FRISKYLIA MARIA FIRMIANI AGUS & DANIEL SUGAMA STEPHANUS
PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN
PROGRAM STUDI AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG
2014
ABSTRAK
Persaingan bisnis terus berkembang pesat. Oleh karena itu suatu perusahaan berusaha untuk terus mempertahankan dan mengembangkan nilai dari perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Nilai dari perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan.Tujuan utama dari keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan tingkat kemakmuran pemilik perusahaan atau investor, menentukan harga saham, serta menilai kinerja perusahaan untuk dapat melihat keadaan perusahaan di masa yang akan datang bagi investor maupun calon investor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sub sektor porselin dan kaca periode 2009-2013 menggunakan uji statistik memanfaatkan SPSS versi 21.
Kata-kata kunci : Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Harga Saham
- PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan bisnis terus berkembang pesat.
Oleh karena itu suatu perusahaan berusaha untuk terus mempertahankan dan
mengembangkan nilai dari perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Penilaian
prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Nilai dari perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi
keuangan. Adapun laporan keuangan yang pokok dalam sebuah perusahaan adalah neraca
dan laporan laba rugi. Tujuan dari menganalisis laporan keuangan sebuah perusahaan, yaitu
untuk mengevaluasi kinerja khusus manajemen perusahaan dalam suatu periode, serta
mengetahui strategi yang ditetapkan perusahaan dalam periode tertentu.
Adapun tujuan utama dari keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan tingkat
kemakmuran pemilik perusahaan atau investor, menentukan harga saham, serta menilai
kinerja perusahaan untuk dapat melihat keadaan perusahaan di masa yang akan datang bagi
investor maupun calon investor. Pemain saham atau investor perlu memiliki sejumlah
informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar dapat mengambil keputusan
tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Cates (1998 :59-62, dalam Mulyono
2000: 99). Berdasarkan alat analisis rasio keuangan, para pemegang saham cenderung
menjual sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut buruk, sebaliknya jika rasio
keuangan perusahaan tersebut baik, maka pemegang saham akan mempertahankannya.
Demikan juga dengan para investor jika rasio keuangan perusahaan buruk, mereka cenderung
untuk tidak menginvestasikan modalnya, begitu pun sebaliknya jika rasio keuangan
perusahaan baik, para calon investor akan menginvestasikan modalnya (Hendrata, 2001).
Melihat keadaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perubahan pada harga saham
sangatlah berpangaruh. Harga saham itu sendiri adalah faktor yang membuat para investor
menginvestasikan dananya di pasar modal dikarenakan dapat mencerminkan tingkat
pengembalian modal.
Selain analisis empat analisis rasio keuangan yang dikenal yaitu rasio profitabilitas,
rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio likuiditas. Terdapat perkembangan pemikiran
di bidang manajemen maka terciptalah suatu pendekatan atau metode baru untuk mengukur
kinerja operasional suatu perusahaan yang memperhatikan kepentingan dan harapan penyedia
dana (kreditor dan pemegang saham), yang disebut dengan teknik pengukuran Economic
Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA) diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co, sebuah perusahaan di
Amerika. Stewart Co merupakan sebuah perusahaan di Amerika meyakini bahwa Economic
Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) adalah kunci dari penciptaan nilai
perusahaan. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukannya di Amerika Serikat dan
beberapa negara lainnya yang berhasil menciptakan kekayaan bagi para pemegang sahamnya
(Hendrata, 2001).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan menganalisis kinerja perusahaan manufaktur, sektor industri dasar
dan kimia, sub sektor keramik perselin dan kaca yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
terhadap harga saham yang diberi judul “PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SUB
SEKTOR KERAMIK PORSELIN DAN KACA PERIODE 2009-2013”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur sub sektor keramik porselin dan kaca ?
2. Apakah Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur sub sektor keramik porselin dan kaca ?
3. Berapa besar pengaruh dari metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value
Added (MVA) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik
porselin dan kaca ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Menguji dan menganalisis pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik porselin dan kaca?
2. Menguji dan menganalisis pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik porselin dan kaca?
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh dari metode Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub
sektor keramik porselin dan kaca ?
1.4 Manfaat
Dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Economic ValueAadded (EVA) dan Market
Value Added (MVA) terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Sub Sektor Keramik Porselin dan Kaca Periode 2009-2013 Penulis berharap
dapat memberikan informasi yang tepat mengenai pengaruh EVA dan MVA terhadap harga saham.
