CAN WE STOP THE GLOBAL WARMING???

Felicia Christina & Daniel Sugama Stephanus

Program Pendidikan Karakter

Universitas Ma Chung Malang

2011

Artikel ini membahas mengenai  Global Warming yang sedang marak dibicarakan oleh banyak orang maupun semua orang di dunia ini. Selama ini banyak orang yang sudah mulai menggalakkan upaya-upaya untuk menghentikan global warming dan membuat dunia menjadi lebih baik. Tetapi, ada sebuah pertanyaan besar mengenai hal tersebut yang merupakan inti dari pembahasan artikel ini. Pertanyaan itu adalah apakah kita benar-benar dapat menghentikan global warming?

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut diperlukan beberapa pembahasan mengenai Global Warming itu sendiri. Dengan adanya artikel ini, penulis mengharapkan para pembaca dapat mengerti apa sebenarnya global warming tersebut. Selain itu, artikel ini juga berguna bagi para pembaca agar dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah bahkan menghentikan global warming sebelum bertambah parah.

Pendahuluan

Pada beberapa tahun terakhir ini, ada beberapa perubahan besar yang terjadi pada bumi yang merupakan tempat tinggal dari semua ciptaan Tuhan. Bila dibandingkan dengan keadaan bumi pada waktu saya masih kecil, keadaan bumi sekarang jauh berubah. Dulu bumi memiliki banyak sekali hal-hal yang indah, dan keindahan tersebut berasal dari alam. Sekarang pun, bumi juga memiliki berbagai macam keindahan, tetapi keindahan tersebut bukan berasal dari alam lagi melainkan berasal dari kemajuan teknologi. Sayangnya, alam yang dulunya menjadi pusat keindahan bumi, tidak ikut berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di bumi. Alam yang dimiliki bumi semakin lama semakin sedikit dan sebagian besar telah hancur.  Alam yang dulunya hijau nan asri, sekarang menjadi bangunan-bangunan yang selalu mengeluarkan asap beracun.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diyakini oleh manusia dapat membuat dunia menjadi lebih baik. Manusia dapat lebih mudah dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan adanya teknologi yang mutakhir. Seiring dengan berkembangnya teknologi tersebut, manusia tidak menyadari bahwa hal tersebut dapat semakin merusak lingkungan sekitar. Kerusahan lingkungan tersebut dicerminkan dengan global warming.

Global warming dapat dikatakan sebagai sebuah penyakit akut yang sedang diderita oleh Bumi akibat ulah manusia. Global warming tersebut dapat memberikan perubahan-perubahan yang cenderung buruk kepada Bumi. Perubahan yang paling mencolok adalah perubahan iklim atau cuaca. Sebagai Negara yang beriklim tropis, Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada sekitar bulan April hingga Bulan Oktober, dan bulan sisanya merupakan musim penghujan. Tetapi, pada beberapa tahun terakhir rentang waktu tersebut sepertinya tidak dapat menjadi patokan pergantian musim lagi. Pergantian musim menjadi tidak dapat diprediksi lagi. Beberapa daerah di Indonesia ada yang masih mengalami musim kemarau padahal seharusnya sudah memasuki musim penghujan. Akibatnya banyak daerah yang menderita kekeringan. Sebaliknya, ada beberapa daerah yang masih mengalami musim penghujan padahal seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Akibatnya banjir dimana-mana.

Dengan banyaknya fakta-fakta yang terjadi di Bumi ini akibat Global Warming, beberapa manusia menyadari bahwa manusia harus melakukan sesuatu untuk Bumi yang merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup. Apalagi yang menyebabkan terjadinya Global Warming adalah manusia sendiri. Akhir-akhir ini banyak sekali lembaga-lembaga atau kelompok-kelompok yang mulai menghimbau masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan. Banyak iklan-iklan atau slogan-slogan yang menghimbau masyarakat untuk “Stop Global Warming”.

Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sebagai manusia dapat menghentikan Global Warming? Apakah kita masih memiliki cukup waktu untuk menghentikan penyakit parah yang sedang menggerogoti Bumi ini? Serta upaya apa yang dapat kita lakukan untuk membantu Bumi keluar dari penyakit yang kita sebut sebagai Global Warming tersebut? Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya Global Warming tersebut, apa saja penyebab dan dampak dari Global Warming tersebut, kemudian baru dapat dicari hal-hal apa yang dapat kita lakukan untuk menghentikan Global Warming tersebut.

