0.041778368 H+3 0.033290032

H-4 0.033594733 H+4 0.030562214

H-5 0.04188117 H+5 0.042099535

H-6 -0.139145005 H+6 -0.149604233

H-7 0.029183781 H+7 -0.149575778

H-8 -0.141007867 H+8 0.028127531

H-9 -0.132616189 H+9 0.028422543

H-10 -0.148103765 H+10 0.030401161

H-11 0.041934781 H+11 0.022496656

H-12 0.06157793 H+12 0.133438567

Sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak mengalami fluktuasi selisih harga saham (Spread). Begitu juga dengan hari sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak, terjadi kenaikan dan penurunan selisih harga saham (Spread) namun tidak terlalu signifikan .

4.1.2 Descriptive Statistic

Pada table Descriptive Statistics, Jumlah sampel yang digunakan dalam penilitian ini sebanyak 12 hari sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM ) tahun 2014. Rata rata Bid Ask Spread tertinggi adalah rata rata Bid Ask Spread pada dua belas hari sesudah peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak yaitu sebesar 0,0109048612. Sedangkan untuk rata – rata terendah adalah saat duabelas hari sebelum peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014, yaitu sebesar -0.0200684526. Terjadi kenaikan rata- rata Bid Ask Spread sewaktu sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini menandakan jika selisih harga /Spread saham lebih tinggi daripada sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini dikarenakan harga saham yang ditawar (Bid) lebih rendah daripada harga saham yang ditawarkan oleh perusahaan  (Offer/ask)

Tabel 5. Tabel Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

BAS_SEBELUM 12 -.14810377 .06157793 -.0200684526 .08915729367

BAS_SESUDAH 12 -.14960423 .13343857 .0109048612 .08051180790

Valid N (listwise) 12

Sumber: Data Diolah

4.1.3 Uji Normalitas Data Bid Ask Spread

Uji Normalitas untuk menguji data terdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan alat uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pada table One Sample Kolmogorov Smirnov Test. , nilai signifikansi semua sampel Bid Ask Spread lebih besar 0,05 (5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

Tabel 6. Tabel One Sample Kolmogorov-smirnov

Sumber : Data Diolah

4.1.4 Pengujian Paired Sample t-test

Karena data terdistribusi normal , maka pengujian hipotesis pertama yaitu menguji perbedaan rata-raa Bid Ask Spread sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menggunakan uji Paired Sample t-Test. Paired Sample t-test digunakan unuk menguji perbedaan rata – rata antara dua sampel yang berpasangan. Pengujian ini dilakukan terhadap rata-rata Bid Ask Spread.

Tabel 7. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BAS_SEBELUM BAS_SESUDAH

N 12 12

Normal Parametersa,b

Mean -.0200684526 .0109048612

Std. Deviation .08915729367 .08051180790

Most Extreme Differences

Absolute .376 .391

Positive .230 .255

Negative -.376 -.391

Kolmogorov-Smirnov Z 1.304 1.353

Asymp. Sig. (2-tailed) .067 .051

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel 8.  Tabel Paired Sample t-test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error

Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

BAS_SEBELUM BAS_SESUDAH-

.0309733              1375

.10119399            159

.02921218            914

-.09526890          854

.03332228            104

-1.060                    11 .312

Sumber : Data diolah

Berdasarkan Table 8, nilai t hitung sebesar -1.060dengan nilai p sebesar 0,312. Jika dilihat dari t-tabel sebesar 2,201 , maka jika -t-hitung (-1,060) ≤ -ttabel (-2,201) dan p-value (0,312) > α(0,05) maka dapat disimpulkan maka H01 diterima yaitu Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Bid AskSpread sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014.

Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia.  Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas tawar menawar tanpa ada perbedaan harga yang signifikan.

4.2 Hasil Analis Data Pengujian Trading Volume Activity

4.2.1 Deskripsi Data

Tabel 9. Rata–rata Trading Volume Activity

HARI ATVA HARI ATVA

H-1 0.000519858 H+1 0.000476

H-2 0.000916849 H+2 0.000409

H-3 0.00187896 H+3 0.000564

H-4 0.002820727 H+4 0.001006

H-5 0.00116579 H+5 0.000784

H-6 0.000549957 H+6 0.003521

H-7 0.000529399 H+7 0.003969

H-8 0.000238367 H+8 0.000994

H-9 0.000334126 H+9 0.001101

H-10 0.000544904 H+10 0.001510

H-11 0.000188194 H+11 0.000582

H-12 0.000249601 H+12 0.001050

Sumber : Data Diolah

Tabel di atas, menunjukkan rata – rata jumlah TVA mengalami kenaikan dan penurunan baik sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014. Volume perdagangan (TVA) tertinggi pada sebelum kenaikan BBM ada pada hari ke 4 (h-4) yaitu sebesar (0.002820727) , sedangkan terendah pada hari ke 11 sebelum kenaikan bahan bakar minyak (h-11). Pada hari hari sesudah kenaikan bahan bakar minyak jga mengalami kenaikan dan penurunan volume perdagangan . terrendah tercatat pada hari ke 2 sesudah kenaikan bbm (h+2) yaitu sebesar (0.00040900) dikarenakan terjadi penurunan volume pada kode saham AUTO,INDS,MASA dan PRAS. Sedangkan pada hari ke 7 sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak, terajadi peningkatan sebesar (0.003969) karena volume perdagangan saham hampir semua perusahaan meningkat secara signifikan.

4.2.2 Descriptive Statistic ATVA

Tabel 10.  Tabel Descriptive Statistic

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ATVA_SBLM 12 .0008280610 .00079054153 .00018819 .00282073

ATVA_SSDH 12 .0013305000 .00117426360 .00040900 .00396900

Sumber : Data Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa adanya kenaikan pada rata–rata Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah yaitu sebeasar (0,008280610) meningkat menjadi (0,0013305000) . Hal ini menandakan volume perdagangan pada saham perusahaan sektor otomotif dan komponen yang terdafta di BEI meningkat di sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 pada tanggal 18 Desember 2014. Hal ini juga dikarenakan volume perdagangan saham di pasar modal meningkat saat hari – hari kenaikan harga bahan bakar minyak.