Bagi dosen pengampu, Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan pengajaran untuk
mata kuliah Ekonometrik. Bagi Universitas Ma Chung Penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawansan, ilmu pengetahuan, literature tambahan dan bahan pustaka bagi
Universitas Ma Chung. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan
kinerja, sehingga dapat meningkatkan harga per lembar saham yang dimiliki perusahaan.
- LANDASAN TEORI
2.1 Pasar Modal
Menurut undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 “Pasar modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek”. Menurut Husnan (2004) pasar modal sebagai pasar dengan berbagai instrumen
keuangan (sekuritas) dalam jangka panjang yang dapat diperjualbelika di bursa, baik dalam
bentuk utang ataupun dalam bentuk modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, publik,
maupun perusahaan swasta.
Menurut Husnan (2004) pasar modal mempunyai beberapa daya tarik, diantaranya
adalah pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai alternatif pilihan
investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Sedangkan bagi perusahaan yang
membutuhkan dana, pasar modal dapat menjadi alternatif pilihan pendanaan ekstern dengan
biaya yang relatif rendah dari sistem perbankan.
2.1.1 Saham
Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai
kelebihan dana (surplus funds) dengan cara melakukan investasi dalam surat berharga yang
diturunkan oleh perusahaan dan pihak yang membutuhkan dana (entities) dengan cara
menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar
modal sebagai perusahaan. Menurut Riyanto (2001) saham adalah tanda bukti
pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT.
Dalam pasar modal yang efisien semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasar.
Harga pasar saham adalah harga yang ditentukan oleh investor melalui pertemuan permintaan
dan penawaran. Pertemuan ini dapat terjadi karena para investor sepakat terhadap harga suatu
saham. Harga saham mengalami perubahan naik atau turun dari satu waktu ke waktu lain.
Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran, apabila suatu
saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga cenderung naik. Sebaliknya jika terjadi
kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.
Nilai dari suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi atas 3 jenis yaitu (Ang, 1997):
1. Par Value (Nilai Nominal)
Par value disebut juga stated value atau face value, yang bahasa indonesianya
disebut nilai nominal atau nilai pari. Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang
tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi.
2. Base Price (Harga Dasar)
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham.
Harga dasar suatu saham dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham.
Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar akan
berubah sesuai dengan aksi emiten.
3. Market Price (Harga Pasar)
Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar
merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar
bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya (closing
price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.
2.1.2 Manfaat dan Risiko Kepemilikan Saham
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham (Darmaji dan Fakhruddin, 2006):
1. Dividend
Dividen (dividend) adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang
dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividend), artinya kepada
setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah
tertentu untuk setiap saham. Atau dapat pula berupa dividen saham (stock
dividend) yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah
saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian
dividen saham tersebut.
2. Capital gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
2.1.3 Informasi dalam Keputusan Investasi
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi
pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa
lalu, saat ini, maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan suatu perusahaan
dan bagaimana pasar efeknya (Anoraga dan Pakarti, 2001).
Informasi yang berkaitan erat dengan keputusan informasi di pasar modal tentunya
tidak dapat diabaikan atau dilupakan bagi siapa saja yang berkecimpung dalam investasi.
Supaya informasi, khususnya informasi yang menyangkut keuangan dan prestasi perusahaan
bermanfaat, maka harus memiliki sifat sebgai berikut (Anoraga dan Pakarti, 2001):
1. Relevan
Informasi yang relevan adalah informasi yang berhubungan dengan tindakan yang
direncanakan untuk dicapai.
2. Akurat
Sifat ini pada dasarnya berkaitan erat dengan pengukuran dan pemrosesannya.
Informasi yang bebas dari kesalahan adalah informasi yang akurat, sehingga
kualitas informasi sangat dipengaruhi oleh tingkat keakuratannya.
3. Konsistensi
Informasi diperlukan karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian berkaitan
dengan waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Kualitas informasi akan
bertambah jika informasi tersebut dapat dipertimbangkan dari waktu ke waktu
atau dengan informasi lain.
4. Obyektivitas
Obyektivitas ini berkaitan dengan pengukuran yang dapat diulang oleh pihak yang
independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
5. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu ini berkaitan dengan umur informasi. Umur informasi sangat
memengaruhi kualitas informasi.
