ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI XL KE AXIS

FELIANI ANGGRAENI & DANIEL SUGAMA STEPHANUS

MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG – KABUPATEN MALANG

2014

ABSTRAK

Persaingan antar perusahaan merupakan hal biasa di dalam dunia bisnis. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi atau cara agar dapat selalu mempertahankan eksistensi atau bahkan mengembangkan perusahaan tersebut. Akuisisi merupakan salah satu bentuk penggabungan dimana perusahaan pengakuisisi mengambil alih kendali dan kepemilikan atas perusahaan yang diakuisisi. Pengambilalihan ini berupa kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset. Akuisisi dilakukan dalam upaya akan mendukung untuk menciptakan industri telekomunikasi yang sehat dan akan menciptakan multiple effect yang luar biasa bagi perekonomian nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah akuisisi XL ke AXIS.

Kata-kata kunci: akuisisi, trading volume activity

  1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, bisnis telekomunikasi yang ada di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sampai saat ini tercatat sekitar delapan perusahaan telekomunikasi yang ada di Indonesia. Perusahaan ini terdiri dari Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan swasta, dalam negeri maupun asing. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan bisnis telekomunikasi yang terjadi saat ini cukup ketat sehingga perlu adanya strategi-strategi khusus dalam mengelola sistem kinerja perusahaan agar lebih efisien dan memiliki sistem kontrol yang lebih baik.

Dengan semakin berkembangnya persaingan di dalam bisnis telekomunikasi, teknologi informasi diharapkan dapat hadir untuk membantu para pelaku bisnis mengembangkan bisnisnya dalam rangka peningkatan kriteria perusahaan.

PT. XL Axiata, Tbk (XL) merupakan salah satu perusahaan yang meramaikan persaingan bisnis telekomunikasi di Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, XL selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996. dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia

Pada tanggal 26 September 2013, XL Axiata telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi Axis Telekom Indonesia melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement -CSPA) dengan Saudi Telecom Company (STC) dan Teleglobal Investment B.V. (Teleglobal), yang merupakan anak perusahaan STC. Upaya XL dalam melakukan akuisisi dan merger dengan Axis ini akan mendukung untuk menciptakan industri telekomunikasi yang sehat dan akan menciptakan multiple effect yang luar biasa bagi perekonomian nasional,” kata Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Hasnul Suhaimi. (http://tekno.kompas.com, diakses pada tanggal 17 desember 2014).

Dalam transaksi ini, XL akan membayar nilai nominal saham yang disepakati dan akan membayar sebagian dari hutang dan kewajiban AXIS. Transaksi ini akan mengatasi permasalahan yang dihadapi XL saat ini dan memberikan kapasitas tambahan bagi XL yang akan bermanfaat bagi  para  stakeholders.

Manfaat akusisi AXIS oleh XL ini adalah sebagai berikut: (1) Lebih dari 65 juta pelanggan akan diuntungkan melalui kualitas layanan yang lebih prima dan cakupan jaringan yang lebih luas. (2) Transaksi ini akan mendukung pengembangan industri telekomunikasi Indonesia sekaligus menjadi referensi untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pertumbuhan dan belanja modal yang efisien. (3) Mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Rencana Broadband Nasional. (4) Memperkuat posisi XL sebagai salah satu operator terdepan di industri.

Dari yang telah diungkapkan di atas, penulis ingin mengetahui besar saham akuisisi sebelum dan sesudah XL menjadi Axis Telekom Indonesia menggunakan Trading Volume Activity. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis TVA (Trading Volume Activity) sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis Telekom Indonesia”.

1.2  Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, terdapat rumusan masalah yang diutarakan, yaitu:

Bagaimana rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis?

Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

Mengetahui bagaimana rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis.

Mengetahui apa saja perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah akuisisi XL ke Axis.

1.4  Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

  1. Bagi Mahasiswa/i

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan maupun referensi.

  • Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembelajaran yang lebih baik kedepannya.

  • LANDASAN TEORI

2.1 Saham

“Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan” (Hartono, 2008: 25). Berdasarkan pendapat Rusdin (2005:72) saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dimana pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan serta berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan menurut Hartono (2008: 112) pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.  Saham biasa dikenal sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, atau cukup disebut ekuitas, menunjukkan bagian kepemilikan  di sebuah perusahaan. Masing-masing lembar saham biasa mewakili satu suara tentang segala hal dalam pengurusan perusahaan dan menggunakan suara tersebut dalam rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan (Bodie, Kane, Marcus, 2006: 59).

Menurut Hartono (2008: 112-113). pemegang saham biasa memiliki beberapa hak, yaitu:

Hak Kontrol

Hak pemegang saham untuk memilih pimpinan perusahaan. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi atau pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Bagian dari keuntungan perusahaan ini berupa deviden dan semua pemegang saham biasa memiliki hak yang sama.

Hak Preemptive

Hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.  Hak Preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tanbahan saham yang baru, sehingga persentase pemilikannya tidak berubah. Hal ini bertujuan untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama

dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.