4.2.3 Uji Normalitas ATVA (Average Trading Volume Activity)

Tabel 11. Tabel One-Sample Kolmogorov Smirnov

ATVA_SBLM ATVA_SSDH

N 12 12

Normal Parametersa, b

Mean .0008280610 .0013305000

Std. Deviation .00079054153 .00117426360

Most Extreme Differences Absolute .304 .327

Positive .304 .327

Negative -.209 -.216

Kolmogorov-Smirnov Z 1.054 1.134

Asymp. Sig. (2-tailed) .217 .152

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Diolah

Uji Normalitas untuk menguji data terdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan alat uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pada table One Sample Kolmogorov Smirnov Test. , nilai signifikansi semua sampel sebelum dan sesudah Average Trading Volume Activity(ATVA) lebih besar 0,05 (5%) yaitu sebesar 0,217 pada sebelum kenaikan dan 0,152 pada saat sesudah kenaikan sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

4.2.4 Pengujian Paired Sample t-test ATVA

Karena data terdistribusi normal , maka pengujian hipotesis pertama yaitu menguji perbedaan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menggunakan uji Paired Sample t-Test. Paired Sample t-test digunakan unuk menguji perbedaan rata–rata antara dua sampel yang berpasangan. Pengujian ini dilakukan terhadap rata-rata Trading Volume Activity.

Tabel 12. Tabel Pengujian Paired Sample T-test ATVA

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error

Mean 95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper Pair 1

ATVA_SBLM – ATVA_SSDH

-.000502 43900 .001535 71934 .000443 32399 -.001478 18852  .000473 31052 -1.133 11 .281

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan table 4.8, nilai t hitung sebesar -1.133 dengan nilai p sebesar 0,281. Jika dilihat dari t-tabel sebesar 2,201 , maka jika -t-hitung (-1,133) ≤ -t-tabel (-2,201) dan p-value (0,281) > α(0,05) maka dapat disimpulkan maka H02 diterima yaitu Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata – rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan bbm bersubsidi 2014. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas perdagangan saham di bursa saham Indonesia.

Trading Volume Activity (TVA) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui perilaku investor dengan menggunakan parameter pergerakan volume perdagangan di pasar. Perhitungan TVA saham dilakukan dengan membandingkan jumlah saham yang ditransaksikan pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada perusahaan tersebut pada periode yang sama. Apabila kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tingg di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar modal akan membaik (bullish).Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang

membaik (bullish).

Hal ini ditunjukkan dengan tidak signifikannya perbedaan yang dialami sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Angka tersebut dalam nominal menunjukkan perbedaan, namun ketika diuji secara setatistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan . Tidak signifikannya perbedaan TVA sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak mengindikasikan investor harus berhati hati dalam melakukan transaksi jual beli saham. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pasar modal dalam keadaan lesu atau kuarang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata trading volume activity yang berubah namun tidak ada perubahan yang terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak mengindentifikasi informasi baru yang diumumkan ke pasar, sehingga tidak mengubah preferensi investor untuk mengubah keputusan investasinya.

Jadi, investor cenderung menahan sahamnya guna mengantisipasi dari pengummuan yang terjadi, dikarenakan investor menganggap peristiwa hanya berlangsung sesaat dan efek dari pengumuman hanya berjangka pendek saja terhadap return saham yang dimiliki investor.

5.  PENUTUP

5.1.Simpulan

Bid Ask Spread sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak pada saham perusahaan sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan. Hari sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak. Adanya angka minus pada h-6,h-8,h-9, h-10 selisih harga minus, dikarenakan pada hari itu perusahaan BRAM tidak menawarkan saham yang diperdagangkan , namun masih ada yang menawar harga saham tersebut. Dari hasil perhitungan tersebut adanya fluktuasi angka bid ask spread. Paa h-12 sebelum kenaikan bahan bakar minyak, terjadi penurunan drastic hingga h-8 , yaitu dari angka 0.06157793, hingga (–0.141007867), smpat mengalami kenaikan pada h-7, dan penurunan drastic pada hari selanjutnya. Pada h-4 hingga h-1 sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak mengalami fluktuasi selisih harga saham (Spread). Begitu juga dengan hari sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak, terjadi kenaikan dan penurunan selisih harga saham (Spread) namun tidak terlalu signifikan.

Setelah pengujian menggunakan uji Paired Sample t-test . hasil ditunjukkan bahwa Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas tawar menawar tanpa ada perbedaan harga yang signifikan.

Demikian juga dengan pengujian Trading Volume Activity . Terjadi kenaikan dan penurunan volume perdagangan sebelum dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak. Kenaikan terjadi beberapa hari sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini justru mengalami kenaikan volume perdagangan karena investor meningkatkan volumepedagangan dan tidak terpengaruh dengan peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak. Uji Beda juga dilakukan dan hasil menunjukkan bahwa ,tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenkan pelaku pasar tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun kenaikan harga bahan bakar minyak berhubungan langsung dengan otomotif di Indonesia, namun tidak ada dengan pelaku pasar dan harga saham perusahaan sektor otomotif di Indonesia. Para investor tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan tetap melakukan aktivitas perdagangan saham di bursa saham Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan tidak signifikannya perbedaan yang dialami sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Angka tersebut dalam nominal menunjukkan perbedaan, namun ketika diuji secara setatistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan . Tidak signifikannya perbedaan TVA sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak mengindikasikan investor harus berhati hati dalam melakukan transaksi jual beli saham.

Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pasar modal dalam keadaan lesu atau kuarang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata trading volume activityyang berubah namun tidak ada perubahan yang terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak mengindentifikasi informasi baru yang diumumkan ke pasar, sehingga tidak mengubah preferensi investor untuk mengubah keputusan investasinya. Jadi, investor cenderung menahan sahamnya guna mengantisipasi dari pengummuan yang terjadi, dikarenakan investor menganggap peristiwa hanya berlangsung sesaat dan efek dari pengumuman hanya berjangka pendek saja terhadap return saham yang dimiliki investor.

5.2.Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya.

1. Gunakan atau menambah variabel lain seperti variabel Abnormal Return, Return Saham atau variabel lain yang berkaitan dengan pasar modal dan saham.

2. Memperbanyak sampel dengan cara menggunakan perusahaan sektor lain atau indeks saham seperti LQ45 atau Kompas 100, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih digeneralisasikan.

3. Memperbanyak perioda waktu penelitian, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Gema Insani Press : Jakarta

Akmila , Fitriarti dan Hadri Kusuma, 2003. “The Effect of Stock Splits on Liquidity : The case of Companies Listed on Jakarta Stock Exchange (JSX)”.The Journal of Accounting , Management , and Economics Research.

Volume 3 , No.1 page 35-49 Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F.,2006, Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Yulianto,Akbar, Ali , Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat

Fabozzi, Frank J. and Peterson, Pamela P., 2003, Financial Management and Analysis, Second Edition, John Wiley & Sons, Inc. Hoboken, New Jersey

Fachruddin, M. dan M. Sopian Hadianto. 2001, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Buku Satu, Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada: Yogyakarta

Hs, Arisyahidin. 2012. Dampak Kebijakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Investasi Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2,September 2012.