6. Dapat Dimengerti
Sifat ini berhubungan dengan kemampuan pemakai untuk dapat menangkap pesan
yang disampaikan. Informasi akan bermanfaat apabila pemakai dapat mengerti
makna yang terkandung didalamnya.
2.2 Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua
laporan utama yakni neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud
untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan (anonymousa;
2009). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan terdiri
dari laporan neraca dan laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Laporan keuangan
memiliki empat macam laporan dasar, yaitu :
1. Neraca (balance sheet) : sebuah laporan tentang posisi keuangan perusahaan
pada suatu titik waktu tertentu.
2. Laporan Laba Rugi (income statement) : laporan yang mengikhtisarkan
pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang
biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun.
3. Laporan Laba Ditahan (statement of retained earnings) : pernyataan yang
melaporkan berapa banyak laba perusahaan yang ditahan dalam usahanya dan
tidak dibayarkan ke didividennya.
4. Laporan Arus Kas (statement of cash flow) : laporan yang melaporkan dampak
dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan oleh perusahaan pada
arus kas selama satu periode akuntansi.
2.3 Analisis Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya bersifat signifikan atau mempunyai
makna antara satu dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif
(anonymousa; 2004).
Terdapat lima alat penting analisis menurut buku Analisis Laporan Keungan oleh Subramanyam (….) yaitu :
1. Analisis laporan keuangan komparatif
2. Analisis laporan keuangan common-size
3. Analisis rasio
4. Analisis arus kas
5. Penilaian
2.3.1 Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Kegunaan analisis laopran keungan ini dapat dikemukakan sebagai berikut
(anonymousa; 2009) :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern
maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-
model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan.
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan. Dengan perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu laporan
keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
a. Dapat menilai prestasi perusahaan
b. Dapat memroyeksi laporan perusahaan
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang
dari aspek waktu tertentu:
1) Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Ekuitas)
2) Hasil Usaha Perusahaan (Hasil atau Beban)
3) Likuiditas
4) Solvabilitas
5) Aktivitas
6) Rentabilitas atau Profitabilitas
7) Indikator Pasar Modal
d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
e. Menilai komposisi struktur keuangan, arus dana
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
2.4 Economic Value Added (EVA)
Menurut Anthony & Govindarajan (2002), Economic Value Added
(EVA) merupakan jumlah uang bukan rasio yang diperoleh dengan mengurangkan beban
modal (capital charge) dari laba bersih operasi (net operating profit). Menurut Amin Widjaja
Tunggal (2001), metode Economic Value Added (EVA) di Indonesia dikenal dengan metode
Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI) merupakan suatu sistem manajemen keuangan untuk
mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan, bahwa kesejahteraan
hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost)
dan biaya modal (cost of capital). Economic Value Added (EVA) merupakan tolok ukur
kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan
dengan biaya modal (Young & O’Byrne, 2001: 831). Dari beberapa
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan konsep
yang mengukur atau menciptakan nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara
mengurangkan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dengan biaya modal yang timbul
sebagai akibat dari investasi yang dilakukan.
Keunggulan Economic Value Added (EVA) menurut Mulia (2002), yaitu :
1. Memfokuskan pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai
konsekuensi investasi.
2. Memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil yang dinyatakan dengan
ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar
bukan pada nilai buku.
3. Perhitungan Economic Value Added (EVA) digunakan secara mandiri tanpa
memerlukan data pembanding, seperti standar industri atau data perusahaan lain
sebagai konsep penilaian.
4. Digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus kepada karyawan terutama
divisi yang memberikan nilai tambah lebih.
5. Pengaplikasian yang mudah menunjukan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran
praktis, mudah dihitung, dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu
pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
Parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya proses penciptaan nilai suatu
perusahaan, yaitu (1) jika Economic Value Added (EVA) > 0, yaitu nilai Economic Value
Added (EVA) positif, yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
(2) jika Economic Value Added (EVA) = 0, yaitu nilai Economic Value Added (EVA)
menunjukkan posisi impas atau break event point, berarti tidak ada nilai tambah ekonomis,
tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya kepada para penyandang dana
atau kreditur. (3) jika Economic Value Added (EVA) < 0, yaitu nilai Economic Value Added
(EVA) negatif, yang menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
2.5 Market Value Added (MVA)
Menurut Steward (….) dalam Rahayu (2007: 32), Market Value Added (MVA) suatu
pengukur kinerja yang tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan
kekayaan bagi pemiliknya. Jadi, kekayaan atau kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang
saham) akan bertambah bila Market Value Added (MVA) bertambah. Peningkatan Market
Value Added (MVA) dapat dilakukan dengan cara meningkatkan Economic Value Added
(EVA) yang merupakan pengukuran internal kinerja operasional tahunan, dengan demikian
Economic Value Added (EVA) mempunyai hubungan yang kuat dengan Market Value Added
(MVA). Indikator yang digunakan untuk mengukur Market Value Added (MVA) menurut
Young dan O’Byrne (2001: 27), yaitu (1) jika Market Value Added (MVA) > 0, bernilai
positif, perusahaan berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh
penyandang dana. (2) jika Market Value Added (MVA) < 0, bernilai negatif, perusahaan tidak
berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana.