Pengertian Global Warming

Selama ini, telah banyak orang yang membicarakan mengenai Global Warming. Banyak pula yang mengatakan bahwa hal yang perlu kita lakukan sebagai manusia sekarang adalah “Stop Global Warming”. Tetapi sebenarnya, apa Global Warming tersebut? Sebelum, kita mengerti apa arti Global Warming, kita tidak dapat melakukan apa-apa untuk “Stop Global Warming”.

Global Warming pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energy matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Saat ini Bumi mengalami peningkatan temperature yang tergolong cepat. Temperatur rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0,18°C selama seratus tahun terakhir. Dalam artikelnya, Arianto Sam membuktikan dari hasil pengukuran yang akurat oleh stasiun meteorology dan data pengukuran satelit sejak tahun 1957, dapat ditunjukkan bahwa sepulih tahun terhangat terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990.

Meskipun perubahan suhu pada Bumi terlihat kecil, tetapi perubahan tersebut memberi dampak yang cukup besar terhadap keadaan bumi. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa “sebagian besar peningkatan temperature rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca”. Dengan mengetahui fakta tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan suhu Bumi dapat mengakibatkan dampak yang besar pada keadaan bumi.

Penyebab Global Warming

Apapun perubahan yang dialami oleh Bumi, sebagian besar merupakan hasil dari perbuatan manusia sendiri. Begitu pula dengan terjadinya Global Warmin saat ini. Ada beberapa hal yang telah dilakukan manusia dimana hal-hal tersebut merupakan penyebab dari terjadinya Global Warming. Penyebab utama terjadinya Global Warming adalah pembakaran bahan bakar yang berasal dari fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya seperti Metana, Chlor, Belerang, dan lain sebagainya. Pelepasan gas-gas tersebut akan menyebabkan munculnya suatu fenomena yang disebut efek rumah kaca (greenhouse effect).

Efek rumah kaca dapat terjadi karena pelepasan gas-gas yang berasal dari kegiatan pembakaran bahan bakar fosil membuat Bumi bersifat sebagai rumah kaca. Sebagian sinar matahari yang masuk ke Bumi dipantulkan ke angkasa dan secara alami akan diserap oleh gas-gas atmosfer yang menyelimuti Bumi. Sinar itu kemudian terperangkap di Bumi. Gas-gas rumah kaca, seperti uap air, karbondioksida, dan metana merupakan gas-gas yang menjadi perangkap sinar tersebut. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali sinar berbentuk radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagai kaca dalam rumah kaca. Semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atomsfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Sebenarnya, efek rumah kaca sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di Bumi. Apabila efek rumah kaca tidak terjadi di Bumi, mungkin Bumi akan menjadi planet yang sangat dingin dan tidak layak dihuni. Akan tetapi, bila gas-gas penyebab rumah kaca tersebut jumlahnya berlebih di atmosfer, maka suhu permukaan Bumi menjadi lebih panas dari yang seharusnya. Hal itulah yang disebut dengan Global Warming.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa gas-gas rumah kaca dihasilkan dari kegiatan pembakaran bahan bakar fosil. Kegiatan tersebut dihasilkan mulai dari kegiatan memasak sampai pembangkit listrik. Karena kegiatan tersebut sangat umum dilakukan manusia, oleh karena itu seiring dengan meningkatnya populasi manusia, konsentrasi gas rumah kaca pun akan semakin meningkat. Akibatnya, semakin banyak panas yang terperangkap di dalam Bumi. Suhu permukaan Bumi pun semakin memanas. Maka, Global Warming yang diderita oleh Bumi akan semakin parah.

Secara umum, Negara-negara industry seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Rusia, Jepang, dan Kanada merupakan Negara-negara penghasil gas rumah kaca terbesar, sehingga Negara-negara tersebut dianggap sebagai Negara-negara yang paling bertanggung jawab terhadap Global Warming. Untuk menghilangkan kesan negative tersebut, Negara-negara maju terkadang menuduh Negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Brasil yang memiliki hutan yang luas, ikut bertanggung jawab pula terhadap Global Warming karena praktek penebangan hutan. Padahal kebutuhan kayu di Negara-negara maju tersebut sebagian besar dipenuhi dari penebangan hutan-hutan di Negara berkembang.

Dampak Global Warming

Dampak Global Warming yang terjadi disetiap Negara berbeda karena iklim di setiap Negara berbeda, yaitu terdiri dari tropis dan subtropics. Di Negara subtropics memiliki empat musim. Dampak pemanasan global terutama terjadi pada perubahan suhu yang makin ekstrim saat musim panas (suhu lebih panas) dan saat musim dingin (suhu lebih dingin). Sedangkan dampak yang terjadi di daerah tropis terutama berpengaruh terhadap pergeseran musim (awal dan akhir musim hujan atau kemarau) serta meningkatnya kasus wabah penyakit. Selain itu dampak yang dirasakan oleh Negara kepulauan adalah ancaman berkurangnya panjang garis pantai akibat meningkatnya tinggi permukaan laut karena mencairnya lapisan es di kutub.