Indiriantoro, dan Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Petama, BPFE: Yogyakarta

Jogianto, 2003. Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi III. Cet I BPFE: Yogyakarta

Jogiyanto, H. M. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE: Yogyakarta

Manan, Abdul. 2009. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia. Kencana Prenada Media Group : Jakarta

Munawarah. 2009. Analisis Pebandingan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Suspend BEI (Studi Kasus pada Saham LQ-45 di BEI periode 6-15 Oktober 2008). Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

Rusdin. 2006. Pasar Modal. Alfabeta Bandung Stoll, Hans R. 1989. “Inferring the Components of The Bid Ask Spread : Theory and Empirical Tests”. The Journal of Finance. Vol 44, No.1 . PP 115-134

Tandelilin, Eduardus. 2007, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,BPFE: Yogyakarta

http://www.finance.yahoo.com, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

http://www.idx.co.id, diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) PADA SAHAM PERUSAHAAN ROKOK SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERLAKUAN STIKER BAHAYA ROKOK PADA KEMASAN ROKOK

CINDY MARCELLIA SUDJOKO & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL EKONOMETIRKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIS DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham perusahaan rokok sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok pada kemasan rokok. Peneliti menggunakan sampel empat perusahaan rokok yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Uji t berpasangan (Paired Sample t-Test) digunakan untuk menguji hipotesis.

Berdasarkan hasil dari uji t berpasangan yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan bahwa pemberlakuan stiker bahaya rokok pada kemasan rokok tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan sahamnya. Namun, pada grafik yang menggambarkan uji volatilitasnya, terdapat grafik yang tetap atau cenderung konstan pada rata-rata volume perdagangan setelah adanya stiker bahaya rokok pada kemasan rokok.

Kata-kata kunci: Pasar Modal, Investasi, Trading Volume Activity

  1. PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang

Perkembangan industri rokok pada tahun-tahun terakhir, terutama di Indonesia secara umum justru terus berkembang. Bagi Indonesia, industri rokok termasuk salah satu komoditi yang dilematis. Di satu sisi dianggap dapat mengganggu kesehatan bagi pengkonsumsinya, tetapi di sisi lain rokok termasuk salah satu penyumbang pendapatan negara yang cukup tinggi yang artinya bahwa rokok masih banyak dikonsumsi. Namun, pada tanggal 24 Juni 2014, tampilan bungkus rokok berubah dikarenakan akan ada peringatan bergambar didalamnya. Pemerintah Indonesia melakukan hal ini agar dapat mengurangi konsumsi rokok oleh masyarakat Indonesia.

Pemberlakuan stiker bahaya rokok tentunya bisa mempengaruhi hasil penjualan rokok oleh perusahaan rokok baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain berpengaruh bagi perusahaan rokok yang bersangkutan, hal tersebut juga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam mengambil keputusan investasi. Para investor bisa saja menjadi enggan untuk menginvestasikan modalnya pada saham perusahaan rokok karena takut adanya penurunan nilai saham seiring dengan adanya pemberlakuan stiker bahaya rokok.

Dalam penelitian ini, peneliti hendak menguji apakah ada perbedaan volume perdagangan saham (TVA) pada saham perusahaan rokok sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok tersebut. Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter voulume perdagangan saham (Marwan Asri dan Faisal, 1998). Dengan adanya informasi perhitungan volume perdagangan saham dapat juga membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi.

Maka dari itu, berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan menguji dan membandingkannya, sehingga penulis menyusun makalah ini dengan judul “Analisis Perbedaan TVA (Trading Volume Activity) Pada Saham Perusahaan Rokok Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Stiker Bahaya Rokok Pada Kemasan Rokok “.

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah terdapat perbedaan rata-rata pergerakan volume perdagangan saham (TVA) yang signifikan sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok pada kemasan rokok ?”

  1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata pergerakan volume perdagangan saham (TVA) yang signifikan sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok pada kemasan rokok.

  1. Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat dari disusunnya penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan peritmbangan dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan pergerakan perdagangan saham.

  • Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi.

  • Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis pada masa yang akan datang.

  • Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai media pengembangan dan pengetahuan mengenai TVA (Trading Volume Activity).

  • LANDASAN TEORI

2.1 Pasar Modal

Pasar modal memunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal berfungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Pasar modal menurut Tandelilin (2007: 13) adalah sebagai berikut: “Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, yang memiliki peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return relatif besar adalah  sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar).”

Pendapat lain menyatakan bahwa pasar modal berarti suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana-dana jangka panjang yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri biasanya berbentuk saham (Fuady, 2001).           

Instrumen pasar modal berupa surat berharga (efek). Sedangkan pakar pasar modal, Usman (1997:11) menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun utang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).

2.1.1 Instrumen Pasar Modal

Objek yang diperjualbelikan dalam pasar modal adalah hak kepemilikan atas suatu perusahaan (modal) dan surat pernyataan utang perusahaan dalam bentuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang. Yang menjadi objek transaksi dalam pasar modal, yang dalam teminologin pasar keuangan disebut efek, selain saham dan obligasi dikenal dengan instrumen derivatif lainnya seperti option, warrant, right.

Instrumen pasar modal pada dasarnya adalah instrumen keuangan jangka panjang atau surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right, warrant, option, atau derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.

Darmadji dan Fakhrudin (2006: 4) mengklasifikasikan jenis-jenis efek sebagai berikut:

  1. Efek Penyertaan (equity securities), adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang menerbitkan efek tersebut. Efek yang termasuk efek penyertaan adalah saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
  2. Efek Utang (debt securities, adalah efek dimana penerbitnya mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan diantara pihak-pihak yang bersangkutan. Besarnya bunga dan perioda pembayaran bunga atau kupon yang dibayarkan oleh penerbit sesuai dengan kesepakatan awal. Efek yang termasuk dalam efek utang adalah obligasi (bonds) dan surat utang jangka menengah (medium term note).
  3. Efek Derivatif merupakan efek turunan  dari efek “utama”, baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek “utama” maupun turunan selanjutnya atau turunan kedua. Efek yang termasuk dalam efek derivatif adalah warrant, right, option, futures, forward, swap, dan lain-lain.
  4. Efek lain-lain merupakan efek yang tidak termasuk dalam efek penyertaan, utang, maupun derivatif. Yang termasuk dalam kelompok efek lain-lain adalah Reksa Dana, Sertifikat Penitipan, dan lain-lain.

2.1.2 Peranan Pasar Modal

Rusdin (2008) menyatakan bahwa ada lima peranan pasar modal di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

  1. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.
  2. Pasar modal sebagai alternatif investasi.
  3. Pasar modal memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik.
  4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transaparan.
  5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.

2.1.3 Efisiensi Pasar Modal

Menurut Husnan (2005) secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut.

“Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti itu disebut dengan pasar efisien” (Jogiyanto, 2003: 369).

Pasar modal dikatakan efisieni bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh para pemodal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya te;ah tercermin dalam harga-harga saham.