Menurut Arifin (2001:115-116) yang dikutip dari Sri Artatik (2007), pergerakan saham dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Nilai fundamental merupakan nilai intrinsik dari suatu saham yang dianalisis dengan menggunakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, contohnya laba, dividen yang dibagi, penjualan dan sebaginya (Jogiyanto, 1998:70). Sedangkan menurut Arifin (2001:116), faktor fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya (Ang, 1997: 187). Earning per share dan Price Earning Ratio merupakan data rasio dari laporan keuangan perusahaan dan merupakan faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan harga saham (Arifin, 2001:116). Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten yang tercermin dalam kinerja keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Demikian sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang akan ditanggung oleh investor. Saham-saham yang bagus atau saham blue chip tentu memiliki resiko yang lebih kecil jika dibanding dengan jenis saham lainnya. Ini karena faktor fundamental perusahaan penerbitnya bagus. Baik kondisi keuangannya, strategi bisnisnya, produknya, maupun manajemennya.

Hukum permintaan dan penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran digunakan investor untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan dalam melakukan transaksi jual beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga akan terlalu mahal.

Tingkat suku bunga

Investor harus memperhatikan faktor suku bunga untuk mengetahui harapan hasil dari setiap investasi yang dilakukannya. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana invertasi akan mengalami perubahan, ada yang cenderung naik dan ada pula yang cenderung turun. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibanding dengan investasi dalam bentuk saham. Karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.

Valuta asing

Dolar Amerika (US Dollar) merupakan mata uang kuat yang mempengaruhi nilai dari mata uang negara-negara lain. Sebagai contoh ketika suku bunga dolar Amerika naik, investor asing mengharapakn hal yang sama. Mereka akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan turun.

Dana asing di Bursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena dengan semakin besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamananya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

Indeks harga saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar bursa.

News dan Rumors

Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Begitu banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan difokuskan pada factor fundamental emiten sebagai pertimbangan utama dalam menanamkan saham.

2.2 Pasar Modal

Pasar modal memunyai peranan penting dalam perekonomian terutama  dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dan jangka panjang dengan menjual saham atau surat-surat berharga atau mengeluarkan obligasi. Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal dengan nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan. Pasar modal berfungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.

Menurut Tandelilin (2007:13), pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, yang memiliki peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar.

Menurut Kasmir(2001 : 183-189), para pelaku yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama adalah sebagai berikut:

Emiten

Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa disebut emiten. Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :

Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.

Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.

Investor

Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi disebut investor. Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:

Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.

Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.

Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

Lembaga Penunjang

Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut:

Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.

Perantara perdagangan efek (broker/pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi:

Memberikan informasi tentang emiten.

Melakukan penjualan efek kepada investor

Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai:

Pedagang dalam jual beli efek.

Sebagai perantara dalam jual beli efek.

Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.

Wali amanat (trustee).

Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi:

Menilai kekayaan emiten.

Menganalisis kemampuan emiten.

Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten.

Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten.

Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi.

Bertindak sebagai agen pembayaran.

Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain:

Sebagai pedagang efek.

Penjamin emisi.

Perantara perdagangan efek.

Pengelola dana.

Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.

Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya. Tugasnya adalah sebagai berikut:

Membantu emiten dalam rangka emisi.

Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor.

Membantu menyusun daftar pemegang saham.

Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham.

Membuat laporan-laporan yang diperlukan.

2.3 Teori Kombinasi Bisnis

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010 lampiran A, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai ”penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau ”penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam pernyataan ini. Dengan demikian, kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto perusahaan, mengambil alih hutang, membeli sebagian aset neto perusahaan lain dan bersama-sama membentuk satu atau lebih bisnis lainnya, atau membeli saham perusahaan di atas 50%.

Penggabungan usaha dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui konglomerasi.

Integrasi horizontal ð penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-business atau pasar yang sama.

Integrasi vertikal ð penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.

Konglomerasi ð penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan/atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.

2.4 Teori Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan banyaknya lembarsaham yang diperdagangkan dalam satu hari perdagangan. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat dikatakan bahwa TVA merupakan suatu variasi dari  event study. Pendekatan  trading volume activity  ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien bentuk lemah (weak form efficiency) karena pada pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah,perubahan harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti (Sunur, 2006).

Menurut Ambar dan Bambang (1998), volume perdagangan saham adalah aktivitas perdagangan saham yang terjadi pada waktutertentu yang diperoleh dengan membandingkan atau membagi antara saham yang diperdagangkan dengan saham yang beredar di bursa efek.

Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Aktivitas volume perdagangan ini digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai pengumuman tersebut informatif. Sehingga dapat dikatakan informasi tersebut dapat memengaruhi suatu investasi.

Perhitungan aktivitas volume perdagangan dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar perusahaan tersebut dalam kurun waktu yang sama.

Menurut Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000), volume perdagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan menurunnya tingkat bid-ask spread. Volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread (Magdalena, 2004).