Dampak yang terjadi akibat Global Warming dapat bermacam-macam. Dampak-dampak tersebut dapat berupa dampak terhadap cuaca, tinggi permukaan laut, pertanian, hewan dan tumbuhan, serta kesehatan manusia. Dampak dari Global warming yang paling mencolok pada beberapa tahun terakhir ini adalah dampak terhadap cuaca. Para ilmuwan memprediksi bahwa selama Global Warming, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Pada pegunungan di daerah subtropics, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.

Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Badai akan menjadi lebih sering terjadi. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya, beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Badai topan yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuacca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

Dampak Global Warming berikutnya adalah dampat terhadap ketinggian permukaan laut. Perubahan tinggi rata-rata permukaan laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Global Warming juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland yang lebih memperbanyak volume air laut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para imuwan IPCC, tinggi permukaan laut telah meningkat 10 – 25 cm selama abad ke-20, serta diprediksi akan terjadi  peningkatan lebih lanjut antara 9 – 88 cm pada abad ke-21. Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Meningkatnya tinggi permukaan laut dapat menenggelamkan beberapa wilayah di Bumi. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan Negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.

Global Warming juga memberi dampak terhadap pertanian. Orang mungkin dapat beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Pada suatu daerah mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, ada pula beberapa daerah yang memiliki lahan pertanian tropis semi kering mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika kumpulan salju musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan dan penyakit yang lebih hebat.

Ironisnya sesama makhluk hidup yang ada di Bumi, hewan dan tumbuhan pun juga akan terimbas oleh Global Warming. Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam Global Warming, hewan cenderung untuk bermugrasi kea rah kutub atau ke atas pegunungan. tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

Dampak terakhir dari Global Warming adalah menyangkut kesehatan manusia. Para ilmuwan memprediksi bahwa di dunia yang hangat aka nada lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45% penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria. Persentase itu akan meningkat menjadi 60% jika temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, contohnya demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuwan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernapasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold, dan serbuk sari.

Contoh Kasus Akibat Global Warming

Pada beberapa tahun terakhir, banyak sekali bencana alam yang melanda beberapa daerah. Bencana-bencana tersebut sebagian besar merupakan dampak dari Global Warming. Sebagai contoh banyaknya badai yang terjadi di berbagai daerah. Badai memang bisa terjadi karena kehendak alam. tapi suhu air yang menghangat akibat global warming mendukung terjadinya badai yang jauh lebih kuat dan besar. Beberapa tahun belakangan ini, Negara-negara di Eropa, Amerika, dan Karibia telah mengalami begitu banyak badai dibandingkan abad sebelumnya. Bahkan badai-badai tersebut bukan Cuma badai biasa, namun masuk kategori badai mematikan, sperti badai Katrina, badai ike, badai nargis, badai rita, dan lain sebagainya.

Selain badai, bumi juga telah diserang bencana lainnya pada beberapa tahun terakhir ini. Tahun 2003, Eropa diserang gelombang panas yang menewaskan banyak orang. Tetapi, bencana ini ternyata sudah diperkirakan ratusan tahun yang lalu, tepatnya tahun 1900 oleh para ilmuwan di masa itu. Gelombang panas memang pernah terjadi beberapa kali di Bumi, namun belakangan ini makin sering terjadi. Serta diperkirakan 40 tahun lagi frekuensinya akan meningkat 100 kali lipat.

Selain Gelombang Panas, beberapa Negara terutama di Negara-negara Eropa dan Amerika, terjadi badai salju yang sangat hebat. Badai tersebut membuat aktivitas masyarakat di sana terhambat. Beberapa alat transportasi tidak dapat digunakan. termasuk kereta bawah tanah dan pesawat terbang. banyak orang yang terjebak di bandara maupun stasiun kereta bawah tanah akibat badai salju tersebut. Badai tersebut bahkan dapat merenggut beberapa nyawa manusia.

Global Warming ternyata juga dapat menenggelamkan pulau-pulau. Indonesia, Amerika Serikat, dan Bangladesh adalah beberapa Negara yang paling terancam tenggelam. Bahkan beberapa pulau di Indonesia sudah hilang tenggelam.  Ini disebabkan mencairnya permukaan gletser di kutub yang membuat volume air laut meningkat drastic. menyusutnya hutan bakau memperparah pasangnya air laut. Sekarang saja pasang air laut Pantai Kuta telah membanjiri beberapa lobi hotel disekitarnya. Pulau Jawa juga bernasib sama, sampai saat ini permukaan Teluk Jakarta telah naik 0,8 cm. Dan jika suhu Bumi terus naik, pada tahun 2050 daerah-daerah Jakarta dan Bekasi seperti Kosambi, Penjaringan, Cilincing, Muara Gembong, dan Tarumajaya akan terendam.