Dari pendapat-pendapat pakar keuangan, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan pasar modal yang efisien adalah sebagai berikut:

  1. Pasar menyediakan informasi yang akurat, lengkap, relevan, dan jujur.
  2. Investor tidak dimungkinkan mendapat abnormal return.
  3. Harga sekuritas tidak dapat diprediksi.

2.2 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). Mulyadi (2001: 284) menyatakan bahwa “investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.” Investasi juga dapat didefinisikan sebagai penanaman modal atau pemilikan sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa periode akuntansi yang akan datang (Supriyono, 1987). Sedangkan Halim (2003) mendefinisikan investasi sebagai penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2003).

Menurut Halim (2003: 2), pada umumnya investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Investasi pada financial assets

Investasi pada financial assets dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu:

  1. Investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar uang, misalnyaberupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasaruang dan lainnya.
  2. Investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar modal,misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya.
  3. Investasi pada real asset

Investasi pada real asset diwujudkan dalam bentuk pembelian assetproduktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaanperkebunan dan lainnya.

  • Jenis-Jenis Investasi

Investasi dapat dibagi menjadi empat golongan sebagai berikut ini (Mulyadi, 2001):

  1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)

Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karenasyarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaanuntuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.

  • Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit investment)

Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yangdiharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulituntuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian danpengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.

  • Replacement investment

Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin danperalatan yang ada. Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalamkeputusan penggantian mesin dan peralatan adalah informasi akuntansidiferensial yang berupa akitva diferensial dan biaya diferensial.Penggantian mesin biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanyapenghematan biaya (biaya diferensial) yang akan diperoleh atau adanyakenaikan produktivitas (pendapatan diferensial) dengan adanyapenggantian tersebut.

  • Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)

Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitasproduksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untukmemutuskan jenis investasi ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakahaktiva diferensial yang diperlukan untuk perluasan usaha diperkirakanakan menghasilkan laba diferensial (yang merupakan selisih antarapendapatan diferensial dengan biaya diferensial) yang jumlahnyamemadai. Kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah taksiran laba masayang akan datang (yang merupakan selisih pendapatan dengan biaya) dankembalian investasi (return on investment) yang akan diperoleh karenaadanya investasi tersebut.

  • Tujuan Investasi

Di samping untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, ada beberapa tujuan lain dari sebuah investasi (Tandelilin, 2001), yaitu:

  1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.
  2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
  3. Untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang usaha tertentu.

Proses investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut menurut Tandelilin (2001) adalah sebagai berikut:

1. Penentuan tujuan investasi.

2. Penentuan kebijakan investasi.

3. Pemilihan strategi portofolio.

4. Pemilihan aset.

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

2.3 Saham

Rusdin (2008) mengemukakan saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Robert Ang (1997: 2) menyatakan  “Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikkan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan berbentuk Perseroan Tebatas.” Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Sedangkan menurut Husnan (2005: 29): “Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.

2.3.1 Jenis-Jenis Saham

Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Menurut Darmadji (2001: 6), ada beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis-jenis saham yaitu:

  1. Saham ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:
  2. Saham Biasa (common stock)

Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaimberdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadilikuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritaspaling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan assetperusahaan. Menurut Siamat (2004), ciri-ciri dari saham biasaadalah sebagai berikut:

  1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
  2. Memiliki hak suara (one share one vote).
  3. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhirapabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
  4. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetapdan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegangsaham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagianhasil atas penjualan asset. Saham preferen memunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun ciri-ciri dari saham preferen menurut Siamat (2004) adalah:

  1. Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.
  2. Tidak memiliki hak suara.
  3. Dapat memengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.
  4. Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
  5. Saham ditinjau dari cara peralihan:
  6. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudahdipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakuisebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

  • Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapanama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melaluiprosedur tertentu.

  • Saham ditinjau dari kinerja perdagangan:
  • Blue Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabildan konsisten dalam membayar dividen.

  • Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayardividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan padatahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampumenciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teraturmembagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dantidak mementingkan potensi.

  • Growth Stocks

Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatanyang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang memunyaireputasi tinggi.

  • Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsistenmemperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapimempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masamendatang, meskipun belum pasti.

  • Counter Cyclical Stocks

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makromaupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi,harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampumemberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuanemiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masaresesi.

  • TVA

Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman. Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter voulume perdagangan saham (Asri dan Faisal, 1998). Volume perdaganagn saham (Trading Volume Activity) merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Husnan, 1992).

Jumlah saham yang diterbitkan merupakan jumlah lembar saham saat perusahaan tersebut melakukan emisi saham. Menurut Ang (1997), pendekatan volume perdagangan saham dapat digunakan sebagai proksi reaksi pasar. Dimana volume perdagangan saham lebih merefleksikan aktivitas investor karena adanya suatu informasi baru melalui penjumlahan saham yang diperdagangkan. Sedangkan definisi TVA yang dirumuskan oleh Beaver et al., (1968) adalah keseluruhan nilai transaksi pembelian maupun penjualan saham oleh investor dalam satuan uang. Volume perdagangan saham diukur melalui aktivitas perdagangan relatif.

Pendekatan TVA (Trading Volume Activity) dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien pada bentuk lemah (weak form efficiency), karena pada pasar yang belum efisien perubahan harga belum mencerminkan informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal dengan melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti (Sunur, 2006: 18).

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu bertujuan menguji hipotesis melalui pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu, dimana hasil pengujian digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, yakni mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis (Indriantoro & Supomo, 1999 : 23). Bentuk penelitian ini adalah penelitian event study, yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2003: 410).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

  1. Sampel adalah perusahaan–perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
  2. Sampel adalah perusahaan rokok yang terdaftar mulai tahun 2006.

Dari populasi dapat diambil sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan subsektor konstruksi yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (go-public) pada tahun 2014. Adapun 4 saham tersebut yang terpilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

No.KodeNama EmitenTahun IPO
1GGRMGudang Garam Tbk17 Juli 1990
2HMSPPT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk1990
3RMBABentoel Internasional Investama Tbk1990
4WIIMPT Wismilak Inti Makmur Tbk

Tabel 1. Sampel Perusahaan

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif yang diperoleh melalui sumber data sekunder, yaitu situs resmi Bursa Efek Indonesia http://www.yahoo.finance.com.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metoda dokumentasi. Nawawi (2005) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku mengenai pendapat maupun dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut

  1. Trading volume activity (TVA)

Trading volume activity (TVA) menunjukkan aktivitas perdagangan saham dan mencerminkan seberapa aktif dan likuid suatu saham diperdagangkan di pasar modal. “Perhitungan TVA dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan selama periode penelitian” (Foster dalam Yusuf et.al 2009: 799).