2.6 Harga Saham
Harga saham adalah harga yang terjadi paling akhir dalam satu hari bursa atau yang
dapat disebut dengan harga penutupan. Harga saham terbentuk dari proses permintaan dan
penawaran yang terjadi di bursa. Naik turunnya harga saham yang diperdagangkan di lantai
bursa ditentukan oleh kekuatan pasar. Jika pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham
dalam kondisi baik, maka biasanya harga saham perusahaan yang bersangkutan akan naik,
sedangkan jika perusahaan dinilai rendah oleh pasar, maka harga saham perusahaan juga
akan ikut turun bahkan bisa lebih rendah dari harga di pasar sekunder antara investor yang
satu dengan investor yang lain sangat menentukan harga saham perusahaan. Jenis-jenis harga
saham, (www.idx.co.id) yaitu:
1. Harga saham pembukaan, terjadi pada transaksi pertama penjualan saham untuk
atau pada saat hari itu.
2. Harga saham tertinggi, terjadi pada transaksi (jual-beli) saham pada saat hari itu.
3. Harga saham terendah, terjadi pada transaksi (jual-beli) saham pada saat hari itu.
4. Harga saham penutupan, terjadi pada transaksi terakhir penjualan saham untuk atau
pada saat hari itu.
5. Harga saham minat beli, harga yang diminati pembeli untuk melakukan transaksi
jual-beli saham.
6. Harga saham minat jual, harga yang diminati penjual untuk melakukan transaksi
jual-beli saham.
7. Change, selisih antara harga saham pembukaan (Previous atau Open) dengan harga
saham penutupan (Close).
Faktor-faktor yang memengaruhi harga saham menurut Bunarto (2006: 22), yaitu (1)
faktor fundamental, memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor yang dapat
memengaruhinya, meliputi kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional
perusahaan, prospek bisnis perusahaan di masa dating, prospek pemasaran dari bisnis yang
dilakukan, perkembangan teknologi yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan, dan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. (2) faktor teknis, menggambarkan
pasaran suatu efek baik secara individu maupun secara kelompok dalam menilai harga
saham, seperti perkembangan kurs, keadaan pasar modal, volume dan frekuensi transaksi
suku bunga, serta kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham perusahaan.
2.7 Penelitian Terdahulu
Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan
dalam penelitian antara lain sebagai berikut:
Penelitian dilakukan oleh Inan Rinanti yang berjudul Pengaruh Net Progit Margin (NPM) ,
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada
Perusahaan yang Tercantum Dalam Indeks LQ45. Variabel dependen yang digunaka adalah
harga saham sedangkan variabel independenya adalah pengaruh Net Progit Margin (NPM) ,
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Metode yang digunakan adalah uji
statistik regresi linier berganda. Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh yang signifikan
pada semua variabel bebas yang diteliti (NPM, ROA, ROE) sedangkan pada uji regresi secara
parsial atau masing-masing, hanya variabel Return On Assets (ROA) yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap harga saham, maka dapat dikatakan bahwa ROA memiliki kontribusi
dominan terhadap harga saham.
Adapun penelitian oleh Rosy (….) yang berjudul Analisi Pengaruh antara Economi
Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Sektor LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2008. Metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method, dari empat puluh lima
perusahaan yang ada, hanya diambil lima belas perusahaan berturut-turut berada disekitar
index LQ45 yang memiliki laporan keuangan dan harga saham secara lengkap periode 2007-
2008. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa secara parsial tidak terdapa
perngaruh antara Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham, sedangkan Market
Value Added (MVA) dengan harga saham terdapat pengaruh secara parsial. Uji korelasi
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA) dengan harga saham karena tingkat keeratan korelasi yang lemah.