Dapatkah Kita Mengatasi Global Warming?

Sekarang saatnya menghadapi pertanyaan terbesar dari artikel ini. Dengan mengetahui fakta-fakta mengenai Global Warming, apakah kita dapat menghentikan Global Warming? Bila dilihat dari penyebab-penyebabnya kita dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah Global Warming agar tidak menjadi lebih parah lagi. Salah satunya adalah mengurangi karbon. Seperti yang dikatakan oleh James Hansen yang merupakan ahli iklim dunia pusat luar angkasa goddart NASA, bahwa kita sebenarnya harus mengurangi jumlah CO2 kita di atmosfer, jumlahnya telah bertambah hingga 385 ppm. Jika kita ingin menghentikan pemanasan dan pencairan es, kita harus mengurangi C)2 sedikitnya kembali ke 350 ppm, dan jika mungkin bahkan lebih rendah. Ini merupakan tugas yang berat, kita harus menghentikan emisi dari batu bara, menghentikan praktik-praktik peternakan, serta kebijakan hutan.

James Hansen (….) juga mengatakan bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbon. Tetapi hanya dengan mengganti bola lampu atau hal lainnya tidak begitu efektif jika dibandingkan dengan mengubah pola makan, karena jika kita makan dari rantai makanan yang rendah daripada memakan hewan ternak yang menghasilkan banyak gas rumah kaca serta memakai banyak energy dalam proses untuk menghasilkan daging itu, maka dengan cara itu kita dapat member kontribusi yang besar daripada tindakan lainnya. Intinya, manusia seharusnya menjadi vegetarian.

Ternyata bertahun-tahun yang lalu beberapa Negara sudah sadar akan Global Warming. Oleh karena itu, munculah Protokol Kyoto. Protokol Kyoto ditandatangani oleh 84 negara dan tetap terbuka untuk ditandatangani atau diakses sampai Maret 1999 oleh Negara-negara lain di Markas Besar PBB, New York. Protokol ini berkomitmen bagi 38 negara industry untuk memotong emisi Gas Rumah Kaca mereka antara tahun 2008 sampai 2012 menjadi 5,2% di bawah tingkat

Protokol Kyoto ditandatangani oleh 84 negara dan tetap terbuka untuk ditandatangani/diaksesi sampai Maret 1999 oleh negara-negara lain di Markas Besar PBB, New York. Protokol ini berkomitmen bagi 38 negara industri untuk memotong emisi GRK mereka antara tahun 2008 sampai 2012 menjadi 5,2% di bawah tingkat GRK mereka di tahun 1990.

Ada tiga mekanisme yang diatur di Protokol Kyoto ini yaitu berupa joint implementation, clean development mechanism, dan emission trading. Joint Implementation adalah kerja sama antar Negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Clean Development Mechanism adalah win-win solution antara Negara maju dan Negara berkembang di mana Negara maju berinvestasi di Negara berkembang dalam proyek yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan imbalan sertifikat pengurangan emisi bagi Negara maju tersebut. Emission Trading adalah perdagangan emisi antar Negara maju.

Pada tahun 2001, Amerika Serikat berkeputusan untuk menarik dukungannya terhadap Protokol Kyoto. Alasan yang dipakai Pemerintahan Bush adalah pengurangan emisi akan mengguncang perekonomian mereka. Begitu pula dengan Rusia yang juga sempat menarik dukungan mereka terhadap Protokol Kyoto. Tapi akhirnya pada November 2004 Rusia meratifikasi Protokol Kyoto. Desember 2004, Indonesia pada akhirnya meratifikasi Protokol Kyoto melalui UU no 17 tahun 2004. Pada 16 Februari 2005 Protokol Kyoto berkekuatan hukum secara internasional dan dicatat tanpa diratifikasi Amerika Serikat yang notabene merupakan contributor emisi terbesar dunia. Namun, protocol Kyoto baru dapat dipraktekkan di tahun-tahun mendatang. Meskipun begitu, Protokol Kyoto telah menjadi semacam pengingat bagi seluruh umat manusia untuk tidak bertindak sebodoh sebelumnya untuk semakin merusak Bumi.