  • Tanggal pengumuman pemberlakuan stiker bahaya rokok

Merupakan tanggal yang menunjukkan pemberlakuan stiker bahaya rokok, yaitu tanggal 24 Juni 2014. Selain itu, dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan waktu lima hari sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok

  • Harga saham

Harga saham merupakan jumlah dana yang dibutuhkan oleh investor untuk membeli satu lembar saham perusahaan. Data harga saham menggunakan closing price pada tanggal pengumuman kenaikan BBM(t-5), dan (t+5).

3.5 Analisis Data

Studi kasus atau studi peristiwa merupakan suatu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa atau informasi yang dipublikasikan. MacKinley (1997) mendefinisikan event study (studi peristiwa) sebagai salah satu metodologi penelitian yang menggunakan data-data pasar keuangan untuk mengukur dampak dari suatu kejadian yang spesifik terhadap nilai perusahaan, biasanya tercermin dari harga saham dan volume transaksinya. Uji T adalah untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2003:411).

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan uji T berpasangan (paired sample t- test) menggunakan bantuan program SPSS. Uji T berpasangan dapat digunakan apabila data berdistribusi normal. Uji Kolmogorov smirnov dapat diterapkan untuk menguji kenormalan suatu data. Apabila sig. yang dihasilkan lebih dari 5% maka dapat dismpulkan bahwa data berdistribusi normal dan sebaliknya. Apabila data yang dimilki tidak berdistribusi normal, maka dapat menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Untuk menguji hipotesis terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) secara signifikan sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker rokok tahun 2014, maka digunakan alat uji Paired Sampe t-Test bila data terdistribusi normal. Namun, bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan alat uji Wilcoxon Signed Rank test. Hipotesis statistik untuk pengujian ini adalah sebagai berikut.

H0: μsebelum – μsesudah= 0

H1: μsebelum– μsesudah≠ 0

Jika Sig. > 0.05 (5%), maka maka H0 diterima.

3.7 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Mengumpulkan dan mengolah data berupa Trading Volume Activity yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel.
  2. Mengelompokkan data jumlah saham perusahan industri rokok yang diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar berdasarkan lima hari sebelum pemberlakukan stiker bahawa rokok(t-5) dan lima hari setelah pemberlakukan stiker bahawa rokok(t+5) dan melakukan perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dengan menggunakanrumus sebagai berikut:

TVA = Saham yang diperdagangkan / Saham yang beredar        …………..(1)

  • Melakukan perhitungan rata-rata TVA berdasarkan lima hari sebelum pemberlakukan stiker bahawa rokok(t-5) dan lima hari setelah pemberlakukan stiker bahawa rokok(t+5).
  • Menguji normalitas data rata-rata TVA pada program SPSS.
  • Menguji hipotesis-hipotesis terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) dengan uji Paired Sample t-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test pada program SPSS.
  • Melakukan uji volatilitas pada rata-rata Trading Volume Activity dengan menggunakan Microsoft Excel.
  • HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statitika deskriptif

Berikut merupakan deskriptif statistik bagi TVA sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya merokok

Descriptive Statistics
 NMinimumMaximumMeanStd. Deviation
Sebelum4,000002,000422,00019381,000221062
Sesudah4,000001,000282,00012992,000149076
Valid N (listwise)4    

Tabel 2. Descriptive Statistics

Terdapat 4 sampel pada variabel rata-rata TVA sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok. Rata-rata TVA sebelum pemberlakuan stiker bahaya rokok sebesar 0,00019381. Sedangkan standar deviasi TVA sebelum permberlakuan stiker bahaya roko sebesar 0,000211. Rata-rata TVA sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok sebesar 0,0001292. Sedangkan standar deviasi TVA sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok sebesar 0,00014.  TVA terendah dan tertinggi sebelum pemberlakuan stiker bahaya rokok adalah ,000002 dan ,000422 , berturut – turut. TVA terendah dan tertinggi setelah pemberlakuan stiker bahaya rokok adalah ,000001 dan ,000282 , berturut – turut.

4.2 Pengujian Trading Volume Activity

Sebelum melakukan uji t berpasangan maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Berikut merupakan hasil pengujian normalitas data menggunakan Kolmogorov smirnov. Diperoleh sig, sebesar 0,859 (Sig > 5%) bagi data rata-rata TVA sebelum pemberlakuan stiker bahaya merokok.Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Pada data rata-rata TVA sesudah pemberlakuan stiker bahaya merokok diperoleh sig. 0,855 (Sig > 5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Karena kedua data tersebut berdistribusi normal, maka uji t berpasangan dapat dilakukan.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 SebelumSesudah
N44
Normal Parametersa,bMean,00019381,00012992
Std. Deviation,000221062,000149076
Most Extreme DifferencesAbsolute,302,303
Positive,302,303
Negative-,253-,258
Kolmogorov-Smirnov Z,604,607
Asymp. Sig. (2-tailed),859,855
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

4.3       Uji T Berpasangan (Paired Sample T – Tets)         

Berikut merupakan hasil pengujian menggunakan Paired sample t – test. Pada penelitian ini ingin diketahui apakah terdapata perbedaan TVA sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok. Diperoleh sig sebesar 0,239 (Sig >5%) sehingga terima H0 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan TVA  sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok.

 Paired Sample Test 
 MeanStd DeviationtSig(2-tailded)
Sebelum – Sesudah0,000060,0000041,4640,239

Tabel 4. Paired Sample Test

4.4       Uji Volatilitas Average Traiding Volume Activity

Pengujian Volatilitas bertujuan untuk mengetahui pergerakan Average Traiding Volume Activity sebelum dan sesudah permberlakuan stiker bahaya rokok. Sebelum permberlakuan stiker bahaya rokok, Average Traiding Volume Activity mengalami penurunan. Sedangkan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok, mengalami kenaikan dan kemudian perlahan mengalami penurunan. Pada saat tepat pengumuman pemberlakuan stiker bahaya rokok, volume perdagangan berada pada nilai terendah. Dapat dilihat bahwa dengan adanya pemberlakuan stiker bahaya rokok ,tidak terlalu berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

Gambar 1. Grafik Average Trading Volume Activity

  • PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan pengujian paired sample t-test, didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok.

Berdasarkan uji volatilitas, didapatkan bahwa  Average Traiding Volume Activity cenderung mengalami penurunan sebelum pemberlakuan stiker bahaya rokok dan cenderung menjadi konstan (tetap) sesudah pemberlakuan stiker bahaya rokok.

5.2 Saran

Agar bisa menghasilkan kesimpulan atau hasil yang tepat, maka diperlukan ukuran sampel yang memadai. Sehingga saran bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

  1. Volume perdagangan pada industry yang diamati diusahakan tidak ada data yang hilang (tidak diketahui). Hal ini berdampak pada kesimpulan yang akan didapatkan. Jika ukuran sampel atau informasi pada sampel yang digunakan memiliki data yang lengkap, maka akan menghasilkan kesimpulan yang tepat (valid) sehingga dapat dipercaya.
  2. Perioda waktu yang diambil diperpanjang agar kesimpulan yang ditarik lebih berpengaruh.


DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.

Beaver, W. H. (1989). Financial Reporting: An Accounting Revolution, Englewood Cliffs: NJ: Prentice Hall Inc. Second edition

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Cet. Ke-3. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta, Salemba Empat.

Eduardus Tandelilin. (2007). Analisis Investasi dan Manajemen. Portofolio (Edisi Pertama, Cetakan Kedua). Yogyakarta: BPFE

Ginting, SC &Rahyuda, H. 2012. perbedaan volume perdagangan saham dan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa stock split pada perusahaan di bursa efek indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),Bali

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Hartono, Jogiyanto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Marzuki Usman, Singgih Riphat, Syahrir, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Institut Bankir Indonesia dan Jurnal Keuangan & Moneter, Jakarta, 1997.

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum) Buku Kesatu, cetakan II (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001).

Rusdin. 2008. Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik. Bandung: ALFABETA.

Sanafiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang:      YA3

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Supriyono, R.A. 1987. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian biaya serta Pembuatan Keputusan. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Wardhani, L,S. 2012. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Putaran II 2012  (Event Study pada Saham Anggota Indeks Kompas 100). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang

http://www.britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-ggrm/ (diakses tanggal 19 Desember 2014)

http://www.britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-hmsp/ (diakses tanggal 19 Desember 2014)

http://www.britama.com/index.php/2012/12/sejarah-dan-profil-singkat-rmba/ (diakses tanggal 19 Desember 2014)

LAMPIRAN

Perhitungan rata rata tva

Rata -rata TVA
0,000250615
t-50,000262281
t-40,000203937
t-30,000195305
t-29,3467E-05
t-10,000150892
t6,61176E-05
t+10,000135855
t+20,000152148
t+30,000149685
t+40,000102495
t+50,000109408
Rata-rata Traiding volume activity
Kode EmitenSebelumSesudah
A0,0003449110,000281609
B2,30892E-062,63746E-06
C6,30064E-061,17403E-06
D0,0004217160,000234252
Descriptive Statistics
 NMinimumMaximumMeanStd. Deviation
t-54,00,00,0003,00030
t-44,000001,000484,00020394,000240728
t-34,000000,000463,00019531,000232434
t-24,000006,000280,00009347,000128217
t-t4,000000,000403,00015089,000191772
t+14,000000,000270,00013586,000150351
t+24,000000,000396,00015215,000191052
t+34,000002,000363,00014969,000177329
t+44,000000,000327,00010249,000154618
t+54,000000,000251,00010941,000128977
Valid N (listwise)4    

Paired sample t – test

ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI XL KE AXIS

FELIANI ANGGRAENI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

ARTIKEL EKONOMETRIKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Persaingan antar perusahaan merupakan hal biasa di dalam dunia bisnis. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi atau cara agar dapat selalu mempertahankan eksistensi atau bahkan mengembangkan perusahaan tersebut. Akuisisi merupakan salah satu bentuk penggabungan dimana perusahaan pengakuisisi mengambil alih kendali dan kepemilikan atas perusahaan yang diakuisisi. Pengambilalihan ini berupa kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset. Akuisisi dilakukan dalam upaya akan mendukung untuk menciptakan industri telekomunikasi yang sehat dan akan menciptakan multiple effect yang luar biasa bagi perekonomian nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah akuisisi XL ke AXIS.

Kata-kata kunci: akuisisi, trading volume activity

  1. PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, bisnis telekomunikasi yang ada di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sampai saat ini tercatat sekitar delapan perusahaan telekomunikasi yang ada di Indonesia. Perusahaan ini terdiri dari Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan swasta, dalam negeri maupun asing. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan bisnis telekomunikasi yang terjadi saat ini cukup ketat sehingga perlu adanya strategi-strategi khusus dalam mengelola sistem kinerja perusahaan agar lebih efisien dan memiliki sistem kontrol yang lebih baik.

Dengan semakin berkembangnya persaingan di dalam bisnis telekomunikasi, teknologi informasi diharapkan dapat hadir untuk membantu para pelaku bisnis mengembangkan bisnisnya dalam rangka peningkatan kriteria perusahaan.

PT. XL Axiata, Tbk (XL) merupakan salah satu perusahaan yang meramaikan persaingan bisnis telekomunikasi di Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, XL selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996. dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia

Pada tanggal 26 September 2013, XL Axiata telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi Axis Telekom Indonesia melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement -CSPA) dengan Saudi Telecom Company (STC) dan Teleglobal Investment B.V. (Teleglobal), yang merupakan anak perusahaan STC. Upaya XL dalam melakukan akuisisi dan merger dengan Axis ini akan mendukung untuk menciptakan industri telekomunikasi yang sehat dan akan menciptakan multiple effect yang luar biasa bagi perekonomian nasional,” kata Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Hasnul Suhaimi. (http://tekno.kompas.com, diakses pada tanggal 17 desember 2014).

Dalam transaksi ini, XL akan membayar nilai nominal saham yang disepakati dan akan membayar sebagian dari hutang dan kewajiban AXIS. Transaksi ini akan mengatasi permasalahan yang dihadapi XL saat ini dan memberikan kapasitas tambahan bagi XLyang akan bermanfaat bagi  para  stakeholders.

Manfaat akusisi AXIS oleh XL ini adalah sebagai berikut: (1) Lebih dari 65 juta pelanggan akan diuntungkan melalui kualitas layanan yang lebih prima dan cakupan jaringan yang lebih luas. (2) Transaksi ini akan mendukung pengembangan industri telekomunikasi Indonesia sekaligus menjadi referensi untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pertumbuhan dan belanja modal yang efisien. (3) Mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Rencana Broadband Nasional. (4) Memperkuat posisi XL sebagai salah satu operator terdepan di industri.

Dari yang telah diungkapkan di atas, penulis ingin mengetahui besar saham akuisisi sebelum dan sesudah XL menjadi Axis Telekom Indonesia menggunakan Trading Volume Activity. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis TVA (Trading Volume Activity) sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis Telekom Indonesia”.

  1. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, terdapat rumusan masalah yang diutarakan, yaitu:

  1. Bagaimana rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis?
  2. Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis?
    1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

  1. Mengetahui bagaimana rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis.
  2. Mengetahui apa saja perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis.
    1. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

  1. Bagi Mahasiswa/i

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan maupun referensi.

  • Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembelajaran yang lebih baik kedepannya.