2.8 Hipotesis
Dengan mengacu pada rumusan masalah, landasan teori dan beberapa peneltian terdahulu
maka hipotesis yang diajukan adalah:
H0 = Tidak terdapat pengaruh antara Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
(MVA) terhadap harga saham.
H1 = Terdapat pengaruh antara Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
(MVA) terhadap harga saham.
- METODOLOGI PENELTIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitan ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Cresswell (2003), penelitian
kuantitatif adalah metoda-metoda untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antarvariabel. Variabel yang diukur menggunakan instrumen-instrumen penelitian,
sehingga data yang terdiri dari angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat (nilai dari orang, objek atau kegiatan)
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari ada ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 1999). Dalam penelitian ini digunakan dua (2) variabel, yaitu
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel Independen adalah variabel yang berfungsi menerangkan atau mempengaruhi
variabel lainnya. Dalam penelitian ini ada dua (dua) variabel indipenden yang
digunakan, yaitu Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel dependen adalah variabel yang diterangkan atau mendapat pengaruh dari
variabel lainnya. Dalam Penelitian ini, Penulis menggunakan variabel dependen berupa
harga saham.
3.3 Defenisi Operasioanal
Definisi operasioanal merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur.
Untuk mempermudah dalam penganalisian maka tiap variabel akan didefinisikan secara
operasional.
3.3.1 Economic Value Added (EVA)
Menurut Anthony & Govindarajan (2002), Economic Value Added (EVA) merupakan jumlah uang bukan rasio yang diperoleh dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba bersih operasi (net operating profit).
1. Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
2. Invested Capital (IC) ………….(2)
3. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang dengan Pendekatan – Weighted Average Cost of
Capital (WACC)
Keterangan :
3.3.2 Market Value Added (MVA)
Menurut Steward (….) dalam Rahayu (2007: 32), Market Value Added (MVA) suatu
pengukur kinerja yang tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan
kekayaan bagi pemiliknya. Jadi, kekayaan atau kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang
saham) akan bertambah bila Market Value Added (MVA) bertambah. Persamaan dari Market
Value Added (MVA), sebagai berikut (Young dan O’Byrne 2001: 26).
3.3.3 Harga Saham
Harga saham adalah harga yang terjadi paling akhir dalam satu hari bursa atau yang
dapat disebut dengan harga penutupan. Harga saham terbentuk dari proses permintaan dan
penawaran yang terjadi di bursa. Naik turunnya harga saham yang diperdagangkan di lantai
bursa ditentukan oleh kekuatan pasar.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekolompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999). Dalam Penelitian ini
populasi yang diambil adalah semua perusahaan manufaktur, sektor industri dasar dan kimia,
sub sektor keramik porselin dan kaca yaitu sebanyak 6 perusahaan.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan
dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono, 1999). Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan metode purposive sampling,artinya sampel dipilih dengan kriteria tertentu terlebih
dahulu. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur, sektor
industri dasar dan kimia, sub sektor keramik porselin dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Saham perusahaan yang masih aktif dibidang perdagangan yang terdaftar di BEI
yaitu perusahaan manufaktur, sektor industri dasar dan kimia, sub sektor keramik
porselin dan kaca selama tahun 2009-2013.
2. Perusahaan manufaktur, sektor industri dasar dan kimia, sub sektor keramik
porselin dan kaca yang menyajikan laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan
variabel yang akan diteliti berdasarkan sumber yang digunakan dari tahun 2009-2013
3. Tahun buku pelaporan keuangan adalah 31 Desember.
Berdasarkan kualifikasi di atas maka perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam
penelitian ini berjumlah 6 (dari 6 perusahaan manufaktur industri dasar dan kimia yan
terdaftar di BEI), seperti yang ditampilakan Tabel 3.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No | Kode Saham | Nama Emiten |
1 | AMFG | Asahimas Flat Glass Tbk |
2 | ARNA | Arwana Citra Mulia Tbk |
3 | IKAI | Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk |
4 | KIAS | Keramika Indonesia Assosiasi Tbk |
5 | MLIA | Mulia Industrindo Tbk |
6 | TOTO | Surya Toto Indonesia Tbk |
3.5 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
merupakan data penelitian yang diperoleh penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Nur Indriantoro
dan Bambang Supono (1999). Data yang dibutuhkan oleh Penulis untuk penelitian ini adalah
laporan keuangan dari masing-masing perusahaan dari tahun2009-20013 yang ada di Pojok
Bursa IDX.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metoda studi pustaka. Dalam
metoda studi pustaka Penulis berusaha memahami literatur-literatur yang berkaitan dengan
pembahasan dengan cara melakukan klasifikasi dan pengkategorian bahan-bahan tertulis
yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Data dikumpulkan juga melalui jurnal,
penelitian terdahulu, literature pustaka yang berkaitan dan materi-materi yang bisa
didapatkan melalui internet.