Sebagai masyarakat biasa, kita dapat melakukan beberapa tindakan sederhana yang dapat membantu Bumi dalam proses pencegahan Global Warming yang semakin parah. Kita dapat mencegah Global Warming dengan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak yang berasal dari fosil, menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan. Kita juga dapat mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang yang terbuat dari plastic, karena hamper semua sampah plastic akan menghasilkan gas yang berbahaya ketika dibakar dan dapat mencemarkan lingkungan. Kita harus mulai hemat dalam pemakaian air dan pemakaian listrik. Selain itu, kita juga perlu mengurangi bahan-bahan yang mengandung aerosol. Dan yang terakhir adalah upaya untuk mengkampanyekan program gerakan stop Global Warming agar semua orang sadar dan lebih peduli dengan keadaan Bumi.

Penutup

Sebagai manusia yang merupakan penghuni tetap dari Bumi, seharusnya kita sadar akan perbuatan kita terhadap tempat tinggal kita. Bila kita merusak Bumi, artinya kita merusak tempat tinggal kita. Sebagai manusia, kita harus mencintai dan menjaga Bumi. Global Warming adalah bukti bahwa kita sebagai manusia belum sadar akan perbuatan kita yang merusak Bumi. Akibat dari perbuatan merusak tersebut dapat berbalik menyerang manusia itu sendiri. Faktanya, banyak bencana terjadi pada beberapa tahun terakhir ini yang merupakan akibat dari kerusakan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Misalnya, penebangan hutan secara liar. Akibatnya, terjadi banjir dan tanah longsor di mana-mana.

Sebenarnya, manusia hanya perlu diingatkan untuk sadar akan lingkungan. Beberapa tahun belakangan ini, banyak tindakan yang telah dilakukan oleh masyarakat untuk memperbaiki keadaan dunia. Dengan menggunakan teknologi yang telah maju pesat dan juga ilmu pengetahuan yang telah berkembang, manusia telah menemukan beberapa solusi untuk memperbaiki kerusakan terhadap Bumi. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan besar sudah mulai membuat produknya menjadi lebih ramah lingkungan. Selain itu, juga sudah mulai ada trend yang beredar di masyarakat untuk menggunakan tas belanja atau tas apapun yang bukan berbahan dasar plastic. Sekarang sudah tersedia di pasaran, tas yang berbahan dasar dari kertas, yang diyakini lebih ramah lingkungan.

Contoh-contoh tersebut merupakan suatu bentuk tindakan yang menandakan bahwa manusia mulai sadar akan keadaan lingkungan sekitarnya. Manusia mulai peduli dengan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, tindakan-tindakan tersebut seharusnya terus dilakukan sehinggan Bumi dapat benar-benar membaik dan kembali seperti semula. Serta, manusia harus selalu menyayangi Bumi sebagai tempat tinggalnya.

Referensi

Anonim. Tanpa Tahun. Pengertian Pemanasan Global / Global Warming, (online), (http://info.g-excess.com/id/info/Pemanasanglobal_Global_warming.info), diakses 28 April 2010.

Fahripeblog. 2009. Global Warming (definisi, sebab, akibat, dan solusi), (online), (http://fahripeblog.wordpress.com/2009/08/11/global-warming-definisi-sebab-akibat-dan-solusi/), diakses 28 April 2010.

Firmansyah. 2009. Solusi Global Warming: Dr. James Hansen Serukan Kurangi Butubara dan Daging untuk Hentikan Pemanasan Global, (online), (http://firmansyah11.wordpress.com/2009/01/07/solusi-global-warming-dr-james-hansen-serukan-kurangi-batubara-dan-daging-untuk-hentikan-pemanasan-global/), diakses 28 April 2010.

Ronni. 2009. Indonesia Bakal Tenggelam Akibat Global Warming, (online), (http://www.forumkami.com/forum/cafe/23393-indonesia-bakal-tenggelam-akibat-global-warming.html), diakses 28 April 2010.

Sam, Arianto. 2008. Pengertian Pemanasan Global, (online), (http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/pengertian-pemanasan-global.html), diakses 28 April 2010.

Widosari, Yayi Dewi Sekar. 2005. Protokol Kyoto: Solusi terhadap Pemanasan Global, (online), (http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/protokol_kyoto_solusi_terhadap_pemanasan_global/), diakses 28 April 2010.

Yoszua. 2010. 10 Bencana Besar Akibat Global Warming, (online), (http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/2010/03/21/10-bencana-besar-akibat-global-warming/comment-page-1/), diakses 28 April 2010.

Author: Daniel Sugama Stephanus

Power & Speed Metal is my music... Adventure is my hobby... Social transformation is my passion...

Leave a comment