2. LANDASAN TEORI

  • Saham

“Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan” (Hartono, 2008: 25). Berdasarkan pendapat Rusdin (2005:72) saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dimana pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan serta berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan menurut Hartono (2008: 112) pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.  Saham biasa dikenal sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, atau cukup disebut ekuitas, menunjukkan bagian kepemilikan  di sebuah perusahaan. Masing-masing lembar saham biasa mewakili satu suara tentang segala hal dalam pengurusan perusahaan dan menggunakan suara tersebut dalam rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan (Bodie, Kane, Marcus, 2006: 59).

Menurut Hartono (2008: 112-113). pemegang saham biasa memiliki beberapa hak, yaitu:

  1. Hak Kontrol

Hak pemegang saham untuk memilih pimpinan perusahaan. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi atau pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

  • Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Bagian dari keuntungan perusahaan ini berupa deviden dan semua pemegang saham biasa memiliki hak yang sama.

  • Hak Preemptive

Hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.  Hak Preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tanbahan saham yang baru, sehingga persentase pemilikannya tidak berubah. Hal ini bertujuan untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.

Menurut Arifin (2001:115-116) yang dikutip dari Artatik (2007), pergerakan saham dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

  1. Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Nilai fundamental merupakan nilai intrinsik dari suatu saham yang dianalisis dengan menggunakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, contohnya laba, dividen yang dibagi, penjualan dan sebaginya (Jogiyanto, 1998:70). Sedangkan menurut Arifin (2001:116), faktor fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya (Ang, 1997: 187). Earning per share dan Price Earning Ratio merupakan data rasio dari laporan keuangan perusahaan dan merupakan faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan harga saham (Arifin, 2001:116). Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten yang tercermin dalam kinerja keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Demikian sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang akan ditanggung oleh investor. Saham-saham yang bagus atau saham blue chip tentu memiliki resiko yang lebih kecil jika dibanding dengan jenis saham lainnya. Ini karena faktor fundamental perusahaan penerbitnya bagus. Baik kondisi keuangannya, strategi bisnisnya, produknya, maupun manajemennya.

  • Hukum permintaan dan penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran digunakan investor untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan dalam melakukan transaksi jual beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga akan terlalu mahal.

  • Tingkat suku bunga

Investor harus memperhatikan faktor suku bunga untuk mengetahui harapan hasil dari setiap investasi yang dilakukannya. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana invertasi akan mengalami perubahan, ada yang cenderung naik dan ada pula yang cenderung turun. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibanding dengan investasi dalam bentuk saham. Karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.

  • Valuta asing

Dolar Amerika (US Dollar) merupakan mata uang kuat yang mempengaruhi nilai dari mata uang negara-negara lain. Sebagai contoh ketika suku bunga dolar Amerika naik, investor asing mengharapakn hal yang sama. Mereka akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan turun.

  • Dana asing di Bursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena dengan semakin besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamananya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

  • Indeks harga saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar bursa.

  • News dan Rumors

Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Begitu banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan difokuskan pada factor fundamental emiten sebagai pertimbangan utama dalam menanamkan saham.

  • Pasar Modal

Pasar modal memunyai peranan penting dalam perekonomian terutama  dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal berfungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.

Menurut Tandelilin (2007:13), pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, yang memiliki peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar.

  • Teori Kombinasi Bisnis

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010 lampiran A, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai ”penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau ”penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam pernyataan ini.

  • Teori Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan banyaknya lembarsaham yang diperdagangkan dalam satu hari perdagangan. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat dikatakan bahwa TVA merupakan suatu variasi dari  event study. Pendekatan  trading volume activity  ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien bentuk lemah (weak form efficiency) karena pada pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah,perubahan harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti (Sunur, 2006).

Menurut Ambar dan Bambang (1998), volume perdagangan saham adalah aktivitas perdagangan saham yang terjadi pada waktutertentu yang diperoleh dengan membandingkan atau membagi antara saham yang diperdagangkan dengan saham yang beredar di bursa efek.

Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Aktivitas volume perdagangan ini digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai pengumuman tersebut informatif. Sehingga dapat dikatakan informasi tersebut dapat memengaruhi suatu investasi.

Perhitungan aktivitas volume perdagangan dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar perusahaan tersebut dalam kurun waktu yang sama.

  • Devidend Signaling Theory

Asimetri informasi memberi kesan bahwa manajer mempunyai informasi melebihi investor luar. Jika manajer mempunyai informasi yang tidak dipunyai oleh investor,  maka manajer dapat menggunakan perubahan dalam dividen sebagai cara untuk menunjukkan sinyal informasi dan kemudian menurunkan asimetri informasi. Kemudian investor akan menggunakan pengumuman dividen sebagai informasi untuk menilai harga saham perusahaan. Winarno  (2010) menyatakan bahwa  dividend signaling theory  banyak menjadi referensi bagi penelitian pasar modal khususnya yang terkait dengan kandungan informasi dividen. Menurut teori ini seorang manajer yang mempunyai informasi mendalam  akan menggunakan kebijakan dividen sebagai referensi kualitas  earnings  kepada investor. Pengumuman dividen  dianggap memiliki kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman dividen yang tercermin pada adanya perubahan harga dan atau volume perdagangan sekuritas dari perusahaan yang bersangkutan. Reaksi yang terkait dengan perubahan harga dapat diukur melalui  return  maupun  abnormal return  jika pengumuman dianggap memiliki kandungan informasi.

Menurut teori sinyal terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor. Manajer mengetahui prospek perusahaan di masa depan, sedangkan investor tidak (Gelb, 1999). Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar, maka pada umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu  sinyal yang tercermin dari perubahan harga saham (Schweitser, 1989).

3.  METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada makalah ini adalah even study. Suatu peristiwa (even study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Even study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan (Jogiyanto, 2009)

  • Penentuan Sampel

Pada penelitian ini  menggunakan saham XL untuk mengetahui perbedaan

sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis. Periode pengamatan yang digunakan adalah 14 hari sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena tidak memungkinkan untuk memperoleh data tersebut secara langsung. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang dipubikasikan dalam bentuk yang sudah jadi (J.Supranto, 1992). Data ini berasal dari sumber www.yahoo.finance.com. Data ini adalah data historis volume perdagangan secara harian. Data yang digunakan adalah volume perdagangan saham 14 hari sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut:

  1. Trading volume activity (TVA)

Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangakan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya digunakan uji beda dua rata-rata antara sebelum dan sesudah pemecahan saham

Adapun rumus yang digunakan yaitu (Husnan,2001):

            TVA =

  • .Tanggal pengumuman akuisi XL ke Axis

Merupakan tanggal terjadinya akuisi XL ke Axis. Tanggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Juni 2014.

3.5 Analisis Data

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda dua rata-rata (t-test). Pengujian dengan cara ini menggunakan metodologi studi peristiwa (event study).