3.7 Metode Analisis
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standard deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis
dan skewness (Ghozali, 2009).
3.7.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
uji statistik (Ghozali, 2009).
Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak adalah dengan analisis Grafik,
yaitu dengan melihat normal probability plot yang dibandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plot data
akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009).
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam regresi ada beberapa cara,
yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila tidak
terdapat variabel bebas yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari
10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolonieritas antara variabel bebas dalam regresi.
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamat lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Dasar paling mudah untuk melihat adanya Heteroskedastisitas adalah melalui scatter
plot. Jika scatter plot hasil uji tidak berbentuk pola dan menyebar maka tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Jika scatter plot hasil uji membentuk pola tertentu maka model regresi
terjangkit Heteroskedastisitas. Dasar lain untuk melihatnya adalah dengan Glejser Test. Uji
ini cukup melihat nilai signifikansi pada tabel hasil uji. Jika diatas 0,05 atau 5% maka tidak
terjangkit Heteroskedastisitas.
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1
(sebelumnya) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji
Durbin-Waton (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah (Ghozali, 2009):
Tabel 3.2 Uji Durbin-Watson
Hipotesis Nol | Keputusan | Jika |
Tidak ada autokorelasi positif | Tolak | 0 < d < dL |
Tidak ada autokorelasi positif | No decision | dL ≤ d ≤ dU |
Tidak ada autokorelasi negatif | Tolak | 4 – dL < d < 4 |
Tidak ada autokorelasi negatif | No decision | 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL |
Tidak ada autokorelasi positif dan negatif | Tidak ditolak | dU < d < 4 – dU |
3.8 Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini, Penulis menggunakan uji regresi berganda untuk menguji hipotesis.
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh atau hubungan variabel
independen dengan variabel independen dengan variabel dependen. Model persamaan
analisis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= a+bX1+cX2+
Keterangan:
X1= Economic Value Added (EVA)
X2= Market Value Added (MVA)
e = error
DAFTAR PUSTAKA
Bringham, Eugene F., Housten. (2009). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 10. Jakarta :
Salemba Empat
Wild, John J., Subramanyam., Halsey. (2005). Analisis Laporan Keuangan Edisi 8. Jakarta :
Salemba Empat
Brealey, Richard A., Myers.,Marcus. (2008).Dasar-dasar Manajemen Edisi kelima.
Jakarta:Erlangga
Ina Rinanti,. 2009. Pengaruh Net Profit Argin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on
Equity terhadap Harga Saham pada Perusahaan Tercantum dalam Index LQ45. Jurnal
Akuntansi Universitas Gunadarma. Depok
Dwiatma Patriawan. 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity,
dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Wholesale
and Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2008.
Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang
Anonymousb.2010.
http://repository.maranatha.edu/27/1/Analisis%20Laporan%20Keuangan%20untuk%20
Menilai%20Kinerja%20Keuangan%20pad.pdf. Diakses tanggal 13 Desember 2013.
Anonymousa . 2010. http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/39/jbptunpaspp-gdl-naisgayatr-
1920-2-babii.pdf. Diakses tanggal 13 Desember 2013.
Santoso, Singgih (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta-Elex Media
Komputindo
LAMPIRAN
DAFTAR PERUSHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR, SEKTOR INDUSTRI
DASAR DAN KIMIA, SUB SEKTOR KERAMIK PORSELIN DAN KACA TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) :
NO | KODE SAHAM | NAMA EMITEN |
1 | AMFG | Ashimas Flat Glass Tbk |
2 | ARNA | Arwana Citra Mulia Tbk |
3 | IKAI | Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk |
4 | KIAS | Keramika Indonesia Assosiasi Tbk |
5 | MLIA | Mulia Industrindo Tbk |
6 | TOTO | Surya Toto Indonesia Tbk |