2.5 Devidend Signaling Theory

Asimetri informasi memberi kesan bahwa manajer mempunyai informasi melebihi investor luar. Jika manajer mempunyai informasi yang tidak dipunyai oleh investor,  maka manajer dapat menggunakan perubahan dalam dividen sebagai cara untuk menunjukkan sinyal informasi dan kemudian menurunkan asimetri informasi. Kemudian investor akan menggunakan pengumuman dividen sebagai informasi untuk menilai harga saham perusahaan. Winarno  (2010) menyatakan bahwa  dividend signaling theory  banyak menjadi referensi bagi penelitian pasar modal khususnya yang terkait dengan kandungan informasi dividen. Menurut teori ini seorang manajer yang mempunyai informasi mendalam  akan menggunakan kebijakan dividen sebagai referensi kualitas  earnings  kepada investor. Pengumuman dividen  dianggap memiliki kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman dividen yang tercermin pada adanya perubahan harga dan atau volume perdagangan sekuritas dari perusahaan yang bersangkutan. Reaksi yang terkait dengan perubahan harga dapat diukur melalui  return  maupun  abnormal return  jika pengumuman dianggap memiliki kandungan informasi.

Menurut teori sinyal terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor. Manajer mengetahui prospek perusahaan di masa depan, sedangkan investor tidak (Gelb, 1999). Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar, maka pada umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu  sinyal yang tercermin dari perubahan harga saham (Schweitser, 1989).

  • METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada makalah ini adalah even study. Suatu peristiwa (even study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Even study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan (Jogiyanto, 2009)

3.2 Penentuan Sampel

Pada penelitian ini  menggunakan saham XL untuk mengetahui perbedaan

sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis. Periode pengamatan yang digunakan adalah 14 hari sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis.

3.3 Data Penelitian

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena tidak memungkinkan untuk memperoleh data tersebut secara langsung. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang dipubikasikan dalam bentuk yang sudah jadi (J.Supranto, 1992). Data ini berasal dari sumber www.yahoo.finance.com. Data ini adalah data historis volume perdagangan secara harian. Data yang digunakan adalah volume perdagangan saham 14 hari sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut:

Trading volume activity (TVA)

Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangakan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya digunakan uji beda dua rata-rata antara sebelum dan sesudah pemecahan saham

Adapun rumus yang digunakan yaitu (Suad Husnan,2001):

            TVA =

Tanggal pengumuman akuisi XL ke Axis

Merupakan tanggal terjadinya akuisi XL ke Axis. Tanggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Juni 2014.

3.5 Analisis Data

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda dua rata-rata (t-test). Pengujian dengan cara ini menggunakan metodologi studi peristiwa (event study).

Untuk menganalisis dampak peris-tiwa akuisisi terhadap beberapa indikator yang biasa di-gunakan untuk melihat reaksi pasar yang tercermin dari n aktivitas volume perdagangan saham diperlukan suatu pengujian hipotesis. Tujuan pengujian hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas volume perdagangan saham sebelum, saat dan sesudah pengumuman. Pengujian beda nyata TVA dapat dilakukan menggunakan uji t berpasangan jika data berdistribusi normal dan menggunakan uji pengkat bertanda Wilcoxon jika data tidak berdistribusi normal.

Dalam hal ini, pengujian normalitas data, uji beda nyata TVA menggunakan software SPSS 20. Sedangkan pengujian volatilitas menggunakan Microsoft Excel 2017.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan sesudah akuisisi XL ke Axis

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan Sesudah akuisi XL ke Axis.

Pengujian beda 2 sampel berpasangan dapat dilakukan menggunakan uji t berpasangan. Pengujian ini bisa dilakukan jika data yang dimiliki terdistribusi secara normal. Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal. Jika sig. yang dihasilkan lebih dari 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan dapat dilakukan uji t berpasangan. Jika data yang digunakan tidak berdistribusi normal, tidak dapat dilakukan uji t berpasangan. Uji yang dapat digunakan adalah uji tanda berpangkat Wilcoxon. Dari hasil pengujian beda 2 sampel berpasangan, jika didapatkan peluang lebih dari 5% (sig.>5%) maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA saham sebelum dengan sesudah akuisisi XL ke Axis.

3.7 Tahapan Penelitian

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mengumpulkan data volume perdagangan dan menghitung Trading Volume Activity menggunakan Microsoft Excel 2007.

Melakukan pengujian kenormalan data menggunakan uji Kolmogorov smirnov untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal menggunakan software SPSS 20.

Melakukan pengujian beda 2 sampel berpasangan (paired sample t test) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah akuisi XL ke Axis menggunakan software SPSS 20.

Melakukan pengujian Volatilitas untuk mengetahui pergerakan harga saham menggunakan Microsoft Excel.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.xl.co.id/corporate/id/investor/informasi/xl-akuisisi-axis

http://tekno.kompas.com/read/2014/03/20/1034103/xl.resmi.akuisisi.axis

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.f

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sadikin, Ali. 2011. Pengaruh Return On Asset Dan Tobin’s Q Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Aritanong, HS dkk. 2009. Analisis Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan Atas Pengumuman Merger Dan Akuisisi. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.

Author: Daniel Sugama Stephanus

Power & Speed Metal is my music... Adventure is my hobby... Social transformation is my passion...

Leave a comment