Untuk menganalisis dampak peris-tiwa akuisisi terhadap beberapa indikator yang biasa di-gunakan untuk melihat reaksi pasar yang tercermin dari n aktivitas volume perdagangan saham diperlukan suatu pengujian hipotesis. Tujuan pengujian hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas volume perdagangan saham sebelum, saat dan sesudah pengumuman. Pengujian beda nyata TVA dapat dilakukan menggunakan uji t berpasangan jika data berdistribusi normal dan menggunakan uji pengkat bertanda Wilcoxon jika data tidak berdistribusi normal.

Dalam hal ini, pengujian normalitas data, uji beda nyata TVA menggunakan software SPSS 20. Sedangkan pengujian volatilitas menggunakan Microsoft Excel 2017.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan sesudah akuisisi XL ke Axis

H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan Sesudah akuisi XL ke Axis.

Pengujian beda 2 sampel berpasangan dapat dilakukan menggunakan uji t berpasangan. Pengujian ini bisa dilakukan jika data yang dimiliki terdistribusi secara normal. Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal. Jika sig. yang dihasilkan lebih dari 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan dapat dilakukan uji t berpasangan. Jika data yang digunakan tidak berdistribusi normal, tidak dapat dilakukan uji t berpasangan. Uji yang dapat digunakan adalah uji tanda berpangkat Wilcoxon. Dari hasil pengujian beda 2 sampel berpasangan, jika didapatkan peluang lebih dari 5% (sig.>5%) maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan sesudah akuisisi XL ke Axis.

3.7 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Mengumpulkan data volume perdagangan dan menghitung Trading Volume Activity menggunakan Microsoft Excel 2007.
  2. Melakukan pengujian kenormalan data menggunakan uji Kolmogorov smirnov untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal menggunakan software SPSS 20.
  3. Melakukan pengujian beda 2 sampel berpasangan (paired sample t test) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis menggunakan software SPSS 20.
  4. Melakukan pengujian Volatilitas untuk mengetahui pergerakan harga saham menggunakan Microsoft Excel.

4.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistika deskriptif

Berikut merupakan deskrisi statistik bagi TVA sebelum dan sesudah akuisi operator XL ke Axis. Sebagian besar TVA sebelum akuisi operator XL ke Axis sebesar 0,0003196 dengan standar deviasi sebesar 0,000205. TVA sebelum akuisi operator XL ke Axis tertinggi pada nilai 0,000973 dan terendah 0,0001399. Sebagian besar TVA sesudah akuisi operator XL ke Axis sebesar 0,0004036 dengan standar deviasi 0,00024.  TVA sesudah akuisi operator XL ke Axis tertinggi sebesar 0 dan terendah sebesar 0,0007756.

Tabel 1. Descriptive Statistics

Descriptive Statistics
 NMinimumMaximumMeanStd. Deviation
Sebelum14,0001399260,0009738480,000319642357,0002056457902
Sesudah140E-10,0007746220,000403683000,0002412948597
Valid N (listwise)14    
      

Berikut merupakan pengujian kenormalan data TVA dengan uji kolomogorov smirnov. Data TVA sebelum akuisi XL ke Axis diperoleh sig = 0,199 . Data TVA sesudah akuisi XL ke Axis diperoleh sig = 0,875. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut menyebar normal dan dapat dilanjutkan ke uji 2 sampel berpasangan.

Tabel 2. One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 SebelumSesudah
N1414
Normal Parametersa,bMean,000319642357,000403683000
Std. Deviation,0002056457902,0002412948597
Most Extreme DifferencesAbsolute,287,158
Positive,287,158
Negative-,191-,140
Kolmogorov-Smirnov Z1,074,592
Asymp. Sig. (2-tailed),199,875
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan uji t berpasangan, didapatakan nilai sig. = 0,301. Nilai sig. ini lebih dari 5% sehingga keputusannya H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan TVA sebelum dan sesudah akuisi XL ke AXIS.    

 Meandf Statistik uji tSigHasil
Sebelum-sesudah-0,00008413-1,0760,301H0 diterima

4.2 Uji Volatilitas Average Traiding Volume Activity

Berdasarkan grafik average traiding volume activity didapatkan pergerakan saham yang cenderung konstan sebelum maupun sesudah XL ke Axis. Hal ini mengindikasikan bahwa volume perdagangan tidak terlalu dipengaruhi akuisi XL ke Axis. Sebelum terjadinya akuisi operator XL ke AXIS, volume perdagangan mencapai titik tertinggi pada saat t-13. Sedangkan setelah terjadinya akuisi operator XL ke Axis, volume perdagangan tertinggi terjadi pada saat h+5.

Gambar 1. Average Trading Volume Activity

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarakan hasil analisis dengan tingkat tingkat kesalahan 5%, didapakan sig sebesar 0,301 artinya bahwa bahwa tidak terdapat perbedaan trading volume activity (volume perdagangan) sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis.

Rata-rata volume perdagangan cenderung konstan sebelum dan sesudah akuisisi XL Ke Axis. Hal ini berarti bahwa efek akuisi XL ke Axis tidak terlalu signifikan mempengaruhi fluktuasi naik turunnya rata-rata volume perdagangan.

5.2 Saran

Dalam melakukan analisis perbedan TVA, juga harus dipertimbangkan perusahaan-perusahaan lainnya yang terdaftar di BEI. Dengan memasukkan beberapa perusahan lain yang ikut melakukan pemecahan saham, maka kesimpulan yang dihasilkan akan menjadi lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.xl.co.id/corporate/id/investor/informasi/xl-akuisisi-axis

http://tekno.kompas.com/read/2014/03/20/1034103/xl.resmi.akuisisi.axis

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sadikin, Ali. 2011. Pengaruh Return On Asset Dan Tobin’s Q Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Aritanong, HS dkk. 2009. Analisis Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan Atas Pengumuman Merger Dan Akuisisi. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.

LAMPIRAN

Perhitungan TVA

TVA
t-140,000273068
t-130,000973848
t-120,000356026
t-110,000256618
t-100,000201863
t-90,000139926
t-80,000143031
t-70,000301951
t-60,000344449
t-50,000262242
t-40,000452036
t-30,000209843
t-20,000277041
t-10,000283051
t0,000345715
t+10,000254743
t+20,000592677
t+30,000168704
t+40,000714653
t+50,000774622
t+60,000650513
t+70,000341368
t+80
t+90,000684411
t+100,000244725
t+110,000350777
t+120,000148257
t+130,000419181
t+140,000306931
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
 SebelumSesudah
N1414
Normal Parametersa,bMean,000319642357,000403683000
Std. Deviation,0002056457902,0002412948597
Most Extreme DifferencesAbsolute,287,158
Positive,287,158
Negative-,191-,140
Kolmogorov-Smirnov Z1,074,592
Asymp. Sig. (2-tailed),199,875
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Paired sample t – test